DOSEN PENGAMPU:
Juliana Sianturi, M.Pd
DI SUSUN OLEH:
21.1.1.1.2103
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan hikmat dan kesehatan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERANAN GURU SEBAGAI UJUNG
TOMBAK PENDIDIKAN”, ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas pada Profesi Guru. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pentingnya Profesi guru yang sangat bermanfaat bagi para pembaca
dan juga bagi penulis untuk menambah wawasan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Juliana Sianturi, M.Pd Selaku Dosen Pengampu dalam bidang studi Profesi Guru yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung mempengaruhi,
membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran agar menjadi
manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Pendidikan sebagai usaha menjadikan anak
sebagai manusia yang dewasa baik jasmani maupun rohani. Untuk mencapai hal tersebut guru
haruslah menjadi professional dalam bidangnya sebagai guru karena Guru yang profesional
merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Artinya, setiap guru diharapkan
untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar
(kinerja akademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pelaksanaan belajar
mengajar. Dalam sasaran tersebut guru juga harus berkompeten dalam melakukan tugasnya.
Menurut UU No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, guru haruslah memiliki kompetensi-
kompetensi. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan. kompetensi tersebut sangat berguna agar guru tersebut agar mampu mendidik anak
didiknya dengan baik. Selain kompetensi umum tersebut guru juga harus mampu melakukan
kompetensi memecahkan masalah untuk menghasilkan Guru yang kompeten agar guru tersebut
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.
Sebagai sosok yang memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa tentunya
banyak kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, penghargaan dan kesejahteraan bagi
guru dengan harapan mereka akan lebih mampu bekerja sebagai tenaga profesional dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Pendidikan sebagai usaha
menjadikan anak sebagai manusia yang dewasa baik jasmani maupun rohani. Sebagai ujung
tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan
pengajar. Seorang guru atau pendidik yang yang melakukam proses belajar mengajar, pastinya
ingin tujuan pembelajaran yang sudah dirancangkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, ia harus menguasai komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran dan
terampil dalam melaksanakannya. Salah satu komponen itu adalah metode, model dan
pedekatan Pembelajara komponen tersebut sangat berguna karena dengan adanya strategi,
metode serta teknik pembelajaran kagiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan
serta mampu menggugah rasa ingin tahu bagi peserta didik. Semua kompetensi tersebut haruslah
dipunyai oleh guru, karena jika guru tidak mempunyai kompetensi tersebut maka akan
menghasilkan guru yang kurang terlatih sehingga mengakibatkan peserta didik tidak menerima
materi dengan baik,dan tidak memiliki keterampilan dasar ilmu pengetahuan dengan baik.
Pekerjaan guru adalah perkerjaan yang profesional, Salah satu ciri guru yang profesional adalah
guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Tingkah laku dan perbuatan anak selalu
berubah. Hari ini anak dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin
terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi
persaingan itu menjadi kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan,
sikap, mental, dan emosional anak. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan
profesional. Disamping mengelola kelas, salah satu tugas guru dalam menjalankan
keprofesiannya adalah merencanakan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran merupakan
salah satu aspek yang terintegrasi dalam strategi yang digunakan guru dalam hal merencanakan
pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan salah satu
unsur penting dalam keberhasilan penyampaian informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh sebab itu,
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan pekerjaan yang tidak
mudah dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut memicu adanya
kesalahan atau ketidaksesuaian penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru di
kelas. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
dapat mempengaruhi iklim, kondisi belajar, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran diharapkan akan menciptakan iklim
dan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat medorong siswa untuk mempelajari
lebih jauh materi ajar yang disampaikan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1986)
dalam Azhar Arsyad (2011: 15) yang mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain kemampuan mengelola kelas guru juga haruslah
memiliki kemampuan Evaluasi pembelajaran hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui
efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik. Karena
bila seorang pendidik tidak melakukan evaluasi, sama saja tenaga pendidik tersebut tidak ada
perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Dalam tugas dan kemampuan tersebut
tidaklah mudah menjadi seorang guru. Banyak hal yang menjadi tuntutan. Secara harfiah, guru
adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam
usaha membentuk daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sementara menurut
psikologi pendidikan, guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Ini karena
dalam melakukan pembelajaran di kelas maupun membimbing anak-anak dan siswa, guru harus
memperhatikan segala aspek psikologi, perkembangan, ingatan, memori dan pola berfikir anak.
tantangan sebesar ini sangat sulit ditangani hanya oleh guru. Peranan dari berbagai pihak
masyarakat umum dan Orang Tua diharapkan mampu berperandalam menangani tantangan ini.
Jika semua pilar mengambil perannya masing masing, maka pendidikan yang berkualitas akan
pengawasan masyarakat umum danbimbingan Orang Tua akan memberikan pengaruh yang
B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Tujuan utama dalam penulisan Makalah ini agar penulis dan juga pembaca dapat memahami
tugas dan tangung jawab serta peranan penting sebagai seorang guru yang merupakan ujung
tombak pendidikan dan juga mengetahui bagaimana cara mengembangkan potensi sebagai
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal (1) ayat (1) dinyatakan,
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mebimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Dengan demikian, guru profesional akan
keahlian baik daam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional
adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang
diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapatkan pengakuan formal
yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang.
Dengan keahlian itu, seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi
maupun sebagai pemangku profesinya. Menurut asin Muhammad yang dikutip oleh Yunus
Namsa, beliu menjelaskan bahwa profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam
melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara
menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli . Pengertian
profesi ini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik
serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan
yang ahli. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah
suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan
keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses pendidikan secara akademis. Maka dari
itu demikian, Kunandar mengemukakan profesi guru adalah keahlian dan kewenangan
khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi
mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai
profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan
tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Adapun mengenai kata Profesional ,
Uzer Usman memberikan suatu kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat
profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan
kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata profesional itu sendiri berasal dari
kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang
mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain,
pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada
pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Sedangkan Oemar
Hamalik mengemukakan bahwa guru profesional merupakan orang yang telah menempuh
program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara
Dalam UU pasal (7) ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang
b. Memiliki kualitasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan
berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta
didik. Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:
Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma-
norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta konsisten
dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam
melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.
Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan
manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan melakukan tindakan.
Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani
oleh peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:
Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini, seorang guru
harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,
perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik.
Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
memahami landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari
karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun
rancangan pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar pembelajaran serta
melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang dan
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dengan
menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat
menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian
untuk memperbaiki program pembelajaran.
Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta didik.
Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar dapat
mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan,
peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.
Kompetensi sosial meliputi:
Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap
agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan status sosial
Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap sesama
guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar
Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah Indonesia yang
beragam kebudayaannya
Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional yaitu
penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup
penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat
mendukung pembelajaran yang dikuasai
Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran atau
bidang yang dikuasai
Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan yang reflektif
Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.
Menurut Sudarmanto (2009:45), kompetensi adalah atribut untuk meletakkan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas baik dan unggul. Maka dari itu untuk mengahsilkan guru yang
dapat menunjang pendidikan maka guru tersebut haruslah memiliki kompetensi tersebut.
C. Permasalahan pendidikan dalam Profesi Guru
permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan tergolong berat. Mulai
dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang kurang, serta tenaga pengajar
yang belum kompeten. Kondisi sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan
dan sebagian sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari
harapan. Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi guru.
Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan, nyatanya hanya
sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya sungguh memprihatinkan. Program sertifikasi
guru yang sekarang sedang digalakkan adalah salah satu bagian dari usaha pemerintah
Program sertifikasi guru merupakan program yang menyentuh langsung kompetensi guru.
Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan guru dari segi kreatifitas dan inovasi dalam
siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari
gurunya sendiri.
Di masyarakat, seorang guru diamati dan dinilai masyarakat, di sekolah dinilai oleh murid
dan teman sejawatnya serta atasannya. Peran apakah yang harus dilakoni seorang guru
supaya penilaian mereka positif? Suatu pertanyaan -yang menjadi salah satu permasalahan-
Setelah kita mengetahui kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang
guru dan juga permasalahan yang terjadi saat ini maka setelah itu kita harus mengetahui peranan
penting sebagai seorang guru. Guru yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam
memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya.
1) Guru sebagai mediator kebudayaan
guru merupakan seorang perantara di dalam suatu proses pewarisan kebudayaan. seorang
guru harus sanggup memberikan, mengajarkan,dan membibing berbagai ilmu
pengetahuan,ketrampilan dan sikap kepada muridmuridnya. Guru tersebut harus menguasai
berbagai aspek kebudayaan dengan sebaik baiknya, karna guru merupakan cermin dari kemajuan
dan perkembangan kebudayaan.
PENUTUP
Dari pembahasan materi tersebut dengan berbagai masalah yang timbul maka dapat
disimpulkan bahwa Kualitas pendidikan dan guru di Indonesia masih jauh dari yang
kualitas guru yang rendah . Peran guru sebagai ujung tombak pendidikan harus di
perhatikan dan ditingkatkan dengan memberikan pelatihan pelatihan yang dapat memotivasi
serta mengarahkan guru, sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. peran dan tugas
guru yang telah diuraikan di atas kemungkinan dapat diimplementasikan guna menunjang
pendidikan. guru sebagai ujung tombak sekaligus garda terdepan terhadap keberhasilan
sosial. Selain itu, kompetensi guru bukan hanya menguasai apa yang harus diajarkan, tapi
menyenangkan, dan siswa menjadi semakin termotivasi ketika sedang belajar dengan sosok
guru yang mampu memberi inspirasi melalui peranan yang telah dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
-Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005
-Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2000
- epdiknas, 2005. Pembinaan profesionalisme Tenaga pengajar (pengembangan profesionalisme guru).
Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Dasar Menengah Direktorat pendidikan lanjutan pertama,
Depdiknas.
- Soetjipto, Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
-Mudlofir, Ali. 2015. Pendidik Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
-Satori, Djam’an. 2016. Profesi Keguruan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
- Hasan, Ani M, 2001. Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad pengetahuan, 13 juli 2003. Artikel.
Homepage Pendididkan Network.
- https://gurubinar.id/blog/4-kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?
blog_id=53#:~:text=Dalam%20Undang%2DUndang%20Republik%20Indonesia%20nomor
%2014%20tahun%202005%20pasal,didapatkan%20jika%20mengikuti%20pendidikan
%20profesi
- https://sicantikunyuunyu.blogspot.com/2018/09/makalah-tentang-profesi-guru.html?m=1
- https://www.kompasiana.com/medadenish/5510592ea333117732ba82f7/makalah-profesi-
keguruan
- https://news.uad.ac.id/guru-inspiratif-ujung-tombak-keberhasilan-pendidikan/