Anda di halaman 1dari 16

“PERANAN GURU SEBAGAI UJUNG TOMBAK PENDIDIKAN”

DOSEN PENGAMPU:
Juliana Sianturi, M.Pd

DI SUSUN OLEH:

Karen Juniar Rohana

21.1.1.1.2103

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

( STIPAK ) DUTA HARAPAN MALANG 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan hikmat dan kesehatan sehingga saya

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERANAN GURU SEBAGAI UJUNG

TOMBAK PENDIDIKAN”, ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah

ini adalah untuk memenuhi tugas pada Profesi Guru. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Pentingnya Profesi guru yang sangat bermanfaat bagi para pembaca

dan juga bagi penulis untuk menambah wawasan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Juliana Sianturi, M.Pd Selaku Dosen Pengampu dalam bidang studi Profesi Guru yang telah

memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan

bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya

menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung mempengaruhi,

membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran agar menjadi

manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Pendidikan sebagai usaha menjadikan anak

sebagai manusia yang dewasa baik jasmani maupun rohani. Untuk mencapai hal tersebut guru

haruslah menjadi professional dalam bidangnya sebagai guru karena Guru yang profesional

merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Artinya, setiap guru diharapkan

untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar

(kinerja akademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pelaksanaan belajar

mengajar. Dalam sasaran tersebut guru juga harus berkompeten dalam melakukan tugasnya.

Menurut UU No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, guru haruslah memiliki kompetensi-

kompetensi. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan. kompetensi tersebut sangat berguna agar guru tersebut agar mampu mendidik anak

didiknya dengan baik. Selain kompetensi umum tersebut guru juga harus mampu melakukan

kompetensi memecahkan masalah untuk menghasilkan Guru yang kompeten agar guru tersebut

lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih

mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.
Sebagai sosok yang memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa tentunya

banyak kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, penghargaan dan kesejahteraan bagi

guru dengan harapan mereka akan lebih mampu bekerja sebagai tenaga profesional dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Pendidikan sebagai usaha

menjadikan anak sebagai manusia yang dewasa baik jasmani maupun rohani. Sebagai ujung

tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan

pengajar. Seorang guru atau pendidik yang yang melakukam proses belajar mengajar, pastinya

ingin tujuan pembelajaran yang sudah dirancangkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, ia harus menguasai komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran dan

terampil dalam melaksanakannya. Salah satu komponen itu adalah metode, model dan

pedekatan Pembelajara komponen tersebut sangat berguna karena dengan adanya strategi,

metode serta teknik pembelajaran kagiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan

serta mampu menggugah rasa ingin tahu bagi peserta didik. Semua kompetensi tersebut haruslah

dipunyai oleh guru, karena jika guru tidak mempunyai kompetensi tersebut maka akan

menghasilkan guru yang kurang terlatih sehingga mengakibatkan peserta didik tidak menerima

materi dengan baik,dan tidak memiliki keterampilan dasar ilmu pengetahuan dengan baik.

Pekerjaan guru adalah perkerjaan yang profesional, Salah satu ciri guru yang profesional adalah

guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Tingkah laku dan perbuatan anak selalu

berubah. Hari ini anak dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin

terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi

persaingan itu menjadi kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan,

sikap, mental, dan emosional anak. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan

profesional. Disamping mengelola kelas, salah satu tugas guru dalam menjalankan
keprofesiannya adalah merencanakan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran merupakan

salah satu aspek yang terintegrasi dalam strategi yang digunakan guru dalam hal merencanakan

pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan salah satu

unsur penting dalam keberhasilan penyampaian informasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh sebab itu,

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan pekerjaan yang tidak

mudah dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut memicu adanya

kesalahan atau ketidaksesuaian penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru di

kelas. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran

dapat mempengaruhi iklim, kondisi belajar, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan

oleh guru. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran diharapkan akan menciptakan iklim

dan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat medorong siswa untuk mempelajari

lebih jauh materi ajar yang disampaikan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1986)

dalam Azhar Arsyad (2011: 15) yang mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain kemampuan mengelola kelas guru juga haruslah

memiliki kemampuan Evaluasi pembelajaran hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui

efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik. Karena

bila seorang pendidik tidak melakukan evaluasi, sama saja tenaga pendidik tersebut tidak ada

perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Dalam tugas dan kemampuan tersebut

tidaklah mudah menjadi seorang guru. Banyak hal yang menjadi tuntutan. Secara harfiah, guru

adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam
usaha membentuk daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sementara menurut

psikologi pendidikan, guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Ini karena

dalam melakukan pembelajaran di kelas maupun membimbing anak-anak dan siswa, guru harus

memperhatikan segala aspek psikologi, perkembangan, ingatan, memori dan pola berfikir anak.

tantangan sebesar ini sangat sulit ditangani hanya oleh guru. Peranan dari berbagai pihak

diperlukan sebagai upaya untuk menciptakan pendidikan yangberkualitas. Pemerintah,

masyarakat umum dan Orang Tua diharapkan mampu berperandalam menangani tantangan ini.

Jika semua pilar mengambil perannya masing masing, maka pendidikan yang berkualitas akan

terwujud. Keikhlasan guru dalam mengajar,peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas,

pengawasan masyarakat umum danbimbingan Orang Tua akan memberikan pengaruh yang

sangat besar terhadap kemajuanpendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Jelaskan apa pengertian profesi guru?

2, Apa yang dimaksud dengan guru profesional?

3. Apa syarat guru yang Profesional?

5. Apa saja masalah dalam Profesi guru?

4. Apa peranan Profesi guru?

5. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan guru menunjang pendidikan?


C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dalam penulisan Makalah ini agar penulis dan juga pembaca dapat memahami

tugas dan tangung jawab serta peranan penting sebagai seorang guru yang merupakan ujung

tombak pendidikan dan juga mengetahui bagaimana cara mengembangkan potensi sebagai

seorang guru agar dapat menunjang pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profesi Guru dan guru Profesional.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal (1) ayat (1) dinyatakan,

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mebimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Dengan demikian, guru profesional akan

tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengbdian tugas-tugas yang ditandai dengan

keahlian baik daam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional

adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang

diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapatkan pengakuan formal

yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang.

Dengan keahlian itu, seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi

maupun sebagai pemangku profesinya. Menurut asin Muhammad yang dikutip oleh Yunus

Namsa, beliu menjelaskan bahwa profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam

melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara
menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli . Pengertian

profesi ini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik

serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan

yang ahli. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah

suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan

keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses pendidikan secara akademis. Maka dari

itu demikian, Kunandar mengemukakan profesi guru adalah keahlian dan kewenangan

khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi

mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai

profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan

kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan

tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Adapun mengenai kata Profesional ,

Uzer Usman memberikan suatu kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat

profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan

kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata profesional itu sendiri berasal dari

kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang

mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain,

pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh

mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh

mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada

pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai

guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Sedangkan Oemar

Hamalik mengemukakan bahwa guru profesional merupakan orang yang telah menempuh

program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara

dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.

Dalam UU pasal (7) ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang

pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional, sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

b. Memiliki kualitasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

tugasnya.

c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugasnya.

d. Memiliki kode etik profesi.

e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.

h. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalitasnya.

i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

B. Kompetensi wajib sebagai seorang guru guna menunjang pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan
berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta
didik. Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:
 Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma-
norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta konsisten
dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
 Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat mandiri dalam
melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.
 Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan
manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan melakukan tindakan.
 Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.
 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani
oleh peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil
belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut:
 Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini, seorang guru
harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian,
perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik.
 Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
memahami landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari
karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun
rancangan pembelajaran.
 Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar pembelajaran serta
melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
 Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu merancang dan
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan dengan
menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat
menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian
untuk memperbaiki program pembelajaran.
 Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta didik.
Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar dapat
mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan,
peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.
Kompetensi sosial meliputi:
 Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap
agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan status sosial
 Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap sesama
guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar
 Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah Indonesia yang
beragam kebudayaannya
 Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional yaitu
penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup
penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
 Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat
mendukung pembelajaran yang dikuasai
 Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran atau
bidang yang dikuasai
 Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
 Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan yang reflektif
 Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.
Menurut Sudarmanto (2009:45), kompetensi adalah atribut untuk meletakkan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas baik dan unggul. Maka dari itu untuk mengahsilkan guru yang
dapat menunjang pendidikan maka guru tersebut haruslah memiliki kompetensi tersebut.
C. Permasalahan pendidikan dalam Profesi Guru

permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan tergolong berat. Mulai

dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang kurang, serta tenaga pengajar

yang belum kompeten. Kondisi sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan

dan sebagian sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari

harapan. Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi guru.

Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan, nyatanya hanya

sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya sungguh memprihatinkan. Program sertifikasi

guru yang sekarang sedang digalakkan adalah salah satu bagian dari usaha pemerintah

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Program sertifikasi guru merupakan program yang menyentuh langsung kompetensi guru.

Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan guru dari segi kreatifitas dan inovasi dalam

pembelajaran. Diharapkan guru dapat melakukan pembelajaran yang dapat menghantarkan

siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari

gurunya sendiri.

Di masyarakat, seorang guru diamati dan dinilai masyarakat, di sekolah dinilai oleh murid

dan teman sejawatnya serta atasannya. Peran apakah yang harus dilakoni seorang guru

supaya penilaian mereka positif? Suatu pertanyaan -yang menjadi salah satu permasalahan-

yang sekarang muncul di masyarakat.


D. Peranan Guru dalam Pendidikan

Setelah kita mengetahui kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang
guru dan juga permasalahan yang terjadi saat ini maka setelah itu kita harus mengetahui peranan
penting sebagai seorang guru. Guru yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam
memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya.
1)      Guru sebagai mediator kebudayaan
guru merupakan seorang perantara di dalam suatu proses pewarisan kebudayaan. seorang
guru harus sanggup memberikan, mengajarkan,dan membibing berbagai ilmu
pengetahuan,ketrampilan dan sikap kepada muridmuridnya. Guru tersebut harus menguasai
berbagai aspek kebudayaan dengan sebaik baiknya, karna guru merupakan cermin dari kemajuan
dan perkembangan kebudayaan.

2)      Guru sebagai pembimbing


guru harus membantu agar anak mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan
yang sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimilikinya.

3)      Guru sebagai mediator antara sekolah masyarakat


Peran ini mengandung arti bahwa kelancaran hubungan antara sekolah dan masyarakat
adalah merupakan tugas dan tanggung jawab pula bagi guru.[19] Lancar tidaknya hubungan
tersebut akan tergantung kepada tingkat kemampuan guru dalam memainkan peranan ini.

4)      Guru sebagi penegak disiplin


Dalam peranan ini guru harus menegakkan suatu disiplin baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin. Juga guru harus
membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masayarakat yang disiplin.
5)      Guru sebagi administrator dan manajer kelas
Sebagai administrator tugas seorang guru harus dapat menyelenggarakan program
pendidikan dengan sebaik baiknya. Guru harus mengambil bagian dalam perencanaan kegiatan
pendidikan, mengatur dan menyusun berbagai aspek dalam pendiddikan, mengarahkan kegiatan
kegiatan dalam pendidikan, melaksanakan segala rencana dan kebijaksanaan pendidikan,
merencanakan dan menyusun biaya, dan mengawasi serta menilai kegiatan kegiatan pendidiakan.

6)      Guru sebagai anggota suatu profesi


Pekerjaan guru sebagai suatu profesi berarti bahwa guru merupakan seorang yang ahli.
Sebagai anggota suatu profesi maka guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan tertentu yaitu keterampilan keguruan. Kemampuan untuk membimbing murid,
merupakan salah satu aspek keterampilan profesi guru. Disamping itu seorang guru harus
menunjukkan, mempertahankan serta mengembangkan keahliannya itu.
 Sedangkan Sardiman (2001: 142) menyatakan bahwa ada sembilan peranan guru dalam
kegiatan bimbingan konseling, yaitu:
a)      Informator, Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b)      Organisator, Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-
lain.
c)      Motivator, Guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement
untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
d)     Director, Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan.
e)      Inisiator, Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.
f)       Tranmitter, Guru sebagai penyebar kebijakan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g)      Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.
h)      Mediator, Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i)        Evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik
maupu tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.
BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan materi tersebut dengan berbagai masalah yang timbul maka dapat

disimpulkan bahwa Kualitas pendidikan dan guru di Indonesia masih jauh dari yang

diharapkan. Faktor utama Buruknya kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh

kualitas guru yang rendah . Peran guru sebagai ujung tombak pendidikan harus di

perhatikan dan ditingkatkan dengan memberikan pelatihan pelatihan yang dapat memotivasi

serta mengarahkan guru, sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. peran dan tugas

guru yang telah diuraikan di atas kemungkinan dapat diimplementasikan guna menunjang

pendidikan. guru sebagai ujung tombak sekaligus garda terdepan terhadap keberhasilan

pendidikan harus memiliki beberapa kompetensi, baik profesional, pedagogis, personal,

sosial. Selain itu, kompetensi guru bukan hanya menguasai apa yang harus diajarkan, tapi

bagaimana membelajarkan kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik ,

menyenangkan, dan siswa menjadi semakin termotivasi ketika sedang belajar dengan sosok

guru yang mampu memberi inspirasi melalui peranan yang telah dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
-Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005
-Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2000
- epdiknas, 2005. Pembinaan profesionalisme Tenaga pengajar (pengembangan profesionalisme guru).
Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Dasar Menengah Direktorat pendidikan lanjutan pertama,
Depdiknas.
- Soetjipto, Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
-Mudlofir, Ali. 2015. Pendidik Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
-Satori, Djam’an. 2016. Profesi Keguruan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
- Hasan, Ani M, 2001. Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad pengetahuan, 13 juli 2003. Artikel.
Homepage Pendididkan Network.
- https://gurubinar.id/blog/4-kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?
blog_id=53#:~:text=Dalam%20Undang%2DUndang%20Republik%20Indonesia%20nomor
%2014%20tahun%202005%20pasal,didapatkan%20jika%20mengikuti%20pendidikan
%20profesi
- https://sicantikunyuunyu.blogspot.com/2018/09/makalah-tentang-profesi-guru.html?m=1
- https://www.kompasiana.com/medadenish/5510592ea333117732ba82f7/makalah-profesi-
keguruan
- https://news.uad.ac.id/guru-inspiratif-ujung-tombak-keberhasilan-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai