Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain/Rancangan Penelitian


Berdasarkan pola penelitian ini yang bersifat mencari pengaruh variabel tertentu
(bebas) terhadap variabel lain (terikat) adalah merupakan penelitian jenis kuantitatif
kausal (Sudjana, 1999). Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang
mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk
memecahkan dan menjawab masalah penelitian.

3.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian


Penentuan daerah penelitian adalah menggunakan metode purposive sampling.
Sebagaimana diketahui bahwa purposive sampling ialah teknik sampling yang
digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di
dalam pengambilan sampelnya. Penentuan tersebut berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut: l) lokasi penelitian adalah tempat kerja peneliti, 2) adanya kesediaan dari
lembaga lokasi, 3) memungkinkan diadakannya penelitian oleh peneliti.

3.3 Metode Penentuan Responden


Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:115).
Dalam penelitian ini sebagai subjek/responden penelitian ini adalah siswa SMK
Raudlatuth Tholabah Jember berjumlah 60 peserta didik. Penentuan responden
penelitian, kelas yang dipilih sebagai subjek penelitian ini menggunakan metode
population research karena pengambilan responden dari populasi yang ada (Sugiyono,
2014:116). Dengan demikian maka jumlah siswa seluruhnya pada SMK Raudlatuth
Tholabah Jember Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022-2023.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data
dapat menggunakan teknik : wawancara (interview), angket (questionnaire),
pengamatan (observation) dan dokumentasi.
a. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai
dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat
dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya) (Husaini dan
Purnomo, 2011:52).
b. Wawancara (Interview) Menurut Sugiyono (2008:157) wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
c. Angket (Kuesioner) Kuesioner merupakan teknik-teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:162)
d. Dokumen merupakan sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan
yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk
surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak dan foto. Sifat utama dari data
ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam (Juliansyah Noor,
2011:141).
Metode pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen penelitian dalam
penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang memenuhi persyaratan validitas
dan realibilitas. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh informasi-informasi yang ilmiah
dan mencerminkan keadaan variabel penelitian yang sebenarnya agar dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini berbentuk wawancara, observasi, dokumen, angket dan tes.
Observasi digunakan untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian objek
penelitian.
Metode pengumpulan data dokumen dalam penelitian digunakan untuk
menyajikan gambaran sebaran siswa, jumlah rombongan belajar, dan hasil belajar
siswa. Metode ini digunakan berdasarkan pendapat dari Noor (2011:141) yaitu sebagian
besar data yang tersedia dalam dokumen yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera
mata, alporan, artefak dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu
sehingga memberikan peluang pada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi diwaktu silam.
Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau tanda checklist
(Riduwan, 2013:100)Sedangkan Sumadinata menjelaskan angket tertutup adalah angket
yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan pokok yang bisa dijawab alau
direspon oleh responden dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia. Sedangkan
metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ketrampilan pengerjaan
projek setelah pelakuan (posllest). Hasil tes tersebut digunakan sebagai unit analisis
penelitian. Langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah: l )
melakukan penjabaran variabel utama dalam penelitian yang dituangkan dalam bentuk
sub-variabel dan indikator, 2) berdasarkan dari indikator ini kemudian disusun kisi-kisi
instrumen, 3) melaksanakan penyusunan butir-butir pertanyaan terhadap kisi-kisi yang
telah disusun, 4) melakukan telaah butir-butir pertanyaan, 5) melakukan uji coba
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan rehabilitas instrumen yang
telah dibuat, dan 6) rnelakukan penyempurnaan instrumen.

3.5 Metode Analisa Data


Metoda analisa data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain tekumpul (Sugiyono, 2017:244). Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pemilihan metoda analisis yang tepat dan
memadai akan memberikan hasil uji yang benar dan dapat dipercaya. Analisis data yang
dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka. Data yg
diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam menganalisis
dan memahami data sehingga data yang disajikan lebih sistematis. Untuk mendukung
hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan alat statistik
melalui bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 24.0.

3.5.1 Uji Instrumen


1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto, 2013:211). Agar butir soal
yang diujikan memiliki validitas yang memadai, soal disusun dengan cara membuat
kisi-kisi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar soal-soal yang dibuat dapat mewakili
pengukuran indikator dari tujuan pembelajaran. Uji validitas menggunakan konsep
korelasi skor item total. Item soal dikatakan valid apabila skor item berkorelasi positif
dengan skor total. Dalam hal ini, skor item yang berkorelasi dengan skor total berarti
apa yang diungkap skor item sama seperti yang diungkap skor total.
Formulasi uji validitas untuk skala hasil belajar menggunakan formulasi korelasi
product moment. Penghitungan uji validitas hasil belajar dilakukan dengan bantuan
SPSS 24.0 for windows. Kriteria yang digunakan untukmengetahui suatu pernyataan
valid atau tidak valid yaitu jika rxy= r tabel maka pernyataan valid, namun jika r xy<r
tabel maka pcmyataan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen penelitian adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya
atau konsistensi hasil pengukuran. Sukmadinata (2006:229) menyatakan bahwa
reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu
instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai bila instrumen tersebut digunakan
mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama selama
aspek yang diukur tidak berubah. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan
data yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Dengan demikian, reliabilitas berarti
sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas soal dilakukan uji coba. Hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 24.0 for windows.
Batas minimal koefisiensi reliabilitas suatu instrumen adalah 0,60. Jika nilai
Alpha Cronbach hasil analisis lebih dari 0,60 maka dikatakan reliabel dan jika kurang
dari 0, 60 dikatakan tidak reliabel. Berarti item yang tidak reliabel itu perlu dihilangkan
atau diperbaiki.

3.5.2 Uji Prasyarat


1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas digunakan untuk menguji data variabel
bebas (x) dan variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.
Hasil penelitian dikatakan berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas
apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual berada diatas 0.05 atau 5%.
Sebalikmya apabila berada dibawah 0.05 atau 5% data tidak berdistribusi normal atau
tidak memenuhi uji normalitas..
2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi


dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dalam variabel X dan Y bersifat homogeny atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai
prasyarat dalam analisis independent sample t test dan Anova. Asumsi yang mendasari dalam
analisis varian (Anova) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Uji kesamaan dua
varians digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu
dengan membandingkan kedua variansnya. Jika dua kelompok data atau lebih mempunyai
varians yang sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya
sudah dianggap homogen. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut
dalam distribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang
terjadi pada uji statistik parametrik (misalnya uji t, Anava, Anacova ) benar-benar terjadi akibat
adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.

3. Uji Auto Korelasi

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk


mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan
perubahan waktu. Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah
model prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas, melainkan
berpasangan secara autokorelasi.
Menurut Ghozali (2016:107-108) uji autokorelasi digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 atau sebelumnya. Sebuah
masalah autokorelasi terjadi jika terjadi korelasi yang muncul karena obsevasi yang
berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lain. Residual atau penggangu tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya menjadi penyebab terjadinya masalah ini.
Biasanyan masalah autokorelasi terjadi pada data runtut waktu (time series) karena
pengganggu pada suatu individu atau kelompok akan mempengaruhi pada periode
berikutnya
4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas diterapkan guna melihat apakah error dalam model regresi
memiliki varian dan residual yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan
lainnya (Ghozali, 2016:134).
3.5.3 Uji Analisis Data
1. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial.
Menurut Sugiyono (2018; 223) Uji t merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rancangan
pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang
diteliti.
Ghozali (2017:56) menyatakan bahwa uji statistik t menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa
variabel independen yang lain konstan. Pengujian ini didasarkan pada tingkat
signifikansi 0,05. Penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada kriteria sebagai
berikut:
- Jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen..
- Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Uji F
Menurut Ghozhali (2012:98) uji Satistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel
terikat.
Uji F, berguna untuk melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara
bersamaan dan memastikan bahwa model yang dipilih layak atau tidak untuk
menginterpretasikan pengaruh antara variable bebas terhadap variable terikat. Uji ini
sangat penting karena jika tidak lolos uji F maka hasil uji t tidak relevan. Keputusannya
adalah :
- Nilai F hitung > F table atau nilai prob F-statistik < 0,05, maka artinya variabel
bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terkait.
- Nilai F hitung < F tabel atau nilai prob F-statistik > 0,05, maka artinya variabel
bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terkait.

Anda mungkin juga menyukai