Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MAN


KRUI

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas X MAN KRUI. Tujuannnya adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan data
tentang pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X MAN
KRUI Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket angket, wawancara, dokumentasi,
dan observasi. Teknik analisa data menggunakan regresi berganda. Perhitungan uji t
menunjukkan bahwa t hitung = 0,008 > ttabel= 0,05 dengan signifikansi 0,001
< 0,05. Hasil ini menunjukkan t hitung signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha.
Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh
kompetensi professional dan kompetensi pedagogic guru ekonomi secara bersama terhadap
prestasi belajar pada siswa kelas X MAN KRUI”, diterima.Hasil perhitungan koefisien
determinasi adalah R²= 0,01 = 10, %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas
kompetensi profesional guru dan kompetensi pedagogic secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar siswa sebesar 0,75% dan sisanya 75%
dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan cukup signifikan dari kompetensi
profesional dan kompetensi guru ekonomi terhadap prestasi belajar pada siswa MAN
KRUI , sehingga semakin baik kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru
maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa.

Kata Kunci : Kompetensi profesional, kompetensi pedagogic,prestasi


belajar siswa.

PENDAHULUAN yang baik antar komponen yang ada di


Guru sebagai tenaga kependidikan sekolah antara lain kepala sekolah, guru,
merupakan salah satu faktor penentu tenaga administrasi dan siswa. Hubungan
keberhasilan tujuan pendidikan, karena baik antarkomponen yang ada di sekolah
guru langsung bersinggungan dengan dengan orang tua murid/masyarakat.
peserta didik, untuk memberikan Selanjutnya, guru adalah bagian integral
bimbingan yang akan menghasilkan dari organisasi pendidikan di sekolah.
tamatan yang diharapkan. Guru merupakan Sebuah organisasi, termasuk
sumber daya manusia yang menjadi pendidikan perlu dikembangkan sebagai
perencana, pelaku, dan penentu organisasi pembelajar, agar mampu
tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu menghadapi perubahan dan
dalam menunjang kegiatan guru diperlukan ketidakpastian yang merupakan ciri
iklim sekolah yang kondusif dan hubungan kehidupan modern. Salah satu karakter

1
utama organisasi pembelajar adalah ditampilkan. Sementara itu guru
senantiasa mencermati profesional mempunyai sikap dan sifat
terpuji adalah bersikap adil, percaya dan
perubahan internal dan eksternal suka kepada siswanya, sabar dan rela
diikuti dengan upaya penyesuaian diri berkorban, memiliki wibawa di hadapan
dalam rangka mempertahankan siswa, penggembira, bersikap baik
eksistensinya. Untuk menanggulangi terhadap guru-guru lain, bersikap baik
fenomenal yang terjadi dalam dunia terhadap masyarakat, benar-benar
pendidikan dibutuhkan kinerja guru yang menguasai mata pelajarannya, suka
berkualitas. dengan mata pelajaran yang diberikannya,
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 dan berpengetahuan luas. Sunardi Nur, Sri
tentang Sistem Pendidikan Nasional Wahyuningsih, (2002:31)
mengatakan bahwa, Pendidikan adalah Wujudkan diri sebagai guru yang
usaha sadar dan terencana untuk profesional,tidakterjadidengan sendirinya
mewujudkan suasana belajar dan proses melainkan melalui suatu proses. Guru
pembelajaran agar peserta didik secara memerlukan bantuan dalam upaya
aktif mengembangkan potensi dirinya mengembangkan profesinya,karena
untuk memiliki kekuatan spiritual mereka tidak mungkin melakukan
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, sendirian. Guru memerlukan kesempatan,
kecerdasan, akhlak mulia, serta sarana, dukungan material, dukungan
keterampilan yang diperlukan dirinya, administratif, dukungan motivasi dan
masyarakat, bangsa dan negara. sebagainya untuk meningkatkan kualitas
Proses belajar dan hasil belajar profesionalnya, baik melalui program
bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, pendidikan formal maupun pendidikan
struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi lainnya.
sebagian besar ditentukanoleh kompetensi
Dikutip dalam Standar Nasional
guru yang mengajar dan membimbing
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
mereka.Guru yang kompeten akan lebih
butir a dikemukakan bahwa:
mampu menciptakan lingkungan belajar
Kompetensi pedagogik adalah
yang efektif, menyenangkan dan akan
kemampuan mengelola pembelajaran
lebih mampu mengelola kelasnya. Dengan
peserta didik yang meliputi pemahaman
memiliki kompetensi tersebut, seorang
terhadap peserta didik, perencanaan dan
guru diharapkan mampu memahami ciri-
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
ciri interaksi belajar mengajar dan
belajar, dan pengembangan pesertadidik
mengaplikasikannya dalam kegiatan
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
belajar mengajar.
yang dikembangkannya.
Kompetensi profesional memegang
Kompetensi pedagogik guru juga
peran penting dalam pelaksanaan proses
menjadi faktor yang sangat menunjang
pembelajarandi kelas. Kompetensi
peningkatan kualitas sekolah. Kompetensi
profesional adalah kompetensi atau
pedagogik guru akan membawa guru
kemampuan yang berhubungan dengan
dapat memilih cara terbaik yang dapat
penyelesaian tugas-tugas keguruan.
dilakukan supaya kegiatan pembelajaran
Kompetensi ini merupakan hal yang
dapat berjalan baik dan meningkatkan
sangat penting, sebab langsung
potensi siswa. Seorang guru sangat
berhubungan dengan kinerja yang
berpengaruh pada terciptanya proses dan

2
hasil pendidikan yang berkualitas, namun tertib, teratur, menaati peraturan dan
hingga sekarang belum berjalan dengan norma yang berlaku di sekolah, terlebih
baik.Hal ini terlihat pada kurangnya guru jika dibarengi keuletan dalam belajar,
dalam persiapan kegiatan belajar mengajar. potensinya untuk berprestasi akan tumbuh
Dalam rangka meningkatkan prestasi dan berkembang dengan optimal.
belajar maka seorang siswa diharuskan Kompetensi guru merupakan salah
untuk selalu belajar. Menurut Slameto satu faktor yang mempengaruhi prestasi
(2003:2) belajar adalah suatu proses usaha belajar siswa. Oleh karena itu kualitas
yang dilakukan seseorang untuk kompetensi gurumempunyai peranan
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang penting dalam proses interaksi
yang baru secara keseluruhan, sebagai belajarmengajar.iniberarti berkualitasnya
hasil pengalamannya sendiri dalam prestasi belajar siswa, kompetensi guru
interaksi dengan lingkungannya. Siswa ikut menentukan. Prestasi siswa akan
dalah penentu terjadinya atau tidak meningkat jika siswa bersungguh-
terjadinya proses belajar. Proses belajar sungguh dalam pelajaran maka guru
terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu harus dapat membangkitkan minat belajar
yang ada di lingkungan sekitar. Tindakan siswa.Oleh karena itu minat siswa sangat
belajar tentang suatu hal tersebut tampak dibutuhkan dalam kegiatan belajar
sebagai perilaku belajar yang tampak dari mengajar untukmenarik perhatian siswa
luar. agar bersungguh-sungguh dalam pelajaran
Belajar adalah menyangkut apa maka guru harus dapat membangkitkan
yang harus dikerjakan oleh siswa untuk minat belajar siswa. Salah satu cara
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dari siswa tersebut sedangkan guru sebagai adalah dengan upaya meningkatkan
pembimbing dan pengarah. Oleh karena itu kompetensi guru dengan peningkatan
murid harus didorong dan dirangsang kualitas pendidikan yang dimulai dari
untuk belajar bagi dirinya sendiri dan tugas pembenahan kemampuan guru mengelola
guru yang sebenarnya adalah menjamin pembelajaran siswa, pemahaman
bahwa siswa menerima tanggung jawabnya karakteristik siswa, membantu siswa
sendiri untuk belajar dengan untuk mengoptimalkan potensi yang
mengembangkan sikap dan rasa dimilikinya. Berdasarkan paparan di atas,
antusiasnya untuk belajar. maka peneliti tertarik untuk melakukan
Tiap siswa mempunyai potensi untuk penelitian dengan judul “Pengaruh
berprestasi yang berbeda-beda yang datang Kompetensi Profesional dan Kompetensi
dari dalam maupun dari luar dirinya, ada Pedagogik Guru Terhadap Prestasi
siswa yang prestasi belajarnya tinggi dan Belajar Siswa MAN KRUI.
ada pula siswa yang prestasi belajarnya
rendah. Terhambatnya potensi untuk
PEMBAHASAN
berprestasi dapat dikarenakan konsentrasi
Pengertian Kompetensi
belajarnya terganggu, waktu belajar yang
kurang dan tidak teratur dan kegiatan-
Menurut Kamus Umum Bahasa
kegiatan siswa yang kurang mendukung
Indonesia karangan Purwadarminto
bagi perkembangan potensi berprestasinya.
(2007: 405), pengertian kompetensi
Sebaliknya jika seorang siswa berusaha
adalah kekuasaan untuk menentukan atau
menata dirinya terbiasa dengan hidup
memutuskan suatu hal. Pengertian dasar

3
kompetensi adalah kemampuan atau meliputi
kecakapan. Menurut pendapat C. Lynn pemahaman
(1985: 33), bahwa “competence my range terhadap peserta
from recall and understanding of fact and didik,
concepts, to advanced motor skill, to perancangan dan
teaching behaviours and profesional pelaksanaan
values”. pembelajaran,
evaluasi hasil
Kompetensi Profesional Guru belajar, dan
Kata “profesional” erat kaitannya pengembangan
dengan kata “profesi”. Menurut Wirawan peserta didik
(2002: 9), profesi adalah pekerjaan yang untuk
untuk melaksanakannya memerlukan mengaktualisasik
persyaratan tertentu. Kata profesional an berbagai
dapat diartikan sebagai orang yang kompetensi yang
melaksanakan sebuah profesi dan dimilikinya.
berpendidikan minimal S I yang mengikuti 2) Kompetensi
pendidikan profesi atau lulus ujian profesi. kepribadian
Guru mempunyai tanggung jawab adalah
sangat besar dalam menjalankan perananya kemampuan
sebagai tenaga pendidik di sekolah. Guna kepribadian yang
mencapai tujuan pembelajaran yang mantap, stabil,
berkualitas maka peningkatan kompetensi dewasa, arif dan
dan profesionalitas guru harus selalu berwibawa,
ditingkatkan. Kompetensi guru perlu menjadi teladan
ditingkatkan secara terprogram, bagi peserta
berkelanjutan melalui berbagai sistem didik, dan
pembinaan profesi, sehingga dapat berakhlak mulia.
meningkatkan kemampuan guru 3) Kompetensi
tersebut.Hal tersebut berkaitan dengan profesional
peran strategis guru terutama dalam adalah
pembentukan watak siswa melalui kemampuan
pengembangan kepribadian di dalam penguasaan
proses pembelajaran di sekolah. Sesuai PP materi
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar pembelajaran
Nasioanal Pendidikan pasal 28 (3) secara luas dan
menyatakan bahwa kompetensi yang harus mendalam yang
dimiliki oleh seorang guru sebagai agen memungkinkanny
pembelajaran adalah sebagai berikut: a membimbing
1) Kompetensi peserta didik
pedagogik adalah memenuhi
kemampuan standar
mengelola kompetensi yang
pembelajaran ditetapkan.
peserta didik

4
4) Kompetensi tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
sosial adalah yang telah ditetapkan dalam sebuah
kemampuan program pengajaran. Indikator prestasi
pendidik sebagai belajar adalah pengungkapan hasil belajar
bagian dari yang meliputi segenap hasol belajar
masyarakat untuk melputi segenap ranah psikologis yang
berkomunikasi berubah sebagai akibat pengalaman dan
dan bergaul proses belajar siswa. Ranah yang
secara efektif dimaksud antara lain ranah cipta, rasa dan
dengan peserta karsa.
didik, sesama Dalam pemaknaan menyeluruh
pendidik, tenaga prestasi belajar bukan hanya merupakan
kependidikan, hasil intelektual saja, melainkan harus
orang tua/wali meliputi tiga aspek yang dimiliki siswa
peserta didik, dan yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan
masyarakat aspek psikomotorik. Oleh karena itu, untuk
sekitar. mencapai hasil yang diinginkan ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
Kompetensi Pedagogik Guru siswa dalam belajar dan guru dalam
Kompetensi guru sebagaimana memberikan pelajaran kepada siswa. Hal
yang dimaksud dalam pasal 8 Undang- ini dapat terlaksana apabila aspek yang
undang Republik Indonesia nomor 14 satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
tahun 2005 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
kompetensi sosial dan kompetensi Prestasi Belajar
profesional yang diperoleh melalui Mudjiono dan Dimyati (2002:243)
pendidikan profesi. Yang dimaksud menjelaskan: Kemampuan berprestasi atau
dengan kompetensi pedagogik adalah unjuk prestasi belajar merupakan suatu
kemampuan mengelola pembelajaran puncak hasil belajar. Pada tahap ini siswa
peserta didik. membuktikan keberhasilan belajar. Siswa
Prestasi Belajar menunjukkan bahwa ia telah mampu
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, memecahkan tugas-tugas belajar atau
prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman
dari bahasa Belanda "prestatie", kemudian sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi. sebagian siswa tidak mampu berprestasi
Menurut istilah prestasi adalah bukti dengan baik.
kebenaran keberhasilan usaha yang Slameto (2003:54) menyatakan,
dicapai. Menurut pengertian ini prestasi “Faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah suatu yang diperoleh seseorang prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi
setelah melakukan aktifitas tertentu. dapat digolongkan menjadi dua golongan
Prestasi adalah hasil belajar yang telah saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
dicapai dan dapat dinyatakan dalam angka- Faktor intern adalah faktor yang ada di
angka maupun dengnan kata- kata. dalam individu yang sedang belajar,
Menurut Muhibbin Syah, ( 2010 : sedangkan faktor ekstern adalah faktor
23 )prestasi belajar diartikan sebagai yang ada di luar individu.”

5
Faktor intern dapat dibagi ke lingkungan yang
dalam 3 golongan yaitu jasmani; pertama dijumpai
psikologis; dan kelelahan . sejak ia
a. Faktor jasmaniah, dilahirkan.
terdiri dari dua (Slameto,
yaitu faktor 2003:60).
kesehatan dan b. Faktor sekolah,
cacat tubuh. lingkungan
b. Faktor psikologis, sekolah
menurut merupakan
Sukmadinata lingkungan kedua
(2003: 162), bagi anak dalam
“Aspek psikis mendapatkan
atau rohaniah pendidikan
menyangkut setelah
kondisi kesehatan lingkungan
psikiks, keluarga.
kemampuan- (Slameto,
kemampuan 2003:64).
intelektual, sosial, c. Faktor
psikomotor serta masyarakat,
kondisi afektif lingkungan
dan kognitif dari masyarakat yang
individu.” warganya
c. Faktor kelelahan, memiliki latar
menurut Slameto belakang
(2003: 59), “Agar pendidikan yang
siswa dapat cukup, terdapat
belajar dengan lembaga-lembaga
baik haruslah pendidikan dan
menghindari sumber-sumber
jangan samapi belajar di dalam
terjadi kelelahan yang akan
dalam belajarnya, memberikan
sehingga perlu pengaruh positif
diusahakan terhadap
kondisi yang semangat dan
bebas dari perkembangan
kelelahan.” belajar generasi
Faktor ekstern dapat dibagi ke mudanya
dalam tiga faktor, yaitu keluarga; sekolah; (Sukmadinata,
dan masyarakat. 2003:165).
a. Faktor keluarga,
keluarga
merupakan suatu

6
METODE PENELITIAN seluruh siswa MAN KRUI yaitu 164 siswa
dan guru MAN KRUI sebanyak 31 orang.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Adapun sampel ditetapkan dengan
Pendekatan yang digunakan berpedoman pada pendapat Arikunto
dalam penelitian ini adalah pendekatan (2000:112) yang menyebutkan apabila
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:70) populasi lebih dari
pendekatan penelitian kuantitatif dapat 100 orang, maka akan diambil dengan
diartikan sebagai pendekatan pelitian yang menetapkan persentase, yaitu antara 10-
berlandaskan pada filsafat positivisme, 15% atau 20-25% atau lebih tergantung
digunakan untuk meneliti pada populasi pada kemampuan peneliti. Apabila
atau sampel tertentu, teknik pengambilan populasi kurang dari 100 orang, maka
sampel pada umumnya dilakukan secara diambil seluruhnya untuk dijadikan
random, pengumpulan data menggunakan sebagai sampel.
instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian di
dalam penelitian adalah korelasional. Hal MAN KRUI didapatkan hasil bahwa
ini seperti dikemukan Sukardi (2003: 54) variabel kompetensi professional guru
penelitian korelasi adalah suatu penelitian ekonomi berpengaruh positif terhadap
yang melibatkan tindakan pengumpulan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas
data guna menentukan apakan ada X MAN KRUI .
hubungan dan tingkat hubungan antara Hasil penelitian ini menunjukkan
dua variabel atau lebih. Adanya hubungan bahwa kompetensi profesional guru
antara tingkat varibel ini penting, karena ekonomi di MAN KRUI dalam kondisi
dengan mengetahui tingkat hubungan yang cukup baik yaitu dengan rata-rata
ada, peneliti dapat mengembangkan sesua 64. Untuk kompetensi pedagogik guru
dengan sesuai dengan tujuan penelitian. ekonomi di MAN KRUI juga dalam
Model rancangan terdiri dari dua variabel kondisi baik yaitu dengan rata-rata 75,0.
bebas dan satu variabel terikat. Penelitian Sedangkan prestasi belajar ekonomi pada
ini merupakan penelitian analisis regresi siswa kelas X MAN KRUI juga dalam
linear berganda yang terdiri dari variabel kondisi baik yaitu dengan rata- rata 78,5.
bebas (X1) dan (X2) yaitu kompetensi Dalam kompetensi professional,
profesional dan kompetensi pedagogik dan guru dituntut untuk menguasai wawasan
variabel terikat (Y) yaitu prestasi belajar. kependidikan, pemahaman terhadap
Skala pengukuran yang digunakan adalah perkembangan siswa, pengembangan
skala likert dan alat yang digunakan adalah kurikulum dan silabus, pembelajaran yang
regresi berganda. mendidik dan dialogis antara guru dan
Populasi adalah wilayah siswa, dan pengembangan potensi siswa,
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek serta mampu mengevaluasi prestasi belajar
yang mempunyai kualitas dan karakteristik siswa.
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Dan dalam kompetensi profesional,
untuk dipelajari dan kemudian ditarik guru diharuskan memahami dan
kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Jadi menguasai pengelolaan lembaga
populasi dalam penelitian ini adalah

7
pendidikan, penguasaan bidang studi, sementara variabel kompetensi pedagogik
pengelolaan PBM, pengelolaan kelas, (X2) tetap, maka akan menyebabkan
penggunaan sumber dan media belajar, kenaikan prestasi belajar siswa sebesar
serta wawasan penelitian pendidikan. 0,001 Sedangkan koefisiensi regresi
Dalam hubungan dengan kegiatan variabel kompetensi pedagogik(X2)
dan hasil belajar siswa, kompetensi guru sebesar 0, 075 menyatakan bahwa setiap
berperan penting. Proses belajar mengajar variabel kompetensi profesional guru
dan hasil belajar para siswa bukan saja mengalami kenaikan sebesar satu poin,
ditentukan oleh sekolah, pola, dan isi sementara variabel kompetensi
kurikulumnya, akan tetapi juga ditentukan professional (X1) tetap, maka akan
oleh kompetensi guru yang mengajar dan menyebabkan kenaikan prestasi belajar
membimbing para siswa. Guru yang siswa sebesar 0,001.
berkompeten akan lebih mampu mengelola Hasil uji t untuk variabel kompetensi
kelasnya, sehingga belajar para siswa profesional (X1) diperoleh nilai sig 0,008.
berada pada tingkat optimal (Oemar Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas
Hamalik, 2006: 36). (0,05), atau nilai 0,001<0,05, maka
Hasil perhitungan dengan regresi hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang
sederhana menunjukan adanya pengaruh berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi
yang positif dari kompetensi profesional professional guru ekonomi terhadap
dan kompetensi pedagogik guru ekonomi prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas
I terhadap prestasi belajar siswa di MAN X MAN KRUI”, diterima. Sedangkan
KRUI. Hal ini ditunjukan oleh persamaan untuk variabel kompetensi pedagogic (X2)
garis yaitu Y = 72,851 + 0,001 diperoleh nilai sig 0,684. Nilai sig lebih
kecil dari nilai probabilitas (1,00), atau
r nilai 0,684<1,00, maka hipotesis kerja
(Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada
= Ʃ xy pengaruh kompetensi profesional guru
ekonomi terhadap prestasi belajar
A ekonomi pada siswa kelas X MAN
t KRUI”, diterima.
√ (Ʃx²) a Dan hasil penelitian mengenai pengaruh
(Ʃy²) u kompetensi profesional dan kompetensi
nƩ pedagogik guru terhadap prestasi belajar
X siswa MAN KRUI.
Y Validitas instrumen adalah
– kemampuan instrumen untuk mengukur
(Ʃ dan menggambarkan keadaan suatu aspek
r X) sesuai dengan maksudnya untuk apa
(Ʃ instrumen tersebut dibuat. Dalam
= Y) mengukur kevalidan instrumen sarana dan
X1 + 0, 075 X2 + e. Koefisiensi regresi prasarana, peneliti menggunakan validitas
variabel kompetensi professional (X1) item dengan rumus koefisiensi korelasi
sebesar 0,001 menyatakan bahwa setiap product moment.
variabel kompetensi professional guru Dalam mengukur kevalidan
mengalami kenaikan sebesar satu poin, instrumen kompetensi pedagogik dan

8
kompetensi profesional guru ekonomi, reliabilitas instrumen kompetensi
peneliti menggunakan validitas item pedagogik dan kompetensi profesional
dengan rumus koefisiensi korelasi guru PAI, peneliti menggunakan teknik
product moment dengan rumus:
√ ll {nƩX² - (ƩX)²} PENUTUP
{nƩY² - Kesimpulan
(ƩY)²}ll Tujuan utama dari penelitian ini
Keterangan : r = koefisiensi korelasi, adalah meliputi bagaimana pengaruh
dengan nilai -1 sampai + 1 kompetensi profesional dan kompetensi
Untuk uji validitas menguji coba pedagogik guru terhadap prestasi belajar
instrument kompetensi profesional guru siswa MAN KRUI.
ekonomi dan kompetensi pedagogik guru Hasil uji t untuk variabel kompetensi
ekonomi , maka penulis mengambil 30 profesional (X1) diperoleh nilai sig 0,008.
sampel siswa pada MAN KRUI Yang Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas
mana angket/kuisionernya diisi oleh siswa (0,05), atau nilai 0,001<0,05, maka
X. hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang
Hasil perhitungan dengan regresi berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi
sederhana menunjukan adanya pengaruh professional guru ekonomi terhadap
yang positif dari kompetensi profesional prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas
dan kompetensi pedagogik guru ekonomi X MAN 5 KRUI”, diterima. Sedangkan
I terhadap prestasi belajar siswa di MAN untuk variabel kompetensi pedagogic (X2)
KRUI. Hal ini ditunjukan oleh persamaan diperoleh nilai sig 0,684. Nilai sig lebih
garis yaitu Y = 72,851 + 0,001 X1 + 0, kecil dari nilai probabilitas (1,00), atau
075 X2 + e. Koefisiensi regresi variabel nilai 0,684<1,00, maka hipotesis kerja
kompetensi professional (X1) sebesar (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada
0,001 menyatakan bahwa setiap variabel pengaruh kompetensi profesional guru
kompetensi professional guru mengalami ekonomi terhadap prestasi belajar
kenaikan sebesar satu poin, sementara ekonomi pada siswa kelas X MAN KRUI
variabel kompetensi pedagogik (X2) tetap, ”, diterima.
maka akan menyebabkan kenaikan prestasi
belajar siswa sebesar 0,001 Sedangkan
koefisiensi regresi variabel kompetensi Saran
pedagogik(X2) sebesar 0, 075 menyatakan Adapun saran yang dapat penulis
bahwa setiap variabel kompetensi sampaikan berdasarkan hasil penelitian
profesional guru mengalami kenaikan yang telah dilakukan dan keterbatasan-
sebesar satu poin, sementara variabel keterbatasan yang ada, sebagai berikut :
kompetensi professional Banyak faktor yang dapat
(X1) tetap, maka akan menyebabkan mempengaruhi prestasi belajar siswa baik
kenaikan prestasi belajar siswa sebesar yang bersifat internal maupun eksternal,
0,001. yaitu: Faktor Intern yang terdiri dari
Instrumen yang reliabel adalah kondisi fisik dan psikis siswa meliputi
instrumen yang apabila digunakan tingkat inlegensi/kecerdasan, bakat, minat,
beberapa kali untuk mengukur objek yang motivasi siswa; dan faktor eksternal yang
sama, akan menghasilkan data yang sama meliputi keadaan keluarga seperti cara
(Sugiyono, 2013: 174). Untuk menguji

9
orang tua mendidik, dan keadaan ekonomi
keluarga; keadaan sekolah seperti Hamalik Oemar, 2006, Pendidikan Guru
metode mengajar, kurikulum, Berdasarkan Pendekatan
hubungan guru dengan siswa; serta Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara.
keadaan masyarakat seperti pergaulan
di masyarakat dan media massa.
Hasbullah, 1994, Belajar dan Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar Saifudin , 2005, Metode penelitian, Hawi Akmal, 2010, kompetensi guru PAI,
Bandung: pustaka belajar. Palembang: Rafah Press.
Arifin, 1991, Evaluasi Instruksional, Hilgard, 1977, Motivation: Theory and
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Research, California: Belmong.
Arikunto Suharsimi, 2002, Metodologi Janawi. 2012. Kompetensi Guru: Citra
Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
, 2010, Prosedur
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, 1995, Psikologi Anak, Bandung:
Mandar Maju.
Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur,
2007, Teori Belajar dan Margono, 2013, Metodologi Penelitian
Pembelajaran. Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Maspupah Jejen, 2011, Peningkatan
Beck Robert C.. 1990. Motivation, kompetensi guru: Melalui pelatihan dan
Sydney: Intellectual Capital.

Darmadi Hamid, 2013, Dimensi-


dimensi Metode Penelitian PENULIS
Pendidikan dan Sosial, Umar Abdul Labib
Bandung: Alfabeta. Merupakan Tutor Online (Tuton)

Syarifuddin
Djumransjah, Abdul Malik Karim Merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan
Amrullah, 2007,Pendidikan Islam, PGSD BI.
Malang: UIN-Malang Press.

Fattah Nanang, 2008, Landasan


Manajemen Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Hakim Thursan, 2000, Belajar Secara


efektif, Jakarta: Pupsa Swara.

10

Anda mungkin juga menyukai