Jika validitas instrumen tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam
memberikan kesimpulan. Bahkan mutu seluruh proses pengumpulan data sejak
konsep disiapkan sampai data siap untuk dianalisis kurang bisa
diperetanggungjawabka kevalidannya. Kerlinger (1973) membagi validitas menjadi
tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas yang berhubungan dengan criteria, dan
validitas konstruk.
Cara Melakukan Validasi Instrumen Non Tes
Validasi terhadap intrumen non tes dalam penelitian pendidikan dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Untuk penggunaan instrumen non tes yang bersifat menghimpun data dalam
bentuk naratif atau nominal cukup dilakukan dengan validitas isi atau konstruk.
Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui isi dari suatu alat ukur (bahannya,
topiknya, substansinya) apakah sudah representative atau belum. Validitas isi
secara mendasar merupakan suatu pendapat, baik pendapat sendiri atau orang
lain. Adapun validitas konstruk adalah suatu abstraksi dan generalisasi khusus dan
merupakan suatu konsep yang dibuat khusus untuk kebutuhan ilmiah dan
mempunyai pengertian terbatas. Konstrak itu diberi definisi sehingga dapat diamati
dan diukur. Untuk melihat varliditas konstrak perlu menjawab beberapa pertanyaan
di bawah ini: Komponen/dimensi apa saja yang membentuk konsep tersebut?
Landasan teori apa yang membangun dimensi itu? Bukti empiris apa yang
memperlihatkan ada tidaknya keterkaitan antara komponen atau dimensinya?
Untuk memperoleh validitas konstruk ini dapat dilakukan dengan analisis faktor.
Dalam penelitian pendidikan, terutama terkait dengan kegiatan pembelajaran di
sekolah, instrumen non tes yang digunakan dapat dianggap sudah valid setidaknya
apabila telah memenuhi validitas isi yang diperoleh melalui expert judgement.
2. Untuk penggunaan instrumen non tes yang bersifat menghimpun data dalam
bentuk bentuk data nominal, ordinal, interval, atau rasio, perlu validasi instrumen
secara empiris melalui ujicoba (validitas empiris).
Beberapa formula untuk mempeoleh validitas instrumen secara empiris diantaranya
adalah uji keterandalan antar-rater melalui penghitungan koefisien kesepakatan
antar pengamat (rater), disebut pula koefisien konkordansi. Koefisien konkordansi
ini dicari dengan formula Ebel (J. P. Guilford, 1954: 395). Koefisien konkordansi bisa
diterima pada taraf signifikansi 5% jika peluang kesalahannya 0,05 (yang lazim
dipakai dalam penelitian sosial, penelitian pendidikan). Jika ternyata peluang
kesalahannya lebih besar dari ketentuan itu, yang berarti antar pengamat tidak ada
kecocokan pengamatan, maka butir yang dinilai harus digugurkan dan tidak boleh
dipakai sebagai bahan analisis penelitian (Sutrisno Hadi, 1991). Dengan kata lain
butir tersebut tidak valid. Selain dengan koefisien konkordansi, validitas instrumen
secara empiris juga dapat dicari dengan uji kesahihan butir-total yang dikenal
dengan Pearson Product Moment Correlation. Untuk menentukan kesahihan butir
pada taraf signifikansi 5 % jika peluang kesalahan 0,05. Jika ternyata peluang
kesalahannya lebih besar dari ketentuan itu, berarti butir instrumen yang dinilai
harus tidak valid sehingga mesti digugurkan dan tidak boleh dipakai sebagai bahan
mengambil data penelitian. Pengambilan jumlah responden untuk ujicoba
khususnya angket sebaiknya cukup diambil responden sebanyak 30 orang yang
keadaannya relatif sama dengan responden sesungguhnya (Masri Singarimbun &
Sofian Effendi, 1989).
Referensi
Dalam PTK, perhatian lebih kepada kasus daripada sampel. Hal ini berimplikasi
bahwa metodologi yang dipakai lebih dapat diterapkan terhadap pemahaman
situasi problematik daripada atas dasar prediksi di dalam parameter.
c. tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik
penelitian kelas.
2. Validasi hipotesis
Jika di dalam desain penelitian tindakan kelas diajukan hipotesis tindakan yang
merupakan keyakinan terhadap tindakan yang akan dilakukan, maka perlu
dilakukan validasi. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti
secara empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk
hipotesis tindakan itu benar. Validasi hipotesis tindakan dengan menggunakan
tehnik yang sesuai yaitu: saturasi, triangulasi dan jika perlu dengan uji statistik
tetapi bukan generalisasi atas hasil PTK. Saturasi, apakah tidak ditemukan lagi data
tambahan.Triangulasi, mempertentangkan persepsi seseorang pelaku dalam situasi
tertentu dengan aktor-aktor lain dalam situasi itu, jadi data atau informasi yang
telah diperoleh divalidasi dengan melakukan cek, recek, dan cek silang dengan
pihak terkait untuk memperoleh kesimpulan yang objektif.
Di Bab Hasil dan Pembahasan Penelitian dalam Laporan PTK pada umumnya peneliti
terlebih dulu menyajikan paparan data yang mendeskripsikan secara ringkas apa
saja yang dilakukan peneliti sejak pengamatan awal (sebelum penelitian) yaitu
kondisi awal guru dan siswa diikuti refleksi awal yang merupakan dasar
perencanaan tindakan siklus I, dilanjutkan dengan paparan mengenai pelaksanaan
tindakan, hasil observasi kegiatan guru, observasi situasi dan kondisi kelas dan hasil
observasi kegiatan siswa. Paparan data itu kemudian diringkas dalam bentuk
temuan penelitian yang berisi pokok-pokok hasil observasi dan evaluasi yang
disarikan dari paparan data.
Berikutnya berdasarkan temuan data dilakukan refleksi hasil tindakan siklus 1 yang
dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan untuk siklus ke 2.Di sini dapat
dibandingkan hasil siklus 1 dengan indikator keberhasilan tindakan siklus 1 yang
telah ditetapkan berdasarkan refleksi awal.
Paparan data siklus dua juga lengkap mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan evaluasi.Ringkasan paparan data dicantumkan dalam bentuk temuan
penelitian.Temuan ini menjadi dasar refleksi tindakan siklus ke 2, termasuk apakah
perlu dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan untuk siklus ke 3.Peneliti dapat
membandingkan hasil siklus 2 ini dengan indikator keberhasilan tindakan siklus 2
yang telah ditetapkan berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus ke 1.Jadi prosedur
analisis dan interpretasi data penelitian dilaksanakan secara deskriptif kualitatif
dengan meringkas data (reduksi data), saturasi dan triangulasi.
http://mey20.wordpress.com/edocation/penelitian-tindakan-kelas/
Kreadibilitas Data dan Validasi Data dalam PTK, Langkah-Langkah Validasinya dan
Dampak PTK terhadap Kelangsungan Kinerja Guru, Sekolah dan Di Dunia
a)
Validitas hasil, yang peduli dengan sejauh man tindakan dilakukan untuk
memecahkan masalah dam mendorong dilakukannya penelitian tindakan atau
dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan dapat dicapai.
b)
Validitas proses, yaitu memeriksa kelaikan proses yang dikembangkan dalam
berbagai fase penelitian tindakan. Misalnya, bagaimana permasalahan disusun
kerangka pemikirannya dan bagiman menyelesaikannya, sedemikian rupa sehingga
peneliti didalam menghadapinya mendapat kesempatan belajar sesuatu yang baru
c)
Validitas demokratis, yaitu merujuk kepada sejauhmana penelitian tindakan
secara kolaboratif dengan para mitra peneliti.
d)
Validitas katalitik, yakni sejauhman peneliti berupaya mendorong
partisipasipan mereorientasikan,memfokuskan dan member semangat untuk
membuka diri terhadap transpormasi visi merwka dalam menghadapi kenyataan
kondisi praktek mengajar mereka sehari-hari.
e)
Validitas dialog,yakni merujuk kepada dialog yang dilakukan dengan sebaya
mitra peneliti dalam menyusun dan mereview hasil penelitian beserta
penafsirannya.
http://rizalensyamada.blogspot.com/2013/01/kreadibilitas-data-dan-validasidata.html
VALIDITAS PENELITIAN
Kelompok :Arif Hariadi084674004Annisya Noer.W084674012Suci
Ramadani084674026Benny Hasmoro084674027Ika Akyuni084674044Andry
Ristiawan084674049Antoni Wijaya 074674212
S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIALUNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA2010
Validitas Penelitian
Pengertian Validitas terkait dengan keabsahan data dalam penelitian kuantitatif
adalah merujuk pada Validitas instrumen/ skala.Validitas merujuk pada
tingkatkeaslian satu butir dalm satu skala.Valid bermakna kemempuan butir
dalammendukung konstruk dalam instrumen. Tingkat Validitas dibagi menjadi
dua,yaituvaliditas internel dan validitas eksternal. Suatu instrumen dapat dikatakan
valid (Syah)apabila instrumen tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya
diukur. Meteranvalid untuk mengukur panjang dan tidak valid utuk mengukur berat,
atau isi suatu benda. Suatu instrumen hendaknya menanyakan soal-soal yang
cukup penting, artinyarelevan dengan apa yang diukur.Pengertian valid dapat dilihat
dari dua segi yaitu:
1.
Bila dalam menyusun suatu instrumen, penyusun berusaha memilih soal-soalsecara
logis di perkirakan dapat mengukur apa yang mau diukur, baik menurut
pertimbangan sendiri maupun setelah bertukar pikiran(berkunsultasi) denganorang
lain atau bahkan ahli-ahli bidang pengetahuan yang bersangkutan, maka penelitian
tersbut dinyatakan telah memiliki content validity. Artinya isinyadiperkirakan sama
dengan apa-apa yang seharusnya diukur. Istilh lain yang berhubungan adalah face
vasdility yitu kelihatan dari luar sudah valid.2.Bila instrumen yang telah
dipergunakan, maka validitasnya dapat diukur denganmemperbandingkan hasilhasil pengukuranya dengan hasil pengukuran lainya.Cara ini menghasilkan
Emperical Validity, yang artinya secara empirisdibandingkan dengan hasil
pengukuran lain yang telah diketahui atau dianggapvalid, atau statistical validity
(karena dalam proses) pembandingan ini biasanyadiperlukan perhitunganperhitungan statistik).Suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen itu
tepat tatapi istilahtepat belum dapat mencakup semua arti yang tersirat dalam
kata valid, dan kata tepatkadang-kadang dipergunakan dalam konteks yang lain.
Akan tetapi tambahan kata tepatdalam menerangkan valid dapat diperjelas apa
yang dimaksud. Contoh untuk mengukur besarnya partisipasi mahasiswa dalam
proses belajar mengajar bukan diukur dari nialai yang diperoleh pada waktu
ulangan, tetapi dilihat melalui kehadiran,terpusatnya perhatian pada pelajaran,
menjawa pertanyaan yang telah diberikan, dll.
)
2.
Validitas soal (
item validity
)
3.
Validitas alat ukur(
tes
validity
)Dalam pelaksanaan penelitian ketiga konteks tersebut harus terpenuhi, agar
penelitianyang dilakukan dapat memberikan data yang senyatanya, sebagaimana
diharapkan,sehingga proses pengambilan kesimpulanya juga memiliki nilai jaminan
tinggi.
Validitas Penelitian
Konsep validitas penelitian ini bermakna adanya kesesuaian hasil-hasil
simpulansebuah penelitian dengan kondisi senyatanya dilapangan.Dalam konsep ini
terkandungmakna tingkat kesesuaian hasil penelitian yang dilakukan. Dengan
begitu satu hasil penelitian dinyatakan valid jika hasil tersebut memiliki tingkat
kesesuaian yang tinggidengan kondisi riil masyarakat.Terkait dengan konsep
validitas penelitian ini, suryabrata (1998) menyatakan bahwa validitas penelitian
mengandung dua sisi, yaitu (1) validitas internal dan (2)validitas eksternal. Konsep
validitas internal menyangkut tentang kesesuaian antarahasil penelitian dengan
kondisi sebenarnya, sedangkan validitas eksternal menyangkutkesesuaian antara
generalisasi hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya.
individu, maka dia dapat saja mengambil kriteriadari alat ukur kecerdasan yang
dibuat oleh wechsler, atau stanford-binet yang terkenaltersebut. Dengan begitu alat
ukur yang djadikan kriteria memang alat ukur yang betul- betul telah mengalami
proses validasi yang ketat, serta sudah dikenal sebelumnya.Harus diketahui, bahwa
tidak semua alat ukur yang ada dapat dijadikan sebagaikriteria atau pembanding.
Terkadang sulit untuk menemukan alat ukur sebagaimanayang dibutuhkan yang
tekah memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang baik.Beberapa alat ukur yang
baik, biasanya berasal dari negara-negara arab, hanya sajahendaknya dipahami
adanya perbedaan buaya asal alat ukur tersebut terkadang dapatsaja berdampak
pada ahasil yang dicapai. Hal ini dapat karena berasal dari kesalahandalam proses
penerjemahan atau juga perbedaaan buadaya yang sangat kuat antaratestee yang
akan dijadikan sbujek penelitian dengan testee saat alat ukur yang dijadikankriteria
tersebutdigunakan.Terkait dengan validitas berdasr kriteria ini biadsanya dibedakan
menjadi duamacam, yang dilihat kapan kriteria tersebut dimanfaatkan. Jika kriteria
tersebutdimanfaatkan saat sekarang atau pada saat yang sama disebut dengan
(cuncurrent