Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI PROJECT

PENYULUHAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT PADA ANAK YAYASAN PANTI ASUHAN
DOKTER INTERNSHIP
DI PUSKESMAS LANGSA KOTA

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani Program Internship Dokter
Indonesia di Puskesmas

Oleh:

dr. Novi Intan Melani

Pembimbing:
dr. M. OSMAN REDHA

PEMERINTAH KOTA LANGSA


PUSKESMAS LANGSA KOTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan mini project ini. Mini project ini akan menggambarkan“Penerapan
Perilaku Cuci Tangan yang Benar yang dilakukan anak-anak panti asuhan taman
harapan’’ yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dokter internsip. Penyusunan
mini project ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. M. Osman Redha selaku dokter pendamping yang telah meluangkan waktu
dan memberikan bimbingan.
2. Teman sejawat dokter internsip Puskesmas Langsa Kota yang selalu memberikan
dukungan dan membantu penyelesaian mini project ini.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun merupakan sesuatu yang
penulis harapkan.
Semoga Tuhan memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Langsa , November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan pengalaman
belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan,
bina suasana dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan masyarakat
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dan menjaga, memelihara, dan meningkatkan
kesehatannya. 1,2
Dalam hal pemerataan pembangunan yang berwawasan kesehatan tentunya mencakup
semua golongan masyarakat, baik kelompok anak-anak maupun kelompok orang dewasa. Hal
ini yang menyebabkan perlu dilakukan penelitian dari ruang lingkup masyarakat, dan
kelompok anak-anak khsusunya yang berada di panti asuhan. 1,2
Di Indonesia, anak usia sekolah, berisiko terhadap penyakit tidak menular, yang
ditunjukkan kurangnya konsumsi sayur dan buah 93,6% dan sudah biasa merokok 2%.
Perilaku hidup bersih juga masih rendah, yaitu yang benar berperilaku buang air besar 68,2%,
dan yang benar dalam cuci tangan hanya 17,2%. mengkonsumsi makanan berisiko, yaitu
mengandung penyedap 75,4% dan makanan / minuman manis 63,1%. Data terbaru Hasil
Analisis Riset Data Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 memperlihatkan bahwa 41,2 % di
Indonesia mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal. 1,2

Banyak masalah kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah seperti Diare,
cacingan, infeksi saluran pernafasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat
buruknya sanitasi dan keamanan pangan serta permasalahan perilaku sehat pada anak usia
sekolah biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi
yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri, perilaku berisiko
seperti merokok, semakin menguatkan bahwa penanaman nilai PHBS pada anak-anak,
khususnya anak usia sekolah dasar masih minimal dan belum dapat mencapai tingkat yang
diharapkan.3,4,5
Khususnya masalah PHBS pada anak usia sekolah di Yayasan Panti Asuhan seperti
kurangnya konsumsi sayur dan buah, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, kebersihan perorangan yang sangat rendah ditandai dengan jarang menggosok gigi
sesudah makan dan sebelum tidur. Dari berbagai permasalahan di atas, perlu banyak pihak
yang seharusnya memperhatikan masalah ini baik sekolah, departemen terkait maupun otang
tua sendiri. Jumlah anak usia sekolah mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau
sekitar 73 juta orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahan
untuk mempendidikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. 6,7,8

.
II. Judul Kegiatan
Kegiatan ini merupakan sebuah penyuluhan dengan judul “perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak yayasan panti asuhan”

Tujuan Kegiatan
Untuk menerapkan perilaku cuci tangan yang benar dalam rangka pencegahan infeksi
menular pada anak-anak di yayasan panti asuhan

IV. Waktu dan tempat Kegiatan


Tempat : Panti Asuhan Taman Harapan kp. jawa
Hari/tanggal : kamis, 28 november 2019
Waktu : Pukul 15.00 WIB – selesai
Peserta : Seluruh anak yang tinggal di panti asuhan

Pelaksana : Dokter Internship Wahana kota langsa

V. Metode Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan cara pemaparan dalam bentuk edukasi menggunakan
leaflet tentang 6 langkah cuci tangan

Tabel 5.1 Metode penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respons Media

1 Pembukaan  Memberi salam  Siswa/i menjawab


(5 Menit)  Memperkenalkan diri salam
 Menyampaikan tujuan  Siswa/i memahami
penyuluhan maksud dan tujuan
2 Pelaksanaan  Menyampaikan materi  Mendengarkan materi  lleaflet
(60 menit)  Sesi tanya jawab penyuluhan yang
disampaikan
 Siswa/i
memperhatikan
jalannya penyuluhan
 Siswa/i bertanya
3 Penutup  Menyimpulkan dan  Siswa/i Menjawab
menutup dengan salam salam

.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cuci tangan
Definisi
Cuci tangan merupakan suatu proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi
jumlah mikroorganisme sementara. 1,2
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat kotor atau
terkontaminasi dan menggunakan hand rub berbasis alkohol secara rutin untuk
dekontaminasi tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda. Pada kondisi cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir keringkan dengan lap/ handuk tisu sekali pakai. Hand hygiene adalah
istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan.2,3,4
Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membentuk
perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama
dengan keluarga. Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran
orang tua dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar anak
menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap
masyarakat di kemudian hari. 5,6

Indikator PHBS di Panti Asuhan


a) Mencuci tangan dengan air bersih
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa
dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai
sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah
penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan
peningkatan cuci tangan tersebut. 7,8
Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain
karena berbagai alasan sebagai berikut: 7,8
a.Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan
ribu anak meninggal setiap tahunnya.
b.Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
c.CTPS (cuci tangan pakai sabun) adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling
“cost-effective” jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya
Waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan,Yaitu saat-saat sebagai
berikut : 8,9
o Sebelum makan
o Sebelum menyiapkan makanan
o Setelah buang air besar dan buang air kecil
o Setelah memegang unggas atau hewan

Beberapa manfaat yang diperoleh setelah melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu antara
lain : 8,9
o Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
o Mencegah penularan penyakit
o Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut : 8,9


a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya
b. Bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan
c. Bersihkan tangan menggunakan lap bersih

b) . Menggunakan air bersih


Air bersih adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Kebutuhan manusia akan
air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, dan mencuci, dan sebagainya. Diantara
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan akan air minum. Oleh
karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan
khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.9

2.1.3 Langkah Mencuci Tangan


Ada 10 langkah yang menjadi pedoman dari WHO dalam melakukan cuci tangan
dengan sabun dan air. Praktek kebersihan tangan ini dapat dilakukan selama 40-60 detik.
berikut langkah mencuci tangan yang benar menurut WHO (2009) adalah: 9
o Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air mengalir.
o Tuangkan sabun ketelapak tangan secukupnya.
o Ratakan sabun dengan kedua tangan sampai kedua telapak tangan terkena
sabun.
o Gosok punggung tangan kanan dengan tangan kiri sampai sela-sela jari-jari
kemudian ganti tangan sebelah kiri.
o Telapak tangan saling bersentuhan dengan jari yang disilangkan pada sela-sela
jari.
o Letakkan punggung jari pada telapak tangan satunya dengan jari saling
mengunci.
o Menggosok ibu jari dengan menggenggam ibu jari bagian kiri dengan tangan
kanan lalu putar, begitu pula sebaliknya.
o Menggosok jari-jari tangan kanan pada telapak tangan kiri untuk
membersihkan kotoran yang ada di kuku tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
o Bilas dengan air yang mengalir.
o Keringkan tangan dengan menggunakan handuk kering dan bersih atau tissue
sekali pakai.
Adapun langkah-langkah mencuci tangan dengan menggunakan handrub (larutan
berbasis alkohol 60-90%). Kebersihan tangan dengan larutan berbasis alkohol/handrub
dilakukan bila tangan secara kasat mata tidak tampak kotor dan tidak terpapar cairan
tubuh/bahan infeksius.cara mencuci tangan dengan menggunakan handrub ini dapat
dilakukan selama 20-30 detik. Langkah-langkah mencuci tangan meggunakan handrub
adalah sebagai berikut: 10
1. Tuangkan 3-5 cc antiseptic berbasis alcohol ke telapak tangan.
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
8. Keringkan tangan anda.
Perilaku
Definisi
Perilaku merupakan segala kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung maupun tidak diamati oleh pihak luar. Perilaku manusia merupakan hasil daripada
segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya.11
Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap)
maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat di
rumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya,
khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat
dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi.
Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu pengetahuan,
sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice.
Perilaku mempunyai peranan yang sangat besar terhadap status kesehatan individu, kelompok
maupun masyarakat.11,12

Jenis-Jenis Perilaku
Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian
organisme tersebut memberikan respon atas stimulus yang diperoleh. Untuk itu Skinner
membagi dua jenis perilaku berdasarkan respon terhadap stimulus-stimulus yang mungkin
muncul, antara lain :11,12
a. Perilaku Tertutup (Covert Behavior)
Perilaku tertutup merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
perilaku tertutup (tidak terlihat/tidak tampak). Reaksi ini terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus.
b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Perilaku terbuka merupakan respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terlihat. Perilaku ini dapat diamati oleh orang lain dengan mudah.

Tahapan Membentuk Perilaku


Perilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali. Perilaku tidak dapat muncul
secara tiba-tiba. Sebelum seseorang memiliki perilaku baru, maka orang itu melalui beberapa
tahapan. Proses tersebut antara lain:12,13
a. Awareness (Kesadaran)
Awareness merupakan tahap awal dalam mengadopsi sebuah perilaku. Karena dengan
kesadaran ini akan memicu seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang apa yang ia terima.
b. Interest (Ketertarikan)
Interest merupakan tahap kedua setelah seseorang sadar terhadap suatu stimulus
seseorang pada tahap ini sudah mulai melakukan tindakan stimulus yang diterimanya.
c. Evaluation (Menimbang)
Evaluation merupakan sikap sesorang dalam memikirkan baik buruk stimulus yang ia
terima setelah adanya sikap ketertarikan. Apabila stimulus yang dianggap buruk atau kurang
berkesan, maka ia akan diam atau acuh. Sebaiknya apabila stimulus yang ia terima dianggap
baik, ia akan membuat seseorang melakukan suatu tindakan.
d. Trial (Mencoba)
Trial merupakan tahap lanjutan pada seseorang yang telah mampu memikirkan pesan
stimulus yang diperoleh baik atau buruk. Sehingga menimbulkan keinginan untuk mencoba.
e. Adaption (Mengadopsi)
Adaption merupakan tahap akhir setelah melewati tahapan-tahapan sebelumnya.
Perilaku ini akan muncul sesuai dengan kesdaran, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki
seseorang. Sehingga ia mampu melakukan stimulus suatu tindakan yang dianggap baik atau
salah sesuai stimulus yang ia terima.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :12,13
a. Faktor Predisposisi (Predisposition Factor)
Faktor predisposisi merupakan faktor yang menjadi dasar melakukan suatu tindakan.
Faktor predisposisi pada seesorang diantaranya pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai,
persepsi, usia, status sosial ekonomi, jenis kelamin yang menjadi pemicu seseorang
melakukan tindakan.
b. Faktor Pemungkin (Enabiling Factor)
Faktor pemungkin merupakan fator yang memungkinkan motivasi atau keinginan
untuk dapat terlaksana. Contoh faktor pemungkin adalah kemampuan, sumber daya,
ketersediaan informasi, dan ketersediaan fasilitas.
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Faktor penguat merupakan faktor yang muncul setelah tindakan itu dilakukan. Faktor-
faktor ini dapat bersifat negatif atau positif. Hal ini yang mempengaruhi perilaku seseorang
dari stimulus yang diterimanya. Contoh faktor penguat adalah adanya manfaat atau ganjaran
yang diterima oleh seseorang.
Dokumentasi
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2009. Guidelines on Hand Hygiene in Healthcare. World Health Organization.


2. Green, L.W. Kreuter, M.W, 2000. Health Promotion Planning an Educational and
Environmental Approch; Second Edition,Mayfield Publishing Company. Houston.
3. Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
4. Notoadmodjo, Soekijo 2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
6. Agboatwalla, et al. (2005). Effect of Hand Washing on Child Health: A Randomised
Controlled Trial. The Lancet Infectious Diseases 2005, 366 (9481): 225-233.
7. Aiello. (2008). Effect of Hand Hygiene on Infectious Disease Risk in the Community
Setting: A Meta- Analysis. American Journal of Public Health 2008, 98 (8):1372–1381.
8. Curtis, V & Cairncross, S.. (2003). Effect of Washing Hands with Soap on Diarrhoea
Risk in the Community: A Systematic Review. The Lancet infectious diseases 2003, 3 (5),
275-281.
9. Departemen Kesehatan RI. (2009). Panduan Penyelenggaraan Cuci Tangan Pakai Sabun
Sedunia (HCTPS). Jakarta.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2011.
11. Oktobriariani,R.R.,2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan. Surakarta : DIV Kebidanan
12. Saraswati,Nidya,2011. Evaluasi Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Jakarta
13. Sari,Ratina.,2011. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Pendidikan
Individual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai