Anda di halaman 1dari 16

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No.

3 November 2018, hal 275-290

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN GAYA


KEPEMIMPINAN GURU DENGAN PENGELOLAAN KELAS

Fransiskus Jonet Prihandoko


fransiskus.jonet@tau.ac.id
Universitas Tanri Abeng
Jl. Swadarma Raya No. 58 Ulujami - Pesanggrahan
Jakarta Selatan 12250

Abstrak
Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi
kerja dan gaya kepemimpinan guru dengan pengelolaan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan di
Sekolah Dasar Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang, dengan populasi 40 orang guru dan
sampel penelitian sebanyak 15 orang guru. Rancangan penelitian menggunakan regresi linear
berganda dan instrument untuk mengumpulkan data adalah angket. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
dengan pengelolaan kelas. Hal ini ditunjukan dengan •1=0.341 dengan t hitung sebesar 2,062,
Sig 0,046.(2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan guru
dengan pengelolaan kelas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai •2 0,368 dengan t hitung sebesar
2,104, Sig 0,042. (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dan gaya
kepemimpinan guru secara bersama-sama dengan pengelolaan kelas. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai P-value = 0,002, karena P-value < •, maka pada tingkat keyakinan 95% dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan regresi antara variable pengelolaan kelas dengan
variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan guru. Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan guru baik sendiri-sendiri
atau bersama-sama terbukti memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel
pengelolaan kelas.

Kata kunci: motivasi kerja, gaya kepemimpinan, pengelolaan kelas

Abstract
This correlational study aimed to determine whether there was a correlation between work
motivation and teacher leadership style with classroom management. This research was
conducted at Sekolah Dasar Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang, with a population of
40 teachers and a sample of 15 teachers. This research used multiple linear regressions and
the questionnaire as the main instrument to collect data. The results showed that (1) there
was a positive and significant correlation between work motivation and classroom management.
(2) there was a positive and significant relationship between teacher leadership style and
classroom management. (3) there was a positive and significant relationship between work
motivation and teacher leadership style altogether with classroom management. From the
results, it can be concluded that the work motivation variables and teacher leadership styles
both individually or altogether proved to have a positive and significant relationship with
class management variables.

275
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

A. Latar Belakang Masalah pendidikan yaitu pendidikan dasar, pendidikan


Kemajuan dan perkembangan pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi serta bersifat
menjadi faktor penentu keberhasilan suatu formal, karena dilaksanakan secara
bangsa, beberapa indikasi dapat dilihat dari berkesinambungan dan adanya saling
kemajuan dunia barat seperti Amerika dan berkaitan dalam kurikulum yang diajarkan.
Eropa yang selalu menjadi panutan setiap Seperti yang telah dibahas di awal bahwa
berbicara masalah pendidikan. Hal ini kualitas sumber daya manusia ini tiada lain
ditengarai dari berbagai data yang selalu ditentukan oleh hasil produktivitas lembaga-
memberikan informasi tentang keunggulan lembaga penyelenggara pendidikan, yang
bidang pendidikan seperti model terdiri atas jalur sekolah dan luar sekolah, dan
pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk- secara spesifik merupakan hasil proses belajar
produk lulusan dan lain sebagainya. Memang mengajar di kelas, sebagaimana kita ketahui
kita bangsa Indonesia masih mengagumi bahwa kelas merupakan segmen sosial dari
pendidikan barat tersebut terlepas dari unsur kehidupan sekolah secara keseluruhan.
kekurangannya. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan pula
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang oleh kesiapan sumber daya manusia yang
dalam posisinya masih dikatakan sebagai terlibat dalam proses pendidikan itu. Guru
negara berkembang sedang mencari bentuk merupakan salah satu faktor penentu tinggi
tentang bagaimana cara dan upaya agar rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai
menjadi negara yang maju dan lepas dari posisi strategis, maka setiap usaha peningkatan
ketertinggalan terutama dibidang pendidikan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian
dengan memanfaatkan sumber daya manusia besar kepada peningkatan guru baik dalam
yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang segi jumlah maupun mutunya.
berkualitas merupakan aset bangsa dan negara Guru adalah figure manusia sumber yang
Indonesai dalam melaksanakan pembangunan menempati posisi dan memegang peran
nasional di berbagai sektor terutama sektor penting dalam pendidikan. Ketika semua
pendidikan dan juga dapat menghadapi orang mempersoalkan masalah dunia
tantangan kehidupan masyarakat dalam era pendidikan figur guru mesti terlibat dalam
globalisasi seperti saat ini. Sumber daya agenda pembicaraan terutama yang
manusia ini tiada lain ditentukan oleh hasil menyangkut persoalan pendidikan formal di
produktivitas lembaga-lembaga penyelenggara sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga
pendidikan, yang terdiri atas jalur sekolah professional yang bertugas merencanakan dan
dan luar sekolah, dan secara spesifik melaksanakan proses pembelajaran, menilai
merupakan hasil proses belajar mengajar di hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
kelas. dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
Salah satu penyelenggara pendidikan itu pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
sering disebut dengan nama sekolah, dimana pendidik pada perguruan tinggi.
sekolah merupakan lembaga formal yang Gairah proses belajar dan semangat
berfungsi membantu khususnya orang tua pencapaian prestasi belajar yang tinggi, amat
dalam memeberikan pendidikan kepada anak- tergantung pada pembiasaan sehari-hari atas
anak mereka. Sekolah memberikan kehidupan yang terjadi di antara guru dan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepada para anak didiknya di dalam kelas. Karena
anak didiknya secara lengkap sesuai dengan itu manajemen atau pengelolaan kelas
yang mereka butuhkan. Pendidikan jalur merupakan hal utama dalam menunjang
sekolah itu sendiri terdiri atas tiga jenjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan

276
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
itu. Kesiapan atau kondisi kemampuan siswa dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru
yang tidak sama satu dengan yang lain pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat
merupakan faktor yang nyata ada didalam mentransfer materi pelajaran dengan baik,
kelas dan tidak bisa dihilangkan. Oleh karena sehingga siswa dapat mengerti dan menerima
itu pengelolaan kelaslah yang harus dilakukan materi pelajaran yang diajarkan. Disadari atau
guru, salah satunya untuk mengatasi hal tidak, motivasi kerja guru akan mempengaruhi
tersebut, dan siswa tetap dapat menerima perilaku guru dalam melakukan tugas
materi pelajaran serta berprestasi. Seorang pengajarannya. Guru yang memiliki motivasi
guru perlu memahami kiat dan siasat dalam yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan
mengelola kelas. Sementara ini pemahaman dirinya, akan dapat melakukan pengelolaan
mengenai pengelolaan kelas nampaknya masih kelas dengan tepat. Guru tersebut akan
keliru. Seringkali pengelolaan kelas dipahami menaruh perhatian bagi siswa dan kelasnya,
sebagai pengaturan ruangan kelas yang dengan kata lain guru tersebut akan melakukan
berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, yang terbaik bagi anak didiknya. Dalam
lemari buku, dan alat-alat mengajar. Padahal mentransfer materi pelajaran pada siswa, guru
pengaturan sarana belajar mengajar di kelas akan mempelajari dan mengatur kelasnya
hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama sedemikian rupa seningga dapat digunakan
adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana untuk melaksanakan proses belajar mengajar
guru merencanakan, mengatur, melakukan dengan baik. Guru akan mencermati
berbagai kegiatan di kelas, menggunakan kemampuan para siswa satu persatu, sehingga
berbagai media pembelajaran yang di dalam guru mengetahui kemapuan siswa pada
kelas, penggunaan strategi dan metode tingkatan rendah, sedang, dan tinggi.
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi Pengelolaan kelas yang berhasil dengan
kelas sehingga proses belajar mengajar dapat baik akan ditentukan pula oleh kepemimpinan
berjalan dan berhasil dengan baik. Inilah dan gaya kepemimpinan guru yang mengelola
gunanya mempelajari teori bagaimana kelas tersebut. Selain faktor motivasi kerja
mengelola kelas yang baik, efektif, dan guru, faktor lain yang ada pada pribadi guru
kondusif. Dari penjelasan diatas tampak bahwa dan ikut menentukan keberhasilan di dalam
keberhasilan pengelolaan kelas bergantung pengelolaan kelas yaitu gaya kepemimpinan
pada motivasi kerja guru di dalam guru. Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
menggunakan gaya kepemimpinan yang merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.
sesuai dengan kondisi kelasnya sebagai Gaya kepemimpinan ini akan menentukan
lingkungan belajar siswa. efektivitas dan efisiensi kepemimpinan
Motivasi kerja guru ikut mempengaruhi seseorang di dalam mengelolala suatu
keberhasilan pengelolaan kelas, yang artinya organisasi dalam hal ini adalah peran guru
bahwa seorang guru yang memiliki motivasi dalam mengelola kelas itu sendiri. Dalam
yang tinggi akan dapat mengelola kelasnya classroom management ada dua subjek yang
dengan baik dan tepat. Mengelola kelas itu memegang peranan penting yaitu guru dan
sendiri bukanlah tujuan utama dari setiap siswa. Guru sebagai manajer, sebagai
guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola pemimpin, mempunyai peranan yang lebih
kelas dengan baik, maka kegiatan belajar dominan dari siswa. Sebagai seorang manajer,
mengajarnya akan berjalan dengan baik dan guru harus mampu mengelola kelas dengan
para peserta didiknya akan berprestasi tinggi. baik karena kelas merupakan lingkungan
Mengelola kelas merupakan sarana atau alat belajar serta merupakan suatu aspek dari

277
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. berjalan lancar, sehingga hasil belajar
Lingkungan itu hendaknya mampu diciptakan siswapun bisa maksimal.
oleh guru dengan kegiatan-kegiatan yang
sesuai dan baik serta terarah pada tujuan yang B. Rumusan Masalah
ingin dicapai dengan jalan menciptakan suasan Berdasarkan identifikasi dan pembatasan
rasa aman, menantang dan merangsang siswa masalah tersebut diatas, masalah
untuk belajar serta memberikan kepuasan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
dalam mencapai tujuan yang ditentukan. 1. Apakah ada hubungan antara motivasi
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan kerja guru dengan pengelolaan kelas pada
dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan Sekolah Dasar Pembangunan Jaya
dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, Bintaro?
penekanan pada hal-hal positif dan penanaman 2. Apakah ada hubungan antara gaya
disiplin diri. kepemimpinan guru dengan pengelolaan
Di Sekolah Dasar Pembangunan Jaya kelas pada Sekolah Dasar Pembangunan
Bintaro, Tangerang, setiap guru dihadapkan Jaya Bintaro?
kepada dua pokok permasalahn, yaitu masalah 3. Apakah ada hubungan antara motivasi
pengajaran yang meliputi motivasi kerja dan kerja dan gaya kepemimpinan guru secara
gaya kepemimpinan seorang guru terhadap bersama-sama dengan pengelolaan kelas
pengelolaan kelasnya, baik kelas secara fisik pada Sekolah Dasar Pembangunan Jaya
ataupun siswanya. Kedua permasalahan itu Bintaro?
yakni guru harus memiliki motivasi kerja
yang tinggi sehingga mampu mempersiapkan C. Kajian Pustaka
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Proses belajar mengajar merupakan suatu
belajar-mengajar, seperti membuat persiapan proses yang kompleks dan melibatkan
dan rencana pengajaran, metode dan strategi berbagai aspek yang saling berkaitan.
pengajaran, pengelolaan kelas serta penilaian Oleh karena itu, untuk menciptakan
atau evaluasi terhadap proses belajar mengajar pembelajaran yang kreatif dan
di kelas dan juga seorang guru harus mampu menyenangkan, maka seorang guru harus
menggunakan gaya kepemimpinan yang memiliki ketrampilan mengajar termasuk
sesuai di dalam pengelolaan kelas agar pengelolaan kelas dimana ketrampilan
nantinya dapat menata kelas dengan baik, tersebut perlu didukung oleh motivasi
sehingga para siswa tidak mengalami kerja guru dan gaya kepemimpinan guru
kebosanan di ruang kelas dan memiliki yang sesuai dengan kondisi kelas yang
antusiasme yang tinggi di dalam belajar. dikelolanya.
Berpijak dari permasalahan tersebut Pengelolaan kelas dalam Bahasa Inggris
diatas, kiranya perlu dikaji lebih mendalam di istilahkan dengan Classroom
tentang hubungan antara motivasi kerja guru Management, itu berarti istilah
dan gaya kepemimpinan guru dengan pengelolaan identik dengan manajemen.
pengelolaan kelas, sehingga nantinya Menurut Swardi istilah pengelolaan kelas
diharapkan dapat menciptakan pengelolaan terdiri dari dua kata, yakni kata
kelas yang baik. Karena Sekolah Dasar “pengelolaan” dan kata “kelas.” Kata
Pembangunan Jaya merupakan salah satu pengelolaan memiliki makna yang sama
sekolah dasar yang menekankan pengelolaan dengan management dalam Bahasa
kelas dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Inggris, selanjutnya dalam Bahasa
Dengan harapan proses belajar mengajar dapat Indonesia menjadi manajemen, menurut

278
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

Manulang dalam Swardi, manajemen memperlihatkan sifat-sifat pribadi yang


dapat diartikan sebagai seni dan ilmu akan membuat mereka mangkus contoh
perencanaan, pengorganisasian, (model) dan pengatur pergaulan watak
penyusunan, pengarahan, dan yang menyenangkan, ramah tamah,
pengawasan dari pada sumber daya, kematangan, emosional, keikhlasan, dan
terutama sumber daya manusia untuk kepedulian terhadap peserta didiknya,
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. baik sebagai perorangan maupun sebagai
Sedangkan Mulyasa mendefinisikan warga belajar.
pengelolaan kelas merupakan ketrampilan Guru memperlihatkan perhatian dan kasih
guru untuk menciptakan iklim sayang kepada para peserta didiknya,
pembelajaran yang kondusif, dan memperhatikan kebutuhan dan emosi
mngembalikannya jika terjadi gangguan mereka dan mengarahkan pergaulan
dalam pembelajaran. siswa-siswi, agar mereka juga memper-
Definisi diatas menunjukkan bahwa lihatkan ciri-ciri yang sama di dalam
pengelolaan kelas merupakan seperangkat interaksinya seorang dengan yang lain.
perilaku yang kompleks dimana guru Dengan demikian pengelolaan kelas
menggunakannya untuk menata dan memiliki tujuan untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang akan mempertahankan kondisi yang optimal
memampukan para siswa mencapai bagi terjadinya proses pembelajaran,
tujuan pembelajaran secara efisien. menghilangkan berbagai hambatan yang
Tugas utama pendidik atau guru adalah dapat menghalangi terwujudnya interaksi
mengusahakan agar setiap anak didik pembelajaran, menyediakan dan
dapat belajar dengan efektif, baik secara mengatur fasilitas serta perabot belajar
individual atau kelompok. Artinya, yang mendukung dan memungkinkan
mereka patut merasa batah atau merasa siswa belajar sesuai dengan lingkungan
senang belajar di sekolah dan mereka sosial, emosional dan intelektual siswa
dapat mencapai prestasi belajar yang dalam kelas serta membina dan
tinggi. membimbing siswa sesuai dengan latar
Usaha guru dalam menciptakan kondisi belakang sosial, ekonomi, budaya serta
kelas yang diharapkan akan efektif sifat-sifat individunya.
apabila : pertama, diketahui secara cepat Dewasa ini masih banyak permasalahan
faktor-faktor yang dapat menunjang yang berkaitan dengan PBM. Seringkali
terciptanya kondisi yang menguntungkan muncul berbagai keluhan atau kritikan
dalam proses pembelajaran, kedua, para siswa ataupun guru berkaitan dengan
dikenal masalah-masalah yang pelaksanaan proses belajar mengajar
diperkirakan dan biasanya timbul dan tersebut. Keluhan-keluhan tersebut
dapat merusak iklim pembelajaran, dan sebenarnya tidak perlu terjadi atau
ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan setidak-tidaknya dapat diminimalisasikan,
dalam pengelolaan kelas dan diketahui apabila semua pihak dapat berperan,
pula kapan dan untuk masalah mana suatu terutama guru sebagai class manager
pendekatan digunakan. dalam fungsi yang tepat. Sebagai class
Menurut Napitupulu untuk menciptakan manager tentunya seorang guru dituntut
suatu iklim guna pembentukan para siswa untuk memiliki sebuah motivasi yang
di dalam komunitas belajar yang kohesif kuat untuk melakukan pengelolan
dan mendukung, maka para guru kelasnya.

279
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

Motivasi merupakan kegiatan yang embel, kesiapan mental yang tulus, afeksi
mengakibatkan, menyalurkan, dan nuraniah, aktualisasi potensi alami, dan
memelihara perilaku manusia. Motivasi rangsangan internal yang muncul dari
ini merupakan subyek yang penting bagi dalam diri pemimpin untuk mengemban
seoarng manajer, karena menurut definisi tugas pokok dan fungsi secara kreatif,
manajer harus bekerja dengan dan melalui efisien, produktif, dan kontinyu. Motivasi
orang lain. Manajer perlu memahami diri juga bermakna kekuatan, dorongan,
orang-orang berprilaku tertentu agar dapat kebutuhan, semangat, atau mekanisme
mempengaruhinya untuk bekerja sesuai psikologis yang mendorong pemimpin
dengan yang diinginkan organisasi. untuk mencapai prestasi tertentu sesuai
Motivasi juga merupakan dorongan dengan standar isi dan luaran yang
pemimpin, termasuk kepala sekolah dan dikehendaki.
guru, untuk bertindak dengan cara Frederik Herzberg di dalam buku
tertentu. karangan Hersey & Blanchard
Motivasi berasal dari kata “movere” yang menjelaskan bahwa ada faktor motivator
berarti “bergerak” yang dimaksudkan yang bersifat langsung dan ada faktor
sebagai “bergerak maju”. Motivasi dalam hygene yang bersifat tidak langsung,
konteks organisasi dijelaskan Hasibuan yang berkaitan dengan motivasi. Faktor-
sebagai suatu keahlian dalam faktor motivator: prestasi, pengakuan,
mengarahkan pegawai dan organisasi tanggung jawab. Faktor-faktor hygene:
agar mau bekerja secara berhasil, kebijakan organisasi, pengawasan, gaji,
sehingga tercapai keinginan para pegawai hubungan interpersonal, dan kondisi
sekaligus tercapainya tujuan organisasi. kerja. Sedangkan Samuel berpendapat
Motivasi pada dasrnya merupakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam
kondisi mental yang mendorong diri seseorang yang menyebabkan
pemimpin melakukan suatu tindakan atau seseorang tersebut berperilaku yang
aktivitas (action or activities) dan memastikan tercapainya tujuan.
memberikan kekuatan yang mengarah Berdasarkan uraian teori diatas yang
kepada pencapaian pemenuhan dimaksud dengan motivasi kerja adalah
keinginan, kebutuhan, memberi dorongan yang muncul dalam diri
kepuasan, ataupun mengurangi ketidak seseorang untuk melakukan serangkaian
seimbangan. Dalam pengertian ini kegiatan atau aktivitas yang berkaitan
Nampak peran pemimpin yang dengan tujuan yang ingin dicapai.
memberikan dorongan kepada bawahan Menurut Sudarwan Danim motivasi
agar mau bekerja dengan sukses dengan sangat mempengaruhi produktivitas kerja.
menerapkan teknik-teknik motivasi yang Motivasi yang tinggi akan menghasilkan
efektif sebagaimana dikatakan Pole produktivitas tinggi dan motivasi yang
“Motivation is concerned with personal rendah akan menurunkan produktivitas.
energy directed toward the achievement Motivasi guru yang tinggi dapat
of particular goal.” meningkatkan keberhasilan dalam
Pemimpin yang hebat memiliki motivasi mengelola kelas. Akan tetapi, faktor siswa
dan motivasi diri yang sangat kuat. Tanpa tidak kalah pentingnya, demikian juga
banyak rangsangan eksternal, dia tetap lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
tampil prima. Motivasi diri merupakan Bagi administrator atau guru, yang paling
panggilan jiwa, keikhlaan tanpa embel- utama perlu mendapatkan perhatian

280
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

adalah upaya membangkitkan semangat B. Djajamihardja dkk mengatakan bahwa


belajar siswanya. Faktor-faktor yang gaya kepemimpinan merupakan sikap
mempengaruhi motivasi tersebut adalah perilaku pemimpin yang mampu
gaya kepemimpinan guru, sikap dan membangkitkan, menggerakkan, dan
motivasi guru, serta situasi kelas dan mengarahkan orang-orang yang dipimpin,
sekolah. agar mengikuti kemauan pemimpinnya.
Kepemimpinan merupakan fenomena Gaya kepemimpinan itu akan
interaksi sosial yang kompleks dan sering menentukan sejauh mana efektivitas
kali sulit dibaca. Seorang pemimpin harus kepemimpinan, karena seorang pemimpin
mampu mempengaruhi moral dan yang memiliki gaya kepemimpinan yang
kepuasan kerja, keamanan, kualitas tepat, akan dapat mengoptimalkan dan
kehidupan kerja dan terutama tingkat memaksimalkan kepemimpinannya.
prestasi suatu organisasi. Para pemimpin Mary Parker Follet mengatakan bahwa
juga memainkan peranan kritits dalm ada tiga variabel kritis yang
membantu kelompok, organisasi, atau mempengaruhi gaya kepemimpinan,
masyarakat untuk mencapi tujuan yaitu 1) pemimpin, 2) pengikut atau
mereka. bawahan, 3) situasi. Ketiganya saling
Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan berhubungan dan berinteraksi.
adalah bagian penting dari manajemen, Menurut Blanchard terdapat faktor-faktor
tetapi tidak sama dengan manajemen itu yang mempengaruhi efektivitas
sendiri. Kepemimpinan merupakan kepemimpinan yaitu: 1) kepribadian,
kemampuan yang dipunyai seseorang pengalaman masa lampau dan harapan
untuk mempengaruhi orang lain agar pemimpin, 2) harapan dan perilaku
bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang atasan, 3) tuntutan tugas yang diberikan,
telah ditentukan sedangkan manajemen 4) harapan dan perilaku rekan,
selain mencakup kepemimpinan di 5)karakteristik, harapan, dan perilaku
dalamnya, juga mencakup fungsi-fungsi bawahan, 6) kultur dan kebijakan
lain seperti perencanaan, organisasi. Suatu teori kepemimpinan
pengorganisasian dan pengawasan. yang kompleks dan menarik adalah
Seorang pemimpin di dalam proses contingency model of leadership
kepemimpinannya tentunya akan effectiveness dari Fred Fiedler. Pada
memiliki gaya kepemimpinan tertentu dasarnya, teori ini menyatakan bahwa
yang nantinya dengan gaya efektivitas suatu kelompok atau
kepemimpinan tersebut dapat organisasi tergantung pada interaksi
digunakannya untuk mempengaruhi antara kepribadian pemimpin dan situasi.
aktivitas-aktivitas kelompoknya ke tujuan Situasi dirumuskan dengan dua
yang ingin dicapainya bersama. Gaya karakteristik: 1) derajat situasi dimana
kepemimpinan atau dalam Bahasa Inggris pemimpin menguasai, mengendalikan
disebut leadership style diartikan sebagai dan mempengaruhi sifat, dan 2) derajat
pola tindak seseorang dari seorang situasi yang menghadapkan manajer
pemimpin sebagai ciri kepemimpinannya. dengan ketidak pastian. Fiedler
Gaya kepemimpinan juga dapat diartikan mengidentifikasikan ketiga unsur dalam
sebagai pola perilaku dalam situasi kerja ini untuk membantu
memperagakan kepemimpinannya. Didi menentukan gaya kepemimpinan mana

281
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

yang akan efektif yaitu hubungan tersebut. Gaya memimpin kelas


pimpinan anggota, struktur tugas, dan memberikan bobot tersendiri bagi guru
posisi kekuasaan pemimpin yang dalam melaksanakan proses belajar
didapatkan dari wewenang formal. mengajar, dalam mentransfer materi
Situasi dinilai dalam istilah situasi yang pelajaran pada siswa. Kemampuan siswa
menguntungkan atau tidak akan menentukan apa yang harus
menguntungkan. Situasi yang dilakukan guru agar materi pelajaran
menguntungkan atau tidak yang diajarkan dapat diterima, dipahami
menguntungkan apabila dikombinasikan siswa, serta tujuan pengajaran dapat
dengan gaya kepemimpinan berorientasi dicapai. Masing-masing tingkat
tugas akan efektif. Bila situasi yang kematangan ini memerlukan gaya
menguntungkan dan tidak kepemimpinan yang berbeda. Berkenaan
menguntungkan hanya moderat, tipe dengan hal itu, penulis berpendapat
pemimpin hubungan manusiawi atau perlunya gaya kepemimpinan situasional,
toleran dan lunak akan sangat efektif. yang menurut Hersey&Blanchard,
Guru merupakan pemimpin dalam didasarkan pada: 1) the amount of
aktivitas belajar, yang disebut sebagai guidance and direction (task behavior)
direktur belajar (director of learning). a leader gives; 2) the amount of sosio-
Guru membimbing dan mengarahkan emotional support (relationship behavior)
siswanya untuk tumbuh menjadi a leader provides 3) the readiness level
pembelajar. Dia harus memiliki energi that the follower exhibit in performing
pengaruh pada siswanya. Energi a specific task, function or objective.
pengaruh itu merupakan cerminan dari Didalam pengelolaan kelas seorang guru
sifat-sifat kepemimpinan yang tentunya harus mengetahui dengan benar
dimilikinya. Siswa sebagai subjek tentang kondisi dan suasana kelas yang
pendidikan dalam proses belajar dikelolanya. Guru harus menggunakan
mengajar, dapat dipastikan memiliki gaya kepemimpinan yang efektif di
kemampuan dan karakter yang berbeda- dalam mengelola situasi kelasnya
beda, karena mempunyai tingkat meskipun menurut Fiedler tidak ada satu
kematangan yang berbeda. Karakteristik gaya kepemimpinan yang cocok untuk
intrinsik seorang guru dapat seluruh situasi. Namun demikian juga
dikategorikan ke dalam beberapa gaya tidak mudah mengganti gaya
mengajar atau gaya kepemimpinan, kepemimpinan dari satu situasi ke situasi
seperti mengarahkan, berpartisipasi, yang lain. Hal ini tergantung pada
mendelegasikan, dan gabungan bentuk motivasi seorang pemimpin. Fiedler
gaya utama mengajar dan memimpin. beranggapan bahwa: 1) gaya
Tujuan seorang guru pada dasarnya sama kepemimpinan sangat ditentukan oleh
dengan tujuan sebagai pemimpin, yaitu motivasi pemimpin, 2) kelompok akan
untuk memperjelas dan mencapai tujuan, menjadi efektif apabila terjadi hubungan
arah, dan motivasi ketika beroperasi antara gaya kepemimpinan yang sesuai
untuk mencapai misi pendidikan. dengan situasi kelompok yang
Gaya kepemimpinan adalah bagian dari menyenangkan.
kepemimpinan seorang guru yang Dapat disimpulkan bahwa gaya
disadari atau tidak, dimiliki oleh guru kepemimpinan situasional merupakan

282
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

gaya kepemimpinan yang paling sesuai bebas, yaitu kompetensi dan motivasi
bagi seoarng guru di dalam mengelola kerja guru, sedangkan variabel terikat
kelasnya, artinya seorang guru perlu adalah efektivitas pembelajaran. Dari
memiliki kemampuan untuk hasil penelitian tersebut terdapat
menggunakan suatu gaya kepemimpinan hubungan positif yang signifikan antara
sesuai dengan kebutuhan kelas dalam motivasi kerja guru dengan efektivitas
melaksanakan proses belajar mengajar pembelajaran.
di kelas. Muslihadi juga melakukan penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka tentang efektivitas pengelolaan kelas,
penulis menyimpulkan bahwa yang dimana hasil penelitian tersebut adalah
dimaksud dengan gaya kepemimpinan terdapat hubungan positif yang signifikan
guru adalah norma perilaku yang antara disiplin kerja guru dengan
digunakan oleh seorang guru di dalam efektivitas pengelolaan kelas guru SD
mempengaruhi perilaku peserta didiknya Negeri di Kecamatan Sarolangan.
dengan menyesuaikan kebutuhan siswa Dari uraian berdasarkan beberapa
berdasarkan kemampuan yang penelitian yang relevan diatas diduga
dimilikinya agar para siswa mau terdapat hubungan yang positif antara
mengikuti keinginan guru sehingga tujuan motivasi kerja dan gaya kepemimpinan
dari proses belajar mengajar dapat guru dengan pengelolaan kelas.
tercapai. Adapun indikator yang ikut
mempengaruhi perilaku tersebut adalah B. Kerangka Berpikir
sikap guru di dalam mengambil 1. Hubungan antara Motivasi Kerja
keputusan, membangun hubungan dengan Pengelolaan Kelas
dengan siswa, memberikan tanggung Bagi seorang guru motivasi ekstrinsik
jawab pada siswa, melakukan evaluasi itu penting. Akan tetapi, yang lebih
kerja siswa serta memberikan penting adalah motivasi diri. Disebut
penghargaan serta memberikan motivasi diri atau motivasi instrinsik
penghargaan serta sanksi pada siswa. adalah ketika guru sibuk menekuni
pekerjaaan atau tugas-tugas keguruan
D. Penelitian yang Relevan lainnya, selayaknya sebuah hobi,
Sejauh pengamatan dan pengetahuan tanpa merisaukan apakah dengan itu
penulis ada beberapa penelitian yang akan menerima insentif, piagam,
dianggap relevan dengan penelitian ini. pujian, promosi, atau tidak. Tugas-
Andyarto Surjana melakukan penelitian tugas mengajar memang berbeda.
tentang efektivitas pengelolaan kelas Dalam situasi apapun, guru harus tetap
dengan dua variabel bebasnya yaitu bersemangat. Oleh karena itu
motivasi kerja dan gaya kepemimpinan keberhasilan pengelolaan kelas
guru dan hasil penelitiannya tergantung pada motivasi guru, artinya
menyebutkan bahwa terdapat hubungan guru yang memiliki motivasi tinggi
yang positif dan berarti antar kedua akan dapat mengelola kelas dengan
variabel bebas dengan variabel terikat baik dan tepat. Mengelola kelas itu
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. sendiri bukanlah tujuan utama dari
Syayuthi melakukan penelitian setiap guru, akan tetapi apabila guru
korelasional yang terdiri dari dua variabel dapat mengelola kelasnya dengan

283
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

baik, maka kegiatan belajar kemampuan belajar rendah. Guru


mengajarnya akan berjalan baik dan akan menggunakan berbagai metode
siswa siswinya akan berprestasi tinggi. mengajar agar siswa dapat mengerti
Mengelola kelas merupakan sarana materi pelajaran yang diajarkannya.
atau alat untuk mencapai tujuan yang Guru akan memiliki kreativitas yang
ingin dicapai dari kegiatan belajar tinggi; mau mengorbankan waktunya
mengajar. Tujuan guru pada dasarnya agar siswa bisa berprestasi. Guru akan
adalah bagaimana guru dapat merasa puas apabila anak didiknya
mentransfer materi pelajaran dengan berhasil dengan baik.
baik, sehingga siswa dapat mengerti Kedua perilaku guru yang
dan menerima pelajaran yang digambarkan diatas tidak terlepas dari
diajarkan. motivasi yang dimiliki guru. Guru
Disadari atau tidak, motivasi kerja yang satu mempunyai motivasi hanya
guru akan memepengaruhi perilaku sekedar untuk memenuhi kebutuhan
guru dalam melakukan tugas hidup, sedangkan guru yang lain
pekerjaannya. Guru yang pertama- mempunyai motivasi yang tinggi,
tama memikirkan mengenai bukan untuk kepentingan diri guru itu
penghasilan atau gaji akan sendiri, melainkan untuk kepentingan
memandang pekerjaannya sebagai siswa, untuk kepentingan proses
sarana untuk mendapatkan uang, dan belajar mengajar yang dilakukannya
sekolah merupakan organisasi yang agar siswa dapat menerima materi
menjamin kesejahteraan guru. Guru pelajaran yang diajarkannya, dapat
akan berupaya untuk memberikan mengembangkan potensi didirnya,
pelajaran tambahan sebanyak dapat mempunyai wawasan yang luas
mungkin pada siswa agar dan berprestasi tinggi.
mendapatkan tambahan honor Guru yang memiliki motivasi yang
sebagaimana diharapkan. Guru juga tinggi dan tidak hanya untuk
akan mengajar di banyak sekolah agar kepentingan dirinya, akan dapat
mendapat penghasilan tambahan. melakukan pengelolaan kelas yang
Akibat perilaku guru sperti itu, guru tepat. Guru tersebut akan menaruh
tidak akan sempat mempersiapkan perhatian bagi siswa dan kelasnya.
pelajarannya dengan baik atau Guru akan melakukan yang terbaik
memeriksa tugas siswa satu persatu; bagi siswa. Dalam mentransfer materi
guru hanya akan mengajar dengan pelajaran pada siswa, guru akan
metode mengajar yang mudah mempelajari dan mengatur kelas
dilakukan baginya tanpa sedemikian rupa sehingga dapat
memperhatikan apakah siswa- digunakan untuk melaksanakan proses
siswinya dapat mengerti materi belajar mengajar dengan baik.
pelajaran yang diajarkannya. Dari uraian diatas diduga ada
Sebaliknya guru yang menaruh hubungan yang positif dan signifikan
perhatian pada perkembangan siswa, antara motivasi kerja guru dengan
akan berupaya menyumbangkan pengelolaan kelas.
segala kemampuannya untuk 2. H u b u n g a n a n t a r a G a y a
kepentingan siswanya. Guru berupaya Kepemimpinan Guru dengan
membantu siswa yang mempunyai Pengelolaan Kelas

284
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

Guru perlu memiliki kemampuan peserta didik lebih produktif kalau


menggunakan suatu gaya guru yang inner-directed dimana
kepemimpinan sesuai dengan peserta didik tersebut aktif, penuh
kebutuhan kelas dalam melaksanakan kemauan, berinisiatif, dan tidak selalu
proses belajar mengajar. Gaya menunggu pengarahan. Akan tetapi
kepemimpinan ini akan menentukan kelompok peserta didik semacam ini
efektivitas dan efisiensi biasanya tidak cukup banyak.
kepemimpinan seseorang. Gaya Tipe kepemimpinan guru yang lebih
kepemimpinan adalah bagian dari menekankan kepada sikap demokratis
kepemimpinan seorang guru yang lebih memungkinkan terbinanya sikap
disadari atau tidak, dimiliki oleh guru persahabatan guru dan peserta didik
tersebut. Gaya kepemimpnan kelas dengan dasar saling memahami dan
memberikan bobot tersendiri bagi saling mempercayai. Sikap ini dapat
guru dalam melaksanakan proses membantu menciptakan iklim yang
belajar mengajar, dalam mentransfer menguntungkan bagi terciptanya
materi pelajaran pada siswa. Peran kondisi proses pembelajaran yang
guru, tipe kepemimpinan guru atau optimal, peserta didik akan belajar
administrasi akan mewarnai suasana secara produktif baik pada saat
emosional di dalam kelas. Tipe diawasi guru maupun tanpa diawasi
kepemimpinan yang lebih berat pada guru, dalam kondisi semacam ini
otoriter akan menghasilkan sikap biasanya problem pengelolaan kelas
peserta didik yang submissive atau sedikit mungkin akan muncul.
apatis. Tapi di pihak lain juga akan
Dari uraian diatas maka seoarang
menumbuhkan sikap agresif.
guru perlu memiliki gaya
Kedua sikap peserta didik yaitu apatis
kepemimpinan situasional, artinya
dan agresif ini dapat merupakan
seorang guru perlu memiliki
sumber problem pengelolaan, baik
kemampuan untuk menggunakan
yang sifatnya individual maupun
suatu gaya kepemimpinan sesuai
kelompok kelas sebagai keseluruhan.
dengan kebutuhan kelas dalam
Dengan tipe kepemimpinan yang
otoriter peserta didik akan hanya aktif melaksanakan proses belajar
kalau ada guru dan kalau guru tidak mengajar. Gaya kepemimpinan ini
mengawasi maka semua aktivitas akan menentukan efektivitas dan
menjadi menurun. Aktivitas proses efeisiensi kepemimpinan seseorang.
pembelajaran akan sangat tergantung Pengelolaan kelas yang berhasil
pada guru dan menuntut sangat dengan baik akan ditentukan pula oleh
banyak perhatian dari guru. kepemimpinan dan gaya
Tipe kepemimpinan yang cenderung kepemimpinan guru yang mengelola
pada laissez-faire biasanya tidak kelas tersebut. Kepemimpinan dan
produktif walaupun ada gaya kepemimpinan merupakan dua
kepemimpinan. Kalau guru ada, hal yang tidak dapat dipisahkan.
peserta didik lebih banyak melakukan Oleh karenanya penulis menduga ada
kegiatan yang sifatnya ingin hubungan positif dan signifikan antara
diperhatikan. Dalam kepemimpinan gaya kepemimpinan guru dengan
tipe ini malahan biasanya aktivitas pengelolaan kelas.

285
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

3. Hubungan antara Motivasi Kerja dan sasarannya. Artinya upaya yang


Gaya Kepemimpinan Guru secara dilakukan oleh guru, agar siswa-siswa
bersama-sama dengan Pengelolaan Kelas yang kemampuannya tidak semuanya
Menurut Piet Sahertian dan Ida Aleida sama, dapat mengikuti dan menguasai
Sahertian pengelolaan kelas sangat erat materi pelajaran yang diajarkan oleh
hubungannya dengan keberhasilan dalam seorang guru. Guru sebagai pengelola
situasi belajar mengajar. Guru diharapkan kelas merupakan orang yang mempunyai
terampil di dalam menciptakan dan peranan yang strategis yaitu orang yang
memaklumi kondisi belajar yang optimal merencanakan kegiatan-kegiatan yang
dan mengembalikannya ke kondisi yang dilakukan di kelas, orang yang akan
optimal dengan cara mendisiplinkan dan mengimplementasikan kegiatan yang
melakukan kegiatan remedial. direncanakan dengan subjek dan objek
Sebagaiamna telah dijelaskan sebelumnya siswa, orang yang menentukan dan
bahwa siswa merupakan subjek mengambil keputusan dengan strategi
pendidikan dalam proses belajar yang akan digunakan dengan berbagai
mengajar, dapat dipastikan mempunyai kegiatan dikelas, dan guru pula yang akan
karakter dan kemampuan yang berbeda- menentukan alternatif solusi untuk
beda. Guru dengan motivasi yang tinggi mengatasi hambatan dan tantangan yang
akan mencermati kemampuan dan muncul, maka seorang guru tentunya
karakter siswa satu persatu, sehingga harus memiliki suatu gaya kepemimpinan
guru mengetahui kemampuan siswa pada yang nantinya dapat menciptakan
tingkatan rendah, sedang, atau tinggi. pengelolaan kelas yang efektif dan
Dengan demikian guru akan menentukan efisien.
siswa-siswa yang mana, yang perlu Dari uraian diatas diduga terdapat
mendapat bimbingan yang lebih banyak hubungan positif dan signifikan antara
dan perlu dikembangkan dari setiap motivasi kerja dan gaya kepemimpinan
kemampuan dan karakter siswanya. Guru guru secara bersama-sama dengan
juga dapat menentukan metode mengajar pengelolaan kelas.
yang bervariatif dan media pembelajaran
yang akan di gunakan agar proses belajar METODE PENELITIAN
mengajarnya menjadi efektif.
Kesiapan atau kondisi kemapuan siswa A. Tujuan Penelitian
yang tidak sama satu dengan yang lain Secara khusus tujuan penelitian ini untuk
merupakan faktor yang nyata ada di menguji dan mengetahui apakah:
dalam kelas dan tidak bisa dihilangkan. 1. Terdapat hubungan positif dan
Oleh karena itu pengelolaan kelaslah signifikan antara motivasi kerja
yang harus dilakukan oleh seorang guru, dengan pengelolaan kelas
salah satunya untuk mengatasi hal 2. Terdapat hubungan positif dan
tersebut, dan siswa tetap dapat menerima signifikan antara gaya kepemimpinan
materi pelajaran dan berprestasi. guru dengan pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas memiliki fungsi yang 3. Terdapat hubungan positif dan
jelas. Tujuan pengelolaan kelas yaitu signifikan antara motivasi kerja dan
menciptakan dan menjaga kondisi kelas gaya kepemimpinan guru secara
agar proses belajar mengajar dapat bersama-sama dengan pengelolaan
berlangsung dengan baik sesuai dengan kelas

286
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

B. Metode Penelitian dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh


Penelitian ini merupakan penelitian peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
korelasional yang dilaksanakan di Sekolah kesimpulan. Pendapat Husaini Usman,
Dasar Pembangunan Jaya Bintaro pada bulan menyebutkan populasi adalah semua nilai,
Januari sampai dengan bulan Juni 2011, Tahun baik hasil dari perhitungan maupun
ajaran 2010/2011 terhadap para guru yang pengukuran, baik itu kuantitatif maupun
mengajar disekolah tersebut baik laki-laki kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
maupun perempuan yang berjumlah 40 orang. sekelompok objek yang lengkap dan jelas.
Adapun penelitian korelasional yang Secara tegas menurut Suharsimi Arikunto,
dimaksudkan adalah untuk mengetahui ada populasi adalah keseluruhan obyek penelitian
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda
variabel dalam suatu populasi. sebagai sumber data yang memilki
Consuello G. Savilla, mengemukakan karakteristik tertentu dalam penelitian. Lebih
bahwa melalui penelitian deskriptif lanjut Husaini Usman membedakan populasi
korelasional dapat digunakan untuk tak terbatas atau tak terhingga. Menurut
memastikan kuat lemahnya hubungan variasi sifatnya populasi dikelompokkan menjadi 1)
yang disebakan oleh satu variabel dengan populasi homogen, dan 2) populasi heterogen.
variabel yang lain. Penelitian deskriptif Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
menitik beratkan tidak hanya pada upaya dapat dikatakan bahwa populasi adalah suatu
menemukan sebab dan akibat hubungan, tetapi keseluruhan wilayah pengelompokan dari
juga menggambarkan variabel yang berperan benda-benda manusia yang memiliki nilai
dalam memberikan situasi atau keadaan, dan dan sifat tertentu, baik kualitas maupun
kadang-kadang juga untuk menggambarkan kuantitas yang menjadi sasaran atau penelitian.
hubungan yang eksis di antara variabel- Populasi dalam penelitian ini memiliki
variabel tersebut. sifat homogen karena responden penelitiannya
Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah seluruh guru yang mengajar di Sekolah
deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Dasar Pembangunan Jaya Bintaro, tahun
1. Memusatkan masalah pada pemecahan ajaran 2010/2011 baik laki-laki maupun
masalah yang actual yang ada pada saat perempuan yang berjumlah 40 orang guru.
sekarang, Menurut Sugiyono, sampel adalah
2. Data yang dikumpulkan mula-mula sebagian dari jumlah karakteristik yang
disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. dimiliki oleh populasi yang dapat mewakili
Oleh karena itu metode ini sering disebut populasi secara representatif. Teknik
juga metode analistik. Jadi penelitian deskriptif pengambilan sampel dalam penelitian ini
korelasional adalah penelitian yang menggunakan teknik sampling acak (random
menggambarkan atau mencari tingkat sampling), teknik ini digunakan karena sampel
hubungan antara variabel yang satu dengan yang diambil merupakan populasi homogen
variabel yang lainnya. Di dalam penelitian yaitu guru yang mengajar di Sekolah Dasar
ini menggunakan variabel motivasi kerja, Pembangunan Jaya Bintaro dan diperoleh
gaya kepemimpinan guru, dan pengelolaan sampel penelitian sebanyak 15 orang. Di
kelas pada Sekolah Dasar Pembangunan Jaya dalam menggunakan teknik sampling ini
Bintaro. peneliti memberikan kesempatan yang sama
Menurut Sugiyono, populasi adalah kepada tiap-tiap subjek untuk terambil sebagai
semua wilayah generalisasi yang terdiri atas anggota sampel.
objek atau subjek yang mempunyai kualitas Teknik pengumpulan data menggunakan

287
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

angket sebagai instrumen utama. Angket Nilai rata-rata Pengelolaan Kelas (Y)
adalah merupakan daftar pernyataan atau adalah sebesar 88,53 dengan median sama
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan 79,00 dan modus sebesar 85. Standar
dengan maksud agar orang yang diberi Deviasi atau simpangan baku skor
tersebut bersedia memberikan respon sesuai Pengelolaan Kelas sebesar 28,251
dengan permintaan pengguna. Dan di dalam Data variabel Motivasi Kerja (X1)
penelitian ini, peneliti menggunakan angket memiliki nilai skor terendah 58 dan tertinggi
tertutup yaitu angket yang disajikan dalam 145. Dengan demikian, jangkauan nilai skor
bentuk sedemikian rupa sehingga responden sebesar 87. Dengan menggunakan aturan
tinggal memberikan tanda centang pada kolom sturgess, data nilai skor Motivasi Kerja (X1)
atau tempat yang sesuai. Semua guru yang dapat dapat disajikan dalam bentuk table
menjadi sub populasi dijadikan sasaran distribusi frekuensi kelompok yang terdiri
pengumpulan data, namun data yang diolah atas 5 kelas interval dengan panjang interval
hanya khusus data dari guru yang menjadi 16.
sampel penelitian. Nilai rata-rata skor Motivasi Kerja (X1)
Variabel yang akan diteliti dalam adalah sebesar 89,43 dengan median sama
penelitian ini adalah motivasi kerja, gaya dengan 80,00 dan modus sebesar 86. Standar
kepemimpinan guru, dan pengelolaan kelas. deviasi atau simpangan baku skor Motivasi
Untuk angket ini peneliti juga menggunakan Kerja (X1) sebesar 27,351.
skala Likert, dengan skala ini responden Data variabel Gaya Kepemimpinan Guru
diminta untuk membubuhkan tanda cek pada (X2) memiliki nilai skor terendah 58 dan
salah satu dari lima kemungkinan jawaban tertinggi 148. Dengan demikian, jangkauan
yang tersedia. Dalam skala ini pernyataan- nilai skor sebesar 90. Dengan menggunakan
pernyataan atau pertanyaan yang diajukan, aturan sturgess, data nilai skor Gaya
baik positif maupun yang negatif dinilai oleh Kepemimpinan Guru (X2) dapat dapat
responden dengan selalu, sering, kadang- disajikan dalam bentuk tabel distribusi
kadang, jarang, dan tidak pernah. Sedangkan frekuensi kelompok yang terdiri atas 5 kelas
analisa data menggunakan analisa deskriptif interval dengan panjang interval 16.
dan analisa statistik inferensia. Nilai rata-rata skor Gaya Kepemimpinan
Guru (X2) adalah sebesar 90,23 dengan
TEMUAN DAN PEMBAHASAN median sama dengan 82,00 dan modus sebesar
A. Analisa Deskriptif 90. Standar deviasi atau simpangan baku skor
Sebagai penjelasan dan gambaran data Gaya Kepemimpinan Guru sebesar 30,251.
ketiga variabel dalam penelitian ini, disajikan
deskripsi data yang berupa mean, median, B. Analisa Regresi Berganda
modus, dan distribusi frekuensi. Penelitian ini mempergunakan analisis
Data variabel Pengelolaan Kelas (Y) Regresi Linear Berganda untuk mengetahui
memiliki nilai skor terendah 58 dan tertinggi hubungan lebih dari satu variabel independen
144. Dengan demikian, jangkauan nilai skor terhadap variabel dependen. Dimana metode
sebesar 86. Dengan menggunakan aturan pengolahan data yang digunakan adalah
sturgess, data nilai skor Pengelolaan Kelas dengan SPSS (Statistical Package for Social
(Y) dapat dapat disajikan dalam bentuk tabel Sciences), yaitu metode pengolahan data
distribusi frekuensi kelompok yang terdiri melalui proses komputer yang mampu
atas 5 kelas interval dengan panjang interval menghasilkan perhitungan statistik yang cepat
16. dan akurat, seperti untuk memperoleh: mean,

288
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 5 No. 3 November 2018, hal 275-290

deviasi standar, skor minimum, skor Pengujian parameter secara bersama-


maksimum, distribusi frekuensi, koefisien sama dilakukann dengan analisis ragam
korelasi, koefisien determinasi,dan sebagainya. (Annova) dengan memperhatikan wilayah
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan kritik : Tolak H0 jika F hitung > F(1-•/2,37) atau
perangkat lunak SPSS diperoleh persamaan P-value <• dan taraf uji sebesar 5% (0,05).
regresi berganda sebagai berikut: Maka analisis yang diperoleh menunjukkan
Y=37,364 +0,341X1-0,368X2 bahwa nilai P-value = 0,002, karena P-value
Dimana: <•, maka pada tingkat keyakinan 95% dapat
Y : Pengelolaan Kelas disimpulkan bahwa terdapat hubungan regresi
X1 : Motivasi Kerja antara variabel pengelolaan kelas dengan
X2 : Gaya Kepemimpina Guru variabel motivasi kerja dan gaya
kepemimpinan guru. Hal ini menunjukkan
C. PENGUJIAN HIPOTESIS bahwa nilai motivasi kerja dan gaya
1. Hubungan antara Motivasi Kerja kepemimpinan guru secara bersama-sama
dengan Pengelolaan Kelas terbukti signifikan secara statistik memiliki
Dari hasil penghitungan diperoleh nilai hubungan dengan pengelolaan kelas.
•0=37,364 dengan t hitung sebesar 2,639, Sig
atau p(t) 0,012. Nilai •1=0,341 dengan t hitung KESIMPULAN
sebesar 2,062, Sig 0,046. A. Simpulan
Dengan memperhatikan asumsi wilayah Berdasarkan uraian temuan dan
kritik: Tolah H0 jika [t] hitung > t (1-•/2,37) atau pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
P-value<•/2 dan dengan taraf Uji: 5%, maka 1. Variabel motivasi kerja memiliki
keputusan yang diperoleh dari hipotesis hubungan positif dan signifikan dengan
pertama ini adalah: Tolak H0 karena P-value pengelolaan kelas yang ditunjukkan
0,042 < 0,05 dan dengan tingkat keyakinan dengan nilai •1=0,341 dengan t hitung
95% dapat disimpulkan bahwa variabel sebesar 2,062, Sig 0,046.
independen pertama yaitu motivasi kerja 2. Variabel gaya kepemimpinan guru
memiliki hubungan positif dan signifikan memiliki hubungan yang positif dan
dengan pengelolaan kelas. signifikan dengan pengelolaan kelas yang
2. H u b u n g a n antara Gaya ditunjukkan dengan •2=0,368 dengan t
Kepemimpinan Guru dengan hitung sebesar 2,104, Sig 0,042.
Pengelolaan Kelas 3. Dengan memperhatikan wilayah kritik:
Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Tolak H0 jika F hitung > F(1-•,2,37) atau P-
•0=37,364 dengan t hitung sebesar 2,639, Sig value < • dan taraf uji sebesar 5% (0,05).
atau p(t) 0,012. Nilai •2=0,368 dengan t hitung Maka analisis yang diperoleh
sebesar 2,104, Sig 0.042. menunjukkan bahwa nilai P-value =
Dengan memperhatikan asumsi wilayah 0,002, karena P-value < •, maka pada
kritik: Tolah H0 jika [t] hitung > t (1-•/2,37) atau tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan
P-value<•/2 dan dengan taraf Uji: 5%, maka bahwa terdapat hubungan regresi antara
keputusan yang diperoleh dari hipotesis variabel pengelolaan kelas dengan
pertama ini adalah: Tolak H0 karena P-value variabel motivasi kerja dan gaya
0,046 < 0,05 dan dengan tingkat keyakinan kepemimpinan guru.
95% dapat disimpulkan bahwa variabel B. Implikasi
independen kedua yaitu gaya kepemimpinan Pertama, dari hasil penghitungan angket
guru memiliki hubungan positif dan signifikan kuesioner dengan tingkat keyakinan
dengan pengelolaan kelas. sebesar 95% variabel-variabel yang
3. Hubungan antara Motivasi Kerja dan memiliki hubungan dengan keberhasilan
Gaya Kepemimpinan Guru dengan pengelolaan kelas yakni motivasi kerja
Pengelolaan Kelas dan gaya kepemimpinan guru telah cukup

289
Fransiskus J.P, Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Guru Dengan..............

optimal. Artinya motivasi kerja yang Jersey: Prentice-Hall International, Inc.


dimiliki oleh guru di Sekolah Dasar Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan
Pembangunan Jaya Bintaro cukup tinggi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
serta para guru juga telah mampu Djadjamihardja, Didi R, et.al. (1994).
menggunakan gaya kepemimpinan yang Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
sesuai dengan keadaan kelas guna serta efektivitas kepemimpinan. Jakarta:
menciptakan pengelolaan kelas yang Institut Bankir Indonesia.
efektif. Hal ini juga menunjukkan tingkat Follet, Mary Parker. (2010). Kepemimpinan
keberhasilan siswa dari peranan guru Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
dalam mengelola kelasnya. Hersey & Blanchard. (1993). Management of
Kedua, faktor motivasi kerja guru sebagai Organizational behavior-utilizing
penggerak dari tujuan kegiatan human resources. Sixth Edition. New
pendidikan yang ingin dicapai khususnya Jersey: Prentice Hall International.
di dalam menciptakan pengelolaan kelas Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional.
yang efektif agar perlu dipertahankan Bandung: Rosda.
atau bahkan lebih ditingkatkan lagi. Muslihadi. (2005). Studi Korelasi antara
Artinya manajemen Sekolah Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Pembangunan Jaya Bintaro perlu selalu Disiplin Kerja Guru dengan Efektifitas
mengupayakan agar motivasi kerja para Pengelolaan Kelas.Tesis. Bogor:
gurunya tinggi. Langkah-langkah yang Program Pasca Srajan Universitas
dapat ditempuh antara lain adalah dengan Pakuan.
meningkatkan kesejahteraan gurunya, Sahertian, Piet & Sahertian, Ida Aleida. (1992).
memberikan pelatihan-pelatihan serta Supervisi Pendidikan dalam Program
penghargaan terhadap kinerja yang telah Inservice Education. Jakrta: Rineka
ditunjukkan oleh para guru di sekolah Cipta.
tersebut. Savilla, Consuello G et el. (1993). Pengantar
Ketiga, Sekolah Dasar Pembangunan Metode Penelitian, Terjemahan
Jaya, cepat atau lambat akan tersaingi Alimudin Tuwu. Jakarta: Universitas
oleh sekolah yang lebih baik dalam Indonesia.
melakukan pengelolaan kelas; memiliki Sugiyono. (1997). Statistika Untuk Penelitian.
guru-guru yang profesional dan Bandung: Alfabeta.
bermotivasi kerja tinggi; memiliki Surjana, Andyarto. (2002). Efektivitas
dedikasi dan loyalitas yang tinggi; secara Penglolaan Kelas. Tesis. Jakarta.
bersama-sama memiliki komitmen yang Surakhmad, Winarno. (1982). Cara Belajar
kuat untuk melaksanakan misinya dalam Terbaik di Universitas. Bandung:
rangka mencapi visi sekolahnya. Tarsito.
Swardi. (2007). Manajemen Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Surabaya: Tempina Media Grafika.
Arikunto, Suharsimi. (1985). Prosedur Syayuthi. (2005). Korelasi antara Kompetensi
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. dan Motivasi Kerja Guru dengan
Jakarta: Rineka Cipta. Efektivitas Pembelajaran. Tesis. Bogor:
Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, Program Pasca Sarjana Universitas
dan Sistem Informasi. 2000. Pedoman Pakuan.
Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM
Press.
Certo, Samuel C. (1997). Modern
Management: Diversity, Quality, Ethics,
and The Global Environment. New

290

Anda mungkin juga menyukai