PENDAHULUAN
peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan
bangsa Indonesia guna mendapatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal yang mana dikatakan bahwa
merupakan hak yang dimilki oleh setiap manusia yang ada didunia ini, akan tetapi
pelayanan kesehatan dan upaya yang berdampak besar terhadap penurunan tingkat
kematian.
puskesmas yang didukung oleh rujukan rumah sakit dan peran serta masyarakat.
1
2
Akan halnya peran serta masyarakat, juga mengalami kemajuan yang dilihat
dengan adanya prilaku yang semakin kondusif akan kesehatan. Keadaan ini ditandai
dengan prilaku yang berubah ke arah yang lebih rasional dalam hal perawatan
kesehatan. Namun demikian, di daerah terpencil masih dapat diamati prilaku yang
kurang menguntungkan kesehatan, yang terlihat dari belum peka dan belum aktifnya
dipengaruhi lebih banyak oleh interaksi dengan lingkungan yang tidak menunjang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga saat ini masih tercatat
penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan terjadi tiga sampai enam
kali per tahun. Pada tahun 2008, ISPA merupakan salah satu penyebab utama
berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat jalan dan rawat inap
rumah sakit.
perjalanan penyakit ISPA pada anak. Hal ini berhubungan dengan pejamu, agen
penyakit dan lingkungan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah,
responden (26,19%) memiliki upaya yang cenderung baik dan sangat sedikit
responden (2,38%) memiliki upaya yang baik dalam melakukan pencegahan ISPA.
Penularan atau penyebaran ISPA sangat mudah yaitu melalui kontak langsung atau
melalui droplet, yang lebih penting lagi penularan tidak langsung dapat terjadi
melalui tangan dan barang-barang yang baru saja terkontaminasi oleh kotoran
hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi (Kandun, 2000, p.443). Untuk
penyakit terbanyak pada kunjungan rawat jalan. Periode Januari-Juli 2019 tercatat
angka kejadian ISPA tertinggi pada usia 15-19 tahun, yaitu sebanyak 123 orang.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat topik ini untuk diberikan edukasi
1.3 Tujuan
Mengetahui gambaran pengetahuan anak mengenai ISPA di MA Muara
Lembu
1.4 Manfaat
1. Meningkatkan prilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan dengan mengutamakan pelayanan promotif, preventif tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
Istilah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi tiga unsur yakni
a. Infeksi
b. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
c. Infeksi Akut
yang dapat digolongkan dalam Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) proses
Gejala ISPA dapat berupa, pilek biasa, beringus (Rhinorrhea), kadang bersin-
bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, badan pegal (Myalgia), sekret menjadi
6
kental, demam, mual, muntah, anoreksia, dan gejala berlangsung 5-14 hari
2.3 Epidemiologi
sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.
Berdasarkan data rawat jalan dari Puskesmas Muara Lembu, usia 15-19 tahun
merupakan usia terbanyak yang mengalami ISPA, terhitung dari Januari-Juli 2019.
2.4 Etiologi
Virus Utama: Rino virus, Corona virus, Adeno virus, Entero virus, RSV,
Staphylococcus aureus.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang
2.5 Klasifikasi
klinik dengan etiologi dan perjalanan klinik yang berbeda, dan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian atas adalah infeksi akut yang
dengan organ yang terkena mulai dari epiglottis sampai alveoli paru misalnya
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab Infeksi Saluran
Influenza yang berada di udara bebas akan masuk dan menempel pada
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat: kasus yang harus dirawat di
membagi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam 2 golongan yaitu:
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga (3) tingkatan pencegahan penyakit yakni (1)
8
suatu penyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui kegiatan
promosi kesehatan dan tindakan perlindungan, (2) pencegahan tingkat kedua, yang
mencakup deteksi dini dan pengobatan yang tepat, dan (3) pencegahan tingkat ketiga
yang dilakukan yaitu mencegah jangan sampai penderita mengalami cacat atau
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan menjaga keadaan gizi agar tetap
baik, isttirahat yang cukup, imunisasi lengkap bagi balita, menjaga kebersihan
perorangan dan lingkungan, bila demam beri kompres dan banyak minum, bila
hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang
bersih, bila badan demam gunakan pakaian yang cukup tipis dan tidak terlalu ketat,
bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menyusui.
2.6.2 Pengobatan
Sefalosforin,quinolon dll.
Akut (ISPA). Ada beberapa faktor risiko tersebut adalah sebagai berikut :
Laki-laki
Gizi kurang
Polusi udara
Pernapasan Akut (ISPA) yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta faktor
perilaku.
a. Faktor lingkungan
Ventilasi rumah
Umur anak
Status gizi
Vitamin A
Status Imunisasi
c. Faktor prilaku
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada anak dalam hal ini adalah praktek
10
dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga lainnya. Bila salah satu atau beberapa
BAB III
METODE DAN PERENCANAAN INTERVENSI
intervensi yang dilakukan bagi para subjek adalah dengan mengadakan sosialisasi
A. Kriteria inklusi
B. Kriteri eksklusi
Data diambil dari kuesioner yang disebarkan oleh penulis sebelum dan
setelah penyuluhan.
12
Pengolahan data dilakukan secara manual, disusun dalam bentuk tabel, dan
Metode intervensi yang digunakan dalam mini project ini adalah penyuluhan
dengan alat bantu powerpoint dan leaflet. Sebagai evaluasi terhadap penyuluhan ini,
dilakukan pretest dan posttest. Pretest dan posttest akan diberikan dalam bentuk
Lembu.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
NO DESA TOTAL KK
2. Sarana Pendidikan
Tabel 4.4 Data Kepegawaian UPTD Kesehatan Puskesmas Muara Lembu 2018
NO JENIS TENAGA JUMLAH
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kasubbag Tata Usaha 1
3 Dokter Umum 1
4 Dokter Gigi 1
6 Bidan 22
7 Perawat 17
8 Petugas Gizi/ Nutrisionist 1
9 Tenaga Analis 2
10 Farmasi 1
10 Asisten Apoteker 2
11 Rekam Medis 0
12 Fisioterapi 0
13 Tenaga Administrasi 1
14 Cleaning Servis 1
16 Tenaga Penunjang 1
JUMLAH 52
adalah 16 tahun sebanyak 11 orang (55%). Adapun jenis kelamin terbanyak yang
mengikuti penelitian ini adalah perempuan, yaitu sebanyak 13 orang (65%).
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, 7 dari 20 orang siswa-siswi MA
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ISPA. 13 orang lainnya juga mengalami
peningkatan pengetahuan, meskipun belum mencapai target yang diinginkan.
6.2 Saran
1. Kepada peneliti
Penelitian ini sebaiknya juga dilakukan pada ruang lingkup orang tua.
Sehingga bisa diketahui perbedaan antara pengetahuan orang tua dan anak
dalam pengendalian penyakit tersebut
2. Kepada siswa
Sebaiknya siswa lebih aktif dalam mencari informasi tentang beberapa
penyakit yang sering terjadi di rentang usia mereka dan dilingkungan mereka
yang memiliki faktor risiko tinggi setiap tahunnya yang salah satunya adalah
asap.
3. Kepada sekolah
Sekolah diharapkan dapat memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga
kesehatan siswa-siswi, seperti pengadaan makanan bergizi di kantin sekolah
serta edukasi berkala terhadap siswa-siswi terutama terkait masalah ISPA.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, N.N. 2006. Pengantar epidemiologi penyakit menular. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nurhidayah. I., Fatimah. S., & Rakhmawati. W. 2008. Upaya keluarga dalam
pencegahan dan perawatan infeksi saluran pernapasan akut (ispa) di rumah pada
balita di kecamatan ciawi kabupaten tasikmalaya. Bandung: Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Kandun, N. 2000. Manual pemberantasan penyakit manular. Edisi 17. Jakarta: CV.
Infomedika.
Raharjoe, N.N., Supriyanto, B., & Setyanto, D.B. 2008. Buku ajar respirologi. Edisi
Pertama. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).