Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data dengan instrumen dan analisis data kuantitatif atau

statistik yang bertujuan menguji hipotesis tertentu (Sugiyono, 2017). Menurut

Jayusman dan Shavab (2020) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang

pengumpulan dan interpretasi data didominasi oleh angka. Metode penelitian

ini menghasilkan pengaruh dari variabel yang diteliti.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah statitistik

deskriptif dan statistik inferensial. Statitistik deskriptif merupakan suatu

metode mengumpulkan, mengolah dan menyaji dan menganalisis data

kuantitatif secara deskriptif. Rancangan statistik deskriptif digunakan untuk

menyederhanakan data dan memudahkan untuk membaca informasi dari

sebuah data (Maysani & Pujiastuti, 2020). Sedangkan statistik inferensial

adalah statistik yang menyediakan aturan pengumpulan data dan informasi dan

menguji hipotesis suatu penelitian untuk kemudian ditarik kesimpulan yang

bersifat umum (Hartanto & Yuliani, 2019). Rancangan statistik inferensial

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh orientasi tujuan dan

optimisme terhadap penyesuaian akademik.


B. Identifikasi Variabel

Penelitian inni menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel

tergantung, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel bebas : a. Fear Of Missing Out (X1)

b. Narsisme (X2)

2. Variabel tergantung : Adiksi Instagram (Y)

C. Definisi Konseptual

1. Adiksi Instagram

Adiksi Instagram dikonseptualisasaikan oleh Sholeh dan Rusdi, (2019)

sebagai perilaku yang merujuk pada adiksi untuk membuka media sosial

instagram secara terus menerus dan selalu memeriksa notifikasi,

mengunggah foto atau video, serta menjadikan instagram sebagai sarana

stalking orang lain.

2. Fear Of Missing Out

Fear of missing out dikonseptualisasikan oleh Islah dkk. (2020)

sebagai ketakutan akan kehilangan momen berharga seseorang dengan

kelompoknya dan ditandai dengan keinginan untuk tetap terus terhubung

dengan apa yang orang lain lakukan melalui internet atau dunia maya.

3. Narsisme

Narsisme dikonsptualisasikan oleh Putri dan Isrofins (2021) sebagai

pola kepribadian seseorang yang ditandai dengan rasa yang kuat terhadap

pandangan dirinya sendiri, seperti merasa dirinya hebat, merasa dirinya orang
penting, serta merasa senang saat dipuji maupun dikagumi orang lain, dan

tidak mempunyai rasa empati terhadap orang lain.

D. Definisi Operasional

1. Adiksi Instagram

Adiksi Instagram merupakan suatu tingkah laku yang berlebih dimana

individu mengalami ketergantungan terhadap penggunaan instagram dan

perasaan tidak mampu mengontrol pemakaian instagramnya juga dapat

menganggu produtivitas penggunaanya. Adiksi instagram pada siswa SMA 1

Muara Badak diungap dengan metode skala yang menggunakan aspek-aspek

dari Sholeh dan Rusdi (2019) yaitu, saliance, mood modification, tolarance,

withdrawal, conflict, dan relapse.

2. Fear Of Missing Out

Fear of missing out merupakan perasaan atau kondisi di mana

seseorang merasa takut atau khawatir berlebihan bila tidak mengetahui berita

atau tren terkini juga keinginan untuk tetap terus terhubung dengan apa yang

orang lain lakukan melalui internet atau dunia maya. Fear of missing out pada

siswa SMA X Muara Badak diungap dengan metode skala yang

menggunakan aspek-aspek dari Islah dkk. (2020) yaitu, sosial media

engagement, psycholgical need satsfaction, dan general mood.

3. Narsisme

Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri dengan memilki

rasa bangga atau keyakinana yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan

kebutuhan yang berlebihan akan pemujaan dirinya. Narsisme pada siswa kelas
11 SMA X Muara Badak diungkap dengan metode skala yang menggunakan

aspek-aspek dari Putri dan Isrofins (2021) yaitu, memilki perasaan grandiose,

dipenuhi dengan fantasi, merasa diri spesial, memilki kebutuhan untuk

dikagumi, memanfaatkan hubungan dengan orang lain, adanya perasaan iri,

dan bersikap arogan.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan

memenuhi kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Menurut Arikunto

(2013), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah Siswa kelas 11 di Muara Badak.

Pemilihan siswa kelas 11 SMA X di Muara Badak sebaga populasi

penelitian ini dikarenakan siswa memiliki kedekatan dengan media sosial

khususnya instagram. Berdasarkan data yang diperoleh dari NapoleonCat.

Indonesia memiliki jumlah pengguna Instagram terbesar keempat di dunia.

Menurut Afrizal (2019) NapoleonCat mencatatat jumlah pengguna Instagram

di Indonesia sebanyak 61.610.000 pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut

terdapat 10.6% atau sekitar 9.857.000 pengguna di rentang usia 13-17 tahun

yang merupakan usia siswa SMP sampai SMA. Adapun populasi penelitian

yaitu sebagai berikut:


Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Frekuensi

1. 11 IPS 1 38
2. 11 IPS 2 37
3. 11 MIPA 1 30
4. 11 MIPA 2 29
5. 11 MIPA 3 35
Total 169

2. Sampel

Sampel adalah sebagian elemen dari populasi yang dapat mewakili

karakteristik populasi yang digunakan sebagai objek penelitian (Arikunto,

2013). Pengambilan jumlah minimal sampel penelitian menggunakan

perhitungan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir

sebesar 10% yaitu sebagai berikut

N
n= 2
1+ N (e)

Keterangan

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Nilai presisi (ditentukan 10% atau e=0.1)

169
n= 2
=62,82
1+169( 0,1)

Berdasarkan hasil rumusan di atas, maka jumlah sampel yang

dubutuhkan dalam penelitian ini adalah minimal 103. Pada penelitian ini

seluruh jumlah yang telah dihitung harus dijumlahkan dengan 40, sehingga

minimal sampel penelitian menjadi 103. Menurut Sugiyono (2016) penentuan


sampel penelitian menggunakan probability sampling yaitu teknik penentuan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Penentuan sampel penelitan menggunakan

simple random sampling yaitu pengembalian sampel dari populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur

penelitian berbentuk skala tipe likert. Alat ukur penelitian yang digunakan ada

tiga, yaitu skala fear of missing out, skala narsisme dan skala adiksi instagam.

Prosedur validasi alat ukur penelitian dilakukan dengan teknik uji coba

terpakai kepada Mahasiswa Universitas Tadulako sebanyak 103 siswa kelas

11 SMA X di Muara Badak. Uji coba terpakai merupakan teknik validasi alat

ukur yang pengambilan datanya dilakukan hanya sekali dan langsung pada

sampel penelitian (Sugiyono, 2017).

Keuntungan dari uji coba terpakai adalah tidak memerlukan lebih

banyak waktu, tenaga, atau biaya untuk dilakukan. Skala Likert digunakan

untuk mengumpulkan data untuk penelitian ini guna mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi masyarakat terhadap fenomena sosial (Sugiyono,

2017). Skala pengukuran tipe likert memiliki dua sifat yaitu favorable (positif

mendukung) dan unfavorable (negatif tidak mendukung). Masing-masing

pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai,
tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Alternatif jawaban skala pengukuran

penelitian diuraikan sebagai berikut.

Tabel 2. Skala Pengukuran Likert

Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable


Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4

Taluke dkk, (2019) mengatakan bahwa penggunaan skala Likert dengan

empat kemungkinan jawaban dapat mencegah hasil pengukuran menjadi bias. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari subjek penelitian. Skala

Likert untuk empat tanggapan elektif ini sering kali menggunakan keputusan

tanggapan yang sangat tepat, tepat, tidak pantas, dan sangat tidak tepat. Menurut

Taluke dkk, (2019) pernyataan positif yang mendukung variabel disebut sebagai

aitem yang menguntungkan, sedangkan pernyataan negatif yang tidak mendukung

variabel disebut sebagai aitem yang tidak menguntungkan. Skala pengukuran

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Skala Fear Of Missing Out

Alat ukur skala fear of missing out disusun berdasarkan aspek yang

dikemukakan oleh Islah dkk. (2020) yang terdiri dari empat aspek yaitu,

soscial media engagement, psycholgical need satisfacition, overal life

satisfaction, dan general mood. Sebaran aitem skala narsisme dijelaskan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4. Blue Print Fear Of Missing Out


Aspek Nomor Aitem Jumlah
Favorable Unfavorabl
e
1. Social media engagement
2. Psychological need
satisfaction
3. Overall life satisfaction
4. General mood
Total

2. Skala Narsisme

Alat ukur skala narsisme disusun berdasarkan aspek yang

dikemukakan oleh Putri dan Isrofins (2021) yang terdiri dari tujuh aspek yaitu,

memiliki perasaan grandiose, dipenuhi dengan fantasi, merasa diri spesial,

memilki kebutuhan untuk dikagumi, memanfaatkan hubungan dengan orang

lain, adanya perasaan iri, dan bersikap arogan. Sebaran aitem skala narsisme

dijelaskan pada tabel di bawah ini:

tabel 4. Blue print Narsisme

No Aspek Nomor Aitem Jumlah


Favorabl Unfavorabl
e e
1. Memiliki perasaan grandiose
2. dipenuhi dengan fantasi
3. Merasa diri spesial
4. Memilki kebutuhan untuk
dikagumi
5. Memanfaatkan hubungan
dengan orang lain
6. Adanya perasaan iri
7. Bersikap arogan
Total
3. Skala Adiksi Instagram

Alat ukur skala adiksi instagram disusun berdasarkan aspek yang

dikemukakan oleh Sholeh dan Rusdi (2019) yang terdiri dari enam aspek

yaittu, Saliance, Mood modification, Tolerance, Withdrawal, Conflict, dan

Relapse. Sebaran aitem skala adiksi instagram dijelaskan pada tabel tiga di

bawah ini:

Tabel 4. Blue print Adiksi Instagaram

No Aspek Nomor Aitem Jumlah


Favorable Unfavorable
1. Saliance
2. Mood
Modification
3. Tolerance
4. withdrawal
5. conflict
6. Relapse
Total

G. Uji Validitas dan Uji Realibilitas

1. Uji validitas

Menurut Juliandi dkk. (2015) uji validitas adalah pengujian untuk

mengukur sejauh mana ketepatan atau kebanaran suatu instrumen sebagai alat

ukur penelitian. Menurut Sugiyono (2016) validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah data yang tidak memiliki

perbedaan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.


Uji validitas dilakukan pada masing-masing variabel dengan

menggunakan software SPSS pada Pearson Product Moment Corelation- 42

Bivariate dan membandingkan hasil uji Pearson Correlation dengan r total

korelasi. Azwar (2020) menyatakan bahwa berdasarkan nilai korelasi yang

diperoleh dari uji validitas, aitem akan dinyatakan valid jika r hitung minimal

sebesar 0.300, namun jika r hitung kurang dari 0.300 maka aitem dinyatakan

tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Julaindi dkk. (2015) uji reliabilitas merupakan suatu tes

pengujian untuk menentukan apakah variabel yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian dapat diandalkan atau dikatakan reliabel.

Variabel tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten untuk diukur, jika

nilai AlphaCronbach minimal sebesar dari 0,700 pada saat uji reliabilitas.

H. Teknik Analisa data

Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian adalah

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dan kemampuan prediksi kedua variabel bebas

orientasi tujuan dan optimism terhadap variabel tergantung penyesuaian

akademik. Sesuai dengan pendapat Kurniawan dan Yuniarto (2016), dalam

analisis regresi linier berganda harus ada ketergantungan antara variabel-

variabel independen dan variabel dependen, di mana kedua variabel saling

mempengaruhi satu sama lain.


Kurniawan dan Yuniarto (2016) juga mengemukakan bahwa analisis

regresi linier berganda memiliki dua macam koefisien jaminan yaitu koefisien

determinasi parsial dan koefisien determinasi ganda. Nilai yang digunakan

untuk mengukur kontribusi semua variabel independen model terhadap variasi

(kenaikan atau penurunan) variabel dependen dikenal sebagai koefisien

determinasi berganda. Nilai yang digunakan dalam model untuk mengukur

kontribusi satu variabel independen terhadap variasi (kenaikan atau

penurunan) variabel dependen disebut sebagai koefisien determinan parsial.

Semua prosedur investigasi informasi dilakukan dengan bantuan program

SPSS (Measurable Bundles for Sociology), varian 21.0 untuk Windows. Uji

deskriptif dan uji asumsi akan dilakukan terlebih dahulu, kemudian

dilanjutkan dengan uji hipotesis. Adapun uji asumsi terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual atau

variabel pengganggu dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak

(Pratama & Permatasari, 2021). Dengan tingkat signifikansi alfa 5%, uji

normalitas menggunakan Shapiro-Wilk jika sampel penelitian kurang dari

50, dan Kolmogorov-Smirnov jika sampel penelitian lebih besar dari 50.

Kaidah uji normalitas adalah data berdistribusi normal jika sig atau p-value

lebih besar dari 0,05; Sebaliknya, data tidak berdistribusi normal jika p

adalah 0,05 (Pratama & Permatasari, 2021).

2. Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Linearitas

adalah apa yang terjadi di mana hubungan antara variabel terikat dan

faktor bebas bersifat langsung (garis lurus) dalam lingkup faktor bebas

tertentu (Widana & Muliani, 2020). Standar yang digunakan dalam uji

linieritas adalah jika nilai degenerasi linieritas p > 0,05 dan nilai F tabel

yang ditentukan berada pada taraf kepentingan 5% atau 0,05, maka

hubungannya dinyatakan lurus atau linear (Widana & Muliani, 2020).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dalam suatu penelitian adalah suatu pengujian

untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan dan

karakteristik yang sama atau tidak. Jika terdapat hubungan yang cukup

signifikan, berarti variabel bebas mengukur hal yang sama. Hal ini tidak

mungkin karena koefisien regresi yang dihasilkan akan bias dan tidak

bermakna jika semua variabel independen memiliki karakteristik atau

indikator yang sama. Ketika dua atau lebih variabel independen memiliki

korelasi yang kuat satu sama lain, ini disebut multikolinearitas. Nilai

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dapat digunakan untuk

menghitung uji multikolinearitas model regresi. Kaidahnya adalah variabel

independen yang diuji dalam model regresi tidak menunjukkan tanda

multikolinearitas jika nilai VIF 10 atau memiliki nilai tolerance lebih besar

dari 1 (Widana & Muliani, 2020).

4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam model regresi linier, uji heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahui apakah residual memiliki varians yang tidak sama untuk

semua pengamatan. Selain itu uji heteroskedastisitas juga digunakan untuk

melihat apakah suatu analisis model regresi bias atau tidak (Widana &

Muliani, 2020). Dalam banyak kasus, varian data yang tidak konsisten

membuat sulit untuk mengestimasi model yang akan digunakan ketika

model analisis regresi menunjukkan bias atau penyimpangan. Uji

heteroskedastisitas yang digunakan yaitu uji Glejser yang dilakukan

dengan meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut

residualnya. Variabel independen dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen jika nilai sig antara variabel independen dan variabel

absolut > 0.05 atau nilai t hitung < t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada gejala heteroskedastisitas (Widana & Muliani, 2020).

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

antara perubahan waktu dengan variabel bebas dalam model prediksi. Uji

autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson. Kaidah uji

autokorelasi sebagai berikut:

a. Jika nilai du < d < 4-du, maka sebaran data tidak terdapat autokorelasi.

b. Jika nilai d < dl atau d > 4-dl, maka sebaran data terdapat autokorelasi.

c. Jika nilai dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl, maka tidak ada kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai