Anda di halaman 1dari 19

MINI PROJECT

PENYULUHAN HIPERTENSI

Oleh :
dr. Tri Budhi Baskara, S.Ked

DALAM RANGKA MENJALANI PROGRAM INTERNSIP

RSUD KARANGASEM/PUSKESMAS RENDANG

2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya, tugas mini project dan laporan kasus dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tugas ini disusun dalam rangka mengikuti program dokter internsip di
RSUD Karangasem dan Puskesmas Rendang periode 2018-2019. Dalam penyusunan
responsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Made Supatriasih, S.Ked, selaku pembimbing di RSUD Karangasem

2. dr. Ni Nengah Artini, S.Ked, selaku pembimbing di RSUD Karangasem

3. dr. I Gusti Gede Widia, S.Ked, selaku pembimbing di Puskesmas Rendang

4. Rekan-rekan dokter dan staf yang bertugas di Puskesmas Rendang dan


RSUD Karangasem atas bantuannya dalam penyusunan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporn kasus
dan mini project ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah kesehatan
dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Karangasem, 25 Juni 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memiliki


prevalensi cukup tinggi di dunia maupun Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013 didapatkan prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun ke atas
sebanyak 9,5% yang naik sekitar 2% dibandingkan dengan data Riskesdas 2007.
Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki prevalensi stagnan dari
tahun 2007.
Krisis hipertensi adalah bentuk kegawatdaruratan dalam bidang hipertensi.
Seorang pasien tergolong dalam krisis hipertensi ketika memiliki tekanan darah
sistolik di atas 180 mmHg dan diastolik di atas 110 mmHg. Krisis hipertensi dapat
terbagi menjadi hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi bergantung pada ada dan
tidaknya kerusakan organ target.
Puskesmas Rendang merupakan salah satu faskes layanan primer di
Kabupaten Karangasem yang dilengkapi dengan fasilitas IGD dan rutin mendapatkan
pasien dengan krisis hipertensi. Berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan di
Puskesmas Rendang, penanganan pasien dengan krisis hipertensi masih belum
memiliki alur yang jelas sehingga beberapa pasien tidak terdiagnosis bahkan sebagian
belum ditangani dengan baik. Mengingat krisis hipertensi merupakan kasus kegawat
daruratan yang memerlukan penanganan segera karena dapat mengakibatkan
komplikasi yang serius hingga kematian, maka penulis mengangkat topik penanganan
krisis hipertensi sebagai Quality Assurance (QA) di IGD Puskesmas Rendang.
Dengan adanya QA ini diharapkan pasien krisis hipertensi yang datang di IGD
Puskesmas Rendang dapat dideteksi dan ditangani dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada
populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).

2.2 Epidemiologi
Hipertensi adalah salah satu penyebab terbesar dari global burden of disease.
Adanya hipertensi menyebabkan resiko penyakit kardiovaskular meningkat dua kali
lipat, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke iskemik dan
hemoragik, gagal ginjal, dan penyakit arteri perifer. Penyakit kardiovaskular
menyebabkan sekitar 17 juta kematian setahun, dan hipertensi menyebabkan 45%
kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian dari stroke.
Di Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia pada populasi di atas usia 18
tahun adalah 26.5%. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, dimana sering
tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Maraknya hipertensi disebut oleh WHO
sebagai sebuah krisis kesehatan global, karena selain banyaknya mortalitas yang
disebabkan hipertensi, kematian dan burden yang disebabkan oleh hipertensi juga
akan menjadi beban negara secara ekonomi.
2.3 Klasifikasi

2.4 Faktor Resiko


Peningkatan tekanan darah disebabkan dan dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti genetik dan gaya hidup. Faktor risiko yang berperan besar secara independen
antara lain adalah obesitas dan kenaikan berat badan. Tingginya konsumsi NaCl juga
merupakan faktor yang mempengaruhi kenaikan tekanan darah, beserta konsumsi
alkohol, stress psikososial, dan gaya hidup yang sedentari.
2.5 Diagnosis
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan
pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang
akan diambil. Algoritme diagnosis ini diadaptasi dariCanadian Hypertension
Education Program. The Canadian Recommendation for The Management of
Hypertension 2014
2.6 Penatalaksanaan
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan
menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa
prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan
meminimalisasi efek samping, yaitu :

 Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal

 Berikan obat generik (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya

 Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia 55 –
80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid

 Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i)


dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)

 Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi

 Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.


Tatalaksana farmakologi krisis hipertensi melihat berdasarkan kondisi pasien
apakah krisis hipertensi urgensi atau sudah masuk kedalam kondisi krisis hipertensi
emergensi.
1. Hipertensi Urgensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi oral. Target tekanan
darah normal dicapai dalam satu hingga dua hari. Setelah tekanan darah normal perlu
diidentifikasi penyebab terjadinya hipertensi urgensi. Selain itu untuk mengontrol
tekanan darahnya, perlu diberikan antihipertensi jangka panjang.

Tabel 1. Daftar Antihipertensi Hipertensi Urgensi


Obat Dosis Keterangan
Kaptopril 12,5 – 25 mg Dapat diulang setiap 15
menit. Merupakan drug
of choice karena
keamanan dan
penurunan tekanan
darah yang cepat.
Klonidin 75 – 150 ug Dapat diulang setiap 1
jam.
Propanolol 10 – 40 mg Dapat diulang setiap 30
menit.
Nifedipin 5 – 10 mg Tidak direkomendasikan
karena menyebabkan
penurunan tekanan
darah yang sangat cepat
sehingga meningkatkan
risiko iskemia serebral
dan iskemia jantung.

2. Hipertensi Emergensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi parenteral. Target
penurunan tekanan darah tidak lebih dari 25% dari mean arterial pressure dalam
waktu 1 jam. Dua hingga enam jam kemudian setelah tekanan darah stabil, diberikan
antihipertensi lagi untuk menurunkan tekanan darah hingga mencapai 160/100
mmHg. Bila tekanan darah masih stabil, diturunkan sesuai target dalam 24-48 jam.
Tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi tidak boleh diturunkan secara
mendadak karena dapat menyebabkan iskemia organ target. Pemantauan tekanan
darah pada kasus hipertensi emergensi lebih baik dilakukan di intensive care unit
(ICU), maka dari itu apabila ditemui pasien dengan hipertensi emergensi di layanan
kesehatan sebaiknya dirujuk ke layanan kesehatan yang memiliki ICU.

Tabel 2. Daftar Antihipertensi untuk Hipertensi Emergensi


Obat Dosis Keterangan
Nikardipin 5 – 15 mg/jam Diindikasikan pada kasus
stroke, perdarahan
intracranial, diseksi aorta
Nitrogliserin 5 – 100 ug/menit Diindikasikan pada kasus
edema paru dan sindrom
coroner akut.
Klonidin 0,3 ug/kgBB/jam dlm 250 Dibutuhkan penyesuaian
cc Dx 5% dosis pada insufisiensi
renal
Nitroprusid 0,25 – 10 ug/kgBB/menit Pilihan antihipertensi
terakhir karena memiliki
risiko toksisitas sianida
Hidralazin 10 – 20 mg IV bolus Dapat diguankan pada
kasus preeklamsia dan
eklamsia
Fenoldopam 0,1 mg/kg/menit Dapat digunakan pada
pasien dengan gangguan
fungsi ginjal

Tatalaksana Non Farmakologi


Berdasarkan JNC 8, tatalaksana hipertensi dimulai dari perubahan gaya hidup,
yang jika gagal akan dilanjutkan ke tatalaksana farmakologik. Perubahan gaya hidup
ini mencakup mengurangi berat badan, merubah diet, aktivitas fisik, dan mengurangi
konsumsi alkohol.
Penurunan berat badan 4.5 kg sudah dapat menurunkan tekanan darah pada
sebagian besar populasi overweight, walaupun berat badan ideal sebaiknya dapat
dicapai. Salah satu pola diet yang dapat membantu menurunkan tekananan darah
adalah DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). DASH adalah pola diet
yang kaya akan buah-buahan, sayur, dan produk dairy yang rendah lemak, disertai
dengan rendahnya kadar kolesterol dan lemak. Pada penderita hipertensi, konsumsi
garam juga harus dikurangi. Jumlah yang disarankan adalah kurang dari 2.4 gram
natrium per harinya.
Pada pasien yang tidak memiliki keterbatasan bergerak, aktivitas fisik haris
dilakukan minimal 30 menit sehari, "most days of the week". Jika pasien sering
mengkonsumsi alkohol, maka konsumsi alkohol harus dibatasi hingga sekitar 1-2
porsi minuman sehari. Merokok juga harus dihentikan untuk mengurangi risiko
kardiovaskular secara keseluruhan.

Tabel 3. Jenis makanan dan jumlah sajian


Jenis Makanan Jumlah sajian untuk Sajian dalam diet 2000
kalori 1600-3100 kalori
Gandum dan produk 6-12 7-8
gandum (paling sedikit 3
jenis gandum utuh per
hari)
Buah-buahan 4-6 4-5
Sayur 4-6 4-6
Produk susu tidak 2-4 2-3
berlemak atau rendah
lemak
Daging, ikan, unggas 1,5-2,5 2 atau kurang
Kacang, biji-bijian, dan 3-6 per minggu 4-5 per minggu
tumbuhan kacang-
kacangan
Lemak dan makanan 2-4 terbatas
manis

Dengan mengikuti perubahan gaya hidup tersebut, maka sebagian pasien tidak
perlu mendapatkan intervensi farmakologi. Pada sebagian pasien, hanya dengan
mengikuti pola diet DASH dengan 1600 mg natrium per hari, efeknya serupa dengan
terapi farmakologis menggunakan satu obat.
BAB III
METODE

3.1 Jenis Kegiatan


Kegiatan ini merupakan penyuluhan mengenai hipertensi kepada para
lansia di Banjar Sesa, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem.

3.2 Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Sesa pada tanggal 22 Juni
2019.

3.3 Sasaran dan Target


3.3.1 Sasaran
Sasaran kegiatan adalah semua lansia di Banjar Sesa
3.3.2 Target
Target kegiatan ini adalah para lansia yang mengikuti kegiatan Kesehatan
Lansia di Banjar Sesa.

3.4 Strategi
3.4.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan
1. Dokter internship bersama pemegang program Puskesmas Rendang
menyusun rencana edukasi mengenai hipertensi di Banjar Sesa.
2. Berkoordinasi dengan para lansia di Banjar Sesa.
3. Mempersiapkan materi-materi penyuluhan mengenai hipertensi.
4. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan tentang hipertensi
kepada lansia
5. Menginformasikan pada pihak banjar mengenai waktu dan tempat
kegiatan penyuluhan tentang hipertensi kepada lansia.

3.4.2 Tahap Perencanaan Pelaksanaan


1. Penyuluhan tentang hipertensi kepada para lansia di Banjar Sesa, Rendang
akan dilaksanakan selama 1 hari pada waktu dan tempat yang telah
disepakati bersama.
2. Melakukan persiapan penyampaian materi melalui presentasi lisan.
3. Memberikan penyuluhan materi tentang hipeetensi terutama mengenai
penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi.
4. Memberikan kesempatan bagi seluruh peserta untuk bertanya seputar
materi yang sudah dipresentasikan.

3.5 Materi
Materi yang dipersiapkan untuk penyuluhan hipertensi pada lansia di Banjar
Sesa adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan umum mengenai hipertensi
2. Penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi

3.6 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan mengenai
pengendalian dan pencegahan hipertensi di Banjar Sesa adalah metode ceramah
dan diskusi dengan teknik komunikasi informatif serta pengobatan.

3.7 Rencana Jadwal Pelaksanaan


Penyuluhan tentang hipertensi pada lansia di Banjar Sesa akan dilakukan
selama 1 hari. Presentasi materi mengenai pengertian hipertensi , faktor risiko
hipertensi, penatalaksanaan hipertensi, dan pencegahan hipertensi.
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 22 Juni 2019 Cek Kesehatan rutin Seluruh anggota lansia
08.00-09.00WITA yang hadir
2. 22 Juni 2019 Senam Lansia Seluruh anggota lansia
09.00-10.00 WITA yang hadir
3. 22 Juni 2019 Penyuluhan dan Diskusi Seluruh anggota lansia
10.00-11.00 WITA yang hadir

3.8 Rencana Evaluasi


3.8.1 Penilaian Proses
1. Indikator Penilaian
a. Dukungan dari pihak Puskesmas Rendang
b. Dukungan dari lingkungan Banjar Sesa, Rendang
c. Ketepatan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
d. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan
2. Waktu Penilaian

Waktu penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan


kegiatan.
3. Cara Penilaian
a. Tidak ada kesulitan yang ditemukan dalam melakukan koordinasi
dengan pihak terkait penyuluhan.
b. Kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan.
c. Seluruh materi yang disiapkan sesuai dengan judul topik penyuluhan.
4. Penilai
Penilai adalah dokter internsip yang menjadi pembicara.

3.8.2 Penilaian Hasil


1. Indikator Penilaian
a. Keseriusan dan partisipasi peserta dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan.
b. Jumlah peserta yang bertanya dan jumlah pertanyaan yang
disampaikan selama sesi tanya jawab penyuluhan.

2. Waktu Penilaian
Waktu penilaian dilakukan selama pelaksanaan kegiatan.
3. Cara Penilaian
a. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan, keseriusan mendengarkan
materi dan tidak ada yang keluar dari forum saat pelaksanaan
penyuluhan.
b. Jumlah peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab penyuluhan
lebih dari tiga orang.
4. Penilai
Penilai adalah dokter internsip yang menjadi pembicara.
BAB IV

HASIL

4.1 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi telah dilaksanakan pada
tanggal 22 Juni 2019 di Puskesmas Pembantu Sesa, Desa Rendang,
Kecamatan Rendang, Karangasem.

4.2 Peserta Kegiatan


Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh para lansia yang berjumlah 38
orang.

4.3 Pelaksana Kegiatan


Penyuluhan mengenai hipertensi di Banjar Sesa Rendang dilaksanakan
oleh 1 orang dokter internship dan pemegang program lansia Puskesmas
Rendang.

4.4 Proses Kegiatan


Kegiatan penyuluhan dimulai dengan pembukaan berupa cek kesehatan
bersama yang dipimpin oleh pemegang program lansia Puskesmas Rendang.
Kemudian dilanjutkan dengan senam lansia dan pengobatan lansia sesuai
dengan keluhan dan penyakit yang ditemukan.
Setelah pengobatan selesai, diberikan penyuluhan mengenai hipertensi
pada lansia. Penyuluhan dilakukan secara lisan dan bersifat interaktif. Setelah
pemaparan materi selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab seputar materi yang sudah disampaikan. Acara selesai pukul
11.00 WITA dan ditutup dengan doa.

BAB V

DISKUSI
5.1 Evaluasi Proses Kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan mengenai hipertensi pada lansia yang disusun
oleh dokter internsip mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak Puskesmas
Rendang dan Banjar Sesa. Hal ini dikarenakan program ini telah membantu
dalam pelaksanaan program kerja Puskesmas sekaligus meningkatkan
pengetahuan dan juga pengawasan kesehatan lansia di Banjar Sesa. Pihak
pemegang program lansia, para lansia dan Banjar Sesa Rendang juga sangat
kooperatif dalam membantu pelaksanaan penyuluhan mengenai hipertensi.
Kegiatan penyuluhan pengendalian dan pencegahan hipertensi di Banjar
Sesa dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2019. Serangkaian kegiatan penyuluhan
berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Peserta yang hadir berjumlah 38 orang
yang berasal dari anggota lansia Banjar Sesa.

5.2 Evaluasi Hasil Kegiatan


Pada saat penyuluhan berlangsung, seluruh peserta mendengarkan dengan
seksama penjelasan dokter Internsip, yang menjadi pembicara. Para peserta
diberikan kesempatan untuk bertanya di tengah-tengah penyampaian materi
berlangsung. Peserta cukup tertarik dengan materi yang dibawakan karena
sebagian besar dari mereka belum benar-benar memahami tentang hipertensi.
Selama penyuluhan peserta terlihat cukup aktif bertanya mengenai materi.
Mayoritas pertanyaan berhubungan dengan penerapan praktis materi yang
diberikan pada kehidupan sehari-hari. Sebagian besar peserta bertanya mengenai
pola makan dan jenis makanan apa saja yang boleh dikonsumsi terkait dengan
penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi. Menurut pembicara, para peserta
tergolong aktif bertanya untuk memperdalam pengetahuan mengenai materi yang
diberikan.

5.3 Hambatan Kegiatan


Dokter internsip tidak merasakan adanya hambatan yang berarti dalam
pelaksanaan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia di Banjar Sesa Rendang. Hal ini
tidak terlepas dari koordinasi yang baik antara dokter internship dengan pihak
puskesmas serta pihak Banjar Sesa , sehingga proses persiapan sampai pelaksanaan
kegiatan berjalan dengan lancar.
5.4 Manfaat Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini memiliki beberapa manfaat untuk dokter internsip dan
para peserta. Bagi dokter internsip kegiatan penyuluhan ini merupakan sarana latihan
untuk menjadi pembicara yang baik serta mengasah kemampuan berkomunikasi
sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat umum. Selain itu kegiatan ini juga
membantu dokter internsip melatih soft skill dalam hal perencanaan dan koordinasi
dengan pihak luar yang terkait. Bagi para peserta penyuluhan manfaat yang diperoleh
adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai hipertensi terutama
tenang penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi. Melalui kegiatan ini diharapkan
parapeserta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan keluarga dan masyarakat.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Kegiatan Mini Project yang dilaksanakan oleh dokter internsip yang
bertugas di Puskesmas Rendang periode Maret 2019- Juli 2019 dengan judul
penyuluhan tentang hipertensi di Banjar Sesa, Desa Rendang berjalan dengan
lancar. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2019 berupa
pemberian materi tidak menemukan hambatan yang berarti. Kegiatan ini dapat
berjalan dengan baik karena dukungan dari pihak Puskesmas Rendang melalui
Kepala Puskesmas, dokter pendamping internsip, dan komponen lainnya di
Puskesmas Rendang serta pihak Banjar Sesa dan para peserta yang hadir.
Hasil kegiatan ini sudah sesuai dengan harapan yang dapat dilihat dari
kehadiran peserta, antusias peserta dan penanigkatan pengetahuan peserta
kegiatan. Diharapkan pengetahuan yang didapat pada kegiatan ini dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga maupun
masyarakat.

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :


1. Para lansia hendaknya dapat terus meningkatkan pengetahuan mengenai
hipertensi dengan semakin sering mengadakan pertemuan untuk berbagi
pengetahuan.
2. Para peserta hendaknya mampu menyebarkan informasi yang didapat kepada
masyarakat lainnya terutama sesama lansia agar tercipta komunitas lansia yang
teredukasi baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi.


Jakarta : Bhauana Ilmu Populer.
2. Bustan. 2000. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
3. Gunawan Lany. 2000. Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus
4. Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius: FKUI
5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002 Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
6. Sarwono Warpadzi, Soeparman,dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam jilid VI.
Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.
7. Wolf Harf Peter. 2006. Hipertensi. Jakarta : Buana Ilmu Populer

LAMPIRAN
Dokumentasi Penyuluhan 22 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai