Anda di halaman 1dari 57

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN MINI PROJECT

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNGAH, GRESIK

Oleh:

dr. Try Putra Heny Cendekiawan

Pembimbing :

dr. Setyo Rini

Wahana :
Puskesmas Bungah
Kabupaten Gresik, Jawa Timur

Periode:
18 Agustus 2020 – 16 November 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNGAH, GRESIK

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas Internsip di
Puskesmas

Gresik, 14 November 2020

Pendamping Internsip Peserta Internsip

dr. Setyo Rini dr. Try Putra Heny C.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
berkat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan mini project yang berjudul “Gambaran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di wilayah kerja Puskesmas Bungah, Gresik”. Peneliti
menyadari bahwa keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari doa, bantuan, dukungan,
serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Setyo Rini, selaku Kepala Puskesmas Bungah, Gresik. Dan selaku dokter
pendamping selama menjalankan PIDI khususnya saat rotasi di Puskesmas Bungah,
Gresik yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan untuk terus giat belajar
dan menyelesaikan PIDI tepat waktu.
2. Rekan- rekan seperjuangan peserta PIDI Gresik, khususnya dr. Ina, dr. Rosma, dan dr.
Ismi. Terima kasih untuk dukungan, bantuan serta kerjasamanya selama menjalankan
PIDI di Puskesmas Bungah, Gresik.
3. Seluruh staf pegawai Puskesmas Bungah, khususnya dr. Ovari, dr. Nimas dan seluruh
sejawat Bidan serta Perawat yang telah membantu dan membina peserta PIDI. Dan
kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan mini proyek ini.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa mini proyek ini masih jauh dari kesempurnaan,
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu segala kritik, saran, dan
masukan akan peneliti terima dengan senang hati demi perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga mini proyek ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan menjadi berkah bagi peneliti maupun pembacanya.

Gresik, 14 November 2020

Peneliti

dr. Try Putra Heny C.

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... 2

KATA PENGANTAR ............................................................................... 3

DAFTAR ISI .............................................................................................. 4

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 8

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 9

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ................................................... 12

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga ..................... 13

2.2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga .......................................... 13

2.2.2 Manfaat PHBS di Rumah Tangga .......................................... 13

2.2.3 Indikator PHBS di Rumah Tangga ........................................ 15

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Mini Project ......................................................................... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 31

4
3.3 Subjek Penelitian

Populasi ............................................................................................ 31

Sampel .............................................................................................. 31

3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi ............................................. 32

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 32

3.6 Teknik Pengolahan Data ................................................................. 32

3.7 Analisis Data ................................................................................... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Puskesmas Teling Atas ........................................................... 35

4.1.1 Profil Komunitas Umum ........................................................... 35

4.1.2 Data Geografis .......................................................................... 36

4.1.3 Data Kesehatan Masyarakat ...................................................... 36

4.2 Hasil Penelitian ................................................................................ 37

4.2.1 Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan ........................... 37

4.2.2 Memberikan ASI Eksklusif ...................................................... 38

4.2.3 Mengukur Berat Badan Balita Setiap Bulan ............................. 40

4.2.4 Tersedia Sarana Air Bersih Dirumah ........................................ 41

4.2.5 Mencuci Tangan Sebelum Makan ............................................ 41

4.2.6 Tersedia Jamban Sehat Dirumah ............................................... 42

5
4.2.7 Membersihkan Jentik Nyamuk ................................................ 43

4.2.8 Mengkonsumsi Buah Dan Sayur ............................................. 44

4.2.9 Melakukan Aktifitas Fisik ....................................................... 45

4.2.10 Terdapat Anggota Keluarga Yang Merokok di Rumah ........ 46

BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................. 47

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 51

5.2 Saran .................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54

LAMPIRAN ..................................................................................................... 56

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ..................................................................................................... 38

Gambar 2 ..................................................................................................... 39

Gambar 3 ..................................................................................................... 40

Gambar 4 ..................................................................................................... 41

Gambar 5 ..................................................................................................... 42

Gambar 6 ..................................................................................................... 43

Gambar 7 ..................................................................................................... 44

Gambar 8 ..................................................................................................... 44

Gambar 9 ..................................................................................................... 45

Gambar 10 ..................................................................................................... 46

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan aspek penting yang harus memperoleh perhatian

dimana pengelolaannya harus dilakukan oleh seluruh masyarakat. Pencegahan

terhadap timbulnya penyakit dapat diusahakan melalui pemberdayaan perilaku

hidup bersih dan sehat (Pusat Promosi Kesehatan, 2014).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah cerminan pola hidup

keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

keluarga. PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

kesadaran terhadap hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat. Penerapan PHBS pada masyarakat Indonesia

masih merupakan suatu masalah. Hal ini dikarenakan pengetahuan mengenai

manfaat hidup sehat tergantung berbagai faktor. Hampir 50-60% penduduk

Indonesia yang berada dalam kota, tidak memiliki fasilitas sanitasi dasar (Millenium

Developments Goals Indonesia, 2014).

PHBS dilakukan melalui pendekatan tatanan yaitu, PHBS di rumah tangga,

PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja, PHBS di institusi kesehatan dan PHBS di

tempat umum (Departemen Kesehatan RI, 2012). PHBS di Rumah Tangga adalah

upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai

8
rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. PHBS seseorang berhubungan

dengan peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan sedini mungkin agar

menjadi kebiasaan positif dalam pemeliharaan kesehatan. Salah satu indikator

PHBS adalah tersedianya jamban. Jamban merupakan suatu bangunan yang dibuat

untuk tempat pembuangan kotoran manusia. Penggunaan jamban akan bermanfaat

untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Menurut indeks

pembangunan kesehatan masyarakat 2015, rata-rata persentase PHBS nasional

hanya 35,6%. Artinya hanya 35,6% dari total warga Indonesia yang ber-PHBS.

Jawa Timur termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki tingkat

PHBS pada 2012 masih rendah yaitu 36,7% dari target 60% yang ditetapkan.

Kabupaten Gresik sebagai salah satu kelompok di Jawa Timur memiliki tingkat

PHBS yang cukup tinggi bila dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Jawa Timur.

Walaupun demikian dari 20 indikator PHBS yang diterapkan ternyata untuk data

kepemilikan jamban yang saniter, tempat sampah dan sistim pembuangan air

limbah masih menujukan prosentasi yang masih rendah. Penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat dikalangan masyarakat di Kabupaten Gresik secara umum masih

perlu dinilai dan di teliti, apakah data nya menunjukan kondisi yang merata di

semua kecamatan maupun pedesaan. Karena hal tersebut masih sering dikaitkan

dengan timbulnya penyakit menular.

Berbagai faktor yang menghambat masyarakat menjalankan perilaku hidup

bersih dan sehat antara lain adalah meliputi pendidikan dan pengetahuan terhadap

PHBS. Masing-masing faktor ini saling berinteraksi dan pengaruh terhadap fase

akhir, yaitu praktek PHBS (Anies, 2011). Sehubungan dengan masih rendahnya

9
persentase rumah tangga sehat, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah, Kabupaten Gresik.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Bungah?

1.3 Tujuan Penelitian

Mini project ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih

dan sehat masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah, Gresik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti

mengenai gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja

Puskesmas Bungah, Gresik, dan sebagai tugas dalam melaksanakan

program dokter internsip.

1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Gresik

khususnya UPT Puskesmas Bungah dalam usaha evaluasi perilaku hidup

bersih dan sehat.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

10
Sebagai media untuk menambah wawasan dan referensi/kajian mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah tangga.

1.4.4 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan

referensi data informasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas

Bungah,Gresik.

1.4.5 Manfaat Apikatif

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan masukan bagi pelaksana

program tentang perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas Bungah, Gresik.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan

suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan

mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan

tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

PHBS merupakan wujud keberadaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI, 2009).

PHBS adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan

kemandirian dalam bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga,

dimana harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk

memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. PHBS dilakukan

melalui pendekatan tatanan yaitu, PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS

di tempat kerja, PHBS di institusi kesehatan dan PHBS di tempat umum.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RumahTangga

12
2.2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga

PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

kesadaran terhadap hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga

dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat dan merupakan

cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga

kesehatan seluruh anggota keluarga.

PHBS di Rumah Tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk

menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk

hidup bersih dan sehat. Melalui ini setiap anggota rumah tangga diberdayakan agar

tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan

mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-

masalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

ada. Setiap rumah tangga juga digerakkan untuk berperan aktif dalam mewujudkan

kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber

masyarakat.2,5

Sasaran PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota rumah tangga yaitu: 6

 Pasangan Usia Subur

 Ibu Hamil dan Menyusui

 Anak dan Remaja

 Usia Lanjut

 Pengasuh Anak

2.2.2 Manfaat PHBS di RumahTangga

13
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi keberlangsungan

hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:6

a. Bagi Rumah Tangga

a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b) Anak tumbuh sehat dan cerdas

c) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat

d) Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan

keluarga

b. Bagi Masyarakat

a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan

c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

d) Peningkatan kinerja dan citra alokasi biaya penanganan masalah

kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan lingkungan sehat dan

penyediaan sarana kesehatan merata, bermutu dan terjangkau

e) Menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pengembangan

PHBS di rumah tangga

f) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan

jamban, ambulans desa, dan lain-lain.

2.2.3 Indikator PHBS di RumahTangga

14
Indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah sebagai berikut:

a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga medis lainnya).

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu

persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat

menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI)

adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian

terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan.

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup

sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

ibu melahirkan dan masa nifas. Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan

bantuan tenaga kesehatan yang terlatih adalah langkah awal terpenting

untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Pelayanan

obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian

ibu.

Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau

dirujuk ke rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah

terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

b) Memberi ASI eksklusif

15
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi

yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan

berkembang dengan baik. ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada

bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan atau

mengganti dengan makanan atau minuman lain seperti pisang, papaya,

bubur susu, dan susu formula. Setelah bayi berusia 6 bulan selain ASI

diberikan pula makanan pendamping ASI dalam bentuk makanan lumat dan

jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap

dilanjutkan hingga berusia 2 tahun.

Keunggulan ASI:

Pemberian ASI secara mutlak penting dilakukan mengingat manfaat

yang akan diperoleh bayi. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan

oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan

dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan

sehingga mampu melindungi bayi dari alergi dan menjamin kesehatan bayi

secara optimal. Karena pada usia ini bayi belum memiliki enzim pencernaan

sempurna untuk mencerna makanan atau minuman lain. ASI aman dan

terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan

segar. Pemberian ASI sangat praktis tidak akan pernah basi, dan dapat

diberikan kapan saja dan dimana saja.

Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup

anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberikan keuntungan pada

bayi saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi Negara.

Keuntungan Menyusui Bagi Bayi

16
a. Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh

kembang yang optimal. ASI mudah dicerna dan diserap. Disamping itu

ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak

dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan

galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.

b. Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain:

Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri

dari Makrofag Imunitas Humoral, misalnya IgA-enzim pada ASI yang

mempunyai efek anti bakteri misalnya lisizim, katalase dan peroksidase.

c. Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Pemberian ASI mendekatkan

hubungan ibu dan bayi, menimbulkan perasaan aman bagi bayi yang

penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai

mempercayai orang lain (ibu) dan akhirnya mempunyai kepercayaan

pada diri sendiri.

Keuntungan Menyusui Bagi Ibu :

a. Aspek kesehatan ibu

Dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi

uterus dan mengurangi insiden karsinoma payudara. Selain itu

pemberian ASI lebih praktis karena dapat diberikan kapan saja dan

dimana saja pada saat bayi membutuhkan.

b. Aspek psikologis

17
Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak.

c. Aspek keluarga berencana

Menunda kembalinya kesuburan secara alami sehingga dapat

menjarangkan kehamilan.

c) Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan

balita setiap bulan dan megetahui apakah balita berada pada kondisi gizi

kurang atau gizi buruk. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan sampai

berusia 5 tahun. Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat

sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak

lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak

beresiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya, bila kenaikan berat

badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi resiko kelebihan

gizi.

Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda-tanda:

 Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut (anak terlihat

kurus dibandingkan anak seusianya)

 Mudah sakit

 Tampak lesuh dan lemah

 Mudah menangis dan rewel

Berdasarkan konvensi tersebut, balita berhak untuk tumbuh dan

berkembang. Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel

serta jaringan di antara sel-sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan

18
panjang dan berat. Perkembangan adalah struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, halus, bicara, sosialisasi,

dan kemandirian. Stimulasi dini untuk bayi diperlukan karena pembentukan

sinar sebelum daya rangsangan/stimulasi penglihatan, suara, pembauan,

sentuhan, bahasa dan kontak mata membantu pembentukan hubungan

neural otak. Melakukan aktivitas stimulasi berarti merangsang otak anak

sehingga kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian

anak berlangsung optimal sesuai dengan umur. Melakukan intervensi dini

tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki

penyimpangan tumbuh kembang pada anak, sehingga pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu perilaku hidup

bersih dan sehat.

d) Menggunakan air bersih

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk

minum, masak dan mencuci. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang

sangat penting adalah kebutuhan akan air minum. Air minum harus steril.

Sumber-sumber air minum pada umumnya dan didaerah pedesaan

khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang

memenuhi persyaratan kesehatan. Oleh sebab itu perluh pengolahan terlebih

dahulu.9 Pengolahan air minum dapat dilakukan dengan 2 cara berikut:

1) Mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini

membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara

besar-besaran.

19
2) Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan

lain-lain. Cara ini dapat dilakuka secara besar-besaran, cepat dan

murah.

Air yang sehat harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak

menimbulkan penyakit bagi manusia. Syarat-syarat air minum yang sehat

adalah sebagai berikut:

1) Syarat Fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak

berwarna), tidak berasa, tidak berbau, suhu dibawah suhu udara di

luarnya.

2) Syarat Bakteriologis

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit

(patogen) seperti bakteri e colli melebihi batas-batas yang telah

ditentukan, yaitu 1 e colli / 100 ml air.

3) Syarat Kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam

jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat

kimia dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada

manusia.

e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat

makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan

20
penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,

karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah:

1) Setiap kali tangan kita kotor

2) Setelah buang air besar

3) Setelah menceboki bayi atau anak

4) Sebelum makan dan menyuapi anak

5) Sebelum memegang makanan

6) Sebelum menyusui bayi

7) Sebelum menyuapi anak

8) Setelah bersin, batuk, membuang ingus

9) Setelah pulang dari bepergian

10) Sehabis memberi makan / memegang hewan peliharaan

Mencuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit

yang ada ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan berbagai

macam penyakit seperti diare, disentri, demam thypoid, cacingan, penyakit

kulit dan ISPA. Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan

bebas dari kuman.

Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

1) Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabunh

disarankan. Tidak perluh harus sabun khusus antibakteri, namun

lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan

2) Gosok tangan setidaknya 15-20 detik

21
3) Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela

jari dan kuku

4) Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir

5) Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering lain

6) Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan air

f) Menggunakan jamban yang sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk leher

angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya. Jenis-jenis jambar yang digunakan:

1) Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi

menyimpan kotoran kedalam tanah dan mengendapkan kotoran

kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar

tidak berbau.

2) Jamban tangki septik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa

tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses

penguraian kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan.

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban untuk

buang air besar dan buang air kecil. Penggunaan jamban akan bermanfaat

untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban

mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya.

22
Kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang

multikompleks yakni melalui berbagai macam jalan atau cara. Beberapa

penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri,

kolera, cacingan, skistosomiasis dan sebagainya. Untuk mencegah

sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,

maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya

pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. 3

Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat. Lantai jamban hendaknya

selalu bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur

sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih. Jamban yang sehat adalah

jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan

berjarak 10-15 meter dari sumber air minum

2) Tidak berbau

3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus

4) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak

mencemari tanah sekitar

5) Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya

6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung

7) Dilengkapi penerang yang cukup

8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

9) Ventilasi cukup baik

10) Tersedia air, sabun dan alat pembersih

23
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban

yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal,

yaitu:

1) Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2) Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana

yang aman

3) Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit

4) Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

Dengan menggunakan jamban maka dapat menjaga lingkungan bersih,

sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya,

tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi

penular penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit dan

lainnya.

g) Memberantas Jentik di Rumah

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan

pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-

jentik yang dapat dilakukan secara berkala. Pemeriksaan jentik berkala

adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada

didalam rumah seperti bak mandi/wc, vas bunga, tatanan kulkas, dan

dihalaman rumah. Hal ini dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.

Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan cara 3M plus

menghindari gigitan nyamuk. Gerakan 3M antara lain:

24
1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti

bak mandi, wc, drum seminggu sekali

2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong air,

tempayan, dan lainnya

3) Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air hujan

Plus menghindari gigitan nyamuk dengan cara:

1) Menggunakan kelambu ketika tidur

2) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk (obat nyamuk,

semprot, dan lotion anti nyamuk)

3) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar

4) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai

5) Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6) Menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang sulit dikuras

7) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam

8) Menanam tanaman pengusir nyamuk , misalnya zodia, lavender

9) Memasang kawat kasa

Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk

menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk

dapat dicegah atau dikurangi, kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit

samakin besar, dan lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

h) Mengkonsumsi buah dan sayur

25
Buah dan sayur merupakan sumber makanan yang mengandung gizi

lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten.

Sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini, mencegah resiko

penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan

komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Didalam buah dan sayur juga

terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan bekerja

dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu

melindungi tubuh dari reaksi yang menghasilkan racun.

Manfaat buah dan sayur sangat penting untuk tubuh manusia. Buah

dan sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik

untuk membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Banyak penelitian

yang menunjukan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan

dapat membantu melindungi dari serangan berbagai macam penyakit.

Dalam sebuah penelitian menunjukkan asam folat yang terdapat dalam buah

dan sayur dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner. Selain

itu konsumsi buah dan sayur akan mengurangi resiko diabetes, stroke,

kanker, dan tekanan darah tinggi.

Pengolahan buah dan sayur yang tepat tidak merusak dan mengurangi

gizinya. Konsumsi buah dan sayur yang tidak merusak kandungan gizinya

adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus.

Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin yang terkandung

didalamnya seperti vitamin C.

Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang

memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan pedomam umum gizi

26
seimbang. Pola 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila

disusun dengan baik, mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh

tubuh. Biasakan anggota keluarga mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan

3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari. Semua jenis sayuran bagus untuk

dimakan terutama sayuran yang berwarna hijau dan kuning. Begitu pula

buah, semua bagus untuk dimakan terutama yang berwarna merah dan

kuning karena lebih banyak mengandung vitamin dan mineral serta

seratnya. Manfaat vitamin yang terkandung didalam buah dan sayur:

 Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata

 Vitamin D untuk kesehatan tulang

 Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda

 Vitamin K untuk pembekuan darah

 Vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

 Vitamin B untuk mencegah penyakit beri-beri

 Vitamin B12 untuk meningkatkan nafsu makan

i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Setiap anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal

30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota

tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi

pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup

agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat

dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun,

mencuci pakaian, mencuci mobil, menyapu / mengepel lantai, naik turun

27
tangga, ataupun berupa olahraga seperti push up, lari ringan, berenang,

senam, bermain tenis, yoga, fitness dan aerobik.

Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur:

1) Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,

tekanan darah tinggi, kencing manis dan lain-lain.

2) Berat badan terkendali

3) Otot menjadi lentur dan tulang menjadi lebih kuat

4) Lebih percaya diri

5) Bentuk tubuh lebih bagus

6) Lebih bertenaga dan bugar

7) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

Manfaat Olahraga bagi tubuh:

1) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah

2) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang

3) Meningkatkan kelenturan pada tubuh sehingga dapat mengurangi

cedera

4) Meningkatkan metabolism tubuh untuk mencegah kegemukan dan

mempertahankan berat badan ideal

5) Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti tekanan

darah tinggi, penyakit jantung koroner, infeksi, dan kencing manis

6) Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh

7) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas

hormon terhadap jaringan tubuh

28
j) Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga dianjurkan tidak ada yang merokok. Rokok

ibarat pabrik kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan

mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling

berbahaya adalah nikotin, tar dan karbonmonoksida. Nikotin ini

menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar

menyebabkan kerusakan paru-paru dan kanker. Karbonmonoksida

menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,

sehingga sel-sel tubuh akan mati.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan

dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok

pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian yang telah

membuktikan bahwa kebiasaaan merokok mengakibatkan resiko timbulnya

berbagai penyakit seperti penyakit jantung, paru-paru, kanker rongga mulut,

kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi, gangguan kekamilan serta

cacat pada janin.

Merokok secara aktif maupun pasif sangat membahayakan tubuh, seperti:

1) Menyebabkan kerontokan rambut

2) Gangguan pada mata seperti katarak

3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok

4) Menyebabkan kerusakan paru-paru kronis

5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut

6) Menyebabkan stroke dan serangan jantung

7) Tulang lebih mudah patah

29
8) Menyebabkan kanker kulit

9) Menyebabkan kemandulan dan impotensi

10) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi

tugas dan tanggung jawab dari setiap lapisan masyarakat. Usaha penerangan

dan penyuluhan khususnya dikalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan

dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah,

dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Mini Project

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode deskriptif

bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai perilaku hidup

bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Bungah, Gresik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli KIA dan MTBS kepada masyarakat yang

mengunjungi Puskesmas Bungah pada saat jam kerja Puskesmas.. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2020.

3.3 Subjek Penelitian

1.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang

berkunjung ke Poli KIA dan MTBS Puskesmas Bungah, Gresik.

1.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Poli KIA dan MTBS

yang datang ke Puskesmas Bungah. Dari setiap pengunjung poli diambil 30

orang ibu rumah tangga. Teknik pengambilan sampel adalah Simple

Random Sampling.

3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

Seluruh ibu rumah tangga yang berkunjung ke poli KIA dan MTBS di

Puskesmas Bungah, Gresik.

31
3.4.2. Kriteria Eksklusi

- Ibu rumah tangga yang tidak bersedia menjadi responden.

- Ibu rumah tangga yang tidak mampu membaca dan menulis.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara langsung

kepada responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Angket atau

kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala

Guttman yaitu jawaban yang menggunakan alternatif jawaban setuju dan tidak

setuju atau ya dan tidak. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan tentang pengetahuan,

sikap dan perilaku ibu rumah tangga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul

kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Tahap-tahap pengolahan

data tersebut adalah:

1. Pengolahan Data (editing)

Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga

dapat diproses lebih lanjut. Pengolahan data dapat dilakukan di tempat

pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan

dapat segera dilaksanakan.

32
2. Pemasukan Data (entry)

Memasukkan data ke dalam komputer sesuai dengan kriteria.

3. Penyusunan dan Perhitungan Data

Penyusunan dan perhitungan data dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Excel Office 2013 dan Microsoft word 2013.

4. Tabulasi

Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk

diagram dan narasi.

3.7 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisa univariant yaitu analisa yang digunakan

terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisa ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti.

Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi jawaban

ya atau tidak dari responden untuk setiap item pertanyaan yang telah dinilai

menurut skoring yang telah ditentukan. Bila jawaban benar diberi nilai 1, bila

jawaban salah diberi nilai 0. Kemudian dijumlahkan jawaban responden yang

benar. Jawaban yang paling tertinggi adalah responden yang memiliki tingkat

pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik.

Berdasarkan kuesioner, panduan penilaian dan pemberian skoring dengan

menggunakan pendekatan skala Guttman. Adapun panduan penentuan penilaian

dan skoringnya adalah sebagai berikut :

- Jumlah pilihan = 2

- Jumlah pertanyaan = 20

33
- Skoring terendah = 0 (pilihan jawaban yang salah)

- Skoring tertinggi = 1 (pilihan jawaban yang benar)

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban

- Menampilkan jawaban responden dalam bentuk diagram.

34
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PUSKESMAS TELING ATAS

4.1.1 Profil Komunitas Umum

Puskesmas Bungah merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kabupaten

Gresik yang berkewajiban meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah

kecamatan Bungah yang merupakan wilayah kerjanya.

Puskesmas Bungah memiliki visi “Menuju Masyarakat Bungah Mandiri

Untuk Hidup Sehat”. UPT Puskesmas Bungah bertekad memberikan pelayanan

prima dengan menyelenggarakan kesehatan dasar yang paripurna meliputi

pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara transparan,akuntabel

dan tidak diskriminatif yang dilaksanakan oleh sumber Daya manusia yang

berkualitas dengan mengutamakan kepuasan pelanggan baik internal dan eksternal

secara berkesinambungan dan memenuhi peraturan perundangan yang berlaku

sesuai dengan sistem manajemen mutu.

4.1.2 Data Geografis

Puskesmas Bungah mencakup sebagian kelurahan yang termasuk dalam

wilayah kecamatan Bungah dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Sidayu

Sebelah Selatan : Selat Madura

Sebelah Barat : Sungai Bengawan Solo

Sebelah Timur : Kecamatan Dukun

35
4.1.3 Data Kesehatan Masyarakat

1. Kependudukan

Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Bungah berdasarkan dari total 22 Desa di wilayah kerja

Puskesmas Bungah berjumlah total 33.433 jiwa.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Teling Atas yaitu sekolah menegah atas hingga sarjana strata 1.

4.2 HASIL PENELITIAN

Mini Project ini dilakukan di Puskesmas Bungah, Gresik. Mini Project ini

dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 30

responden. Seluruh responden diambil dari Poli KIA dan MTBS yang berkunjung

ke Puskesmas Bungah. Dari penelitian ini didapatkan gambaran perilaku hidup

bersih dan sehat ibu rumah tangga dari masyrakat di wilayah kerja Puskesmas

Bungah.

4.2.1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan ibu yang dibantu

oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan. Pada penelitian ini dapat dilihat

bahwa dari semua responden (100%) persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.

Sebagian besar ditolong oleh bidan dan beberapa orang ditolong oleh dokter.

36
Persalinan ditolong oleh
Tenaga Kesehatan

100%

Gambar 1. Diagram pertolongan persalinan

4.2.2 Memberikan ASI eksklusif

Memberikan ASI eksklusif adalah ibu memberikan ASI kepada bayi tanpa

memberikan makanan lain kepada bayi selama 6 bulan. Pada penelitian ini dapat

dilihat sebagian besar yaitu 21 orang responden (70%) yang memberikan ASI

eksklusif selama 6 bulan, sisanya sebanyak 9 orang responden (30%) tidak

memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. Sebagian responden mengaku tidak

memberikan ASI sama sekali, sebagian memberikan ASI tidak lebih dari 3 bulan,

namun ada responden yang menjawab memberikan ASI sampai anak berusia 2

tahun. Responden yang tidak memberikan ASI mengaku bahwa ASI nya tidak

keluar dan tidak berobat ke puskesmas untuk mendapatkan vitamin.

Faktor-faktor yang menyebabkan responden tidak memberikan ASI

eksklusif:

 Kurangnya konsultasi gizi pada ibu menyusui sehingga ASI tidak

mencukupi.

37
 Ibu bekerja sehingga waktu bersama anak berkurang.

 Penyuluhan tentang ASI eksklusif masih kurang.

Solusinya:

 Perlu adanya konsultasi gizi pada ibu menyusui sehingga kebutuhan gizi

untuk ibu menyusui tercukupi.

 Mengajarkan mengenai cara pompa ASI dan menyimpan ASI.

 Meningkatkan kegiatan penyuluhan ASI eksklusif.

30%

70%

Memberikan ASI ekslusif Tidak memberikan ASI eksklusif

Gambar 2. Diagram pemberian ASI eksklusif

4.2.3 Mengukur berat badan balita setiap bulan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa 29 orang responden (97%) mengukur

berat badan balitanya setiap bulan. satu orang responden (3%) mengaku tidak

mengukur berat badan balitanya setiap bulan.

Faktor-faktor yang menyebabkan ibu tidak megukur berat badan balita setiap

bulan yaitu:

38
 Ibu kurang menyadari pentingnya menimbang berat badan balita setiap

bulan.

 Tingkat pengetahuan yang rendah.

Solusinya:

 Kader harus lebih aktif untuk mengajak warganya datang ke posyandu.

 Penyuluhan mengenai manfaat menimbang berat badan setiap bulan.

3%

97%

Mengukur BB balita setiap bulan Tidak

Gambar 3. Diagram mengukur BB balita setiap bulan

4.2.4 Tersedia sarana air bersih di rumah

Syarat air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Untuk

keperluan mandi dan mencuci harus menggunakan air bersih. Air terlebih dahulu

dimasak sampai mendidih sebelum diminum. Pada penelitian ini didapatkan bahwa

sebagian besar yaitu 21 orang responden (70%) memiliki air bersih di rumah.

Sembilan orang responden (30%) mengaku terdapat endapan pada air di rumahnya

39
serta jarak sumber air bersih seperti sumur dekat dengan pembuangan kotoran.

Ketersediaan air bersih sangat erat kaitannya dengan penyakit diare.

Solusinya:

 Perlu adanya sosialisasi mengenai ciri-ciri air bersih.

 Tim puskesmas perlu melihat langsung ke rumah-rumah warga.

30%

70%

Tersedia air bersih di rumah Tidak

Gambar 4. Diagram tersedia sarana air bersih di rumah

4.2.5 Mencuci tangan sebelum makan

Mencuci tangan sebelum makan dilakukan untuk membunuh kuman yang ada

di tangan agar tidak tertelan pada saat makan. Pada penelitian ini dapat dilihat

seluruh responden (100%) mencuci tangan sebelum makan. Sebagian menjawab

mencuci tangan menggunakan sabun dan sebagian menjawab mencuci tangan

menggunakan air bersih ataupun air yang mengalir. Dapat dilihat bahwa seluruh

40
responden sudah sangat baik dalam hal mencuci tangan. Kedepannya perlu

sosialisasi untuk diajarkan cara mencuci tangan enam langkah.

0%

Mencuci tangan sebelum


makan
Tidak

100%

Gambar 5. Diagram mencuci tangan sebelum makan

4.2.6 Terdapat jamban sehat di rumah

Pada penelitian ini didapatkan hampir semua responden yaitu 28 orang

responden (97%) memiliki jamban sehat di rumah. dua orang responden (3%)

sisanya mengaku tidak memiliki jamban sehat di rumah karena tidak memiliki akses

jamban yang dilengkapi unit penampungan kotoran dan air yang sesuai standar,

oleh sebab itu responden mengaku untuk keperluan mandi dan BAB masih

menumpang di WC tetangga.

41
7%

Memiliki jamban sehat


dirumah
Tidak

93%

Gambar 6. Diagram jamban sehat

4.2.7 Membersihkan jentik nyamuk

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 23 orang responden (77%) rutin

melakukan pemberantasan jentik nyamuk khususnya pada tempat terbuka dan

tergenang air. Sedangkan 7 orang responden (23%) sisanya mengaku rumahnya

sebagai sarang nyamuk. Penyebabnya bervariasi, mulai dari sampah yang dibuang

sembarangan, tidak menguras bak mandi, dan terdapat genangan air.

Solusinya:

 Perlu ditingkatkan kerja bakti.

 Perlu diusulkan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di setiap RT.

 Penempelan stiker bebas jentik.

42
23%
Membersihkan jentik
nyamuk min. 1x/minggu
Rumah menjadi sarang
nyamuk
77%

Gambar 7. Diagram membersihkan jentik nyamuk

4.2.8 Mengkonsumsi buah dan sayur

Apabila dipandang dari sudut manfaatnya, buah dan sayur mengandung

vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta

mengandung serat yang tinggi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa 22 orang

responden (73%) mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari ataupun beberapa kali

dalam seminggu. Delapan orang responden (27%) mengaku sama sekali tidak atau

jarang mengkonsumsi buah dan sayur.

27%
Mengkonsumsi buah dan
sayur
Tidak

73%

Gambar 8. Diagram mengkonsumsi buah dan sayur

43
4.2.9 Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 25 orang responden (83%) melakukan

aktivitas fisik setiap hari ataupun berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu.

Lima orang responden (17%) sisanya, mengaku tidak berolahraga sama sekali dan

tidak melakukan aktivitas fisik dirumah. Responden yang tidak melakukan aktivitas

fisik / berolahraga dikarenakan tingkat pengetahuan yang rendah akan manfaatnya

bagi kesehatan. Aktivitas fisik yang dilakukan responden yaitu kegiatan sehari-hari

seperti berjalan kaki, mencuci pakaian, mencuci mobil, menyapu / mengepel lantai

ataupun naik turun tangga.

17%

Melakukan aktivitas fisik


setiap hari
Tidak

83%

Gambar 9. Diagram melakukan aktivitas fisik setiap hari

4.2.10 Tidak merokok didalam rumah

Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 10 orang responden (33%)

yang memiliki anggota keluarga yang merokok di rumah. Sebagian besar 20 orang

responden (67%) yang anggota keluarganya tidak ada yang merokok. Seluruh

44
responden dalam penelitian ini memiliki balita di rumahnya yang sangat rentan

terserang penyakit saluran pernafasan apabila terpapar asap rokok. Meskipun sudah

mengerti bahwa di dalam satu punting rokok yang dihisap terdapat banyak bahan

kimia berbahaya, namun masih ditemukan anggota keluarga responden yang tetap

melakukannya dan mengabaikan kesehatan anggota keluarga lain.

Solusinya:

Diperlukan adanya penyuluhan mengenai bahaya asap rokok.

33%
Anggota keluarga tidak ada
yang merokok
Terdapat anggota keluarga
yang merokok di rumah
67%

Gambar 10. Diagram anggota keluarga yang merokok di rumah

45
BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang meneliti mengenai

gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Bungah

khususnya kepada ibu rumah tangga yang mengunjungi poli KIA dan MTBS di

Puskesmas Bungah. Karakteristik yang diteliti adalah perilaku hidup bersih dan

sehat dalam tatanan rumah tangga yang meliputi persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan, memberikan bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,

menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari, mencuci tangan dengan air

bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah,

mengkonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik setiap hari,dan tidak

merokok didalam rumah.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan

angka kematian ibu dan bayi. Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan

tenaga kesehatan yang terlatih adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi

kematian ibu dan kematian neonatal dini. Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat

serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting

dalam upaya penurunan kematian ibu. Berdasarkan hasil yang didapat, seluruh

responden yang berjumlah 30 orang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan

dan semua responden telah menerapkan rutin mencuci tangan sebelum makan atau

setelah dari kamar mandi. Sebagian besar 28 responden (93%) memiliki jamban

sehat dirumah, Untuk mencegah dan mengurangi kontaminasi tinja terhadap

lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik seperti

pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.

46
Sebagian besar 21 responden (70%) memiliki ketersediaan air bersih

dirumah, 30% sisanya mengaku terdapat endapan pada air di rumahnya serta akses

air bersih memiliki jarak yang dekat dengan pembuangan kotoran. Air yang sehat

harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit

bagi manusia. Syarat-syarat air minum yang sehat yaitu tidak berwarna, tidak

berasa, dan tidak berbau. Ketersediaan air bersih sangat erat kaitannya dengan

penyakit diare. Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi mengenai ciri-ciri air bersih.

Aktivitas fisik setiap hari dilakukan hampir sebagian besar 25 responden

(83%). Bukan hanya rutin berolahraga tapi kegiatan sehari-hari seperti berjalan

kaki, mencuci pakaian, mencuci mobil, menyapu / mengepel lantai ataupun naik

turun tangga dilakukan oleh sebagian besar responden. Mengukur berat badan balita

setiap bulan tidak dilakukan oleh semua ibu. Masih ditemukan satu orang

responden (3%) mengaku tidak mengukur berat badan balitanya setiap bulan.

Faktor-faktor yang menyebabkan ibu tidak mengukur berat badan balita setiap

bulan adalah tingkat pengetahuan yang rendah dan ibu kurang menyadari

pentingnya pemantauan pertumbuhan balita setiap bulannya.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa 22 orang responden (73%)

mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari ataupun beberapa kali dalam seminggu.

Delapan orang responden (27%) mengaku sama sekali tidak mengkonsumsi buah

dan sayur. Belum semua masyarakat yang menyadari akan manfaat buah dan sayur

bagi tubuh. Buah dan sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang

sangat baik untuk membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Ibu yang

memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada penelitian ini hanya 21 orang

responden (70%), sisanya sebanyak 9 orang responden (30%) tidak memberikan

47
ASI ekslusif selama 6 bulan. Sebagian responden mengaku tidak memberikan ASI

sama sekali, sebagian memberikan ASI tidak lebih dari 3 bulan, namun ada

responden yang menjawab memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.

Pemberian ASI secara mutlak penting dilakukan mengingat manfaat yang akan

diperoleh bayi. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat

gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik

serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi

bayi dari alergi dan menjamin kesehatan bayi secara optimal. Faktor-faktor yang

menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu kurangnya konsultasi gizi

pada ibu menyusui sehingga ASI tidak mencukupi, ibu bekerja sehingga waktu

bersama anak berkurang, dan penyuluhan tentang ASI eksklusif masih kurang.

Untuk itu perlu adanya konsultasi gizi pada ibu menyusui sehingga kebutuhan gizi

untuk ibu menyusui tercukupi dan perlu ditingkatkan kegiatan penyuluhan ASI

eksklusif.

Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan cara 3M (menguras tempat-

tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur /

menyingkirkan barang-barang bekas) plus menghindari gigitan nyamuk. Dari hasil

penelitian dapat dilihat bahwa 23 orang responden (77%) rutin melakukan

pemberantasan jentik nyamuk khususnya pada tempat terbuka dan tergenang air.

Setiap anggota keluarga dianjurkan tidak ada yang merokok. Efek-efek yang

merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian

yang telah membuktikan bahwa kebiasaaan merokok mengakibatkan resiko

timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, paru-paru, kanker rongga

mulut, kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi, gangguan kehamilan serta

48
cacat pada janin. Namun pada penelitian masih ditemukan 10 anggota keluarga

responden (33%) yang anggota keluarganya masih merokok didalam lingkungan

rumah tangga. Padahal seluruh responden dalam penelitian ini memiliki balita di

rumahnya yang sangat rentan terserang penyakit saluran pernafasan apabila

terpapar asap rokok. Untuk itu diperlukan adanya penyuluhan mengenai bahaya

asap rokok.

49
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bungah, Kabupaten Gresik yang

berkaitan dengan indikator PHBS di rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. Seluruh responden melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan.

2. Sebagian besar responden telah memberikan ASI eksklusif.

3. Sebagian besar responden menimbang berat badan balita setiap bulan.

4. Sebagian besar responden memiliki sarana air bersih di rumah yang sesuai

dengan kriteria.

5. Seluruh responden mencuci tangan sebelum makan menggunakan air

bersih.

6. Sebagian besar responden memiliki jamban sehat di rumah sesuai dengan

kriteria.

7. Sebagian besar responden melakukan pemberantasan jentik nyamuk

dirumah dengan cara menguras, menutup, dan mengubur. Hanya sebagian

kecil responden yang rumahnya menjadi sarang nyamuk.

8. Sebagian besar responden mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.

9. Hanya sebagian kecil responden yang berolahraga minimal tiga kali dalam

seminggu.

50
10. Sebagian kecil masih ditemukan responden dengan balita yang memiliki

anggota keluarga yang merokok di dalam rumah.

6.2 Saran

6.2.1 Kepada Puskesmas dan Masyarakat

1. Kader Posyandu diharapkan terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan

sehat yang baik untuk diri dan lingkungan masyarakatnya sehingga

masyarakat dapat mencontohnya.

2. Puskesmas sebaiknya terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang

mendukung terwujudnya rumah tangga sehat seperti melaksanakan

pemeriksaan jentik berkala bersama masyarakat, senam bersama, serta

kegiatan lainnya.

3. Penyuluhan mengenai manfaat menimbang berat badan setiap bulan.

4. Perlu adanya kegiatan kelas ibu hamil. Nantinya perlu lebih ditekankan

mengenai tanda-tanda persalinan.

5. Perlu adanya konsultasi gizi pada ibu menyusui sehingga kebutuhan gizi

untuk ibu menyusui tercukupi.

6. Mengajarkan mengenai cara pompa ASI dan menyimpan ASI.

7. Meningkatkan kegiatan penyuluhan ASI eksklusif.

8. Perlu adanya sosialisasi cuci tangan enam langkah.

9. Perlu ditingkatkan kerja bakti agar lingkungan menjadi bersih dan sehat.

10. Perlu diusulkan Juru Pemantau Jentik di setiap RT.

11. Melakukan penyuluhan mengenai manfaat konsumsi buah dan sayur serta

menganjurkan masyarakat untuk mengkonsumsinya setiap hari.

51
12. Menganjurkan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik / berolahraga

minimal 3 kali seminggu.

13. Perlu adanya penyuluhan mengenai bahaya asap rokok.

14. Kader harus lebih aktif untuk mengajak warganya datang ke posyandu.

6.2.2 Kepada Instansi Terkait

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu

kesehatan masyarakat dalam kaitannya dengan melihat gambaran perilaku hidup

bersih dan sehat di masa yang akan datang.

52
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 2014. Pedoman Pembinaan Program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

2. Departemen Kesehatan RI, 2012. Pengkajian Kuantitatf Rumah Tangga Sehat

dengan Metode Survey Cepat Seri 1, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

3. Departemen Kesehatan RI, 2015. Pengembangan Promosi Kesehatan di

Daerah Melalui Dana Dekon 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

4. Fitriani Gusia N, Jonyanis, 2014. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam

Rumah Tangga Pada Masyarakat Desa Gunung Kesiangan, Kecamatan Benai

Kabupaten Kuantan Singingi. Jom FISIP Volume 1 no 2.

5. Notoatmodjo, S, 2011. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Rineka Cipta.

6. Departemen Kesehatan RI, 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:

Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International dan Coorperation

Agency).

7. Departemen Kesehatan RI, 2010. Panduan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

di Rumah Tangga. Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta.

8. Notoatmodjo, S, 2011. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

9. Raksanagara A, 2015. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Sebagai Determinan

Kesehatan Yang Penting Pada Tatanan Rumah Tangga di Kota Bandung. JSK,

Volume 1 nomor 1.

53
10. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013. Pedoman Program Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga, Semarang: Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

11. Departemen Kesehatan RI, 2013. Pusat Promosi Kesehatan dalam Pencapaian

PHBS. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

12. Burhanuddin I, Wibowo B, Sidiq M, 2015. Penyuluhan Pentingnya Sayuran

Bagi Anak-Anak di TK Aisyiyah Kwadungan Jawa Tengah. WARTA, Volume

18 nomor 1.

13. Prasetyo Y, 2013. Kesadaran Masyarakat Berolahraga Untuk Peningkatan

Kesehatan dan Pembangunan Nasional. Medikora, Volume XI nomor 2.

14. Anies, 2012. Seri Lingkungan dan Penyakit Managemen Berbasis Lingkungan.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

54
Lampiran

KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI PUSKESMAS TELING ATAS PERIODE APRIL-JUNI 2018

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :

1. Apakah anda pernah mendengar tentang Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS)?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah anda mengetahui tentang PHBS?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda setuju mengenai PHBS?
c. Ya
d. Tidak
4. Apakah anda mengetahui apa saja Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat?
(jawaban boleh lebih dari 1)
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita di posyandu
d. Menggunakan air bersih untuk keperluan Rumah Tangga
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik dirumah
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah

55
Centang pertanyaan dibawah ini yang menurut anda benar.

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
Pada saat Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga
1.
kesehatan.
Setelah melahirkan Ibu tetap berkonsultasi kepada
2.
tenaga kesehatan.
Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6
3.
bulan.
Ibu memberikan MP-ASI setelah bayi berusia lebih dari
4.
6 bulan.
5. Bayi atau balita selalu di timbang rutin setiap bulan.
Untuk keperluan mandi dan mencuci, keluarga
6.
menggunakan air bersih.
Air terlebih dahulu dimasak sampai mendidih sebelum
7.
diminum.
Sumber air bersih berjarak minimal 10 meter dari
8.
tempat pembuangan kotoran.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
9.
makan.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah
10.
BAB.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah
11.
mencebok anak.
12. Keluarga memiliki jamban dirumah.
Jamban dirumah dilengkapi unit penampungan kotoran
13.
dan air.
Keluarga rutin melakukan pemberantasan jentik
14. nyamuk khususnya pada tempat terbuka dan tergenang
air.

56
Pemberantasan nyamuk dilakukan dengan cara 3M
15.
(Menguras, Menutup, Mengubur)
Anggota keluarga mengkonsumsi buah setiap hari
16.
selama 1 bulan terakhir.
Anggota keluarga mengkonsumsi sayur setiap hari
17.
selama 1 bulan terakhir.
Anggota keluarga rutin melakukan aktivitas fisik /
18.
berolahraga minimal 3 kali / minggu.
Anggota keluarga tidak ada yang merokok didalam
19.
rumah.
Anggota keluarga tidak pernah merokok saat bersama
20.
bayi atau balitanya.

57

Anda mungkin juga menyukai