Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GURU PAK

TERHADAP PENINGKATAN NILAI AFEKTIF SISWA KASUS:


SMP NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR

Bangun Munte
bangunmunte@yahoo.com
Universitas HKBP Nommensen

ABSTRACT
In learning process the teacher is not consequent on time and using
appropriate teaching media. This research intends to find out the extend
“Effectiveness of Teacher Christian Education Teaching on Improving
Affective Value on Students at SMP Negeri 1 Pematangsiantar”. in
collecting data, the researcher gave questionnaires for 45 (fourty five)
students as sample. This research applied descriptive quantitative method
then in analyzing data hypothesis research and correlation of product
moment pearson by giving questionnaires for variable X (the effectiveness
Teaching of a Christian Education Teacher) and Variable Y (Students’
Affective Value). The research finding showed that Correlation (r) was 0,57
with determination test was 32,49%. To find out whether sifnificant or not
the correlation coefficient on the real truth = 0,05 so “t” test was done
by the criteria, if thitung which was gained higher (>) than t tabel on significant
frequency 1 – 0,05 with dk = n – 2 so the hypothesis was accepted and Ha
was rejected. The calculation found that t hitung > ttabel ( 3,35 > 1,68 ) so the
hypothesis was accepted. It means that there was effect of effectiveness
teaching of Christian Education Teacher on Improving Students’ Affective
Value at SMP Negeri 1 Pematangsiantar.

Key Words: Effectiveness Teaching, Students’ Affective Value

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru kurang konsekuen


terhadap waktu dan kurangnya menggunakan media pembelajaran yang
baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejuahmana “Pengaruh
Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan Nilai Afektif
Siswa di SMP Negeri 1 Pematangsiantar. Untuk mendapatkan data
peneliti memberikan test kepada sampel sebanyak 45 orang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, sedangkan analisis data yang dilakukan
dalam penelitian hipotesis adalah korelasi product moment pearson
dengan alat pengumpulan data adalah angket untuk Variabel X (pengaruh
efektifitas pembelajaran guru PAK) dan Variabel Y (Nilai afektif siswa).

274
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

Dari hasil pengujian diperoleh pengujian korelasi (r) 0,57 dengan uji
determinasi sebesar 32,49% dan untuk mengetahui signifikan tidaknya
koefisien korelasi pada taraf nyata = 0,05 maka diadakan uji “t”
dengan kriteria pengujian jika thitung yang didapat dari perhitungan lebih
besar (>) dari ttabel pada taraf signifikan 1 – 0,05 dengan dk = n – 2 maka
hipotesis diterima dan dalam hal lain ditolak. Dari hasil pengujian
diperoleh thitung > ttabel ( 3,35 > 1,68 ), maka hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikemukakan Berpengaruh yang berarti antara. Pengaruh
Upaya Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan Nilai
Afektif Siswa di SMP Negeri 1 Pematangsiantar.

Kata Kunci: Efektifitas Pembelajaran, Nilai Afeksi siswa

PENDAHULUAN 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional dan
pendidikan Indonesia yang Peraturan Pemerintah Republik
tertuang dalam Undang-Undang Indonesia No 19 Tahun 2005
No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang tentang Standar Nasional
berbunyi, pendidikan nasional Pendidikan mengamatkan bahwa
berfungsi mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
kemampuan dan membentuk Pendidikan (KTSP) jenjang
watak serta peradaban bangsa Pendidikan Dasar hingga
yang bermartabat dalam rangka Menengah disusun oleh satuan
mencerdaskan kehidupan pendidikan dengan mengacu
bangsa, bertujuan untuk kepada Standar Isi (SI) dan
mengembangkan potensi peserta Standar Kompetensi Lulusan
didik agar menjadi manusia yang (KLS) serta berpedoman pada
beriman dan bertaqwa kepada panduan yang disusun oleh
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak Badan Standar Nasional
mulia, sehat, berilmu, cakap, Pendidikan (BSNP). UU No. 14
kreatif, mandiri, dan menjadi Tahun 2005 Bab IV pasal 20 (a)
warga Negara yang Demokratis. tentang guru dan dosen
Dengan adanya Undang- menyatakan bahwa standar
Undang Republik Indonesia, No prestasi kerja guru dalam

275
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

melaksanakan tugas Untuk mencapai


keprofesionalanya, guru pendidikan yang bekualitas maka
berkewajiban merencanakan sangat dibutuhkan suatu peran
pembelajaran, melaksanakan seorang pendidik/guru. Dalam hal
proses pembelajaran yang ini lah pendidik/guru harus
bermutu serta menilai dan mengefektifkan suatu
mengevaluasi hasil pembelajaran untuk mencapai
pembelajaran. Tugas pokok guru tujuan pendidikan yang
tersebut yang diwujudkan dalam diharapkan sesuai dengan UU No
kegiatan belajar mengajar 20 Tahun 2003 pasal 3.
merupakan bentuk kinerja guru. Di dalam pendidikan
Peningkatan kinerja guru pengajaran seorang guru sangat
akan berpengaruh pada mempengaruhi keberhasilanya di
peningkatan kualitas output SDM dalam proses belajar mengajar
yang dihasilkan dalam proses terhadap siswa. Belajar selalu
pendidikan dan pembelajaran. dikaitkan dengan sekolah, dan
Kualitas pendidikan dan lulusan ketika itu pula akan terpikir
sering kali dipandang tergantung tentang beberapa bidang studi
kepada peran guru dalam dan ketrampilan apa yang harus
pengelolaan komponen- dipelajari, misalnya: Pendidikan
komponen pengajaran yang Agama Kristen, Matematika,
digunakan dalam proses belajar Sastra, Ilmu Pengetahuan Alam
mengajar yang menjadi tanggung (IPA), dan Ilmu Pengetahuan
jawabnya. Untuk dapat mencapai Sosial (IPS).
hasil belajar yang optimal Sekolah sebagai lembaga
tentunya guru harus memiliki dan pendidikan formal dalam
menampilkan kinerja yang pembelajaranya dalam hal ini
maksimal selama proses belajar guru memegang peranan penting
mengajar dengan menyesuaikan dalam mencapai tujuan
perkembangan ilmu pengetahuan pembelajaran (1 Tes.2:7,11).
dan teknologi. Tugas Guru adalah mengajar

276
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

yang diartikan sebagai suatu dalam penyampaian materi


aktivitas pengorganisasian atau pelajaran, harus mampu
mengatur lingkungan sebaik- menggunakan strategi, metode,
baiknya dan menghubungkan serta teknik yang tepat.
dengan siswa, sehingga terjadi
proses belajar mengajar Guru mempunyai
(Sadiman, 1990, h. 47). pengertian yaitu orang yang
Menurut Gagne, belajar pekerjaannya atau mata
adalah suatu perubahan tingkah pencahariannya, profesinya
laku karena hasil dari adalah mengajar. Disini
pengalaman yang diperoleh. pekerjaan mengajar sebagai
Sedangkan mengajar adalah profesi maka orang yang
kegiatan yang penyediaan melaksanakan tugas mengajar
kondisi yang merangsang serta harus memenuhi persyaratan
mengarahkan kegiatan belajar profesional mengajar (2 Tim.
siswa untuk memperoleh 1:11). Mengajar diartikan
pengetahuan, keterampilan, nilai mentransfer pengetahuan kepada
dan sikap yang dapat membawa anak didik dengan cara
perubahan tingkah laku maupun menuntun atau mendidik. Guru
perubahan serta kesadaran diri PAK adalah orang yang
sebagai pribadi. Dalam interaksi pekerjaannya mengajar
belajar-mengajar, guru sebagai pendidikan Kristen baik dalam
pendidik tidak mendominasi sekolah negeri maupun swasta.
kegiatan, tetapi membantu Baik yang sudah ditetapkan
menciptakan kondisi yang menjadi pegawai negeri maupun
kondusif serta memberikan yang tidak menjadi pegawai
motivasi dan bimbingan agar negeri, dengan memenuhi syarat
siwa mampu mengembangkan guru Agama Kristen sebagai
potensi dan kreativitasnya melalui berikut yang dikemukakan oleh
kegiatan belajar. Untuk itulah Homrighausen bahwa: “(1)
maka diharapkan agar guru memiliki pengetahuan yang hidup

277
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

mengenai pokok yang diajarkan dengan bertanggungjawab dalam


itu. (2) kecakapan untuk persekutuan Kristen.
menimbulkan minat, motivasi, Dari pendapat tersebut
bahkan menggembirakan hati dapat disimpulkan bahwa
orang lain dengan pokok itu. (3) Pendidikan Agama Kristen
memiliki kerelaan untuk dilupakan adalah supaya setiap manusia
sendiri, asal pengajarannya tetap menyadari kasih Allah
tertanam saja dalam hidup orang sebagaimana dinyatakan dalam
didikannya. Yesus Kristus melalui iman dan
sarana yang menolong manusia
Marthin Luther dalam buku untuk bertumbuh.
Pendidikan Agama Kristen (1483- Guru Pendidikan Agama
1548) menjelaskan bahwa Kristen adalah guru yang
Pendidikan Agama Kristen ialah bertanggungjawab dalam
Pendidikan yang melibatkan mentransfer ilmu pengetahuan
warga jemaat untuk belajar yang dimilikinya kepada anak
teratur dan tertib agar semakin didik dan sebagai pendidik harus
menyadari dosa mereka serta membentuk sikap dan perilaku
bersuka cita dalam firman Yesus anak didik sesuai dengan nilai-
Kristus yang memerdekakan. nilai Kristiani. Guru yang
Pendidikan Agama Kristen mendasarkan pengabdiannya
berfungsi untuk memperlengkapi karena panggilan jiwa,
mereka dengan sumber iman, merasakan jiwanya lebih dekat
khususnya yang berkaitan dengan anak didiknya.
dengan pengalaman berdoa, Seorang guru harus dapat
Firman dan rupa-rupa membantu perkembangan aspek-
kebudayaan sehingga mereka aspek pribadi seperti sikap, nilai-
mampu melayani sesamanya nilai, dan penyesuaian diri.
termasuk masyarakat dan Demikianlah, dalam proses
Negara serta mengambil bagian belajar-mengajar guru tidak
sebatas sebagai penyampai ilmu

278
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

pengetahuan akan tetapi lebih merupakan konsep psikologis


dari itu, ia bertanggung jawab yang kompleks, sikap berakar
akan keseluruhan perkembangan dalam perasaan. Sikap
kepribadian siswa (Yoh. 10:10; merupakan sebagai
14:6). Ia harus mampu kecenderungan untuk bertindak
menciptakan proses belajar secara suka atau tidak suka
mengajar yang sedemikian rupa terhadap sesuatu objek. Sikap
sehingga dapat merangsang juga sebagai kumpulan hasil
siswa untuk belajar secara aktif evaluasi seseorang terhadap
dan dinamis dalam memenuhi objek, orang atau masalah
kebutuhan dan menciptakan tertentu. Sikap menentukan
tujuan. bagaimana kepribadian
Peserta didik tidak pernah seseorang diekspresikan, oleh
lepas dari belajar, baik di karena itu, melalui sikap
sekolah,lingkungan keluarga, seseorang kita dapat mengenal
maupun lingkungan masyarakat. siapa orang itu sebenarnya.
Kemampuan afektif sangat Ranah afektif berkenaan
diperlukan peserta didik dalam dengan sikap dan nilai. Beberapa
pendidikan. Perkembangan ahli mengatakan bahwa sikap
afektif merupakan salah satu seseorang dapat diramalkan
aspek yang sangat penting dalam perubahannya, bila seseorang
perkembangan peserta didik. Kita telah memiliki penguasaan
ketahui bahwa peserta didik kognitif tingkat tinggi. Penilaian
merupakan objek yang berkaitan hasil belajar afektif kurang
langsung dengan proses mendapat perhatian dari guru.
pembelajaran, sehingga Para guru lebih banyak menilai
perkembangan afektif sangat ranah kognitif semata-mata. Tipe
menentukan keberhasilan hasil penilaian afektif tampak
peserta didik dalam sekolah. pada siswa dalam berbagai
Ranah afektif berkenaan tingkah laku seperti perhatiannya
dengan sikap dan nilai. Sikap terhadap pelajaran, disiplin,

279
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

motivasi belajar, menghargai Kristen, akhlak merupakan salah


guru dan teman sekelas, satu pelajaran yang tidak
kebiasaan belajar, dan hubungan terpisahkan dari domain/aspek
sosial. afektif.
Sekalipun bahan pelajaran Penilaian afektif (sikap)
berisi ranah kognitif, ranah afektif sangat menentukan keberhasilan
harus menjadi bagian integral peserta didik untuk mencapai
dari bahan tersebut dan harus ketuntasan dan keberhasilan
tampak dalam proses belajar dan dalam pembelajaran. Seorang
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik yang tidak memiliki
siswa. minat terhadap mata pelajaran
Kawasan afektif yaitu tertentu, maka akan kesulitan
kawasan yang berkaitan dengan untuk mencapai ketuntasan
aspek-aspek emosional seperti belajar secara maksimal.
perasaan, minat, sikap, Sedangkan peserta didik yang
kepatuhan terhadap moral dan memiliki minat terhadap mata
sebagainya. Di dalamnya pelajaran, maka akan sangat
mencakup penerimaan membantu untuk mencapai
(receiving/attending), ketuntasan pembelajaran secara
sambutan(responding), tata nilai maksimal.
(valuing), pengorganisasian Pendidikan pada
(organization), dan karakterisasi umumnya mengupayakan
(characterization). pengembangan tiga aspek
Dalam aspek ini peserta kepribadian peserta didik, yaitu
didik dinilai sejauh mana ia kognitif, afektif,dan psikomotorik.
mampu menginternalisasikan Ketiga aspek tersebut sering di
nilai-nilai pembelajaran ke dalam sama artikan dengan cipta, rasa,
dirinya. Aspek afektif ini erat dan karsa. Istilah kognitif disebut
kaitannya dengan tata nilai dan juga sebagai penalaran,
konsep diri. Dalam mata sedangkan afektif ekuivalen
pelajaran Pendidikan Agama dengan budi pekerti,adapun

280
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

psikomotorik sama dengan belajar. Menciptakan kelas yang


keterampilan jasmaniah. efektif dengan peningkatan
Dengan efektivitas efektivitas proses pembelajaran
pembelajaran guru dapat tidak bisa dilaksanakan secara
mempengaruhi hasil belajar persia, melainkan harus
afektif siswa, yang lebih banyak menyeluruh mulai dari
berkenaan dengan perilaku perencanaan/persiapan,
dalam aspek berfikir atau pelaksanaan dan dan evaluasi.
intelektual. Seorang siswa Menurut Rusman dalam
dikatakan memiliki nilai afektif bukunya Model-model
bilamana telah memenuhi pembelajaran (2014, hh. 4-13)
beberapa kemampuan afektif. menyatakan 3 (tiga) upaya
Tidak berhasilnya suatu tujuan Efektivitas pembelajaran Guru
pembelajaran bukan hanya yaitu; perencanaan, pelaksanaan,
dipengaruhi oleh bagaimana dan evaluasi.
pengajaran yang diberikan oleh
guru. Namun juga dapat 1. Perencanaan/ persiapan
dipengaruhi oleh keterbatasan pembelajaran
kemampuan atau kemampuan Perencanaan proses
yang kurang baik yang dimiliki pembelajaran meliputi silabus
oleh siswa. dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang
Efektivitas pembelajaran memuat identitas mata pelajaran,
perlu didukung oleh suasana dan standar kompetensi (SK),
lingkungan belajar yang kompetensi dasar (KD), indikator
memadai/kondusif. Oleh karena pencapaian kompetensi, tujuan
itu,guru harus mampu mengelola pembelajaran, materi ajar, alokasi
siswa,mengelola kegiatan waktu, alokasi waktu, metode
pembelajaran, mengelola pembelajaran, kegiatan
kegiatan pembelajaran dan pembelajaran, penilaian hasil
mengelola sumber-sumber belajar, dan sumber belajar.

281
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

a) Silabus harus benar dan dapat


Silabus sebagai acuan dipertanggungjawabkan
pengembangan rencana secara keilmuan.
pelaksanaan pembelajaran b. Relevan. Cakupan,
memuat identitas mata kedalaman, tingkat
pelajaran atau tema pelajaran, kesukaran dan urutan
standar kompetensi, penyajian materi dalam
kompetensi dasar, materi silabus sesuai dengan
pembelajaran, kegiatan tingkat perkembangan
pembelajaran, indikator fisik, intelektual, sosial,
pencapaian kompetensi, emosional, dan spritual
penilaian, alokasi waktu dan peserta didik.
sumber belajar. Silabus c. Sistematis. Komponen-
dikembangkan oleh satuan komponen silabus saling
pendidikan berdasarkkan berhubungan secara
standar isi dan standar fungsional dalam
kompetensi lulusan, serta mencapai kompetensi.
panduan penyusunan d. Konsisten. Adanya
kurikulum tingkat satuan hubungan yang konsisten
pendidikan, Dalam (ajeg, taat asas) antara
pelaksanaanya, kompetensi dasar,
pengembangan silabus dapat indikator, materi pokok,
dilakukan oleh para guru pengalaman belajar,
secara mandiri atau sumber belajar, dan sistem
berkelompok dalam sebuah penilaian.
sekolah. e. Memadai. Cakupan
Prinsip Pengembangan indikator, materi pokok,
Silabus pengalaman belajar,
a. Ilmiah. Keseluruhan materi sumber belajar, dan sistem
dan kegiatan yang menjadi penilaian cukup untuk
muatan dalam silabus

282
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

menunjang pencapaian yang disediakan untuk


kompetensi dasar. mata pelajaran selama
f. Aktual dan penyelenggaraan
Kontekstual. Cakupan pendidikan
indikator, materi pokok, d tingkat satuan
pengalaman belajar, pendidikan.
sumber belajar, dan sistem b. Penyusunan silabus
penilaian memperhatikan memperhatikan alokasi
perkembangan ilmu, waktu yang disediakan per
teknologi, dan seni semester, per tahun, dan
mutakhir dalam kehidupan alokasi waktu mata
nyata, dan peristiwa yang pelajaran lain yang
terjadi. sekelompok.
g. Fleksibel. Keseluruhan c. Implementasi
komponen silabus dapat pembelajaran per
mengakomodasi semester menggunakan
keragaman peserta didik, penggalan silabus sesuai
pendidik, serta dinamika dengan Standar
perubahan yang terjadi di Kompetensi dan
sekolah dan tuntutan Kompetensi Dasar untuk
masyarakat. mata pelajaran dengan
h. Menyeluruh. Komponen alokasi waktu yang
silabus mencakup tersedia pada struktur
keseluruhan ranah kurikulum. Khusus
kompetensi (kognitif, untuk SMK/MAK
afektif, psikomotor). menggunakan penggalan
silabus
Unit Waktu Silabus berdasarkan satuan
a. Silabus mata pelajaran kompetensi.
disusun berdasarkan Komponen-Komponen
seluruh alokasi waktu Silabus

283
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

Silabus dalam Kurikulum 2006 tentang Standar


Tingkat Satuan Pendidikan terdiri Isi.
dari beberapa komponen, b. Kompetensi Dasar
sebagai berikut. Kompetensi dasar
a. Standar Kompetensi adalah kemampuan
Mata Pelajaran minimal pada tiap mata
Standar kompetensi pelajaran yang harus
mata pelajaran adalah dicapai siswa.
batas dan arah Kompetensi dasar
kemampuan yang harus dalam silabus berfungsi
dimiliki dan dapat untuk mengarahkan
dilakukan oleh peserta guru mengenai target
didik setelah mengikuti yang harus dicapai
proses pembelajaran dalam
suatu mata pelajaran pembelajaran.Misalnya,
tertentu, kemampuan mampu menyelesaikan
yang dapat dilakukan diri dengan lingkungan
atau ditampilkan siswa dan
untuk suatu mat sebagainya.Kompetensi
pelajaran, kompetensi Dasar terdapat dalam
dalam mata pelajaran Permen Diknas Nomor
tertentu yang harus 22 Tahun 2006 tentang
dimiliki siswa, Standar Isi.
kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan c. Hasil Belajar
dalam dalam suatu Hasil belajar adalah
mata pelajaran tertentu. kemampuan siswa
Standar Kompetensi dalam memenuhi suatu
terdapat dalam Permen tahapan pencapaian
Diknas Nomor 22 Tahun pengalaman belajar
dalam suatu kompetensi

284
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

dasar.Hasil belajar tersebut sudah


dalam silabus berfungsi terpenuhi atau tercapai.
sebagai petunjuk e. Materi Pokok
tentang perubahan Materi pokok adalah
perilaku yang akan pokok-pokok materi
dicapai oleh siswa yang harus dipelajari
sehubungan dengan siswa sebagai sarana
kegiatan belajar yang pencapaian kompetensi
dilakukan, sesuai dasar dan yang akan
dengan kompetensi dinilai dengan
dasar dan materi menggunakan
standar yang dikaji.Hasil instrumen penilaian
belajar bisa berbentuk yang disusun
pengetahuan, berdasarkan
keterampilan,maupun indikator pencapaian
sikap. belajar.Secara
d. Indikator Hasil Belajar umum materi pokok
Indikator hasil belajar dapat diklasifikasikan
adalah ciri penanda menjadi empat
ketercapain kompetensi jenis,yaitu fakta,konsep
dasar.Indikator dalam ,prisip,dan prosedur.
silabus berfungsi f. Kegiatan Pembelajaran
sebagai tanda-tanda Kegiatan pembelajaran
yang menunjukkan adalah bentuk atau pola
terjadinya perubahan umum kegiatan
perilaku pda diri pembelajaran yang
siswa.Tanda-tanda ini akan dilaksanakan.
lebih spesifik dan lebih Strategi pembelajaran
dapat diamati dalam diri meliputi kegiatan tatap
siswa, target muka dan non tatap
kompetensi dasar

285
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

muka (pengalaman dasar. Setiap guru pada satuan


belajar). pendidikan berkewajiban
g. Alokasi Waktu menyusun rencan pelaksanaan
Alokasi waktu adalah pembelajaran secara lengkap
waktu yang diperlukan dan sistematis agar pembelajaran
untuk menguasai berlangsung secara secara
masing-masing interaktif, inspiratif,
kompetensi dasar. menyenangkan, menantang,
h. Adanya Penilaian memotivasi peserta didik untuk
Penilaian adalah jenis, berpartisipasi aktif, serta
bentuk, dan instrumen memberikan ruang yang cukup
yang digunakan untuk bagi prakarsa, kreativitas, dan
mengetahui atau kemandirian sesuai dengan
mengukur keberhasilan bakat, minat, dan perkembangan
belajar siswa. fisik, serta psikologis peserta
i. Sarana dan Sumber didik. Guru merancang
Belajar penggalan RPP untuk setiap
Sarana dan sumber pertemuan yang disesuaikan
belajar adalah sarana dengan penjadwalan di satuan
dan sumber belajar pendidikan.
yang digunakan dalam
proses belajar Komponen Rencana
mengajar. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Identitas Mata Pelajaran
b) Rencana Pelaksanaan Identitas mata pelajaran,
Pembelajaran (RPP) meliputi satuan
Rencana Pelaksanaan pendidikan, kelas,
Pembelajaran dijabarkan dari semester, program
silabus untuk mengarahkan keahlian, mata pelajaran
kegiatan belajar siswa dalam atau tema pelajaran, serta
upaya mencapai kompetensi jumlah pertemuan.

286
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

2. Standar Kompetensi pencapaian kompetensi


Standar kompetensi dirumuskan dengan
merupakan kualifikasi menggunakan kata kerja
kemampuan minimal operasional yang dapat
peserta didik yang diamati dan diukur, yang
menggambarkan mencakup pengetahuan,
penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
siskap, dan terampil yang 5. Tujuan Pembelajaran
diharapkan dicapai pada Tujuan pembelajaran
setiap kelas dan semester menggambarkan proses
pada suatu mata dan hasil belajar yang
pelajaran. diharapkan dicapai oleh
3. Kompetensi Dasar peserta didik sesuai
Kompetensi dasar adalah dengan kompetensi dasar.
sejumlah kemampuan 6. Materi Ajar
yang harus dikuasai Materi ajar memuat fakta,
peserta didik dalam mata konsep, prinsip, dan
pelajaran tertentu sebagai prosedur yang relevan dan
rujukan penyusunan ditulis ditulis dalam bentuk
indikator kompetensi butir-butir sesuai dengan
dalam suatu pelajaran rumusan indikator
4. Indikator Pencapaian pencapaian kompetensi.
Kompetensi 7. Alokasi Waktu
Indikator kompetensi Alokasi waktu ditentukan
adalah perilaku yang dapat sesuai dengan keperluan
diukur atau di observasi untuk pencapaian
untuk menunjukkan kompetensi dasar dan
ketercapaian kompetensi beban belajar.
dasar tertentu yang 8. Metode Pembelajaran
menjadi acuan penelitian Metode pembelajaran
mata pelajaran. Indikator digunakan oleh guru untuk

287
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

mewujudkan suasana Kegiatan inti


belajar dan proses merupakan proses
pembelajaran agar peserta pembelajaran untuk
didik mencapai mencapai kompetensi
kompetensi dasar atau dasar. Kegiatan
seperangkat indikator yang pembelajaran
telah ditetapkan. Pemilihan dilakukan secara
metode pembelajaran interaktif, inspiratif,
disesuaikan dengan situasi menyenangkan,
dan kondisi peserta didik, menantang,
serta karakteristik dari memotivasi peserta
setiap indikator dan didik untuk
kompetensi yang hendak berpartisipasi aktif,
dicapai pada setiap mata serta memberikan
pelajaran. ruang yang cukup bagi
9. Kegiatan Pembelajaran prakarsa, kreativitas,
a. Pendahuluan dan kemandirian
Pendahuluan sesuai dengan bakat,
merupakan kegiatan minat dan
awal suatu pertemuan perkembangan fisik,
pembelajaran yang serta pisikologis
ditujukan untuk peserta didik.
membangkitkan c. Penutup
motivasi dan Penutup merupakan
memfokuskan kegiatan yang
perhatian peserta didik dilakukan untuk
untuk berpartisipasi mengakhiri aktivitas
aktif dalam proses pembelajaran yang
pembelajaran. dapat dilakukan dalam
b. Inti bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian,

288
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

refleksi, umpan balik, Rencana Pelaksanaan


serta tindak lanjut. Pembelajaran disusun dengan
1. Penilaian hasil memerhatikan perbedaan
belajar jenis kelamin, kemampuan
Prosedur dan awal, tingkat intelektual,
instrument penilaian minat, motivasi belajar, bakat,
proses dan hasil potensi, kemampuan sosisl,
belajar disesuaikan emosi, gaya belajar,
dengan indikator kebutuhan khusus, kecepatan
pencapaian belajar, latar belakang
kompentensi dan budaya, norma, nilai, dan
mengaju pada lingkungan peserta didik.
standart penilaian. b. Mendorong Partisipasi
2. Sumber belajar aktif Peserta Didik
Penentuan sumber Proses pembelajaran
belajar didasarkan dirancang dengan berpusat
pda standart pada peserta didik untuk
kompentensi dan mendorong motivasi , minat,
kompetensi dasar, kreativitas, inisiatif, inspirasi ,
serta materi ajar, kemandirian, dan semangat
kegiatan belajar.
pembelajaran, dan c. Mengembangkan budaya
indikator membaca dan menulis
pencapaian Proses pembelajaran
kompetensi. dirancang mengembangakan
Prinsip-prinsip Penyusunan kegemaran membaca,
Rencana Pelaksanaan pemahaman beragam
Pembelajaran bacaan , dan berekspresi
a. Memerhatikan Perbedaan dalam berbagai bentuk
Individu Peserta Didik tulisan.

289
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

d. Memberikan umpan balik Rencana pelaksanaan


dan tindaklanjut pembelajaran disusun
Rencana pelaksanan dengan mempertimbangkan
pembelajran memuat penerapan teknologi
rancangan program informasi dan komunikasi
pemberian umpan balik secara terintegrasi,
positif, penguatan, sistematis, dan efektif sesuai
pengayaan dan remedial. dengan situasi dan kondisi.
e. Keterkaitan dan Tujuan dan Fungsi RPP
keterpaduan Tujuan rencana
Rencana pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran disusun adalah untuk:
dengan memerhatikan 1. mempermudah,
keterkaitan dan keterpaduan memperlancar dan
antara standart kompetensi, meningkatkan hasil
kompetensi dasar, materi proses belajar
pembelajaran, kegiatan mengajar.
pembelajran, indikator, 2. dengan menyusun
pencapaian kompetensi, rencana pembelajaran
penilaian dan sumber belajar secara profesional,
dalam satu keutuhan sistematis dan berdaya
pengalaman belajar. guna, maka guru akan
Rencana pelaksanaan mampu melihat,
pembelajaran disusun mengamati,
dengan mengakomodasikan menganalisis, dan
pembelajaran tematik, memprediksi program
keterpaduan lintas mata pembelajaran sebagai
pelajaran, lintas aspek belajar kerangka kerja yang
dan keragaman budaya. logis dan terencana.
f. Menerapkan teknologi Sementara itu, fungsi
informasi dan komunikasi rencana pembelajaran adalah

290
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

sebagai acuan bagi guru untuk melatih peserta didik, serta


melaksanakan kegiatan belajar melaksanakan tugas tambahan.
mengajar (kegiatan pembelajaran Buku teks pelajaran yang
) agar lebih terarah dan berjalan akan digunakan oleh sekolah
secara efektif dan efisien. dipilih melalui rapat guru dengan
Dengan kata lain rencana pertimbangan komite sekolah dari
pelaksanaan pembelajaran buku-buku teks pelajaran yang
berperan sebagai skenario ditetapkan oleh menteri. Selain
proses pembelajaran. buku teks pelajaran guru
Oleh karena itu, rencana menggunakan buku panduaan
pelaksanaan pembelajaran guru, buku pengayaan , buku
hendaknya bersifat luwes ( refrensi dan sumber belajar
fleksibel ) dan member lainnya. Guru membiasakan
kemungkinan bagi guru untuk peserta didik menggunakan
menyesuaikan dengan respon buku-buku dan sumber belajar
siswa dalam proses lain yang ada di perpustakaan
pembelajaran yang sekolah.
sesungguhnya. Dengan itu dalam
pengelolaan kelas guru mengatur
2. Pelaksanaan pembelajaran tempat duduk sesuai dengan
Sebelum guru PAK karakteristik peserta didik dan
melakuakan pelaksanaan mata pelajaran, serta aktivitas
pembelajaran ada baiknya pembelajaran yang akan
mempersiapakan persyaratan dilakukan. Volume dan intonasi
pelaksananaan proses suara guru dalam proses
pembelajaran. Beban kerja guru pembelajaran harus dapat
mencakup kegiatan pokok yaitu didengar dengan baik oleh
merencanakan kegiatan peserta didik, tuturkata guru,
pembelajaran, menilai hasil santun dan dapat dimengerti oleh
pembelajaran, membimbing dan peserta didik. Guru
menyesuaikan materi pelajaran

291
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

dengan kecepatan dan sikap, penilaian hasil karya


kemampuan belajar peserta didik, berupa tugas, proyek dan produk,
guru menciptakan ketertiban , portofolio, serta penilaian diri.
kedisiplinan, kenyamanan, Penilaian hasil pembelajaran
keselamatan, dan kepatuhan mengguanakan standart
pada peraturan dalam penilaian pendidikan dan
penyelenggaraan proses panduan penilaian kelompok
pembelajaran. mata pelajaran.
Guru memberi penguatan
dan umpan balik terhadap respon Nilai afektif berkenaan
dan hasil belajar peserta didik dengan hasil belajar intelektual
selama prose pembelajaran yang terdiri dari enam aspek,
berlangsung. Guru menghargai yakni pengetahuan atau ingatan,
peserta didik tanpa memandang pemahaman, aplikasi,analisis,
latarbelakang agama, suku, jenis sintesis dan evaluasi. Kedua
kelamin dan status sosisl aspek pertama disebut kognitif
ekonomi, guru menghargai tingkat rendah dan ke empat
peserta didik, guru memakai aspek berikutnya termasuk
pakain yang sopan, bersih dan kognitif tingkat tinggi, (Sudjana,
rapi. Pada tiap awal semester, 2014, h. 22)
guru menyampaikan silabus pada
pelajaran yang dipersiapkan. Peningkatan Nilai Afektif Siswa
Guru memulai dan mengakhiri Ada 3 tingkatan dalam
proses pembelajaran sesuai domain Afektif, Sudjana (2009,
dengan waktu yang dijadwalkan. hh. 29-30) antara lain:
3. Evaluasi 1. Receiving / Attending
Penilaian dilakukan oleh guru terhadapJenjang
hasil pembelajaran
ini berhubungan
untuk mengukur tingka
dan terprogram dengan dengan kesediaan atau kemauan
menggunakan tes dan non tes siswa untuk ikut dalam fenomena
dalam bentuk tertulis atau lisan, atau stimulasi khusus (kegiatan
pengamatan kinerja, pengukuran dalam kelas, baca buku dan

292
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

sebagainya).dihubungkan nilai yang diajarkan kepada


dengan pengeajaran jenjang ini mereka , dan mereka mau
berhubungan dengan menggabungkan diri ke dalam
menimbukkan, mempertahankan, nilai itu atau mengidentifikasikan
dan mengarahkan perhatiana diri dengan nilai itu . contoh hasil
siswa. Sedangkan perumusan belajar afektif jenjang receiving,
untuk membuat soalnya yaitu misalnya : peserta didik bahwa
menanyakan, menjawab, disiplin wajib ditegakkan , sifat
menyebutkan, memilih, malas dan tidak disiplin harus
mengidentifikasi, memberikan, disingkirkan jauh-jauh.
mengikuti, menyeleksi,
menggunakan, dan lain-lain.
Kepekaan seseorang 2. Responding atau
dalam menerima rangsangan ( jawaban
stimulus) dari luar yang datang Kemampuan ini bertalian
kepada dirinya dalam bentuk dengan partisipasi siswa. Pada
masalah situasi, gejala dan lain- tingkat ini, siswa hanya
lain. Termasuk dalam jenjang ini menghadiri sesuatu fenomena
misalnya adalah : kesadaran dan tertentu tetapi juga mereaksi
keinginan untuk menerima terhadapnya dengan salah satu
stimulus, mengontrol dan cara. Hasil belajar dalam jenjang
menyeleksi gejala-gejala tau ini dalapt menekankan kemauan
rangsangan yang datang dari untuk menjawab. Sedangkan
luar. perumusan bentuk soalnya
Receiving atau attending adalah menjawab, melakukan,
juga sering diberi pengertian menulis, menceritakan,
sebagai kemauan untuk membantu, melaporkan, dan
memeperhatikan suatau kegiatan sebagainya.
atau suatu objek. Pada jenjang ini Mengandung arti adanya
peserta didik dibina agar mereka partisipasi aktif. Jadi kemampuan
bersedia menerima nilai atau nila- menanggapi adalah kemampuan

293
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

yang dimiliki oleh sesorang untuk ciri khas atau karakteristik siswa
mengikutsertakan dirinya secara itu.
aktif dalam fenomena tertentu Keterpaduan semua
yang membuat reaksi sistem nilai yang telah dimiliki
terhadapnya salah satu cara. oleh seseorang , yang
jenjang ini lebih tinggi daripada mempengaruhi pola kepribadian
jenjang receiving. Contoh hasil dan tingkahlakunya. Disini
belajar ranah afektif responding prosesonternalisasi nilai telah
misalanya : peserta didik tumbuh menempati tempat tertinggi
hasratnya untuk mempelajarinya dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu
lebih jauh atau menggali lebih telah tertanam secara konsisten
dalam lagi, ajaran-ajaran kristen pada sistemnya dan telah
tentang kedisplinan. mempengaruhi emosinya. Ini
adalah merupakan tingkat efektif
3. Karakterisasi dengan tertinggi, karena sikap batin
suatu nilai atau peserta didik telah benar-benar
kompleks nilai bijaksana. Ia telah mimiliki
Pada jenjang ini individu phyloshopphy of life yang mapan.
memiliki system nilai yang Jadi pada jenjang ini peserta
mengontrol tingkah lakunya untuk didik telah memiliki sistem nilai
suatu waktu yang cukup lama yang telah mengontrol tingkah
sehingga membentuk lakunya untuk suatu waktu yang
karakteristik “pola hidup”. Jadi, lama, sehingga membantu
tingkah lakunya menetap, karakteristik “pola hidup” tingkah
konsisten, dan dapat diramalkan. lakunya menetap, konisten dan
Hasil belajar meliputi sangat dapat diramalkan. Contoh hasil
banyak kegiatan, tapi belajar afektif pada jenjang ini
menekankan lebih besar adalah siswa telah memiliki
diletakkan pada kenyataan kebulatan sikap wujudnya
bahwa tingkah laku itu menjadi peserta didik menjadikan perintah
Allah menyangkut disiplin, baik

294
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

kedisiplinan sekolah, di rumah, perasaan ditinjau bersama sama,


maupun di tengah-tengah maka karakteristik afektif berada
kehidupan masyarakat. dalam suatu skala yang
Pemikiran atau perilaku kontimun. Target mengacu pada
harus memiliki dua kriteria untuk objek, aktivitas, atau ide sebagai
diklasifikasikan sebagai ranah arah dari perasaan. Bila
afektif (Anderson, 1981, h. 4). kecemasan merupakan
1. Perilaku melibatkan karakteristik afektif yang ditinjau,
perasaan dan emosi ada beberapa kemungkinan
seseorang target. Peserta didik mungkin
2. Perilaku harus tipikal bereaksi terhadap sekolah,
perilaku seseorang. matematika, situasi sosial, atau
Kriteria lain yang termasuk pembelajaran. Tiap unsur ini bisa
ranah afektif adalah intensitas, merupakan target dari
arah dan target. Intensitas kecemasan. Kadang-kadang
menyatakan derajat atau target ini diketahui oleh
kekuatan dari perasaan , seseorang namun kadang-
beberapa perasaan lebih kuat kadang tidak diketahui. Seringkali
dari yang lain, misalanya m: cinta peserta didik merasa cemas bila
lebih kuat dari senag atau sukar. menghadapi tes di kelas. Peserta
Sebagian orang kemumgkinan didik tersebut cenderung sadar
memiliki perasaan yang lebih bahwa target kecemasannya
kuat dibanding yang lain. Arah adalah tes.
perasaan berkaitan dengan Ada 5 tipe karakteristik
orientasi positif atau negatif dari afektif yang penting berdasarkan
perasaan yang menunjukkan tujuannya, yaitu sikap, minat,
apakah perasaan itu baik atau konsep diri, nilai, dan moral.
baik. Misalnya senang pada 1. Sikap
pelajaran dimaknai positif, Sikap merupakan suatu
sedang kecemasan dimaknai kencendrungan untuk bertindak
negatif. Bila intensitas dan arah secara suka atau tidak suka

295
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

terhadap suatu objek. Sikap mengikuti pembelajaran bahasa


dapat dibentuk melalui cara Inggris dibanding sebelum
mengamati dan menirukan mengikuti pembelajaran.
sesuatu yang positif, kemudian Perubahan ini merupakan salah
melalui penguatan serta satu indikator keberhasilan
menerima informasi verbal. pendidik dalam melaksanakan
Perubahan sikap dapat diamati proses pembelajaran. Untuk itu
dalam proses pembelajaran, pendidik harus membuat rencana
tujuan yang ingin dicapai, pembelajaran termasuk
keteguhan, dan konsistensi pengalaman belajar peserta didik
terhadap sesuatu. Penilaian sikap yang membuat sikap peserta
adalah penilaian yang dilakukan didik terhadap mata pelajaran
untuk mengetahui sikap peserta menjadi lebih positif.
didik terhadap mata pelajaran, 2. Minat
kondisi pembelajaran, pendidik, Menurut Getzel (1966),
dan sebagainya. minat adalah suatu disposisi yang
Menurut Fishbein dan terorganisir melalui pengalaman
Ajzen (1975) sikap adalah suatu yang mendorong seseorang
predisposisi yang dipelajari untuk untuk memperoleh objek khusus,
merespon secara positif atau aktivitas, pemahaman, dan
negatif terhadap suatu objek, keterampilan untuk tujuan
situasi, konsep, atau orang. Sikap perhatian atau pencapaian.
peserta didik terhadap objek Sedangkan menurut kamus besar
misalnya sikap terhadap sekolah bahasa Indonesia (1990, h. 583),
atau terhadap mata pelajaran. minat atau keinginan adalah
Sikap peserta didik ini penting kecenderungan hati yang tinggi
untuk ditingkatkan (Popham, terhadap sesuatu. Hal penting
1999). Sikap peserta didik pada minat adalah intensitasnya.
terhadap mata pelajaran, Secara umum minat termasuk
misalnya bahasa Inggris, harus karakteristik afektif yang memiliki
lebih positif setelah peserta didik intensitas tinggi.

296
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

Penilaian minat dapat i. Meningkatkan motivasi


digunakan untuk: belajar peserta didik.
a. Mengetahui minat peserta 3. Konsep Diri
didik sehingga mudah Konsep diri adalah
untuk pengarahan dalam evaluasi yang dilakukan individu
pembelajaran, terhadap kemampuan dan
b. Mengetahui bakat dan kelemahan yang dimiliki. Target,
minat peserta didik yang arah, dan intensitas konsep diri
sebenarnya, pada dasarnya seperti ranah
c. Pertimbangan penjurusan afektif yang lain. Target konsep
dan pelayanan individual diri biasanya orang tetapi bisa
peserta didik, juga institusi seperti sekolah.
d. Menggambarkan keadaan Arah konsep diri bisa positif atau
langsung di negatif, dan intensitasnya bisa
lapangan/kelas, dinyatakan dalam suatu daerah
e. Mengelompokkan peserta kontinum, yaitu mulai dari rendah
didik yang memiliki minat sampai tinggi.
sama, Konsep diri ini penting
f. Acuan dalam menilai untuk menentukan jenjang karir
kemampuan peserta didik peserta didik, yaitu dengan
secara keseluruhan dan mengetahui kekuatan dan
memilih metode yang tepat kelemahan diri sendiri, dapat
dalam penyampaian dipilih alternatif karir yang tepat
materi, bagi peserta didik. Selain itu
g. mengetahui tingkat minat informasi konsep diri penting bagi
peserta didik terhadap sekolah untuk memberikan
pelajaran yang diberikan motivasi belajar peserta didik
pendidik, dengan tepat.
h. Bahan pertimbangan 4. Nilai
menentukan program Nilai menurut Rokeach
sekolah, (1968) merupakan suatu

297
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

keyakinan tentang perbuatan, Moral berkaitan dengan


tindakan, atau perilaku yang perasaan salah atau benar
dianggap baik dan yang dianggap terhadap kebahagiaan orang lain
buruk. Selanjutnya dijelaskan atau perasaan terhadap tindakan
bahwa sikap mengacu pada yang dilakukan diri sendiri.
suatu organisasi sejumlah Misalnya menipu orang lain,
keyakinan sekitar objek spesifik membohongi orang lain, atau
atau situasi, sedangkan nilai melukai orang lain baik fisik
mengacu pada keyakinan. maupun psikis. Moral juga sering
Target nilai cenderung dikaitkan dengan keyakinan
menjadi ide, target nilai dapat agama seseorang, yaitu
juga berupa sesuatu seperti sikap keyakinan akan perbuatan yang
dan perilaku. Arah nilai dapat berdosa dan berpahala. Jadi
positif dan dapat negatif. moral berkaitan dengan prinsip,
Selanjutnya intensitas nilai dapat nilai, dan keyakinan seseorang.
dikatakan tinggi atau rendah
tergantung pada situasi dan nilai METODOLOGI PENELITIAN
yang diacu. Jenis metode penelitian adalah
5. Moral deskriftif kuantitatif, penelitian
Piaget dan Kohlberg deskriptif adalah metode dalam
banyak membahas tentang per- penelitian kasus sekelompok
kembangan moral anak. Namun manusia, suatu sistem pemikiran,
Kohlberg mengabaikan masalah ataupun suatu kelas peristiwa
hubungan antara judgement pada masa sekarang yang
moral dan tindakan moral. Ia bertujuan untuk membuat
hanya mempelajari prinsip moral deskripsi, gambaran atau lukisan
seseorang melalui penafsiran secara sistematis, faktual dan
respon verbal terhadap dilema akurat mengenai fakta-fakta,
hipotetikal atau dugaan, bukan sifat-sifat serta hubungan antara
pada bagaimana sesungguhnya fenomena yang diselidiki. Selain
seseorang bertindak. itu Amirman (1993, h. 21)

298
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

menjelaskan keadaan sekarang, Sampel adalah bagian dari


menentukan hubungan antara jumlah dan karakteristik yang
variabel dan fenomena yang dimiliki oleh populasi tersebut
diteliti. (Sugiono 2009, h. 118). Sudjana
Dan Arikunto menyatakan (2005, h. 6) juga mengatakan
bahwa penelitian kuantitatif “sampel adalah bagian terkecil
memiliki kejelasan unsur yang dari populasi”. Sampel harus
dirinci sejak awal, langkah dapat mewakili seluruh populasi,
penelitian yang sistematis artinya segala karakteristik
menggunakan sampel yang hasil populasi yang akan diteliti
penelitiannya diberlakukan untuk hendaknya representatif sifatnya
populasi, memiliki hipotesis, dari keseluruhan. Sampel diambil
memiliki desain jelas dengan dengan menggunakan cara
langkah-langkah penelitian dan tertentu. Sampel harus
hasil yang diharapkan, refresentatif dari keseluruhan
memerlukan pengumpulan data populasi yang ada. Siswa/i kelas
yang dapat mewakili serta ada VIII SMP Negeri 1
analisis data yang dilakukan Pematangsiantar. khususnya
setelah semua data terkumpul. yang beragama Kristen
Sampel adalah bagian Protestan. diperoleh data
terkecil dari populasi. Dan sebanyak 105 siswa, laki-laki 47
penarikan sampel tidak dilakukan orang dan perempuan 58 orang.
dengan sembarangan, sebab Melihat banyaknya objek
sampel harus dapat mewakili penelitian ini, maka untuk
seluruh populasi artinya segala menentukan besarnya sampel
karakteristik populasi yang akan dapat digunakan dengan Rumus
diteliti hendaknya tercermin Cochran. Maka jumlah sampel
dalam sampel yang di ambil atau adalah 45.
disebut refresentatif (Sudjana
1984, h. 6).

299
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

PEMBAHASAN PENELITIAN dimasukkan dalam kriteria


penilaian maka dapat
Berdasarkan hasil analisis dikemukakan bahwa
data yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran guru
lapangan penelitian SMP Negeri PAK mempunyai pengaruh
1 Pematangsiantar hasil tersebut terhadap nilai afektif siswa.
dimasukkan ke dalam kriteria Pengaruh efektifitas
pengujian, maka dapat ditemukan Guru PAK dalam Evaluasi
bahwa Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran
Guru PAK sangat berpengaruh Berdasarkan hasil analisa
terhadap Peningkatan Nilai data bahwa evaluasi
Afektif Siswa. pembelajaran guru PAK
Pengaruh efektifitas menunjukkan hasil setelah
Guru PAK dalam Persiapan / dimasukkan dalam kriteria
Perencanaan pembelajaran penilaian maka dapat
Berdasarkan hasil analisis dikemukakan bahwa evaluasi
data bahwa Persiapan guru PAK pembelajaran guru PAK
menunjukkan hasil tersebut mempunyai pengaruh terhadap
dimasukkan dalam kriteria nilai afektif siswa.
penilaian maka dapat Hasil Peningkatan Nilai Afektif
dikemukakan bahwa persiapan Siswa
pembelajaran guru PAK Berdasarkan hasil analisis
mempunyai pengaruh terhadap data peningkatan nilai afektif
nilai afektif siswa. siswa yang diperoleh dari
Pengaruh efektifitas lapangan menunjukkan hasil
Guru PAK dalam Pelaksanaan setelah dimasukkan ke dalam
Pembelajaran kriteria pengujian, maka dapat
Berdasarkan hasil dikemukakan bahwa Efektifitas
analisis data bahwa pelaksanaan pembelajaan guru PAK
pembelajaran guru PAK berpengaruh Terhadap
menunjukkan hasil setelah peningkatan nilai afektif siswa Di

300
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

SMP NEGERI 1 dengan keragaman yang


Pematangsiantar. berbeda-beda sesuai dengan
tujuan penelitian.
Berdasarkan data yang
KESIMPULAN DAN SARAN
diperoleh dari lapangan penelitian
Secara umum, hasil
menunjukkan bahwa :
penelitian ini memperlihatkan
1. Persiapan/Perencanaan
bahwa pengaruh Efektifitas
pembelajaran oleh guru
Pembelajaran Guru PAK melalui
Pendidikan Agama Kristen
perencanaan pembelajaran ,
menunjukkan pengaruh
pelaksanaan pembelajaran, dan
terhadap peningkatan nilai
evaluasi pembelajaran
afektif siswa, sehingga
mempunyai pengaruh terhadap
hipotesis pertama dapat
Nilai Afektif Siswa. Hal ini terlihat
diterima.
dari perhitungan koefisien
2. Pelaksanaan pembelajaran
korelasi, uji signifikansi korelasi,
oleh guru Pendidikan Agama
uji determinasi, uji regresi linier
Kristen menunjukkan
sederhana, uji independen dan uji
pengaruh terhadap
kelinieran regresi.
peningkatan nilai afektif
Secara Khusus hasil
siswa, sehingga hipotesis
penelitian di atas
kedua dapat diterima.
memperlihatkan bahwa
3. Evaluasi pembelajaran oleh
Efektivitas Pembelajaran Guru
guru Pendidikan Agama
PAK memiliki pengaruh
Kristen menunjukkan
terhadap peningkatan Nilai
pengaruh terhadap
Afektif Siswa dengan berbagai
peningkatan nilai afektif
aspek yang dilakukan yaitu :
siswa, sehingga hipotesis
a. Persiapan / Perencanaan
ketiga dapat diterima.
guru dalam proses
Hasil penelitian secara
pembelajaran memberikan
menyeluruh membuktikan
diterimanya hipotesis tersebut

301
Munte, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran Guru PAK terhadap Peningkatan
Nilai Afektif Siswa Kasus: SMP Negeri 1 Pematangsiantar

pengaruh terhadap Nilai a. Hendaknya guru-guru


Afektif Siswa. Pendidikan Pgama Kristen
b. Pelaksanaan dalam semakin meningkatkan
proses pembelajaran efektifitas
memberikan pengaruh pembelajarannya setiap
terhadap Nilai Afektif melaksanakan
Siswa. pembelajaran guna
c. Evaluasi dalam proses meningkatkan nilai-nilai
pembelajaran memberikan afektif siswa.
pengaruh terhadap Nilai b. Hendaknya siswa/i SMP
Afektif Siswa. Negeri 1 Pematangsiantar
khususnya yang beragama
Berdasarkan hasil Kristen Protestan mampu
penelitian yang telah meningkatkan Nilai Afektif
dikemukakan menunjukkan hasil Siswa yang lebih baik
yang baik, akan tetapi perlu sesuai dengan Visi dan
adanya tindak lanjut pada masa misi sekolah untuk
mendatang. Adapun beberapa menjadikan sekolah yang
saran yang akan diberikan antara bermutu dan berkualitas di
lain : Negeri ini.

Acuan Pustaka Aunurrahman, (2012). Belajar


dan Pembelajaran,
Alkitab, (2012). Jakarta, LAI. Bandung : ALFABETA.
Arikunto, S. (2010). Prosedur B. Uno, Hamzah, (2010).
Penelitian, Jakarta : Perencanaan
Rineka. Pembelajaran, Jakarta :
Bumi Aksara.
A.M, Sardiman, (2011). Interaksi
dan Motivasi Belajar Daryanto, (2012). Konsep
Mengajar, Jakarta: Pembelajaran Kreatif,
Rajawali Pers. Yogyakarta : Gava Media.

302
JDP Volume 10, Nomor 3, November 2017: 274-303

Djamarah, S. B., Strategi Belajar Rusman, (2014). Model-model


Mengajar. Jakarta : Rineka Pembelajaran
Cipta. Mengembangkan
Profesionalisme Guru,
Hamalik, O. (2005). Metode Jakarta: Rajawali Pers.
Belajar dan Kesulitan-
kesulitan Belajar, Sanjaya, W. (2006). Strategi
Bandung, TARSITO. Pembelajaran, Jakarta :
KENCANA.
Mulyasa, (2011). Menjadi Guru
Profesional, Bandung : Sudjana, (1995). Penilaian Hasil
ROSDA. Proses Belajar Mengajar,
Bandung : Rosda Karya.
Pidarta, M. (2009). Landasan
Kependidikan Stimulus Yaumi, M. (2013) Prinsip-prinsip
Ilmu Pendidikan Bercorak Desain Pembelajaran,
Indonesia, Jakarta: Rineka Jakarta : KENCANA.
Cipta.
Enklaar, H. (2011). Pendidikan
Pulungan, I. (2016). Ensiklopedi Agama Kristen, Jakarta :
Pendidikan, Medan : BPK Gunung Mulia.
LARISPA.
(2005). Kamus Besar Bahasa
Purwanto, (2011). Evaluasi Hasil Indonesia, Jakarta :
Belajar, Yogyakarta : Pustaka Poenix
Pustaka Pelajar.

303

Anda mungkin juga menyukai