Anda di halaman 1dari 14

Arsip Tag: SKALA PENGUKURAN DAN

INSTRUMEN PENELITIAN
SKALA PENGUKURAN DAN
INSTRUMEN PENELITIAN
16 Mei






9 Votes

Peneliti yang menggunakan penelitian kuantitatif akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Istrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Setiap istrumen harus mempunyai skala. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. Macam-macam skala pengukuran yaitu
Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala guttman. Skala ini digunakan untuk mendapat jawaban yang tegas yaitu ya-tidak;
positif-negatif; pernah-tidak pernah.
Semantic defferensial. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak ada
pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat
positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian
kiri garis, atau sebaliknya.
Rating scale. Rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Istrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Fenomena ini disebut variabel penelitian. Peneliti dalam bidang pendidikan
membuat sendiri instrumen termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Cara menyusun instrumen yaitu bertolak dari variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.
Dari variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, selanjutnya ditentukan indikator yang
akan diukur. Indikator ini dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumrn, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen
atau kisi-kisi instrumen.
Contoh judul penelitian dan instrumen yang dikembangkan yaitu:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH.
Instrumennya yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
2. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3. Istrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
Valid merupakan istrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Istrumen yang mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada dalam instrumen telah
mencerminkan apa yang diukur. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di
dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Istrumen yang harus
mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk
mengukur prestasi belajar. Pengujian validitas digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan
skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Jadi
instrumen yang reliabel dan valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik
belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown.
Macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan
instrumen nontest untuk mengukur sikap.
PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
1. Pengujian validitas instrumen
a. Pengujian validitas konstrak. Pengujian ini dapat digunakan pendapat dari ahli dan
berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai lalu diteruskan uji coba instrumen.
b. Pengujian validitas isi untuk membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan.
c. Pengujian validitas eksternal
Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
2. Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian ini dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara kesternal pengujian dapat
dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik
tertentu.



















\
Tehnik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif

A. Pendahuluan
Penelian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan
permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan,
perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk
dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205) Masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada
dilapangan.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor (Moleong,2007: 3)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti
yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama, sehingga
judul proposal dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan, (3) masalah yang dibawa
peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga harus diganti masalah sebab judul proposal
dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya harus diganti.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki
lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena dipandang
mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara
lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang
diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kulitatif adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu
sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat menentukan variable-variabel
yang akan diteliti. Gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) yaitu situasi
sosial yang meliputi (1) aspek tempat place, (2) aspek pelaku actor, (3) aspek aktifitas activity, yang
ketiganya berinteraksi secara sinergis.
Kegiatan yang harus dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan adalah
menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan
penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat
penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisa data, rancangan perlengkapan
yang diperlukan dilapangan, rancangan pengecekan kebenaran data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Hal ini
karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan demikian, maka
tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang
memenuhi standar yang ditetapkan.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pula topik
pembahasan, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif?
2. Tehnik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?

C. Tujuan penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah :
1. Untuk mengethui berbagai metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui berbagai tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif

Pembahasan
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan
strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode
interaktif meliputi interview dan observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif meliputi
observasi takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.
Teknik Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap
muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan
sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin
(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Interview bebas
terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah
intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara
yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan
pertanyaan mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan
pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan
positif, dan kontrol emosi negatif.
Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian.
Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi
pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan
secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan,
ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah
untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
a. Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber
data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai
akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar
dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan
untuk melakukan penenlitian.
c. Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh,
dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan
induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah
kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil
diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari
permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006:
73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak
dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi.
Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview).
Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada
seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga
tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A,
informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi
idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B,
disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh
informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup,
dinamis.
Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya
juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau
respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket
dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka
dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau
peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara
jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga,
untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan
jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata
dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian,
yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan,
artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua,
diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang,
hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam
pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber
apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah
dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik
sumber tertulis maupun lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja;
ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti
surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen
merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,
film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses
penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human
resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para
peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai nara sumber yang dapat menjawab pertanyaan;
Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu
kepada peneliti?; Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution,
2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini
akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian
kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) in most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person narrative produce by
an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, seperti
yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap
pakai; b) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya;
c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna
bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok
penelitian; e) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan
bahan utama dalam penelitian historis.
Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini
dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik
triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a)
triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya
triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif.
Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila
peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.
a. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di
dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik triangulasi
model ini dapat digambarkan sebagai berikut:


b. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai
bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti
dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki
pengetahuan yang mencukupi.

c. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan
metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).

d. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam
membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam
melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya
dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.
E. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang metode-
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset,
serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian kualitatif ini sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
2. Metode pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitu metode yang bersifat interaktif dan non-
interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara mendalam, observasi berperan,
dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-interaktif meliputi teknik kuesioner,
mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan. Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data
meliputi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi atau gabungan.
3. Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak langsung dengan tatap
muka (face to face relationship) antara si pencari informasi (interviewer atau information hunter)
dengan sumber informasi (interviewee).
b. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang
atau tersamar, observasi tak terstruktur
c. Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah
kelompok.
d. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti
tidak langsung bertanya kepada responden.
e. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.
f. Teknik triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada beberapa jenis triangulasi
antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metodologis, triangulasi teoritis.

Daftar Pustaka
Bungin, M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya,
Jakarta: Kencana
Creswell, John W 2002. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.
Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho
Notosusanto). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai