Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR GURU DEMI

TERWUJUDNYA GURU YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

Dwiyanto
Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
dwiyanto.2016@student.uny.ac.id

ABSTRACK

The purpose of this journal is to explore and socialize the importance of


professional development and career of teachers to realize teachers who are
prosperous, strong in economy, and dignified. Writing this work using the
method of literature review with qualitative descriptive approach to explain the
results of observation and literature review or literature study. Based on
literature review and observation results obtained the result that the
professional development and career of teachers is one of the things that are
very important to realize prosperous and dignified professional educators.

Key word: Development of Teacher Profession and Career, Prosperous and Dignity
Master

Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menggali dan menyosialisasikan pentingnya
pengembangan profesi dan karir guru untuk mewujudkan guru yang sejahtera, kuat
dalam ekonomi, dan bermartabat. Penulisan karya ini menggunakan metode kajian
pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriftif untuk memaparkan hasil pengamatan
dan kajian pustaka atau studi pustaka. Berdasarkan kajian pustaka dan hasil
pengamatan tersebut didapatkan hasil bahwa pengembangan profesi dan karir guru
merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mewujudkan pendidik
profesional yang sejahtera dan bermartabat.

Key word : Pengembangan Profesi dan Karir Guru, Guru Sejahtera dan
Bermartabat

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penulisan
Guru merupakan “orang lapangan’ di sekolah yang setiap harinya bergelut
dengan dunia pendidikan sekaligus merupakan ujung tombak dari pendidikan

1
dikarenakan merekalah motor penggerak utama pendidikan itu sendiri. Tanpa
adanya guru, dunia pendidikan akan mengalami kemunduran karena
kehilangan actor utamanya. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang dimaksud
guru disini yaitu guru sebagai pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.1 Dalam UU tersebut
secara eksplisit dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional yang
mempunyai tugas-tugas tertentu, bukan hanya orang biasa yang dapat
mengajar melainkan ia harus mempunyai serangkaian kompetensi, sehat
jasmani rohani, dan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain
itu guru merupakan profesi yang dengan menjalankan tugasnya tersebut ia
akan mendapatkan penghasilan. Sebagaimana maksud UU di atas penghasilan
adalah hak yang diterima oleh guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan
melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru atau dosen
sebagai pendidik profesional. Lebih lanjut lagi, penghasilan tersebut meliputi
gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat
tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan
prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Dengan menelaah UU tersebut kita
akan menemukan sebuah kesimpulan bahwa profesi guru ini membutuhkan
adanya pengembangan profesi dan karir untuk mendapatkan tambahan
penghasilan selain gaji pokok dengan menerapkan prinsip menghargai atas
prestasi.

1
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang Guru dan Dosen, Salinan UU No
14 Tahun 2005 (Online), hlm. 3.

2
Pemerintah melalui kebijakannya telah memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan profesi dan karirnya tersebut namun pada
kenyataannya di lapangan masih banyak guru yang belum sadar akan
pentingnya pengembangan profesi ini demi kelangsungan karir dan
profesinya. Bila mereka sudah mengetahuinya acap kali mereka mengatakan
bahwa kegiatan pengembangan profesi dan karir untuk guru ini terlalu rumit
dan sulit dilakukan sehingga mereka memilih untuk menunggu kenaikan
pangkat atas dasar lama pengabdian atau bisa saja memilih usaha lainnya.
Menurut Sudarwanto dalam artikelnya, “Rendahnya gaji yang diterima para
guru menjadikan kurangnya rasa aman bagi guru. Aman dari ketakutan untuk
tidak dapat berobat, aman dari ketakutan tidak punya rumah, aman dari tidak
dapat memiliki sarana transportasi, aman dari ketakutan tidak dapat
menyekolahkan anaknya dan aman dari kekurangan gizi. Untuk
menghilangkan rasa ketidakamanan tersebut, ada guru yang memberikan les
privat, berdagang, ngojek, makelar, bahkan ada yang terpaksa jadi penadah.
Akibat adanya akitifitas-aktifitas tambahan tersebut sulit diharapkan dari
seorang guru untuk sepenuhnya memusatkan tanggung jawabnya sebagai
pendidik, yaitu memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didiknya
melalui proses pembelajaran yang berkualitas.”2 Melihat hal tersebut rasanya
miris masih terdapat guru-guru kita yang belum mendapatkan gaji yang dirasa
cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Adanya masalah ini salah
satunya disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan informasi guru mengenai
jenjang karir dan pengembangan profesinya. Padahal dalam pengembangan
karir dan profesi tersebut telah ada penghargaan dari pemerintah berupa
tunjangan profesi dan tunjangan fungsional.
Secara tidak langsung karir guru harus selalu ditingkatkan mengingat
bahwa ia memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah. Bila aspek
kesejahteraannya tidak dipenuhi maka kita tidak bisa berharap penuh bahwa
mereka akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.

2
Sudarwanto. 2002. Artikel Pengembangan Karier Guru (Online) hal 5-6

3
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa penelitian yang relevan
dengan materi penulisan ini yaitu sebagai berikut
1. Skirpsi yang disusun oleh Uswatun Chasanah (2015) dengan berjudul
“Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Guru Swasta Terhadap Semangat
Guru Dalam Mengajar Di Mi Se- Kecamatan Gebog Kudustahun
Pelajaran 2014/2015. Kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi ini
adalah terdapatnya pengaruh tingkat kesejahteraan yang cukup besar
terhadap semangat mengajar guru dengan tingkat kepercayaan sebesar
21,25 %. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan
akan mempengaruhi semangat guru dalam menjalankan tugasnya
yang akan berdampak pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
profesi guru, semakin tinggi tingkat kesejahteraan guru maka makin
tinggi pula semangat atau etos kerja yang dimilikinya.
2. Jurnal Ali Mustadi dalam Wangid (2014) yang menyatakan bahwa
kesiapan guru dalam menjalankan suatu kurikulum itu sangat penting
karena akan berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran dan
lebih jauh lagi akan mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan
nasional secara umum.3

Selain itu, lanjut Sudarwanto, "...... tulisan yang berjudul


Decentralization of Education, yang diterbitkan oleh World bank (Politics
and Consensus, Community Financing, Demand-Side Financing, Legal
Issues, dan Teacher Management) menyatakan bahwa hal atau aspek utama
yang bersentuhan langsung dengan nasib para guru adalah Teacher
Management (Manajemen Guru). Menurut Worldbank (1998: 20) disebutkan
bahwa guru juga mempunyai kesempatan promosi (peningkatan). Struktur
karier bagi guru pada pendidikan dasar berbentuk piramida. Promosi guru
3
Wangid, Muhammad Nur, et al. "Kesiapan guru SD dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik-integratif pada kurikulum 2013 DI DIY." Jurnal Prima
Edukasia 2.2 (2014): 175-182.

4
selalu berarti bahwa kerja guru beralih ke bidang administrasi dan
meninggalkan tugasnya sebagai pengajar di kelas. Pola semacam itu
mempunyai efek negatif terhadap moral guru dan menurunkan kualitas hasil
pengajaran karena guru yang senior memperoleh promosi bukan sebagai guru,
melainkan sebagai tenaga administrasi. Beberapa negara seperti Australia dan
Irlandia mengembangkan sejumlah jabatan guru, sebagai contoh jabatan
bertingkat yang lebih difokuskan dalam hal tanggung jawab khusus. Jabatan-
jabatan itu menambah promosi jabatan tradisional yang sudah ada, yaitu
kepala dan deputi kepala. Tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan khusus
tersebut dipusatkan pada pengajaran sekolah dan kebutuhan-kebutuhan
pengembangan staf, tepatnya lebih dari pada sekedar tugas administrasi rutin."
4
Hal-hal di atas senada dengan permasalahan di atas yaitu adanya cara lain
dari guru untuk memperoleh penghasilan yang lain namun seringkali mereka
menggunakan cara yang instan, tidak benar, bahkan menyalahi kode etik guru.
Untuk itulah perlu kiranya dilakukan penggalian dan kegiatan
menyosialisasikan pengembangan profesi dan karir guru demi terwujudnya
guru yang sejahtera dan bermartabat ini ditulis.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diajukan beberapa pertanyaan
masalah sebagai berikut
a. Apa itu profesi dan karir guru?
b. Bagaimana pengembangan profesi dan karir guru?
c. Bagaimana implikasi pengembangan profesi dan karir guru terhadap
kesejahteraannya?

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

4
Ibid hal 6

5
Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menggali dan menyosialisasikan
pentingnya kegiatan pengembangan profesi dan karir guru demi mewujudkan
pendidik yang sejahtera dan bermartabat.
Manfaat penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat untuk guru yaitu dapat dijadikan motivasi untuk
mengembangkan profesi dan karirnya
b. Manfaat untuk calon pendidik ( mahasiswa jurusan kependidikan )
yaitu dapat mempersiapkan diri dan menginformasikan sedini
mungkin guna adaptasi dengan peraturan dan kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan pengembangan profesi dan karir guru dan
kesejahteraan serta martabatnya.
c. Manfaat bagi masyarakat yaitu sebagai informasi untuk menghargai
dan mengapresiasi serta menjunjung tinggi martabat guru atas dasar
prestasinya

METODE PENULISAN
Penulisan karya ini menggunakan metode kajian pustaka dengan pendekatan
kualitatif deskriftif untuk memaparkan hasil penagamatan dan kajian pustaka.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil studi pustaka dan pengamatan,
1. Profesi dan Karir Guru
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi, sementara guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

6
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan syarat menjadi seorang
pendidik adalah guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Untuk menjadi seorang pendidik profesional, seseorang harus mempunyai
kopetensi-kompetensi atau kemampuan-kemampuan tertentu. Minimnya ia
harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional.
Munandir (Sunardi, 2008) menyatakan bahwa karir berhubungan erat dengan
pekerjaan dan karir bukanlah peristiwa sesaat, melainkan proses yang panjang
dan merupakan bagian dari proses perkembangan seseorang. Hoyt (Gibson
dan Mitchell, 1995) menjelaskan bahwa karir adalah keseluruhan dari
pengalaman pekerjaan / jabatan seseorang dalam hidupnya. Dalam arti sempit
karir adalah jumlah total dari pengalaman pekerjaan / jabatan seseorang dalam
kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar, akunting, dokter, atau
sales.
Menurut Saomah karir guru meliputi dua macam yaitu karir struktural dan
karir fungsional.
a. Karir Struktural
Karir struktural menyangkut kedudukan seseorang di dalam struktur
organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas,
Wakasek, Kepala Sekolah, atau jabatan lainnnya. Karir ini memiliki
tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga wawasan /
pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru harus ditingkatkan
untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
b. Karir Fungsional
Karir fungsional, berhubungan dengan tingkatan / pencapaian formal
seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru
dewasa, guru pembina, guru professional. Agar dapat mengalami
kenaikan karir, seorang guru perlu mengerjakan sejumlah tugas-tugas

7
profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan
dokumen-dokumen legal dan otentik. Angka kredit merupakan satuan
nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan
yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam rangka pembinaan karier
kepangkatan dan jabatannya5. Akumulasi nilai kredit yang dimaksud
harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang ditetapkan pemerintah.
Kedua jenis karir guru di sekolah tersebut dapat dicapai tentunya dengan
sejumlah pemerolehan kompetensi-kompetensi guru yang tinggi. Dengan
memahami profesi dan karir guru ini maka kita akan mengetahui bahwa
untuk dapat diangkat menjadi guru atau pendidik profesional kita
memerlukan kompetensi-kompetensi tertentu dan terdapat tingkatan
formal pencapaiannya sehingga hal ini mengindikasikan bahwa guru
adalah profesi yang mulia yang patut dihargai dan disejahterakan
hidupnya.
2. Pengembangan Profesi dan Karir Guru
Pengembangan profesi dan karir guru adalah sesuatu hal yang mutlak
dilakukan untuk mendapatkan rasa nyaman dan puas bagi guru itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan teori Maslow yang menempatkan kebutuhan aktualisasi diri
sebagai kebutuhan puncak atau tertinggi setelah kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Bila guru mampu mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya
maka ia akan bekerja dengan rasa senang dan nyaman tanpa memiliki rasa
khawatir ataupun gelisah. Selain itu kegiatan ini mempunyai sisi ekonomis
yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan lainnya yaitu dengan adanya
peningkatan penghasilan bagi guru yang meningkatkan pencapaiannya dalam
profesi dan karir.

5
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

8
Dalam meniti karir tentu tidak mungkin langsung menuju titik puncak karir
tersebut, melainkan harus melalui proses dan tahapan-tahapan tertentu.
Menurut Saomah terdapat lima tahapan / sintaks seseorang dalam meniti karir
pekerjaannya :
a. Growth level
Tahapan Growth merupakan tahap perkembangan kapasitas, sikap, minat,
dan kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri.
b. Exploratory level
Tahap Exploratory merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan
dipersempit tapi tidak final
c. Establishment level
Tahap Establishment merupakan tahap coba-coba dan stabilisasi melalui
pengalaman kerja
d. Maintenance level
Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus
untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja.
e. Decline level
Tahap Decline merupakan tahap pertimbangan pra pensiun, keluar kerja,
dan pensiun.

Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan


pengembangan profesi dan karier. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional. Pembinaan dan pengembangan karir guru
dilakukan melalui jabatan fungsional. Pembinaan dan pengembangan karier
guru tersebut meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya
yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan karirnya
adalah berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional; membuat
karya tulis ilmiah / populer, karya seni, dan karya teknologi; dan melaksanaka

9
penelitian / pengkajian kerja profesionalnya baik secara individual maupun
kolaboratif.
3. Kesejahteraan dan Martabat Guru
Kesejahteraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hal atau
keadaan sejahtera, sedang arti sejahtera sendiri adalah aman sentosa, makmur,
serba kecukupan.6 Sejahtera secara umum dapat dimaknai sebagai suatu
keadaan seseorang yang serba cukup dan tidak mempunyai kesusahan berarti
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan yang dimaksud di sini
meliputi dua hal yaitu sejahtera secara materiil dan sejahtera secara rohaniah.
Sejahtera secara materiil merujuk pada kesejahteraan individu/ kelompok
yang berkaitan dengan materi, gaji, dan uang sedangkan kesejahteraan
rohaniah merujuk pada aspek kebahagian, rasa nyaman, aman, dan tentram.
Martabat merupakan tingkat harkat kemanusiaan, harga diri (KBBI). Harga
diri seorang guru dapat ditentukan oleh perilaku, tabiat, dan status sosial guru.
Salah satu hal yang termasuk dalam status sosial adalah kedudukan guru
dalam jabatan structural dan fungsionalnya. Makin tinggi jabatannya, makin
tinggi harga dirinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengembangan karir dan profesi guru dapat meningkatkan martabat guru dan
apresiasi dari masyarakat kepadanya.

KESIMPULAN
Melihat paparan pada hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Guru merupakan pendidik professional yang mempunyai jenjang tertentu
dalam pengembangan karirnya.
b. Kegiatan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan dalam bentuk
jabatan struktural dan jabatan fungsional.
6
Dinas Pendidikan Nasional dalam Chasanah, Uswatun. Pengaruh Tingkat
Kesejahteraan Guru Swasta Terhadap Semangat Guru Dalam Mengajar Di Mi Se-
Kecamatan Gebog Kudustahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Jepara : Universitas
Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) (Skripsi, Jepara : Unisnu, 2015), hlm. 23

10
c. Pengembangan profesi dan karir guru akan meningkatkan kesejahteraan dan
martabat guru

DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, Uswatun. 2015. Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Guru Swasta Terhadap
Semangat Guru Dalam Mengajar Di Mi Se- Kecamatan Gebog Kudustahun
Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Jepara : Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Unisnu)
Gaynor, Cathy, (1998), Decentralization of Education : Teacher Management.
Washington DC : World bank.
Gibson, R. L. dan Mitchell, M.H. (1995), Intoduction to Counseling and Guidance ,
Englewood Cliffs New Jersey : Prentice Hall Inc.
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Saomah, As. (). Pengembangan Karir Guru dan Konselor. Sebuah makalah
perkuliahan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP Universitas
Pendidikan Indonesia
Sudarwanto. (2002). Pengembangan Karier Guru (Online) diakses pada Rabu, 18
Oktober 2017 pukul 08.08 WIB
Sunardi. 2008. Hakekat Karir. Dosen PLB FIP UPI (Online) link :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031-
SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/HAKEKAT_KARIR.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Wangid, M. N., Mustadi, A., Erviana, V. Y., & Arifin, S. (2014). Kesiapan guru SD
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik-integratif pada kurikulum 2013 DI
DIY. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 175-182. Link :
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2717

11

Anda mungkin juga menyukai