Anda di halaman 1dari 5

POLA ASUH DAN METODE PENGASUHAN DALAM

MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK


Nur Qurratul Nabila – Nim 2102106060
Psikologi B Angkatan 2021

Latar Belakang

Keluarga memiliki peran yang penting sebagai media sosialisasi pertama bagi anak. Peran
inilah yang menjadikan orangtua memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan fisik dan
mental seoarang anak, karna anak anak akan banyak menghabiskan waktunya bersama
keluarga. Masa anak- anak adalah waktu dimana anak mengalami fase keemasan atau disebut
dengan golden age. pada masa ini otak anak akan mengalami perkembangan paling cepat
sepanjanng masa kehidupapannya. Pada masa ini lah anak membutuhkan pengasuhan yang
baik dari orang tua dalam membentuk kepribadian seorang anak. Orang tua merupakan
panutan juga contoh bagi anak anaknya, mereka akan mengkuti apa yang orang tuanya
lakukan, dan anak akan menggunakan kosakata orang tuanya sebagai modal dasar untuk
bebicara, membaca ataupun menulis, anak adalah peniru paling ulung,mereka akan
mengsimulasikan apapun yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Jika orang tua atau
lingkungan sekitarnya seperti guru memperlakukan mereka dengan keras, maka anak akan
akan tercetak berkepribadian keras juga dan kemungkinan besar mereka akan
memperaktikkan prilaku keras itu dalam situasi bullying. Menurut Sugiyanto (2015) Anak
merupakan individu yang sedang berkembang di mana mereka sangat memerlukan perhatian
khusus dari orang tuanya. Pola asuh orang tua sangat memberikan dampak pada kepribadian
seoarang anak setelah ia menjadi dewasa nanti.

Metode pola asuh yang dipakai oleh orang tua akan menjadi faktor utama yang akan
menentukan potensi pembentukan karakter atau kepribadian seorang anak. Ada beberapa
jenis – jenis pola asuh yang sering dijadikan sebagai pedoman bagi siapa saja yang ingin
mencetak generasi yang berkepribadian positif.
Analisa Teori

Baumrind mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis yaitu pola asuh otoriter, pola asuh
demokratis, pola asuh permisif.

A. Pola asuh otoriter


Pola asuh otoriter adalah orang tua yang mendidik anak dengan memperlihatkan ciri
ciri sebagai berikut : orang tua meberikan aturan yang ketat, tidak adanya kesempatan
anak untuk mengemukakan pendapat, anak dituntut untuk mematuhi segala peraturan
yang dibuat oleh orang tua, memberikan hukuman baik secara fisik maupun verbal,
dan orang tua juga jarang memberikan hadiah atau pujian kepada anak. Menurut
Fitriana (2018) pola asuh orang tua yang otoriter yang selalu memberikan aturan -
aturan yang ketat terhadap anak, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti
dirinya dan selalu membatasi apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak
cenderung mempunyai sifat ragu-ragu, tidak percaya diri, dan tidak sanggup
mengambil keputusan sendiri.
Ciri-ciri pola asuh otoriter sebagai berikut:
1. Orang tua berusaha untuk membentuk, mengontrol dan mengevaluasi sikap dan
tingkah laku anaknya secara mutlak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
2. Orang tua menerapkan kepatuhan atau ketaatan kepada nilai-nila yang terbaik
menuntut perintah, bekerja dan menjaga tradisi.
3. Orang tua senang memberi tekanan secara verbal dan kurang memperhatikan
masalah saling menerima dan memberi dianatara orang tua dan anak.
4. Orang tua menekan kebebasan (independent) atau kemandirian (otonomi) secara
individual kepada anak.

Pola asuh otoriter cenderung berpengaruh negatif terhadap kemampuan sosial dan kognitif
anak. Sehingga membuat anak tidak mampu bergaul dengan baik dengan teman sebayanya,
selalu menyendiri, merasa cemas dan gelisah serta khawatir ketika bergaul dengan teman
sebaya juga merasa rendah diri.

B. Pola Asuh Demokratis


Pola asuh demokratis adalah gaya asuh yang memperlihatkan pengawasan ketat pada
tingkah laku seorang anak, tetapi juga responsif, menghargai pemikiran perasaan juga
mengikutsertakan seorang anak dalam pengambilan keputusan. dengan adanya
pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak ,anak diberi kesempatan untuk tidak
selalu bergantung kepada orang tuanya. Sedikit memberikan kebebasan kepada anak
untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, anak didengarkan pendapatnya,
juga dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan
anak itu sendiri. Adapaun karakteristik pola asuh otoritatif ini adalah:
1. Orang tua menerapkan standar aturan dengan jelas dan baik serta mengharapkan
tingkah laku yang matang dari anak
2. Orang tua menekankan peraturan dengan menggunakan sanksi apabila diperlukan
3. Orang tua mendorong anak untuk bebas dan mendorong secara individual
4. Orang tua mendengarkan pendapat anak, meninjau pendapatnya kemudian
memberikan pandangan atau saran. Adanya saling memberi dan menerima dalam
pembicaraan diantara keduanya dan berkomunikasi secara terbuka
5. Hak kedua belah pihak baik orang tua maupun anak diakui.

C. Pola Asuh Permisif


Pola asuh permisif adalah membiarkan anak bertindak sesuka hatinya, orang tua tidak
memberikan hukuman dan pengendalian pada anak. Pola asuh ini biasanya ditandai
dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprillaku sesuai
keinginannya sendiri, orang tua tidak memberikan aturan dan pengarahan kepada
anak, sehingga anak akan berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri walaupun
prilakunya tersebut bertentangan dengan norma sosial.
Adapun ciri ciri pola asuh permisif yaitu :
1. Orang tua membolehkan anaknya untuk mengatur tingkah laku yang mereka
kehendaki dan membuat keputusan sendiri kapan saja semaunya.
2. Orang tua memberikan sedikit peraturan di rumah
3. Orang tua sedikit menuntut kematangan tingkah laku, seperti menunjukkan
kelakuan atau tatakrama yang baik atau untuk menyelesaikan tugas-tugas.
4. Orang tua menghindar dari suatu control atau pembatasan kapan saja dan sedikit
menerapkan hukuman
5. Orang tua toleran, sikapnya menerima terhadap keinginan dan dorongan yang
dikehendaki anak
Pada pola asuh ini menurut Baumrind akan ditemukan adanya kehangatan dibanding dengan
pola asuh otoriter. Biasanya orang tua dengan pola asuh permisif juga bersikap dingin, tidak
banyak terlibat dalam kegiatan anak dan acuh.

Terletak ditangan orang tualah kepribadian seorang anak terbentuk. Orang tua diharapkan
mampu menerapkan kebiasaan kebiasaan baik pada anak untuk pembentukan kepribadiannya.
Dari beberapa penjelasa diatas dapat kita pahami bahwa pola asuh merupakan sejumlah
model atau bentuk perubahan ekspresi dari orang tua yang dapat mempengaruhi potensi
genetik yang melekat pada diri individu dalam upaya memelihara, merawat, membimbing,
membina dan mendidik anak anaknya agar menjadi manusia dewasa yang berkepribadian
positif dikemudian hari. Beberapa bentuk pola asuh orang tua dalam membimbing atau
memelihara anak anaknya bisa dalam bentuk sikap maupun tindakan verbal ataupun no
verbal, secara tidak langsung hal ini sangat mempengaruhi potensi diri anak dalam aspek
intelektual, emosional, kepribadian dan perkembangan sosial dan aspek psikis lainnya.
Singgih mengemukakan “Acapkali orang tua tidak sengaja, tanpa disadari mengambil suatu
sikap tertentu. Anak hanya melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperlihatkan
suatu reaksi dalam tingkah laku yang dibiasakan sehingga menjadi suatu pola kepribadian”
Kepribadian akan tumbuh menjadi karakter ketika seseorang mempelajari kelemahan dan
kelebihan dirinya. Dari kepribadian inilah yang akan membentuk karakter. Pola asuh yang
diterapkan orang tua secara baik akan membentuk kepribadian seseorang, sehingga menjadi
suatu perkembangan psikis pada diri individu untuk membentuk kepribadian yang
berkarakter. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
seorang anak, karna keluarga merupakan madrasah pertama dalam kehidupan anak. Semua
pendidikan yang diterima oleh seorang anak berasal dari keluarga dari sejak lahir anak
mendapatkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Untuk merawat anak bukan hanya
pekerjaan seoarang ibu saja tetapi peran seorang ayah pun ikut serta dalam merawat dan
membimbing anak. Ayah dan ibu harus berkerja sama dalam mengasuh anak, oleh karna itu
orang tua harus mempunyai pola asuh yang sejalan untuk mengasuh anak agar memiliki
kepribadaian yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, A. S. (2017). Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan karakter
anak. Jurnal Pendidikan UNIGA, 5(1), 70-84.

Asri, AA Sri. "Hubungan Pola Asuh Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini." Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar 2.1 (2018): 1-9.

Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk
kepribadian anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1)

Baiti, N. (2020). Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan dan Pola Asuh Orang Tua terhadap
Kemandirian Anak. JEA (Jurnal Edukasi AUD), 6(1), 44-57.

Novela, T. (2019). Dampak pola asuh ayah terhadap perkembangan anak usia
dini. Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(1), 16-29.

Anda mungkin juga menyukai