PENDAHULUAN
Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru (anak) serta
mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut agar
menjadigenerasi yang baik. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan mental spiritual anaknya seperti:
a) Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar anak tidak merasa
tertekan.
b) Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup pergaulan yang benar.
c) Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.
Anak adalah hasil dari suatu proses tahapan yang bermla dari bertemunya sel
kelamin jantan dan betina (pembuahan), lalu terbentuklah zigot yang bergerak ke uterus
hingga terbentuklah embrio yang akan tumbuh menjadi janin. Janin tersebut akan
tumbuh dan jika saatnya telah tiba maka akan lahir ke dunia menjadi seorang anak.
Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara, sedangkan asuh berarti menjaga,
merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga,
merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola
atau system yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang
bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh
anak dari segi negative atau positif.
Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu
dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional,
selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua
type ini juga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap
melebihi batas kemampuan anak. Orang tua type ini juga memberikan
kebebasan pada anak, dalam memlih dan melakukan suatu tindakan, dan
pendekatannya terhadap anak bersifat hangat.
Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat
longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melaakukn sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau
memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan olaeh mereka. Namun oraang tu tipe ini biasanya
bersifat hangat sehingga seringkali disukai oleh anak.
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat
minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak dignakan untuk keperluan
pribadi mereka seperti bekerja. Dan kadangkala aamereka terlalu menghemat
biaya untuk anak-anak mereka. Seorang ibu yang depresi adalah termasuk dalam
kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secar fisik dan
psikis. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mau memberikan perhatian fisik
dan psikis pada anak-anaknya.
Ada orang tua yang menyikapi anak-anaknya dengan cara yang negative, bahkan
ada yang sampai menjadikan anak-anak mereka objek kekerasan atau
pelampiasan amarah. Ada pula sebagian anak yang terus-menerus dipandang
sebagai anak kecil, akibatnya anak tersebut jadi merasa tak berarti dalam hidup,
mereka merasa tak dihargai sebagai manusia, padahal mungkin ia sudah bisa
memberi pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi anggota keluarga yang
lain.
Jika anak sudah memasuki usia remaja namun masih saja disikapi atau
diperlakukan seperti anak kecil maka akan muncul kekecewaan yang mendalam
pada diri anak tersebut, dan akan sulit bagi dirinya untuk cepat menjadi dewasa,
karena perbuatan yang ia lakukan selalu diremehkan oleh orang tuanya. Ada
juga anak-anak yang disikapi secara tidak adil oleh orang tuanya, semua anggota
keluarganya mendapar perlakuan yang baik, sementara ia sendiri diperlakukan
secar berbeda, seolah ia bukan anak kandung dalam anggota keluarga tersebut.
Hal ini tentu sangat menyakitkan si anak dan dapat menjadi faktor pendorong
untuk melakukan hal-hal yang mnyimpang seperti mengkonsumsi narkoba,
mendekati miras, pergaulan bebas, tawuran, dan lain sebagainya.
Berikut hal-hal yang dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif:
Guru merupakan orang tua siswa di sekolah yang wajib memberikan pola asuh
yang tepat terhadap siswa. Dengan pola asuh yang tepat, maka akan membentuk
kepribadian siswa yang baik.
Sebagai seorang guru BK di Sekolah Dasar, juga berperan sebagai guru kelas,
wali kelas, dan konselor sehingga guru BK harus bisa memilih pola asuh anak yang
tepat.
b. Layanan Responsif
III.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah terurai diatas dapat kami tarik kesimpulan, bahwa
pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan
bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan, Oleh sebab itu orang tua harus benar-
benar mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan
serta norma-norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar.
Dari berbagai macam pola asuh yang tersebut diatas, dapat kami simpulkan bahwa pola
asuh yang paling baik adalah pola asuh demokratis karena dapat menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik
dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal
yang baru dan kooperatif terhadap orang lain.
III.2. Saran
Hendaknya orang tua tidak egois, yaitu menganggap bahwa dirinya saja
yang paling benar, karena pada prinsipnya setiap anak juga ingin
menekspresikan dirinya dengan gaya dan cara sendiri.
1) Hendaknya orang tua lebih bijaksana kepada anak serta mampu memberikan
contoh teladan yang baik kepada anaknya.
2) Hendaknya orang tua lebih memahami nilai-nilai dan norma-norma kehidupan
dan mengajarkan hal tersebut dengan sosialisasi yang baik kepada anaknya.
3) Pilihlah pola asuh anak yang baik agar anak yang diasuh dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang berkarakteristik baik. Karena orang tua adalah
tempat curahan hati seorang anak, maka jadilah orang tua yang mampu dijadikan
sandaran yang baik bagi anak.
4) Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab,
menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental
anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong
pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram
pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain
sebagainya.