MINI PROJECT
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN IMPLEMENTASINYA
PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAWANG
Oleh :
dr. Imam Muttaqin
Pendamping :
dr. Wahyu Widiyanti
Pusat Kesehatan Masyarakat Ketawang
Malang
LEMBAR PENGESAHAN
MINI PROJECT
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN IMPLEMENTASINYA
PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAWANG
Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka
memenuhi tugas internsip di Puskesmas
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan mini project dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
PENULIS
DAFTAR IS
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Pernyataan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
A. Definisi............................................................................................................................5
B. Etiologi............................................................................................................................5
C. Gejala Tuberkulosis Paru................................................................................................6
D. Penemuan Kasus Tuberkulosis Paru...............................................................................6
E. Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien Tuberkulosis Paru................................................7
BAB III METODE.....................................................................................................................9
A. Rancangan Mini Project..................................................................................................9
B. Lokasi dan Waktu Mni Project........................................................................................9
C. Populasi Mini Project......................................................................................................9
D. Subyek Mini Project........................................................................................................9
BAB IV HASIL........................................................................................................................10
A. Profil Komunitas Umum...............................................................................................10
B. Data Geografis..............................................................................................................10
C. Data Demografik...........................................................................................................10
D. Sumber Daya Kesehatan yang Ada...............................................................................11
E. Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada.........................................................................11
F.
BAB V DISKUSI.....................................................................................................................14
A. Karakteristik Responden...............................................................................................14
B. Data Pretest dan Posttest..............................................................................................16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................v
Lampiran 1 Formulir Persetujuan Menjadi Responden............................................................vi
Lampiran 2 Kuesioner Mini Project........................................................................................vii
Lampiran 3 Leaflet Hipertensi................................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian
karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara
berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar
26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan
meningkat menjadi 29,2% (Apriany, 2012).
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi peningkatan. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21% menjadi 26,4% dan
27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan meningkat lagi menjadi 37%
pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025. Menurut data Kementrian Kesehatan
RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat
menjadi 34,1% tahun 2010. Data Dinas Kesehatan kota Semarang tahun 2009
menyebutkan prevalensi hipertensi sebesar 12,85 % dengan jumlah kasus sebanyak 2063
(Apriany, 2012)
WHO menetapkan Hipertensi sebagai faktor risiko nomor tiga penyebab kematian
didunia dan bertanggung jawab terhadap 62% timbulnya kasus stroke 49% timbulnya
serangan jantung dan tujuh juta kematian premature tiap tahunnya.
Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
Hipertensi.Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ
tubuh manusia. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta
pertahun) di samping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal. (Depkes RI,
2007).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita
Hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat
terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar
penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2007).
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap Hipertensi. Semua orang yang mengidap Hipertensi hanya satu pertiganya yang
mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat medikasi
hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
Berdasarkan hasil laporan kunjungan Puskesmas Ketawang, tercatat hipertensi
sebagai penyakit terbanyak ketiga selama tahun 2015. Apabila ditinjau berdasarkan rekam
medis pasien, sebagian besar penderita diketahui tidak rajin mengontrolkan dirinya ke
Puskesmas. Hal ini diduga karena pengaruh pengetahuan pasien yang kurang, adanya
keterbatasan biaya sehingga tidak mampu membeli obat hipertensi yang harus dikonsumsi
setiap hari dan adanya kendala biaya transportasi untuk control ke puskesmas. Mayoritas
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ketawang adalah ras Madura dan tingkat
pendidikan rendah sehingga sangat mempengaruhi pola hidup yang memicu hipertensi.
B. Pernyataan Masalah
Bagaimanakah gambaran pengetahuan penderita Hipertensi di Puskesmas
Ketawang tentang penyakit Hipertensi sebelum diberikan penjelasan mengenai penyakit
Hipertensi dan bagaimana implementasi pengetahuan pada pola hidup setelah diberikan
penjelasan tentang hipertensi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang gejala Hipertensi
serta implementasi terhadap pola hidupnya setelah pemberian informasi
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya komplikasi penyakit
Hipertensi
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rajin kontrol dan berobat apabila
menderita Hipertensi
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat tentang penyakit Hipertensi dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
2. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi Puskesmas untuk meningkatkan
CDR di Wilayah kerja puskesmas Ketawang.
3. Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai prasyarat yang harus dipenuhi dalam tugas internsip di
puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo
2003).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran) (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2002).
2. Tingkat Pengetahuan
Benjamin Bloom (1956), seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy)
pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada
manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6 kategori
yaitu:
Pengetahuan (knowledge)
Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari.
Pemahaman (comprehension)
Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
Penerapan (application)
Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke
dalam situasi yang baru.
Analisis (analysis)
Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba
memahami struktur informasi.
Sintesis (synthesis)
Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk
menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya.
Evaluasi (evaluation)
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya tidak diketahui (essensial atau hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. kelompok
lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab khusus, dikenal sebagai
hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen.
Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentiikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini
dapat disembuhkan secara potensial (Anonima , 2006).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab spesifiknya, dan digolongkan
dalam 4 kategori :
a. Hipertensi Kardiovaskuler biasanya berkaitan dengan peningkata kronik resistensi
perifer total yang disebabkan oleh ateroslerosis.
b. Hipertensi renal (ginjal) dapat terjadi akibat dua defek ginjal : oklusi parsial arteri
renalis atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
1). Lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri renalis atau kompresi
eksternal pembuluh oleh suatu tumor dapat mengurangi aliran darah ke ginjal.
Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur hormonal yang melibatkan
angiotensin II. Jalur ini meningkatkan retensi garam dan air selama
pembentukan urin, sehingga volume darah meningkat untuk mengkompensasi
penurunan aliran darah ginjal. Ingatlah bahwa angiotensin II juga merupakan
vasokontriktor kuat. Walaupun kedua efek tersebut (peningkatan volume darah
dan vasokontriksi akibat angiotensin) merupakan mekanisme kompensasi untuk
memperbaiki aliran darah ke arteri renalis yang menyempit, keduanya juga
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri keseluruhan.
2). Hipertensi renal juga terjadi jika ginjal sakit dan tidak mampu mengeleminasi
beban garam normal. Terjadi retensi garam yang menginduksi retensi air,
sehingga volume plasma bertambah dan timbul hipertensi.
c. Hipertensi endokrin terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin dan sindrom
cronn
1). Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan
epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah yang berlebihan. Peningkatan
abnormal kadar kedua hormon ini mencetuskan peningkatan curah jantung dan
vasokontriksi umum, keduanya menimbulkan hipertensi yang khas untuk
penyakit ini.
2). Sindrom conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan oleh korteks adrenal.
Hormon ini adalah bagian dari jalur hormonal yang menyebabkan retensi garam
dan air oleh ginjal. beban garam dan air yang berlebihan di dalam tubuh akibat
peningkatan kadar aldosteron menyebabkan tekanan darah meningkat.
d. Hipertensi neurogenik terjadi akibat lesi saraf
1). Masalahnya mungkin adalah kesalahan kontrol tekanan darah akibat defek di
pusat kontrol kardiovaskuler atau di baroreseptor.
2). Hipertensi neurogenik juga dapat terjadi sebagai respon kompensasi terhadap
penurunan aliran darah otak. Sebagai respon terhadap ganguan ini, muncullah
suatu refleks yang meningkatkan tekanan darah sebagai usaha untuk
mengalirkan darah kaya oksigen ke jaringan otak secara adekuat (Sherwood,
2001).
4. Gejala Penyakit Hipertensi
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan gejala sampai
bertahun-tahun. Oleh karena itulah hipertensi dikenal sebagai silent killer. Pada
pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi
dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat akan mengalami edema pupil.
Corwin, (2000), menyebutkan bahwa sebahagian besar gejala klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun (Rohaendi, 2008) : a. Nyeri kepala saat terjaga,
kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial b.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. c. Ayunan langkah yang tidak
mantap akibat susunan saraf pusat telah rusak d. Nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerolus e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler Gejala lainnya yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluarnya darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain.
5. Patosifisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimetermerkuri(mmHg). Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi
jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor
yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya
hipertensi, faktor-faktor tersebut adalah (Anonima, 2006).
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi
diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respon terhadap stress psikososial,
produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor, asupan natrium
(garam) berlebihan, tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium, meningkatnya sekresi
renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron,
defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrogen oksida (NO), dan peptide natriuretik,
abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di
ginjal, diabetes mellitus,resistensi insulin, obesitas, perubahan reseptor adrenergik yang
mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular,
dan berubahnya transpor ion dalam sel.
6. Penatalaksaan
a. Terapi Non Farmakologis
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan
perubahan gaya hidup Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien
dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan
darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi (Anonima,
2006).
Pengobatan
non-farmakologik
yang
utama
terhadap
hipertensi
adalah
1. Pembatasan Garam Dalam Makanan Pada beberapa orang dengan hipertensi ada
yang peka terhadap garam ( salt-sensitive ) dan ada yang resisten terhadap garam.
Penderita penderita yang peka terhadap garam cenderung menahan natrium,
barat badan bertambah dan menimbulkan hipertensi pada diet yang tinggi garam.
Sebaliknya, penderita yang resisten terhadap garam cenderung tidak ada
perubahan dalam berat badan atau tekanan darah pada diet garam rendah atau
tinggi. Reaksi terhadap garam ini menerangkan mengapa beberapa orang yang
mempunyai panurunan tekanan darah yang tidak sesuai pembatasan garam dalam
makanan, sedang pada orang lain tekanan darah tetap tidak berubah. Dari
penelitian diketahui bahwa diet yang mengandung 1600-2300 mg natrium/ hari,
dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 9-15 mmHg dan
tekanan diastolik sebesar 7-16 mmHg. Pembatasan garam sekitar 2000 mg
natrium/ hari dianjurkan untuk pengelolaan diet pada kebanyakan penderita
hipertensi.
3. Pembatasan Alkohol
Orang-orang yang minum 3 atau lebih minuman alkohol per hari mempunyai
tingkat tekanan darah yang tinggi. Sekarang diperkirakan bahwa hipertensi yang
berhubungan dengan alkohol mungkin merupakan salah satu penyebab sekunder
paling banyak dari hipertensi, kira-kira sebanayak 5-12% dari kasus mengurangi
minum alkohol dapat menurunkan tekanan darah ( Tagor, 1996).
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti
rasionalitas intervensi diet (Anonima , 2006):
a. Hipertensi 2 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan
berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor
dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe
2.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium.
b. Terapi Farmakologis
Terapi
farmakologi
terdapat
golongan
yaitu
Diuretik
(Furosemide,
Efek samping
Thiazide/diuretic menyerupai -
Alfa blocker
Inkontinensia
(misalnya cardura)
Beta-blocker
Latargi (lesu)
(misalnya cardicor)
Inhibitor ACE
(misalnya capoten)
tiba)
Blocker kenal kalsium
Ruam
Edema perifer (akumulasi cairan dan
pembengkakan di mata kaki)
ticdiem
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi bertujuan
menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari penyebab
hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium,
natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Arif
Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda,
kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah
dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit
dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter
dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat
dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal
jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan
(merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi
antihipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan ).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi
untuk mengetahui adanya retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising
carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata.Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada
kegagalan jantung.Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak
mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai penyaring
racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita
yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang
mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan
darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan
penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran
kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang
intertisium diseluruh susunan saraf pusat. (Corwin, 2000).
Menurut Notoatmodjo (2007:143) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia.Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior).Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
a.
b.
c.
Evaluation
(menimbang-nimbang
baik
dan
tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
d.
e.
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. (Roger, 1974).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi
bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab Hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah,
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan
EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis Hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda,
kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan
darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5
menit dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan)
tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat Hipertensi dan lama menderitanya,
riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner,
gagal jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam
keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab Hipertensi, perubahan
aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan
efek samping terapi antiHipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial
lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan
funduskopi untuk mengetahui adanya retio Hipertensif, pemeriksaan leher untuk
mencari bising carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk,
2001).
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata.Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir
pada kegagalan jantung.Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki,
kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat Hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai
penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan
tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu
dengan biaya yang mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari
sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan
atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran
kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada Hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang
intertisium diseluruh susunan saraf pusat. (Corwin, 2000)
BAB III
METODE
A. Rancangan Mini Project
Kuesioner dibagikan pada penderita Hipertensi di Puskesmas Ketawang yang
telah bersedia menjadi responden dalam mini project. Penderita diperiksa tekanan
darahnya kemudian diminta untuk mengisi kuesioner. Setelah itu, penderita diberikan
leaflet dan penjelasan tentang hipertensi dan bagaimana pola hidup yang sehat untuk
mendukung pengobatan hipertensi agar tekanan darah terkontrol. Kemudian penderita
diikuti selama dua minggu untuk diamati perubahan pola hidupnya yang terlihat dari
datangnya penderita untuk kontrol rutin ke balai pengobatan dan tekanan darah
penderita. Implementasi pengetahuan responden diketahui melalui riwayat control
yang tercatat pada rekam medis responden sebelum dan setelah diberikan penjelasan
tentang hipertensi.
B. Lokasi dan Waktu Mni Project
Mini project ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di Puskesmas Ketawang.
C. Populasi Mini Project
Populasi mini project adalah masyarakat yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Ketawang.
D. Subyek Mini Project
Subjek mini project diambil dari masyarakat yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Ketawang diambil secara acak yang datang untuk berobat yang merupakan
pasien lama. Subyek penelitian sebanyak 20 orang dengan hipertensi tanpa penyakit
penyerta.
BAB IV
HASIL
A. Profil Komunitas Umum
Puskesmas Ketawang merupakan puskesmas rawat inap dengan kapasitas 14
tempat tidur. Puskesmas Ketawang berada di wilayah administratif Kecamatan
Gondanglegi, tepatnya terletak di desa Ketawang dengan jarak tempuh 5 km dari ibu
kota kecamatan Gondanglegi, sedangkan dari ibu kota Kabupaten Malang dengan
jarak tempuh + 11 km dengan waktu lebih kurang 20 menit dengan kendaraan
bermotor.
B. Data Geografis
Luas wilayah kerja Puskesmas Ketawang
Desa
Jml.Pendud
Jml.KK
Jml.Posyd
1.
Putat Lor
6088
1620
Urek Urek
6499
1689
Ketawang
4541
1157
Putukrejo
3857
1039
Sumberjaya
2439
706
Bulupitu
3808
1141
Ganjaran
8589
2030
10
uk
: Laki laki
Perempuan
= 17.515 jiwa
= 18.306 jiwa
= 35.821 jiwa
Jumlah bayi ( 0 12 bl )
= 569
= 2.867 jiwa
= 1.193 jiwa
Jumlah Bumil
= 640 IH
= 611 bulin
Jumlah Buteki
= 2855
= 3980
= 13.094
bayi
Jumlah PUS
= 6.770.
Sebelah Utara
Sebelas Timur
Sebelah Barat
: 1 buah
Puskesmas Pembantu
: 1.buah
Polindes
Posyandu
: 45 buah Posyandu
Ponkesdes
Pengobatan Tradisional
Uraian
Dr.Umum
Jumlah
1 orang
2.
Dokter gigi
3.
Bidan
: di Puskesmas Induk
2
14 org
Bidan desa
Bidan Pustu
4.
Perawat di Pusk.Induk
5.
Perawat Ponkesdes
6.
Perawat Gigi
7.
Petugas Promkes
8.
Petugas gizi
Tenaga administrasi
9.
Sopir
Pesuruh
Jumlah
F. Jenis pelayanan di Puskesmas Ketawang
3.1.
1
41
Keterangan
Dokter fungsional
Kapus
dan
fungsional
Bidan Magang: 7
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
JENIS PENYAKIT
JUML
<1
1-4
5-14
15-44
45 - 64
>70
AH
460
896
1226
1471
924
95
5072
280
1138
243
1661
228
759
530
48
1565
121
490
412
1063
275
678
104
1057
ISPA
HT
GASTRITIS
DIARE
73
218
215
267
134
916
PENYAKIT LAIN
PADA
SAL.PERBAFASAN
BAG.ATAS
73
89
116
129
73
487
SCABIES
37
162
159
69
432
ATOPIC DERMATITIS
10
66
92
143
81
18
410
10
CONJUCTIVITIS
11
28
77
163
84
369
11
ASMA
47
110
113
283
12
MIGRAIN
38
137
80
264
13
TYPUS PERUT
PENYAKIT KONTAK
ALERGI
14
15
37
22
87
103
26
242
22
37
39
22
128
11
33
54
100
2457
4558
4418
560
14049
HIPOTENSI
JUMLAH
636
1420
BAB V
DISKUSI
Karakteristik Responden
Tabel 5.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN RESPONDEN
Laki laki
Perempuan
JUMLAH
JUMLAH
10
10
20
PERSEN (%)
50%
50%
100
Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 20 responden didapatka 10 responden (50%)
yang berjenis kelamin perempuan sedangkan 10 responden (50%) berjenis kelamin laki laki.
Tabel 5.2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
USIA
(TAHUN)
0 10
11 20
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
JUMLAH
RESPONDEN
JUMLAH
PERSEN ( % )
0
0
0
0
0
0
0
0
2
10
6
30
9
45
3
15
20
100
Dari tabel diatas, diketahui bahwa responden terbanyak pada urutan pertama pada
rentang usia 61-70 tahun dengan persentase 45%, urutan kedua pada rentang umur 51-60
tahun dengan persentase 30%, urutan ketiga 71-80 tahun sebanyak 15 % dan terakhir pada
rentang usia 41-50 tahun dengan persentase 10%.
NILAI
PRETEST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Rata-Rata
9
8
15
6
12
15
18
19
10
10
8
16
19
20
6
8
7
7
10
8
231
11,55
I
1
1
1
1
2
1
1
1
2
-
B
II
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
2
1
I
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
Tekanan
Tekanan
Darah Awal
(mmHg)
Darah Akhir
180/100
170/100
150/100
190/110
190/100
180/100
120/8 0
170/100
180/110
180/110
190/110
160/100
150/90
130/90
170/90
180/100
190/110
190/110
150/90
160/90
130/90
130/90
120/80
140/90
130/80
120/80
120/80
130/90
130/80
130/80
120/70
120/70
120/80
120/80
140/90
150/90
130/90
130/90
120/80
120/70
II
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
(mmHg)
Catatan:
Angka kunjungan responden didapatkan berdasarkan riwayat control
responden yang tercatat pada rekam medis responden. Pada tabel diatas, A
menunjukkan dua minggu sebelum dilakukan intervensi (penjelasan tentang
hipertensi) dan B menunjukkan dua minggu setelah intervensi.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata responden
menjawab benar 50% soal pada kuesioner. Hal ini menandakan tingkat pengetahuan
responden tentang hipertensi masih kurang.
Apabila ditinjau lebih lanjut, berdasarkan data yang ditampilkan pada diagram
A menunjukkan bahwa responden yang melakukan kontrol rutin hanya 2 orang. Untuk
dapat dikatakan rutin maka responden harus melakukan kunjungan 2x dalam satu
minggu karena obat yang diberikan oleh puskesmas hanya untuk tiga hari. Pada
diagram B dapat diketahui peningkatan yang cukup terlihat yaitu 12 orang yang
melakukan kontrol rutin.
Tabel TD 20 orang .. Tabel 5.4
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 5.4 maka dapat diketahui
bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada seluruh responden terutama pada
responden yang telah melakukan kontrol rutin.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari mini project ini adalah :
1. Tingkat pengetahuan responden mengenai Hipertensi masih sangat minimal.
2. Setelah pemberian materi terdapat peningkatan penilaian tingkat pengetahuan pada
masing-masing responden dengan indeks gain yang dicapai antara sedang-tinggi.
3. Setelah penjelasan materi, tingkat kesadaran responden terhadap keberhasilan terapi
hipertensi semakin meningkat.
B. Saran
Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Hipertensi masih sangat minimal
sehingga perlu dilakukan peningkatan upaya promosi kesehatan serta peninjauan langsung
ke masyarakat. Upaya promosi kesehatan diharapkan memiliki sasaran usia produktif
sehingga berperan optimal dalam pencegahan hipertensi pada saat usia lanjut karena
faktor degeneratif. Promosi kesehatan dapat dilakukan tidak hanya dalam forum resmi
oleh petugas kesehatan karena keberhasilannya bergantung pada kehadiran peserta.
Apabila petugas kesehatan dapat mengoptimalkan peran masyarakat yaitu dengan
melakukan pembelajaran pada masyarakat sehingga pada saat acara-acara non formal
yang melibatkan masyarakat maka dapat diselingi dengan pemberian informasi tentang
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta : Bhauana
Ilmu Populer.
Data Puskesmas Ketawang 2015
Gunawan Lany. 2000.Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus
http/www depkes. Go.id/index diakses 15 Juni 2015
Kumar et al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC.
Macnair, Trisha. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993.Ilmu Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan edisi pertama. Yogjakarta : Andi Offset
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sarwono Warpadzi, Soeparman,dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam jilid VI. Jakarta : Balai
Penerbitan FKUI.
Suddarth & Brunner. 2002. Keterampilan Medikal Bedah vol. 2. Jakarta : EGC
Wilson, Lorraine McCarty. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Umur
Alamat
SIP
Judul
Menyatakan tidak keberatan dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh tersebut diatas, saya bersedia berperan dalam penelitian ini dan
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden peneliti.
Peneliti
Responden
A. Identitas
a. Tanggal pengisian kuesioner
b. Nama
c. Umur
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Alamat
:
:
:
:
:
:
g. Riwayat Hipertensi
: Diri Sendiri
Orang tua
Tidak Ada
h. Mendapat Informasi Tantang Hipertensi : Keluarga
Pelayanan Kesehatan
Media Massa TV
Lain lain
Tidak pernah
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan dan tanyakan kepada peneliti apabila ada
yang kurang dimengerti.
2. Isilah pertanyaan dengan mengisi pada kolom yang tersedia.
3. Berilah tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
Contoh
No
1
Pernyataan
Hipertensi merupakan
pembunuh diam - diam
Benar
Salah
4. Bila ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang (X) pada jawaban yang salah,
kemudian beri tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
Contoh
No
1
Pernyataan
Hipertensi merupakan
pembunuh diam - diam
Benar
Salah
C.
Pernyataan
Penyakit Hipertensi merupakan nama lain
dari tekanan darah tinggi
Tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg
Hipertensi merupakan suatu penyakit
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
Benar
Salah
15
16
17
18
19
20
21
22