A. KAJIAN PUSTAKA
Pola asuh berasal dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara
kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Ketika pola diberi arti bentuk
/struktur yang tetap, maka hal itu semakna dengan istilah “kebiasaan”.
Asuh yang berarti mengasuh, satu bentuk kata kerja yang bermakna (1)
kelembanggaan.
Pola asuh atau parenting styile adalah salah satu faktor yang secara
anak dari orang tuanya adalah kemampuan orang tua dalam menghayati
serta bersosialisasi.
Menurut Casmini pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua
yang konsisten dan persisitent yang diterapkan pada anak dan bersifat
tetap dari waktu kewaktu. Pola asuh orang tua berarti kebiasaan orangtua,
dalam keluarga pola asuh orangtua dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif.
mandiri.
ayah ibu kandung atau orang yang menjadi ayah dan ibu dari anak
yang pertama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara
tetapi di alam sekitar, dan keluarga adalah lembaga yang paling penting
Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan
membimbing anak. Cara dan pola tersebut akan berbeda antara satu
1971, ada beberapa pola asuh yang ditunjukan oleh para orang tua
verbal. Ciri khas dari pola asuh otoriter adalah anak diharuskan
kemarahan kepada anak itu. Anak-anak dari orang tua otoriter sering
hangat serta penyayang terhadap anaknya. Ciri khas dari pola asuh
orang tua, dimana orang tua melibatkan diri dan berdiskusi tentang
apabila anak melakukan hal yang baik dan mengajarkan anak agar
baik. Mereka sering memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa,
sebagai berikut:
1) Kepribadian Orangtua
hal ini sangat mempengaruhi jenis pola asuh anak nantinya. Misalkan
Tentu semakin kuat keyakinan dan agama orang tua maka semakin
memiliki pengalaman.
5) Pendidikan orangtua
6) Usia orangtua
tua. Hal ini dikarenakan usia akan membawa orangtua sesuai dengan
7) Jenis kelamin
Biasanya sang ayah akan lebih memimpin dan ibu lebih bersifat
rasa aman kepada anak dan keberanian dalam memulai hal baru.
status sosial ekonomi. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap anak
sesuatu.
9) Kemampuan anak
10) Situasi
yang ringan daripada anak yang agresif dan keras kepala. Orang Tua
pengkhianat, orang yang kikir, penakut, dan hina, maka si anak akan
nilainilai moral yang tinggi. Adalah suatu yang sangat mudah bagi
akan tetapi adalah sesuatu yang teramat sulit bagi anak untuk
diketahui oleh para orang tua dan pendidik bahwa pendidikan dengan
berpengaruh.
teladan bagi anak adalah yang pada saat bertemu atau tidak dengan
orang tua atau pendidik dituntut untuk menaati terlebih dahulu nilai-
bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah permata yang
orang tua yang tidak disadari menjadi kebiasaan buruk anak, ini
semua yang ada dalam rumahnya. Baik itu nenek, kakek, adik, paman,
kepada orang lain, dengan berlaku yang mulia dan sifatnya yang
Dan ketika itu kaum mu’min, masyarakat muslim dan umat yang
meluruskan akhlaknya.
dengan nasehat orang yang memberi nasehat. Hal ini juga membuat
kepada anak didik baik di bangku sekolah atau melalui pendidikan dan
bahwa setiap saat pendidik atau orang tua harus ada bersama anak-
anak, jika orang tuanya seorang pekerja kantoran maka sulit baginya
tua dalam keadaan lelah, sulit bagi mereka untuk selalu mendampingi
anaknya secara maksimal. Adapun kelebihannya bahwa metode
Dalam hal ini Imam Mujtahid dan ulama Ushul Fiqh menggaris
hudud dan ta’zir. Kelamahan, jika orang tua atau pendidik dalam
menyimpang akhlaknya.
yang sama.
2. Kedisiplinan Anak
a. Pengertian kedisiplinan
Secara etimologi, kata disiplin berasal dari kata latin, yaitu
disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan murid. Jadi, disiplin
adalah perintah yang diberikan oleh orang tua kepada anak atau guru
kepada murid. Perintah tersebut diberikan kepada anak atau murid agar ia
melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua dan guru. Webster’s New
Tata tertib merupakan peraturan yang harus dataati. Jika ada yang
tingkah laku”.
atau etika, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk
tujuan tertentu”.
b. Indicator-indikator kedisiplinan
jenis kedisiplinan. Menurut Moenir “ada dua jenis disiplin yang sangat
dominan yakni disiplin dalam hal waktu dan disiplin dalam hal kerja atau
perbuatan, yaitu:
tepat waktu.
d) Dan sebagainya
belajar.
2013) yaitu :
1) Kontrol dari orang tua yaitu bagaimana cara orang tua dalam
menerima dan menghadapi tingkah laku anak yang dinilai tidak sesuai
orang tua dan pembiasaan orang tua atau anggota keluarga lainnya,
menengah lebih bersikap hangat dari pada orang tua yang berasal dari
4) Tingkat pendidikan
e. Manfaat kedisiplinan
1) Menumbuhkan kepekaan
percaya kepada orang lain hal ini akan mudah bagi anak ketika
2) Menumbuhkan kepedulian
3) Mengajarkan keteraturan
Anak jadi memiliki pola hidup yang teratur dan bisa mengelola
4) Menumbuhkan ketenangan
6) Menumbuhkan kemandirian
7) Menumbuhkan keakraban
maka disiplin sejak dini akan membentuk kebiasaan dan sikap positif.
9) Membantu anak yang “sulit”
anak dengan kebutuhan khusus tersebut akan mampu hidup lebih baik
Anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orang tua atas dasar
ketaatan/kepatuhan.
B. KERANGKA PIKIR
sistem, cara kerja atau cara orang tua (ayah ibu) merawat, mendidik,
Kedisiplinan pada anak tidak pernah lepas dari penerapan pola asuh oleh
mengendalikan diri, melatih pikiran dan karakter anak secara bertahap yang
diberikan kepada anak agar ia melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua,
sehingga menjadi seseorang yang memiliki kontrol diri dan berguna bagi
masyarakat.
Berikut merupakan skema kerangka pikir yang akan menjadi acuan dalam
Pola asuh
kedisiplinan
Manfaat kedisiplinan :
Indicator-indikator
kedisiplinan : 1. Menumbuhkan kepekaan
Aspek yang
Factor-faktor yang 2. Menumbuhkan
1. Disiplin waktu membangun
mempengaruhi kepedulian
2. Disiplin perbuatan kedisiplinan :
kedisiplinan : 3. Mengajarkan keteraturan
1. Control dari 4. Menumbuhkan
1. Lingkungan ketenangan
orangtua
sekolah 5. Menumbuhkan sikap
2. Tuntutan
2. Keluarga percaya diri
kedewasaan
3. Tingkat sosial- 6. Menumbuhkan
3. Kejelasan
ekonomi kemandirian
komunikasi
4. Tingkat 7. Menumbuhkan keakraban
antara guru dan
pendidikan 8. Membantu perkembangan
anak
5. kepribadian otak
4. Asuhan orangtua
9. Membantu anak yang
sulit
10. Menumbuhkan
kepatuhan
C. HIPOTESIS
Ho : Tidak ada dampak antara pola asuh orangtua terhadap kedisiplinan anak di
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga
(Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak), Jakarta: Rineka
Cipta, 2014.
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter Di
Usia Emas), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Qori Kartika, Pemahaman Orang Tua Terhadap Pola Asuh Yang Baik Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak, Jurnal Studi Gender Dan
Anak, Vol. 1. No. 1, Agustus 2016.
Bety Bea Septiari, Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua,
Yogyakarta: Nuha Medika, 2012.
Elisabeth Fransisca dan Titis Oktaviyanti, “Hubungan Pola Asuh Orangtua
Dengan Disiplin Anak Di Komplek Mendawai Kota Palangka
Raya”.Jurnal Online Jpips Juni 2016.
Irma Khoirsyah Riati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak
Usia Dini”. Jurnal Universitas Indonesia Kampus Serang, Vol. 4 No. 2
Agustus 2016.
Idad Suhada, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal),
Bandung: Pt Remaja Rosdakarya Offset, 2016.
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013.
Saminanto, Mengembangkan RPP Paikem, EEK & Berkarakter, Semarang:
RaiSAIL Media Group, 2013.