Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan dan adopsi serta tinggal dalam sutu rumah tangga, saling berinteraksi satu sam lain da saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibu, serta anak anaknya, dan masing masing individu memiliki peranannya masing masing. Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas dan pembentukan biologis serta konflik- konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan. Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa. Tahap perkembangan yang rawan. Masalah yang paling banyak ditemukan : kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol, kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan, perilaku kekerasan dan malnutrisi. Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja adalah untuk membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawat kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa teraatasi.

1.2 Tujuan penulisan 1.2.1 Tujuan umum Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja.

1.2.2 Tujuan khusus Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : a. mahasiswa dapat mengetahui dan dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja. b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

1.3 metode penulisan Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data data yang diambil dari sumber internet dan diskusi kelompok.

1.4 manfaat Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami hubungan perawat dan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial. Remaja awal (13-14 thn) Remaja Tengah (15-17 Thn) Remaja akhir (18-21 Thn)

2.2 Perkembangan a. Perkembangan Kognitif Remaja Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ; aljabar. Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya. Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis. b. Perkembangan Psikososial Remaja Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst) - Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis psikologis - Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita - Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain - Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab. - Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis c. Perkembangan Identitas Diri 1. Konsep diri 2. Evaluasi diri

3. Harga diri 4. Efikasi diri 5. Kepercayaan diri 6. Tanggung jawab 7. Komitmen 8. Ketekunan 9. Kemandirian

2.3 Remaja dalam keluarga Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang norma-norma sosial). Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah : standart perilaku Metode disiplin Hubungan dengan saudara kandung Merasa jadi korban Sikap yang sangat kritis Besarnya kelurga Perilaku yang kurang matang Memberontak terhadap sanak keluarga

Konflik Konflik Remaja Dalam Keluarga (Dariyo, 2004) 1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar. - Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan sampai terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba) - Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada 2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi 3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau konflik antara anak yang satu dengan yang lain)

Pola Asuh Orang Tua Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua: 1. Pola asuh Demokratis Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua

dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. 2. Pola asuh Otoriter Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. 3. Pola asuh Permisif Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

4. Pola asuh Penelantar Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu: 1. Pola asuh Demokratis Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung. 2. Pola asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua. 3. Pola asuh Permisif Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan. 2.4 Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja 1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home) 2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua

3. Status sosial ekonomi orang tua rendah 4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat 2.5 Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja 1. 2. 3. Penguasaan Kognitif Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi. Conformity (penyesuaian) pengakuan kelompok Perilaku terkontrol Remaja butuh perubahan dalam hidupnya Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa

bertanya. 4. 5. Fantasi Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif. Aktivitas gerak

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

1 Pengkajian Identitas Riwayat & tahap perkmbangan keluarga Lingkungan Struktur keluarga Fungsi keluarga Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga Status kesehatan sekarang dan masalalu Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pola aktivitas dan latihan Pola nutrisi Pola eliminasi Pola istirahat Pola kognitif persepsual Pola toleransi stress/koping Pola seksualitas dan reproduksi Pola peran dan hubungan Pola nilai dan kenyakinan Penampilan umum Perilaku selama wawancara Pola komunikasi & Pola asuh orang tua Kemampuan interaksi Stresor jangka pendek & jangka panjang

2 Masalah keperawatan yang muncul Koping individu tidak efektif Perilaku destruktif

Depresi Nutrisi kurang/lebih Resiko terjadi cedera Resiko terjadi penyimpangan seksual Kurang perawatan diri Distress spritual Resiko penyalahgunaan obat Potensial peningkatan kebugaran fisik Potensial peningkatan aktualitasi diri. Konflik keluarga Gangguan citra tubuh

3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis) berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada remaja. Perencanaan. - Diskusikan faktor penyebab - Diskusikan tugas perkembangan keluarga - Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani - Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja - Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah - Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah - Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membuat alternatif 4 Implementasi - Mendiskusikan faktor penyebab - Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga - Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani - Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja

3.5 Evaluasi - Koping individu efektif -Perilaku konstruktif -Tidak terjadi depresi -Nutrisi terpenuhi -Tidak terjadi terjadi cedera

10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada tahap perkembangan keluarga mempunyai beberapa tugas

perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap setiap individu di keluarga terutama pada anak remaja.

3.2 Saran Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga serta permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi.

11

Anda mungkin juga menyukai