Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA ANAK USIA REMAJA

OLEH :
ELFINA YENTI
NIM. 1202006

PROGRAM S.1 KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
T.A 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Dan dengan mengucap puji
syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu dan akal sehat sehingga
dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA REMAJA” dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
KELUARGA ”.
Segala upaya telah penulis lakukan dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dalam penyusununan makalah
ini kurang sempurna, walaupun makalah ini telah diseleseikan dengan segenap kemampuan,
pemikiran dan usahanya, dan kiranya sangatlah membantu penyempurnaan makalah ini jika
pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan yang jelasnya
mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada gading yang tak retak”
begitu juga dengan keadaan makalah ini sekali lagi penulis mohon maaf jika makalah ini
kurang sempurna. Dan semoga makalah dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Padang, Juni 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa. Tahap perkembangan yang rawan.
Masalah yang paling banyak ditemukan :  kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di Indonesia,
masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan, perilaku kekerasan dan
malnutrisi.
1.2  Tujuan
-          sebagai tugas akhir mata kuliah
-          memberikan sumber informasi kepada para mahasiswa
BAB II
PEMBHASAN

2.1  PENGERTIAN
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang ditandai
dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.
• Remaja awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja akhir (18-21 Thn)

2.2  PERKEMBANGAN
a. Perkembangan Kognitif Remaja
• Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ; aljabar.
• Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah social
kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
• Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan secara
runtut, tratur dan sistematis.

b. Perkembangan Psikososial Remaja


Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
-          Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
-          Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
-          Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
-          Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
-          Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1. Konsep diri
2. Evaluasi diri
3. Harga diri
4. Efikasi diri
5. Kepercayaan diri
6. Tanggung jawab
7. Komitmen
8. Ketekunan
9. Kemandirian

2.3 REMAJA DALAM KELUARGA


Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan
generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang norma-
norma sosial).
Sebab-sebab umum pertentangan
dengan keluarga adalah :
-     standart perilaku
-      Metode disiplin
-    Hubungan dengan saudara kandung
-    Merasa jadi korban
-     Sikap yang sangat kritis
-     Besarnya kelurga
-     Perilaku yang kurang matang
-     Memberontak terhadap sanak keluarga
Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga
(Dariyo, 2004)
1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
-          Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan sampai
terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)
-          Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau
konflik antara anak yang satu dengan yang lain)

Pola Asuh Orang Tua


Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan
tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap
rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua
tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan
yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada
anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak
bersifat hangat.

2. Pola asuh Otoriter


Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya
dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah,
menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka
orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal
kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak
memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

3. Pola asuh Permisif


Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan
pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka
cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya,
dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini
biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

4. Pola asuh Penelantar


Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada
anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti
bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk
dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu
yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada
anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang tua dapat
diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. Pola asuh Demokratis


Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap
terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang
disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba
menghargai kemampuan anak secara langsung.

2. Pola asuh Otoriter


Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan
mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh otoriter mempunyai
aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

3. Pola asuh Permisif


Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993: 18) menjelaskan
bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola asuh serba
membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan,
melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak
secara berlebihan.

2.4 Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja


1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
2.5 Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1.     Penguasaan Kognitif
-          Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
-          Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2.     Conformity (penyesuaian)
     - pengakuan kelompok
3.     Perilaku terkontrol
     - Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
- Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4.     Fantasi
- Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5.     Aktivitas gerak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA

3.1 Pengkajian
• Identitas
• Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
• Lingkungan
• Struktur keluarga
• Fungsi keluarga
• Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
•Status kesehatan sekarang dan masalalu
•Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola nutrisi
• Pola eliminasi
• Pola istirahat
• Pola kognitif persepsual
• Pola toleransi stress/koping
• Pola seksualitas dan reproduksi
• Pola peran dan hubungan
• Pola nilai dan kenyakinan
• Penampilan umum
• Perilaku selama wawancara
• Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
• Kemampuan interaksi
• Stresor jangka pendek & jangka panjang

3.2 Masalah keperawatan yang muncul


• Koping individu tidak efektif
• Perilaku destruktif
• Depresi
• Nutrisi kurang/lebih
• Resiko terjadi cedera
• Resiko terjadi penyimpangan seksual
• Kurang perawatan diri
• Distress spritual
• Resiko penyalahgunaan obat
• Potensial peningkatan kebugaran fisik
• Potensial peningkatan aktualitasi diri.
• Konflik keluarga
• Gangguan citra tubuh

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga


Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis) berhubungan
dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada remaja.
Perencanaan.
 Diskusikan faktor penyebab
 Diskusikan tugas perkembangan keluarga
  Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
  Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
  Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
  Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
  Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membuat
alternatif
3.4 Implementasi
 Mendiskusikan faktor penyebab
 Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga
 Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
 Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja

3.5 Evaluasi
• Koping individu efektif
• Perilaku konstruktif
• Tidak terjadi depresi
• Nutrisi terpenuhi
• Tidak terjadi terjadi cedera
DAFTAR PUSTAKA
http://ayam65.wordpress.com/2008/06/16/askep-remaja-2/
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/askep-keluarga-dengan-remaja-askep.html
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-keluarga.html
http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-
mengasuh-anak-yang-baik

Anda mungkin juga menyukai