Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGASUHAN ANAK

“Pola Pengasuhan Dalam keluarga”

Dosen Pengampu : Hj. Neneng Nurmiati, M.Pd

Di Susun oleh kelompok 5 :

1. Dwi wahyuningsih
2. Latifatul Badriyah
3. Siti Rakhma Noviandi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGKAT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BOGOR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang berjudul pola pengasuhan dalam keluarga.
Makalah ini berisikan tentang pengasuhan anak. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang pola pengasuhan anak dalam keluarga.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamin

Bogor, Mei 2022


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B... Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C... Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.. Pengertian Pola Asuh Dalam keluarga .................................................................. 3
B... Jenis – Jenis Pola Pengasuhan ............................................................................... 4
C... Syarat Pola Asuh keluarga Yang Efektif ............................................................... 6
D.. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Anak ....................................................... 7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A.. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B... Saran ...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga yakni salah satu komponen penting dalam masyarakat. Bagi seorang anak
keluarga merupakan pendidikan pertama yang ia dapatkan. Munib (2012) menyatakan bahwa
keluarga memiliki peran utama dan pertama dalam pendidikan. Keluarga mempunyai
kedudukan utama dalam memberikan support terhadap seorang anak. Hal tersebut didukung
pendapat dari Semiawan (2008) yang menyebutkan bahwa keluarga ialah tempat pendidikan
yang memiliki pengaruh kuat terhadap masa perkembangan anak. Keluarga yang dimaksud
yakni orang tua yang memiliki peran dalam mendampingi anak atau disebut dengan pola atau
gaya asuh.
Pola asuh dalam keluarga adalah pengasuhan atau disebut juga parenting adalah proses
mendidik anak dari kelahiran hingga anak memasuki usia dewasa. Pola asuh demokratis ini,
orang tua memberikan kebebasan pada anak, namun tetap dengan bimbingan dan arahan yang
sesuai.
Pola pengasuhan anak bermacam-macam, ada pola asuh orang tua yang menggunakan
otoriter, adapula pola asuh yang demokrasi. Selain itu ada juga pola asuh yang permisif. Pola
asuh otoriter cenderung menerapkan standar yang mutlak yang harus dipenuhi, biasanya
diiringi dengan ancaman-ancaman. Sedangkan pola asuh demokrasi lebih memprioritaskan
kepentingan anak, namun juga tidak ragu dalam mengontrol anak. Sedangkan pola asuh
permisif ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup dari orang tua.
Adanya berbagai macam pola asuh sebagai orang tua harus dapat menerapkan pola
asuh yang tepat pada anaknya. Misalnya menggunakan pola asuh demokrasi yang dapat
menumbuhkan kreativitas anak namun tetap dalam pengawasan orang tua. Pola asuh yang
demokrasi lebih baik diterapkan kepada anak dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan
permisif. Pola asuh otoriter memberikan kesan egois orang tua terhadap anaknya, akibatnya
anak memiliki sikap penakut. Sedangkan, pola asuh yang permisif akan berakibat tumbuhnya
sikap anak yang egois tidak mengindahkan aturan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pola pengasuhan dalam keluarga ?
2. Apa saja jenis – jenis pola pengasuhan ?
3. Apa saja syarat pola asuh keluarga yang efektif ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pola asuh anak ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengatahui pengertian pola pengasuhan dalam keluarga ?
2. Mengetahui jenis – jenis pola pengasuhan ?
3. Mengetahui syarat pola asuh keluarga yang efektif ?
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pola asuh anak ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pola Pengasuhan Dalam Keluarga


Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara, sedangkan asuh berarti menjaga,
merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga,
merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminology, pola asuh anak adalah suatu pola atau
system yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat
relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi
negative atau positif. Seperti contohnya kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan orang tua
kepada anaknya.
Menurut Kohn, pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah
maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan
perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.
M. Shochib (1998: 14) mengatakan bahwa pola pertemuan antara orang tua sebagai
pendidik dan anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua mengarahkan anaknya
sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar
disiplin diri. Orang tua dengan anaknya sebagai pribadi dan sebagai pendidik, dapat
menyingkap pola asuh orang tua dalam mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat
dalam situasi dan kondisi yang bersangkutan.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui individu sejak mereka
lahir ke dunia. Lingkungan keluarga pertama adalah Ayah, Ibu dan individu itu sendiri.
Hubungan antara individu dengan kedua orangtuanya merupakan hubungan timbal balik
dimana terdapat interaksi di dalamnya.
Setiap orangtua tentunya ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Keinginan ini
kemudian akan membentuk pola asuh yang akan ditanamkan orangtua kepada anak-anak.
Pola asuh menurut Diana Baumrind (1967), pada prinsipnya merupakan parental control
yaitu bagaimana orangtua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan.
B. Jenis – Jenis Pola Pengasuhan Anak
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh dimana orangtua memaksakan anak untuk
selalu memenuhi apa yang orang tua harapkan dan inginkan. Dan orangtua memasang
beberapa peraturan dimana anak tersebut wajib menaati peraturan tersebut dan akan
memberi hukuman atau ancaman apabila sang anak melanggarnya atau tidak mematuhi
hukuman tersebut.
Orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter biasanya cenderung orang yang
keras, kolot, tidak mengenal kompromi, perfectsionis, dan biasanya komunikasi yang
digunakan bersifat satu arah. Artinya orangtua tidak memperdulikan pendapat anak dan
tidak memperlukan feed back dari anaknya untuk mengerti tentang anak tersebut.
Orangtua tipe otoriter umumnya menilai anak sebagai obyek yang harus dibentuk
oleh orangtua yang merasa “lebih tahu” mana yang terbaik bagi anak-anaknya. Anak
yang diasuh dengan pola otoriter sering kali terlihat kurang bahagia, ketakutan dalam
melakukan sesuatu karena takut salah, minder, dan memiliki kemampuan komunikasi
yang lemah.
Contoh orangtua dengan tipe pola asuh ini, mereka melarang anak laki-laki bermain
dengan anak perempuan, tanpa memberikan penjelasan ataupun alasannya.

2. Pola Asuh Demokratis


Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
namun orangtua juga masih tetap mengendalikan dan mengontrol anak. Orang tua tipe
ini juga bersikap hangat, memposisikan diri seperti teman untuk sang anak, realistis
terhadap kemampuan anak, menerima apa adanya anak dan tidak berharap yang
berlebihan yang melampaui kemampuan anak serta memberikan kebebasan pada anak
untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.
Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan menghasilkan karakter anak-
anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-
temannya, mampu menghadapi stres, mempunai minat terhadap hal-hal yang baru, dan
kooperatif terhadap oranglain. Pola pengasuhan dengan gaya otoritatif bersifat positif
dan mendorong anak-anak untuk mandiri, namun orangtua tetap menempatkan batas-
batas dan kendali atas tindakan mereka.
Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan
melakukan suatu tindakan, serta pendekatan yang dilakukan orangtua ke anak juga
bersifat hangat. Pada pola ini, komunikasi yang terjadi dua arah dan orangtua bersifat
mengasuh dan mendukung.
3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permissif merupakan bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan
kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Pola asuh permisif
atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar. Mereka
cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya,
dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan olaeh mereka.
Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh
orang tua. Pola asuh permisif memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong
mereka untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya
sendiri. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapat kebebasan sebanyak mungkin dari
keluarganya.
Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan,
cenderung memanjakan, dituti keinginnannya. Sedangkan menerima apa adanya akan
cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja sesuka dan
sesenang sang anak. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak agresif, tidak patuh pada
orang tua, sok kuasa, kurang mampu mengontrol diri
Pola asuh permisif yang cenderung memberi kebebesan terhadap anak untuk
berbuat apa saja sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. Bagaimana pun
anak tetap memerlukan arahan dari orang tua untuk mengenal mana yang baik mana
yang salah. anak bingung dan berpotensi salah arah.

4. Pola Asuh Penelantar


Tipe Pola penelantaran yakni gaya asuh orang tua memiliki kecenderungan
menelantarkan anak bahkan sama sekali tidak terlibat apapun dalam diri anak. Pola ini
biasa terjadi pada keluarga yang memiliki permasalahan baik internal maupun eksternal
sehingga dampaknya secara langsung tidak langsung dirasakan oleh anak. Pola ini
sangat memberikan dampak negatif bagi anak, anak memiliki kecenderungan untuk
hidup seenaknya sendiri tanpa kontrol dari orang tua
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat
minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi
mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak
mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada
ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian
fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

C. Syarat Pola Asuh Keluarga Yang Efektif


Pola asuh keluarga yang efektif itu bisa dilihat dari hasilnya anak jadi mampu
memahami aturan-aturan di masyarakat, syarat paling utama pola asuh yang efektif adalah
landasan cinta dan kasih sayang. Berikut hal-hal yang dilakukan orang tua demi menuju pola
asuh efektif :
1. Pola Asuh harus dinamis
Pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak balita tentu berbeda dari pola
asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya,kemampuan berfikir balita masih sederhana. Jadi
pola asuh harus disertai komunikasi yag tidak bertele-tele dan bahasa yang mudah
dimengerti.
2. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Ini perlu dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda. Shanti
memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat seumpama
jika mendengar alunan musik, dia lebih tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang
tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
3. Ayah ibu mesti kompak
Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua
orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak.
4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua
sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan
dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami.
5. Komunikasi efektif
Syarat untuk berkomunkasi efektif sederhana yaitu luangkan waktu untuk
berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan
pendapat anak. Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan saran, masukan atau
meluruskan pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih terarah.
6. Disiplin
Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh, mulailah dari hal-hal kecil dan
sederhana. Misal, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah anak juga perlu
diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola
kegiatannya. Namun penerapan disiplin mesti fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan /
kondisi anak.
7. Orang tua konsisten
Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tidak boleh
minum air dingin kalau sedang terserang batuk, tapi kalau anak dalam keadaan sehat ya
boleh-boleh saja. Dari situ ia belajar untuk konsisten terhadap sesuatu, sebaliknya orang
tua juga harus konsisten, jangan sampai lain kata dengan perbuatan (Theresia S. Indira,
2008).

D. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Anak


1. Budaya
Orang tua mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa bahwa
orang tua mereka berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka menggunakan
teknik yang serupa dalam mendidik anak asuh mereka.
2. Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak, maka akan
mengerti kebutuhan anak.
3. Status Sosial Ekonomi
Orang tua dari kelas menengah rendah cenderung lebih keras/lebih permisif dalam
mengasuh anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola pengasuhan anak bermacam-macam, ada pola asuh orang tua yang
menggunakan otoriter, adapula pola asuh yang demokrasi. Selain itu ada juga pola asuh
yang permisif. Pola asuh otoriter cenderung menerapkan standar yang mutlak yang harus
dipenuhi, biasanya diiringi dengan ancaman-ancaman. Sedangkan pola asuh demokrasi
lebih memprioritaskan kepentingan anak, namun juga tidak ragu dalam mengontrol anak.
Sedangkan pola asuh permisif ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. sebagai orang tua harus
dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada anaknya.

B. Saran
Setelah menguraikan masalah tersebut banyak sekali kekurangannya. Untuk itu
kepada dosen khususnya dan kepada para rekan pembaca pada umumnya kami sangat
mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan kami dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Munib, Achmad. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.
Semiawan, Conny R. 2008. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks.
Shocib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin
Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
https://parent.binus.ac.id/2018/08/pola-asuh-orangtua-dan-pengaruhnya-pada-anak/
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/24/000002820/kenali-4-jenis-pola-asuh-dan-
efeknya-pada-anak?page=all
http://nanisarahhapsari30.blogspot.com/2017/06/contoh-makalah.html
Mind Mapping
Dwi Wahyuningsih
0142S1D019477
Pola Asuh orangtua memaksakan anak
Otoriter untuk selalu memenuhi apa yang
orang tua harapkan dan inginkan

Faktor Yang Mempengaruhi


memprioritaskan kepentingan
Pola Asuh Anak
Pola Asuh anak, namun orangtua juga
Demokratis masih tetap mengendalikan
dan mengontrol anak.

Budaya

orang tua memberikan


Pola Asuh kebebasan sebanyak mungkin Pendidikan Orang
Permisif pada anak untuk mengatur
Pola Asuh Dalam dirinya. Tua
Keluarga

orang tua memiliki Satus Sosial Ekonomi


Pola Asuh kecenderungan
Penelantar menelantarkan anak bahkan
sama sekali tidak terlibat
apapun dalam diri anak.

Anda mungkin juga menyukai