Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada awalnya merupakan proses alami yang berlangsung

secara wajar dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat. Dalam

perkembangannya, kehidupan manusia semakin kompleks dan maju, sehingga

pendidikan sekolah yang mengutamakan pembentukan pribadi yang bersifat alami

tidak lagi memadai untuk menghadapi perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran atau latihan

dan peranannya di masa yang akan datang (Nursalim, 2007).

Semakin berkembang dunia pendidikan menuntut guru untuk

menggunakan berbagai metode dan strategi yang dapat meningkatkan kreatifitas

siswa, keaktifan siswa serta meningkatkan interaksi antara siswa dengan guru.

Dengan demikian pembelajaran yang terjadi dapat bergeser dari teacher centered

ke student centered. Siswa tidak hanya menjadikan guru sebagai sumber

informasi belajar, karena siswa dapat menggunakan media lain sebagai sumber

belajar, misalnya buku pelajaran, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah,

dan rekan sejawat.

Kedisiplinan guru dalam hal ini harus memiliki kopetensi sehingga

memiliki wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya terutama agar

dapat meningkatkan suasana yang kondusif. Dalam peningkatan disiplin guru ada

3 hal

1
2
3

yang perlu diperhatikan yaitu: kehadiran, pelaksanaan tugas, dan program

tindak lanjut.

Dalam mendidik disiplin berperan mempengaruhi, mendorong,

mengendalikan, mengubah, membina dan perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan

nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan dan diteladani. Faktor lain yang dapat

meningkatkan prestasi siswa adalah motivasi belajar. seseorang yang termotivasi,

ia akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkanya,

sehingga tujuan dapat tercapai dan kepuasan dapat dirasakan. Motivasi belajar

penting ditumbuhkan pada diri siswa baik motivasi yang bersifat intrinsik maupun

ekstrinsik.

Citra guru terbentuk pada profesi yang melekat pada pribadi guru itu,

bagaimana sikap keprofesionalannya dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Guru akan dinilai baik oleh masyarakat apabila dapat menunjukkan

kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat

sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan

guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.

Disiplin kuat yang dimiliki guru, merupakan salah satu hal penting. Guru

yang datang tepat waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum pelajaran berakhir

adalah salah satu contoh yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar. Tantangan dunia pendidikan pada zaman sekarang ini adalah tantangan

bagi guru di dalam berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar.

Disini guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar, hasrat ingin tahu,

dan minat yang kuat pada siswanya untuk mengikuti pelajaran di sekolah dan
4

partisipasi aktif di dalamnya. Sebab semakin banyak yang aktif termotivasi untuk

belajar maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Disiplin secara lengkap adalah kesadaran melakukan sesuatu pekerjaan

dengan teratur dan tertib sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan penuh

tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun. Asymas’udi (2000:88)

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang

peranan penting dalam proses pembelajaran dan belum dapat digantikan oleh

mesin, radio ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu

banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi,

kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses

pembelajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat atau teknologi yang diciptakan

manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupannya. Guru sebagai

pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran, dalam tugas ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan

dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang

akan diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas,

memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya

(Sudjana, 2011).

Dalam proses pembelajaran banyak hal yang mempengaruhi prestasi

belajar, peranan guru sebagai pelaksana perlu meningkatkan profesionalismenya

dalam hal kegiatan belajar mengajar di sekolah terutama kedisiplinan dan

memberikan motivasi kepada siswa. Dengan kata lain kedisiplinan dan motivasi

merupakan salah satu syarat agar prestasi belajar siswa di sekolah menjadi lebih
5

baik. Selain itu kedisiplinan guru juga akan menjadi suatu rangsangan bagi siswa

agar lebih disiplin dalam belajar.

Motivasi belajar siswa merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri

siswa (intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu

motivasi instrinsik meliputi hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan

kebutuhan untuk belajar, dan harapan akan cita-cita siswa. Sedangkan motivasi

ekstrinsik yang meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif,

kegiatan belajar yang menarik dan adanya upaya guru dalam membelajarkan

siswa.

Sondang berpendapat bahwa “Pengaruh motivasi siswa untuk


meningkatkan prestasi belajar siswa sangat penting antara lain agar
motivasi yang diharapkan merupakan setiap kegiatan yang mendorong,
meningkatkan belajar dan mengajak siswa belajar lebih giat. Dengan
motivasi dapat menimbulkan semangat belajar yang baik. Karena dalam
bentuk pembinaan atau bimbingan tersebut dapat memotivasi setiap siswa
dalam melakukan aktifitas dan target yang diharapkan’’.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar

siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya

melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik

karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah,

maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa

yang lainnya berbeda dalam mencapai prestasi belajar. Ada yang mampu

mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi

belajarnya.
6

Rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme guru, penguasaan guru

terhadap materi dan metode pengajaran yang masih berada dibawah standar,

sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang bermuara pada rendahnya citra guru.

Menurut Sugiyono (2008:22) Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap


profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh
faktor bahwasannya siapapun dapat menjadi guru asalkan ia
berpengetahuan, banyak guru yang belum menghargai profesinya apalagi
mengembangkan profesinya itu, perasaan rendah diri karena menjadi guru
serta penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya.

Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan

pembelajaran adalah kedisiplinan guru. Mengingat kedisiplinan guru dalam proses

kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas

guru harus diperhatikan. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah

kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu

pendidikan adalah kualitas guru yang berbentuk disiplin kerja guru dan

profesionalisme.

Dengan demikian sebagai guru SMA Negeri 1 Mamosalato hendaknya

mampu menjadi contoh serta tauladan yang baik baik anak didiknya, salah

satunya yakni dengan kedisiplinan guru dalam mengajar serta memberi motivasi

kepada siswa yang akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.

SMA Negeri 1 Mamosalato merupakan salah satu sekolah menengah atas

yang ada di morowali utara dimana sekolah ini memiliki jumlah siswa yang

lumayan banyak, hanya saja tenaga guru yang kurang memadai, kurangnya guru

di sekolah menengah atas ini membuat guru merangkap mata pelajaran. hal ini
7

dapat memicu kedisiplinan guru dan motivasi belajar sejarah yang ada di sekolah

ini.

Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil observasi awal yang dilakukan

di SMA Negeri 1 Mamosalato penulis tertarik melakukan kajian secara melalui

penelitian untuk melihat bagaimana kedisiplinan guru dan motivasi belajar

terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Mamosalato.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Kedisiplinan Guru dan Motivasi

Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Mamosalato?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kedisiplinan guru dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

sejarah di SMA Negeri 1 Mamosalato !

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi

semua pihak, adalah sebagai berikut:

1) Bagi sekolah, dapat dijadikan bahan masukan dalam perbaikan membina

anak didik atau siswa dalam mata pelajaran sejarah.

2) Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru pemegang mata pelajaran

sejarah akan arti penting membina karakter dan perilaku siswa, serta lebih

tegas dan di siplin terhadap anak didiknya dalam rangka mencapai tujuan

utama pendidikanyaitu mendidik dan membimbing.


8

3) Bagi siswa, sebagai salah satu bahan masukan bagi siswa untuk lebih

memotivasi diri untuk lebih meningkatkan cara belajar dan menaati aturan

yang ada disekolah, menghormati guru yang ada di sekolahnya. Dalam

rangka menuju pendewasaan dalam berfikir dewasa, dalam bertindak dan

bertutur kata.

4) Bagi peneliti, dalam hal ini adalah agar lebih peka terhadap permasalahan

mata pelajaran sejarah terutama pada guru pendidik dan mengajar sehingga

dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1

Mamosalato.

Anda mungkin juga menyukai