Anda di halaman 1dari 106

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL

GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELEBIHAN


VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU TAHUN 2023

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
MIRDA DEPITA
NIM. 2020205201034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2023
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL
GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU TAHUN 2023

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
MIRDA DEPITA
NIM. 2020205201034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2023
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL
GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU TAHUN 2023

Mirda Depita
55 Halaman + 18 Tabel + 2 Bagan + 15 Lampiran + 0 Gambar

ABSTRAK

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Prevalensi hasil data dari Rekam Medik
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu kasus pasien dengan gagal ginjal kronik
dari tahun 2022 terdapat 68 pasien. Tujuan penelitian untuk melaksanakan asuhan
keperawatan dan melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan,
melaksanakan tindakan dan melakukanevaluasi. Desain penelitian yang digunakan
adalah studi kasus, yaitu untuk mengeksplorasi masalah pada klien yang
mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan. Subjek penelitian
yang digunakan adalah 1 partisipan. Hasil yang didapatkan dalam Asuhan
Keperawatan Klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan kelebihan
volume masalah kelebihan volume cairan yang dialami pasien belum teratasi, hal
ini ditunjukan dengan haluaran urin yang belum sesuai, berat badan dan tanda
vital stabil belum dalam rentang normal klien, masih terdapat edema derajat 2 dan
masih sesak. Di harapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu penelitian
selanjutnya dan dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan
padaklien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan kelebihan volume cairan.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Kelebihan Volume Cairan.


Referensi : 23 (2011-2021)

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
NURSING CARE OF CLIENTS WHO EXPERIENCE CHRONIC RENTAL
FAILURE WITH EXCESS OF NURSING PROBLEMS
FLUID VOLUME IN LOCAL GENERAL HOSPITAL
PRINGSEWU YEAR 2023

Mirda Depita
55 Pages + 18 Tables + 2 Charts + 15 Appendices + 0 Figures

ABSTRACT

Chronic kidney failure is a progressive and irreversible renal function disorder in


which the body's ability fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte
balance. The prevalence of data results from the Medical Records of the
Pringsewu Regional General Hospital for cases of patients with chronic kidney
failure from 2022 there were 68 patients. The purpose of the research is to carry
out nursing care and carry out assessments, diagnoses, develop plans, carry out
actions and carry out evaluations. The research design used is a case study, which
is to explore the problems of clients who have chronic kidney failure with excess
fluid volume. The research subject used was 1 participant. The results obtained in
the Nursing Care of Clients who experience Chronic Kidney Failure with excess
volume, the problem of excess fluid volume experienced by patients has not been
resolved, this is indicated by inadequate urine output, stable weight and vital signs
not within the client's normal range, there is still edema 2nd degree and still tight.
It is hoped that this research can assist further research and can be used as a
reference in carrying out nursing care for clients who experience Chronic Kidney
Disease with excess fluid volume.

Keywords: Chronic Renal Failure, Fluid Volume Excess.


References : 23 (2011-2021)

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah Diperiksa dan Disetujui untuk diuji dihadapan Pembimbing

Judul Proposal KTI :“Asuhan keperawatan klien yang mengalami gagal

ginjal kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan

Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu tahun 2023”

Nama Mahasiswa : Mirda Depita


NIM : 2020205201034

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Heru Supriyatno, M.Kes Ns. Diny Vellyana, S.Kep., MMR


NIDN. 0208067804 NIDN. 0220109101

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI GAGAL


GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU TAHUN 2023

Karya Tulis Ilmiah oleh Mirda Depita ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus
Pada tanggal 30 Juni 2023

Tim Penguji
Penguji Utama : Ns. Heru Supriyatno, M.Kes. (................................)
NIDN. 0208067804

Penguji Anggota I : Ns. Diny Vellyana, S.Kep., MMR. (................................)


NIDN. 0220109101

Penguji Anggota II : Ns. Janu Purwono, S.Kep., M.Kes. (...............................)


NIDN. 0217017403

Ketua Program Studi

Nur Fadhilah, M.Kes.,Ph.D.


NIDN. 0220077503

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan

Elmi Nuryati, M. Epid., Ph.D


NIDN. 0215117601

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Mirda Depita
NIM : 2020205201034
Program studi : DIII Keperawatan
Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul Proposal KTI : Asuhan keperawatan klien yang mengalami gagal ginjal
kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan Volume
Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun
2023

Guna pengambangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada fakultas kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa
menuntut ganti rugi berupa materi atas karyailmiyah saya yang berjudul “Asuhan
keperawatan klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan masalah
keperawatan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
tahun 2023”.

Fakultas kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan


adanya pernyataan ini berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk
format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal, Mei 2023

Penulis

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mirda Depita lahir di Sukadana Ilir 17 Mei 2002 anak ke 4 dari pasangan bapak

M. Nasir dan ibu Darnela.

Riwayat pendidikan

1. SD 01 Sukadana Ilir lulus tahun 2014

2. SMP di SMPN 02 Bunga Mayang lulus tahun 2017

3. SMA di SMAN 02 Tumijajar lulus tahun 2020

4. Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Lampung Fakultas Kesehatan pada

Program Studi Diploma 3 Keperawatan sampai dengan sekarang.

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

"Berjalanlah Sesuai Keinginanmu Sampai Di Titik Lelah Sehingga Sampai


Berjuang Di Titik Yang Dinginkan "

( MIRDA DEPITA )

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSEMBAHAN

Dengan menghantarkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan karya tulis ilmiah denga sebagaimana mestinya , sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita yakni nabi agung Muhammad SAW ,
dan juga kepada keluarga sya , para sahabat saya , para umatnya termasuk kita
semua didalamnya , aamin. Dengan segala kerendahan hati , pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kasih kepada :
1. Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah meridhoi dan
mengabulkan doaku selama proses pembuatan KTI ini selesai dengan pada
waktunya.
2. Terutuk kedua orang tuaku tersayang tercinta almarhum papah M.Nasir dan
mamah Darnela penyemangat hidupku yang tak pernah berhenti mendoakanku
dan selalu mendengarkan keluh kesahku terimakasih atas perjuangan kalian
sampai mirda menyelesaikan tugas pendidikan ini dan tidak lupa terimakasih
pada almarhum papah sudah menyekolahkan anak nya sampai akhir hayatnya .
3. Teruntuk kakakku Ns.Tika Nopalia S,kep , Revi Riadi dan Roni Aprianda
terimakasih sudah menjadi Kaka luar biasa yang sudah mengantikan sosok
ayah bagi adiknya terimakasih sudah menjadi penyemangatku
4. Teruntuk sepupuku Shinta amilisa, Acha witarani, nopha Anggara, haliana
Halimah, aprilia, dan sahabatku Ermi dewita sari, bunga indrianada dan
Alfina Anggraini yang sellau memberi support dan mendengarkan keluh
kesahku terimakasih banyak kalian selalu ada di sampingku
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini amsih jauh dari
baik apa lagi sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapan guna penyempurnaan karya tulis ilmiah ini, akhir kata, penelitian
berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
penelitian berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI yang berjudul “Asuhan keperawatan

klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan

Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2023”.

Penulisan ini di ajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah metodologi penelitian

di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan

penyusunan proposal ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun

materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karna itu dengan kerendahan

hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Wanawir AM., MM.,M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pringsewu

2. Elmi Nuryati, M.Epid, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu.

3. Nur Fadhilah, M.Kes., Ph.D., selaku ketua Prodi DIII Keperwatan

FakultasKesehatanUniversitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

4. Ns. Heru Supriyatno, M.Kes selaku Pembimbing I

5. Ns. Diny Vellyana, S.Kep., MMR selaku Pembimbing II

6. Ns. janu Purwono, S.Kep., M.Kes. selaku Penguji.

7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pringsewu.

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
8. Teman-teman seperjuangan D3 keperawatan konversi yang telah membantu

dalam penyusunan KTI.

Penulis menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun

bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan selanjutnya.

Semoga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta

profesi keperawatan khususnya.

Wassallamu’alaikum Wr.Wb.

Pringsewu, Mei 2023

Penulis

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN ................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. v
MOTTO ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................6
C. Tujuan ................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Gagal Ginjal Kronik……. …………………………………8
B. Konsep Asuhan Keperawatan ...........................................................20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .............................................................................29
B. Batasan Istilah ...................................................................................29
C. Partisipan...........................................................................................30
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................30
E. Pengumpulan Data ............................................................................30
F. Analisa Data ......................................................................................31
G. Etika Penelitian ................................................................................32

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ..................................................................................................35
B. Pembahasan .......................................................................................47

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................................................54
B. Saran .................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Table 2.1………………………………………………………………29
Table 3.1……………………………………………………………… 32

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah

dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan

cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan

fosfat tetap stabil, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu

dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan

menjagatulang tetap kuat. Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Chronic Kidney

Disease (CKD) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang cukup berat dan

terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama (menahun) yang di sebabkan

oleh berbagai penyakit ginjal, bersifat progesif dan umumnya tidak dapat

pulih, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal

memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit (Muttaqin, 2014).

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak

menyerang warga dunia. Menurut Global Burden of Disease (GBD) (2018)

pada tahun 2015, 1,2 juta orang meninggal karena gagal ginjal, dimana jumlah

ini meningkat sebanyak 32% sejak tahun 2005. Pada tahun 2010, diperkirakan

2,3 – 7,7 juta orang dengan penyakit ginjal tahap akhir meninggal tanpa akses

ke pelayanan dialisis kronis. Oleh karena itu, diperkirakan 5-10 juta orang

meninggal setiap tahun karena penyakit ginjal. Sedangkan di Indonesia,

menurut data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi meningkat seiring

dengan bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

35-44 tahun dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-

laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi

pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan

wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan

terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3%. Sedangkan provinsi

dengan prevalensi tertinggi adalah Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti

Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 0,4 %. Sementara untuk

Provinsi Lampung prevalensi penyakit gagal ginjal kronis menurut Riskesdas

2018 sebesar 0,3% (Riskesdas, 2018).

Dampak yang disebabkan oleh masalah gagal ginjal berpengaruh hampir

keseluruh system dalam tubuh. Sistem kardiovaskular seperti hipertensi gagal

jantung. Sistem neurologi adanya sakit kepela, kesulitan tidur, tremor

ditangan. Sistem hematologi adanya anemia dengan hemoglobin rendah,

kerusakan sel darah putih menyebabkan infeksi. Sistem gastrointestinal seperti

mual dan muntah, diare, konstipasi, sariawan. Sistem skeletal adanya nyeri

sendi dan bengkak. Sistem integumen seperti kulit gatal dan kering (pruritus),

pucat karena anemia, dan sistem reproduksi adanya penurunan libido, pada

laki-laki terjadi impotensi dan penurunan jumlah sperma dan pada perempuan

terjadi penurunan gairah seksual. Pada gagal ginjal kronik terjadi penurunan

fungsi renal (Smetzer & Bare, 2013).

Dampak masalah keperawatan yang sangat sering timbul pada pasien dengan

gagak ginjal kronik adalah kelebihan volume cairan atau hipervolemia. Fungsi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

dari Ginjal menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum

dibuang melalui cairan urine. Setiap hari, kedua ginjal menyaring sekitar 120-

150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine. Produksi akhir

metabolisme protein tertimbun dalam darah dan terjadilah uremia yang

mempengaruhi setiap sistem tubuh. Retensi natrium dan cairan mengakibatkan

ginjal tidak mampu dalam mengkonsentrasikan atau mengencerkan urine

secara normal pada penyakit gagal ginjal kronik. Pasien biasanya menahan

natrium dan cairan yang dapat meningkatkan resiko edema, gagal jantung

kongesif dan hipertensi. Untuk menghindari hal-hal tersebut maka dapat

dilakukan pencegahan untuk kelebihan volume cairan dengan berbagai terapi

yang dapat diberikan. Penumpukan cairan yang tidak dapat dikeluarkan oleh

tubuh harus segera ditangani, karena dapat memperberat kerja jantung dan

paru-paru yang sering kali mengakibatkan respon sesak pada pasien (Smetzer

& Bare, 2013)

Volume dan kualitas urin serta kemampuan berkemih dipengaruhi banyak

faktor. Beberapa kondisi bersifat akut dan reversibel (infeksi saluran kemih),

sedangkan lainnya bersifat kronis dan tidak reversibel (gangguan fungsi ginjal

yang progresif lambat). Faktor sosiokultural, psikologis, keseimbangan cairan,

prosedur diagnostik dan operatif dapat mempengaruhi urin dan perkemihan,

hal tersebutlah yang mengakibatkan keadaan hypervolemia dalam tubuh

(Tarwoto, 2013).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Penelitian terkait masalah hypervolemia pernah dilakukan oleh Enggar (2017)

dengan Intervensi yang akan di lakukan pada klien Gagal Ginjal Kronik

dengan Kelebihan Volume Cairan, sesuai dengan klien Tn. T dan Tn. D, yaitu

dengan : manajemen cairan : Jaga intake / asupan dan catat output klien,

monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan, monitor tanda

– tanda vital, monitor indikasi kelebihan cairan (edema, asites), berikan terapi

intra vena seperti yang telah ditentukan, berikan diuretik yang di resepkan,

berikan cairan dengan tepat, pasang urine kateter. Evaluasi dari implementasi

yang di lakukan pada klien Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume

Cairan, sesuai dengan klien Tn. T dan Tn. D, yaitu : masalah yang muncul

pada klien dapat teratasi sebagian, seperti tingkat edema klien sudah

berkurang dan kepatuhan klien dengan intervensi yang akan di lakukan, klien

juga sangat komperhensif untuk proses penyembuhan.

Menurut penelitian Elfika (2018) dengan judul penelitian “Asuhan

Keperawatan Gangguan Eliminasi Urin Pada Pasien Dengan Gagal Ginjal

Kronik (GGK) Di Ruang Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang”

didapatkan Hasil pengkajian yaitu sesak napas, bengkak pada tangan dan kaki,

urin yang keluar sedikit. Diagnosa yang diangkat pada kedua partisipan yaitu

gangguan eliminasi urin, kelebihan volume cairan, ketidakefektifan pola nafas.

Intervensi yang dilakukan yaitu, monitor intake dan output, manajemen

elektrolit/cairan, monitor tanda vital, terapi oksigen. Evaluasi keperawatan

terhadap diagnosa yang ditemukan belum dapat diatasi sepenuhnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Sedangkan menurut penelitian Meidayati (2018) Hasil laporan kasus Asuhan

Keperawatan Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Tn. S dan Tn. N Dengan

Masalah keperawatan Kelebihan Volume Cairan yang dilakukan penulis di

RSUD dr. Haryoto Lumajang pada proses keperawatan yaitu tahap pengkajian

pada kedua pasien menunjukkan adanya edema pada ekstremitas bawah kanan

dan kiri. Intervensi yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronis dengan

masalah keperawatan kelebihan volume cairan yaitu dengan monitor cairan,

memanajemen cairan serta pengaturan posisi pada pasien. Pelaksanaan

monitor cairan, memanajemen cairan serta pengaturan posisi pada pasien

dilakukan pada hari pertama saat pengkajian sampai hari ketiga. Hal tersebut

menunjukan bahwa edema pada ektremitas bawah yang terjadi pada pasien

dapat berkurang.

Hasil prasurvey yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu di rumah sakit

umum daerah Pringsewu pada Semester I 2022 didapatkan data pasien gagal

ginjal kronik di rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu terdapat

68 pasien gagal ginjal kronik yang melakukan pengobatan rehabilitative

berupa perawatan maupun pengobatan hemodialisa di Rumah Sakit Umum

Daerah Pringsewu. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, melihat masalah

actual yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik berupa kelebihan volume

cairan yang disebabkan kegagalan ginjal melakukan tugasnya, peneliti tertarik

melakukan penelitian terkait dengan focus judul “Asuhan keperawatan klien

yang mengalami gagal ginjal kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan

Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2023”

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai

berikut “Bagaimanakah Asuhan keperawatan klien yang mengalami gagal

ginjal kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan Volume Cairan di

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2023?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan “Asuhan keperawatan klien yang mengalami gagal ginjal

kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan Volume Cairan di Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2023”.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan klien Yang Mengalami gagal

ginjal kronik di RSUD Kabupaten Pringsewu tahun 2023.

b. Menegakan diagnosis keperawatan klien Yang Mengalami gagal ginjal

kronik di RSUD Kabupaten Pringsewu tahun 2023.

c. Merencanakan intervensi keperawatan klien Yang Mengalami gagal

ginjal di RSUD Kabupaten Pringsewu tahun 2023.

d. Melaksanakan asuhan keperawatan klien Yang Mengalami gagal ginjal

kronik di RSUD Kabupaten Pringsewu tahun 2023.

e. Melakukan evaluasi keperawatan klien Yang Mengalami gagal ginjal

kronik di RSUD Kabupaten Pringsewu tahun 2023.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk

mengetahui bidang praktik keperawatan pada pasien yang mengalami

Gagal Ginjal kronik dengan masalah keperawatan kelebihan volume

cairan.

b. Bagi Intitusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi dasar yang dapat di gunakan

untuk penelitian selanjutnya tentang sebagai bahan masukan untuk

pengajaran pada klien gagal ginjal kronik dengan masalah

keperawatan kelebihan volume cairan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi yang

diperlukan dalam pelayanan keperawatan mengenai asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami Gagal Ginjal kronik

masalah keperawatan kelebihan volume cairan.

b. Bagi Klien

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan cara

perawatan di rumah tentang gagal ginjal kronik dengan masalah

keperawatan kelebihan volume cairan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gagal Ginjal Kronik

1. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi

penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Mutaqqin,

2014)

Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang terjadi ketikaginjal tidak mampu

mengangkat sampah metabolisme tubuh atau melakukan fungsi

regulernya. Suatu bahan yang biasa di eliminasi di urine menumpuk dalam

cairan tubuh akibat gangguan ekskresi Renal dan menyebabkan gangguan

fungsi endokrin dan metabolik, cairan elektrolit lemah serta asam basa

(Haryono, 2013).

Penyakit gagal ginjal kronik merupakan kondisi hilangnya fungsi ginjal

secara progresif,dalam periode bulan sampai tahun melalui lima tahapan.

Setiap tahapan berkembang lambat dan laju filtrasi glomerulus

memburuk,biasanya secara tidak langsung ditunjukan dengan nilai

kreatinin dalam serum (Hidayati, 2014).

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
9

2. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Menurut Mutaqqin (2014) klasifikasi gagal ginjal kronik adalah:

a. Stadium I ( Penurunan Cadangan Ginjal )

Selama stadium ini kretinine serum dan kadar BUN normal dan pasien

asimtomatik. Homeostosis terpelihara. Tidak ada keluhan. Cadangan

ginjal residu 40% dari normal.

b. Stadium II (Insufisiensi Ginjal)

Penurunan kemampuan memelihara homestosis, Azotemia ringan,

Anemia, Tidak mampu memekatkan ml/urine dan menyimpan urine,

Fungsi ginjal residu 15-40% dari normal, GFR (Glomerulo Filtration

Rate) menurun menjadi 20 ml/ mnt. ( normal : 100-120 ml/ menit).

Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak ( GFR besarnya

25% dari normal). Kadar BUN meningkat, kretinine serum meningkat

melebihi kadar normal. Dan gejala yang timbul nokturia dan poliuria

(akibat kegagalan pemekatan urine).

c. Stadium III ( Kerusakan masa nefron sekitar 90% ( Payah Stadium

Akhir)

Kerusakan massa nefron sekitar 90% ( Nilai GFR 10% dari normal).

BUN meningkat,klieren kreatinin 5-10 ml/menit. Pasien oliguria.

Gejala lebih parah karena ginjal tak sanggup lagi mempertahankan

homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Azotemia da anemia

lebih berat, Nokuturia, Gangguan cairan dan elktrolit, kesulitan dalam

beraktifitas.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

d. Stadium IV

Tidak terjadi homeostasis, keluhan pada semua sistem, fungsi ginjal

residu, < 5% dari normal.

3. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Menurut etiologi dari gagal ginjal kronik:

a. Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadi nya gagal

ginjal kronis. Akan tetapi, apapun sebabnya, respons yang terjadi

adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang

memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa di sebabkan dari

ginjal sendiri dan di luar ginjal.

1) Infeksi saluran kemih (peilonefritis kronis).

2) Penyakit peradangan (glumerulonefritis) primer dan sekunder.

Glumerulonefritis adalah peradangan ginjal bilateral, biasa nya

timbul pascainfeksi streptococcus. Untuk glomerulus akut,

gangguan fisiologis utamanya dapat mengakibatkan ekskresi air,

natrium dan zat-zat nitrogen berkurang sehingga timbul edema dan

azotemia, peningkatan aldosteron menyebabkan retensi air dan

natrium. Untuk glumerulonefritis kronik, di tandai dengan

kerusakan glomerulus secara progresif lambat, akan tampak ginjal

mengkerut, berat lebih kurang dengan permukaan bergranula. Ini

di sebabkan jumlah nefron berkurang karena iskemia, karena

tubulus mengalami atropi, fibrosis intestial dan penebalan dinding

arteri.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

3) Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri

renalis ).

Merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada

ginjal. Sebaliknya, GGK dapat menyebabkan hipertensi melalui

mekanisme. Retensi dan H2O, pengaruh vasopresor dari sistem

renin, angiotensin dan defisiensi prostaglandin; keadaan ini

merupakan salah penyebab utama GGK, terutama pada populasi

bukan orang kulit putih.

4) Gangguan jaringan penyambung ( SLE, polioarteris nodusa,

sklerosis sistemik)

( Haryono, 2013)

4. Patofisiologi

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal, sebagian nefron (termasuk

glomerulus dan tubulus) di duga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa

nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertropi dan memproduksi

volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam

keadaan penurunan GFR/ daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan

ginjal untuk berfungsi sampain 3/4 dari nefron-nefron rusak. Beban bahan

yang harus menjadi lebih besar dari pada yang bia diabsorpsi berakibat

diuresis osmotik di sertai poliuri dan haus.

Selanjutnya, oleh karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak,

oliguri timbul di sertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas

kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada

tingkat ini, fungsi renal yang demikian, nila kreatinin clearence turun

sampai 15 Ml/menit atau lebih rendah itu. Fungsi renal menurun, produk

akhir metabolisme protein (yang normal nya di eskresikan ke dalam urin)

tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dam memengaruhi setiap sistem

tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan

semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialysis ( Hidayat,

2014).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

4. Pathway

Bagan. 2.1.
Pathway Gagal Ginjal Konik

Infeksi Vesikuler Zat Toksis

Arterio Sklerosis
Reaksi Antigen Tertimbun dalam ginjal

Suplai Darah Ginjal

GFR Turun

CKD

Penurunan
Penurunan Fungsi
Fungsi Ekskresi
Ginjal Peningkatan Retensi Na & Tidak Mampu Mengereksi
Ginjal H2O Asam

Edema Jaringan
Jaringan Edema CES Meningkat Kelebihan volume Cairan

SindromUremia
Sindrom Urenia
Anoreksia Mual Tekanan Kapiler Naik Asidosis

Intake Turun
Anoreksia Mual Volume Interstial Naik Hiperventilasi

Gangguan Nutrisi Kurang Edema Paru


Intake Turun Pola Nafas Tidak Efektif
Dari Kebutuan Tubuh

Gangguan Nutrisi Gangguan Pertukaran


Kurang Dari Kebutuhan Gas

( Kusuma, 2015)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

5. Manifestasi klinis

Menurut Haryono (2013), manifestasi klinik gagal ginjal kronik antara

lain:

a. Sistem kardiovaskuler, antara lain hipertensi , pitting edema, edema

periorbital, pembesaran vena leher.

b. Sistem pulmoner, antara lain nafas dangkal, sputum kental dan liat

c. Sistem gastrointestinal, antara lain anoreksia, mual dan muntah,

perdarahan saluran GI, perdarahan mulut.

d. Sistem musculoskeletal, antara lain kram otot, kehilangan kekuatan otot,

fraktur tulang

e. Sistem Integumen, antara lain warna kulit abu-abu mengilat, pruritis,

kulit kering bersisik, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Urin

Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria / anuria)

Warna : secara abnormal urin keruh, mungkin disebabkan oleh

pus, bakteri, lemak, partikel koloid, fosfat lunak,

sedimen kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah,

Hb, mioglobulin, forfirin.

Berat jenis :< 1,051 ( menetap pada 1.010 menunjukkan kerusakan

ginjal berat)

Osmolaltitas :< 350 Mosm/kg menunjukkan kerusakan mubular dan

rasio urin / sering 1:1.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

Kreatinin : mungkin agak menurun

Natrium :> 40 ME o /% karena ginjal tidak mampu

mereabsorbsi natrium.

Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara bulat,

menunjukkan kerusakan glomelurus jika SDM dan

fagmen juga ada pH, kekeruhan,glukosa, SDP dan

SDM.

b. Darah

BUN : Urea adalah produksi akhir dari metabolism

protein, peningkatan BUN dapat merupakan

indikasi dehidrasi, kegagalan prerenal atau gagal

ginjal.

Kreatinin : Produksi katabolisme otot dari pemecahan

kreatinin otot dan kreatinin posfat. Bila 50% nefron

rusak maka kadar kreatinin meningkat.

Elektrolit : Natrium, kalium, kalsium, dan fosfat.

Hematologi : Hb, trombosit, Ht, dan leukosit.

c. Pielografi intravena

Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

Pielografi retrograde

Dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversible

Arteriogram ginjal

Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler, massa.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

d. Sistouretrogram berkemih

Menunjukkan ukuran kandung kemih , refliuks kedalam ureter, retensi.

e. Ultrasonografi ginjal

Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista,

obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.

f. Biopsi ginjal

Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan

untuk diagnosis histologis

g. Endoskopi ginjal nefroskopi

Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal keluar batu, hematuria, dan

pengangkatan tumor selektif.

h. EKG

Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan

asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda – tanda perikarditis

(Mutaqqin, 2014).

7. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik

Menurut Mutaqqin (2014), penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik yaitu:

a. Obat-obatan

Obat yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronik antara lain:

1) Obat hipertensi

Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal dan

mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Bagi penderita gagal

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

ginjal kronik yang juga disertai hipertensi, dokter dapat

memberikan obat ACE inhibitor atau ARB.

2) Suplemen untuk anemia

Untuk mengatasi anemia pada penderita gagal ginjal kronik adalah

suntikan hormon eritropoietin yang terkadang ditambah suplemen

besi.

3) Obat diuretik

Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh,

seperti tungkai. Contoh obat ini adalah furosemide. Efek samping

yang mungkin ditimbulkan adalah dehidrasi serta penurunankadar

kalium dan natrium dalam darah.

4) Suplemen kalsium dan vitamin D

Kedua suplemen ini diberikan untuk mencegah kondisi tulang

yang melemah dan berisiko mengalami patah tulang.

5) Obat kortikosteroid

Obat ini diberikan untuk penderita gagal ginjal kronik karena

penyakit glomerulonefritis atau peradangan unit penyaringan

dalam ginjal.

Selain pemberian obat, penderita gagal ginjal kronik juga disarankan

untuk melakukan perubahan pola hidup yang meliputi:

1) Menjalankan diet khusus, yaitu dengan mengurangi konsumsi

garam, serta membatasi asupan protein dan kalium dari makanan

untuk meringankan kerja ginjal. Makanan dengan kadar kalium

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

tinggi, di antaranya adalah pisang, jeruk, kentang, bayam, dan

tomat. Sedangkan makanan dengan kadar kalium rendah, antara

lain adalah apel, kol, wortel, buncis, anggur, dan stroberi. Selain

itu, batasi juga konsumsi minuman beralkohol.

2) Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam

seminggu.

3) Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas.

4) Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang

dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.

5) Menerima vaksinasi karena gagal ginjal kronik membuat tubuh

rentan terserang infeksi. Contohnya adalah vaksinasi flu dan dan

pneumonia.

6) Berkonsultasi dan senantiasa mengamati kondisi kesehatan

dengan memeriksakan diri ke dokter secara teratur.

b. Dialisis

Dialisis atau penyaringan limbah serta cairan dalam tubuh dengan

mesin atau memanfaatkan rongga perut.Dialisis yang dilakukan

dengan mesin disebut hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci

darah.Sedangkan dialisis yang dilakukan dalam rongga perut dengan

menggunakan cairan dialisis untuk menyerap cairan atau limbah yang

berlebih disebut continuous ambulatory peritoneal dialysis atau

CAPD.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

c. Tranplantasi ginjal

Untuk prosedur transplantasi ginjal, ginjal penderita diganti dengan

ginjal sehat yang didapat dari donor.Penderita gagal ginjal bisa lepas

dari cuci darah seumur hidup pasca transplantasi.Namun, untuk

menghindari risiko penolakan organ cangkok, pasien perlu

mengonsumsi obat imunosupresif untuk jangka panjang.

8. Komplikasi

Komplikasi gagal ginjal kronik yang memerlukan pendekatan kolaboratif

dalam perawatan, mencakup:

a. Hiperkalemia, akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic,

katabolisme dan masukan diit berlebih.

b. Perikarditis, efusi pericardial dan temponade jantung akibat retensi

produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat.

c. Hipertensi , akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi system

rennin,angiotensin, dan aldosteron.

d. Anemia , akibat penurunan entropoetin,penurunan rentang usia sel

darah merah,perdarahan gasrtrointestinal akibat iritasi.

e. Penyakit tulang, akibat retensi fosfat,kadar kalium serum yang rendah

metabolism vitamin D ,abnormal dan peningkatan kadar alumunium

(Haryono,2013).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

B. Konsep asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan salah satu dari komponen dari proses keperawatan

yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali

permasalahan dari pasien meliputi usaha pengumpulan data tentang status

kesehatan seorang pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat,

dan berkesinambungan (Muttaqin, 2014). Pengkajian mencakup

pengumpulan informasi tentang gejala – gejala terakhir juga manifestasi

sebelumnya.

a. Data biografi ( Identitas pasien : Beberapa komponen yang ada pada

identitas meliputi nama, alamat, suku, bangsa, agama, No.registrasi,

pendidikan, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam

masuk rumah sakit.

Identitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, jenis kelamin,

agama, pendidikan, pekerjaan, status bangsa, status perkawinan,

alamat, hubungan dengan pasien.

b. Keluhan Utama : Sesak napas

c. Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak napas, letih, mual, kram otot,

amenore

d. Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mempunyai riwayat diabetes

militus dan dari 30% klien mengalami dialisis.

e. Riwayat penyait keluarga : Mempunyai riwayat DM pada keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

f. Pemeriksaan Fisik : Penurunan haluaran urine, hipotensi atau

hipertensi, perubahan tingkat kesadaran, edema perifer, aritmia

jantung, crackle bibasilar, gesekan pleuritik, ulserasi dan perdarahan

gusi, fetor uremik, nyeri abdomen saat dipalpasi, dan turgor kulit

buruk.

g. Pola sehari – hari

1) Aktivitas/istirahat

Gejala: keletihan, kelemahan, malaise, gangguan tidur

(insomnia/gelisah atau samnolen)

Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

sendi.

2) Sirkulasi

Gejala: riwayat hipertensi lama atau berat, Palpitasi, nyeri dada

(angina).

Tanda: hipertensi, distensi vena jugular, nadi penuh,edema jaringan

generalisata dan pitting edema pada kaki dan tangan, disritmia

jantung, suara jantung yang jauh friction rub perikardia jika

terdapat perikarditis uremik, pembesaran hati, ginjal dan jantung,

kulit pucat berwarna kuning, kuning keabu-abuan, cenderung

mengalami pendarahan.

1) Integritas Ego

Gejala: faktor stres, contoh; finansial, hubungan, perasaan tidak

berdaya, tidak ada kekuatan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

Tanda: penyangkalan, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung,

perubahan kepribadian.

2) Eliminasi

Gejala: penurunan frekuensi urin, oliguri, anuria (gagal tahap

lanjut), abdomen kembung, diare atau konstipasi.

Tanda: perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat,

berwarna, oliguria, dapat menjadi anuria.

3) Makan/cairan

Gejala: Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan

(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa logam

yang tidak enak di mulut, penggunaan deuretik.

Tanda: distensi abdomen, pembesaran hati, perubahan turgor kulit,

edema, ulkusi gusi, perdarahan gusi atau lidah, nafas berbau

amonia, penurunan otot, penurunan lemak sub kutan, tampilan

tampak lemah.

4) Neurosensori

Gejala: sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, sindrom

“restless leg”, rasa terbakar, mati rasa pada telapak kaki,

kesemutan, dan kelemahan terutama pada ekstermitas bawah

(neuropati perifer).

Tanda: gangguan status mental, contoh penurunan rentang

perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan ingatan,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

konfusi, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma, abnormalitas

gaya berjalan, kedutan, dan aktivitas kejang.

5) Nyeri/kenyamanan

Gejala: nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaku

(memburuk saat malam hari).

Tanda: perilaku berhati-hati, distraksi, gelisah.

6) Pernafasan

Gejala: nafas pendek, dispnea tiba-tiba di malam hari, batuk atau

tanpa sputum kental dan banyak.

Tanda: takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi ke dalam

(pernafasan kusmaul), batuk produktif dan sputum merah muda

encer (edema paru).

7) Keamanan

Gejala: kuli gatal, ada/berulangnya infeksi, kecenderungan

perdarahan.

Tanda: pruritus, demam (sepsis,dehidrasi), normotermia dapat

secara actual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu

tubuh lebih rendah dari normal (efek gagal ginjal kronik/depresi

respon imun), fraktur tulang, keterbatasan pergerakan sendi.

8) Seksualitas

Gejala: penurunan libido,amenorea, infertilitas.

9) Interaksi sosial

Gejala:kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

berkerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

10) Hygiene

Gejala: kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Tanda: kurus, kering, kuku dan rambut mudah patah.

11) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal

ginjal),penyakit polikistik,nefritis herediter, kalkulus urinaria,

malignansi, riwayatpanjang pada toksin, contoh obat, racun

lingkungan, penggunaan antibiotik nefrotoksiksaat ini berulang.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon

klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung aktual maupun potensial (PPNI, 2017). Diagnosa

keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien

individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan

kesehatan. Diagnose keperawatan yang uncul pada penyakit gagal ginjal

kronik di antaranya adalah

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran

urine ,diit berlebihan dan retensi cairan dan natrium

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru ,

penurunan curah jantung , penurunan non periver yang mengakibatkan

asidosis laktat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

c. Nyeri akut berhubungan dengan keadaan fisiologis penyakit

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

mual muntah , pembatasan diit , dan perubahan membrane mukosa

mulut

e. Ketidak efektifan pervusi jaringan berhubungan dengan perlemahan

cairan darah ke seluruh tubuh

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan anemia , retensi

produk sampah

g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prioritas gangguan

status metabolisme skunder

h. (PPNI, 2017).

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah rancangan tindakan yang disusun perawat

untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

terdiagnosa. Rencana keperawatan membatu pasien memperoleh dan

mempertahankan kesehatan pada tingkatan yang paling tinggi ,

kesejahteraan dan kualitas hidup dapat tercapai, demkian juga hal nya

untuk menghadapi kematian secara damai. Rencana dibuat untuk

keberlangsungan pelayanan dalam waktu yang tak terbatas, sesuai dengan

respon atau kebutuhan pasien (PPNI, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Hypervolemia b.d gangguan mekanisme Setelah dilakukan 1. Observasi denyut jantung
pengaturan tindakan asuhan tekanan darah.
keperawatan selama 3 2. observasi berat jenis urine.
Penyebab kali 24 jam klien 3. Observasi berat badan setiap
1. Gangguan mekanisme regulasi masalah keperawatan hari pada waktu yang sama.
2. Kelebihan asupan cairan Hipervolemia dapat 4. observasi adanya edema pada
3. Kelebihan asupan natrium teratasi dengan kriteria kulit, wajah dan area dependen.
4. Gangguan aliran balik vena hasil : 5. observasi tingkat kesadaran.
5. Efek agen farmakologis 1. Menunjukkan 6. Lakukan auskultasi suara paru
haluaran urin yang dan jantung.
Gejala dan tanda Mayor sesuai dan jenis serta 7. hitung balance cairan
Subjectif pemeriksaan 8. perketat input cairan
1. orthopnea laboratorium lainnya 9. Berikan dan batasi cairan
2. dispnea mendekati normal 10. Catat asupan dan haluaran secara
3. paroxymal nocturnal dyspnea 2. Berat badan dan akurat
(PND) tanda vital stabil 11. Ajarkan keluarga mencatat input
Objectif dalam rentang dan output cairan
1. Edema normal klien 12. Ajarkan keluarga mengenai
2. Berat badan meningkat dalam waktu 3. Tidak ada edema pembatasan input cairan
singkat 4. Melakukan 13. Kolaborasi pasang dan
3. Jvp atau cvp dokumentasi pertahankan keteter menetap,
4. 4reflek hepato jugular positip Keperawatan jika ada indikasi.
Gejala dan tanda minor 14. Kolaborasi penggantian cairan
Objectif oral bersama klien dalam batasan
1. Distensi vena jugularis yang beragam
2. Terdengar suara napas tambahan 15. Kolaborasi pemeriksaan
3. Hepatomegali laboratorium dan diagnostic
4. Kadar hb turun seperti BUN, Cr,natrium serum,
1. 5.oliguria kalium serum, Hb/Ht.
5. Intake lebih banyak dari output 16. Kolaborasi pemberian dieuretik
6. Kongesti paru seperti furosemik (lasix),
fasodilator seperti fenolodopam
(corolopam), ntihipertensi seperti
klonidin (catapres).
(PPNI, 2017).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang

dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil

yang diharapkan (PPNI, 2017)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah membandingkan secara sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan

dengan kenyataan yang ada pada klien, dilakukan cara bersinambungan

dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi

keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan

yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah

dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain (PPNI, 2017)

C. Konsep Dasar Hipervolemia

1. Definisi

Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan intravaskular,

interstisial,dan intraseluler (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Kelebihan

volume cairan ekstra selular 11 (ECF) dapat terjadi jika natrium dan air

kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang lebih kurang sama. Seiring

dengan terkumpulnya cairan isotonic berlebihan di ECF (hipervolemia),

maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga

menyebabkan terjadinya edema.

2. Tanda dan gejala

a. Bunyi nafas adventisius

b. Gangguan elektrolit

c. Anasarka

d. Ansietas

e. Azotemia

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

f. Perubahan teknan darah

g. Dipsnea

h. Edema

i. Asupan melebihi haluaran

j. Distensi vena jugularis

k. Orthopnea

l. Efusi pleura

m. Penambahan berat badan dalam waktu singkat

3. Perhitungan Cairan

Menghitung balance cairan pada orang dewasa

Input cairan :Air (makan+minum)=....cc

Cairan infis :....cc

Therapi injeksi :....cc

Air metabolisme :.....cc (hitung AM=5cc/kgBB/hari)

Output cairan :urine=.....cc

Feses :....cc (kondisi normal 1 BAB feses=100cc)

Muntah/pendarahan/NGT :....cc

IWL :....cc(hitung IWL=15cc/kgBB/hari)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

memepengaruhi akurasi suatu hasil. Desain dapat digunakan peneliti sebagai

petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu

tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian. Desain penelitian yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batas terperinci, memilik

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber

informasi (Nursalam, 2016). Dalam strudi kasus ini akan mengkesplorasi

tentang Asuhan keperawatan klien yang mengalami gagal ginjal kronik

dengan masalah keperawatan Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Pringsewu tahun 2023.

B. Batasan Istilah

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Dharma, 2013)

Tabel 3.1
Batasan Istilah
Variabel BatasanIstilah Cara Ukur
Gagal ginjal Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal Observasi wawancara,
kronik untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan pemeriksaan fisik, dan
cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang pemeriksaan laboratorium
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit untuk mengetahui kadar
(toksik uremik) di dalam darah (Mutaqqin, 2014) protein, ureum dan kreatinine
Kelebihan peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan Observasi dan wawancara,
Volume intraseluler (PPNI, 2016) SOP balance cairan, lembar Obs
Cairan Balance cairan

29
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
30

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah 1 pasien dengan

diagnosa gagal ginjal kronik dengan masalah keperawatan Kelebihan Volume

Cairan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2023. Dengan

kriteria :

1. Kriteria inklusi

a. Pasien yang di RSUD Pringsewu

b. Terdapat masalah keperawatan kelebihan volume cairan (hypervolemia)

c. Pasien bersedia menjadiresponden dalam penelitian ini

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien dengan komplikasi lain

b. Pasien dengan penurunan kesadaran

D. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

pada selama 3 hari pada bulan Mei Tahun 2023.

E. Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut

Tarwoto (2012) data primer adalah data teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung. Tahap metode pengumpulan data yang digunakan

adalah :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

1. Wawancara (hasil anamesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu). Sumber data dari

klien, keluarga, dan perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan head to toe :

pemeriksaan secara menyeluruh mulai dari kepala hingga ujung kaki)

demi mengkaji keluhan keluhan yang muncul pada pasien gagal ginjal

yang sering kali berupa ketidak seimbangan antara input dan output cairan

sehingga mengakibatkan penumpukan cairan.

3. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostik laboratorium dan

data lainnya yang relavan).

F. Analisa data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif merupakan analisi yang bersifat subjektif yang

memfokuskan pada instrumen utama untuk pengambilan analisis data

penelitiannya. Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fisik,

selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada kemudian dituangkan

dengan opini pembahasan.

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil

penelitian ditulis dalam bentuk catatan lapangan.

b. Mereduksi data

Data hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan dikelompokkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

menjadi dua subjek dan objek, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostic kemudian dibandingkan.

c. Pengkajian data

Pengkajian data dapat dilakukan menggunakan table dan teks naratif.

Kerahasiaan klien dijaga dengan membuat inisial dalam identitas klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian telah dibahas dan dibandingkan pada

hasil penelitian terlebih dahulu secara teori dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan

terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, tindakan dan evaluasi (Tarwoto, 2012)

G. Etika penelitian

Etika yang mendasari penyusun studi kasus menurut Notoatmodjo (2013)

terdiri dari :

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari penelitian,

diberikan sebelum pengkajian.

2. Anonymity (tanpa nama)

Penelitian tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan alamat

asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga

anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Oleh karna itu penelitian

menggunakan inisial, koding responden.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Manusia sebagai subyek penelitian memiliki prifasi dan hak asasi untuk

mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subyek, sehingga

peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi

subyek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya

diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara

meniadakan identitas seperti nama dan alamat subyek. Kemudian diganti

dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang

menyangkut identitas subyek tidak terekspos luas

4. Non maleficience (tidak merugikan)

Mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan

manfaat sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil

penelitian akan diterapkan (beneficience) kemudian meminimalisir

resiko/dampak yang merugikan bagi peneliti

5. Justice (keaslian)

Pada penelitian ini mengandung makna bahwa penelitian dilakukan secara

jujur, cepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara profesional. Dalam hal

ini kedua partisipan diberlakukan sama dengan melakukan tindakan

keperawatan mengurangi rasa nyeri adapaun tindakan keperawatan

lainnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

6. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seseorang

profesional dapat nilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda terkecuali,

contoh pertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, partisipan, sesama

teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi

dosis obat pada partisipan yang menerima obat, dokter yang memberi

tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan profesional.

7. Beneficiency (berbuat baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan

begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat

menasehati partisipan tentang program pelatihan untuk memperbaiki

kesehatan secara umum.

8. Veracity (kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun untuk dimiliki oleh

seluruh pemberian layanan kesehatan untuk menyempaikan kebenaran

pada setiap partisipan untuk meyakinkan agar partisipan mengerti.

Informasi yang diberikan harus akurat, komperensif, dan objektif.

Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya partisipan

memiliki otonomi sehingga berhak mendapatkan informasi yang ia ingin

tahu.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAAN

A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Ruang : Hemodialisa
Tanggal : 20 Mei 2023
Pukul : 09.00 WIB
a) Identitas pasien
Table 4.1 Identitas Pasien
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Nomor Rekam Medik : 403519
Usia : 50
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : S1 sarjana
Suku : Jawa
BahasaYang Digunakan : Indonesia
Alamat Rumah : Jl. KH. Gholib No 65 Pringsewu Utara
Sumber Biaya : BPJS
Diagnosa Medis Saat : Gagal Ginjal Kronik
Pengkajian
2) Sumber Informasi
(Penanggung Jawab) : Ny. A
Nama : 37
Umur : Istri
Hubungan Dengan Pasien : SMU
Pendidikan : IRT
Pekerjaan : Jl. KH Gholib No. 65 Pringsewu Utara
Alamat

b) Riwayat Kesehatan
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan Pasien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga melalui
masuk UGD pada Mei 2019 dengan keluhan sesak napas, mual
(UGD/poliklinik) muntah kesadaran composmentis, anemis TD: 160/120
mmHg, Nadi: 80 x/menit, Nafas: 32 x/menit, Suhu: 37
◦c, Hb:6.7 tindakannya pemasangan infus 8 tetes/menit
(IV), dan terpasang oksigen 4 liter/menit.
Keluhan utama Sesak Napas

35
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
36

Riwayat Saat  Pasien mengatakan sesak makin terasa berat saat


Pengkajian melakukan aktivitas, kemudian berkurang pada saat keadaan
sedang rileks.
 Pasien mengatakan sesak seperti tertimpa benda. Pasien
mengatakan pada dada sebelah kiri.
 Pasien mengatakan sesak dirasakan hingga 3-5 menitan
sesak dirasakan sebanyak 3-4 kali/hari.
 Pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul.

Keluhan penyerta Mual


Riwayat Kesehatan  Pasien mengatakan tidak memilki riwayat alergi obat,
Lalu tidak ada riwayat kecelakaan.
 Pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi, pasien
mengatakan pernah dirawat dirumah sakit karena
penyakit gagal ginjal selama 4 hari, setelah kondisi
membaik pasien dipulangkan.
 Pasien mengatakan menderita hipertensi sejak 10 tahun yang
lalu.
 Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi.
 Pasien mengatakan rutinmelakukan Hemodialisa 2 kali
dalam seminggu.
 Pasien mengatakan sudah melakukan HD kurang lebih
selama 10 tahun.
Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan tidak memiliki riayat penyakit keturunan
Keluarga seperti DM dan lainnya.

Bagan 4.1 Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Garis Menikah

: Perempuan : Garis Keturunan

: Meninggal : Tinggal Serumah

: Pasien

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

Berdasarkan dari genogram di atas klien mengatakan didalam

keluarganya tidak ada riwayat penyakit menular, penyakit menurun,

dan didalam keluarga klien berperan sebagai kepala keluarga dengan

2 anak.

c) Riwayat Psikososial –Spiritual

Tabel 4.3 Riwayat Psikososial – Spiritual

Psikososial spiritual
1. Psikososial
a. Gambarandiri Pasien mengatakan senang dengan semua bagian
b. Perandiri anggotatubuh nya.
c. Hargadiri Pasien mengatakan diri nya sebagai kepala rumah tangga.
d. Idealdiri Pasien mengatakan tidak malu dengan kondisi yang
sedangpasien alami saat ini.
e. Identitas diri Pasien mengatakan ingin cepat sembuh seperti biasalagi.
f. Kecemasan Pasien mengatakan masih mengetahui identitas dirinya.
Pasien mengatakan cemas jika penyakit nya semakin parah.
2. Sosial
a. Sportsistem Keluarga selalu memberikan dukungan dan selalu
membantupasien dalam melakukanaktivitas.
b. Komunikasi Saat sehat pasien mengatakan komunikasi pasien terjalin
baikdengan keluaga maupun dengan orang lain.
Saat sakit pasien mengatakan komunikasi pasien lebih
sedikitkarena lebih banyak beristirahat.

3. Spiritual
a. System nilai Saat sehat pasien mampu melakukan kegiatan beribadah
kepercayaan secarabaik.
Saat sakit pasien terganggu saat melakukan ibadah
sesuaikepercayaannya.

d) Pendidikan Dan Pengajaran


Tabel 4.4 Pendidikan Dan Pengajaran
Pendidikan Dan : Pasien mengatakan bahwa pasien dan keluarga pasien
Pengajaran mengetahui penyakit yang sedang dialami, pasien belum
mengetahui sepenuhnya terkait perawatan penyakit yang
dialami, pasien selalu berusaha untuk menjaga kesehatan
nya dan rutin melakukan hemodialisa.
e) Lingkungan
Tabel 4.5 Lingkungan
1. Rumah : Pasien mengatakan kebersihan rumah nya cukup
terjaga, pasien mengatakan lingkungan rumah nya
bebas dari polusi maupun bahaya.
2. Pekerjaan Pasien mengatakan sudah pensiun dari pekerjaannya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

f) Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit


Tebel 4.6 Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Sebelum Dan Saat Sakit
Pola Kebiasaan Sebelum Dan Saat Sakit
1. Pola Nutrisi Sebelum sakit :pasien mengatakan makan sampai 3-4
kali setiap sehari dengan nafsu makan baik, jenis makan
nasi, sayur, lauk pauk dan juga buah, pasien tidak ada
alergi ataupun pantangan makanan, BB 60kg.
Saat sakit : pasien mengatakan makan 2- 3kali sehari.
Pasien hanya mengkonsumsi makanan yaitu bubur dan
buah, pasien hanya makan 4-6 sendok makan, pasien
tidak mengabiskan makan nya karena mual, kehilangan
nafsu makan. Pasien mengatakan tidak ada pantangan
makanan akan tetapi melakukan diit rendah garam.
Pasien menggatakan terjadi peningkatan BB selama 3
bulan terakhir. TB 165 cm dan BB 64 kg.

2. Pola Cairan Saat sehat pasien mengatakan sehari dapat


menghabiskan 8 gelas air mineral dengan jumlah 1920
cc dalam sehari.
Saat sakit pasien sering merasahaus pasien susah
untuk membatasi dalam konsumsi air,pasien minum air
meneral sehari menghabiskan 6 gelas (250ml/gelas)
dengan jumlah 1500 cc.
3. Pola Sebelum sakit : pasien mengatakan BAK 5-6 kali/hari
Eliminasi (1500 cc), karakteristik urin berwarna kuning berbau
(BAK- khas . BAB 2 kali sehari, konsistensi padat lunak, dan
BAB) tidak ada keluhan dalam BAB.

Saat sakit: pasien mengatakan BAK 2-3 kali/ hari


(400cc), dengan karakteristik urin berwarna sedikit
gelap, dan berbau lebih menyengat. BAB 1 kali/hari
dalam waktu yang tidak menentu berwarna kuning
berbau khas dengan konsistensi padat lunak, dan
mengalami konstipasi.
IWL= 15 x kg(BB)
= 15 x 64
= 960 cc/hari
Balance Cairan = Intake – Output
Intake = Oral +Air metabolisme (5 x kg BB)
= 1500 cc + 320 cc = 1820 cc
Output = IWL+BAK
= 960 cc + 400 cc
= 1360 ccBalance Cairan
= Intake – Output
= 1820 cc – 1360 cc
= +460 cc
4. Pola Sebelum sakit, pasien mengatakan saat sebelum sakit
Kebutuhan tidak adakeluhan.
Rasa Aman Saat sakit ,pasien mengatakan merasa tidak nyaman
DanNyaman karena merasa sesak saat bernapas. Sesak dirasakan saat
stelah beraktivitas dan ringan saat istirahat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

5. Pola Sebelum sakit, pasien mengatakan mandi 2 kali/hari yaitu


personal pada pagi dan sore hari, pasien meggunakan sabun,
hygine menggosok gigi 2 kali/hari mengunakan pasta gigi serta
membersihkan rambutnyadengan mengunakan shampo.
Saat sakit, keluarga pasien mengatakan pasien dilap dengan
mengunakan air hangat pada pagi dan sore hari, pasien
jarang mengosok gigi hanya berkumur-kumur dengan
air, keadan pasien saat ini kusam dan rambut kurang
rapih.
6. Pola istirahat Sebelum sakit pasien mengatakan tidur 7-8 jam pada
dantidur malam hari dan tidur siang 1 jam, pasien mengatakan
sebelum tidur menonton TV dan pasien tidak ada
kesuliatan dalam tidurnya.
Saat sakit pasien mengatakan tidur 5-7 jam/hari, pasien
mengatakan sebelum tidur menonton TV dan pasien
mengalamikesuliatan dalam tidurnya.
7. Pola aktivitas Sebelum sakit pasien mengatakan sudah pensiun dari
dan latihan pekerjaannya, pasien mengatakan mudah lelah dalam
melakukan aktivitas, pasien mengatakan jarangolahraga,
pasien mengalami kesulitan beraktivitas fisik karena rasa
sesak yang dirasakan setelah melakukan aktivitas,
Saat sakit pasienmengatakan sebagian besar aktivitas
hanya ditempat tidur, pasien tidak melakukan aktivitas
karena sesak dan mudah lelah, pasien dibantu keluraga
dalam beraktivitas.
8. Pola
Pasien mengatakan tidak merokok, tidak mengkonsumsi
kebiasaan
minuman-minuman keras dan tidak ketergantungan obat-
yang mem
obatan.
pengaruhi
kesehatan

g) Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.7 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
1. Tekanan Darah 160/80mmHg
2. Pernapasan 28 Kali/Menit
3. Nadi 80 Kali/Menit
4. Suhu 36o Celcius
5. GCS E4 M5 V6 (Composmentis)
6. Tinggi Badan 165 Cm
7. Berat Badan 64 Kg
Pemeriksaan Fisik
Persistem
1. Sistem Penglihatan Posisi mata pasien simetris antara kanan dan kiri,
kelopak mata baik, pergerakan bola mata baik,
konjungtiva anemis, sclera an ikterik, reaksi pupil
mengecil saat didekatkan cahaya, dan membesar saat
dijauhkan cahaya, ketajaman penglihatan masih baik dan
pasien tidak menggunakan alatbantupenglihatan.
2. Sistem Pendengeran Bentuk telinga pasien simetris, tidak terdapat serumen,
kondisi telinga bersih tidak ada lesi, fungsi
pendengaranbaik dan tidak menggunakan alat bantu.
3. Sistem Wicara Pasien tidak mengalami kesulitan atau gangguan
dalamberbicara.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

4. Sistem Pernafasan Jalan napas baik, pasien mengatakan sesak saat setelah
melakukan aktivitas, sesak seperti tertimpa benda, Rr 28
x/menit, irama teratur, mengalami batuk kering , suara
nafas ronki.
5. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi Nadi Nadi teraba 80 kali/menit irama teratur, denyut teraba
lemah,tidak terdapat distensi vena jugularis, temperatur
kulit teraba hangat, warna kulit normal (sawo matang),
pengisiankapiler baik, edema ekstremitas bawah derajat
2+.
Kecepatan denyut apical 98kali/menit irama teratur,
b. Sirkulasi Jantung
bunyi jantung lup dup, pasien mengeluh lemah danlelah.
GC : E4 M5 V6 (composmentis), tidak terdapat tanda -
6. Sistem Neorologi
tanda intracranial, tidak mengalami ganguan saraf
neurologis, refleks patologis dan biologis ada, tidak
terdapat tanda-tanda infeksi meningen.
7. Sistem Pencernaan Keadaan mulut pasien cukup bersih, tidak ada lesi dan
stomatitis, pasien tidak mengalami kesulitan dalam
menelan, tidak ada keluhan nyeri dalam perut, bising
usus 10 kali/menit, tidak terdapat distensi abdomen,
pasien tidak terpasang colostomy.
8. Sistem Imunologi Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Napas pasien tidak berbau keton, tidak terdapat
9. Sistem Endokrin
gangreng, tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak terdapat tanda-tanda peningkatan guladarah.
10. Sistem Urogenital Pasien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak
adanyeri tekan dan pasien tidak terpasang kateter.
11. Sistem Integumen Keadaan rambut pasien baik, berawarna kelabu,
kebersihannya cukup terjaga, keadaan kuku sedikit
kotor, kulit pasien berwarna sawo matang keadaan kulit
cukup bersih, kulit kering dan tidak ada tanda- tanda
radang pada kulit pasien. Pasien mengatakan
terkadang merasa gatal
pada kulit.
12. Sistem Muskulus Pasien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan,
keletal namun pasien mengalami kelelahan dan sesak nafas
saat setelah beraktivitas, tidak ada keluhan sakit
ataupun nyeri pada tulang maupun sendi, tonus otot
pasien kuat, tidak ada kelainan pada tulang otot, tidak
menggunakan alatbantu dan rentang gerak sendi aktif.

h) Pemeriksaan laboratorium

Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Laboratorium


No. RM : 403519 Tanggal Pemeriksaan : 17 Mei 2023
Nama : Tn. I Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. KH. Gholib No 65 Pringsewu Utara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

NILAI
PARAMETER HASIL SATUAN
NORMAL
Leukosit 7 Ribu 5 – 10
Eritrosit 3,33 Juta 4–6
Hemoglobin 8,6 Ggl 12 – 15
Hematokrit 24 [%] 37 – 48
MCV - [fL] 76,0 – 96
MCH - [P9] 27,0 – 31,0
MCHC - [g/dl] 27 – 32,0
Trombosit 176.000 [ 10^3/UL] 150.000-450.000
Limfosit 20 [%] 25 – 40
Monosit 15 [%] 2–8
Eosinofil 0 [%] 2–4
Basofil 0 [%] 0–1

PARAMETER HASIL NILAI SATUAN


RUJUKAN
Ureum 133,77 13 -43 mm/dL
Creatinin 8,35 0,55 – 1,02 mm/dl
Natrium - 135 – 145 mmol/L
Kalium - 3,5 – 5,0 mmol/L
Calsium - 8,6 – 10,0 mg/dL
Chlorida - 96 – 106 mmol/l
i) Penatalaksanaan Medis
Table 4.9 Penatalaksanaan Medis
Nama : Tn. I
Usia : 50 Tahun
Waktu
Dosisi dan cara
NO Tanggal Jenis terapi pemberian
pemberian
1 2 3
1 20 Mei 2023  Furosemide 40mg Oral �
 Calcium lactate 500mg Oral �
 Candesartan cilexetil Oral �
16mg
 Folic acid 1mg
 Amplodipin 10mg Oral �
Oral

2 21 Mei 2023  Furosemide 40mg Oral �
 Calcium lactate 500mg Oral �
 Candesartan cilexetil Oral �
16 mg
 Folic acid Oral
 Amplodipin 10mg Oral �

3 22 Mei 2023  Furosemide 40mg Oral �
 Calcium lactate 500mg Oral �
 Candesartan cilexetil Oral �

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

16mg Oral
 Folic acid 1mg Oral �
 Amplodipin 10mg �

j) Penatalasaan keperawatan
Table 4.10 Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan
1. Mengkaji keadaan umum pasien
2. Mengkaji tanda-tanda vital
3. Mengukur intake-output dan balance cairan
4. Mengdukasi tentang pembatasan cairan
5. Menganjurkan pasien untuk mengurangi stress
k) Data Fokus

Tabel 4.11 Data Fokus


Data Subyektif 1. Pasien mengatakan sesak.
2. Pasien mengatakan sesak seperti tertimpa benda.
3. Pasien mengatakan bengkak di kedua kaki.
4. Pasien mengatakan mengalami penurunan kencing.
Data Obyektif 1. Pasien sesak
2. Pernapasan 28 kali/menit
3. Keadaan umum lemah
4. Oliguria
5. Urine 300 cc/hari
6. Terdapat edema di ekstremitas bawah
7. Derajat edema 2+
8. Input 1820 cc/24 jam
9. Output 1360 cc/ 24 jam
10. BB 64 kg
11. BB meningkat 4 kg
12. Balance Cairan +460 cc
13. Ureum 133,77 mm/dl
14. Creatinin 8,35 mm/dl
15. Hb 8,6 g/dl

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

2. Analisa Data

Tabel 4.12 Analisa Data

Data Etioligi Masalah


Data subyektif Ganguan Kelebihan
1. Pasien mengatakan sesak. mekanisme Volume
2. Pasien mengatakan sesak seperti regulasi tubuh Cairan
tertimpa benda. (penurunan fungsi
3. Pasien mengatakan bengkak di ginjal)
kedua kaki
Data Objektif
1. Pernapasan 28 kali/menit
2. Keadaan umum lemah
3. Oliguria
4. Urine 300cc/hari
5. Terdapat edema di ekstremitas
bawah
6. Derajat edema 2
7. Input 1820 cc/24 jam
8. Output 1360 cc/ 24 jam
9. BB 64 kg
10. BB meningkat 4 kg
11. Balance Cairan +460 cc
12. Ureum 133,77 mm/dl
13. Creatinin 8,35 mm/dl
14. Hb 8,6 g/dl

3. Diagnosa Keperawatan

Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Ganguan mekanisme

regulasi tubuh (penurunan fungsi ginjal) ditandai dengan edema, asupan

melebihi haluaran, berat badan meningkat, oliguria.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

4. Rencana Keperawatan

Tabel 4.13 Rencana Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Kelebihan volume NOC NIC
cairan. Status cairan Manajemen cairan
Data subyektif Observasi
1. Pasien mengatakan Setelah dilakukan 1. Monitor status hidrasi: Frekuensi
sesak. tindakan asuhan nadi, kekuatan nadi, akral,
2. Pasien mengatakan keperawa kelembamam mukusa, turgor kulit,
sesak seperti tertimpa tan selama pitting edema dan tekanan darah.
benda. 3x24 jam klien akan: 2. Kaji suara napas, frekuensi napas
3. Pasien mengatakan 1. Berat badan dalam dan tanda tanda sesak.
bengkak di kedua kaki rentang BB ideal 3. Monitor berat badan harian.
Data Objektif klien = (TB(cm)- 4. Monitor berat badan sebelum dan
1. Pernapasan 28 100)-TB (cm)- setelah dialisis.
kali/menit 100)x10% =65-6,5 = 5. Monitor hasil pemeriksaan
2. Keadaan umum lemah 59,5 kg. labolatorium.
3. Oliguria 2. Tanda vital stabil
4. Urine 300cc/hari dalam rentang Mandiri
5. Terdapat edema di normal N: 60-80 6. Catat intake output dan hitung
ekstremitas bawah kali/menit, RR: 12- balance cairan 24 jam.
6. Derajat edema 2+ 16 kali/menit, S: 7. Berikan asupan cairan, sesuai
7. Input 1820 cc/24 jam 36,5-27,2 oc, TD: kebutuhan.
8. Output 1360 cc/ 24 120/90 mmhg. 8. Berikan cairan intravena jika
jam 3. Skala pitting edema perlu.
9. BB 64 kg berkurang.
10. BB meningkat 4 kg 4. Sesak berkurang Edukasi
11. Balance Cairan +460 9. Ajarkan cara mengukur dan
cc mencatat asupan dan haluaran
12. Ureum 133,77 mm/dl urin.
13. Creatinin 8,35 mm/dl 10. Ajarkan cara membatasi cairan.
14. Hb 8,6 g/dl
Kolaborasi
11. Berikan medikasi dieuretik seperti
furosemik, anti hipertensi seperti
amplodipine dan cadesartan
cilextil, serta suplemen seperti folic
acid dan calsium laktate sesuai
intruksi dokter.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

5. Implementasi

Tabel 4.14 Implementasi

Diagnosa Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


keperawatan 20 Mei 2023 21 Mei 2023 22 Mei 2023
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Kelebihan 10.00 1. Monitor status 13.00 1. Monitor status 13.00 1. Monitor status
Volume hidrasi: Frekuensi hidrasi: hidrasi:
Cairan nadi, kekuatan Frekuensi nadi, Frekuensi nadi,
berhubungan nadi, akral,
dengan kekuatan nadi, kekuatan nadi,
Ganguan kelembamam akral, akral,
mekanisme mukusa, turgor kelembamam kelembamam
regulasi tubuh kulit, pitting mukusa, turgor mukusa, turgor
(penurunan edema dan tekanan kulit, pitting kulit, pitting
fungsi ginjal) darah. edema dan edema dan
10.20 2. Mengkaji suara tekanan darah. tekanan darah.
napas, frekuensi 13.20 2. Mengkaji suara 13.20 2. Mengkaji suara
napas dan tanda napas, frekuensi napas,
tanda sesak. napas dan tanda frekuensi napas
3. Memonitor berat tanda sesak dan tanda
badan harian. 3. Memonitor berat tanda sesak
4. Memonitor hasil badan harian. 3. Memonitor
10.25 pemeriksaan 4. Memonitor berat berat badan
labolatorium. 13.30 badan sebelum 13.30 harian.
5. Mencatat intake dan setelah 4. Mencatat
10.30 output dan dialisis. intake output
menghitung 5. Mencatat intake dan hitung
balance cairan 24 output dan balance cairan
jam. 13.45 hitung balance 13.45 24 jam.
6. Mengajarkan cara cairan 24 jam. 5. Mengajarkan
10.45 mengukur dan 6. Mengajarkan cara membatasi
mencatat asupan cara mengukur cairan.
dan haluaran urin. 13.50 dan mencatat 13.50 6. Memberikan
7. Mengajarkan cara asupan dan medikasi
membatasi cairan. haluaran urin. dieuretik
8. Memberikan 7. Mengajarkan seperti
11.00 medikasi dieuretik cara membatasi furosemik, anti
seperti furosemik, cairan. hipertensi
anti hipertensi 8. Memberikan seperti
seperti medikasi amplodipine
amplodipine dan 14.15 dieuretik seperti 14.15 dan cadesartan
cadesartan cilextil, furosemik, anti cilextil, serta
serta suplemen hipertensi seperti suplemen
seperti folic acid amplodipine dan seperti folic
dan calsium laktate cadesartan acid dan
sesuai intruksi cilextil, serta calsium laktate
dokter. suplemen seperti sesuai intruksi
folic acid dan dokter.
calsium laktate
sesuai intruksi
dokter.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

6. Evaluasi
Tabel 4.15 Evaluasi

Hari ke-1 20 Mei 2023 Hari ke-2 21 Mei 2023 Hari ke-3 22 Mei 2023
S: S: S:
1. Pasien mengatakan 1. Pasien masih mengatakan 1. Pasien mengatakan sesak
sesak. sesak. berkurang.
2. Pasien mengatakan 2. Pasien mengatakan lemas. 2. Pasien mengatakan lemas.
mual. 3. Pasien mengatakan kedua 3. Pasien mengatakan
3. Pasien mengatakan kaki masih bengkak. bengkak pada kaki
lemas. 4. Pasien mengatakan akan berkurang.
4. Pasien mengatakan mencatatan asupan dan 4. Pasien mengatakan akan
kedua kaki bengkak. haluaran urine. mencatatan asupan dan
5. Pasien mengatakan susah O: haluaran urine.
untuk bergerak. 1. Pasien terlihat masih sesak O:
6. Pasien mengatakan 2. RR 28x/menit 1. Pasien terlihat sesak
akan mencatatan 3. BB 63 Kg berkurang
asupan dan haluaran 4. BBpre HD 63Kg 2. RR 26x/menit
urine. 5. BB post HD 61 Kg 3. BB 60 Kg
O: 6. Input 1690cc/24 jam 4. Input 1675cc/24 jam
1. Pasien terlihat sesak 7. Urine 450cc/24 jam 5. Urine 500cc/24 jam
2. Pasien terlihat gelisah 8. Output 1395 6. Output 1400
3. RR 28x/menit 9. Balance cairan +295 cc/24 7. Balance cairan +275 cc/24
4. BB 64 kg jam jam
5. Input 1820cc/24 jam 10. Tekanan darah 8. Tekanan darah
6. Output 1360 160/80mmhg 150/80mmhg
7. Urine 400cc/24 jam 11. Nadi 80x/menit 9. Nadi 80x/menit
8. Balance Cairan +460 12. Suhu 36,5˚C 10. Suhu 36˚C
cc/24 jam 13. Edema di ekstremitas 11. Edema di ekstremitas
9. Tekanan darah bawah berkurang derajat bawah berkurang derajat
170/80mmhg 1+ 1+
10. Nadi 80x/menit
11. Suhu 36˚C A : Masalah kelebihan volume A : Masalah kelebihan volume
12. Terdapat edema di cairan belum teratasi. cairan belum teratasi.
ekstremitas bawah derajat
2+ P :Lanjutkan intervensi : P : Lanjutkan intervensi
13. Ureum 133,77 mm/dl 1. Monitor status hidrasi: 1. Monitor status hidrasi:
14. Creatinin 8,35 mm/dl Frekuensi nadi, kekuatan Frekuensi nadi, kekuatan
15. Hb 8,6g/dl nadi, akral, kelembamam nadi, akral, kelembamam
mukusa, turgor kulit, mukusa, turgor kulit,
A : Masalah kelebihan volume pitting edema dan tekanan pitting edema dan tekanan
cairan belum teratasi. darah. darah.
2. Mengkaji suara napas, 2. Mengkaji suara napas,
P :Lanjutkan intervensi : frekuensi napas dan tanda frekuensi napas dan tanda
1. Monitor status hidrasi: tanda sesak tanda sesak
Frekuensi nadi, 3. Memonitor berat badan 3. Memonitor berat badan
kekuatan nadi, akral, harian. harian.
kelembamam mukusa, 4. Mencatat intake output dan 4. Mencatat intake output dan
turgor kulit, pitting edema hitung balance cairan 24 hitung balance cairan 24
dan tekanan darah. jam. jam.
2. Mengkaji suara napas, 5. Mengajarkan cara 5. Mengajarkan cara
frekuensi napas dan tanda membatasi cairan. membatasi cairan.
tanda sesak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

3. Memonitor berat badan 6. Memberikan medikasi 6. Memberikan medikasi


harian. dieuretik seperti dieuretik seperti
4. Memonitor berat badan furosemik, anti hipertensi furosemik, anti hipertensi
sebelum dan setelah seperti amplodipine dan seperti amplodipine dan
dialisis. cadesartan cilextil, serta cadesartan cilextil, serta
5. Mencatat intake output suplemen seperti folic acid suplemen seperti folic acid
dan hitung balance dan calsium laktate sesuai dan calsium laktate sesuai
cairan 24 jam. intruksi dokter. intruksi dokter.
6. Mengajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran urin.
7. Mengajarkan cara
membatasi cairan
8. Memberikan medikasi
dieuretik seperti
furosemik, anti
hipertensi seperti
amplodipine dan
cadesartan cilextil,
serta suplemen seperti
folic acid dan calsium
laktate sesuai intruksi
dokter.

B. Pembahasaan

Pada sub bab ini Peneliti akan melakukan pembahahasaan mengenai asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik (CKD)

dengan masalah Kelebihan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu, dalam sub bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

yang terdapat pada pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan

evaluasi pada klien untuk di bandingkan dengan teori dan ditunjang dengan

penelitian sebelumnya. Pembahasaannya dilakukan secara sistematis meliputi:

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakkan untuk mendapatkan data

yang akurat sehingga mempermudah dalam penegakan diagnosa

keperawatan. Pada tinjauan kasus telah dijelaskan bahwa metode yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan wawancara,

pemeriksaan fisik, observasi dan studi hasil labolatorium.

Hasil pengkajian peneliti diperoleh data pasien mengatakan sesak nafas,

pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, pasien

mengatakan sesak seperti tertimpa benda, pasien mengatakan sesak makin

terasa berat saat melakukan aktivitas, kemudian berkurang pada saat

keadaan sedang rileks, pasien mengatakan badannya terasa lemah dan

mudah lelah,dirasakan hingga 3-5 menitan sesak dirasakan sebanyak 3-

4kali/hari. Hasil pengkajian pola cairan pasien sering merasa haus dan

tidak mampu membatasi masukan cairan. Pasien mengatakan hanya 3 kali

berkemih dalam satu hari, frekuensi urine 400 cc/ 24 jam, input 1820 cc/24

jam, output 1460 cc/ 24 jam, balance cairan pasien + 360 cc/24 jam,

pitting edema derajat 2+. Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah :

160/80mmHg, respiration rate : 28 kali/menit, nadi : 80 kali/menit, suhu :

36oC.

Hasil pengkajian tersebut sejalan dengan penelitian Syahroni Hidayat

(2018), menjelaskan bahwa pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik

dengan masalah kelebihan volume cairan cenderung mengeluh sesak napas

ditandai dengan balance cairan positif, oliguri, odema dan kenaikan berat

badan. Terjadinya kelebihan volume cairan dipicu ketidakmampuan

mengkontrol asupan atau ketidakmampuan membatasi cairan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


49

Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan

irreversibel dimana kemamapuan tubuh gagal mempertahankan

metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan

terjadinya uremia.Terjadi uremia dapat memengaruhi setiap sistem tubuh.

Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin

berat, timbunan yang tidak dapat dikeluarkan akan memicu terjadi

ketidakseimbangan cairan (Haryono, 2013).

Berdasarkan fakta dan teori, tidak terjadi kesenjangan antara fakta dan

teori yang didapat pada tahap pengkajian akan tetapi pengkajian

merupakan aspek penting dalam proses keperawatan, ketepatan dalam

mengidentifikasi data maupun informasi dari pasien maupun keluarga

pasien adalah kunci dari kualitas data yang dihasilkan. Oleh karena itu

perlu pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengkajian.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil

wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan

status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai masalah aktual.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditegakakn oleh peneliti adalah

Kelebihan Volume Cairan. Diagnosa ini munncul didukung oleh data hasil

pengkajian pola cairan pasien sering merasa haus dan tidak mampu

membatasi masukan cairan, pasien mengatakan hanya 3 kali berkemih

dalam satu hari, frekuensi urine 400 cc/ 24 jam, input 1820 cc/24 jam,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

output 1460 cc/ 24 jam, balance cairan pasien + 360 cc/24 jam, pitting

edema derajat +2.

Sejalan dengan penelitian Erica (2020) menjelaskan bahwa salah satu data

tegaknya diagnosa keperawatan tersebut adalah balance cairan positif.

Didukung oleh penelitian Rita dan Wiwin (2019) menjelaskan bahwa

kepatuhan membatasi cairan terhadap terjadinya kelebihan volume cairan

pada pasien gagal ginjal kronik sangat berpengaruh untuk mengurangi

masalah kelebihan volume cairan.

Kelebihan volume cairan adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai

dengan kelebihan (retensi) cairan dan natrium . Masalah ini terjadi pada

pasien gagal ginjal kronik karena rusaknya fungsi ginjal. Kegagalan ginjal

dalam melakukan filtrasi dan absorbsi darah dalam memproduksi urine

akibat rusaknya nefron-nefron, menyisakan zat-zat dan cairan yang

seharusnya dikeluarkan. Akibatnya terjadi kelebihan (retensi) volume

cairan.

Diagnosa yang ditegakan oleh peneliti telah sesuai dengan teori pada

pasien gagal ginjal kronik, dimana diagnosa tersebut didukung dengan

data objektif dan subjektif yang sesuai keaadaan pasien.

3. Intervensi

Intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan pasien

atau keluarga. Tujuannya adalah untuk membantu pasien atau keluarga

dalam menyelesaikan masalah yang dialami. Intervensi yang dibuat dalam

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


51

penelitian ini telah sesuai dengan teori yang ada, yaitu Monitor status

hidrasi: Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, turgor kulit, pitting edema

dan tekanan darah, Monitor berat badan harian, Monitor berat badan

sebelum dan setelah dialisis, Monitor hasil pemeriksaan labolatorium,

Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam, Berikan asupan

cairan, sesuai kebutuhan, Berikan cairan intravena jika perlu, Ajarkan cara

mengukur dan mencatat asupan dan haluaran urin, Ajarkan cara

membatasi cairan, Berikan medikasi dieuretik seperti furosemik sesuai

intruksi dokter.

Sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Erica (2020),

memanejeman cairan dapat mengurangi tanda dan gelala pada pasien gagal

ginjal kronik yang mengalami kelebihan volume cairan. Penelitian Rita

dan Wiwin (2019) tentang hubungan kepatuhan pembatasan cairan

terhadap terjadinya overload pada pasien gagal ginjal kronik

menyimpulkan bahwa pembatasan cairan akan memperkecil terjadinya

overload (kelebihan) pada pasien gagal ginjal kronik.

Peneliti menilai bahwa intervensi yang dibuat pada penelitian ini sudah

sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai, yaitu pasien

menunjukkan haluaran urin yang sesuai, berat badan dan tanda vital stabil

dalam rentang normal klien, skala pitting edema berkurang dan sesak

berkurang.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

4. Implementasi

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Pada kasus ini, peneliti telah melakukan tindakan sesuai

dengan rencana yang telah dibuat yaitu memonitor berat badan harian,

memonitor berat badan sebelum dan setelah dialysis, memonitor hasil

pemeriksaan labolatorium, mencatat intake output dan hitung balance

cairan 24 jam, memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan, mengajarkan

cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran urin, mengajarkan cara

membatasi cairan dan memberikan terapi diuretik sesuai intruksi dokter.

Dari hasil pengukuran didapatkan hasil berat badan klien dari 60 kg

menjadi 64 kg . Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Nurarif dan Kusuma

(2013) bahwa klien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan

umumnya mengalami peningkatan berat badan dalam kurun waktu yang

cepat. Peningkatan berat badan tersebut disebabkan karena peningkatan

retensi cairan isotonic, peningkatan beban cairan intraseluler atau

interstitial (Anggraini & Putri, 2016). Menghitung berat badan /

monitoring berat badan setiap hari cukup penting karena penambahan

berat badan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan cairan dan untuk

mengetahui apakah klien patuh atau tidak terhadap pembatasan dietnya

(Terry & Aurora, 2013).

Memanajemen cairan adalah mengidentifikasi dan mengelola

kesimbangan cairan yang bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

ketidakseimbangan cairan (SIKI, 2018).

Pada kasus ini, tahapan implementasi yang dilakukan setelah penelitii

membuat intervensi. Prinsip yang harus diperhatikan ketika melakukan

tindakan adalah mengutamakan prioritas. Kegiatan implementasi yang

dilakukan bertujuan mengubah atau meningkatkan pemahaman/

pengetahuan .

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai

kriteria hasil yang sudah ditepatkan dalam tujuan direncanakannya proses

keperawatan. Pada kasus ini bahwa evaluasi telah dilakukan bahwa

masalah kelebihan volume cairan yang dialami pasien belum teratasi, hal

ini ditunjukan dengan haluaran urin yang belum sesuai, berat badan dan

tanda vital stabil belum dalam rentang normal klien, masih terdapat edema

derajat 1 dan masih sesak.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan

tindakan keperawatan yang telah dilakukan telah berhasil. Dikatakan

berhasil apabila tujuan yang dicapai sudah sesuai dengan kriteria hasil.

Pada kasus ini, peneliti peneliti telah melakukan evaluasi sesuai dengan

tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada BAB ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis

ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal

Ginjal Kronik Dengan Masalah Keperawatan Kelebihan Volume Cairan Di

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2023.

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 20 Mei 2023,

dalam pengkajian peneliti melakukan pengkajian dengan metode yang

sama yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi hasil

pemeriksaan labolatorium. Data yang di dapatkan yaitu pasien mengatakan

sesak seperti tertimpa beban, pasien mengatakan sesak makin terasa berat

saat melakukan aktivitas, kemudian berkurang pada saat keadaan sedang

rileks, pasien mengatakan badannya terasa lemah dan mudah

lelah,dirasakan hingga 3-5 menitan sesak dirasakan sebanyak 3-4 kali/hari.

Hasil pengkajian pola cairan pasien sering merasa haus dan tidak mampu

membatasi masukan cairan. Pasien mengatakan hanya 3 kali berkemih

dalam satu hari, frekuensi urine 400 cc/ 24 jam, input 1820 cc/24 jam,

output 1460 cc/ 24 jam, balance cairan pasien + 360 cc/24 jam, pitting

edema derajat 2+.

54
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
55

2. Diagnosa

Berdasarkan hasil pengkajian dan pengumpulan data objektif dan subjektif,

peneliti yang telah dilakukan didapatkan peneliti telah menetapkan

diagnosa keperawatan Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan

penururunan haluaran urine ditandai dengan edema, asupan melebihi

haluaran, berat badan meningkat, oliguria.

3. Intervensi

Setelah peneliti menentukan diagnosa keperawatan, disusunlah intervensi

keperawatan yang sesuai pada klien Gagal Ginjal Kronik dengan kelebihan

volume cairan, yaitu: monitor status hidrasi: Frekuensi nadi, kekuatan

nadi, akral, turgor kulit, pitting edema dan tekanan darah, monitor berat

badan harian, monitor berat badan sebelum dan setelah dialisis, Monitor

hasil pemeriksaan labolatorium, mencatat intake output dan hitung balance

cairan 24 jam, berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan, berikan cairan

intravena jika perlu, ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan

haluaran urin, ajarkan cara membatasi cairan, dan berikan medikasi

dieuretik sesuai intruksi dokter.

4. Implementasi

Berdasarkan masalah yang ada peneliti telah melakukan tindakan sesuai

dengan rencana yang telah dibuat yaitu status hidrasi: Frekuensi nadi,

kekuatan nadi, akral, turgor kulit, pitting edema dan tekanan darah,

memonitor berat badan harian, memonitor berat badan sebelum dan setelah

dialysis, memonitor hasil pemeriksaan labolatorium, mencatat intake output

dan hitung balance cairan 24 jam, mengajarkan cara mengukur dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

mencatat asupan dan haluaran urin dan mengajarkan caramembatasi cairan.

5. Evaluasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan evaluasi yang diperoleh dari

subyek penelitian setelah di lakukan asuhan keperawatan sesuai dengan

tujuan dan kriteria hasil. Pada kasus ini bahwa evaluasi telah dilakukan

bahwa masalah kelebihan volume cairan yang dialami pasien teratasi, hal

ini ditunjukan dengan haluaran urin yang sesuai, berat badan dan tanda

vital stabil dalam rentang normal klien, tidak ada edema dan tidak ada

sesak.

B. Saran

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Gagal Ginjal

Kronik dengan masalah Kelebihan volume cairan diharapkan hasil

penenilitian ini dapat dijadikan pengembangan ilmu keperawatan sitem

perkemihan kepeawatan medikal bedah. Selain itu peneliti hendakmemberikan

saran bagi :

1. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien Gagal Gijal Kronik

dengan masalah kelebihan volume cairan.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar acuan

peningkatan program perawatan yang sudah berjalan dan memberikan

informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawatan pasien Gagal

Ginjal Kronik dengan kelebihan volume cairan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan

pengembangan kurikulum keperawatan medikal bedah khususnya sistem

perkemihan di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pringsewu.

4. Bagi Klien

Hasil penlitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

perawatan Gagal Ginjal Kronik dengan Kelebihan Volume Cairan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Baradero .2019.Klien Gangguan Ginjal.Jakarata:perpustakaan nasional.


Dinarti Yuli Mulyanti. 2017. Bahan Ajar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta
Kemenkes RI
Dharma, Kusuma Kelana. 2013. Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta. Trans
Infomedia
Dongoes, Marilynn E. alih bahasa, Bhetsy Angelina ; eds, Agung Waluyo, Cecep
Eli Kosasih, Widyawati. 2019. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Asuhan Klien anak – Dewasa, Ed 9 volume 2. Jakarta. EGC
Eka, Putri. Alini & Indra Wati.2020.Hubungan Dukungan Keluarga Dan
Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pada PasienGagal
Ginjal Kronik Dalam Menjalani Terapi Hemodialisis Di RSUD
Bangkinang.Jurnal Ners. Volume 4, Nomor 2 : 47-55
Haryono, Rudi. 2013. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Perkemihan.
Yogyakarta. Rapha Publishing
Hanafiah, Jusuf & Amri. (2012). Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta
: EGC
Heriyanti, E.A.E. 2020. Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal
Ginjal Kronik Dengan Kelebihan Volume Cairan. STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang
Hidayat, Syahroni. 2018. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Klien Yang
Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Masalah Kelebihan Volume
Cairan Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Pringsewu. STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Kusuma hardi.2015.Nanda Nic Noc jilid.2.Jogjakarta : percetakan
medication publishing jakarta.
Kemenkes. 2017. Infodatin 2017 : Situasi penyakit Ginjal. Jakarta : Kemenkes.

Kemenkes RI, 2013. Riskesdas 2013. Jakarta. Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2018. Riskesdas 2018. Jakarta. Kemenkes RI

Linggarjati, dkk. 2015.Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronis Dalam Melakukan


Diet Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga.Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata. Psikodimensia Vol. 14 No.1, Januari
- Juli 2015, 1 – 10.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Melianna, Rita & Wiwin Winarsih. 2019. Hubungan Kepatuhan Pembatasan Cairan
Terhadap Terjadinya Overload Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Post
Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Vo. 3 No. 1. Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok

Mutaqqin arif. 2011. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem imunologi. Jakarta : Salemba Medik
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC – NOC jilid 2.Yogjakarta.
Media Action
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator
Diagnostik ed.1. Jakarta. TIM POKJA DPP PPNI
Rekam Medik. (2021). Ruang Penyakit Dalam RSUD Pringsewu
Sari,L,R. 2016. Upaya mencegah kelebihan volume cairan pada pasien chronic
kidney disease di RSUD dr.Soehadi Prijonegoro.
Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Willy Tijin. 2018. Gagal ginjal kronis. http://www.alodokter.com.


World Health Organization. 2019. Penyakit Tidak Menular 7 dari 10.
https://m.liputan6.com/health/read/4429818/who-penyakit-tidak-
menular-jadi-7-dari-10-penyebab-kematian-terbesar-di-dunia-per-2019

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR OBSERVASI
BALANCE CAIRAN

JAM INTAKE OUTPUT BALANCE PARAF

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai