1. Arni Yanti(230110211003)
2. Anisa(230110211010)
4. Devi(230110211018)
5. firna Badari(230110211025)
6. Lesti Yulianteng(230110211046)
7. Fera Feti(230110211029)
9. La Ode Zulfikar(230110211053)
S1 ADMINISTRASI KESEHATAN
2023/ 2024
i
KATA PENGANTAR
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Definisi dari rumah sakit.............................................................................................3
B. Jenis jenis rumah sakit yang ada di Indonesia...........................................................3
C. Manajemen pelayanan Rumah sakit...........................................................................3
D. Jenis jenis ruangan rumah sakit.................................................................................6
E. Penerapan manajemen pelayanan rumah sakit..........................................................8
F. sistem informasi manajemen rumah sakit..................................................................9
G. Faktor - faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan
di rumah sakit..............................................................................................................11
BAB III PENUTUPAN.........................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang
pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh
pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya
perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia . Rumah sakit tidak hanya
sekedar menampung orang sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek
kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian terhadap kegiatan
rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan sangat diutamakan. Kegiatan
penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti rumah sakit, mempunyai banyak
manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap rumah sakit
tersebut. Bagi pemilik rumah sakit, hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat
memberikan informasi tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan
kepercayaan untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi masyarakat, semua hasil
penilaian kinerja rumah sakit dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
kepada siapa (rumah sakit) mereka akan mempercayakan perawatan kesehatannya.
Pemerintah selaku pengelola sumber daya publik, berpendapat bahwa ukuran
keberhasilan dari instansi atau organisasi pemerintah dapat dilihat dari kemampuannya
menyerap anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi pemerintah
hanya dapat dilihat dari aspek input saja, tanpa memperhatikan aspek output, manfaat,
dan dampak dari suatu aktivitas atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Kinerja
organisasi yang hanya menekankan pada input dalam memberikan jasa dan pelayanan
kepada masyarakat secara langsung, akan menjadi perhatian yang lebih dan mendapat
sorotan tajam dari masyarakat.
Pengelolaan rumah sakit pada masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi di masa
sekarang pengelolaan yang berbasis ekonomi dan manajemen sangat penting artinya
untuk menghadapi bebagai situasi persaingan global, mengantisipasi cepatnya perubahan
lingkungan, dan menjaga kelangsungan usaha rumah sakit itu sendiri. Persaingan global
dan perubahan lingkungan mulai
nampak pada pengelolaan rumah sakit swasta multinasional yang terdapat di kotakota
besar. Di Indonesia pengelolaan rumah sakit telah berkembang dengan pesat dan
menjadikan industri yang berbasis prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen merupakan
ancaman bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika tidak berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya secara keseluruhan.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi di RS
2. Apa jenis jenis rumah sakit di Indonesia
3. Bagaimana manajemen pelayanan RS
1
4. Apa jenis jenis ruangan di rumah sakit
5. Bagaimana penerapan manajemen pelayanan rumah sakit
6. Apa sistem informasi manajemen rumah sakit
7. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan di
rumah sakit
C. Tujuan
1. mengetahui definisi RS
2. mengetahui jenis jenis rumah sakit di Indonesia
3. mengetahui manajemen pelayanan RS
4. mengetahui Jenis jenis ruangan di Rumah sakit
5. mengetahui penerapan manajemen pelayanan rumah sakit
6. mengetahui sistem informasi manajemen rumah sakit
7. mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan
kesehatan di rumah sakit
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi di Rumah Sakit
Pengertian rumah sakit menurut Permenkes Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakitmenyebutkan bahwa “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Rumah sakit melakukan
beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan,
sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat
penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk
menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan.
Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto (1997)
adalah: memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis menyediakan
dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan
pasien
sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang
diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister,
doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.
3
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut sebagai pusat kesehatan, biasanya
melayani seluruh pengobatan modern.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
Rumah sakit terspesialisasiJenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak,
rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
(rumah sakit jiwa), rumah sakit penyakit khusus seperti pernapasan atau kanker, dan
lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan ataupun hanya satu bangunan.
Tiap-tiap rumah sakit khusus terbagi lagi menjadi tiga kelas yaitu Rumah Sakit
Khusus Kelas A, B, dan C. Pembagian kelas diatur dalam lampiran Permenkes yang
sama berdasarkan spesifikasi detail masing-masing jenis rumah sakit.
4
telah terjadi pergeseran kecenderungan arah perkembangan rumah sakit. Hal ini akan
berdampak dalam manajemen serta pengelolaan rumah sakit.
Pengelolaan pelayanan pada rumah sakit tentunya akan berbeda dengan sistem
manajemen pelayanan yang diterapkan oleh fasilitas kesehatan lainnya. Aspek
pembeda antara rumah sakit dengan fasilitas kesehatan lainnya tersebut adalah dari
jenis pelayanan yang diberikan, aspek pembiayaan, pemasaran, etika dan hukum serta
aspek administrasi. Begitu juga dengan pemahaman dan konsep dasar dari pelayanan
itu sendiri akan berbeda. Dalam manajemen pelayanan rumah sakit kita akan lebih
banyak dihadapkan dari satuan ukuran pelayanan. Menurut Depkes RI (2003)
menyatakan bahwa kualitas layanan adalah tingkat di mana perawatan pasien
mencapai hasil yang diharapkan dan meminimalkan faktor yang tidak diinginkan.
Berdsarkan dari penyataan itu kemudian kita kembangkan mengenai kualitas
pelayanan dimana kualitas pelayanan kesehatan adalah kesesuaian antara pelayanan
kesehatan yang diberikan dengan standar ketentuan penggunaan yang menunjukan
kepuasan pasien yang menerimanya.
Menurut Institute of Medicine menyatakan definisi manajemen pelayanan tersebut
yaitu suatu langkah ke arah peningkatan pelayanan kesehatan baik untuk individu
maupun untuk populasi sesuai dengan keluaran (Outcome) kesehatan yang diharapkan
dan sesuai dengan pengetahuan profesional terkini. Berdasarkan definisi ini
mengarahkan kita pada suatu usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh manajemen
dalam rangka penyesuaian hasil pelayanan terhadap target yang diinginkan. Memang
pada dasarnya satuan ukuran kualitas pelayanan di rumah sakit memiliki banyak
indikator yang saling berkaitan satu sama lain sehingga sebagai pengelola tidak hanya
fokus pada satu aspek saja.
Manajemen pelayanan rumah sakit setidaknya harus memiliki beberapa aspek
diantaranya adalah pelayanan medis (Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat,
Instalasi Rawat Inap), pelayanan Penunjang Medis(laboratorium, radiologi,
rehabilitasi, farmasi dan gizi) serta pelayanan penunjang umum (logistik,
pemeliharaan, Keuangan dan IT). Berdasarkan pernyataan tersebut maka jelas sekali
bahwa manajemen pelayanan rumah sakit memiliki tujuan unutk mengelola berbagai
kepentingan pelayanan dalam rangka peningkatan mutu. Karena kita akan membahas
lebih mendalam mengenai manajemen mutu atau mutu klinis (Clinical governance)
maka kita bahas terlebih dahulu apa itu manajemen mutu klinis.
Manajemen klinis adalah suatu sistem dalam tatanan manajemen yang dikembangkan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang salah satu
elemennya adalah audit klnis (Gemala Hatta, 2017). Manajemen klinis yang
diterapkan setiap rumah sakit akan berbeda disesuaikan dengan karakter pengelola
yang terlibat di dalamnya. Terutama dalam hal pelayanan selalu mempertimbangkan
kesan kepuasan akan hasil yang diperoleh dari jasa medis yang telah diterima. Audit
medis itu sendiri merupakan pendorong bagi tenaga medis untuk meninjau ulang
rekam medis pasien pada saat memberikan pelayanan medis yang lebih baik.
Kualitas pelayanan kesehatan tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang diukur seperti
barang atau jasa pada umumnya. Kualitas pelayanan kesehatan memiliki ciri yang
esklusif dimana melihat suatu proses pelayanan dari sebelum pelayanan itu diberikan
bahkan hingga setelah pelayanan itu selesai. Walaupun demikian untuk mempermudah
manajemen rumah sakit untuk melakukan pengukuran guna evaluasi yang bermanfaat
5
untuk menentukan arah kebijakan strategis maka pada umumnya menggunakan
standar kualitas jasa untuk melakukannya.
Setiap hubungan komunikasi yang terjadi antara petugas rumah sakit dan pasien
merupakan gambaran mengenai suatu moment of truth, yaitu suatu peluang
memuaskan atau tidak memuaskan atas jasa kesehatan kepada. Pada dasarnya kualitas
jasa kesehan tersebut berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dan asa
pelanggan serta ketepatan. Untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan dapat
dilakukan dengan mengetahui kualitas jasa berdasarkan asumsi dari penerima
pelayanan itu sendiri, yang dalam hal ini adalah pasien rumah sakit. Menurut pendapat
Zeithmal, Berry dan Parasuraman (1985) terdapat lima karakteristik yang digunakan
para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa yang diterimanya, diantaranya yaitu :
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik yang tersedia, perlengkapan,
pegawai atau petugas Kesehatan yang memberikan layanan kesehatan, dan sarana
komunikasi. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan cepat, tepat waktu dan memuaskan.
2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para petugas, staf dan jajaran
pegawai rumah sakit untuk membantu para pasien dan memberikan pelayanan
Kesehatan dengan respon baik serta tanggap.
Jaminan (assurance), meliputii kemampuan, skill, etika, kesopanan, dan sifat yang
dapat dipercaya yang dimiliki para petugas Kesehatan, juga bebas dari bahaya, risiko
atau keragu-raguan.
3. Empati, meliputi kemudahan akses dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik dan positif, serta memahami kebutuhan yang diinginkan oleh pasien.
6
Jika pasien tidak bisa dirawat di ruang rawat inap biasa, dokter dapat merujuknya ke
Intensive Care Unit (ICU) untuk memperoleh pemantauan dan perawatan intensif.
Tak sembarang orang bisa dirawat di ICU. Biasanya, pasien yang harus dipantau
ketatlah yang bisa dirawat di ruangan rumah sakit ini, seperti pengidap penyakit
jantung, paru, dan infeksi serius.
3. HCU
High Care Unit (HCU) berada satu tingkat di bawah ICU. Selain itu, letak ruangan ini
umumnya berdampingan dengan ICU di rumah sakit.
Ruangan HCU sendiri ditujukan bagi pasien ICU yang kondisinya sudah membaik,
tetapi masih perlu pengawasan ketat dan belum bisa dirawat di kamar rawat inap biasa
4.ICCU
Secara umum, Intensive Coronary Care Unit (ICCU) merupakan bagian dari ruangan
ICU, tetapi dikhususkan untuk menangani pasien dengan gangguan jantung.
Beberapa pasien gangguan jantung yang dirawat di ICCU umumnya mengidap
penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung yang berat, dan
gagal jantung.
5. NICUN
eonatal Intensive Care Unit (NICU) merupakan ruang perawatan intensif rumah sakit
untuk bayi baru lahir atau neonatus yang membutuhkan perawatan khusus.
Bayi akan masuk NICU dalam 24 jam setelah kelahirannya. Sejumlah kondisi yang
memerlukan perawatan intensif yakni bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan
cacat lahir.
6. PICU
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) bertujuan merawat anak-anak usia 1–18 tahun.
Bayi yang telah keluar rumah sakit dan butuh perawatan intensif biasanya akan dirujuk
ke unit ini.
Beberapa kondisi yang perlu dirawat di PICU seperti gangguan jantung, masalah
pernapasan parah akibat asma, infeksi serius, maupun kecelakaan atau nyaris
tenggelam.
7. Kamar operasi
Sesuai dengan namanya, kamar operasi merupakan suatu ruangan khusus di rumah
sakit yang dokter gunakan untuk melakukan tindakan pembedahan.
Kamar operasi memiliki peralatan yang dirancang khusus sesuai jenis tindakan yang
dilakukan. Ruangan ini juga harus steril guna mencegah pasien terkena infeksi pasca-
operasi.
7
8. Kamar perawatan
Pasien yang membutuhkan rawat inap alias opname akan dirawat di kamar perawatan.
Kamar untuk rawat inap di rumah sakit membantu mempercepat pemulihan pasien
pasca-operasi.
Selain itu, rawat inap biasanya dibutuhkan pasien yang mengidap gangguan kesehatan
serius, seperti infeksi menular, stroke, gagal jantung, dan perdarahan dalam.
8
Pihak rumah sakit dapat membuat, mengatur, dan mengelola fasilitas kesehatan, dan
mudah melakukan pendataan administrasi, mulai dari masalah pasien darurat,
penyimpanan data pasien, hingga sistem pemberian informasi. Itulah pentingnya
manajemen rumah sakit.
Dalam sistem manajemen rumah sakit, terdapat 7P yang perlu dikelola secara baik,
terdiri dari perencanaan, penerimaan, pengembangan, pembudayaan, pendayagunaan,
pemeliharaan, dan pensiunan.
2. Manajemen Pendaftaran dan Antrian: Sistem informasi rumah sakit juga mencakup
komponen yang digunakan untuk mengelola pendaftaran pasien dan antrian. Ini
meliputi pendaftaran pasien, penjadwalan janji temu, dan pengelolaan antrian di
berbagai departemen atau poliklinik.
5. Sistem Pelaporan dan Analisis: Sistem informasi rumah sakit juga memiliki
kemampuan untuk menghasilkan laporan dan analisis yang berguna dalam mengelola
operasional rumah sakit. Ini mencakup laporan tentang kinerja rumah sakit,
penggunaan sumber daya, dan hasil perawatan pasien.
9
Sistem informasi rumah sakit membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan
keamanan dalam pengelolaan data dan informasi di rumah sakit. Dengan adanya
sistem ini, rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien
dan memudahkan proses administrasi dan manajemen di dalam rumah sakit.
sistem informasi rumah sakit juga mencakup komponen untuk mengelola data pasien
yang bersifat rahasia dan sensitif. Keamanan dan kerahasiaan data pasien sangat
penting dalam sistem informasi rumah sakit untuk melindungi privasi dan menjaga
kepercayaan pasien. Beberapa komponen yang terkait dengan pengelolaan data pasien
yang bersifat rahasia dan sensitif dalam sistem informasi rumah sakit antara lain:
2. Otorisasi dan Autentikasi: Sistem informasi rumah sakit memastikan bahwa hanya
orang yang berwenang yang memiliki akses ke data pasien. Hal ini dilakukan melalui
proses autentikasi pengguna dan pengaturan otorisasi yang sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.
3. Audit dan Pelacakan: Sistem informasi rumah sakit memiliki kemampuan untuk
melakukan audit dan pelacakan terhadap akses dan penggunaan data pasien. Ini
membantu mengidentifikasi siapa yang mengakses data pasien dan memantau aktivitas
yang mencurigakan.
4. Kepatuhan Privasi: Sistem informasi rumah sakit harus mematuhi peraturan dan
kebijakan privasi data pasien, seperti HIPAA (Health Insurance Portability and
Accountability Act) di Amerika Serikat. Ini termasuk pemenuhan persyaratan untuk
memberikan pemberitahuan privasi kepada pasien dan menjaga kerahasiaan data
medis mereka.
5. Penghapusan Data yang Aman: Ketika data pasien tidak lagi diperlukan, sistem
informasi rumah sakit harus memiliki prosedur penghapusan data yang aman untuk
mencegah akses yang tidak sah atau penyalahgunaan data.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen
Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical
record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan,
proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen.
Aktifitas penggunaan aplikasi SIM RS dilakukan mulai dari pendaftaran pasien, baik
itu pendaftaran rawat jalan, igd , maupun rawat inap. kemudian dilanjutkan dengan
10
aktivitas transaksi pelayanan yang dilakukan oleh perawat ruangan inap ataupun
perawat poli rawat jalan. Penggunaan aplikasi berlanjut ketika pasien merima tindakan
yang ada di instalasi penunjang(Lab, Radiologi, Kamar Operasi, Instalasi Gizi). Semua
tindakan perawat dan bagian instalasi penunjang akan terekam sesuai dengan inputan
user dan dapat ditampilkan dikomputer masing-masing user SIMRS. Proses
pembayaran akan otomatis tercatat pada aplikasi kasir dan mempermudah
penghitungan tariff yang dikenakan kepada pasien. Hasil inputan user dapat dicetak
berupa laporan jika dibutuhkan. Data yang di inputkan akan langsung tersimpan ke
database induk yang berada pada ruangan SIM-RS.
2. Penilaian pribadi akan status kesehatan: Persepsi individu tentang kondisi kesehatan
mereka juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jika
seseorang merasa bahwa mereka membutuhkan perawatan medis, mereka kemungkinan
besar akan mencari pelayanan di rumah sakit.
3. Variabel ekonomi: Faktor ekonomi seperti tarif pelayanan kesehatan dan ketersediaan
asuransi kesehatan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Misalnya, biaya yang terjangkau dan aksesibilitas asuransi kesehatan
dapat meningkatkan permintaan terhadap pelayanan kesehatan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari manajemen pelayanan
kesehatan di rumah sakit:
1. Pentingnya manajemen yang efektif: Manajemen yang efektif di rumah sakit sangat
penting untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Ini
melibatkan perencanaan yang baik, pengorganisasian yang efisien, pengawasan yang
cermat, dan pengendalian yang tepat.
2. Fokus pada kepuasan pasien: Kepuasan pasien harus menjadi prioritas utama dalam
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menyediakan perawatan yang aman,
berkualitas, dan memperhatikan kebutuhan dan harapan pasien dapat meningkatkan
kepuasan mereka.
3. Kolaborasi antara tim: Kolaborasi yang baik antara berbagai tim dan departemen di
rumah sakit sangat penting dalam memberikan pelayanan yang terkoordinasi dan holistik
kepada pasien. Koordinasi yang baik antara dokter, perawat, tenaga medis, dan staf
pendukung lainnya dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan.
4. Penggunaan teknologi informasi: Penggunaan teknologi informasi, seperti sistem
informasi rumah sakit dan rekam medis elektronik, dapat meningkatkan efisiensi,
akurasi, dan keamanan dalam pengelolaan data pasien, manajemen persediaan, dan
proses administrasi di rumah sakit.
5. Keselamatan pasien: Keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama dalam
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit. Langkah-langkah untuk mencegah
kesalahan medis, infeksi nosokomial, dan kejadian yang dapat membahayakan pasien
harus diterapkan secara ketat.
6. Pengembangan sumber daya manusia: Pengembangan sumber daya manusia yang
kompeten dan terampil sangat penting dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Pelatihan, pengembangan karir, dan penghargaan yang tepat dapat meningkatkan
motivasi dan kinerja staf, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada pelayanan
kepada pasien.
Kesimpulan ini didasarkan pada pemahaman tentang manajemen pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Namun, setiap rumah sakit mungkin memiliki konteks dan tantangan yang
berbeda, sehingga kesimpulan yang lebih spesifik dapat ditarik berdasarkan situasi dan
karakteristik masing-masing rumah sakit.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Se yang kami diskusikan dapat menambah rasa syukur
kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami.Adapun dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan yang masih perlu kami sempurnakan.Untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan kami
ucapkan terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8423075/
MAKALAH_MANAJEMEN_PELAYANAN_KESEHATAN
https://www.pelatihan-sdm.net/manajemen-pelayanan-kesehatan-rumah-sakit/
https://smartplusconsulting.com/2013/09/pengertian-rumah-sakit-menurut-keputusan-
menteri-kesehatan-ri/
13