SKRIPSI
Oleh:
LISA MARYATI
NIM: 221014201145
Oleh:
LISA MARYATI
NIM: 221014201145
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 221014201145
NIM : 221014201145
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan di hadapan tim penguji
Sumatera Barat.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ns. Dini Qurrata Ayuni, SKM. M. Kep Ns. Renty Ahmalia, M.Kep
NIDN: 1010078001 NIDN: 1005098802
Mengetahui Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan
ii
Pogram Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Barat
Skripsi, September 2023
Lisa Maryati
ABSTRAK
iii
Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences, University of West Sumatra
Thesis, September 2023
Lisa Maryati
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Program Studi Ilmu Keperawatan. Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak
mendapat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sumatera
Barat.
2. Ibu DR. Hj. Nurtati, SE., MM selaku Rektor Universitas Sumatera Barat yang
3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni, SKM. M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Ibu Ns. Renty Ahmalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Skripsi ini
5. Bapak Arlon, SKM, Kepala Puskesmas Kemantan beserta staf yang telah
penulis.
v
7. Teristimewa kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan perhatian,
karena itu penulis bersedia menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun
Penulis,
Lisa Maryati
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
ABSTRAK...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
E. Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 10
BAB VI : PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ................................................................... 60
B. Analisa Bivariat ..................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan pada saat ini menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif
tanpa meninggalkan aspek kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya preventif
Indonesia, 2020).
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
kematian serta kecacatan bayi dan balita yang disebabkan oleh Pneumonia
vaksin DPT, HB dan Hib telah dikombinasikan dalam satu preparat Tunggal
(DPT-HB-Hib) hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi
Matra, 2017).
Di dapatkan data bahwa lebih dari 1,4 Juta anak di dunia meninggal
(PD3I). Salah satu penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I)
adalah Difteri. Pada tahun 2019 kasus Difteri menyebar di seluruh wilayah di
Indonesia dengan jumlah kasus yang sangat tinggi yaitu 529 kasus. Angka
kematian akibat penyakit Difteri rata rata 5-10% terjadi pada anak usia
2
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit yang dapat di cegah
vaksin DPT, HB, Hib. DPT merupakan vaksin yang digunakan untuk
penyebab utama penyakit Meningitis pada anak kurang dari 5 tahun (Ayun
Sriatmi,dkk 2020).
bayi pada saat berusia 2,3,4 bulan sebanyak 3 dosis, dan untuk Vaksin DPT-
sampai dengan 3 tahun Jadi total vaksin pentavalen diberikan sebanyak 4 kali
yaitu 3 kali selama bayi (usia 0-1 tahun) dan 1 kali pada usia 18 – 36 bulan
keadaan tercapainya imunisasi dasar lengkap pada semua bayi sebelum umur
3
satu tahun (Depkes RI, 2013). Meskipun setiap tahunnya desa UCI
mempunyai target capaian, akan tetapi pada kenyataannya cakupan desa UCI
setiap tahunnya masih ada yang belum memenuhi target capaian (Kemenkes
RI, RISKESDAS 2018). Pada tahun 2021 cakupan desa UCI di Indonesia
nasional pada tahun 2021 adalah sebesar 84,2%. Angka ini belum memenuhi
yang diberikan imunisasi Pentavalen lanjutan (DPT- HB- Hib) yaitu pada
anak usia 1,5 tahun. Pada tahun 2013, pelaksanaan imunisasi lanjutan hanya
harapan. Dan pada tahun 2020 cakupan imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan pada
anak usia 18-24 bulan secara nasional adalah 67,8%, sedangkan target dari
Indonesia, 2020).
Kesehatan Kabupaten Kerinci pada tahun 2022, jumlah sasaran batita yang
4
harus mendapatkan imunisasi Pentavalen Lanjutan DPT-HB-Hib sebanyak
lanjutan sebanyak 325 Batita (74,7%), Pada tahun 2021 jumlah sasaran 169
%), Dan pada tahun 2022 jumlah sasaran 411 batita sedangkan yang
bulan Januari sampai Maret 2023 adalah 40 batita (10,5%) dari 12 desa
Wilayah Kerja puskesmas Kemantan. Dan dari data tersebut, Desa kemantan
Darat adalah desa yang cakupan imunisasi nya yang terendah dibandingkan
5
Pengetahuan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui
imunisasi bisa jadi di sebabkan karena belum memahami secara benar tentang
imunisasi.
lanjutan pada anak usia 18 bulan pada tahun 2018 masih rendah (26,3%). Dan
Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagi tahun 2018 dengan nilai P=0,0001.
ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada anak usia 18 bulan mayoritas
lanjutan pada usia 18 bulan sebesar 65,5% dan terdapat hubungan yang
6
signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lanjutan
pentavalen pada anak usia 18 bulan di Desa Tanjung Selamat kabupaten Deli
Serdang.
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
sudah dilakukan oleh Eka Mardiana Afrilia (2017) tentang Hubungan Sikap
anak Batita di Puskesmas Curug tahun 2017 didapatkan hasil bahwa adanya
lanjutan pada batita, didapatkan OR sebesar 28,800 yang artinya ibu yang
wawancara kepada 15 orang tua yang memiliki batita, didapatkan hasil 8 dari
lanjutan, dari 15 orang tua batita yang diwawancarai 6 orang tua batita tidak
anaknya, dan 3 orang ibu mengatakan masih ragu-ragu, dan 2 orang ibu
7
mereka disebabkan karena orang tua belum mengetahui apa itu imunisasi
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah Adakah Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua
2023.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
8
b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan orang tua batita tentang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
lanjutan.
2. Bagi Peneliti/penulis
dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam
9
Kemantan dalam membuat kebijakan selanjutnya untuk meningkatkan
Penelitian ini dijadikan sebagai sumber informasi untuk peserta didik dan
imunisasi lanjutan.
penelitian ini karena banyaknya orang tua batita yang belum mengetahui
10
dasar cukup untuk melindungi anak mereka dari penyakit yang dapat di cegah
pengetahuan orang tua dan sikap orang tua. Variabel Dependen dalam
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 sampai dengan 27 Juli tahun 2023
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Imunisasi
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
imun tubuh mempunyai system memory (daya ingat). Ketika vaksin masuk
kedalam tubuh maka akan terbentuk anti bodi untuk melawan vaksin
2. Tujuan Imunisasi
12
Faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan orang tua dalam
b. Kualitas interaksi
Pada keadaan ini orang tua akan tepat waktu dalam pemberian
3. Manfaat Imunisasi
13
c. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
negara.
kesehatan, yaitu:
b. Sekolah
seperti:
a. Puskesmas
14
b. Vaksin yang terbuat dari kuman/ virus mati atau komponennya,
yang akan rusak bila terpapar denga suhu dingin atau suhu pembekuan.
Vaksin yang termasuk dalam sifat ini, antara lain vaksin Hepatitis B,
vaksin yang akan rusak jika terpapar dengan suhu panas yang
a. Difteri
nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih
15
b. Pertusis
Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari yang
penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam, dan batuk ringan
c. Tetanus
dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka
yang dalam. Gejala awal penyakit ini yaitu kaku otot pada rahang, dan
kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
demam. Pada bayi juga terdapat gejala berhenti menetek (sucking) antar
yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah patah
menimbulkan kematian.
d. Tuberkolosis
16
penderita TBC bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini yaitu badan
tersasa lemah, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada
malam hari. Gejala yang serius yaitu batuk terus menerus, nyeri dada
kematian.
e. Campak
ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit
campak yaitu diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi saluran
Jambi , 2020)
f. Poliomielitis
disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio
tipe 1,2 atau 3. Secara klinis penyakit polio lebih rentan terjadi pada
17
menyebabkan Kematian yang terjadi akibat dari kelumpuhan otot- otot
g. Hepatitis B
adalah yaitu dari darah, melalui jarum suntik yang dipakai secara
ibu ke bayi selama proses persalianan. Infeksi pada anak biasanya tidak
gangguan pada perut dan gejala lain seperti flu, urin menjadi kuning
dan kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata
Hib banyak menyerang di bawah usia 5 tahun, terutama pada usia 1-6
serang, pada organ selaput otak akan timbul gejala meningitis (demam,
18
kakuk kuduk, kehilangan kesadaran) pada organ paru kan menyebabkan
i. Pneumonia
lemah dan lesu, mual dan muntah, nyeri kepala, tarikan nafas anak yang
bovis yang di biak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan basil
b. Hepatitis B
juta kematian per tahun. Semua orang yang mengandung HbsAg positif
19
merupakan modus yang sering terjadi di negara endemis VHB. VHB
c. Polio
genom volio virus berupa single stranded RNA, terdiri dari 7450
nukleotida terdapat tiga jenis sero tipe virus polio yaitu virus polio- 1,
toksin.
20
drumstick. kuman ini sensitif terhadap suhu panas dan tidak mampu
atas, dan transmisi bakteri hib melalui droplet dari orang yang
e. Campak
sangat mudah rusak pada suhu 370C. Toleransi terhadap PH baik sekali.
Bersifat sensitif terhadap eter cahaya dan trysine. Virus ini memiliki
jangka hidup pendek (Short survival time) yaitu kurang dari 2 jam (
IDAI , 2014).
21
f. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
8. KIPI
a. Pengertian KIPI
kecacatan yang menetap atau signifikan, dan hal yang mengancam jiwa.
yang terjadi pada saat yang bersamaan, dan ditempat yang sama. KIPI
Jika kejadian yang sama juga terjadi pada orang yang tidak di
bukan KIPI
b. Penanggulangan KIPI
pelaksanaan imunisasi.
22
2) Alat dan obat
a) Adrenalin 1 : 10.000
b) Dexametason ijnjeksi
3) Fasilitas Rujukan
fasilitas rujukan.
diketahui gejala klinis dari KIPI yaitu gejala lokal dan sistemik serta
reaksi lainnya yang dapat muncul cepat atau lambat. Pada umumnya
jika kejadian Kipi lebih cepat terjadi menandakan makin beratnya suatu
gejalanya.
KIPI.
23
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan imunisasi
adalah :
muskulus deltoedeus
24
9. Jadwal Imunisasi
a. Imunisasi Dasar
Tabel. 2.1
Jadwal Imunisasi Dasar
b. Imunisasi Lanjutan
Tabel.2.2
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada anak dibawah 2 tahun
DPT- HB – Hib
18 - 24 BULAN
Campak
diberikan pada usia 18-24 bulan. Baduta yang telah lengkap imunisasi
25
Tabel 2.3
Jadwal Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah Dasar
Kelas 2 SD TD November
Kelas 5 SD TD November
Tabel 2.4
Jadwal Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)
26
B. Imunisasi Pentavalen ( DPT-HB-Hib) Lanjutan
1. Pengertian
RI 2017).
sel ragi. Sub unit polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan
27
2. Indikasi
4. Kontra Indikasi
antara lain :
28
3) Demam >40, 5 C dalam 48 jam pasca DPT-HB-Hib sebelumnya,
sebelumnya,
5. Efek Samping
adalah, Untuk DPT yaitu terjadinya reaksi lokal dan sistemik ringan yang
sering terjadi. Beberapa reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan
sejumlah besar kasus. Kadang- kadang reaksi berat seperti demam tinggi,
iritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam
29
Gejala kejang demam pernah dilaporkan dengan angka kejadian 1
antara DPT, dan disfungsi sistem saraf kronis pada anak. Oleh karena
dilaporkan kejadian seperti myalgia dan demam ringan tidak lebih sering
asma, sindroma kematian mendadak pada bayi, atau diabetes. Vaksin Hib
di toleransi dengan baik. Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24 jam setelah
umumnya, akan sembuh dengan sendirinya dalam dua atau tiga hari, dan
30
C. Perilaku
1. Konsep Perilaku
M, 2017).
manusia, yang dapat diamati dalam situasi dan kondisi tertentu sebagai
2022).
dan tanggapan (respon). Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan
perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri, setiap
perilaku yang ada pada diri manusia dipengaruhi oleh perkembangan dan
31
c. Menimbang nimbang (Evaluation) baik atau tidakya suatu stimulus
tersebut untuk dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi
rangsangan.
2. Bentuk Perilaku
belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas, respon seseorang
tersebut sudah jelas dalam suatu tindakan atau praktik yang dapat
Rachmawati, 2019)
32
pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan dan peningkatan
dan kepercayaan bagi diri sendiri atau orang lain, seperti perilaku ibu
terhadap pemberian Imunisasi pada anak nya, dan sebaliknya ada yang di
faktor yang berasal dari dalam dan luar individu itu sendiri seperti :
b. Faktor Ekstern yaitu lingkungan sekitar baik fisik atau non fisik
33
dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes), Dan perilaku itu
sarana kesehatan
D. Pengetahuan
1. Konsep Pengetahuan
sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapi. Jadi bisa
Pengetahuan adalah hasil dari” tahu” dan ini terjadi setelah orang
34
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan ( Nursalam, 2012
2. Tingkat Pengetahuan
tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
menyatakan.
b. Memahami (Comrehention)
c. Aplikasi
sebenarnya.
35
d. Analisis
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis
f. Evaluasi
36
2) Cara kekuasaan atau otoritas
kesaksian, minat, rasa ingin tahu, pikiran dan penalaran, logika bahasa
2019).
37
Sedangkan menurut Notoatmodjo tahun 2002 memaparkan bahwa
Rachmawati, 2019).
a. Faktor internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
38
kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu ibu akan
3) Umur
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
2) Sosial budaya
39
a. Pengetahuan baik/tinggi jika skor 80-100%
angket atau wawancara tentang materi yang akan di ukur pada subjek
E. Sikap
1. Defenisi Sikap
laku orang tersebut, secara defenitif sikap berarti suatu keadaaan jiwa dan
senang atau perasaan biasa biasa saja (Netral) dari seseorang terhadap
timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang maka disebut sikap
positif, sedangkan kalau yang timbul perasaan tidak senang disebut sikap
negatif, kalau tidak timbul perasaan apa apa berarti sikapnya netral (
40
2. Tingkatan Sikap
3. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif
b. Sikap dapat berubah ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang orang bila terdapat keadaan keadaan dan
41
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk,
d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
e. Sikap mempunyai segi segi motivasi dan segi perasaan, sifat alamiah
dimiliki.
menurut :
a. Pengalaman pribadi
b. Orang lain
berpengaruh antara lain adalah orang tua, teman dekat, teman sebaya.
c. Kebudayaan
42
d. Media massa
individu. Pemahaman akan baik dan buruk antara sesuatu yang boleh
f. Faktor emosional
43
Tabel 2.5
Pemberian skor untuk jawaban Kuesioner
kurang (poor attitude). Pembagian lainnya, yaitu sikap baik atau positif
44
F. Kerangka Teori
Imunisasi
Pengertian Imunisasi
Tujuan imunisasi
Manfaat imunisasi
Tempat mendapatkan imunisasi
Jenis imunisasi
Penyakit yang dapat di cegah
dengan imunisasi
Determinan Perilaku Manusia
1. Faktor Predisposisi
Pengetahuan
2. Faktor Pendukung PEMBERIAN IMUNISASI
Sarana Kesehatan PENTAVALEN LANJUTAN
3. Faktor Penguat PADA BATITA
Sikap
Perilaku
Pengertian imunisasi
pentavalen
Indikasi
Penyakit
Cara
yang dapat di cegah
pemberian
denganimunisasi
imunisasi.pentavalen
Kontra indikasi
Efek Samping
Jadwal Imunisasi
45
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Pemberian Imunisasi
Pentavalen lanjutan
Sikap
1. Kepercayaan
2. Keyakinan
3. Ketersediaan sarana kesehatan
4. Peran Petugas kesehatan
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak di teliti
= Berhubungan
Bagan. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
B. Defenisi operasional
Tabael : 3. 1
Defenisi Operasional
46
Sikap orang Semua sikap, respon Wawancara Kuesioner Sikap Positif Ordinal
tua terhadap atau tanggapan orang jika skor 80-
pemberian tua batita dalam 100%
imunisasi pemberian imunisasi
pentavalen pentavalen lanjuatan. Sikap Netral
lanjutan jika skor 60-
79%
Sikap Negatif
jika skor
<60%
(Swarjana
Ketut I,2022).
Variabel Imunisasi Pentavalen Observasi Studi Tidak=Jika Ordinal
Dependen lanjutan yang Dokumentasi Orang Tua
Pemberian diberikan orang tua Tidak
Imunisasi kepada anak batita Memberikan
Pentavalen Imunisasi
Lanjutan Pada Anak
Batita
Ya= Bila
Orang Tua
Memberikan
Imunisasi Pada
Anak Batita
(Cramer
2008/
Arikunto
2014)
C. Hipotesis
47
Ha = Ada Hubungan antara sikap orang tua dengan pemberian imunisasi
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2023
1. Populasi
orang tua yang memiliki batita yang terdata di posyandu Desa Kemantan
49
Darat Wilayah Kerja Puskesmas Kemantan pada bulan Juni tahun 2023
2. Sampel
semua orang tua yang mempunyai anak batita yang terdata di Posyandu
Juni tahun 2023 yaitu sebanyak 42 orang tua batita. Adapun Teknik
jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil
secara keseluruhan.
D. Metode Penelitian
a. Sumber Data
1) Data Primer
50
Kemantan Darat Wilayah Kerja Puskesmas kemantan yang
2) Data Sekunder
berikut :
consent.
51
7) Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada responden
berdasarkan kuesioner.
52
pertanyaan, apabila jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah
diberi skor 0. Dan untuk kuesioner sikap orang tua Sikap dinilai
3. Analisis Data
a. Analisis Univariat
53
Analisis univariat dengan cara statistik deskriptif berupa
independen yaitu pengetahuan orang tua, dan sikap orang tua dalam
berikut :
𝑓
𝑝=
𝑛 𝑥 100 %
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah responden
b. Analisa Bivariat.
dependen. Bila p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel
54
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Univariat
menggunakan satu variabel saja. Pada metode ini variabel tersebut di hitung
dan dianalisis secara terpisah untuk menghasilkan gambaran yang lebih jelas
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pemberian Imunisasi Pentavalen Lanjutan Di
Posyandu Desa Kemantan Darat Wilayah Kerja Puskesmas
Kemantan Tahun 2023
55
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa lebih dari separuh
tahun 2023
Hasil analisis pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini :
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Batita Tentang
Imunisasi Pentavalen Lanjutan Di Posyandu Desa Kemantan Darat
Wilayah Kerja Puskesmas Kemantan Tahun 2023
Pengetahuan f %
Rendah 25 59.5
Sedang 10 23.8
Tinggi 7 16.7
Total 42 100
Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat dilihat bahwa lebih dari separuh
Hasil analisis sikap dapat dilihat pada tabel 5.3 Dibawah ini :
56
Tabel 5.3
Disstribusi Frekuensi Sikap Orang Tua Batita Terhadap Pemberian
Imunisasi Pentavalen Lanjutan Di Posyandu Desa Kemantan Darat
Wilayah Kerja Puskesmas Kemantan Tahun 2023.
Sikap f %
Negatif 20 47.6
Netral 15 35.7
Positif 7 16.7
Total 42 100
B. Hasil Bivariat
Analisa bivariat adalah salah satu bentuk analisa kuantitatif yang paling
Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini :
57
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dalam Pemberian Imunisasi
Pentavalen Lanjutan Di Posyandu Desa Kemantan Darat Wilayah
Kerja Puskesmas Kemantan Tahun 2023
Tidak Ya
n % n % n % 0.001
0.05), yang berarti bahwa Ha diterima, yang artinya ada hubungan yang
Hasil analisis Bivariat dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini
58
Tabel 5.5
Hubungan Sikap Orang Tua Dalam Pemberian Imunisasi
Pentavalen Lanjutan Di Posyandu Desa Kemantan Darat Wilayah
Kerja Puskesmas Kemantan Tahun 2023.
diterima, yang artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap orang
59
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
infeksius, dan komponen hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul
DPT, HB, Hib. DPT merupakan vaksin yang digunakan untuk mengurangi
60
sebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe B yang menjadi
penyebab utama penyakit Meningitis pada anak kurang dari 5 tahun (Ayun
Sriatmi,dkk 2020).
Kota Bandung tahun 2019, dimana dari hasil penelitian di dapatkan bahwa
Dan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Marta Imelda (2022)
pentavalen pada anak usia 18 bulan di desa Tanjung Selamat tahun 2022,
imunisasi booster DPT HB Hib pada batita di desa Ranah Baru Wilayah
Kerja Puskesmas Air Tiris tahun 2022, di dapatkan hasil 68,5% anak batita
peneliti hal ini disebabkan karena kesibukan dari orang tua batita yang
61
sampingan lainnya. hal itulah yang menyebabkan orang tua tidak dapat
pentavalen DPT HB Hib sudah cukup diberikan pada waktu bayi saja.
Sehingga setelah bayi selesai imunisasi dasar lengkap, orang tua batita
Lanjutan
sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapi. Jadi bisa
adalah hasil dari” tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
62
melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan
orang (44,7%). Dan Penelitian yang kedua dilakukan oleh Dwi Apriliani
pemberian imunisasi lanjutan pada ibu yang mempunyai baduta usia 18-24
63
mengetahui apa itu vaksin pentavalen, apa itu imunisasi pentavalen
lanjutan, dan apa manfaat dari imunisai pentavalen lanjutan, 61,9% tidak
pentavalen lanjutan serta efek samping apa yang ditimbulkan setelah anak
lanjutan
laku orang tersebut, secara defenitif sikap berarti suatu keadaaan jiwa dan
secara lansung atau tidak lansung pada praktik atau tindakan. Sikap
64
sebagai suatu bentuk evaluasi dan reaksi perasaan ( Notoatmodjo,2012
Labuhan Ratu Kota Bandar lampung tahun 2018, dari penelitian ini
dimana pertanyaan tentang apakah ibu setuju jika anak diberikan imunisasi
65
pentavalen lanjutan yang ditimbulkan setelah imunisasi, apakah ibu masih
pertanyaan ini terdapat 30 % yang tidak setuju. dan 30,9% ibu menjawab
setuju dengan pertanyaan tentang ibu yang tidak mau lagi membawa
nya. Dari hasil analisa kuesioner itu didapatkan sebagian besar responden
dan informasi yang diterima oleh ibu yang mempunyai anak batita tentang
pentavalen lanjutan.
B. Analisa Bivariat
Pentavalen Lanjutan
dan yang berpengetahuan tinggi yaitu 2 (28.6%). Dan Hasil uji statistik
66
dengan pemberian imunisasi pentavalen lanjutan di Posyandu Desa
Pengetahuan adalah hasil dari” tahu” dan ini terjadi setelah orang
67
dimana berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan
penelitian kedua yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian dari
Putu Nindya Ayuni (2022) tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hasil uji chi- squere diperoleh nilai p Value = 0,010 (p<0,05). Yang berarti
Rajabasa tahun 2022. Dan hal ini juga sejalan dengan penelitian dari Ni
Tanjung Benoa tahun 2023 didapatkan hasil analisa menggunakan uji chi-
ini juga dapat dilihat bahwa 3 orang yang berpengetahuan sedang dan 2
68
pentavalen lanjutan, hal ini disebabkan oleh kesibukan dan ruinitas dari
orang tua yang disamping menjadi ibu rumah tangga juga menjadi wanita
Lanjutan
yang bersikap positif 1 (14.3%). Dan hasil uji chi-square dapat diperoleh
nilai p-value 0.000 (p < 0,05 ), yang artinya ada hubungan yang bermakna
Tahun 2023.
laku orang tersebut, secara defenitif sikap berarti suatu keadaaan jiwa dan
secara lansung atau tidak lansung pada praktik atau tindakan. Sikap
69
dalam Windi Chusniah Rachmawati, 2019). Sikap adalah istilah yang
mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa biasa saja
atau kelompok. Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan
senang maka disebut sikap positif, sedangkan kalau yang timbul perasaan
tidak senang disebut sikap negatif, kalau tidak timbul perasaan apa apa
Vallue sebesar 0,022 yang lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan
pemberian imunisasi lanjutan pada ibu yang mempunyai baduta usia 18-24
70
lanjutan pada ibu yang mempunyai baduta 18-24 bulan dengan nilai p
value 0,001. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Putu Nindya Ayuni (2022) tentang hubungan pengetahuan dan sikap
dapatkan hasil uji chi- squere dengan nilai p Value = 0,001 (p<0,05) yang
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat bahwa ada hubungan yang
mempunyai sikap negatif yaitu sebanyak 95,0%, dari penelitian ini juga
lanjutan lebih banyak terdapat pada responden yang bersikap positif yaitu
71
responden bahwa responden mengatakan ia sibuk dengan pekerjaannya
jadi tidak sempat membawa anaknya untuk imunisasi, dan responden takut
72
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
5. Ada Hubungan yang bermakna antara sikap orang tua dalam pemberian
(<0,05)
73
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
keadaan anak jika tidak di imunisasi, serta menjalin kerja sama yang baik
nya dan tidak takut lagi dengan efek samping yang terjadi setelah
imunisasi.
media sosial dan media elektronik, supaya orang tua bisa lebih
lanjutan pada anak batita, sehingga orang tua bisa bersikap positif
pentavalen lanjutan.
74
3. Bagi Institusi Pendidikan
penelitian yang akan datang tentang aspek lain yang dapat dikembangkan
5. Bagi Peneliti
di bangku perkuliahan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Afrilia, Mardiana, Eka Dan Atika Fitriani. 2017. Hubungan Sikap Ibu Dan
Arfiana. 2015. Asuhan Neonatus Bayi dan anak Prasekolah. Jakarta: Trans
Medika
A.Wawan Dan Dewi. M. 2017. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Ayuni, Nindya Putu. 2022. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap
Office. Artikel
Itsa, Salsabila Nanda. 2019. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Bandung. Skripsi
Kemenkes RI. 2018. Buku Informasi dan Edukasi Imunisasi Lanjutan Pada Anak.
Jakarta
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan Penelitian Dan
Martias. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Pemberian
Cipta
Puspitaningrum, 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu
Rachmawati, Chusniah windi. 2019. Promosi kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jl.
Sriatmi Ayun, dkk. 2020. Mengenal Imunisasi Rutin Dan Lengkap. Semarang:
FKM-UNDIP Press
Salemba Humanika
Alphabet
Suriani Kadek Ni. 2023. Hubungan Pengetahuan, sikap dan Perilaku ibu dengan
( Lisa maryati )
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
Nama : ………………..
Umur : ………………..
Alamat : ………………..
Kerinci, 2023
Responden
( )
Lampiran 3
DIUKUR PERTANYAAN
Cara pemberian 6
dalam pemberian No 1 - 10
imunisasi
pentavalen
lanjutan
lanjutan pemberian
imunisasi
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA
ANAK BATITA DI POSYANDU DESA KEMANTAN DARAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMANTAN
TAHUN 2023
Identitas Responden.
1. Nama : ………………………………………
2. Umr orang tua : ………… tahun
3. Jenis kelamin : ………………………………………
4. Pekerjaan : ………………………………………
5. Hari/Tgl. Pengisian : ………………………………………
6. Alamat : ………………………………………
7. Umur batita : ………… tahun …………. bulan
8. Pendidikan terakhir : ………………………………………
A. Pemberian imunisasi
No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah ibu bersedia anaknya di imunisasi
1.
pertavalen lanjutan usia 18 bulan (1,5 tahun) ?
B. Pengetahuan
a. Vaksin campak [ ]
b. Vaksin polio [ ]
c. Vaksin DPT-HB+Hib [ ]
d. Vaksin BCG [ ]
d. Tidak tahu [ ]
3. Menurut anda, penyakit apa saja yang dapat di cegah dengan imunisasi
pentavalen ?
a. Diare [ ]
b. Demam berdarah [ ]
c. Campak [ ]
c. Diteteskan di mulut [ ]
d. Diteteskan ke mata [ ]
6. Menurut anda, apa yang harus dilakukan apabila terjadi demam setelah
a. Kompres dingin [ ]
kesehatan [ ]
d. Tidak tahu [ ]
7. Menurut anda, efeksamping apa saja yang di timbulkan setelah anak di
b. Usia 1 bulan [ ]
c. Usia 2 bulan [ ]
d. Usia 12 bulan [ ]
berikan ?
a. Umur 5 tahun [ ]
b. Umur 3 tahun [ ]
d. Umur 1 tahun [ ]
lanjutan ?
a. Kantor kecamatan [ ]
d. Tidak Tahu [ ]
C. Sikap Orang Tua (Ibu)
Petunjuk pengisian :
a. Sangat Setuju : SS
b. Setuju : S
c. Tidak Setuju : TS
Alternatif Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
1. Apakah anda setuju jika anak ibu di
imunisasi?
kerugian (efeksamping)?
demam?
posyandu?
A. Pemberian Imunisasi
Ya Tidak
No Pertanyaan
f % f %
1 Pemberian imunisasi pentavalen lanjutan usia 18 bulan (1,5 tahun)? 15 35,71 27 64,29
B. Pengetahuan
Benar Salah
No Pertanyaan
f % f %
1 Menurut anda, apa yang dimaksud dengan vaksin pentavalen ? 14 33,33 28 66,67
2 Menurut anda, apa yang dimaksud imunisasi pentavalen lanjutan ? 14 33,33 28 66,67
SS S TS STS
No Pernyataan
f % f % f % f %
Sikap
1 Apakah anda setuju jika anak ibu di imunisasi? 4 9,5238 26 61,905 12 28,571 0 0
[DataSet1]
Statistics
Pemberian_Imu
nisasi Pengetahuan Sikap
N Valid 42 42 4
2
Missing 0 0 0
Percentiles 100 1.00 2.00 2.00
Frequency Table
Pemberian_Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 27 64.3 64.3 64.3
Ya 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 25 59.5 59.5 59.5
Sedang 10 23.8 23.8 83.3
Tinggi 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 20 47.6 47.6 47.6
Netral 15 35.7 35.7 83.3
Positif 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 17.868a 2 .000
Likelihood Ratio 20.338 2 .000
Linear-by-Linear 17.207 1 .000
Association
N of Valid Cases 42
Crosstab
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 21.845a 4 .000
Likelihood Ratio 23.506 4 .000
Linear-by-Linear 17.491 1 .000
Association
N of Valid Cases 42
/TABLES=Sikap BY Pemberian_Imunisasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap * 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
Pemberian_Imunisasi
Sikap * Pemberian_Imunisasi Crosstabulation
Pemberian_Imunisasi
Tidak Ya Total
Sikap Negatif Count 19 1 20
Expected Count 12.9 7.1 20.0
% within Sikap 95.0% 5.0% 100.0%
% within 70.4% 6.7% 47.6%
Pemberian_Imunisasi
% of Total 45.2% 2.4% 47.6%
Netral Count 7 8 15
Expected Count 9.6 5.4 15.0
% within Sikap 46.7% 53.3% 100.0%
% within 25.9% 53.3% 35.7%
Pemberian_Imunisasi
% of Total 16.7% 19.0% 35.7%
Positif Count 1 6 7
Expected Count 4.5 2.5 7.0
% within Sikap 14.3% 85.7% 100.0%
% within 3.7% 40.0% 16.7%
Pemberian_Imunisasi
% of Total 2.4% 14.3% 16.7%
Total Count 27 15 42
Expected Count 27.0 15.0 42.0
% within Sikap 64.3% 35.7% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
Pemberian_Imunisasi
% of Total 64.3% 35.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 17.868a 2 .000
Likelihood Ratio 20.338 2 .000
Linear-by-Linear Association 17.207 1 .000
N of Valid Cases 42