Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH MINAT MENJADI GURU, CITRA DIRI, DAN STATUS FINANSIAL

TERHADAP KEYAKINAN DIRI DALAM BERPOFESI SEBAGAI PENGAJAR


(Studi kasus pada mahasiswa pendidikan ekonomi universitas syiah kuala)

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodelogi


Penelitian:

Oleh :

Rika Rahimi Syahwal


1906101030037

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, umur
panjang dan karunia-Nya sehingga disusunlah proposal skripsi yang berjudul
“Pengaruh Minat menjadi Guru, Citra Diri dan Status Finansial terhadap
Kepercayaan Diri dalam Berprofesi Sebagai Pengajar pada Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi” dapat diselesaikan.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


membantu penyempurnaan proposal skripsi ini, termasuk diantaranya:
1. Dr. Amiruddin, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal skripsi
ini.
2. Dr. T. M. Jamil, M.Si selaku dosen narasumber dan penguji utama proposal
yang selalu memberikan informasi dan arahan serta memotivasi selama
penyusunan proposal ini.
3. Zanna Aulia Safitri selaku sahabat yang selalu memberikan semangat dan
perhatian dalam penyusunan proposal ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berkenan
memberikan bantuan kepada penuli
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajar merupakan bagian utama dalam persekolahan, mengingat sifat
pendidik sangat mempengaruhi sifat sistem pembelajaran. Sifat kerangka
sekolah sangat tunduk pada sifat pendidiknya. Sifat pendidik akan lebih baik
bergantung pada bagaimana guru perlu beradaptasi terus-menerus dan tidak
berhenti memperbaiki kualitas dirinya sendiri. Semakin banyak guru belajar,
semakin banyak yang akan dikembangkan oleh seorang pendidik.
Peningkatan seorang pendidik akan menambah inovasi, pengembangan, dan
metodologi baru dalam menyampaikan materi, sehingga pembelajaran
menjadi lebih baik.
Pilihan menjadi guru dimulai dari menempuh jenjang pendidikan
sarjana di bidang keguruaan. Seseorang yang memutuskan untuk memasuki
strata 1 di bidang studi keguruaan dan ilmu pendidikan harusnya mempunyai
keinginan menjadi seorang pendidik yang pada akhirnya membuat dirinya
memutuskan untuk memilih menjadi guru.
Minat untuk menjadi seorang pendidiik dapat didorong oleh unsur-
unsur esksternal dan internal. Unsur dari dalam adalah panggilan atau jiwa
keakraban yang tinggi, dan dari luar, misalnya, seberapa besar upah/tingkat
upah yang diperoleh dari pendidikan atau mungkin karena mereka
menganggap bahwa posisi sosial seseorang akan lebih baik jika ia menjadi
seorang guru.
Persoalannya, saat ini ada perbedaan antara minat dan penawaran kerja,
di mana minat kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang
tersedia. Fenomena ini membuat tenaga kerja tidak mendapatkan pekerjaan
sehingga angka pengannguran diIndonesia bertambah.

Tabel. 1 Data Jumlah Pengangguran yang didasari Tingkat Pendidikan yang Ditempuh
(%).
Tahun Tidak/b Tidak/ SD SLTP SLTA SMK/K Akade Unive
elum belum Umum/ ejuruan mi/Dipl rsitas
pernah tamat SMU oma
sekolah SD
2010 1.89 7.21 16.86 19.97 25.83 14.37 5.33 8.54
2011 2.37 8.50 14.31 24.64 27.37 13.38 3.19 6.26
2012 1.16 6.97 19.77 23.35 25.43 14.53 2.72 6.07
2013 1.10 6.60 18.18 22.80 25.98 16.98 2.50 5.86
2014 1.03 5.38 16.97 21.63 27.09 18.39 2.67 6.83
2015 0.73 4.91 13.29 18.17 30.16 20.76 3.33 8.64
2016 0.84 5.46 14.73 18.41 27.74 21.62 3.12 8.07
2017 1.32 7.81 18.45 18.29 22.17 19.74 3.56 8.66
Sumber: bps.co.id (2017)

Dari Tabel 1, terlihat bahwa pengangguran terbuka umum pada tahun


2010-2017 berkurang dari tahun 2010 hingga 2017. Pengangguran lulusan
pendidikan menengah saat ini berada pada posisi yang paling penting,
meskipun jika dilihat dari tingkat itu berkurang jumlahnya. Pada tahun 2017.
Sebaliknya, tingkat sarjana mengalami peningkatan pada tahun 2017. Jika
Anda melihatnya sekali lagi, jumlah pelatihan mutlak untuk beberapa waktu
dan seterusnya mencapai tingkat yang tinggi, menyiratkan bahwa
pengangguran terbuka kewalahan oleh individu dengan pendidikan lanjutan,
khususnya SMA, SMK, Konfirmasi dan Perguruan Tinggi. Peningkatan
pengangguran terbuka di tingkat pendidikan lanjutan di perguruan tinggi
dapat disebabkan oleh variabel yang berbeda. Kuantitas perguruan tinggi
berkembang di Indonesia, khususnya pendidikan lanjutan swasta. Topik
khusus yang tidak dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga kemampuan yang
diperoleh di tingkat sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.

Peningkatan jumlah perguruan tinggi juga diikuti oleh peningkatan jumlah


program studi. Tabel 2 menyajikan jumlah program studi yang bergantung
pada perguruan tinggi negeri dan swasta.
Tabel. 2 Jumlah Program Studi Berdasarkan Perguruan Tinggi Negeri
dan Swasta Tahun 2017

Program Studi Negeri Swasta Total


Agama 422 894 1316
Humaniora 383 326 709
Sosial 1526 2368 3894
MIPA 542 449 991
Seni 158 214 372
Kesehatan 1131 2198 3329
Teknik 1482 3232 4714
Pertanian 934 823 1757
Ekonomi 893 2563 3456
Keguruaan 2074 3357 5431
Total 9545 16424 25969
Sumber: Data Kemenristek Dikti (2017)

Jika dilihat dari informasi tersebut, dilihat dari semua hal, jumlah
lulusan dari program keguruan lebih menonjol dibandingkan dengan lulusan
dari program prodi lainnya. Dengan asumsi semua alumni keguruan dapat
dikonsumsi oleh angkatan kerja, kondisi ini tidak akan menjadi masalah
besar, namun jika kondisi sebaliknya terjadi, tingkat pengangguran alumni
prodi berkonsentrasi pada keguruan akan terus meningkat.
Alumni program keguruan dan ilmu pendidikan yang diakui dunia kerja
tak lepas dari kemampuan yang dimilikinya. Lulusannya harus memenuhi
kaidah-kaidah kemampuan yang dipersyaratkan dari dunia pekerjaan guru,
khususnya untuk menjadi tenaga pengajar (pendidik). Untuk melahirkan
guru-guru yang berkualitas, pemerintah membangun Lembaga Tenaga
Kependidikan Sekolah (LPTK) sebagai instruktur ahli.

Lulusan dari LPTK bisa menjadi pengganti di ranah persekolahan


dengan kemampuan yang pas. Mengingat Pasal 10 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pengajar dan Penutur, ada empat
kemampuan yang harus digerakkan oleh pendidik dan tenaga kependidikan,
yaitu kemampuan pendidikan, keterampilan cakap, kemampuan budi pekerti,
dan kemampuan sosial. Keempat keterampilan ini harus digerakkan oleh
tenaga kependidikan yang terencana, khususnya tenaga pendidik.
Permasalahan yang muncul di lapangan adalah masih adanya instruktur yang
belum memenuhi keterampilan tersebut, misalnya kemampuan mahir,
inkonsistensi antara jurusan dan mata pelajaran yang dididik.
Peneliti mengarahkan penelitian lapangan kepada mahasiswa USK
Pendidikan Ekonomi, yaitu 22 mahasiswa dari leting 2019 lainnya memiliki
keberanian rendah, dan beberapa masih enggan. Beberapa mahasiswa yang
memiliki rasa percaya diri yang rendah masih enggan untuk terjun ke dunia
kerja karena seorang pendidik memutuskan untuk mempertimbangkan
bekerja di bidang lain atau terjun ke dunia bisnis setelah lulus.
Mengingat isu-isu yang diangkat dan ditegakkan oleh persepsi yang
dibuat oleh para analis, sehingga proposal skripsi ini berjudul “Pengaruh
Minat menjadi Guru, Citra Diri dan Status Sosial Ekonomi terhadap
Kepercayaan Diri dalam Berprofesi Sebagai Pengajar pada Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi"
6

B. Rumusan Masalah
Mengingat bukti masalah yang dapat dikenali dan batas masalah, perincian masalah
dalam ulasan ini adalah:
1. Bagaimana minat menjadi pendidik mempengaruhi rasa percaya diri akan
panggilan sebagai pengajar bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK?
2. Bagaimana konsep diri mempengaruhi kepercayaan diri dalam berprofesi sebagai
pengajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK?
3. Bagaimana pengaruh status keuangan terhadap kepercayaan diri dalam
berprofesi sebagai pengajar pada mahasiswa fakultas keguruan USK?
4. Bagaimana minat menjadi pengajar, citra diri dan status finansial berdampak
pada kepastian panggilan sebagai pendidik bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi
USK?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari balik tinjauan ini tergantung pada definisi masalah yaitu untuk
menemukan:
1. Pengaruh minat menjadi tenaga pendidik terhadap kepercayaan diri ketika
memiliki panggilan sebagai guru di mahasiswa
2. Pengaruh citra diri terhadap kepercayaan diri memiliki panggilan sebagai
pengajar di mahasiswa mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK?
3. Pengaruh status finansial terhadap kepercayaan diri memiliki panggilan
pengajar di mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK?
4. Pengaruh minat menjadi pendidik, citra diri, dan status finansial terhadap
keyakinan diri dalam berprofesi sebagai pengajar di mahasiswa Pendidikan
Ekonomi USK?
7

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diandalkan untuk memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis: Eksplorasi ini diandalkan untuk menyumbangkan
informasi tentang komponen-komponen yang mempengaruhi kepastian profesi
sebagai tenaga pendidik/guru.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk analis: Hasil Observasi dari tinjauan ini diharapkan dapat
menambah informasi dan pemahaman bagi para analis yang akan dibuat
dalam eksplorasi tambahan sebagai metode untuk menciptakan daya pikir
dan menerapkan ilmu pengetahuan.
b. Untuk wilayah lokal ilmiah: dari tinjauan ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk melengkapi pertimbangan pada tenaga kependidikan.
c. Untuk pemerintahan.: Sebagai usulan untuk menggarap kodrat
pendidik di Indonesia untuk menjadi instruktur yang cakap melalui
strategi dan proyek penting untuk mewujudkan kepastian vokasi sebagai
tenaga pendidik.
d. Untuk daerah setempat: Hasil review ini diharapkan dapat
membuat masyarakat secara umum memahami unsur-unsur yang
mempengaruhi keberanian dalam panggilan sebagai guru, sehingga dapat
membantu dalam menciptakan pengganti-pengganti pendidik yang
handal.
8

1. Anggapan Dasar dan Hipotesis


• Kerangka Berfikir
1. Dampak Minat Menjadi Pendidik terhadap Kepercayaan pada Kejuruan sebagai
Pengajar
Minat adalah sumber inspirasi bagi seseorang untuk mencapai sesuatu
karena perasaan untung di dalamnya. Sedangkan profesi adalah kemajuan
pekerjaan atau keadaan individu dalam suatu tugas. Ketertarikan pada
panggilan sebagai pengajar menyiratkan minat untuk mengisi sebagai pendidik,
minat yang dapat muncul karena komponen dalam dan luar. Adanya minat
menyebabkan individu melakukan suatu kegiatan tanpa intimidasi atau
perintah, terlepas dari apakah itu dilakukan atas kemauan sendiri dengan
keadaan sadar sepenuhnya.
Sejalan dengan itu, minat menjadi pengajar mempengaruhi keberanian
profesi sebagai pendidik, untuk itu keyakinan diri mahasiswa USK Pendidikan
Ekonomi untuk memiliki panggilan sebagai pendidik. Karena dengan minat
menjadi pengajar berarti ada minat untuk mencapai sesuatu, khususnya menjadi
pendidik, mengingat menjadi pengajar merupakan salah satu jabatan, maka
pada saat itu menjadi pendidik dapat diatur dalam suatu profesi.
2. Dampak Citra Diri pada Kepercayaan dalam Berprofesi sebagai Guru
Arti dari Citra diri adalah keyakinan pada gambaran, pandangan,
kontemplasi, sentimen, atau keputusan di sekitar diri sendiri dan penilaian diri
menurut orang lain yang mencakup keyakinan fisik, mental, sosial, gairah, dan
prestasi yang telah mereka capai. Penilaian dirinya tentang apakah dia
mahasiswa jurusan Keuangan di USK dan penilaian orang lain terhadapnya
meliputi fisik, mental, sosial, semangat, dan prestasi yang telah dicapai terkait
dengan panggilan mahasiswa sebagai pendidik. Penilaian ini akan
mempengaruhi kepastian mahasiswa persekolahan keuangan USK untuk
memiliki vokasi sebagai pengajar.
3. Dampak Status Finansial Terhadap Kepercayaan diri Berprofesi Sebagai Guru
Status Finansial adalah pengaturan individu dalam aktivitas publik seperti
yang diperkirakan oleh ekonomi, pelatihan, dan pekerjaan mereka. Karena
subjek dalam ulasan ini adalah siswa, yang tersirat adalah status keuangan
tergantung pada orang tua mereka. Status keuangan wali yang berada di kelas
atas akan berbeda dalam memberikan pengaturan kepada anak-anak mereka
bila dibandingkan dengan wali yang melibatkan status keuangan yang lebih
rendah, misalnya dalam mencari tahu di mana anak-anak mereka akan pergi ke
kelas dan memberikan kantor pendukung untuk mereka. sekolah. Wali dengan
status keuangan tinggi membutuhkan anak-anak mereka untuk mencari
pelatihan yang paling tinggi karena mereka percaya bahwa mereka dapat
mengatasi setiap masalah anak-anak mereka sepanjang sekolah mereka,
daripada wali dengan status keuangan yang lebih rendah, Meskipun keinginan
anaknya untuk bersekolah di sekolah menengah pasti ada, namun hal itu akan
membatasi keinginannya untuk menyekolahkan anaknya dengan berbagai
pertimbangan.
Bagi orang-orang tertentu, terutama di luar daerah metropolitan, pendidik
adalah pekerjaan yang sangat dijunjung tinggi, ada kemungkinan untuk bisa
menjadi pengajar, apalagi jika Anda seorang pegawai negeri. Ada juga mereka
yang walinya sekarang menjabat sebagai pendidik atau kepala sekolah yang
9
sudah mapan secara finansial, dan karena pekerjaannya sebagai pengajar,
mereka memiliki tingkat ekonomi yang sangat tinggi di arena publik dan
meminta anak-anak mereka untuk meniru teladan mereka untuk berubah
menjadi seorang pendidik. Dengan demikian, status keuangan wali berdampak
pada tingkat kepastian untuk memiliki panggilan sebagai pengajar.
4. Dampak Minat Menjadi Pendidik, Citra Diri, dan Status Finansial Terhadap
Kepercayaan diri dalam Berprofesi sebagai Guru
. Ketertarikan menjadi pendidik, citra diri, dan status finansial berpengaruh
positif terhadap keberanian mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK untuk
berprofesi sebagai pengajar. Semakin tinggi minat dan pemikiran positif
mahasiswa untuk menjadi pendidik dan ditopang oleh status finansial yang
tinggi, maka akan semakin meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa
Pendidikan Ekonomi USK. Kemudian lagi, tidak adanya minat dan pandangan
negatif diri mahasiswa, serta kekurangan bantuan dari status finansial akan
mengurangi kepercayaan diri mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK sebagai
pengajar.

• Paradigma Penelitian

X1 X2 X3

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Ket:
X1 = Minat Berprofesi Sebagai Guru
X2 = Citra Diri
X3 = Status Finansial
Y = Keyakinan Diri Berprofesi Sebagai Guru

1. Analisis minat menjadi guru terhadap keyakinan diri berprofesi sebagai


guru
2. Analisis Citra Diri terhadap keyakinan diri berprofesi sebagai guru
3. Analisis status finansial terhadap keyakinan diri berprofesi sebagai guru.

Analisis minat menjadi guru, citra diri, status finansial terhadap keyakinan diri
berprofesi sebagai guru
10
• HipotesisPenelitian
Dalam tinjauan ini ada beberapa teori yang disusun berdasarkan sistem
penalaran dan pandangan penelitian, yaitu:

1. Minat menjadi pendidik berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri


dalam berprofesi sebagai pengajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi
USK.

2. Konsep diri berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri dalam
berprofesi sebagai pendidik pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK
3. Status keuangan berpengaruh positif terhadap kepastian profesi sebagai
pendidik Pendidikan Ekonomi USK.

4. Ada pengaruh minat menjadi pendidik, ide diri, dan status finansial
terhadap kemandirian dalam berprofesi sebagai pengajar pada mahasiswa
Pendidikan Ekonomi USK.

BAB II

KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teori
• Keyakinan Diri Berprofesi Sebagai Pendidik
Menurut Anthony (Ghufron dan Risnawita, 2014: 34) kepercayaan diri adalah
sikap dalam diri individu yang dapat menerima situasi tentang dirinya sendiri,
menumbuhkan kesadaran, berpikir empatik, memiliki keberanian dan dapat
melakukan semua yang dia butuhkan. Keakraban dengan kapasitas diri sendiri
sangat penting dalam membangun keberanian seseorang, demikian juga
digarisbawahi, penting untuk berpikir jernih dan berani meningkatkan rasa percaya
diri. Kepastian (Falsehood, 2003: 4) menyiratkan kepastian kapasitasnya untuk
mengurus suatu usaha dan masalah. Dengan keberanian, seorang individu akan
merasa dirinya terpuji dan dapat melanjutkan hidup, memikirkan berbagai pilihan
dan memutuskannya. Mengingat sebagian dari anggapan di atas, keberanian dapat
diartikan sebagai keyakinan individu dalam kapasitasnya dalam cara yang positif
dan otonom untuk menghadapi atau mencapai sesuatu.
• Ciri-ciri Keyakinan Diri
Sesuai Maslow (Rahayu, 2013: 69) mengacu pada kualitas orang tertentu,
khususnya bagi mereka yang memiliki keyakinan diri, yang menyiratkan
kesempatan untuk mengoordinasikan renungan dan mendedikasikan energi
tergantung pada kapasitas mereka, untuk melakukan hal-hal yang berguna, seperti
pertemuan baru, wajah ceria. kesulitan baru, bekerja secara memadai dan memiliki
rasa kewajiban dengan tugas yang diberikan.
Sesuai Lauster dalam Ghufron dan Risnawita (2014: 34) mengemukakan atribut-
atribut keyakinan diri individu, khususnya:
11
Percaya pada kapasitas Anda sendiri. Ini menyiratkan bahwa keyakinan yang kuat
dalam diri sendiri terhadap keanehan diidentifikasi dengan kapasitas tunggal untuk
menilai dan mengalahkan keanehan yang terjadi.
1. Bertindak secara mandiri atau tidak mengikutsertakan orang lain dalam
memutuskan.
2. Memiliki apresiasi diri yang positif. Pandangan dan penilaian yang baik
terhadap diri sendiri menjadi hal yang penting dalam melakukan suatu tindakan.
3. Cobalah untuk menawarkan sudut pandang. Perspektif dan praktik yang muncul
secara normal untuk mengomunikasikan keinginan dalam dirinya kepada orang
lain tanpa tekanan
4.
• Variabel yang mempengaruhi keyakinan diri
Variabel yang mempengaruhi rasa percaya diri (Ghufron dan
Risnawita, 2014: 37-38):
1. Citra diri
Menurut Anthony dalam Ghufron dan Risnawita (2014) penataan
rasa percaya diri dalam diri seorang individu dimulai dengan
peningkatan self-ide yang didapat dalam hubungannya dalam sebuah
perkumpulan. Efek samping dari kerjasama yang terjadi akan
melahirkan ide ini.
2. Keyakinan
Ide diri yang positif akan membingkai kepercayaan diri yang
positif juga. Keyakinan adalah penilaian yang dibuat dari diri sendiri.
Santoso (Ghufron dan Risnawati, 2014) berpendapat bahwa tingkat
kepercayaan diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
diri seseorang.
3. Pengalaman
Pengalaman bisa menjadi faktor munculnya rasa percaya diri.
Lagi pula, pengalaman juga bisa menjadi faktor dalam mengurangi
keberanian seseorang. Anthony (Ghufron dan Risnawita, 2014)
merekomendasikan bahwa pertemuan sebelumnya adalah hal utama
untuk menumbuhkan karakter ini.
4. Intruksi
Tingkat instruksi individu akan mempengaruhi tingkat keyakinan
diri seseorang. Tingkat instruksi yang rendah akan
membuat individu bergantung dan di bawah kekuatan seseorang
yang lebih cerdas darinya. Individu dengan pendidikan lanjutan akan
memiliki tingkat keberanian yang lebih tinggi daripada mereka dengan
instruksi yang lebih rendahBerdasarkan pendapat diatas kepercayaan
diri dapat disimpulkan menjadi sesuatu yang berhubungan dengan
psikologi seseorang di mana ia yakin atau tidak pada dirinya sendiri
untuk mampu menghadapi atau melakukan sesuatu, yang dapat di
pengaruhi kemampuan diri, pengalaman, optimis (berifkiran positif),
dan penampilan fisik.

• Memahami Minat Menjadi Pendidik


12
Hurlock (2010:114) mencirikan minat sebagai sumber inspirasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan apa yang mereka butuhkan dan memiliki kesempatan untuk
memilih. Ketertarikan pada seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi diperoleh dari
siklus terlebih dahulu. Perkembangan minat terjadi karena adanya kesesuaian antara diri
individu dengan objek yang diminati. Minat yang muncul dalam diri individu
mendorong individu tersebut untuk berusaha mencapai apa yang diinginkan dan
diantisipasi. Hasrat, kapasitas, dan kemampuan yang terkandung dalam diri seseorang
akan menentukan besar kecilnya minat terhadap suatu barang. Seperti yang ditunjukkan
oleh referensi Kata Besar Bahasa Indonesia, seorang pendidik dicirikan sebagai "seorang
individu yang pekerjaannya (pekerjaan, panggilan) adalah mengajar", sementara pada
saat yang sama sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Pengajar
Pasal 1 :
"Instruktur adalah instruktur cakap dengan tugas utama mengajar, mengajar,
mengarahkan, mengkoordinasikan, mempersiapkan, survei, dan menilai siswa dalam
pelatihan pemuda melalui sekolah konvensional, instruksi penting, dan instruksi
opsional."
Mengingat sebagian dari kesimpulan di atas, sangat baik dapat dianggap bahwa minat
adalah preferensi dan minat individu pada item tertentu sehingga muncul perasaan
pertimbangan yang menyebabkan kebutuhan untuk terlibat dengan artikel itu. Minat
untuk menjadi instruktur adalah sebuah kecenderungan
kerinduan dan minat seseorang untuk menjadi pengajar, akibatnya berfokus pada
panggilan mendidik.

• Bagian yang Menarik


Menurut Hurlock (2010:117), minat terbagi menjadi dua sudut pandang, yaitu sudut
pandang intelektual dan sudut pandang penuh perasaan. Ketertarikan pada sudut
intelektual tergantung pada hal-hal yang telah mampu dan hal-hal yang telah dipelajari
baik di rumah, sekolah maupun lokal seperti halnya berbagai macam komunikasi luas.
Sudut pandang yang penuh perasaan merupakan gagasan yang membentuk perspektif
intelektual. Minat dikomunikasikan dalam perspektif terhadap latihan yang dibuat dan
dibuat berdasarkan wawasan dekat dari mentalitas individu terkemuka, khususnya wali,
instruktur, dan pendamping terhadap latihan yang terkait dengan minat ini.
13
• Citra diri
• Memahami Citra Diri
Sebagaimana ditunjukkan oleh Hendra Surya (2007: 3) citra diri adalah gambaran, sudut
pandang, keyakinan, pemikiran, perasaan tentang apa yang ada di sekitar diri sendiri yang
mencakup kapasitas, karakter diri, perspektif, sentimen, kebutuhan, tujuan hidup, dan harga diri.
penampilan. Ide diri ini secara tegas dipengaruhi oleh campuran keyakinan, fisik, mental, atribut
sosial, tujuan, pencapaian, dan perjalanan dengan bobot yang penuh gairah. William D. Streams
dalam Jalaluddin Rakhmat (2007: 99) mencirikan gagasan diri sebagai "pandangan fisik, sosial,
dan mental tentang diri kita sendiri yang kita peroleh dari pertemuan dan asosiasi kita dengan
orang lain". Citra diri hanyalah pandangan dan perasaan dari pertemuan dan koneksi dengan
orang lain, wawasan ini dapat berupa fisik, sosial, dan mental. Kebijaksanaan yang bersifat
fisik, misalnya, melihat tentang penampilan mereka sendiri yang sebenarnya. Kesan semacam
sosial, misalnya, perspektifnya tentang bagaimana orang lain menilainya. Kebijaksanaan yang
bersifat mental, misalnya, melihat di sekitar orang/alam sendiri.
Sesuai Hurlock dalam Ghufron dan Risnawita (2014:13) mengatakan bahwa Citra diri adalah
gambaran individu tentang diri sendiri yang merupakan campuran dari fisik, mental, sosial,
keyakinan optimis yang penuh gairah, dan prestasi yang telah mereka capai. Mengkonsumsi
(Ghufron dan Risnawita, 2014: 13) mencirikan Citra diri sebagai kesan diri sendiri secara
keseluruhan yang menggabungkan sentimen di sekitar diri sendiri, anggapan tentang pandangan
diri mental menurut orang lain dan penilaian tentang hal-hal yang dicapai. Self-ide adalah
pendapat dan perasaan seseorang di sekitar dirinya. Berdasarkan sebagian kesimpulan di atas,
maka dapat dikatakan bahwa Citra diri adalah gambaran, pandangan, pemikiran, perasaan, atau
penilaian tentang diri sendiri dan evaluasi diri menurut orang lain yang meliputi fisik, mental,
sosial, gairah. keyakinan, dan prestasi.

• Macam-macam Citra Diri


Ada dua macam Citra diri, yaitu Citra diri positif dan citra diri negatif (Ghufron dan
Risnawita, 2014: 19). Awalnya, citra diri yang baik adalah memiliki kepercayaan diri dalam
kapasitasnya untuk mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, memantau keragaman
di antara orang-orang. Kedua, citra diri yang negatif peka terhadap analisis, mudah menerima
tepuk tangan, memiliki mentalitas yang keras, pada umumnya akan merasa tidak diinginkan dan
kritis.
Berdasarkan gambaran di atas, cenderung dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki
self-ide positif akan benar-benar ingin mengetahui diri sendiri baik kekurangan maupun
kualitasnya sehingga dapat menyusun tujuan yang sesuai. Individu yang memiliki self-ide
negatif akan bersikap sinis terhadap kontes karena mereka kurang siap untuk mengeksploitasi
kualitas mereka dan menutupi kekurangan mereka.

• Faktor-faktor Citra Diri


Citra diri individu dipengaruhi oleh banyak variabel yang berfluktuasi dari satu individu ke
individu lainnya. Amaryllia Puspasari (2007: 43-45) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi ide diri, sebagai berikut:
• Keterbatasan Finansial
Iklim dengan batasan finansial dapat membuat masalah formatif. Kesulitan hidup secara
finansial dapat mendorong rendahnya rasa percaya diri pada anak-anak.
•Kelas sosial
Perkumpulan yang memandang dirinya sebagai kelompok minoritas pada umumnya akan
memiliki self-ide yang rendah. Hal ini diidentikkan dengan kelas ramah rendah mereka.
14
Jalaluddin Rakhmat (2007: 100-104), menyatakan unsur-unsur yang mempengaruhi gagasan
diri, khususnya orang lain dan kumpulan referensi.
1. Penilaian dari orang lain
Citra diri dapat dibentuk melalui penilaian orang lain. Dalam hal seseorang diakui oleh orang
lain, dianggap, dan lebih disukai karena keadaannya sendiri, orang itu pada umumnya akan
menghargai dan mengakui dirinya sendiri. Bergantian, dengan asumsi orang lain umumnya
meremehkan, menyalahkan dan menolaknya, individu itu pada umumnya akan membenci
dirinya sendiri.
Tidak semua orang pun memiliki dampak yang sama pada orang tersebut. Ada yang paling
berpengaruh, terutama orang terdekat yang dianggap penting. Ketika mereka masih anak-anak,
maka orang tua, anggota keluarga dan orang-orang yang tinggal di rumah yang sama, dari
merekalah seorang individu selangkah demi selangkah membentuk citra dirinya sendiri.

· Status Finansial Ekonomi

Menurut Soerjono Sukanto (2010: 210), kesejahteraan ekonomi adalah keadaan


individu secara keseluruhan secara lokal di mana ia tinggal sejauh iklim sosialnya,
sehubungan dengan harga dirinya, kebebasan dan komitmennya. Sugihartono
(2007:30) berpendapat, status keuangan wali meliputi tingkat pendidikan wali,
pekerjaan wali, gaji wali.
Mengingat sebagian dari penilaian di atas, gagasan tentang status keuangan
adalah pengaturan individu-individu lokal ke dalam kelas-kelas tertentu iklim lokal
• Estimasi Status Keuangan
Dimyati Mahmud (2009: 99) merekomendasikan, "Status keuangan mencakup
tingkat pelatihan, tingkat gaji, jenis pekerjaan, kantor dan aset unik di rumah seperti
radio, TV, pendingin, dan lain-lain". Basu Swastha dan Hani Handoko (2012: 65)
menambahkan, “Ukuran atau model yang
Menurut Soerjono Sukanto (2010:209) hal-hal yang mempengaruhi status
keuangan antara lain:
• Proporsi kelimpahan, semakin boros seorang individu, semakin tinggi tingkat
status individu di mata publik.

• Ukuran kekuatan, semakin tinggi dan semakin besar kekuatan yang dimiliki
seseorang di mata publik, semakin tinggi tingkat status keuangan individu tersebut.

• Proporsi kehormatan, individu yang dianggap di mata publik akan ditempatkan


lebih tinggi dari orang lain di mata publik.

• Proporsi sains, sains sebagai tindakan yang dimanfaatkan oleh individu yang
menghargai sains.

Berdasarkan gambaran di atas, status keuangan ditentukan oleh beberapa hal,


termasuk tingkat sekolah, pekerjaan/tingkat gaji, kantor luar biasa dan aset yang
diklaim, dan keadaan rumah.
15
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Desain Observasi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2006) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2006) mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahnya.
Sedangkan Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa metode kualitatif ialah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penelitian trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Selain definisi-definisi diatas, ada definisi penelitian kualitatif lainnya seperti yang
dikemukakan oleh David Williams (dalam Moleong, 2006) bahwa penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan
dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas definisi ini menggambarkan bahwa
penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, agar hasilnya dapat digunakan untuk
menafsirkan fenomena, dan metode yang biasanya digunakan adalah wawancara, pengamatan,
dan pemanfaatan dokumen Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti
menganggap permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang
diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih alamiah yakni
interview langsung dengan para narasumber sehingga didapatkan jawaban yang alamiah. Selain
itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola,
hipotesis, dan teori yang sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.
Penelitian kualitatif tidak pernah terlepas dari istilah analisis fenomenologi. Peneliti dalam
pandangan fenomenologis berusaha memahami peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang
yang berada dalam situasi tertentu (Moleong, 2006). Seperti yang dilakukan pada penelitian ini,
peneliti melakukan kajian di bidang sosiologi dan antropologi selain kajian di bidang
manajemen sumber daya manusia dan psikologi industri untuk membantu peneliti dalam
mengintrepretasikan fenomena atau situasi sosial yang diteliti.
• Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2006), pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang
kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Masalah
dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Penetapan fokus dapat membatasi studi
dan berfungsi untuk memenuhi kriteria masuk-keluar (inclusion-exlusion criteria) suatu
informasi yang diperoleh di lapangan, jadi fokus dalam penelitian kualitatif berasal dari masalah
itu sendiri dan fokus dapat menjadi bahan penelitian. Penelitian kualitatf menghendaki
ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam
penelitan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan
jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat
dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain, bagaimanapun
penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting artinya dalam menentukan usaha
menemukan batas penelitian. Dengan hal itu, peneliti dapat menemukan lokasi penelitian. Fokus
penelitian pada penelitian ini adalah Minat menjadi Guru, Citra Diri dan Status Finansial
16
terhadap Kepercayaan Diri dalam Berprofesi Sebagai Pengajar pada Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi. berikut faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini difokuskan di kalangan
mahasiswa pendidikan ekonomi khususnya angkatan 2019. dapat dijadikan gambaran
bagaimana situasi minat, Citra diri dan status sosial terhadap kepercayaan diri mahasiswa
pendidikan ekonomi.
C. Tempat dan Waktu Observasi
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Syiah
Kuala beralamat di Jl. Tgk Hasan Krueng Kaleee, Kopelma Darussalam, kec. Syiah Kuala, Kota
Banda Aceh, Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada 29 Oktober 2021 dan berakhir pada 2
November 2021.

D. Variabel Observasi
Dalam ulasan ini ada beberapa variabel, khususnya:
1. Keyakinan diri berprofesi sebagai Guru Mahasiswa Pendidika Ekonomi USK
2. Minat Menjadi Seorang Pengajar dari Mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK (X1)
3. Citra diri Mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK (X2)
4. Status Finansial Mahasiswa Pendidikan Ekonomi USK (X3)

E. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diteliti atau dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan ekonomi USK angkatan
tahun 2019. Keseluruhan mahasiswa pendidikan ekonomi USK angkatan 2019 lebih
kurang 70 orang lebih, tetapi yang diobservasi hanya sebagian kecil saja yaitu 22 orang
mahasiswa pendidikan ekonomi kosentrasi akuntansi 01, dikarenakan batas waktu
observasi yang singkat dan tidak memungkinkan untuk peneliti melakukan observasi
untuk semua angkatan Angkatan 2019 dari kosentrasi akuntansi unit 1 dipilih karena
dianggap bisa mencerminkan stratifikasi yang ada, masih beradaptasi dengan dunia
perkuliahan dan menempuh mata kuliah dasar dan pengantar.
2 . Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau
hanya bagian dari jumlah populasi, karena jika jumlah populasi besar akan sulit
dipelajari. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 1 angkatan maka menggunakan
teknik sampling probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling,
karena pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata dalam
populasi.
Berdasar tabel penentuan jumlah sampel yang dikembangkan Isaac
dan Michael dalam Sugiyono (2015: 87) dari jumlah populasi 75
mahasiswa maka diambil sampel sebanyak 22 mahasiswa dengan taraf
kesalahan 5%. Berikut tabel perhitungan pengambilan jumlah sampel
setiap angkatan.
Tabel Penentuan Jumlah Sampel
No Angkatan Populasi Sampel Jumlah
1 2019 75 75/75X22=22 22
Sumber: data primer yang diolah

2. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian Kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi
participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau
trianggulasi (Sugiyono, 2008).

3. Alat pengumpulan data


Dalam ulasan ini, Peneliti bertindak sebagai instrumen utama karena:
§ Peneliti dapat bekerja sama dengan responden dan lingkungan saat ini,
memiliki pengaruh dan dapat mengaitkan dengan peningkatan apa pun
yang diyakini signifikan untuk penelitian.
§ Peneliti dapat menyesuaikan diri dengan semua bagian dari keadaan dan
dapatmemahami keadaan secara keseluruhan kompleksitasnya.
§ Peneliti dapat merasakan, memahami, dan mengalami secara relevan
atau melalui interaksi asosiasi. Dengan tujuan agar para analis dapat
menyelidiki, menguraikan, dan memberikan gambaran singkat dalam
memutuskan judul pertemuan dan persepsi selanjutnya dari responden
untuk mengembangkan atau menjelaskan penemuan penelitian.
§ Adalah layak bagi para peneliti untuk menyelam lebih jauh dan lebih dalam
ke dalam keanehan dan reaksi yang aneh dan rusak atau bahkan tidak sesuai
untuk dijelajahi

4. .Metode Analisis
o Teknik analisis kualitatif adalah telaah yang memanfaatkan informasi teks, wawasan, dan
bahan kerja lainnya untuk menemukan hal-hal yang tidak dapat diukur dengan kepastian
(elusive). Penyelidikan informasi subjektif adalah konsekuensi dari penemuan luar dan dalam
melalui metodologi non-angka atau non-faktual (Istijanto, 2008). Dengan cara ini, pemeriksaan
subjektif tidak memiliki persamaan atau pedoman langsung untuk menangani dan membedah
informasi.
o Penelitian kualitatif menggunakan penyelidikan informasi induktif untuk beberapa waktu.
Pertama, siklus induktif dapat lebih siap untuk melacak realitas jamak yang terkandung dalam
informasi. Kedua, pemeriksaan induktif lebih siap untuk membuat hubungan jurnalis analis
tegas, mencolok, dan bertanggung jawab. Ketiga, penelitian semacam itu dapat lebih
menggambarkan latar secara lebih lengkap dan dapat menentukan pilihan mengenai apakah
akan pindah ke latar lain. Keempat, pemeriksaan induktif lebih siap untuk menemukan dampak
normal yang mengasah koneksi. Kelima, pemeriksaan semacam itu dapat mempertimbangkan
nilai secara eksplisit sebagai komponen konstruksi logis.
o Dalam Penelitian Kualitatif, teknik penyelidikan informasi lebih banyak dilakukan terkait
dengan bermacam-macam informasi. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008),
penyelidikan informasi subjektif dilakukan secara intuitif melalui proses penurunan informasi,
penyajian informasi, dan konfirmasi.

I. Teknik pengolahan data dan analisis data


§ Coding
Para ilmuwan membaca dengan teliti dan mengenali tema-tema penting melalui
hasil-hasilnya
§ wawancara.
Ilmuwan juga mengkodekan istilah atau penggunaan kata atau kalimat terkait. Karena
pengkodean, penting juga untuk memperhatikan pengaturan di mana istilah itu muncul.
§ Urutan informasi
Urutan pengkodean diselesaikan dengan melihat sejauh mana unit-unit penting
terhubung. Pengaturan ini dilakukan untuk membuat kelas dari setiap pesanan.
§ Kelas/Kategori
Informasi yang telah diurutkan tersebut kemudian dibuat menjadi kelas-kelas. Jika
dalam suatu klasifikasi terdapat banyak informasi dengan tujuan bahwa pemenuhan
perendaman akan menghabiskan sebagian besar hari maka cenderung dibuat sub-kelas,
- Memecah unit-unit signifikansi dalam klasifikasi,
- Mencari hubungan antar kelas
- Buat laporan di mana efek samping dari pemeriksaan digambarkan sebagai draft
laporan penelitian

J. Validasi data
Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kepercayaan yang tidak dapat
disangkal sesuai kenyataan saat ini di lapangan, persetujuan orang dalam atas
informasi pemeriksaan dibantu melalui strategi pengecekan oleh responden setelah
spesialis menyusun hasil pertemuan ke dalam klasifikasi informasi. Menurut
Sugiyono (2008), pengecekan adalah metode yang terlibat dengan benar-benar
melihat informasi oleh spesialis kepada pemasok informasi. Alasan untuk melihat
adalah untuk mengetahui sejauh mana informasi yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh penyedia informasi. Metode membercheck juga digunakan untuk
menguji legitimasi luar untuk menguji tingkat kemampuan beradaptasi. Jika pembaca
mendapatkan gambaran yang jelas dan pemahaman tentang pengaturan pengujian,
penjelajahan dikatakan memiliki harapan adaptasi yang lebih tinggi. Legitimasi luar
menunjukkan tingkat presisi atau materialitas hasil eksplorasi kepada masyarakat di
mana contoh itu diambil.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi USK


Pendidikan Ekonomi merupakan salah satu jurusan sekaligus
program studi yang berada di Fakultas Keguruan dan ilmu pendidkan.
Pendidikan Ekonomi terdiri dari kosentrasi akuntansi dan ilmu ekonomi.
Selain terdapat kosentrasi jurusan, prodi pendidikan Ekonomi juga
difasilitasi dengan organisasi mahasiswa sebagai wadah mahasiswa untuk
aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik di tingkat program studi,
jurusan, maupun fakultas.
Visi Pendidikan Ekonomi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
universitas syiah kuala, “Menjadikan Pendidikan Ekonomi sebagai organisasi
pendidikan yang unggul dalam menghasilkan calon guru Ekonomi dan
Akuntansi yang berkarakter, mandiri, dan islami serta dapat bersaing tingkat
lokal dan nasional”. Sedangkan misi Pendidikan Ekonomi, yaitu:
1. Menghasilkan calon pendidik Ilmu Ekonomi dan Akuntansi yang
profesional, bermoral tinggi dan Islami
2. Menghasilkan lulusan sarjana Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi
yang memiliki kemampuan berwirausaha
3. Menghasilkan penelitian dan pengabdian yang relevan dengan yang
dibutuhkan masyarakat dan menunjang perkembangan dunia
pendidikan.
4. Meningkatkan mutu pengelolaan organisasi yang lebih transparan
dan akuntanbel.
2. Deskripsi Responden Penelitian.
Dalam ulasan ini, untuk mengambil contoh responden, peneliti mengarahkan
penelitian pada mahasiswa pendidikan ekonomi 2019, sambil memutuskan contoh,
analis menerima bahwa seberapa tinggi minat untuk menjadi pengajar dan tingkat
keberanian menjadi seorang pengajar. pendidik, jika minat menjadi pendidik
rendah, maka akan mengisi rasa percaya diri sebagai pengajar. sebagai pendidik
berkurang.
Dari penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk mengungkap Pengaruh Minat
menjadi Guru, Citra Diri dan Status Finansial terhadap Kepercayaan Diri dalam
Berprofesi Sebagai Pengajar pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Dari populasi
75 mahasiswa, sampelnya adalah 5 mahasiswa pendidikan ekonomi.
Berikut ini merupakan daftar nama responden penelitian:
Nama Angkatan
Zanna Aulia Safitri 2019
Della Novia Sandra 2019
Aja Muliana 2019
Inayatu Zuhra 2019
Marijah 2019
Dari hasil wawancara dengan responden maka peneliti mendapatkan hasil tingkat
kepercayaan diri mahasiswa ekonomi tinggi namun minat utuk menjadi guru masih rendah.
Citra diri mahasiswa pendidikan ekonomi juga baik dan positif dimana mahasiswa pendidikan
ekonomi senang belajar, mau memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya dan mahasiswa
ekonomi suka berpenampilan sederhana. Untuk status finansial rata-rata mahasiswa FKIP
ekonomi berada pada dikisaran 1.000.000-2.000.000 dimana pada kisaran ini pendapatan yang
tergolong normal dan menengah, oleh karena itu mahasiswa pendidikan ekonomi dapat
berpakaian yang layak dan bisa mencerminnkan guru yang baik. Namun untuk lebih lengkapnya
peneliti akan menguraikan beberapa variabel yang berhubungan dengan judul penelitian dan
mengaitkannaya dengan hasil wawancara dengan para responden. Minat pada mahasiswa
ekonomi dapat ditingkatkan jika profesi guru membutuhkan lebih banyak lapangan pekerjaan
hal tersebut akan membuat mahasiswa pendidikan ekonomi memantapkan diri untuk berkarir
sebagai guru. Namun karena lapangan pekerjaan yang semakin sempit mahasiswa pendidikan
ekonomi dituntut untuk bisa mengembangkan karir menjadi pembisnis dimana hal ini di lakukan
agar mahasiswa ekonomi bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di tengah era globalisasi
ini.
3. Faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru pada mahasiswa pendidikan ekonomi
Faktor yang mempengaruhi minat menjadi pendidik pada mahasiswa FKIP ekonomi
adalah kondisi atau kesempatan yang mempengaruhi atau mendorong munculnya
keuntungan menjadi guru. Mahasiswa ekonomi mungkin memiliki minat, untuk situasi ini
minat untuk menjadi seorang pengajar, namun minat tersebut dapat berubah karena ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Dalyono yang dikutip oleh Ardyani dan
Latifah41, minat tidak hanya terbentuk dalam diri seseorang, tetapi muncul dari pengaruh
variabel dalam dan faktor luar.
Komponen batin adalah faktor yang dapat mengembangkan keunggulan seseorang
karena perhatian tanpa tekanan dari orang lain seperti elemen antusias, wawasan, inspirasi,
karunia dan otoritas ilmu pengetahuan. Sedangkan faktor luar akan menjadi faktor yang
dapat mengembangkan keunggulan seseorang karena pekerjaan orang lain dan iklim di
sekitarnya seperti komponen ekologi keluarga dan iklim sosial. Faktor dalam mengandung
komponen kearifan (knowing), perasaan (sentiments) dan konasi (kehendak), sedangkan
faktor luar adalah dampak dari iklim keluarga dan iklim sosial. Sebagaimana ditunjukkan
oleh Slameto yang dikutip oleh Wahyuni dan Setyani42, minat sebagai perspektif mental
dipengaruhi oleh dua elemen, lebih spesifiknya:
• Dari dalam (inward), menjadi minat tertentu dipengaruhi oleh tujuan, pemenuhan,
kebutuhan, kemampuan, dan informasi.
• Dari perspektif eksternal (luar), khususnya bunga tidak terlalu tahan lama, namun dapat
berubah sesuai dengan kondisi alam. Unsur luar dapat berupa kulminasi dari yayasan,
afiliasi orang tua, kesan suatu barang, dan landasan sosial.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang diarahkan oleh Ardyani dan Latifah43 ada
tujuh pertemuan baru yang berdampak pada minat menjadi seorang pendidik, antara lain:
“Pengajaran pemahaman tentang pengajar, bantuan pemerintah pengajar, prestasi belajar,
pengalaman PPL, pendampingan, iklim keluarga dan karakter”. Dari penilaian di atas dapat
disimpulkan bahwa minat dapat berubah bergantung pada variabel yang memengaruhinya.
Komponen-komponen yang dapat mempengaruhi minat menjadi seorang pengajar adalah
sesuatu yang berasal dari dalam sebagai persyaratan, kearifan tentang panggilan,
pertimbangan, inspirasi dan minat yang ditampilkan dan dari luar yang dapat berubah
sesuai dengan kondisi ekologi, terhadap unsur-unsur luar, khususnya lingkungan. iklim
keluarga, teman, kondisi alam, dan cara kerja.
Minat tidak muncul begitu saja, namun melalui interaksi. Seseorang yang memiliki
minat yang tidak muncul karena faktor intrinsik kemudian, pada saat itu, cukup menonjol
untuk diperhatikan dan terhubung dengan keadaannya saat ini. Minat diisolasi menjadi dua
variabel, yaitu:
1) Minat mentah, khususnya Minat yang bergantung pada kebutuhan alam, khususnya
sebagai makanan, minuman, dan kebutuhan pembanding.
2) Minat sosial, khususnya minat yang dihasilkan oleh demonstrasi wawasan dan iklim.
Dari penilaian ini,

• Indikator Minat Menjadi Guru


Dilihat dari berbagai penilaian terhadap tokoh-tokoh mental yang dikemukakan
oleh Djaali (2007:122), minat adalah suatu sensasi ketertarikan, pembelajaran, pemujaan
atau memiliki sesuatu. Selain itu, minat juga penting untuk ranah pertemanan, mulai dari
perhatian hingga pemilihan kualitas. Jika dikaitkan dengan bidang pekerjaan, minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak muncul sendiri
tetapi karena ada komponen kebutuhan. Sehingga minat memiliki komponen
kehangatan, perhatian pada pemilihan kualitas, kumpulan perasaan, pilihan, dan
kecenderungan hati. Bunga dipisahkan menjadi 3 sudut sesuai Hurlock (2010: 117),
untuk lebih spesifik:
1) Sudut Intelektual Minat tergantung pada wawasan yang dekat dengan rumah dan hal-
hal yang telah dipelajari baik di rumah, sekolah maupun daerah setempat seperti halnya
berbagai macam komunikasi luas
2) Sudut Emosional Sudut pandang yang penuh dengan perasaan merupakan gagasan
yang membentuk perspektif intelektual. Minat dikomunikasikan dalam mentalitas
terhadap latihan yang dibuat dan dibuat tergantung pada wawasan dekat rumah dari
perspektif individu terkemuka, untuk menjadi wali, pendidik, dan pendamping khusus
terhadap latihan yang diidentifikasi dengan minat ini dan dari perspektif yang
dikomunikasikan atau disarankan dalam berbagai jenis komunikasi yang luas terhadap
latihan ini. .
3) Sudut Psikomotor Dalam sudut pandang psikomotor, minat bergerak sesuai dengan
yang diharapkan tanpa memerlukan ide tambahan dan semua disatukan.

maka, pada saat itu, minat tidak akan memiliki arti penting. Minat mengandung
komponen persepsi, menyiratkan bahwa minat telah hilang sebelumnya oleh informasi
dan data tentang item yang diharapkan minat. Minat mengandung unsur perasaan karena
investasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan
senang). Informasi dan data tentang panggilan yang ditampilkan merupakan salah satu
komponen keunggulan seseorang untuk menjadi seorang pendidik. Jika seseorang saat
ini memiliki informasi dan data yang akurat tentang panggilan yang ditampilkan, dapat
dibayangkan bahwa individu tersebut akan tertarik untuk menjadi seorang pengajar,
sedangkan komponen konasi merupakan kelanjutan dari komponen intelektual dan
komponen antusias yang merupakan ditunjukkan sebagai kemampuan dan keinginan
untuk bidang atau objek yang diminati. Kehendak tersebut kemudian diakui sehingga
memiliki pengertian ke dalam suatu bidang atau objek yang diminati.
Berdasarkan anggapan tersebut, dapat diduga bahwa minat untuk menjadi seorang
pendidik dapat muncul mengingat informasi dan data tentang panggilan pertunjukan
yang diikuti oleh sensasi kegembiraan dan minat dalam panggilan pertunjukan sehingga
keinginan dan keinginan. untuk menyelesaikan suatu tindakan muncul, untuk situasi ini
kesiapan dan keinginan untuk menjadi instruktur. Dengan cara ini, minat untuk menjadi
seorang pengajar dapat diperkirakan melalui bagian-bagian yang meliputi informasi dan
data yang memuaskan, sensasi kegembiraan dan minat, pertimbangan yang lebih
penting, dan kemampuan serta keinginan untuk menjadi seorang pendidik.
4. Faktor Citra diri mempengaruhi minat menjadi guru
Citra diri adalah pemikiran tentang diri sendiri yang menggabungkan keyakinan,
perspektif, dan keputusan di sekitar diri sendiri. Potret diri mental merupakan salah satu
unsur yang mempengaruhi mahasiswa ekonomi untuk menjadi seorang pendidik. Potret
diri mental dipisahkan menjadi dua, yaitu gagasan diri pasti dan gagasan diri negatif.
Dengan asumsi siswa memiliki ide diri yang positif, mereka akan benar-benar ingin
memperluas inspirasi mereka, membuatnya lebih membumi. Kemudian lagi, jika siswa
memiliki ide diri yang negatif, mereka tidak akan memiliki inspirasi untuk melakukan
hal itu. Penanda ide diri adalah:
1) Information/Mental self portrait, khususnya apa yang diketahui orang tentang
dirinya;
2) Penilaian diri adalah cara pandang terhadap diri kita sendiri.
Citra diri atau mental self view, biasa disebut mental self portrait, adalah perilaku aktual
seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara sengaja maupun tidak sadar. Bagian potret
diri mental menggabungkan wawasan atau reaksi, selama rentang waktu yang luas,
diidentifikasi dengan ukuran dan bentuk tubuh dan kapasitas dalam diri mereka (fisik).

Karakteristik Konsep Diri / Self Concept


Sebagai aturan, mahasiswa pendidikan ekonomi dalam melakukan evaluasi terhadap dirinya
sendiri, ada dua prospek. Ada mahasiswa yang menilai diri mereka sendiri dengan jelas dan
orang lain yang menilai diri mereka sendiri secara sebaliknya. Pada akhirnya, individu tersebut
memiliki self-ide yang positif, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga orang yang
memiliki self-ide yang berlawanan.
Di bawahnya akan digambarkan atribut dari ide diri.
1.Citra Positif
Citra diri positif adalah pandangan bahwa individu memiliki citra diri dalam dirinya yang
membuatnya lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan beberapa atau banyak kondisi.
Singular melihat bahwa meskipun hal-hal buruk atau negatif harus ada ilustrasi untuk dipelajari
dan itu bukanlah akhir dari segalanya. Umumnya, orang yang memiliki gambaran diri seperti ini
akan lebih berharap, yakin, dan konsisten merasa bahwa setiap persoalan ada jawabannya.
Terlebih lagi, orang yang memiliki gagasan diri yang positif ini, dapat mengakui diri mereka
apa adanya, mengakui setiap bahaya dan kekurangannya. Dia juga secara umum akan memiliki
pengetahuan yang luas tentang dirinya, memiliki keinginan dan rencana yang masuk akal yang
mungkin akan dicapai olehnya. Dia memiliki watak yang dapat menempatkan kepercayaan
dirinya dengan tepat.
Atribut orang yang memiliki self-ide positif antara lain:
1. Memiliki kepastian bahwa ia dapat menaklukkan berbagai masalah. Secara keseluruhan,
dia percaya bahwa dalam setiap masalah pasti ada jawaban. Dia memiliki sentimen yang
setara terhadap orang lain
2. Memiliki kerinduan untuk kontemplasi diri dan kapasitas untuk bekerja pada diri sendiri
3. Memiliki kesadaran bahwa orang lain juga memiliki keinginan, perasaan, dan mentalitas
yang tidak benar-benar diakui oleh semua individu dari budaya atau kelompok orang
tertentu
4. Dapat mengakui pujian dari orang lain tanpa aib. Secara keseluruhan, dia tidak akan
hanyut ketika mendapat pujian dari orang lain. Dia tidak merasa berkompromi dan
gelisah jika dia dikutuk oleh orang lain. Akan langsung mengakui data negatif tentang
dia.
2.Citra Diri Negatif
Ide diri negatif biasanya terjadi pada orang yang tidak tahu banyak tentang diri
mereka sendiri dan tidak menganggap diri mereka sebagai keseluruhan. Misalnya, dia
hanya melihat kekurangannya atau bahkan kualitasnya. Hal inilah yang menyebabkan
dia memiliki kerinduan, harapan, dan rencana yang tidak masuk akal sehingga peluang
untuk menjadi yang teratas tipis. Dia memiliki sikap yang kurang memposisikan
dirinya atau bisa dianggap tidak pantas. Mahasiswa yang memiliki gagasan diri yang
berlawanan pada umumnya akan lebih kritis dan berpikir bahwa sulit untuk melihat
pintu terbuka dalam tantangan ini. Selain itu, ia merasa hancur sebelum mencoba.
Terlepas dari apakah berhasil dan dikatakan gagal, orang dengan ide diri ini akan
menyalahkan kondisi saat ini, orang lain, dan bahkan diri mereka sendiri.

Ada beberapa atribut mahasiswa yang memiliki citradiri yang buruk, antara lain:
1. Merasa sinis setiap kali menghadapi persaingan dengan orang lain
2. Memiliki sifat halus atau sensitif ketika ditegur orang lain
3. Memiliki mentalitas yang responsif ketika mendapat pujian dari orang lain
4. Secara umum akan memiliki sikap yang suka mencermati, bahkan untuk hal-hal
kecil
5. Memiliki kecenderungan bahwa dia tidak dinikmati oleh orang lain
6. Tidak mampu menghargai dan mengenali kelebihan orang lain.

Variabel yang Mempengaruhi Pandangan Diri atau Citra Diri Mahasiswa


Dasar dari masalah yang terjadi pada mahasiswa pendidikan ekonomi sebagian besar adalah
dari sudut pandang diri mereka sendiri. Kesepakatan ini akan muncul dari pertimbangan negatif
terhadap dirinya sendiri, misalnya merasa dirinya sia-sia, di bawah standar atau biasa-biasa saja,
tidak cantik atau menarik, jelek, tidak kompeten, dan berbagai analisis diri yang benar-benar
menyebabkan masalah.
Berikutnya adalah beberapa faktor yang memengaruhi gagasan diri seorang individu, termasuk:
1. Kekecewaan
Sengaja atau tidak, kekecewaan yang terjadi pada mahasiswa ekonomi tak henti-hentinya
akan menimbulkan awal percakapan yang luar biasa pada kapasitas atau kapasitas terpendam
mereka sendiri sehingga mengarah pada pemahaman bahwa mereka lemah dan temperamental.
2. Berpikir berlebihan
Mahasiswa Ekonomi jika banyak berpikir berulang kali bukanlah orang yang luar biasa. Hal
ini karena dapat mengoordinasikan pertimbangan-pertimbangan yang buruk terhadap evaluasi
diri sehingga terciptalah pemikiran diri yang negatif. Individu pada umumnya akan terus-
menerus merenungkan kekecewaan yang dia alami, dengan hampir tidak ada keinginan untuk
menemukan jawaban. Disposisi ini harus segera dihentikan.. Anda Terlalu Banyak Berpikir!
Intinya, Semua Akan Baik-Baik Saja. Dalam buku Anda Terlalu Banyak Berpikir! Ini, pencipta
perlu menyampaikan pesan hampir semua yang diidentifikasi dengan overthinking menurut
perspektif alternatif. Anda akan dipersilakan untuk mengambil bagian dalam sebuah karya
melalui cerita yang membuat Anda hanyut ke dalamnya sampai Anda tergerak oleh
perasaannya. Dibuat dengan penuh ungkapan, isi, dan aransemen. Anda akan melihat keanehan
yang berlebihan dari semua sisi sehingga cenderung digunakan sebagai alat untuk berharap.
3. Kesedihan
Sebenarnya, poin ini ada hubungannya dengan fokus masa lalu. Seseorang dihadapkan pada
kekecewaan, dia berpikir bahwa dia tidak memiliki potensi lagi untuk melawan kekecewaan itu,
dan tidak memanfaatkan kekecewaan itu. Hingga akhirnya individu tersebut dilanda tekanan
hingga melankolis karena terus memikirkan peluang negatif atas kekecewaan yang ditemuinya

Pentingnya Citra Diri untuk Mahasiswa Pendidikan Ekonomi


Citra Diri yang solid dan bermental positif akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa
pelatihan keuangan USK. Keuntungan yang diperoleh siswa dengan memiliki gambaran diri
atau gagasan diri yang kokoh dan positif antara lain:
1. Perkuat kapasitas Laten Mahasiswa
Jika mahasiswa pendidikan ekonomi memiliki konsep diri yang positif, singular akan
menerima bahwa orang tersebut dapat menyelesaikan sesuatu, memiliki pilihan untuk
menangani masalah yang ada dengan mencari keadaan dan pengaturan yang menjanjikan,
membuka kemampuan mereka untuk hal-hal yang belum pernah dilakukan. telah
dipertimbangkan.
2. Membantu Mahasiswa dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
Mahasiswa yang memiliki ide diri yang positif pada umumnya akan memiliki sikap yang
penuh harapan dan praktis menuju tujuan ideal mereka. Dengan begitu, peluangnya untuk
menjadi yang teratas akan jauh lebih besar sehingga tujuan yang diinginkan akan tercapai.
3. Dijauhkan dari Berperilaku Merusak
Mahasiswa yang memiliki gagasan diri yang positif dapat menjauhi perilaku yang merusak.
Berperilaku destruktif melakukan sebagai jenis kecurigaan, watak, atau aktivitas yang
menjauhkannya dari mencapai apa yang dia butuhkan, misalnya, tujuan dalam kehidupannya
sehari-hari. Memiliki self-ide yang positif akan membentuk individu yang lebih yakin, penuh
harapan, dan yakin bisa mendapatkan apa yang dia butuhkan atau fokuskan. Padahal,
sebenarnya, jika self-ide dalam diri individu itu negatif atau bisa dianggap sial, itu tidak akan
menuntunnya untuk mencapai cita-cita dan tujuannya.
4. Siap Berdampak Serius dalam Menghadapi Masalah
Berdampak pada sudut pandang bagaimana singular menggunakan tubuhnya dalam
mengelola masalah atau tantangan dalam rutinitas sehari-harinya. Seorang model yang lugas,
seorang tunggal perlu berpartisipasi dalam perlombaan lari, jika ia memiliki gagasan sendiri
bahwa ia terlalu gemuk untuk mungkin siap untuk ikut serta dalam perlombaan lari dan akan
menjadi individu terakhir yang mencapai tujuan akhir, mungkin yang akan terjadi.
Uniknya jika mahasiswa tersebut memiliki self-ide yang positif bahwa dirinya solid dan akan
mendominasi perlombaan, kemungkinan hasilnya akan sesuai dengan renungannya. Hal ini
menunjukkan bahwa orang yang memiliki self-ide yang positif akan benar-benar ingin
mempengaruhi mereka dalam mengelola isu-isu yang ada.
5. Siap untuk mengukur seberapa jauh dia dalam menangani masalah
Mahasiswa ekonomi yang memiliki self-ide yang positif akan benar-benar ingin memutuskan
seberapa jauh dia dapat melepaskan diri dari 'jangkauan keakraban yang biasa' dalam mengurus
masalah. Secara keseluruhan, dia dapat memutuskan seberapa jauh kapasitasnya untuk
menangani berbagai masalah. Akhir dari potret diri mental adalah pandangan dan penilaian
tunggal tentang dirinya sendiri. Ini berguna sebagai alasan untuk bertindak dan menyesuaikan
diri dengan iklim. Oleh karena itu, buatlah ide diri yang positif untuk memiliki pilihan untuk
membentuk karakter yang baik pula.
Faktor yang mempengaruhi status finansial terhadap minat menjadi guru
Status keuangan menggambarkan keadaan mahasiswa atau masyarakat umum sejauh
ekonomi, gambar adalah tingkat pengajaran, gaji, dan bisnis. Setiap individu atau masyarakat
tentu membutuhkan status keuangan yang unggul. Meskipun demikian, pada umumnya masih
banyak orang atau jaringan dengan status keuangan yang rendah.

Komponen yang dapat mempengaruhi tingkat status keuangan secara lokal mencakup tingkat
pengajaran, jenis pekerjaan, dan gaji. Sekolah.

a.Pendidikan
Pelatihan adalah suatu tindakan dan usaha untuk lebih mengembangkan karakter dengan
mendorong potensi individu, khususnya dunia lain (pikiran, imajinasi, rasa dan hati) dan fisik
(lima fakultas dan kemampuan. Pelatihan diselenggarakan melalui pengajaran di sekolah
(pelatihan formal) dan di luar instruksi sekolah (instruksi formal) pelatihan non-formal.)
Instruksi sekolah atau pelatihan formal memiliki tingkat instruksi sekolah, tingkat instruksi
sekolah pada dasarnya terdiri dari sekolah pra-sekolah, pelatihan penting, sekolah opsional dan
pendidikan lanjutan.

b. Pekerjaan
Pekerjaan seorang individu akan mempengaruhi hidupnya sendiri, pekerjaan yang dilakukan
oleh setiap orang adalah unik, perbedaan akan membuat perbedaan dalam tingkat gaji rendah
tingkat gaji liga utama, bergantung pada pekerjaan yang ditekuninya (Santrock, 2007)

C. Pendapatan
Sumardi (dalam Jericho, 2007) mengemukakan bahwa gaji, status keuangan dan kekuatan
korespondensi keluarga dengan ibu rumah tangga yang didapat oleh penduduk akan dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan yang mereka miliki. Bayaran adalah jumlah semua pembayaran anggota
keluarga dan individu lain yang disebut uang dan barang. Berdasarkan aturan tersebut, Badan
Pusat Penerangan (BPS) membagi gaji masyarakat menjadi 4 golongan, yaitu:
1.) Kelompok gaji yang sangat tinggi, jika gaji normal lebih dari Rp. 3.500.000,00 setiap bulan,
2.) Kelompok gaji liga besar, jika gaji normal antara Rp. 2.500.000,00 sampai dengan Rp.
3.500.000,00 setiap bulan,
3.) Gaji menengah, jika gaji normal di bawah antara Rp. 1.500.000,00 sampai dengan Rp.
2.500.000.00 setiap bulan,
4.) Kelompok gaji rendah, jika gaji normal di bawah Rp. 1.500.000.00 setiap bulan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa fkip ekonomi angkatan
2019 dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi pada keluarga mahasiswa berkorelasi
positif mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa pendidika ekonomi dalam berprofesi sebagai
guru. Status finansial juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi kepercayaan diri
mahasiswa fkip ekonomi, mahasisw yang pendapatan orang tuanya tinggi yaitu dengan
pendapatan rata-rata lebih dari 3.500.00 perbulan akan lebih percaya diri baik dari segi
penampilan saat tampil didepan teman-temannya. Profesi guru juga merupakan profesi yang
sudah tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat maupun pemerintah karena mahasiswa
ekonomi nantinya juga akan mendapatkan gaji yang layak karena pemerintah juga sudah
membuat aturan dan kebijak yang memperhatikan kesejahteraan guru. Guru akan mendapatkan
gaji yang layak sehingga pastinya hal tersebut akan mensejahterakan guru. Hal ini juga
dilakukan tak lain dan tak bukan agar guru bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan
professional. Sehingga hal itu akan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa pendidikan
ekonomi.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari dari percakapan dan pertemuan yang dipimpin analis dengan
beberapa mahasiswa pendidikan ekonomi, ditemukan bahwa minat, citra diri, dan status
finansial secara signifikan mempengaruhi keyakinan diri mahasiswa pendidikan ekonomi
dalam panggilan mereka sebagai pendidik. Hal ini ditunjukkan saat responden memiliki minat
yang lebih tinggi untuk menjadi pengajar, semakin tinggi tingkat keyakinan diri dalam
panggilan sebagai pendidik, hal ini juga terlihat jika ada mahasiswa pendidikan ekonomi yang
tidak memiliki minat yang terlalu tinggi, kepastian mereka. dan kepercayaan untuk menjadi
guru akan semakin rendah. . Sehingga jika minat menjadi pendidik rendah, maka rasa takut
akan panggilan sebagai pengajar akan berkurang. Kemudian, pada saat itu, dari pertemuan-
pertemuan tersebut, para ahli juga memandang bahwa ada pengaruh yang sangat besar dari
konsep diri terhadap kepercayaan diri dalam profesi sebagai instruktur. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi derajat self-ide maka semakin tinggi pula kepercayaan terhadap panggilan
sebagai pendidik, berlaku sebaliknya, khususnya jika citra diri rendah, maka derajat
kepercayaan diri dalam berprofesi sebagai seorang pendidik. instruktur juga rendah. Hal ini juga
dapat menjadi alasan bahwa semakin tinggi derajat status keuangan, semakin tinggi tingkat
keberanian dalam panggilan sebagai instruktur.

Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebelum memasuki masa pendaftaran sekolah, calon mahasiswa yang
berminat belajar FKIP EKONOMI USK sebaiknya mencari lebih banyak data
tentang jurusan Pendidikan ekonomi USK. Karena mahasiswa pendidikan
ekonomi harus memiliki minat dan pilihan yang kokoh yang telah dipikirkan
matang-matang sebelumnya, untuk memiliki kepastian yang tinggi untuk
memilih pekerjaan sebagai pendidik setelah lulus.
2. Selain minat untuk menjadi seorang pendidik, pemikiran diri mahasiswa
adalah faktor terbesar dalam ulasan ini yang mempengaruhi tingkat kepastian
mahasiswa untuk memiliki panggilan sebagai pengajar. Citra diri harus baik,
bahwa ia harus merasa dirinya cocok untuk menjadi guru yang layak dan merasa
bahwa orang lain memiliki penilaian yang sama. Pada saat citra diri positif,
tingkat kepercayaan diri akan meningkat.
3. Selain faktor internal, ada juga komponen eksternal, khususnya status
finansial yang mempengaruhi tingkat keberanian dalam berprofesi sebagai
pendidik. Status keuangan diperoleh melalui status sosial dan moneter wali.
Ketika kondisi keuangan sedang rendah, 2 faktor internal, yaitu minat dan ide
diri, harus ditingkatkan agar siswa dapat tetap positif memilih pekerjaan sebagai
pengajar.
4. Hasil penelitian keyakinan diri responden, sebagai mahasiswa pendidikan ekonomi
USK memiliki tiga faktor otonom yaitu minat menjadi guru, ide diri, dan status
finansial. Untuk tambahan peneliti, diyakini bahwa mereka benar-benar ingin berkreasi
dengan memasukkan berbagai faktor yang belum terdapat pada penelitian ini, sehingga
penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan dan memperoleh hasil yang lebihbaik.
28

DAFTAR PUSTAKA

Ilmawati, 2018. “Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Negeri Makassar”.
Skripsi. Makassar : Universitas Negeri Makassar

Kurniawati, Titik. 2011. “Pengaruh Minat Menjadi Guru dan Intelegensi Terhadap Prestasi
Belajar Mata Kuliah Akuntansi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2007 dan 2008 Universitas Negeri Semarang”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Margono, S. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Permadi, Dadi & Arifin, Daeng. (2013). Panduan Menjadi Guru Profesional. Bandung: Nuansa
Aulia.

Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
29
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Responden Yth, Saya Rika Rahimi Syahwal, mahasiswi Universitas Syiah Kuala Jurusan
Pendidikan Ekonomi, sedang melakukan penelitian dengan judu l Pengaruh Minat menjadi
Guru, Citra Diri dan Status Finansial terhadap Kepercayaan Diri dalam Berprofesi
Sebagai Pengajar pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi.. Untuk itu, saya meminta
responden yang terhormat agar responden membantu memberikan jawaban atas pertanyaan
yang ada. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Data Responden :
Nama : ______________________________________
Usia : ______________________________________
Nim :______________________________________
Angkatan :______________________________________
Jenis Kelamin :______________________________________

1. Pertanyaan tentang Kepercayaan diri


• Bagaimana cara saudara yakin dengan kemampuan diri yang dipunya?
• Menurut saudara apakah sudah mampu mengikuti perkuliahan dengan baik?
• Apa yang saudara lakukan ketika kebingungan mendapati masalah?
• Bagamainana cara saudara menyelesaikan masalah tersebut?
• Bagaimana pendapat saudara tentang tubuh yang proporsional ?
• Apakah Anda merasa lebih tampan/cantik dibanding teman-teman Anda?

2. Pertanyaan minat menjadi guru


• Apakah Anda sering mencari informasi tentang profesi guru di berbagai media?
• Apakah Anda selalu menmbah wawasan tentang profesi guru dengan membaca
buku kependidikan?
• Apakah Anda sering mengikuti kuliah atau seminar keguruan untuk menambah
wawasan tentang guru?
• Apakah Anda senang dengan profesi guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa?
• Apakah Anda senang membicarakan profesi guru dengna teman-teman Anda?
• Apakah Anda sudah belajar menjadi guru yang baik dengan memperbaiki perilaku
Anda?
• Apakah Anda senang menjadi pusat perhatian dikelas

3. Pertanyaan tentang citra diri


• Bagaimanakah penampilan saudara sehari-hari?
• Pakaian apa saja yang membuat saudara percaya diri ?
• Bagaimana cara saudara bergaul dengan orang baru?
• Apa yang Anda lakukan jika orang lain membuat kesalahan kepada saudara?
• Apa yang Anda lakukan ketika Anda gagal mencoba sesutu?

4. Pertanyaa tentang status finansial


• Pendidikan terakhir ayah dan ibu :
• Pekerjaan Ayah :
• Penghasilan /bulan Ayah :
• Penghasilan/bulan ibu:
• Uang saku/bulan :
30

LAMPIRAN 2
DATA RESPONDEN

No Nama Usia Nim Angkatan Jenis


Kelamin
1 Zanna Aulia NST 20 tahun 19061010300 2019 Perempuan
3
2 Aja Muliana 20 tahun 19061010300 2019 Perempuan
3
3 Della Novia 20 tahun 19061010300 2019 Perempuan
Sandra 3
4 Inayatun Zuhra 20 tahun 19061010300 2019 Perempuan
3
5 Masrijah 20 tahun 19061010300 2019 Perempuan
3

LAMPIRAN 3
DATA HASIL PENELITIAN

a) Pertanyaan tentang Kepercayaan diri


• Bagaimana cara saudara yakin dengan kemampuan diri yang dipunya?
• Menurut saudara apakah sudah mampu mengikuti perkuliahan dengan baik?
• Apa yang saudara lakukan ketika kebingungan mendapati masalah?
• Bagamainana cara saudara menyelesaikan masalah tersebut?
• Bagaimana pendapat saudara tentang tubuh yang proporsional ?
• Apakah Anda merasa lebih tampan/cantik dibanding teman-teman Anda?

Jawaban responden:
Responden 1 :
• Tenang dan menganggap saya mampu
• Sudah
• Mencari dari masalah tersebut
• Dengan mencari tau letak permasalahan, diskusi, kerjasama, dan mengumpulkan
informasi.
• Tidak kurus, Tidak gemuk.
• Ya, percaya diri itu penting.
Responden 2 :
• Dengan melihat hal-hal yang sudah saya capai
• Sudah
• Berusaha mencari jalan keluarnya dan berdoa
• Menyelesaikan dengan kemampuan saya
• Tubuh yang proporsional tubuh yang sesuai antara tinggi dan berat badan
• Saya merasa diri saya cantik tanpa membandingkan diri saya dengan orang lain.

Responden 3:
31
• Saya yakin karena saya berusaha untuk bisa dan untuk memantapkan kemampuan diri
saya
• Insyaallah dikarena saya sudah mengambil tanggung jawab untuk melanjut kuliah jadi
saya harus siapa kapan saja perkuliahan dimulai
• Bertanya kpd yang menurut saya bisa memecahkan masaalah
• Tidak

b) Pertanyaan minat menjadi guru


• Apakah Anda sering mencari informasi tentang profesi guru di berbagai media?
• Apakah Anda selalu menmbah wawasan tentang profesi guru dengan membaca
buku kependidikan?
• Apakah Anda sering mengikuti kuliah atau seminar keguruan untuk menambah
wawasan tentang guru?
• Apakah Anda senang dengan profesi guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa?
• Apakah Anda senang membicarakan profesi guru dengna teman-teman Anda?
• Apakah Anda sudah belajar menjadi guru yang baik dengan memperbaiki perilaku
Anda?
• Apakah Anda senang menjadi pusat perhatian dikelas
Jawaban Responden:
Responden 1:
• Tidak
• Tidak
• Tidak
• Ya, Saya Senang
• Ya, Saya Senang
• Sedang Mempelajari
• Tidak
Responden 2 :
• Sering
• Iya
• Kadang-kadang
• Iya
• Iya
• Masih dalam proses belajar
• Tidak Terlalu
Responden 3 :
• Tentu sbb saya jurusan guru dan nantinya mau tidak mau saya akan menjadi guru
• Tergantung dengan materi ,dan apabila ada MK yang menjerumus tentang pendidikan
maka pasti saya akan membacanya
• Tergantug dengan waktu yang bisa saya inguki dan juga tergantu dengan seminar
bagaimana
• Senang karena saya tentu harus menjadi guru sbb saya jurusan keguruan
• Tergantu seasana
• Suka
• Tidak

c) Pertanyaan tentang citra diri


• Bagaimanakah penampilan saudara sehari-hari?
32
• Pakaian apa saja yang membuat saudara percaya diri ?
• Bagaimana cara saudara bergaul dengan orang baru?
• Apa yang Anda lakukan jika orang lain membuat kesalahan kepada saudara?
• Apa yang Anda lakukan ketika Anda gagal mencoba sesutu?
Responden 1:
• Terkesan biasa saja
• Apapun pakaiannya saya pede asalkan bukan pakaian yg kurang bahan.
• Menyapa bila saya butuh bantuan dan tunggu interaksi dari lawan bicara utk berkenalan.
• Memarahinya dan memaafkannya.
• Mulai lagi sampai berhasil.
Responden 2 :
• Sederhana
• Pakaian yang nyaman
• Saya mengalami sedikit kesulitan untuk bergaul dengan orang baru
• Memaafkan
• Mencoba lagi dan lagi

Responden 3:
• Biasa Saja
• Memakai pakaian yang tidak terlalu heboh
• emperkenalkan diri, senyum,
• Mendamaikan permasalahan
• Saya mencoba lagi

d) Pertanyaa tentang status finansial


• Pendidikan terakhir ayah dan ibu :
• Pekerjaan Ayah :
• Penghasilan /bulan Ayah :
• Penghasilan/bulan ibu:
• Uang saku/bulan :
Jawaban Responden :

Responden 1 :
• SMA
• Serabutan
• 1.500.000-2.000.000
• -
• 400 rb saat kuliah tatap muka.

Responden 2 :
• SMA
• Honorer
• 1.200.000/bulan
• Tidak Bekerja
• 600
Responden 3:
• SMA
33
• Pengangguran
• -
• 500.000
• 500.000

Anda mungkin juga menyukai