Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Ruang lingkup ini terkonsentrasi pada bidang ilmu Manajemen Pemasaran

dengan variabel penelitian ini terdiri dari faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

psikologis terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di Kota

Langsa, Aceh. Jangka waktu penelitian ini adalah Bulan Januari 2021 sampai

Bulan Juli 2021.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data dibagi menjadi dua data yaitu :

1. Data Kuantitatif

Menurut kuncoro (2009:145) data kuantitatif adalah data yang dapat

diukur dalam skala numerik (angka). Data kauntitatif dari penelitian ini adalah

berupa hasil kuesioner yang disebar kepada masyarakat Kota Langsa.

2. Data Kualitatif

Menurut Moleong dalam Arikunto (2010:22) sumber data kualitatif adalah

tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan

benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang

tersirat dalam dokumen atau bendanya. Data kualitatif pada penelitian ini adalah

berupa gambaran umum kosmetik Emina.

27
28

3.2.2 Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Data primer dalam penelitian ini adalah

data yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran

kuesioner terhadap konsmen yang menggunakan kosmetik Emina dan di Kota

Langsa.

2. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan

dan data dipublikasi kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2009:148).

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari buku, jurnal, artikel, dan

literasi online yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Kota Langsa yang

menggunakan kosmetik Emina.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81), sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling yaitu teknik


29

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih untuk menjadi sampel

(Sugiyono, 2017:65). Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel

menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan (Sugiyono, 2017:67). Dikarenakan jumlah

populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel

digunakan rumus unknown populations yang dikemukakan oleh Sarwono (dalam

Iriyani 2019:31) sebagai berikut:

n0 = …………………………………………………………………….3.1

Keterangan :

n0 = Besarnya sampel

Z2 = Abscissa kurva normal yang memotong area sisi (tails), atau satu tingkat

kepercayaan sebesar 95% atau 1.96

e = Tingkat kepercayaan yang diinginkan 10%

p = Proporsi yang diestimasi suatu atribut yang dalam populasi yaitu 0,5

q = 1-p

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

( 1 6) 5 5
n0 = ……………………………………………………………3.
1

n0 = 96,04 = 96 responden
30

Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel yang diperlukan

adalah 96 responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data maka peneliti melakukan penelitian

langsung, yaitu sebagai berikut :

1. Studi Lapangan

Metode ini dilakukan dengan cara :

a. Observasi

Teknik pengambilan data dengan observasi dilakukan bila penelitian

berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2016:145). Dalam

penelitian ini observasi dilakukan pada konsumen pengguna kosmetik Emina di

Kota Langsa.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya

sedikit/kecil (Sugiyono, 2016:137). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan

pada konsumen yang menggunakan kosmetik Emina di Kota Langsa.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di


31

jawab (Sugiyono, 2016:142). Kuesioner diberikan kepada seluruh konsumen di

Kota Langsa dengan krteria responden wanita, menggunakan kosmetik Emina,

dan telah melakukan pembelian lebih dari 2 kali yang akan dijadikan responden

dalam penelitian ini. Item dalam pernyataan ini mengenai variabel faktor sosial,

faktor pribadi dan faktor psikologis (variabel independen) dan keputusan

pembelian (variabel dependen). Skala pengukuran kuesioner menggunakan skala

likert, yaitu:

SS = Sangat Setuju (diberi skor 5)


S = Setuju (diberi skor 4)
N = Netral (diberi skor 3)
TS = Tidak Setuju (diberi skor 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (diberi skor 1)

2. Studi Kepustakaan

Arikunto (2010:86) studi kepustakaan atau literatur studi adalah

pengumpulan informasi dari paper, dokumen, buku-buku, majalah atau bahan

tertulis lainnya, baik teori laporan penelitian atau penemuan sebelumnya. Studi

kepustakaan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan literasi

online yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menganalisis

data penelitian. Salah satu metode analisis data yang dapat diandalkan dalam

penelitian adalah formula statistic (widodo, 2017:75). Metode analisis data dalam

penelitian ini terdiri dari, uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji
32

analisis regresi linier berganda, uji hipotesis (ujit t da uji F) serta uji koefisien

determinasi (Adjusted R2).

3.5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur tersebut, jadi validitas ingin

mengukur apakah pernyataan dalam kuesioner tersebut sudah benar-benar dapat

mengukur apa yang khendak kita ukur (Ghozali dalam Afinda 2018:40).

Sugiyono (2016:267) menyatakan bahwa apabila t hitung lebih besar dari t tabel,

maka perbedaan itu signifikan. Sehingga kuesioner dinyatakan valid, r tabel

untuk 30 responden adalah 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2016:268) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten. Uji realibilitas dilakukan dengan

menghitung Cronbach Alpha dari masing-masing instrument variabel. Instrument

yang dipakai dikatakan andal (reliable) jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih

dari 0,6.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji layak tidaknya model

analisis regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji ini meliputi :


33

1. Uji Normalitas

Menurut Widodo (2017:111) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

distribusi residual, model yang baik mempunyai residual berdistribusi normal. Uji

normalitas bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan variabel terikat dan

variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas menggunakan uji normal

Kolmogrov-Smirnov (K-S).

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Widodo (2017:114) uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu priode pengamatan ke

priode pengamatan lain. jika varian dari residual dari suatu pengamatan

kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, sebaliknya jika varian

berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat diketahui melalui grafik scatterplot yang nantinya akan

nampak analisis sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu seperti

titik-titik teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika ada pola-pola yang jelas seperti titik menyebar di atas dan dibawah angka

0, maka terjadi heteroskedastisitas.

c. Penyebaran titik-titik data tidak berpola, sehingga dapat dikatakan bahwa

dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas.


34

3. Uji Multikolinearitas

Menurut Widodo (2017:115) uji multikolinearitas diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas diantaranya dapat dilakukan

dengan mengetahui efek ko-linieritas. Gejala multiko dapat diketahui jika diantara

variabel bebas terdapat kolerasi yang kuat atau mendekati sempurna atau nilai

Variance Inflation Factor (FIV). Variabel independen yang memiliki kemiripan

antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel

independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu uji ini juga

untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai

pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Jika variabel bebas saling berkorelasi diatas 0,09 mengindikasikan

terjadinya multikolinerasi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 25 dengan melihat VIF (Varial Inflasi Factor) antar

variabel independen.

3.5.3 Persamaan Regresi Linier Berganda

Menurut Usman dan Akbar dalam Afida (2018:42) persamaan regresi linier

berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau lebih variabel predictor

(variabel bebas) terhadap satu variabel kriterium (variabel terikat) atau untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel

bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data dengan

teknik analisis persamaan regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk

melihat pengaruh variabel faktor sosial (X1), faktor pribadi (X2), faktor psikologis
35

(X3) terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik Emina di Kota Langsa.

Menurut Usman dan Akbar (dalam Afida 2018:53) Adapun rumus yang

diterapkan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e………………………………………………..3.3

Keterangan :

Y = Variabel dependen

X1, X2, X3 = Variabel independen

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

e = Standar error atau error term

Rumus persamaan regresi linier berganda dapat diformulasikan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e………………………………………………..3.4

Keterangan :

Y = Variabel dependen

X1 = Faktor sosial

X2 = Faktor pribadi

X3 = Faktor psikologis

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1

b2 = Koefisien regresi variabel X2

b3 = Koefisien regresi variabel X3

e = Standar error atau error term


36

3.5.4 Uji Hipotesis

Menurut Arifin (2017:17) uji hipotesis merupakan cabang ilmu statistika

inferensial yang digunkaan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara

statistic dan membuat kesimpulan menerima atau menolak pernyataan tersebut.

pengujian hipotesis dilakukan untuk membantu dalam pengambilan keputusan

suatu hipotesis yang diajukan, seperti hubungan atau perbedaan, cukup

meyakinkan untuk diterima atau ditolak.

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel-variabel dependen. Derajat signifikan

yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat

kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa

satu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Uji

statistic t, pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Penguji ini

dilakukan untuk melihat signifikansi antara masing-masing (indvidu) variabel

independen (faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis) terhadap dependen

(keputusan pembelian). Apakah variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

a. H0 : b1 = 0, artinya terdapat pengaruh tidak signifikan dari variabel faktor sosial

terhadap keputusan pembelian.

Ha : b1 ≠ artinya secara parsial terhadap pengaruh yang signifikan dari

variabel faktor sosial terhadap variabel keputusan pembelian.


37

b. H0 : b2 = 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari

variabel faktor pribadi terhadap keputusan pembelian.

Ha : b2 ≠ artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel faktor pribadi terhadap keputusan pembelian.

c. H0 : b3 = 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan

terhadap variabel faktor psikologis terhadap keputusan pembelian.

H0 : b3 ≠ artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

variabel faktor psikologis terhadap keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. H0 diterima Ha ditolak jika t sig > α = 5%

b. H0 ditolak Ha diterima, jika t sig < α = 5%

2. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian simultan (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-

sama terdapat pengaruh antara faktor sosial (X1), faktor pribadi (X2), dan faktor

psikologis (X3) terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun uji F menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang tidak

signifikan dari variabel bebas (faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

psikologis) terhadap variabel terikat (keputusan membeli).

2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas (faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis) terhadap

variabel terikat (keputusan pembelian).


38

Kriteria pengambilan keputusan :

a. H0 diterima atau Ha ditolak jika f sig > α = 5%

b. H0 ditolak atau Ha diterima jika f sig < α = 5%

3.5.5 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali dalam Medina (2017:12) koefisien determinasi

(Adjusted) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberi hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:38). Sesuai dengan

judul penelitian yang dipilih peneliti yaitu “Pengaruh Faktor Sosial, Faktor

Pribadi dan Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Emina di

Kota Langsa”. Maka operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator (Landasan Indikator Pernyataan Kuesioner


Teori) Penelitian
Faktor Faktor sosial adalah semua a. Kelompok Acuan 1. Kelompok Acuan 1. Teman saya memberikan pengauh
Sosial anggota kelompok yang dapat b. Keluarga 2. Keluarga terhadap pembelian kosmetik
(X1) mempengaruhi keputusan c. Peran dan status 3. Peran dan Status Emina(1)
pembelian terhadap kosmetik 2. Saya meminta pendapat kepada
Emina. teman dalam melakukan pembelian
Sumber : Abdullah kosmetik Emina (1)
dan Tantri (2016:115) 3. Saya meminta masukan kepada
keluarga untuk menggunakan
kosmetik Emina (2)
4. Saya menggunakan kosmetik Emina
agar dapat meningkatkan status
sosial (3)
Faktor Faktor pribadi adalah sesuatu a. Usia dan tahap 1. Usia dan tahap 1. Saya menggunakan kosmetik Emina
Pribadi yang berhubungan dengan siklus hidup siklus hidup karena sesuai dengan usia saya (1)
(X2) keinginan dan kebutuhan diri b. Pekerjaan 2. Pekerjaan 2. Saya menggunakan kosmetik Emina
sendiri yang mempertimbangkan c. Kondisi ekonomi 3. Kondisi ekonomi karena saya membutukannya untuk
akan melakukan keputusan d. Gaya hidup 4. Gaya hidup bekerja, sekolah, kuliah (2)
pembelian terhadap kosmetik 3. Saya menggunakan kosmetik Emina
Emina. karna sesuai dengan daya beli (3)
Sumber : Abdullah 4. saya menggunakan kosmetik Emina
dan Tantri (2016:118) karena sesuai dengan gaya hdup
saya (4)

39
Faktor Faktor psikologis adalah suatu a. Motivasi 1. Motivasi 1. Saya termotivasi menggunakan
Psikologis yang berhubungan dengan b. Persepsi 2. Persepsi kosmetik Emina agar terlihat cantik
(X3) kebutuhan yang mendesak dan c. Keyakinan dan 3. Keyakinan dan dan menarik (1)
termotivasi oleh orang lain dan sikap Sikap 2. Saya menggunakan kosmetik Emina
memiliki pemikiran tentang karena mereknya terkenal (2)
produk tersebut dan meyakinkan 3. Saya yakin kosmetik Emina
diri dan akan mengambil sikap Sumber : Abdullah memenuhi keinginan saya dalam
akan mengambil keputusan dan Tantri (2016:120) menggunakan make up (3)
pembelian terhadap kosmetik 4. Saya yakin kosmetik Emina dapat
Emina yang akan dikonsumsi mempengauhi penampilan saya (3)
atau digunakan.

Keputusan Keputusan pembelian adalah a. Kemantapan pada 1. Kemantapan Pada 1. Saya yakin untuk membeli kosmetik
Pembelian suatu sikap yang dilakukan sebuah produk. Sebuah Produk Emina (1)
dengan tindakan langsung untuk b. Kebiasaan dalam 2. Kebiasaan dalam 2. Saya selalu membeli produk
membeli barang yang membeli produk. membeli produk kosmetik Emina (2)
dibutuhkan dan yang diinginkan c. Memberikan 3. Memberikan 3. Saya merekomendasikan kosmetik
oleh seorang konsumen, rekomendasi rekomendasi Emina kepada teman saya (3)
keputusan pembelian akan kepada orang lain. kepada orang lain 4. Saya selalu melakukan pembelian
dilakukan diakhir tahap dimana d. Melakukan 4. Melakukan ulang kosmetik Emina (4)
konsumen melakukan tindakan pembelian ulang. pembelian ulang
akan melakukan keputusan
pembelian terhadap kosmetik
Emina. Sumber: Kotler dan
Keller (2012:231)

40

Anda mungkin juga menyukai