Anda di halaman 1dari 70

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP TRANSPARANSI

DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PADA


RSUD KABUPATEN MUNA BARAT

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

WA ODE ADE NURFAIDA


NIM. 20461013

PROGRAM STUDI DIII ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP TRANSPARANSI
DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PADA
RSUD KABUPATEN MUNA BARAT

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan
(A.Md. Kes) di Program Studi DIII Administrasi Rumah Sakit

Oleh :

WA ODE ADE NURFAIDA


NIM. 20461013

PROGRAM STUDI DIII ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul KTI : Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan


Keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat
Nama Mahasiswa : Wa Ode Ade Nurfaida
NIM : 20461013
Program Studi : DIII Administrasi Rumah Sakit

Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Hadijah, S.E., M.Ak Nur Juliana, S.K.M., M.Kes


NIDN. 0914059502 NIDN. 0916078804

Dekan Vokasi Ketua Program Studi

Sitti Nurlyanti Sanwar, S.ST., M.H Nur Yazlim, S.Kep., Ns., M.Kes
NIDN. 0923099203 NIDN. 0925069502

iii
HALAMAN MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”


(QS. Al-Insyirah, 94:5)

“Jalani hari ini dan beranjak ke esok dengan ketenangan dan harapan yang tak
tergoyahkan, percaya bahwa Allah senantiasa membimbing langkah-langkah
menuju masa depan yang lebih baik.”
(Penulis)

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Wa Ode Ade Nurfaida
NIM : 20461013
Program Studi : DIII Administrasi Rumah Sakit
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam
Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul: Penerapan Prinsip-prinsip Transparansi
dalam Pengelolaan Keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat merupakan
gagasan dan hasil karya saya sendiri dengan arahan dewan penguji, dan belum
pernah diajukan dalam bentuk apa pun pada perguruan tinggi manapun.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.

Muna, Desember 2023


Yang menyatakan,

Wa Ode Ade Nurfaida


NIM 20461013

v
ABSTRAK

Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan pada


RSUD Kabupaten Muna Barat

Wa Ode Ade Nurfaida, NIM 20461013, Tahun 2023


Sitti Hadijah dan Nur Juliana

Latar Belakang: Peningkatan kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan


yang diberikan rumah sakit, menuntut manajemen rumah sakit untuk
mengoperasikan rumah sakit secara profesional, termasuk pertanggungjawaban
keuangan yang terkait dengan penilaian akreditasi. Penerapan prinsip transparansi
dalam pengelolaan keuangan diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan
dan kinerja keuangan rumah sakit, sehingga memungkinkan penyediaan layanan
kesehatan menjadi lebih optimal.
Tujuan: Untuk memberikan gambaran tentang penerapan prinsip-prinsip
transparansi dalam pengelolaan keuangan pada RSUD Kab. Muna Barat.
Metode Penelitian: Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan simpulan.
Hasil Penelitian: RSUD Kabupaten Muna Barat memiliki proses perencanaan
anggaran yang melibatkan partisipasi berbagai departemen dan unit. Proses
pengawasan dan pengendalian pengeluaran keuangan dilaksanakan dengan ketat,
melibatkan berbagai pihak. Pemeriksaan keuangan oleh pihak eksternal, seperti
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menjadi bagian dari upaya untuk memastikan
transparansi. Penelitian ini juga memperhatikan keterbukaan informasi melalui
laporan keuangan yang disusun dan diakses oleh pihak-pihak berkepentingan
tertentu. Namun, belum ada situs web yang secara terbuka menyediakan laporan
keuangan kepada publik.
Kesimpulan: Penerapan transparansi keuangan di RSUD Kabupaten Muna Barat
masih membutuhkan peningkatan, terutama dalam hal publikasi informasi
keuangan.
Saran: Rumah sakit perlu mempertimbangkan pengembangan kebijakan yang
lebih terstruktur terkait transparansi keuangan, termasuk strategi publikasi laporan
keuangan secara lebih luas.

Kata Kunci: Transparansi, pengelolaan keuangan, rumah sakit

vi
ABSTRACT

Implementation of Transparency Principles in Financial Management at


RSUD Kabupaten Muna Barat

Wa Ode Ade Nurfaida, NIM 20461013, The Year 2023


Sitti Hadijah and Nur Juliana

Background: The increasing demand for healthcare services from the community
necessitates hospital management to operate professionally, including financial
accountability related to accreditation assessments. The application of
transparency principles in financial management is expected to enhance service
performance and financial efficiency of hospital, enabling the provision of
optimal healthcare services.
Objective: To provide an overview of the application of transparency principles
in financial management at the RSUD Kab. Muna Barat.
Research Methods: This study adopts a qualitative approach with a case study
method. Data analysis techniques include data reduction, data display, and
conclusion drawing.
The Results of the study: RSUD Kabupaten Muna Barat involves various
departments and units in the budget planning process. Supervision and control of
financial expenditures are conducted rigorously, involving various parties.
Financial audits by external entities, such as the Supreme Audit Agency (BPK),
are part of efforts to ensure transparency. This study also examines information
openness through the financial reports prepared and accessed by specific
stakeholders. However, there is no openly accessible website providing financial
reports to the public.
Conclusion: The implementation of financial transparency at RSUD Kabupaten
Muna Barat requires improvement, particularly regarding the publication of
financial information.
Suggestion: Hospitals should consider developing more structured policies
regarding financial transparency, including strategies for broader financial report
publication.

Keywords: Transparency, financial management, hospital

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, yang atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Penerapan Prinsip-Prinsip
Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat”.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa risalah cahaya bagi seluruh alam.
Penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta
yang selalu mendoakan, memberikan dukungan, dorongan semangat serta selalu
memberikan kasih sayangnya yang tiada henti kepada penulis. Tak lupa pula,
penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. Muhammad Syahril Fitrah, M.KM selaku Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna Barat
2. Pejabat Eselon dan Para Staf Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Barat
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse. M.S selaku Rektor Universitas Karya
Persada Muna
4. Ibu Sitti Nurlyanti Sanwar, S.ST., M.H selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Karya Persada Muna
5. Ibu Nur Yazlim, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII
Administrasi Rumah Sakit Universitas Karya Persada Muna
6. Ibu Sitti Hadijah S.E., M.Ak selaku Pembimbing I
7. Ibu Nur Juliana S.K.M., M.Kes selaku Pembimbing II
8. Dosen dan Staf di lingkungan Universitas Karya Persada Muna
9. Teman-teman seperjuangan Prodi DIII Administrasi Rumah Sakit Angkatan
2020, terima kasih atas dukungan semangat dan kebersamaan selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, ilmu, dan pengalaman,
baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan. Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam penulisan yang

viii
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang penulis miliki dalam penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan membawa
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas. Aamiin.

Muna, Desember 2023


Penulis

Wa Ode Ade Nurfaida

ix
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ......................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
E. Keaslian Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. Tinjauan Teoritis .............................................................................. 6
F. Kerangka Teori ............................................................................... 15
G. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian .............................................. 15
H. Kerangka Konsep ........................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 17
A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 17
I. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 17
J. Sumber Data ................................................................................... 17

x
K. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 18
L. Teknik Analisis Data ...................................................................... 19
M. Etika Penelitian ............................................................................... 20
N. Jadwal Penelitian ............................................................................ 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 21
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 21
O. Hasil Penelitian ............................................................................... 26
P. Pembahasan .................................................................................... 33
Q. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 37
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 38
A. Kesimpulan ..................................................................................... 38
R. Saran ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40
LAMPIRAN ........................................................................................................ 43

xi
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 4
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................. 20
Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Muna Barat ...................... 24
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna Barat ........................ 25

xii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 15
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 16
Gambar 4.1 Proses Pengelolaan Keuangan RSUD Kab. Muna Barat ................ 35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1 Angket Wawancara ......................................................................... 43
Lampiran 2 Hasil Olahan Data Kualitatif ........................................................... 45
Lampiran 3 Checklist Observasi ......................................................................... 48
Lampiran 4 Dokumentasi .................................................................................... 49
Lampiran 5 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal ................................... 50
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 51
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ......................................................................... 52

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan


ASN : Aparatur Sipil Negara
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPKD : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
ICU : Intensive Care Unit
IPSRS : Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit
Kab. : Kabupaten
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
m2 : Meter Persegi
MoU : Memorandum of Understanding
Nakes : Tenaga Kesehatan
NICU : Neonatal Intensive Care Unit
No. : Nomor
PA : Pengguna Anggaran
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PGDS : Pendayagunaan Dokter Spesialis
PICU : Pediatric Intensive Care Unit
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPPK : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
PPTK : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Renja : Rencana Kerja
RSD : Rumah Sakit Daerah

xv
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SAP : Standar Akuntansi Pemerintah
SIMDA : Sistem Informasi Manajemen Daerah
SIPD : Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tupoksi : Tugas Pokok dan Fungsi
UPD : Usulan Program dan Daftar kebutuhan
UTD : Unit Transfusi Darah
VIP : Very Important Person
Web : Word Elektrik Browser
WHO : World Health Organization

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Peningkatan kebutuhan
masyarakat atas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit, menuntut
manajemen rumah sakit untuk mengoperasikan rumah sakit secara profesional
di berbagai aspek termasuk pertanggungjawaban keuangan yang berhubungan
dengan penilaian akreditasi dari institusi dibawah Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia untuk menentukan kualifikasi rumah sakit tersebut
(Prianthara, 2020).
Pengelolaan keuangan yang baik pada rumah sakit diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan sehingga rumah sakit
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal (Irwandi, 2019).
Menurut Handayani (2021), prinsip yang harus diterapkan dalam pengelolaan
keuangan yaitu terdiri dari konsistensi, akuntabilitas, transparansi, dan
kelangsungan hidup usaha.
Transparansi dalam pengelolaan keuangan merupakan salah satu syarat
untuk mewujudkan good governance yang bertujuan untuk mengurangi
kegiatan yang dapat merugikan masyarakat. Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), yang membahas
tentang transparansi menjelaskan bahwa dalam memberikan informasi
keuangan harus terbuka dan jujur kepada masyarakat serta masyarakat juga
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan undang-undang yang
berlaku.
Menurut Herlianto dalam Hidayat et al. (2022), dengan dilakukannya
transparansi, publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual
sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk
membandingkan rencana program dengan kinerja keuangan, menilai ada atau
tidak tindak korupsi dalam perencanaan hingga pelaksanaan anggaran, dan
untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Menurut Bline dan Dammann (2022), dengan menerapkan situs web
yang tersedia untuk umum sebagai salah satu media transparansi keuangan
yang menyediakan data mengenai gaji awal, tunjangan dan paket start-up,
dapat mendorong lingkungan kerja yang lebih baik dan meningkatkan
kepuasan karyawan, serta meningkatkan retensi dan mengurangi biaya
perekrutan yang pada akhirnya menguntungkan Rumah Sakit Anak Tufts di
Boston.
Penerapan transparansi perlu menggunakan media untuk penyampaian
informasinya karena media berperan sebagai penghubung yang memungkinkan
informasi dapat diakses oleh masyarakat. Dengan menggunakan media,
informasi dapat diakses oleh masyarakat secara mudah dan cepat, serta
penyebaran informasinya yang lebih luas. Selain itu, dengan menggunakan
media dapat membantu dalam usaha untuk menyampaikan informasi yang
transparan dan dapat dipercaya kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Tompo et al. (2021), menyatakan bahwa
transparansi belum terlaksana sepenuhnya di RSUD Lanto Daeng Pasewang
karena belum adanya sistem informasi terkait transparansi anggaran yang dapat
diakses bebas oleh masyarakat. Selanjutnya dalam penelitian Sulfiani (2021),
ditemukan bahwa transparansi yang dilakukan oleh pihak Kantor Cabang Kota
Palopo mengenai dana administrasi sudah cukup baik karena informasi
mengenai denda pelayanan apabila terlambat membayar iuran sudah tertulis
dalam buku panduan yang dikeluarkan oleh pihak BPJS Kesehatan.
RSUD Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu institusi pelayanan
kesehatan yang ada di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan observasi awal yang
telah dilakukan oleh peneliti pada RSUD Kabupaten Muna Barat, ditemukan

2
bahwa laporan keuangan belum dapat diakses bebas oleh publik. Selain itu,
media yang ada belum digunakan secara optimal untuk memberikan informasi
pengelolaan keuangan RSUD Kabupaten Muna Barat kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai penerapan prinsip-prinsip transparansi dalam
pengelolaan keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan
prinsip-prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan pada RSUD
Kabupaten Muna Barat?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang penerapan prinsip-prinsip
transparansi dalam pengelolaan keuangan pada RSUD Kab. Muna Barat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan menggambarkan proses pengelolaan keuangan
pada RSUD Kab. Muna Barat.
2. Untuk memberikan gambaran tentang penerapan prinsip-prinsip
transparansi dalam pengelolaan keuangan pada RSUD Kab. Muna Barat.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak yang
terlibat didalamnya, diantaranya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan media informasi dan
bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai prinsip-
prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan rumah sakit.

3
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan
bahan pertimbangan untuk menerapkan kebijakan rumah sakit dalam
menjalankan operasional sebagai upaya menciptakan transparansi dalam
pengelolaan keuangan.
b. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan mengenai prinsip-prinsip transparansi dalam
pengelolaan keuangan RSUD Kab. Muna Barat.
c. Bagi Institusi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi kedepannya untuk kegiatan penelitian yang sejenis.
d. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan mengenai
transparansi dalam pengelolaan keuangan.

E. Keaslian Penelitian
Berikut adalah penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini:
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Metode
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Transparansi dan Penelitian ini Penerapan prinsip transparansi dalam
Akuntabilitas dalam menggunakan pengelolaan keuangan pada RSD Kalisat
Pengelolaan pendekatan selama masa pandemi covid-19 sudah sesuai
Keuangan Rumah kualitatif dengan dengan indikator dalam Peraturan Pemerintah
Sakit Daerah Kalisat metode studi Republik Indonesia nomor 23 tahun 2005 yang
di Masa Pandemi kasus. telah diubah terakhir dengan Peraturan
Covid-19 Pemerintah nomor 74 tahun 2012. Namun
laporan keuangan serta laporan kinerja belum
dapat diakses bebas oleh publik sehingga
keterbukaan akses kepada publik belum
terlaksana dengan baik.
Penerapan Prinsip- Penelitian ini Penerapan good governance terkait
Prinsip Good menggunakan transparansi belum diterapkan sepenuhnya
Governance dalam penelitian oleh pihak manajemen RSUD Lanto Daeng
Pelayanan Publik di kualitatif Pasewang.
RSUD Lanto Daeng
Pasewang Kabupaten
Jeneponto

4
Penerapan Prinsip- Penelitian ini Pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
Prinsip Good menggunakan dalam pelayanan BPJS Kesehatan di Kota
Governance dalam metode penelitian Palopo belum sepenuhnya terpenuhi. Hal ini
Pelayanan BPJS kualitatif terbukti dengan masih adanya keluhan-keluhan
Kesehatan di Kota dari peserta BPJS Kesehatan mengenai denda
Palopo. pelayanan dan iuran bagi pengguna/peserta
BPJS Kesehatan di Kota Palopo.
Sumber: (Hidayat et al., 2022; Tampo et al., 2021; Sulfiani,2021)

Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang


terdahulu adalah terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian yang
diambil yaitu RSUD Kabupaten Muna Barat. Selain objek yang berbeda, latar
belakang penelitian yang dilakukan juga berbeda dan penelitian ini berfokus
pada penerapan prinsip transparansi tentang pengungkapan informasi keuangan
kepada publik.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Rumah Sakit
a. Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009,
rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit melaksanakan beberapa jenis pelayanan diantaranya yaitu
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai
tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan paramedik, sebagai
tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
(Kartikasari, 2019).
b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009,
rumah sakit bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Adapun fungsi rumah sakit yaitu:
1) Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
2) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan
4) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta pemilihan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
c. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Permenkes Republik Indonesia No. 340 Tahun 2010,
klasifikasi rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan
yaitu:
1) Berdasarkan jenis pelayanannya rumah sakit dapat digolongkan
menjadi:
a) Rumah Sakit Umum
b) Rumah Sakit Khusus
2) Berdasarkan kepemilikan rumah sakit dibagi atas:
a) Rumah Sakit Umum Pemerintah
b) Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas:
(1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama
(2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya
(3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama
3) Berdasarkan fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur
a) Rumah Sakit Kelas A
b) Rumah Sakit Kelas B
c) Rumah Sakit Kelas C
d) Rumah Sakit Kelas D.

2. Pengelolaan Keuangan
a. Definisi Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan (money management) merupakan kegiatan
pengelolaan dana di dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh
seorang individu atau kelompok yang bertujuan agar memperoleh
kesejahteraan keuangan (Yusanti, 2020). Sedangkan menurut Oktafianti
(2021), pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab seseorang
dalam mengatur dan mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.

7
Pengelolaan keuangan merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian kegiatan keuangan seperti pengadaan dan
pemanfaatan dana (Purba & Maksudi, 2021). Sedangkan menurut
Simanjuntak (2022), pengelolaan keuangan merupakan hak dan
kewajiban yang mencakup seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
b. Proses Pengelolaan Keuangan
Menurut Ayesha et al. (2022), proses pengelolaan keuangan yaitu:
1) Perencanaan Keuangan dan Anggaran (Budgeting)
Segala kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan anggaran dana
yang digunakan untuk segala aktivitas dan kepentingan instansi.
Menurut Dekrita dan Samosir (2022), perencanaan keuangan ini
berhubungan dengan pengeluaran dan penerimaan uang di rumah sakit
selama periode tertentu yang berisi daftar tujuan-tujuan keuangan
yang dilengkapi dengan cara bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan penganggaran rumah sakit dilakukan agar lebih mudah
mengetahui seberapa besar kebutuhan dalam satu periode atau
kebutuhan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu,
penganggaran dilakukan untuk mengetahui besarnya modal yang
harus digunakan untuk mendukung kegiatan operasional rumah sakit.
2) Pengendalian (Controlling)
Pengawasan dalam segala aktivitas dalam pengelolaan keuangan, baik
dalam penyalurannya maupun pada pembukuannya yang untuk
selanjutnya dilakukan evaluasi keuangan yang bisa dijadikan acuan
untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
3) Pemeriksaan (Auditing)
Guna mencegah penyimpangan dana, maka manajemen keuangan
akan mengatur pemeriksaan keuangan dan melaporkan pemeriksaan
tersebut kepada atasan dengan data yang akurat. Manajer keuangan

8
secara rutin melakukan audit internal atas keuangan rumah sakit agar
sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi
penyimpangan.
4) Pelaporan (Reporting)
Pelaporan keuangan setiap tahun berguna untuk menyediakan laporan
informasi tentang kondisi keuangan rumah sakit dan analisis rasio
laporan keuangan.
c. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan
Menurut Handayani (2021), prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
yaitu sebagai berikut:
1) Konsistensi, merupakan sebuah prinsip yang mengedepankan
keberlanjutan khususnya dalam pengelolaan keuangan.
2) Akuntabilitas, merupakan sebuah prinsip yang harus dimiliki oleh
pengelola sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dana yang terdapat
dalam usaha. Prinsip akuntabilitás ini memiliki maksud agar pihak
pengelola dapat memberikan informasi kepada pihak yang
berkepentingan terhadap perkembangan usaha yang dijalankan.
3) Transparansi, prinsip ini merupakan petunjuk untuk memberikan
semua rencana dan aktivitas yang dijalankan kepada pihak yang
berkepentingan, khususnya dalam hal laporan keuangan.
4) Kelangsungan hidup usaha, untuk mewujudkan kelangsungan hidup
usaha maka kesehatan keuangan harus terjaga. Pengeluaran di tingkat
operasional atau di tingkat strategis disesuaikan dengan besaran dana
yang dimiliki. Dalam pengelolaan keuangan ini, pihak pengelola
memiliki rencana yang terintegrasi dengan mengurangi risiko sekecil
mungkin.
Menurut Dekrita dan Samosir (2022), pengelolaan keuangan dalam
rumah sakit hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan kewajiban moral atau hukum yang melekat
dalam individu, kelompok, atau organisasi rumah sakit sebagai bentuk

9
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana yang telah digunakan
kepada pihak yang berkepentingan.
2) Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan rumah sakit harus konsisten dari
waktu ke waktu, tapi bukan berarti bahwa sistem keuangan tidak
boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan pada rumah sakit.
3) Kelangsungan Hidup (Viability)
Kelangsungan hidup merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan
keberlanjutan keuangan rumah sakit. Manajer rumah sakit harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana
rumah sakit dapat melaksanakan strateginya dan memenuhi kebutuhan
keuangan.
4) Transparansi (Transparency)
Operasional rumah sakit harus terbuka dalam penyediaan informasi
yang berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pihak
yang berkepentingan. Termasuk di dalamnya menyiapkan laporan
keuangan yang akurat, lengkap, tepat waktu, serta dapat diakses
dengan mudah.
5) Standar Akuntansi (Accounting Standards)
Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan dalam organisasi
rumah sakit harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
6) Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan aktivitas operasional pengelolaan keuangan
rumah sakit, laporan dan catatan keuangan harus dijaga integritasnya
melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan. Selain itu,
individu yang terlibat aktivitas tersebut wajib memiliki integritas yang
baik.

10
7) Pengelolaan (Stewardship)
Rumah sakit harus dapat menjamin bahwa dana yang telah diperoleh
akan digunakan dan dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

3. Transparansi
a. Definisi Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintah, yaitu informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai (Edowai et
al., 2021). Menurut Mahmudi dalam Welly et al. (2021), dengan
diterapkannya transparansi maka publik akan memperoleh informasi
yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi
tersebut.
Transparansi merupakan upaya yang secara sengaja menyediakan
semua informasi yang mampu dirilis secara legal baik positif maupun
negatif secara akurat, tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan penalaran publik dan mempertahankan
tanggung jawab organisasi atas tindakan, kebijakan, dan praktiknya
(Maulana & Lubis, 2020).
Transparansi merupakan informasi keuangan yang dilakukan secara
jujur dan terbuka kepada masyarakat yang memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan (Wijaya, 2019).
Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti
bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan tepat
waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal
yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda
pengungkapannya (Haryanti & Kaubab, 2019).

11
b. Prinsip-prinsip Transparansi
Menurut Mardiasmo dalam Ana (2021), prinsip-prinsip
transparansi keuangan yaitu sebagai berikut:
1) Informatif
Informatif adalah pemberian arus informasi, berita, penjelasan
mekanisme, prosedur, data, fakta kepada stakeholders yang
membutuhkan informasi secara jelas serta seksama. Adapun indikator
dari informatif adalah:
a) Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar bisa digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik serta
untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
Tepat waktu merujuk pada kemampuan rumah sakit untuk
menyediakan informasi keuangan dalam rentang waktu yang
ditentukan atau diharapkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Rumah sakit harus memiliki prosedur dan sistem yang baik untuk
memastikan bahwa laporan keuangan, data, atau informasi lainnya
disusun dan disampaikan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
b) Jelas
Informasi harus jelas dan mudah dipahami sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman oleh pengguna informasi tersebut
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Informasi keuangan yang
disajikan dengan jelas harus mengkomunikasikan secara tepat dan
akurat mengenai kondisi keuangan dan kinerja rumah sakit secara
menyeluruh.
c) Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi pengguna yang menerima dan
memanfaatkannya, serta harus jelas mencerminkan maksud dari

12
informasi tersebut. Informasi keuangan yang disajikan harus tepat,
benar, dan menggambarkan dengan jelas kondisi keuangan dan
kinerja rumah sakit tanpa adanya manipulasi data.
d) Dapat diperbandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan hendaknya dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya, selain
itu perbandingan juga dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Sedangkan perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
e) Mudah diakses
Informasi harus mudah ditemukan, diakses dan digunakan oleh
pemangku kepentingan, seperti pasien, keluarga pasien,
masyarakat, dan pihak berkepentingan lainnya.
2) Pengungkapan
Pengungkapan kepada masyarakat atau publik (stakeholders)
atas aktivitas dan kinerja finansial. Adapun indikator dari
pengungkapan yaitu:
a) Kondisi keuangan
Kondisi keuangan merupakan suatu tampilan atau keadaan secara
utuh atas keuangan rumah sakit pada periode tertentu.
Pengungkapan kondisi keuangan rumah sakit merupakan proses
memberikan informasi terperinci mengenai situasi keuangan suatu
rumah sakit yang mencakup laporan keuangan, termasuk
pendapatan, biaya operasional, aset, utang, dan sumber pendanaan
lainnya.
b) Susunan pengurus
Susunan pengurus merupakan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-
fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan

13
(koordinasi). Pengungkapan susunan pengurus merupakan proses
memberikan informasi terperinci tentang orang-orang yang mengisi
posisi kepemimpinan atau pengurus dalam rumah sakit. Informasi
ini mencakup nama, jabatan, dan latar belakang para pengurus yang
bertanggung jawab atas manajemen keuangan rumah sakit.
c) Bentuk perencanaan dan hasil dari kegiatan
Perencanaan merupakan serangkaian proses dalam menentukan
tujuan rumah sakit untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengungkapan bentuk perencanaan dan hasil dari kegiatan
merupakan proses memberikan informasi rinci tentang rencana
keuangan dan pencapaian kinerja keuangan yang telah dilakukan
oleh rumah sakit. Bentuk perencanaan ini mencakup rencana
anggaran, strategi keuangan, dan proyeksi keuangan jangka pendek
dan jangka panjang yang telah dibuat oleh rumah sakit. Hasil dari
kegiatan ini mencakup kinerja keuangan aktual rumah sakit, seperti
pendapatan yang dicapai, biaya operasional yang terjadi, dan posisi
keuangan saat ini.
c. Indikator Transparansi
Menurut Arijanto dalam Efrianti (2021), transparansi dapat diukur
melalui beberapa indikator yaitu:
1) Bahwa pihak pemegang kepentingan (manajemen, pegawai dan
masyarakat) berhak memperoleh informasi keuangan yang relevan
secara berkala dan teratur.
2) Proses pengumpulan dan pelaporan informasi operasional organisasi
telah dilakukan oleh unit organisasi dan pegawai secara terbuka dan
objektif dengan tetap menjaga kerahasian organisasi.
3) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.
4) Menyampaikan laporan keuangan dan kinerja kepada publik dan
instansi yang berwenang secara rutin.
5) Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.

14
B. Kerangka Teori
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Pengelolaan
Keuangan
Prinsip-prinsip
transparansi keuangan
Prinsip pengelolaan yaitu:
keuangan yaitu: 1. Informatif: tepat waktu,
1. Akuntabilitas jelas, akurat, dapat
2. Konsistensi diperbandingkan, dan
3. Kelangsungan Hidup mudah diakses.
4. Transparansi 2. Pengungkapan: kondisi
5. Standar Akuntansi keuangan, susunan
6. Integritas pengurus, bentuk
7. Pengelolaan perencanaan dan hasil
dari kegiatan

Proses pengelolaan
keuangan yaitu:
1. Perencanaan Keuangan
dan Anggaran
2. Pengendalian
3. Pemeriksaan
4. Pelaporan

(Ayesha et al., 2022; Dekrita & Samosir, 2022; Ana, 2021)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti
mengidentifikasi dua variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu
pengelolaan keuangan dan transparansi. Variabel pengelolaan keuangan
mencakup perencanaan keuangan, pengendalian, pemeriksaan dan pelaporan.
Variabel transparan meliputi informatif dan pengungkapan.

15
D. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Pengelolaan
Keuangan Transparansi

Proses pengelolaan Prinsip-prinsip


keuangan yaitu: transparansi
1. Perencanaan Keuangan keuangan yaitu:
dan Anggaran 1. Informatif
2. Pengendalian 2. Pengungkapan
3. Pemeriksaan
4. Pelaporan

(Ayesha et al., 2022; Ana, 2021)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus yang merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan sesuai unit sosial, individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat (Syahza, 2021). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
mengenai penerapan prinsip-prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan
pada RSUD Kabupaten Muna Barat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna Barat Kecamatan
Sawerigadi. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2023.

C. Sumber Data
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber utama (Murdiyanto, 2020). Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dengan melakukan observasi dan wawancara langsung kepada informan yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari dokumen atau berbagai sumber lainnya
yang dapat menunjang objek penelitian (Abdussamad, 2021). Data sekunder
dalam penelitian ini yaitu dokumentasi resmi rumah sakit dan data dari
beberapa instansi terkait.
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive yaitu cara penentuan informan penarikan ditentukan dengan
menyesuaikan pada tujuan penelitian atau tujuan tertentu (Abdussamad, 2021).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
1. Pegawai yang bekerja di bagian keuangan minimal 3 (tiga) tahun
2. Bersedia menjadi informan
3. Informan dapat berkomunikasi dengan baik.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
1. Pegawai yang tidak memiliki wawasan tentang pengelolaan keuangan
2. Tidak bersedia menjadi informan.
Informan kunci yaitu informan yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti (Adiputra et al.,
2021). Informan kunci dalam penelitian ini yaitu informan yang dapat
memberikan informasi yang cukup jelas dan akurat mengenai pengelolaan
keuangan. Adapun informan kunci pada penelitian ini yaitu Kepala Seksi
Keuangan 1 (satu) orang dan Kepala Bidang Tata Usaha RSUD Kabupaten
Muna Barat 1 (satu) orang. Informan biasa yaitu informan yang terlibat secara
langsung dalam interaksi sosial yang diteliti (Hardani et al., 2020). Adapun
informan biasa pada penelitian ini yaitu Direktur RSUD Kabupaten Muna
Barat 1 (satu) orang dan 1 (satu) orang pasien/keluarga pasien yang pernah
melakukan perawatan di RSUD Kabupaten Muna Barat.

D. Metode Pengumpulan Data


Menurut Hardani et al. (2020) terdapat 3 (tiga) metode pengumpulan data
yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan cara untuk memperoleh data dengan
mengajukan pertanyaan kepada seorang informan secara langsung melalui
percakapan tatap muka. Bentuk pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu dengan mengadakan wawancara atau tatap muka secara
langsung dengan 4 (empat) orang informan yang ada kaitannya dengan
masalah penelitian yang akan dibahas.

18
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan metode untuk mengumpulkan
data dengan cara mengamati kegiatan yang sedang berlangsung. Cara
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
melakukan kunjungan langsung di rumah sakit untuk mengamati apa yang
dikerjakan dan mendengarkan apa yang mereka ucapkan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data tentang berbagai hal atau variabel melalui catatan, transkrip, buku,
surat kabar, agenda, dan sejenisnya. Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen
rumah sakit yang relevan dengan masalah penelitian yang akan dibahas.
Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat perekam, buku
catatan, dan angket wawancara.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Miles dan Huberman dalam Hardani et al. (2020) analisis data
dibagi dalam 3 (tiga) alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan
membuang data yang tidak perlu untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan proses penyusunan sekumpulan informasi
sehingga memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dan menyusun
rencana tindakan selanjutnya. Penyajian data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teks naratif untuk menggambarkan temuan dalam penelitian.
3. Penarikan Simpulan
Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan
dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

19
F. Etika Penelitian
Menurut Adiputra et al. (2021) ada 3 (tiga) prinsip etika dalam penelitian
yaitu:
1. Prinsip Menghormati Harkat Martabat Manusia (Respect For Persons)
Prinsip respect for persons adalah penghormatan dari otonomi
informan yang mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah ia akan
mengikuti atau tidak mengikuti penelitian dan ataukah mau meneruskan
keikutsertaan atau berhenti dalam tahap penelitian.
2. Prinsip Berbuat Baik (Beneficence) dan Tidak Merugikan (Non-
Maleficence)
Prinsip ini bertujuan agar informan tidak hanya diperlakukan sebagai
fasilitas dan sarana, namun juga harus diberikan perlindungan dari adanya
tindakan penyalahgunaan apa pun yang dapat mencelakai dan merugikan
informan.
3. Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip ini menetapkan kewajiban agar memperlakukan informan
secara benar dan layak dalam memperoleh haknya dan tidak membebani
dengan perihal yang bukan tanggung jawab dan kewajibannya.

G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal √
2. Konsultasi Proposal √ √ √ √ √ √ √ √
3. Seminar Proposal √
4. Perbaikan Proposal √
5. Pengambilan Data/Penelitian √ √ √ √ √
6. Pengolahan Data √ √ √ √ √
7. Analisis Data √ √ √ √ √ √
8. Konsultasi Hasil Penelitian √ √ √ √
9. Penyusunan KTI √ √ √ √ √ √
10. Seminar/Ujian KTI √
11. Perbaikan KTI √ √
12. Pengumpulan KTI √

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah berdirinya RSUD Kabupaten Muna Barat
RSUD Kabupaten Muna Barat dibangun sebagai bentuk komitmen
dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat untuk
menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai bagi penduduk Kabupaten
Muna Barat dan sekitarnya. Pada tanggal 21 Maret 2019, Bupati Kabupaten
Muna Barat meresmikan RSUD Kabupaten Muna Barat dengan klasifikasi
rumah sakit kelas D. Selama perkembangannya, RSUD Kabupaten Muna
Barat menjalani proses akreditasi dan memperoleh status Akreditasi Dasar
dari Komisi Nasional Akreditasi Rumah Sakit dengan nomor sertifikat
KARS-SERT/1408/XII/2019.
2. Data dan Letak Geografis RSUD Kabupaten Muna Barat
RSUD Kabupaten Muna Barat merupakan rumah sakit umum yang
terletak di Kompleks Perkantoran Bumi Praja Laworo, Desa Lombujaya,
Kecamatan Sawerigadi dengan luas area 79.000 m 2. RSUD Kabupaten
Muna Barat merupakan milik Pemerintah Daerah Kab. Muna Barat yang
sumber pembiayaannya dari APBD.
Tanda-tanda batas yaitu patok besi yang berdiri diatas batas dan
memenuhi syarat yang ditentukan dalam PMNA/Ka BPN No. 3 Tahun 1997
pasal 22 ayat 1.a. Batas-batas ditunjukan oleh Drs. L.M Husein Tali, M.Pd
(Penunjuk Batas) dan disetujui oleh pihak-pihak yang berbatasan. Adapun
batas-batas tersebut yaitu:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah belum terdaftar
c. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah belum terdaftar
3. Visi, Misi, dan Motto RSUD Kabupaten Muna Barat
a. Visi RSUD Kabupaten Muna Barat
Visi RSUD Kabupaten Muna Barat adalah menjadi rumah sakit
yang mandiri dan profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat
Muna Barat sehat sejahtera.
b. Misi RSUD Kabupaten Muna Barat
Misi RSUD Kabupaten Muna Barat yaitu:
1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan Rawat Inap Kelas III gratis bagi
seluruh masyarakat Kabupaten Muna Barat.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan
masyarakat secara cepat, bermutu namun terjangkau dengan dilandasi
etika profesi dan ketulusan hati.
3) Membangun sumber daya manusia dan meningkatkan fasilitas rumah
sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang profesional kepada masyarakat.
4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan
kesehatan prima.
5) Mewujudkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
c. Motto RSUD Kabupaten Muna Barat
Motto RSUD Kabupaten Muna Barat yaitu “Kami tumbuh dan
berkembang melayani masyarakat”.
2. Tujuan RSUD Kabupaten Muna Barat
a. Tujuan Umum
Tujuan umum RSUD Kabupaten Muna Barat yaitu memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada
pasien.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus RSUD Kabupaten Muna Barat yaitu:
1) Menjadikan rumah sakit yang berkualitas dan mendukung
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

22
2) Menjadi rumah sakit rujukan utama bagi seluruh lapisan masyarakat
melalui peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana rumah
sakit.
3) Mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan
pengetahuan dan teknologi.
4) Menyelenggarakan kegiatan manajemen rumah sakit secara
profesional, efisien dan efektif melalui peningkatan pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan.
3. Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Muna Barat
Dalam menjalankan tugasnya RSUD Kabupaten Muna Barat memiliki
struktur organisasi dengan rincian sebagai berikut:
a. Direktur
b. Satuan Pemeriksaan Internal
c. Kelompok Jabatan Fungsional
1) Komite Medis
2) Komite Keperawatan
3) Komite Nakes
d. Bidang Tata Usaha
1) Seksi Kepegawaian
2) Seksi Perencanaan dan Program
3) Seksi Keuangan
e. Bidang Pelayanan
1) Seksi Penunjang Medik
2) Seksi Etika dan Mutu
3) Seksi Pelayanan Medik

23
4. Sumber Daya Manusia
Adapun sumber daya manusia yang dimiliki RSUD Kabupaten Muna
Barat sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Muna Barat
Status Kepegawaian
Kontrak
No Honorer/ (PGDS,
Jabatan Total
. PNS PPPK Non Residen
Keseluruhan
ASN &
Konsulen)
Dokter Spesialis Ahli
1. 0 0 0 2 2
Dalam
2. Dokter Spesialis Anak 0 0 0 1 1
3. Dokter Spesialis Bedah 0 0 0 1 1
Dokter Spesialis
4. 0 0 0 1 1
Obstetri dan Ginekologi
Dokter Spesialis
5. 0 0 0 1 1
Anestesi
Dokter Spesialis
6. 0 0 0 1 1
Radiologi
7.. Administrasi Kesehatan 2 1 1 0 4
8. Apoteker 3 1 1 0 5
9. Asisten Apoteker 3 1 2 0 6
10. D-III Kebidanan 7 4 31 0 42
11. D-IV Analis Kesehatan 0 0 8 0 8
12. D-III Analis Kesehatan 2 1 0 0 3
D-III Kesehatan
13. 0 1 0 0 1
Lingkungan
14. S1 Keperawatan 0 0 2 0 2
15. D-III Keperawatan 13 4 31 0 48
16. D-III Perawat Gigi 3 1 1 0 5
17. D-IV Perawat Gigi 0 0 1 0 1
18. D-IV Bidan 5 1 12 0 18
19. D-IV Perekam Medis 1 0 0 0 1
20. D-III Perekam Medis 2 0 0 0 2
21. D-IV Radiografer 1 0 0 0 1
22. D-III Radiografer 2 0 0 0 2
23. Dokter Gigi 2 0 0 0 2
24. Dokter Umum 6 0 4 0 10
25. Elektromedis Terampil 1 0 2 0 3
Nutrisionis Ahli
26. 2 1 0 0 3
Pertama
27. Nutrisionis Terampil 0 0 1 0 1
28. Perawat NERS 10 3 25 0 38
29. Sanitarian Ahli Pertama 2 1 2 0 5
Epidemiolog Ahli
30. 0 1 0 0 1
Pertama
S1-Kesehatan
31. 0 0 13 0 13
Masyarakat
32. Sarjana Manajemen 0 0 1 0 1
33. Sarjana Ekonomi 0 0 4 0 4

24
34. Sarjana Komputer 0 0 3 0 3
35. SMA 0 0 2 0 2
36. Teknisi Air 0 0 1 0 1
37. Sopir 0 0 3 0 3
38. Security 0 0 6 0 6
39. Cleaning Service 0 0 33 0 33
40. Binatu 0 0 2 0 2
41. Pramusaji 0 0 6 0 6
Total 67 21 198 7 293
Sumber: Data Kepegawaian RSUD Kabupaten Muna Barat

5. Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna Barat


Sarana dan prasarana yang dimiliki RSUD Kabupaten Muna Barat
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana RSUD Kabupaten Muna Barat
Sarana dan Prasarana Jumlah
Gedung Bedah Sentral 1 Unit
Gedung ICU 1 Unit
Gedung PICU 1 Unit
Gedung NICU 1 Unit
Gedung Unit Gawat Darurat 1 Unit
Gedung Poliklinik terdiri dari:
Poli Umum 1 Unit
Poli Interna 1 Unit
Poli Bedah 1 Unit
Poli Kebidanan dan Kandungan 1 Unit
Poli Anak 1 Unit
Poli Gigi 1 Unit
Gedung Perawatan Umum 2 Unit
Gedung Perawatan Kebidanan 1 Unit
Gedung Perawatan VIP 1 Unit
Gedung Unit Transfusi Darah (UTD) 1 Unit
Gedung Laboratorium 1 Unit
Gedung Isolasi 1 Unit
Instalasi Gizi (Dapur) dan Laundry 1 Unit
Kamar Jenazah 1 Unit
Rumah Dinas Dokter Spesialis 4 Dasar 4 Unit
Gedung IPSRS 1 Unit
Mobil Ambulance 4 Unit
Mobil Jenazah 1 Unit
Tempat Tidur 65 Unit
Sumber: Data Bagian Tata Usaha RSUD Kabupaten Muna Barat

25
6. Pelayanan Kesehatan
Jenis-jenis pelayanan yang disediakan RSUD Kabupaten Muna Barat
meliputi:
a. Pelayanan Medik Umum
1) Poliklinik Umum
2) Poliklinik Gigi dan Mulut
3) Unit Gawat Darurat
b. Pelayanan Medik Spesialistik
1) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
2) Poliklinik Kesehatan Anak
3) Poliklinik Bedah
4) Poliklinik Penyakit Dalam
5) Pelayanan Anestesi
c. Pelayanan Penunjang Medik
1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Gizi
3) Instalasi Farmasi
4) Unit Transfusi Darah (UTD)
5) Instalasi Kendaraan Medik (Ambulance)

B. Hasil Penelitian
1. Proses Pengelolaan Keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat
a. Perencanaan Keuangan dan Anggaran
Proses perencanaan keuangan dan anggaran di RSUD Kab. Muna
Barat dimulai dengan merencanakan kebutuhan anggaran berdasarkan
Usulan Program dan Daftar (UPD) yang sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit yang diajukan ke Bappeda untuk diproses lebih lanjut dan disahkan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sehingga keluarlah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA). Selain itu, proses perencanaan anggaran
di RSUD Kab. Muna Barat melibatkan partisipasi dari berbagai

26
departemen seperti bagian manajemen dan pelayanan. Sebagaimana hasil
wawancara kepada informan yang menyatakan:

“Proses perencanaan keuangan itu, kita merencanakan dari kami


sesuai kebutuhan, dengan kebutuhan UPD, terus diusulkan ke..
ee… sekarangkan Bappeda, habis dari bappeda ke.. nanti
disahkan, terakhir disahkan di, DPR ee.. keluarlah DPA aa.. keluar
DPA jadi semua pengeluaran, dan pemasukkan itu harus sesuai
dengan DPA. (Informan L: 15/09/2023).”

“Mekanisme partisipasi memang ada, dari keterlibatan, berbagai


departemen ada, karena.. kita juga biasa.. ada sa… pekerjaan-
pekerjaan itu yang harus ber…hubungan dengan departemen lain.
(Informan L: 15/09/2023).”

b. Pengendalian
Langkah-langkah pengendalian keuangan dilakukan oleh bagian
keuangan dengan memastikan penggunaan anggaran sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Bendahara Pengeluaran,
Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengendalian keuangan rumah sakit. Tidak ada tim khusus
yang menangani pengendalian keuangan, namun pengendalian keuangan
dilakukan oleh bagian keuangan yaitu Kepala Seksi Perencanaan dan
Program, Kepala Seksi Keuangan, Bendahara Penerimaan, Bendahara
Pengeluaran, dan Bendahara Gaji. Sebagaimana hasil wawancara kepada
informan yang menyatakan:

“Jadi memang ada, langkah pengendalian itu. aa.. itu yang


bertanggung jawab atas pelaksanaannya biasa, bendahara
pengeluarannya, terus termasuk, PA, KPA-nya, PPTK-nya
semuanya ada disitu. Jadi mereka yang mengendalikan
pengeluaran… itu dengan dasarnya.. DPA tadi, yah nda bisa
keluar dari situ. (Informan L: 15/09/2023).”

“Kalau tim khusus ini kita nggak ada, cuman, karena masih
kekurangan personil toh, nah.. cuma itu semua, ada di bagian
keuangan, jadi mereka semua yang atur bagaimananya.. eee…
mengendalikan itu (Informan L: 15/09/2023).”

27
“Sebenarnya tidak ada tim khusus tapi memang ada yang bertugas,
di bagian keuangan. Ada yang namanya perencanaan, Perencana
Program, trus ada yang namanya Kepala Seksi Keuangan, ada
yang.. sudah terbagi-bagi, ada Bendahara Pengeluaran, ada
Bendahara Penerimaan, Bendahara Gaji. Dan itu, sebenarnya,
dan itu, artinya yang bekerja dalam… proses keuangannya SKPD
toh? Semua SKPD itu ada (Informan A: 07/09/2023).”

c. Pemeriksaan
Proses pemeriksaan keuangan dilakukan dengan pengecekan
berkas, wawancara, dan ada keterbukaan informasi hasil pemeriksaan
kepada pihak tertentu seperti BPK atau Inspektorat. Sebagaimana hasil
wawancara kepada informan yang menyatakan:

“Pemeriksaan keuangan ini, di jalankan ya.. biasanya keterbukaan


ini, karena.. semuanya, bahkan kita tau juga kalau, secara
pemeriksaan pasti terbuka karena bersamaan dengan kantor-
kantor lain, ya… jadi disitu tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan itu
biasa pemeriksa juga langsung datang di kita, habis datang di kita
memeriksa berkasnya, periksa ya.. ada wawancaranya, ada
pemeriksaan berkas-berkas dan juga, itupun masih.. berkasnya kita
dibawa lagi mereka teliti lagi (Informan L: 15/09/2023).”
“Itu sudah, sudah pasti ada keterbukaan dalam.. pemeriksaan toh?
pihak-pihak tertentu, paling pihak yang… berkepentingan banget
kayak kalian, sudah pasti toh? Sudah pasti ada keterbukaan antara
pemeriksaan, tim BPK atau Inspektorat, karena, artinya di sini
tidak semua hal yang mengenai.. tidak bisa kita sama orang luar,
artinya, hanya pada saat pemeriksaan saja, kayak BPK atau badan
dalam… kabupaten toh? sudah pasti, sudah pasti ada keterbukaan
(Informan A: 07/09/2023).”
d. Pelaporan
Penyusunan laporan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan,
ditandatangani oleh Direktur dan laporan tersebut dapat diakses oleh
pihak-pihak berkepentingan seperti BPK, BPKP, dan badan pemeriksa
lainnya. Sebagaimana hasil wawancara kepada informan yang
menyatakan:

28
“Jadi laporan keuangan lagi-lagi, penyusunannya itu dilakukan
oleh, pengelola keuangan, ya dan itu yang bertanda tangan
bertanggung jawab artinya, Direktur… Dan itu, laporan itu.. bisa,
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. ee.. seperti kalau
ada pemeriksaan, toh? jadi berkasnya itu, ya mereka bisa akses,
tidak ada kita, kita tidak boleh sembunyi itu. Karena kaloo ada
sampee tersembunyi pasti timbul pertanyaan lain (Informan L:
15/09/2023).”
“Dengan laporannya, dibuat, ya.. setransparan, harus transparan
memang karena untuk pemeriksaan. Terus ee… itu, laporan-
laporan itu, bisa diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
contohnya BPK, BPKP dengan ee.. ada badan pemeriksa yang
khusus untuk di kabupaten ini, itu bisa, bisa mengaksesnya. Jadi
tidak ada.. ya, kalau dibilang transparan yah.. kita harus
transparan (Informan L: 15/09/2023).”

Proses umum pembuatan laporan keuangan di rumah sakit


merupakan tupoksi bagian keuangan yang dibuat sesuai dengan arahan
dan permintaan dari Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda), Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebelum ditandatangani dan
disampaikan kepada pihak-pihak berkepentingan, laporan keuangan
harus melalui proses pengecekan dan sinkronisasi untuk memastikan
keakuratan dan keandalan informasi yang tercantum di dalamnya.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan atau
penyimpangan. Sebagaimana hasil wawancara kepada informan yang
menyatakan:

“Ya jadi proses umumnya jelas kan yang namanya laporan


keuangan itu kan berhubungan dengan, bagian keuangan, jadi,
segala sesuatu yang dibutuhkan terkait tentang laporan keuangan,
itu menjadi tupoksi bagian keuangan dan itu dibuat sesuai dengan
arahan dan permintaan, biasa kan ada permintaan dari
Inspektorat, ada juga biasa permintaan dari Bagian Pembangunan
ee.. Daerah toh? biasa juga diminta oleh ee.. Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah atau BPKD. dan juga biasa, dari BPK nah, jadi
dibuat sesuai dengan apa yang diminta, mulai dari laporan LRA,
neraca dan sebagainya toh? (Informan M: 12/09/2023).”

29
“Oh yah, jadi saya tuh sebelum saya tanda tangan setiap dokumen,
dokumen apapun itu, termasuk dokumen keuangan, kita periksa
dulu, kesesuaian antara laporan yang dibuat dengan kondisi yang
terjadi, karena takutnya pada saat kita tanda tangan, setelah itu
ternyata, ada yang tidak sinkron, jadi kita adakan sinkronisasi dulu
terkait dengan apa yang kita mau tanda tangani, dengan kondisi
yang sebetulnya, supaya tidak menjadi masalah ketika laporan itu
sudah menjadi konsumsi banyak orang, termasuk dalamnya
konsumsi Badan Pemeriksaan Keuangan toh? Jadi harus kita
pastikan, semua sebenarnya bukan cuma masalah keuangan,
semua hal (Informan M: 12/09/2023).”
Laporan keuangan diakses melalui sistem pelaporan online dengan
akses terbatas sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing,
namun dalam website rumah sakit belum tercantum tentang laporan
keuangan dan anggaran rumah sakit yang dapat dipublikasikan.
Sebagaimana hasil wawancara kepada informan yang menyatakan:

“Laporan keuangan itu sebenarnya, kan kita.. memang sekarang


kalau kita.. melakukan sistem pelaporan itu online, tapi kan, online
itu cuma ada di akun masing-masing, kayak saya bendahara, akun
bendahara, penggunaan akun, akun, dan itu cuma kita yang tau,
gitu. Kalau memang… Tapi kita belum buat kayak web toh? untuk
mengetahui misalkan anggaran rumah sakit sekian, kan biasa ada
yang buat web toh? supaya diketahui mungkin sama, masyarakat
atau umum toh? (Informan A: 12/09/2023).”

e. Kebijakan Pengelolaan Keuangan


RSUD Kabupaten Muna Barat memiliki kebijakan mengenai
pengelolaan keuangan yang mengacu pada Peraturan Bupati Muna Barat
No. 1 tahun 2023 tentang Pedomoan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Muna Barat. Selain itu, proses
penyusunan, perubahan, atau penyesuaian kebijakan RSUD Kabupaten
Muna Barat dilakukan dengan mengadakan rapat evaluasi. Sebagaimana
hasil wawancara kepada informan yang menyatakan:

“Nah, semua, kalau, pengelolaan keuangan di rumah sakit ini, ya..


acuannya ke.. aa… Peraturan Bupatiii, semuanya, sama dengan
kantor lain juga, untuk pengelolaan anggaran toh? semuanya
disana. (Informan L: 15/09/2023).”

30
“Dari proses perencanaannya itu ada.. pedoman yang mengatur,
pedoman APBD toh? (Informan A: 07/09/2023).”
“Dalam… apa namanya, mengambil kebijakan dih? atau
perubahan kebijakan. Kita adakan evaluasi, jadi kita rapat, ketika
ada hal yang memang perlu segera diberikan kebijakan khusus
untuk menyelesaikan setiap masalah dan setiap Instalasi maupun
setiap bagian di manajemen, itulah gunanya kita adakan rapat
evaluasi, menerima… apa? menerima semua apa yang menjadi
keluhan, permasalahan, terus kita cari solusinya bersama dan kita
tetapkan sebagai sebuah kebijakan (Informan M: 12/09/2023).”

2. Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan pada


RSUD Kabupaten Muna Barat
a. Informatif
Konsistensi laporan keuangan setiap tahun sesuai dengan prosedur
dan aplikasi keuangan yang digunakan. Sebagaimana hasil wawancara
kepada informan yang menyatakan:

“Iya sama. Sesuai dengan prosedur… Kalau dulu kan…


tergantung, tergantung, dari atas juga toh? karena yang dulu itu
pake.. sistim… apa? pake aplikasi SIMDA, Sistem Informasi
Daerah, tapi sekarang, beralih keee.. apa? SIPD. Ada aplikasi,
pengelolaan keuangan, untuk kita toh? untuk Muna Barat
(Informan A: 12/09/2023).”

Keterbukaan dan transparansi dianggap memadai, terutama dalam


menyajikan informasi tentang biaya pelayanan, tagihan, dan biaya
tambahan kepada pasien. Keterbukaan dan transparansi dalam
pengelolaan keuangan di rumah sakit dianggap sangat penting, sehingga
disarankan untuk mempublikasikan laporan keuangan secara terbuka dan
mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini akan memungkinkan masyarakat
untuk memantau penggunaan dana publik untuk pelayanan kesehatan di
rumah sakit dan meminimalisir kecurigaan terhadap pengelolaan dana
tersebut. Sebagaimana hasil wawancara kepada informan yang
menyatakan:

31
“Masalah-masalah, keuangan terkait dengan, gaji, honor, jasa,
kan itu ji kalau di rumah sakit, yang berhubungan dengan, haknya
orang lain, itu, itu, itu, tetap transparan, artinya disampaikan
kepada yang bersangkutan bahwa, dapat sekian, hitungannya
sekian, toh? (Informan M: 12/09/2023).”
“Keterbukaan dan transparansi di rumah sakit dalam menyajikan
informasi tentang biaya pelayanan tagihan, biaya lainnya itu sudah
lebih dari cukup terbuka. Karena.. sudah informasikan sebelumnya
oleh petugas di rumah sakit, untuk.. melakukan tindakan pelayanan
dan perawatan di UGD (Informan H: 29/09/2023).”
“Menurut saya itu sangat penting keterbukaan dan transparansi
itu… sangat penting karena kita akan merasa lebih percaya
terhadap rumah sakit, jika kita dapat melihat bagaimana dana
publik digunakan untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit
tersebut (Informan H: 29/09/2023).”
“Saran saya dan.. usulan saya di rumah sakit sebaiknya..
mempublikasikan laporan keuangan secara terbuka dan mudah
diakses oleh masyarakat agar kita juga dapat.. memantau, apakah
dana tersebut.. sudah digunakan sesuai dengan prosedur, dengan
kebutuhan.. dengan kebutuhan agar tidak menimbulkan kecurigaan
atau kekhawatiran dana tersebut digunakan untuk apa saja di
rumah sakit (Informan H: 29/09/2023).”
b. Pengungkapan
Pengungkapan kondisi keuangan, susunan pengurus keuangan,
perencanaan keuangan, pencapaian target, dan kinerja keuangan
dilakukan melalui laporan tahunan atau LPJ (Laporan
Pertanggungjawaban). Sebagaimana hasil wawancara kepada informan
yang menyatakan:

“Dilakukan! Pengungkapan itu, dan itu terdapat di laporan akhir,


biasanya laporan tahunan, atau LPJ lah, ya.. laporan
pertanggungjawaban ibarat, jadi, itu dilakukan dengan pertama
membuat LPJ, di dalam LPJ itu ada, eee.. kondisi keuangannya
kita, dan target capaiannya kita, sesuai rencana kerja. ya.. sesuai
renja dengan target. Jadi… setiap tahun, akhir tahun itu pasti
dibuat seperti itu. Ya.. jadi itu tadi, ini kan eee.. pengungkapan ini
berkaitan dengan transparansi tadi ya.. Jadi, rumah sakit
melakukan pengungkapan melalui.. laporan, ee.. laporan LPJ
tentang capaian kinerja targetnya tercapai atau tidak, dengan
anggaran yang sekian ini, sampai di mana ini pekerjaan bisa
dilakukan (Informan L: 15/09/2023).”

32
C. Pembahasan
1. Proses Pengelolaan Keuangan pada RSUD Kabupaten Muna Barat
Proses perencanaan anggaran dan keuangan RSUD Kab. Muna Barat
diawali dengan penyusunan rencana kebutuhan anggaran berdasarkan
Usulan Program dan Daftar kebutuhan (UPD) yang sesuai dengan tujuan
dan program rumah sakit. Setiap tahun, kebutuhan dan rencana anggaran
diajukan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk
diproses dan ditetapkan sesuai dengan pedoman Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang mengatur alokasi dana publik. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan et al. (2021) yang mendukung
pentingnya perencanaan anggaran yang cermat dalam institusi kesehatan,
perencanaan anggaran yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan keuangan yang akan mendukung peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan.
Proses perencanaan anggaran di RSUD Kabupaten Muna Barat juga
mencakup mekanisme partisipatif dengan melibatkan berbagai departemen
dan unit. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan masing-
masing unit tercakup dalam alokasi anggaran. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aji dan Susanto (2020) yang menunjukkan
bahwa partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam proses perencanaan
anggaran dapat membawa manfaat signifikan yang dapat membantu
mengidentifikasi kebutuhan yang mendesak dan mendistribusikan sumber
daya keuangan secara lebih efektif. Selain itu, pengelolaan keuangan di
RSUD Kabupaten Muna Barat telah mencakup kelengkapan administrasi,
otorisasi, pembukuan yang terperinci, dan penyimpanan dokumen yang
tertata rapi.
Langkah-langkah pengendalian keuangan di RSUD Kabupaten Muna
Barat dilakukan oleh bagian keuangan, dengan melibatkan Bendahara
Pengeluaran, Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Mereka bertanggung jawab
mengendalikan pengeluaran sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

33
(DPA). Prasetya et al. (2021) menekankan pentingnya pengendalian
anggaran dalam konteks pengelolaan keuangan di sektor publik,
pengendalian anggaran membantu mencegah kemungkinan penyimpangan
anggaran dan memastikan penggunaan dana yang efektif. Meskipun tidak
ada tim khusus, namun pengendalian keuangan dilaksanakan dengan ketat
dengan adanya evaluasi berkala terhadap kinerja unit yang menangani
keuangan yang dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap anggaran
dan realisasi kegiatan sesuai dengan rencana dan tidak melanggar aturan
yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zarlis (2018) yang menyatakan bahwa evaluasi berkala dapat mencegah
terjadinya kecurangan dan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Proses pemeriksaan keuangan di RSUD Kabupaten Muna Barat
dilakukan dengan melakukan wawancara serta pengecekan dokumen.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan badan pemeriksa
lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan
Salam (2019), hasil pemeriksaan yang transparan membantu meningkatkan
akuntabilitas dan membangun kepercayaan masyarakat, sehingga
pemeriksaan internal dan eksternal dalam mengamankan dan memastikan
transparansi keuangan pada instansi pemerintah sangatlah penting.
Proses pelaporan keuangan di RSUD Kabupaten Muna Barat
merupakan tahapan penting dalam pengelolaan keuangan rumah sakit.
Informan menyebutkan bahwa laporan keuangan disusun oleh bagian
keuangan sesuai arahan dan permintaan, kemudian dilakukan pengecekan,
sinkronisasi dan evaluasi sebelum ditandatangani oleh Direktur dan
disampaikan kepada pihak-pihak berkepentingan seperti BPK atau
Inspektorat. Laporan keuangan ini memiliki tujuan untuk memastikan
akurasi, keandalan, dan keterbukaan informasi terkait dengan keuangan
rumah sakit. Selain itu, laporan keuangan yang baik juga dianggap sebagai
alat penting untuk komunikasi informasi finansial dengan pihak-pihak yang

34
berkepentingan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zikmundová et al. (2019) yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang
akurat dan tepat waktu sangat penting dalam meningkatkan transparansi dan
kepercayaan pemangku kepentingan.
RSUD Kabupaten Muna Barat memiliki kebijakan mengenai
pengelolaan keuangan yang mengacu pada Peraturan Bupati Muna Barat
No. 1 tahun 2023 tentang Pedomoan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Muna Barat. Proses penyusunan, perubahan,
atau penyesuaian kebijakan di rumah sakit dilakukan melalui rapat evaluasi
yang melibatkan berbagai departemen terkait untuk menanggapi
permasalahan atau perubahan yang muncul. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sudjoni (2020) yang menyatakan bahwa
dengan adanya rapat secara berkala, maka akan ada target progres
penyelesaian masalah secara bertahap dan proses pengambilan keputusan
menjadi transparan.

Perencanaan
Keuangan dan Pengendalian Pemeriksaan Pelaporan
Anggaran

Disesuaikan Pengecekan,
Penyusunan dengan DPA sinkronisasi dan
UPD Pemeriksaan
evaluasi
Dokumen dan
Wawancara

Bappeda
Ditandatangani
oleh Direktur

Pengesahan
DPA

PERBUP No. 1 Tahun


2023 Tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD

Gambar 4.1 Proses Pengelolaan Keuangan RSUD Kab. Muna Barat

35
2. Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan pada
RSUD Kabupaten Muna Barat
Penerapan prinsip-prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan
pada RSUD Kab. Muna Barat telah tercermin dalam keterbukaan dari setiap
proses perencanaan, pengendalian, pemeriksaan dan penyusunan laporan
keuangan. Proses perencanaan anggaran melibatkan berbagai departemen
dengan memastikan alokasi anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
rencana kerja. Pengawasan dan pengendalian pengeluaran keuangan
dilakukan secara ketat, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan
melibatkan berbagai pihak. Keterbukaan dalam hasil pemeriksaan keuangan
kepada pihak berkepentingan, seperti tim BPK dan Inspektorat. Rumah sakit
juga melakukan pengungkapan informasi melalui laporan
pertanggungjawaban, mencakup kondisi keuangan, susunan pengurus
keuangan, perencanaan keuangan, dan pencapaian target kinerja yang
disampaikan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hidayat et al. (2022) yang menyatakan bahwa bentuk transparansi
kepada pemerintah terkait kinerja dari rumah sakit sudah sesuai dengan
adanya laporan keuangan dan laporan kinerja dalam satu periode yang telah
diaudit dan dipublikasikan kepada BPK kemudian diserahkan kepada
Pemerintah Daerah setiap tahunnya.
Keterbukaan dan transparansi pada RSUD Kab. Muna Barat dianggap
memadai, terutama dalam menyajikan informasi terkait dengan keuangan,
gaji, honor, biaya pelayanan, tagihan, dan biaya tambahan kepada pasien
dan pegawai di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tompo et al. (2021) yang menyatakan bahwa semua rumah
sakit baik yang dikelola oleh negara maupun yang dikelola oleh swasta
harus memberikan ketersediaan informasi bagi para pihak yang
berkepentingan dalam hal ini kepada masyarakat umum sebagai pengguna
jasa. Selain itu, laporan keuangan dapat diakses melalui sistem pelaporan
online dengan akun masing-masing dari bagian keuangan, namun belum ada
situs web yang digunakan untuk akses laporan keuangan ke publik.

36
D. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Keterbatasan akses informasi yang tersedia, beberapa data terkait laporan
keuangan atau laporan pertanggungjawaban tidak dapat diakses dengan
bebas, sehingga membatasi analisis mendalam.
2. Keterbatasan waktu yang mempengaruhi rentang waktu pengumpulan data
dan penyelesaian penelitian ini, sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan penelusuran informasi yang lebih luas.

37
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. RSUD Kab. Muna Barat mengelola keuangan dengan penyusunan rencana
anggaran UPD yang diajukan ke Bappeda setiap tahun sesuai pedoman
APBD. Proses perencanaan keuangan dan anggaran melibatkan berbagai
departemen dan unit untuk alokasi anggaran yang ketat, memastikan
kepatuhan terhadap anggaran dan realisasi kegiatan sesuai dengan DPA.
Keuangan dipantau dan diperiksa oleh berbagai pihak, termasuk BPK,
BPKP dan badan pemeriksa lainnya, dengan laporan keuangan yang disusun
dan disinkronisasi sebelum ditandatangani oleh Direktur dan disampaikan
kepada pihak-pihak berkepentingan.
2. Penerapan prinsip-prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan pada
RSUD Kab. Muna Barat yaitu sebagai berikut:
a. Terdapat keterbukaan dari setiap proses perencanaan, pengendalian,
pemeriksaan dan penyusunan laporan keuangan yang melibatkan
berbagai pihak terkait.
b. Menyajikan informasi terkait dengan gaji, honor, biaya pelayanan,
tagihan, dan biaya tambahan kepada pasien dan pegawai di rumah sakit.
c. Laporan keuangan/pertanggungjawaban disampaikan tepat waktu kepada
pihak-pihak tertentu.
d. Laporan keuangan dapat diakses melalui sistem pelaporan online dengan
akun masing-masing dari bagian keuangan, namun belum ada situs web
yang digunakan untuk akses laporan keuangan ke publik.
B. Saran
Saran yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Rumah sakit dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan kebijakan
yang lebih terperinci dan terstruktur terkait transparansi keuangan. Hal ini
dapat mencakup strategi untuk mempublikasikan laporan keuangan secara
lebih luas, sehingga masyarakat umum dapat dengan mudah mengakses
informasi terkait keuangan rumah sakit.
2. Peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan alokasi waktu dengan
melakukan perencanaan yang cermat dan pemantauan progres selama
penelitian agar lebih efektif.

39
DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif (P. Rapanna (Ed.)).


Makassar: CV. Syakir Media Press.
Adiputra, I. M. S., Trisnadewi, N. W., Oktaviani, N. P. W., Munthe, S. A., Hulu,
V. T., Budiastutik, I., Faridi, A., Ramdany, R., Fitriani, R. J., Tania, P. O. A.,
Rahmiati, B. F., Lusiana, S. A., Susilawaty, A., Sianturi, E., & Suryana.
(2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Denpasar: Yayasan Kita Menulis.
Aji, S., & Susanto, H. (2020). Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Pemoderasi Pada RSUD X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,
5(1), 10–18.
Ana, A. T. R. (2021). Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Pelaporan
Keuangan BUMDes (Studi Kasus BUMDes Ina Huk). Jurnal Akuntansi:
Transparansi dan Akuntabilitas, 9(1), 62–72.
Ayesha, I., Cahyani, R. R., Hartono, B., Junaedi, I. W. R., Burhanuddin, C. I.,
Abdi, M. N., Yrimintarsih, T., Guntarayana, I., Gemilang, F. A., Muliyanti,
Putra, T. A. E., Umar, M., & Hapsari, T. D. (2022). Pengantar Bisnis (D. P.
Sari (Ed.)). Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi.
Bline, K., & Dammann, C. E. L. (2022). Improving Workplace Culture By
Increasing Financial Transparency. Pediatric Research, 92, 1492–1493.
Dekrita, Y. A., & Samosir, M. (2022). Manajemen Keuangan Rumah Sakit
Konsep dan Analisis (E. E. K. Goo (Ed.)). Pekalongan: Nasya Expanding
Management.
Edowai, M., Abubakar, H., & Said, M. (2021). Akuntabilitas & Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah (A. Musfirah, A. Puspita, & Hasriani (Ed.)).
Gowa: Pusaka Almaida.
Efrianti, S. (2021). Analisis Akuntabilitas dan Transparansi pada Pengelolaan
Dana di Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu. Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Bengkulu.
Handayani, F. (2021). Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Layz Cake And Bakery. Skripsi Thesis. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta.
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif (H. Abadi (Ed.); Nomor April). Yogyakarta: Pustaka
Ilmu.
Haryanti, S., & Kaubab, M. E. (2019). Analisis Transparansi dan Akuntabilitas
Laporan Keuangan Masjid di Wonosobo (Studi Empiris pada Masjid yang
Terdaftar di KEMENAG Kabupaten Wonosobo Tahun 2019). Journal of
Economic, Business and Engineering, 1(1), 140–149.
Hasan, M., Akbar, A., & Putra, R. I. (2021). The Effect of Budget Planning,
Budget Implementation, and Budget Control on the Effectiveness of the
Utilization of Local Government Budgets. Jurnal Akuntansi, 25(2), 222–240.
Hidayat, M. S., Wardhaningrum, O. A., & Andriana. (2022). Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Daerah Kalisat di
Masa Pandemi Covid-19. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi,
5(2), 56–61.
Irwandi. (2019). Efisiensi dan Produktivitas Rumah Sakit: Teori dan Aplikasi
Pengukuran dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (A. K.
Muzakkir (Ed.)). Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn).
Kartikasari, D. (2019). Administrasi Rumah Sakit. Malang: Wineka Media.
Maulana, Z., & Lubis, N. K. (2020). Pengaruh Transparansi Pelaporan Keuangan
terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan. Jurnal Penelitian Ekonomi
Akuntansi (JENSI), 4(1), 1–14.
Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai Contoh
Proposal) (Edisi I). Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat UPN ”Veteran” Yogyakarta Press.
Oktafianti, E. (2021). Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Pengetahuan
Keuangan terhadap Pengelolaan Keuangan Keluarga Masa Pandemi Covid-
19 di Ds. Krebet Kec. Jambon Kab. Ponorogo. Skripsi (S1). Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah.
Prasetya, I. M., Setiawan, A., & Rahmawati, A. (2021). The Influence of Budget
Commitment, Budget Monitoring, and Budget Evaluation on Budget
Absorption. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 23(1), 1–11.
Prianthara, I. B. T. (2020). Sistem Akuntansi Rumah Sakit. Sidoarjo: Indomedia
Pustaka.
Purba, F., & Maksudi, M. Y. (2021). The Effect Of Cash Turnover And Account
Receivable Turnoveer On Returns On Assets In Express 2015-2019 Period
PT. Alexindo Mandiri. Indonesian College of Economics.

41
Saputro, A. D., & Salam, A. (2019). The Effect of Internal Control, Internal
Audit, and External Audit on Financial Transparency and Accountability in
the Regional Government. Journal of Public Administration and
Governance, 9(4), 129–138.
Simanjuntak, B. S. (2022). Tinjauan Pengaruh Pandemi Covid-19 Atas Aktivitas
Operasional Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul. KTTA Thesis. Politeknik Keuangan Negara STAN.
Sudjoni, N. (2020). Implementasi Good Corporate Governance di Rumah Sakit
Islam X. Journal of Education and Management Studies (JoEMS), 3(4), 13–
22.
Sulfiani, A. N. (2021). Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam
Pelayanan BPJS Kesehatan di Kota Palopo. Jurnal Administrasi Publik,
XVII(1), 95–116.
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian Edisi Revisi Tahun 2021. Pekanbaru:
UR Press.
Tompo, M., Madani, M., & Fatmawati. (2021). Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Governance dalam Pelayanan Publik di RSUD Lanto Daeng Pasewang
Kabupaten Jeneponto. JPPM: Journal of Public Policy and Management,
3(1), 43–52.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Welly, Arifin, M. S., Ghozali, R., & Sabrina, N. (2021). Analisis Transparansi
Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Berbasis Website Se-Jawa Bali.
BALANCE : Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 6(1), 157 – 167.
Wijaya, I. G. A. S. (2019). Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana (Studi Kasus pada Pura
Khayangan Tiga Desa Pakraman Patoman, Kecamatan Blimbingsari,
Kabupaten Banyuwangi). Skripsi (S1). Universitas Jember.
Yusanti, A. P. (2020). Pengaruh Gaya Hidup, Kecerdasan Spiritual dan Jenis
Kelamin terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan. Accounting Analysis
Journal, 1, 0–18.
Zarlis, D. (2018). Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Di
Rumah Sakit (Studi empiris pada Rumah Sakit swasta di Jabodetabek).
Jurnal Transparansi, 1(2), 206–217.
Zikmundová, K., Dvořáková, D., & Kloziková, J. (2019). The Importance of
Accurate and Timely Financial Reporting in Increasing the Transparency and
Trust of Stakeholders. Journal of Economics and Management, 35(2), 82–96.

42
L

N
Lampiran 1 Angket Wawancara

ANGKET WAWANCARA
Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Pada
RSUD Kabupaten Muna Barat

A. Karakteristik Responden
Nama/Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pangkat/Jabatan :

B. Variabel Penelitian
Informan Kunci
Variabel Pertanyaan
Pengelolaan Keuangan Perencanaan Keuangan dan Anggaran
1. Bagaimana proses perencanaan keuangan dan anggaran di
rumah sakit ini dilakukan? Apakah ada mekanisme
partisipatif, keterlibatan berbagai departemen, serta kebijakan
atau pedoman yang mengatur mengenai pengelolaan
keuangan di rumah sakit ini?
Pengendalian
2. Bagaimana langkah-langkah pengendalian keuangan di rumah
sakit ini dijalankan dan siapa yang bertanggung jawab atas
pelaksanaannya? Apakah ada tim khusus yang menangani
pengendalian keuangan tersebut?
Pemeriksaan
3. Bagaimana langkah-langkah pemeriksaan keuangan di rumah
sakit ini dijalankan dan apakah ada keterbukaan dalam
informasi hasil pemeriksaan kepada pihak yang
berkepentingan?
Pelaporan
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan laporan keuangan di
rumah sakit ini dilakukan dan bagaimana laporan tersebut
disampaikan serta diakses oleh pihak-pihak berkepentingan?
Transparansi Informatif
5. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai penyajian tepat
waktu, keterbukaan, dan konsistensi laporan keuangan rumah
sakit ini?
Pengungkapan
6. Apakah rumah sakit telah melakukan pengungkapan yang
memadai mengenai kondisi keuangan, susunan pengurus
keuangan, perencanaan keuangan, serta pencapaian target dan
kinerja keuangan dalam laporan keuangannya?
Informan Biasa
Informan Pertanyaan
Direktur RSUD Kab. 1. Apakah rumah sakit memiliki kebijakan mengenai
Muna Barat pengelolaan keuangan rumah sakit serta kebijakan untuk
memberikan informasi keuangan kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan? Bagaimana proses penyusunan,
perubahan, atau penyesuaian kebijakan tersebut dilakukan di
rumah sakit?
2. Bagaimana Bapak/Ibu memastikan bahwa kebijakan yang
telah ditetapkan tersebut dijalankan dengan konsisten dan
sesuai standar yang berlaku di sektor kesehatan?
3. Bagaimana proses umum pembuatan laporan keuangan di
rumah sakit dan langkah-langkah yang diambil untuk
memastikan keakuratan serta keandalan laporan sebelum
Bapak/Ibu menandatanganinya?
Pasien/keluarga pasien 4. Bagaimana Bapak/Ibu menilai keterbukaan dan transparansi
yang pernah melakukan rumah sakit dalam memberikan informasi mengenai biaya
perawatan di RSUD pelayanan, tagihan, atau biaya tambahan lainnya?
Kabupaten Muna Barat. 5. Menurut Bapak/Ibu seberapa penting keterbukaan dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan rumah sakit? Apa
manfaat yang anda lihat dari adanya keterbukaan ini?
6. Apakah Bapak/Ibu memiliki saran atau usulan untuk
meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan
rumah sakit agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat?

45
Lampiran 2 Hasil Olahan Data Kualitatif

HASIL OLAHAN DATA KUALITATIF

Identitas
No Kategori Terbuka Pernyataan
Informan
1. Proses perencanaan anggaran “…proses perencanaan keuangan itu kita L
dimulai dari membuat rencana merencanakan dari kami sesuai
kebutuhan yang kemudian kebutuhan, dengan kebutuhan UPD terus
diajukan ke Bappeda. diusulkan ke ee sekarangkan Bappeda
habis dari bappeda ke nanti disahkan
terakhir disahkan di DPR ee keluarlah
DPA…”
2. Terdapat mekanisme partisipatif “…mekanisme partisipasi memang ada L
dan keterlibatan berbagai dari keterlibatan berbagai Departemen
departemen dalam perencanaan ada, karena kita juga biasa ada
anggaran. pekerjaan-pekerjaan itu yang harus
berhubungan dengan Departemen lain..”
3. Proses perencanaan keuangan dan “Proses perencanaannya itu ada pedoman A
anggaran mengacu pada pedoman yang mengatur, pedoman APBD kita
APBD. berpatokan di situ.”

“Nah semua kalau pengelolaan keuangan L


di rumah sakit ini ya acuannya ke ee
Peraturan Bupati…”
4. Langkah-langkah pengendalian “…langkah pengendalian itu aa itu yang L
keuangan dilakukan oleh bagian bertanggung jawab atas pelaksanaannya
keuangan dengan memastikan biasa bendahara pengeluarannya terus
penggunaan anggaran sesuai termasuk PA, KPAnya, PPTKnya
dengan DPA. semuanya ada disitu. Jadi mereka yang
mengendalikan pengeluaran dengan
dasarnya DPA..”
5. Tidak ada tim khusus yang “…tidak ada tim khusus tapi memang A
menangani pengendalian ada yang bertugas di bagian keuangan.
keuangan, namun ada pembagian Ada yang namanya perencanaan
tugas di bagian keuangan. perencana program, trus ada yang
namanya kepala seksi keuangan ada
sudah terbagi-bagi, ada bendahara
pengeluaran, ada bendahara penerimaan,
bendahara gaji…”

“…tim khusus yang menangani L


pengendalian keuangan itu ya, kalau tim
khusus ini kita nda ada cuma karena
masih kekurangan personil toh nah cuma
itu semua ada di bagian keuangan jadi
mereka semua yang atur…”
6. Pemeriksaan berkas dan “…pemeriksa juga langsung datang di L
wawancara dilakukan sebagai kita habis datang di kita memeriksa
bagian dari proses pemeriksaan berkasnya, periksa ya ada
keuangan. wawancaranya, ada pemeriksaan berkas-
berkas dan juga itupun masih berkasnya
kita dibawa lagi mereka teliti lagi.”
7. Pemeriksaan keuangan dilakukan “…sudah pasti ada keterbukaan dalam A
dengan transparansi kepada pihak pemeriksaan toh pihak-pihak tertentu,
berkepentingan seperti tim BPK paling pihak yang berkepentingan kayak
atau Inspektorat. tim BPK atau Inspektorat…”

“…kalau yang lain terkait dengan M


penggunaan anggaran kan kita
bertanggung jawabnya ke Inspektorat
dan Badan Pengurusan Keuangan.”
8. Penyusunan laporan keuangan “Jadi laporan keuangan lagi-lagi L
dilakukan oleh bagian keuangan penyusunannya itu dilakukan oleh
dan ditandatangani oleh Direktur pengelola keuangan yah dan itu yang
bertanda tangan bertanggung jawab
artinya Direktur…”

“…proses umumnya jelas kan yang M


namanya laporan keuangan itu kan
berhubungan dengan bagian keuangan,
jadi segala sesuatu yang dibutuhkan
terkait tentang laporan keuangan itu
menjadi tupoksi bagian keuangan…”
9. Laporan keuangan dibuat sesuai “…itu dibuat sesuai dengan arahan dan M
permintaan, termasuk laporan permintaan, biasa kan ada permintaan
LRA dan neraca. dari Inspektorat ada juga biasa
permintaan dari Bagian Pembangunan e
Daerah toh, biasa juga diminta oleh e
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
atau BPKD dan juga biasa dari BPK nah,
jadi dibuat sesuai dengan apa yang
diminta, mulai dari laporan LRA, neraca
dan sebagainya..”
10. Sebelum penandatanganan “…kita periksa dulu kesesuaian antara M
dokumen oleh Direktur, dilakukan laporan yang dibuat dengan kondisi yang
pengecekan dan sinkronisasi terjadi karena takutnya pada saat kita
kesesuaian laporan dengan kondisi tanda tangan setelah itu ternyata ada
sebenarnya. yang tidak sinkron…”
11. Laporan keuangan dapat diakses “…laporan-laporan itu bisa diakses oleh L
oleh pihak-pihak yang pihak-pihak Yang berkepentingan
berkepentingan seperti BPK, contohnya BPK, BPKP dengan ee badan-
BPKP dan badan pemeriksa badan pemeriksa yang khusus untuk di
khusus kabupaten. kabupaten…”
12. Laporan keuangan diakses secara “…kalau kita melakukan sistem A
online melalui akun masing- pelaporan itu online tapi kan online itu
masing, namun belum ada akses cuma ada di akun masing-masing…Tapi
publik melalui website. kita belum buat kayak web toh untuk
mengetahui misalkan anggaran rumah
sakit sekian…”
13. Konsistensi laporan keuangan “…sesuai dengan prosedur. Kalau dulu A
setiap tahun sesuai dengan kan tergantung dari atas juga toh karena
prosedur dan aplikasi keuangan yang dulu itu pake sistim apa pake
yang digunakan. aplikasi SIMDA Sistem Informasi
Daerah tapi sekarang beralih ke SIPD…”

47
14. Proses penyusunan, perubahan, “…kita adakan evaluasi, jadi kita rapat M
atau penyesuaian kebijakan ketika ada hal yang memang perlu segera
dilakukan dengan mengadakan diberikan kebijakan khusus untuk
rapat evaluasi menyelesaikan setiap masalah dan setiap
instalasi maupun setiap bagian di
manajemen itulah gunanya kita adakan
rapat evaluasi menerima semua apa yang
menjadi keluhan permasalahan terus kita
cari solusinya bersama dan kita tetapkan
sebagai sebuah kebijakan.”
15. Konsistensi kebijakan dipastikan “…evaluasi bulanan, evaluasi tiga bulan M
melalui evaluasi berkala terhadap terkait dengan kinerja unit yang
unit keuangan dan monitoring menangani mengenai keuangan… kita
realisasi anggaran. mengadakan evaluasi tersebut
disesuaikan dengan program yang sudah
ada, rencana anggaran yang sudah ada,
sejauh mana realisasinya begitu, jadi ada
evaluasi terhadap bagian keuangan.”
16. Pengungkapan informasi “Iya jadi eee dilakukan pengungkapan itu L
dilakukan melalui laporan tahunan dan itu terdapat di laporan akhir,
dan LPJ yang mencakup kondisi biasanya laporan tahunan atau LPJ lah
keuangan, susunan pengurus yah laporan pertanggungjawaban…”
keuangan, perencanaan keuangan,
dan pencapaian target serta kinerja
keuangan.
17. Keterbukaan dan transparansi “…masalah-masalah keuangan terkait M
dianggap memadai, terutama dengan gaji, honor, jasa kan itu ji kalau
dalam menyajikan informasi di rumah sakit yang berhubungan dengan
tentang biaya pelayanan, tagihan, haknya orang lain, itu itu itu tetap
dan biaya tambahan kepada pasien. transparan…”
“…informasi tentang biaya pelayanan H
tagihan biaya lainnya itu sudah lebih dari
cukup terbuka karena sudah
informasikan sebelumnya..”
18. keterbukaan dan transparansi “…sangat penting karena kita akan H
dalam pengelolaan keuangan merasa lebih percaya terhadap rumah
rumah sakit Sangat penting karena sakit jika kita dapat melihat bagaimana
membangun kepercayaan dana publik digunakan untuk pelayanan
masyarakat terhadap penggunaan kesehatan di rumah sakit.”
dana publik untuk pelayanan
kesehatan.
19. Saran untuk mempublikasikan “…sebaiknya mempublikasikan laporan H
laporan keuangan secara lebih keuangan secara terbuka dan mudah
terbuka untuk masyarakat. diakses oleh masyarakat agar kita juga
dapat memantau, apakah dana tersebut
sudah digunakan sesuai dengan
prosedur…”

48
Lampiran 3 Checklist Observasi

CHECKLIST OBSERVASI
Penerapan Prinsip-Prinsip Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Pada
RSUD Kabupaten Muna Barat

Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil yang diamati
di rumah sakit

No. Aspek Pengamatan Ya Tidak


Pengelolaan Keuangan
1. Kelengkapan administrasi dan dokumentasi. √
Setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan harus dibuktikan dengan
2.
adanya otorisasi pihak berwenang dan kelengkapan lainnya.

Setiap penerimaan dan pengeluaran telah dicatat dalam pembukuan
3.
yang dibuktikan dengan adanya buku kas umum dan buku bank.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan dilengkapi dengan bukti transaksi
4.
yang mendukung seperti bukti pembayaran yang sah.

5. Setiap dokumen telah diarsipkan dan disimpan rapi. √
6. Adanya evaluasi standar dan kinerja seluruh pengurus. √
Transparansi
Telah mempublikasikan laporan keuangan ke seluruh stakeholders
7. melalui pemasangan papan informasi di area rumah sakit atau media √
lainnya.
Tepatnya waktu penyampaian pengumuman laporan
8. keuangan/pertanggungjawaban yang diketahui oleh seluruh √
stakeholders.
Pasien mendapatkan estimasi biaya perawatan sebelum tindakan medis
9.
dilakukan.

Masyarakat dapat dengan mudah mengakses laporan keuangan melalui
10.
situs web atau kantor administrasi rumah sakit.

Laporan keuangan dapat diperoleh melalui permohonan tertulis atau
11.
pihak administrasi rumah sakit.

Lampiran 4 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara bersama Direktur RSUD Kab. Wawancara bersama Kepala Bagian Tata
Muna Barat Usaha RSUD Kab. Muna Barat

Wawancara bersama Kepala Seksi Keuangan Wawancara bersama keluarga pasien RSUD
RSUD Kab. Muna Barat Kab. Muna Barat

Struktur Organisasi RSUD Kab. Muna Barat


Lampiran 5 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian
53
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai