Anda di halaman 1dari 7

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap yang
sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan menghasilkan
data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini
tidak boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan
ciri-ciri penelitian yang akan digunakan. Pada penelititan, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni
berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa
dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data.

Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas


instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik
pengumpulan data antara lain: (1) interview (wawancara); (2) kuesioner
(angket); (3) observasi (pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.
Interview (Wawancara)

Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab. 

Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian


kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, wawancara lebih sering
digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang akan
diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan. Wawancara dalam
penelitian kualitatif meliputi wawancara mendalam dan wawancara bertahap.
Wawancara mendalam dilakukan dalam konteks observasi partisipasi. Peneliti
terlibat secara intensif dengan setting penelitian terutama pada keterlibatannya
dengan kehidupan informan (Satori & Komariah, 2011: 130). Kemudian wawancara
bertahap adalah wawancara yang mana peneliti melakukannya dengan sengaja
dating berdasarkan jadwal yang ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara
dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi. Sifat wawancara
tetap mendalam, tetapi dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan pokok.
Wawancara Terstruktur

Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan
pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Contoh:

Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap


Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin
dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?

Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian
yang lebih mendalam tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan, peneliti
berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan
yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti
permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak
terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh,
sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan ceritera responden.
Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka. Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering
digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga
penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan
datanya.

Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis,
tergantung pada sudut pandangan:

Dipandang dari cara menjawab


Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya
sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup sudah disediakan jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih.
Dipandang dari jawaban yang diberikan
Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan
kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

Dipandang dari bentuknya.


Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda,
kuesioner isian, check list, dan rating-scale.

3. Observasi (pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan
seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu
mediavisual/audiovisual.

Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:

Observasi Berperanserta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak. Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan,
mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat
kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lainnya, dan lain-
lain.

Observasi Nonpartisipan
Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak
mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. Dalam proses produksi,
peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan
baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagus,
bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga
kerja atau operator mesinnya.

Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:

Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan
kemudian dibuat kesimpulan.

4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll.
Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,
film, dll. Dalam penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari observasi dan
wawancara akan lebih kredibel jika didukung sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga
semakin kredibel jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik. Dokumetasi
dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.
Dokumentasi sering digunakan pada penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara. Akan tetapi, dokumentasi juga
digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan, dalam hal
mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan pentingnya
penelitian.

5. Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223).  instrumen yang berupa tes ini dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes
prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh
guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali
sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya. Tes terstandar biasanya sudah
tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya.

Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330). Bila
peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data. Triangulasi digunakan pada penelitian kualitatif. Terdpat dua macam
triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik,
berarti penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak. Triangulasi sumber, untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama.

TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis Data
Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data
dalam Sugiyono ( 2010: 207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.

Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu
statistik deskriptif dan dan statistik inferensial. Statistik intefensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data


dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 208). Analisis statistik ini
digunakan apabila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak untuk
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitugan desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dn standar
deviasi dan perhitungan persentase.

Analisis statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis, korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan
membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau
populasi. Analisis ini tidak sampai pada pengujian signifikansinya, karena dalam
analisis deskriptif tidak membuat generalisasi.

Analisis statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu


kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Analisis statistik ini cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random.

Kualitatif
Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis data
pada kualitatif, antara lain:

1. Metode perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan


datum yang lain dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan
kategori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data,
kategori data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.

2. Metode analisis data menurut Spradley, proses penelitiannya terdiri dari:

 Pengamatan deskriptif,
 Analisis domein, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan
berperanserta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan
lapangan, yang dapat dilihat di buku lampiran.
 Pengamatan terfokus dan wawancara tefokus berdasarkan fokus yang
sebelumnya telah dipilih oleh peneliti.
 Analisis taksonomi, meliputi langkah-langkah berikut ini; (1) memilih satu domein
untuk dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan simantik yang sama
yang digunakan untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari
domein yang lebih besarn dan lebih inklusifyang dapatdimasukkan sebagai sub
bagian dari domein yang sedang dianalisis, (5) membentuk taksonomi sementara,
(6) mengadakan wancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan
(7) membangun taksonomi secara lengkap.
 Pengamatan terpilih, dengan melakukan wancara terpilih untuk memperdalam data
yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
 Analisis komponensial, meliputi; (1) memilih domein yang akan dianalisis, (2)
mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, (3) menyiapkan lembar
paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, (5)
menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, (6) menyiapkan
pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, (7) mengadakan pengamatan terpilih
untuk melengkapi data, dan (8) menyiapkan paradigma lengkap.
 Analisis tema, merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik
pemandangan yang sedang diteliti. Langkah-langkah menemukan tema ialah; (1)
melebur diri, (2) melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan, (3) perspektif
yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya, (4) menguji
dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis, (5) mengidentifikasi domein
yang terorganisir, (6) mencari tema universal.

3. Metode analisis data menurut Miles dan Huberman, analisis data ini didasarkan
pada pandangan paradigmanya yang positivisme dengan menggunakan
matrik. Dengan matrik yang dipetakan maka peneliti mulai mengadakan analisis
apakah membandingkan, melihat urutan ataukah menelaah hubungan sebab-akibat
sekaligus.

Pengembangan
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data
dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:

1. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data
baik dengan tabel, bagan, atau grafik.
2. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang
dikembangkan
3. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan
tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan
revisi produk.
5. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan
dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
6. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa
dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.

Anda mungkin juga menyukai