Anda di halaman 1dari 13

Metodologi Penelitian

Metode
Penelitian
Kuantitatif
Kelompok 3

Muh. Fahri
(19.1600.012)
Aidha Cahya Kamila
(2020203884202002)
Nur Ilmi
(2020203884202005
Asnur Maulana
(2020203884202008)
1. Metodologi Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain
menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada
tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan
2. Proses Penelitian Kuantitatif

Proses penelitian kuantitatif menurut Bryman adalah dimulai dari teori, hipotesis, research design, memilih research
site, memilih subjek/responden riset, mengumpulkan data dan menuliskan kesimpulan untuk kemudian kembali menjadi
awal dari segalanya, teori.
Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah menjawab sebuah masalah. Penelitian kuantitatif bertolak pada studi
pendahuluan, dilakukan primery study untuk dapatin data data empiris yang menjadi bahan masalah. Jadi masalah yang
ada merupakan hasil dari lapangan yang benar benar terjadi, sehingga terdapat masalah yang empiris.
Selain itu penulis juga harus membaca penelitian penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan kita lakukan
yang dapat digunakan sebagai bahan dalam memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Jawaban tersebutlah yang disebut dengan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis diuji. Untuk menguji hipotesis maka peneliti dapat memilih metode/strategy/pendekatan/desain
Pemilihan metode dipertimbangkan oleh tingkat ketelitian data yang diinginkan dan konsistensi yang diharapkan. Selain
itu yang menjadi pertimbangan peneliti adalah alasan waktu, dana, dan kepraktisan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian harus diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk melihat validitas dan realibitas dari instrumen
tersebut. Instrumen yang telah dinyatakan valid dan realibel baru dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
Selanjutnya peneliti melakukan proses pengumpulan data pada objek tertentu, baik berupa populasi maupun
sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi pada temuannya maka sampel yang digunakan harus representatif atau
mewakili.
3. Masalah

Seperti yang telah diketahui bahwa penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah
adalah adanya ketimpangan antara kondisi yang dihatapkan dengan kondisi yang ada atau kenyataan antara
teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Ketimpangan itu
juga bisa kita sebut dengan penyimpangan jadi masalah juga dapat disebut sebagai sebuah penyimpangan.
Penelitian kualitatif bertolak dari suatu pendahuluan dari objek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-
betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja Oleh karena itu harus digali melalui studi
pendahuluan melalui fakta fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik maka peneliti
harus menguasai teori melalui membaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya Masalah dapat dijawab maka
dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat
tanya. Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara peneliti dapat membaca referensi teoritis
yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian
yang relevan tetapi belum ada pembuktian secara empiris maka jawaban itu disebut dengan hipotesis.
4. Rumusan Masalah
Mengapa Harus Merumuskan Masalah? Masalah ibarat jantung dalam penelitian, tanpa ada masalah maka
tidak akan ada penelitian. Oleh karena itu, kualitas penelitian sangat dipengaruhi oleh perumusan masalah
yang diangkat. Masalah merupakan faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, yaitu:
•Kebaruan dan menghindari duplikasi yang tidak perlu.
•Pentingnya untuk mewakili dan pelaksanaan lapangan.
•Adanya dorongan keingintahuan secara intelektual.
•Kualifikasi pribadi atau kualifikasi peneliti.
•Ketersediaan data dan metode yang dapat digunakan.
•Peralatan khusus dan kondisi kerja yang mendukung proses penelitian.
•Sampel yang akan diambil.
•Sponsorship dan lembaga yang diminta untuk bekerja sama.
•Bahaya yang harus dihadapi.
•Biaya yang dibutuhkan.
•Faktor waktu.
4. Rumusan Masalah
Ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merumuskan suatu masalah, yaitu: 
• Peneliti sebaiknya mengembangkan suatu kerangka kerja konseptual dari masalah.
• Kerangka konseptual harus sedemikian rupa sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk verbal.
• Unsur-unsur masalah harus dibatasi.
• Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam kelompok yang homogen.
• Menentukan kunci atau point-point dalam kerangka kerja konseptual.
• Menguji teori untuk mengevaluasi masalah.
• Bentuk akhir dari pernyataan tersebut dapat diberikan ke dalam bentuk verbal untuk sebuah kerangka kerja konseptual suatu
masalah.
• Memutuskan kesulitan praktis dalam melakukan penelitian

Tipe Masalah Penelitian Masalah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan tujuan penelitian, yaicu masalah penelitian
yang bersifat eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif.
• Eksploratif
Masalah penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena sosial mencoba menggali informasi atau permasalahan yang
relatif masih baru. Gejala tersebut belum pernah menjadi bahan kajian sebelumnya.
• Deskriptif
Masalah penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang terjadi di
masyarakat.
• Eksplanatif
Masalah penelitian ini menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lain. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk
menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
5. Variabel Penelitian

Secara singkat, variabel dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki variasi atau memiliki lebih dari satu nilai. konsep
merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok
atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Fenomena sosial di dalam penelitian kuantitatif dapat diramalkan
atau diprediksi apabila hubungan antarvariabel tertentu dapat diketahui. Pedoman dalam menentukan variabel yang saling
berhubungan adalah proposisi, teori, dan hipotesis. Penentuan variabel penelitian yang dapa diukur dan perumusan hubungan
antarvariabel adalah dua langkah yane sangat penting. . Ada beberapa jenis variabel, yaitu:
1. Variabel Bersifat Publik dan Privat
• Variabel publik merupakan variabel yang menunjukkan Ciri-ciri suatu objek yang telah diketahui oleh umum.
• Variavel privat merupakan variabel yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang secara pasti dapat diketahui tetapi orang
lain tidak berhak untuk mengetahuinya. Ciri-ciri ini lebih bersifat pribadi (privat)
2. Variabel Permanen dan Temporal
• Variabel permanen merupakan variabel yang menunjukkan ciri tertentu yang tetap dan tidak berubah dalam jangka
panjant
• Variabel temporal merupakan variabel yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang cukup mudah untuk berubah,
3. Variabel Bebas dan Terikat
• Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang memengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada
variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.
• Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
5. Variabel Penelitian
4. Variabel Pendahulu. merupakan Variabel Yang mempunyai kedudukan sebagai variabel yang mendahului
terjadinya variabel bebas. Variabel ini merupakan variabel yang mengakibatkan perubahan pada variabel
bebas.
5. Variabel Antara. merupakan variabel yang terletak di antara variabel bebas dan variabel terikat.
6. Variabel Kontrol. merupakan variabel yang dibuat konstan, sehingga tidak memengaruhi variabel utama
yang diteliti. Variabel ini ditentukan oleh peneliti, terutama jika peneliti menggunakan metode
eksperimen yang membandingkan dua kelompok (Sugiyono, 2007).
7. Variabel Penekan (suppresor variable) merupakan suatu variabel yang mengubah kekuatan hubungan dua
variabel. Awalnya variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungan, namun setelah dihadirkan
variabel penekan, hubungan antara kedua variabel tersebut menjadi tampak.
8. Variabel Pengganggu (distorter variable) merupakan variabel yang dapa mengubah arah hubungan di
antara dua variabel.
6. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap
fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. paradigma penelitian dalam hal ini diartikan
sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini, maka
bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian khususnya kuantitatif untuk penelitian survey diantaranya :
1. Paradigma Sederhana. Paradigma sederhana ini terdiri atas satu variable independen dan dependen
2. Paradigma Sederhana Berurutan. Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya
masih sederhana. Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan satu
variable dependen secara berurutan.
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen. Dalam paradigm ini terdapat dua variabel independen dan
satu dependen. Dalam paradigm ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif, dan empat rumusan masalah
asosiatif (tiga  korelasi sederhana dan satu korelasi ganda).
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen. Dalam paradigma ini terdapat tiga variable independen
(X1,X2,X3) dan satu dependen (Y). Rumusan deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk
yang sederhan ada 6 dan yang ganda minimal 1. Teknik yang digunakan bisa teknik korelasi
sederhana,korelasi ganda, regresi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial.
6. Paradigma Penelitian

4. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen. Paradigma ini terdapat satu variable independen dan
dua dependen. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana dan regresi.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen. Dalam paradigma ini terdapat
dua variable independen dan dua variable dependen. Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan 6
rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi sederhana serta ganda dapat digunakan
dalam paradigma ini.
6. Paradigma Jalur. Dalam paradigma ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah
hubungan. Teknik analisis statistic yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur).

Sebetulnya bentuk  paradigma yang lain masih ada dan cukup banyak serta contoh-contoh yang diberikan
terutama terkait dengan teknik statistic yang digunakan. Teknik statistiK yang bersifat menguji perbedaan
tidak ada pada paradigma yang sudah dibahas, akan tetapi lebih tampak pada paradigma penelitian dengan
metode eksperimen
7. Menemukan Masalah
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melekukan analisis masalah, yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon
masalah. Dengan analisis masalah, maka permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting,dan yang tidak
penting.
Untuk dapat melakukan analisis masalah, maka pertama-tama peneliti harus mampu mendudukan masalah dalam konteks keseluruhan
secara sistematis. Dalam konteks tersebut akan terlihat hubungan antar satu masalah dengan masalah yang lain, baik masalah yang
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung.
 5 Cara Menemukan Masalah Penelitian
• Lihat masalah yang ada di sekitar kita
Cara pertama untuk menemukan masalah penelitian adalah dengan melihat masalah yang ada di sekitar kita. Kamu bisa memulainya dengan
melihat masalah apa saja yang berkaitan dengan diet penurunan berat badan. 
• Mencari penelitian terdahulu yang menyelesaikan masalah
Dengan melihat penelitian yang menyelesaikan masalah, kamu akan mendapat gambaran yang mungkin bisa membantumu. Kamu bisa
menemukan ide lain untuk menyelesaikan masalah yang sudah kamu ambil.
• Temukan masalah penelitian yang belum terselesaikan
Pada umumnya, dari setiap penelitian terdapat saran dan kesimpulan yang menyangkut penelitian yang dilakukan. Dari sana, kamu bisa
mencari apakah ada masalah penelitian yang belum terselesaikan. Setelah menemukan masalah yang belum terselesaikan, kamu bisa
menggali lebih dalam dengan melihat dan mencari informasi apakah masalah tersebut sudah diteliti oleh orang lain atau belum.
• Membuat kajian pustaka dari literatur yang telah dikumpulkan
Ketika mendapatkan literatur, kamu bisa merangkumnya dan membuat kajian pustaka. Disini kamu bisa membuat data yang lebih rapi dan
tersusun sehingga kamu bisa melihat apa saja yang bisa menjadi celah untuk mendapatkan masalah penelitian.
• Menuliskan masalah inti penelitian
Dari sini kamu dapat melihat masalah apa saja yang menjadi inti dari penelitianmu dan yang akan kamu teliti. Lima cara diatas bisa
membantumu untuk menemukan inti permasalahan dan mengembangkannya.
Tanya Jawab
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai