Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rika Rahimi Syahwal

Npm : 1906101030037
Mk : Penelitian Pendidikan
Tugas 3

ANALISA TEKNIK PENGOLAHAN DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF

A. Teknik Pengolahan Data


Metode pengolahan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengolah data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh
karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara
tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung
terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode
dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian
sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya
mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan
landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar.
Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus
baik.
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah
kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data:
observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi
kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:
angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.

B. Teknik Pengolahan Data Kuantitatif


Pengolahan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi
(Sugiyono, 2012: 193-194)
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun lewat telepon.
2. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa
terhadap pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1) Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada di PBA?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagusi
2) Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Syekh
Nurjati?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
3. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-
UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap
mahasiswa!”.
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar,
2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan
angket yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip penulisan angket
Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah
itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. Bahasa yang digunakan, bahasa
yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa
responden. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka
atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif dan negatif.
Pertanyaan tidak mendua, Tidak menanyakan yang sudah lupa, Pertanyaan tidak
menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau
yang jelek saja.
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam
angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju
hal yang sulit.
5. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari
peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah
sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian
kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya
mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak
sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

C. TEKNIK PENGOLAHAN DATA KUALITIATIF


Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa
teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan
4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik
tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai,
untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan
teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010:
50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau
tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda
pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab
dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan
untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan
dalam melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk
membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk
menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan
lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya
termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan
dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
c) The events, menyusun protokol wawancara. Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara,
yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi
secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya
jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga
suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di
mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.
Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni
suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan
yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan
kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran,
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-
193).

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi
partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77).
d. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada
matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh
seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti.
Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan
yang lebih objektif.

Anda mungkin juga menyukai