DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
SAMSINAR (220240031)
RAHMI (220240014)
1
KATA PENGANTAR
Penulis tentunya menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca makalah ini, agar kedepannya dapat lebih baik
lagi. Dan apabila terdapat kesalahan dari makalah ini,penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang ikut terlibatdalam pembuatan makalah ini,khususnya kepada dosen
kita Ibu Herlina, SKM, M.Kes yang telah membimbing kami dalam
pembuatan/penyusunan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................1
C. Tujuan penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
3
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah krisis multidimensi yang melanda tanah air kita, terdapat
banyak masalah terjadi yang membuat rakyat Indonesia kebingungan untuk
memajukan bangsa ini. Satu per satu masalah muncul di negeri ini, mulai
dari bencana alam sampai penyebaran wabah penyakit. Isu yang paling
mengancam nasib bangsa ini adalah masalah kesehatan nasional. Masalah
kesehatan nasional yang dihadapi bangsa kita sekarang adalah penyebaran
wabah penyakit, pelayanan kesehatan yang buruk, serta kurangnya biaya
pengadaan fasilitas kesehatan padahal kesehatan nasional merupakan
fondasi penting dalam memajukan bangsa ini dari keterpurukan.Yang
menjadi pertanyaan adalah apakah sistem pelayanan kesehatan Indonesia
sudah memadai dalam menangani masalah kesehatan Indonesia.
4
masuk rawat, aspek pelayanan di RS, sertaketertiban dan kebersihan
lingkungan RS.
5
pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan pada tingkat Kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Mutu Pelayanan kesehatan Di Rumah Sakit ?
2. Apa Saja Faktor Faktor Yang Menentukan Mutu Pelayanan kesehatan
Di Rumah Sakit?
3. Bagaimana Jaminan Mutu Pelayanan kesehatan?
4. Apa saja Indikator Penilaian Mutu Pelayanan kesehatan?
5. Bagaimana Mengukur Kepuasan Pelanggan di Rumah Sakitt
6. Bagaimana Kepuasan Pelanggan mencerminkan mutu pelayanan
Rumah sakit?
7. Apa Kepentingan Dalam Menjaga Mutu
c. Tujuan Masalah
6
1. Mengetahui Mutu Pelayanan kesehatan Di Rumah Sakit
2. Mengetahui Faktor Faktor Yang Menentukan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit
3. Mengetahui Jaminan mutu pelayanan kesehatan
4. Mengetahui Indikator Penilaian Mutu Pelayanan kesehatan
5. Mengetahui Mengukur Kepuasan Pelanggan di Rumah Sakit
6. Mengetahui Kepuasan Pelanggan mencerminkan mutu pelayanan
Rumah sakit
7. Mengetahui Kepentingan dalam Menjaga Mutu
BAB II
PEMBAHASAN
7
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit dengan
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat
konsumen.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan, maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam
rumah sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif
dan efisien serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun
masyarakat. Dengan latar belakang diatas, maka program pengendalian /
peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama di semua rumah
sakit.
Adapun definisi mutu menurut lima pakar yaitu sebagai berikut:
1. juran , menyebutkan bahwa mutu adalah kecocokan penggunaan
produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan
2. croby mendefinisikan mutu adalah comformance to
requirement,yaitu sesuai dengan di syaratkan atau di standarkan
3. Deming mendefinisikan mutu adalah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar
4. Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasaan pelanggan
sepenuhnya
5. garvin dan Davis menyebutkan mutu adalah sepatu kondisi
dinamis yg berhubungan dengan produk manusia /tenaga
kerja,proses dan tugas,serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen
8
Adapun Faktor Faktor Yang Menentukan Mutu Pelayanan kesehatan
Di Rumah Sakit Yaitu Sebagai Berikut:
1) Keandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan
kemampuan untuk dipercaya.
2) Daya tangkap yaitu sikap tanggap para karyawan melayani saat
dibutuhkan pasien.
3) Kemampuan yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan aagar dapat memberikan jasa tertentu.
4) Mudah untuk dihubungi dan ditemui
5) Sikap sopan, respek dan keramahan para pegawai.
6) Komunikasi yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam
bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengaran saran dan
keluhan pelanggan.
7) Dapat dipercaya dan jujur
8) Jaminan keamanan
9) Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan
10) Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik,
peralatan yang digunakan, representasi fisik dan jasa.
11) Dalam perkembanga
9
Adapun jaminan mutu pelayanan kesehatan mencakup kegiatan:
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat yang
menjadi pelanggan eksternal pelayanan kesehatan.
2. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat
dalam organisasi pelayanan kesehatan.
3. Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data, bukan perkiraan
atau dugaan.
4. Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang
terlibat dengan pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan
merupakan sumber daya mutu dan produktivitas sehingga setiap
tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya kepada
organisasi pelayanan kesehatan dihargai.
5. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap
penting, tetapi pada saat yang sama harus mendorong orang
menjadi inovatif dan kreatif.
Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan, karena mutu adalah
doing the right things all the times
10
Kepuasan klien terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan,
keinginan, harapan kliend dipenuhi, maka klien akan puas (Nursalam,
2015). Kepuasan klien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan
yang diberikan dan merupakan modal untuk mendapatkan pasien yang
loyal. Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan
yang sama bila mereka membutuhkan lagi.
Pasien yang loyal adalah sarana promosi yang murah, karena diketahui
bahwa pasien loyal akan mengajak orang lain untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang sama.
Indikator kepuasan pasien di rumah sakit merupakan indikator mutu
pelayanan di rumah sakit, adalah sebagai berikut (Susatyo, 2016):
1. Pelayanan dokter, yaitu;
(1) sikap dan perilaku dokter saat melakukan pemeriksaan
rutin;
(2) penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan
dilakukannya;
(3) ketelitian dokter memeriksa pasien;
(4) kesungguhan dokter dalam menangani penyakit pasien;
(5) penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum;
(6) penjelasan dokter tentang makanan yang harus dipantang;
(7) kemanjuran obat yang diberikan dokter;
(8) tanggapan dan jawaban dokter atas komplain pasien dan
(9) pengalaman dan senioritas dokter.
2. Pelayanan perawat, yaitu:
(1) keteraturan pelayanan perawat setiap hari (pemeriksaan
nadi,s tubuh dan sejenisnya);
(2) tanggapan perawat terhadap komplain pasien;
(3) kesungguhan perawat dalam melayani kebutuhan pasien;
(4) keterampilan perawat dalam melayani (menyuntik,
mengukur tensi dan lain-lain);
11
(5) pertolongan sifatnya pribadi (mandi, menyuapi makanan
dan sebagainya);
(6) sikap perawat terhadap keluarga pasien dan
pengunjung/tamu pasien;
(7) pemberian obat dan penjelasan cara meminumnya;
(8) penjelasan perawat atas tindakan yang akan dilakukannya
dan pertolongan perawat untuk duduk, berdiri dan
berjalan.
3. Sarana medis dan obat-obatan, yaitu:
1. ketersediaan obat-obatan di apotek rumah sakit
2. pelayanan petugas di apotek rumah sakit;
3. lama waktu pelayanan apotek di rumah sakit;
4. kelengkapan peralatan medis sehingga tak perlu dikirim ke
rumah sakit lain untuk pemakaian suatu alat;
5. kelengkapan pelayanan laboratorium rumah sakit;
6. sikap dan perilaku petugas pada fasilitas penunjang medis;
lama waktu mendapatkan kepastian hasil dari penunjang
medis.
4. Pelayananrasi keluar rumah sakit yaitu:
(1) pelayanan administrasi tidak berbelit-belit dan
menyulitkan;
(2) peraturan keuangan sebelum masuk ruang perawatan;
(3) cara pembayaran biaya perawatan selama dirawat;
(4) penyelesaian administrasi menjelang pulang; dan
(5) sikap dan perilaku petugas administrasi menjelang pulang.
12
sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak terhadap
kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan
meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan.
13
F. KEPUASAN PELANGGAN MENCERMINKAN MUTU
PELAYANAN RUMAH SAKIT
Efisiensi dan efektivitas, menunjuk pada pelayanan yang murah, tepat guna,
tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan. Aspek Keselamatan pelanggan,
adalah upaya perlindungan pelanggan dari hal-hal yang dapat membahayakan
keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran, dll. Kepuasan pelanggan, sangat
berhubungan dengan kenyaman, keramahan, dan kecepatan pelayanan.
Jaminan mutu pelayanan di Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu faktor
penting dan fundamental khususnya bagi manajemen RS itu sendiri dan para
stakeholdernya, pasalnya dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah
rumah sakit. Bagi Rumah Sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat RS
mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi pelanggan, QA dapat
dijadikan sebagai faktor untuk memilih RS yang bermutu dan baik..
Bagi praktisi medis, selain terikat dengan standar profesinya, dengan adanya
QA para praktisi medis dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati hati dalam
menjaga mutu pelayanannya. Dan bagi pemerintah sendiri, adanya QA dapat
menjadikan standar dalam memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi di
Rumah sakit (Heriandi, 2007).
14
1) Men: kemajuan teknologi, computer dan lain-lain memerlukan
pekerja-pekerja spesialis yang makin banyak.
2) Money: meningkatnya kompetisi disegala bidang memerlukan
penyesuaian pembiayaan yang luar biasa termasuk untuk mutu.
3) Materials: bahan-bahan yang semakin terbatas dan berbagai jenis
material yang diperlukan.
4) Machines dan mechanization: selalu perlu penyesuaian –
penyesuaian seiring dengan kebutuhan kepuasan pelanggan.
5) Modern Information Methods: kecepatan kemajuan teknologi
computer yang selalu harus diikuti.
6) Markets: tuntutan pasar yang semakin tinggi dan luas.
7) Management: tanggung jawab manajemen mutu oleh perusahaan.
8) Motivation: meningkatnya mutu yang kompleks perlu kesadaran
mutu bagi pekerja-pekerja.
9) Mounting Product Requirement: persyaratan produk yang
meningkat yang diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu terus
menerus.
15
4. Bagi pemerintah = pemerintah berusaha atas standar menimal
penyelenggara maka pemantauan mutu yang baik akan bermanfaat
dalam memutuskan salah benarnya tindakan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai
(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan
kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar, WHO, 1988).
Sesuai dengan pengertian mutu pelayanan kesehatan (Azrul Azwar)
maka dapat disimpulkan mutu pelayanan merupakan kesesuaian
pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan
sumber daya secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan
tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit
untuk memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit dengan
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat
konsumen.
B. Saran
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang Manajemen Mutu RS
( indikator Manajemen Mutu RS , tolak ukur kepuasan pelanggan di rumah
sakit. Saran pelayanan kesehatan, yang diarahkan pada kegiatan
penyelenggaraan rumah sakit, akan Memberikan perlindungan kepada
pasien, masyarakat, dan sumber daya manusia di rumah sakit, Serta
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta
17
terdapatnya kepastian Hukum dan perlindungan hukum, baik bagi pemberi
pelayanan maupun bagi masyarakat penerima Pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Agus (ed), Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1, edisi kelima,
Penerbit
Fraser TM, Stres dan Kepuasan Kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta;
1986.
18
Foster Gm, Anderson Bg, Medical Antropology, John Willey & Sons, Inc,
California; 1986.
19