Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEJAK

DINI SEBAGAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Henni Kumaladewi Hengky 1, Nurhasanah 2, Nur Hazul Fitra 3, Risma 4, Siti Fajriah5,
Asriyah Budi Lestari6, Rahmi7, Via Meilana8, Eka Dian Ultrisari9, Muhammad Ilham10

Abstract Lawallu State Elementary School has not implemented a clean and healthy behavior
program through hand washing with soap, so that children are not used to washing
their hands after completing activities. This situation resulted in the children at school
not being completely clean, so that some children were attacked by bacteria and
viruses. This activity aims to apply the habit of washing hands with soap from an early
age. The methods used are providing education, singing, and direct practice of
washing hands with soap in running water. Participants consisted of 23 students aged
6-12 years. The expected result of this activity is that all students have the knowledge
and apply the habit of washing hands with soap from an early age. It is hoped that
children can get used to living clean and healthy behaviors, so as to prevent the
transmission of various hand-mediated diseases.

Keywords Clean and Healthy Life Behavior, hand washing habits, education, knowledge.

Abstrak SD Negeri Lawallu belum menerapkan program perilaku hidup bersih dan sehat
melalui kegiatan cuci tangan pakai sabun, sehingga anak-anak tidak biasa mencuci
tangan setelah selesai melakukan kegiatan. Keadaan ini mengakibatkan anak-anak di
sekolah tidak dalam keadaan benar-benar bersih, sehingga sebagian anak terserang
bakteri dan virus. Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan kebiasaan cuci tangan
pakai sabun sejak dini. Metode yang digunakan yaitu memberikan edukasi, bernyanyi,
dan praktik langsung mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Peserta terdiri dari
23 siswa dengan usia 6-12 tahun. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
semua siswa memiliki pengetahuan dan menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai
sabun sejak dini. Diharapkan anak-anak dapat membiasakan diri untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah penularan berbagai penyakit yang
diperantarai tangan.

Kata Kunci Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kebiasaan cuci tangan, edukasi, pengetahuan.

PENDAHULUAN
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya dan tanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga
anak berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat dalam menerapkan PHBS pada anak maka akan
membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingklungan yang sehat
(Lina, 2016).

1
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sejak dini belum dibiasakan oleh sebagian
anak-anak. Anak-anak memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan
bau. Untuk melakukan program mencuci tangan dengan sabun, ketersedian air dan sabun
untuk mencuci tangan sebenarnya bukan masalah, tapi yang menjadi hambatan adalah faktor
kebiasaan anak-anak. Untuk itu diperlukan peran pengasuh/pendidik anak-anak untuk
memberikan program yang bermanfaat kepada anak, yaitu membiasakan mencuci tangan
dengan sabun setelah selesai melakukan kegiatan di Sekolah.
Manfaat menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejak dini sebagai perilaku
hidup bersih dan sehat adalah anak akan memiliki pola hidup sehat di kemudian hari. Artinya
anak usia dini yang terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat tidak mudah hilang pada
tahapan perkembangan selanjutnya. Selain itu anak usia dini telah memiliki pola hidup sehat,
maka mereka akan terbebas dari serangan berbagai macam penyakit yang sering terjadi pada
anak usia dini, seperti batuk/pilek, flek atau TBC,diare, demam, campak, infeksi telinga, dan
penyakit kulit (Ambarwati, 2019).
Berdasarkan permasalahan kebiasaan mencuci tangan pada anak yang belum terbiasa
untuk diterapkan, maka intervensi diperlukan untuk mengedukasi anak-anak yang yang
belum terbiasa untuk menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejak dini. Diharapkan
setelah pelaksanaan kegiatan ini adalah terdapat perubahan perilaku, utamanya siswa-siwi
agar mereka gemar mencuci tangan sesering mungkin dengan baik dan benar. Dalam kondisi
bersih dan sehat berbagai kemampuan yang dimiliki anak usia dini akan tergali dan dapat
dikembangkan dengan baik, sehingga anak usia dini dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Kegiatan berupa penyuluhan penerapan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejak dini
sebagai perilaku hidup bersih dan sehat ini dilakukan dengan metode edukasi, bernyanyi, dan
praktik mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Kegiatan ini berlangsung pada tangga
19 Februari 2022 di SD Negeri Lawallu. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan anak-anak
mampu menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejak dini.

LITERATUR REVIEW
Mencuci tangan adalah teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Mencuci tangan ialah proses pembuangan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme dengan memakai sabun dan air bersih.
Hal ini dilakukan karena tangan merupakan salah satu jalur utama masuknya kuman
penyakit ke dalam tubuh dan karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering
berhubungan langsung dengan mata, hidung, dan mulut, sehingga menyebabkan patogen
dapat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung, ataupun
kontak tidak langsung, maka dari itu pencegahan dengan cara memberikan penyuluhan atau
edukasi sangat diperlukan untuk mencegah berbagai macam penyakit yang dapat disebabkan
oleh tangan yang tidak bersih (Megasari dkk, 2019).
Istilah penyuluhan seringkali diasosiasikan dengan penerangan atau propaganda oleh
khalayak, padahal makna penyuluhan tidaklah sedangkal itu. Penyuluhan dapat dipandang
sebagai sebuah ilmu dan tindakan praktis. Sebagai sebuah ilmu, pondasi ilmiah penyuluhan
adalah ilmu tentang perilaku (behavioural science). Di dalamnya ditelaah pola pikir, tindak,
dan sikap manusia dalam menghadapi kehidupan. Jadi, subyek telaah ilmu penyuluhan adalah

2
manusia sebagai bagian dari sebuah sistem sosial, obyek materi ilmu penyuluhan adalah
perilaku yang dihasilkan dari proses pendidikan dan atau pembelajaran, proses komunikasi
dan sosial (Amanah, 2007).
Sebagai sebuah ilmu, penyuluhan merupakan organisasi yang tersusun dari bangunan
pengetahuan dan pengembangan ilmu. Ilmu penyuluhan mampu menjelaskan secara ilmiah
transformasi perilaku manusia yang dirancang dengan menerapkan pendekatan pendidikan
orang dewasa, komunikasi, dan sesuai dengan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat,
dan lingkungan fisiknya (Amanah, 2007).

METODE
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 23 anak. Penyuluhan kesehatan
dilaksanakan di SD Negeri Lawallu, di Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja yang
dilakukan secara offline dengan rentan usia 7-12 tahun. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan dengan menggunakan media audio visual, yang
terdiri dari beberapa tahapan :
1. Tahap Kerja Sama Mitra
Melakukan pendekatan kepada Kepala Sekolah dan guru SD Negeri Lawallu dengan
menjelaskan tujuan dari dilakukannya kegiatan ini, menjelaskan masalah yang terjadi akibat
kurangnya pengetahuan tentang PHBS serta memberikan surat izin untuk melaksanakan
kegiatan.
2. Tahap Pre-Test
Tahapan ini dilakukan dengan membagikan lembar pertanyaan kepada siswa terkait
PHBS terutama cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Tahapan ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan awal anak tentang cara mencuci tangan yang benar.
3. Tahap Penyuluhan
Tahap ini tim pengabdian masyarakat memberikan penyuluhan dengan materi cara
mencuci tangan dengan baik dan benar seperti dalam tabel 1 berikut.
No Waktu Kegiatan Metode
1 Pembukaan a. Menyampaikan salam pembuka Ceramah dan tanya
b. Membuat kontrak waktu jawab
c. Menjelaskan tujuan
d. Tanya jawab untuk menggali
pengetahuan awal peserta
2 Inti a. Menjelaskan definisi cuci tangan Ceramah dan
dan masker, manfaat cuci tangan, menampilan video
kapan waktu yang tepat untuk dan foto banner
cuci tangan, jenis-jenis cuci
tangan (air mengalir dan
handsanitizer) dan, langkah-
langkah cuci tangan dan cara
memakai dan melepaskan masker
yang benar.
b. Memberikan waktu kepada
peserta yang ingin bertanya.

3
c. Menjawab pertanyaan dari
peserta
d.
3 Penutup a. Menyimpulkan hasil penyuluhan Ceramah
dan tanya jawab
b. Mengevaluasi kegiatan yang
sudah disampaikan secara verbal
c. Menyampaikan salam penutup

4. Tahap Demonstrasi
Pada tahap ini tim pengabdian masyarakat mempraktikan tiap langkah cuci tangan,
dengan menggunakan sabun dan air mengalir, peserta mempraktikan secara individu. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat anak.
5. Tahap Post Test
Tahapan ini dilakukan dengan membagikan lembar pertanyaan kembali kepada siswa
terkait PHBS terutama cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Tahapan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pengetahuan akhir anak setelah pemberian
penyuluhan dan demonstrasi tentang cara mencuci tangan yang benar.
6. Tahap Evaluasi
Tahapan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman anak
tentang cara cuci tangan yang benar. Evaluasi dilakukan dengan cara observasi pada tahap
sebelumnya yaitu pada tahap demonstrasi yaitu dapat dilihat dari kemampuan anak dalam
mempraktikan cara cuci tangan dan membandingkan jawaban soal pre-test dan post test,
apakah ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan.

TEMUAN (HASIL)
Penelitian ini memiliki hasil bahwa adanya peningkatan pemahaman anak-anak di SD
Negeri Lawallu khususnya di Desa Siddo terhadap penerapan kebiasaan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir. Sebelum adanya penyuluhan mengenai cara mencuci tangan dengan
baik dan benar, sehingga masih banyak anak yang belum terbiasa dengan penerapan
kebiasaan cuci tangan pakai sabun sejak dini sebagai perilaku hidup bersih dan sehat.
Dampak negatif dengan tidak membiasakan mencuci tangan dengan sabun diantaranya anak
terserang kuman dan virus sehingga beberapa anak dengan mudah terserang penyakit.

4
Gambar 1. Memberikan Edukasi PHBS tentang cara mencuci tangan
(Sumber: Data Primer, 2022).
Setelah dilakukan tahap edukasi, beberapa siswa bahkan dengan berani tampil di
depan untuk mempraktikkan 7 langkah cuci tangan dengan baik dan benar.

Gambar 2. Praktik mencuci tangan dengan sabun di air mengalir


(Sumber: Data Primer, 2022)

Gambar 3. Soal pre test dan post test yang telah diisi olah siswa
(Sumber: Data Primer, 2022)

5
Perbedaan Tingkat Pengetahuan
Tabel 1. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pre Test dan Post Test Tentang PHBS
Pre Test Post Test

Pengetahuan PHBS Benar Salah Benar Salah


n % n % n % n %
Pengertian PHBS 20 87 3 13 21 91 2 9
Tujuan PHBS 20 87 3 13 22 96 1 4
Langkah- langkah 0 0 23 100 20 87 3 13
mencuci tangan
Cara Mencuci Tangan 21 91 2 9 21 91 2 9
Waktu mencuci tangan 16 70 7 30 20 87 3 13
menggunakan sabun
Waktu mencuci tangan 20 87 3 13 21 91 2 9
menggunakan cairan
berbasis alkohol
Tahap keberapa cara 17 74 6 26 21 91 2 9
menggosok punggung
tangan dan sela–sela jari
Tahap keberapa cara 1 4 22 96 20 87 3 13
menggosok jari dengan
gerakan mengunci
Tahap keberapa cara 0 0 23 100 20 87 3 13
memutar untuk
membersihkan ibu jari
pada kedua tangan
Tahapan terakhir dalam 6 26 17 74 19 83 4 17
mencuci tangan pakai
sabun
(Sumber: Data Primer, 2022)

PEMBAHASAN
Sebelum melakukan edukasi kami membagikan soal pre test terlebih dahulu, ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) terkait cara mencuci tangan dengan baik dan benar.
Setelah edukasi dan praktik mencuci tangan satu persatu, sebagian besar siswa sudah
pandai dan lancar dalam mempraktikkan langkah-langkah mencuci tangan, meskipun ada
beberapa yang belum terlalu lancar. Selain itu kami juga mengedukasi untuk selalu
memotong dan memelihara kebersihan kuku, karna itu juga bisa menjadi sumber
berkembangnya kuman dan bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.

6
Setelah melakukan penyuluhan kami kembali membagikan soal post test, hal ini
bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan anak-anak sebelum dan
setelah dilakukan penyuluhan.
Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa peningkatan pengetahuan anak-
anak pada beberapa pertanyaan mengalami peningkatan terutama pada pertanyaan ke-3 yaitu
langkah-langkah mencuci tangan merupakan pertanyaan yang menonjol, karena dari seluruh
isi kuesioner pertanyaan ini mengalami pengingkatan pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan dengan persentase 100% salah dan setelah diberikan penyuluhan terdapat
peningkatan pengetahuan dengan persentase 13% yang salah. Jadi, ada peningkatan
pengetahuan anak-anak di SD Negeri Lawallu mengenai PHBS setelah diberikan penyuluhan.
Jadi, program kerja PHBS yang di lakukan di Desa Siddo Kecamatan Soppeng Riaja
Kabupaten Barru dianggap berhasil berdasarkan dari hasil perbandingan pre test dan post test
mengenai PHBSyang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dengan jumlah 23
orang anak. Peyelenggaraan kegiatan ini guna untuk menerapkan PHBS sejak dini, serta
meningkatkan derajat kesehatan pada anak-anak.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil kegiatan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan mencuci tangan pakai sabun di SD
Negeri Lawallu dapat berjalan dengan baik dan lancar. Siswa sangat antusias dan dapat
bekerjasama dengan baik, serta dapat mempraktikkan mencuci tangan dengan sabun di air
mengalir.
2. Siswa dapat menerapkan mencuci tangan dengan sabun
3. Terdapat peningkatan pengetahuan anak-anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat
melalui mencuci tangan dengan sabun secara baik dan benar setelah diberikan edukasi.

UCAPAN TERIMAKASIH
1. Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmatnya,
sehingga kegiatan ini bisa terlaksana mulai dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan
akhir dengan lancar.
2. Terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat
sehingga kegiatan ini bisa terselesaikan.
3. Terimakasih kepada Ibu Haniarti, S.Si, Apt, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare,
4. Terimakasih kepada Ibu Ayu Dwi Putri Rusman, SKM, M.Kes. selaku Ketua Prodi Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare.
5. Terimakasih kepada dosen pembimbing lapangan Ibu Henni Kumaladewi Hengky, SKM,
M.Kes. yang telah membimbing serta memberikan saran pada proses kegiatan ini.
6. Terimakasih kepada seluruh pihak sekolah SD Negeri Lawallu, Ibu Hj. Halima S.Pd.
selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan penyuluhan
ini.
7. Terimakasih juga kepada seluruh siswa SD Negeri Lawallu yang telah membantu dan
berkenan untuk menjadi responden dalam kegiatan ini.

7
PERNYATAAN BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN
Dengan ini menyatakan bahwa artikel ini ditulis dengan bebas dari konflik kepentingan dan
tidak sedang dalam proses publikasi.

REFERENSI
Amanah, S. (2007). Makna penyuluhan dan transformasi perilaku manusia. Jurnal
penyuluhan, 3(1).
Ambarwati, E. R., & Prihastuti, P. (2019). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Dan Air Mengalir Sebagai Upaya Untuk
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Sejak Dini. Celebes Abdimas:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 45-52.
Megasari, K., & Saputri, E. M. (2019). PELAKSANAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DALAM MENGGALAKKAN GERAKAN MASYARAKAT SEHAT (GERMAS)
DI KELURAHAN MAHARANI KECAMATAN RUMBAI. Prosiding Hang Tuah
Pekanbaru, 29-34.
Lina, H. P. (2016). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) Siswa Di Sdn 42 Korong Gadang
Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal PROMKES, 4 (1), 92.
http://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.92-103
(Potter & Perry. (2005). Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam Menggalakkan
Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) Di Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai.
Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam Menggalakkan Gerakan Masyarakat
Sehat (Germas) Di Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai, 1.

Anda mungkin juga menyukai