Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan disekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan

cara teratur, sistematis, direncanakan, mempunyai jenjang dan dibagi dalam

waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai

perguruan tinggi. Pentingnya pendidikan itu sendiri telah diatur dalam

Undang-Undang di Negara ini sehingga menjadi kewajiban bagi seluruh

manusia untuk mendapatkan dan menjalankan pendidikan.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) Bab 1 pasal 1 mendefinisikan pendidikan sebagai berikut.

Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia

serta terampil yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Keberhasilan dalam pendidikan agar mendapatkan hasil yang optimal,

banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam proses belajar mengajar.

Diantara faktor-faktor tersebut adalah guru. Guru sebagai suatu komponen

dalam pembelajaran memiliki potensi yang sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran.

1
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. (Jakarta:

Departemen Agama RI) h. 5.

1
2

Mengajar bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru karena banyak hal

yang harus dipahami, dipersiapkan, dan direncanakan sebelum pembelajaran

dilakukan.Guru di sini merupakan kunci dari keberhasilan dan ketercapaian

tujuan dari pendidikan itu sendiri.Seorang guru harus mampu menyampaikan

materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh

siswanya.Sehingga dengan pembelajaran yang diberikan dapat menanamkan

nilai-nilai yang terkandung didalamnya.Disamping itu juga, guru diharuskan

untuk dapat memahami kondisi peserta didiknya saat mengajar didalam kelas

karena hal tersebut juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengajar.

Seorang guru bisa dikatakan berhasil dalam mengajar jika guru dapat

memberi perubahan pada diri peserta didik, memunculkan motivasi serta

minat belajar dan semangat rasa ingin tahu dari peserta didik.Untuk

memimgkatkan prestasi belajar dari peserta didik, guru juga memerlukan

adanya variasi dalam mengajar dan tidak harus selalu monoton. Hal

inidilakukan agar pendidikan dan pembelajaran dapat terlaksana dengan

efektif dan juga berguna untuk memaksimalkan pembelajaran yang lebih aktif

dari peserta didik.2

Variasi mengajar merupakan selingan atau pergantian yang dapat

berwujud perubahan-perubahan yang sengaja diciptakan dalam proses

pembelajaran agar proses pembelajaran tidak terlalu monoton dan

2
Diska Santika “Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA
Pondok Pesantren Abdurrohman Bungamas Kabupaten Lahat Sumatera Selatan 2021”
h.2 .(http//repocitory.iainbenkulu.ac.id. diakses pada 4 Maret 2022 04:50).
3

membosankan bagi siswa. Variasi juga dapat berwujud perubahan-perubahan

atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk

memberikan kesan yang unik. Keunikan tersebut akan menjadi ciri khas dari

guru tersebut sehingga unik juga dapat diartikan sesuatu yang menarik bagi

siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk dapat fokus terhadap

pelajarannya. Hal ini tentu seorang guru harus memahami betul bagaimana

keadaan dan kondisi peserta didiknya guna untuk mengoptimalkan variasi

mengajar yang akan dilakukannya pada saat pembelajaran berlangsung.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

kehidupannya sehari-hari. Melalui belajar siswa dapat mengubah tingkah laku

secara keseluruhan dari sesuatu yang salah menjadi benar dan dari yang tidak

tahu menjadi tahu. Perubahan tingkah laku dalam lingkungan sekolah dapat

terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan sikap dalam belajar dapat

dibimbing oleh guru yang seringd isebut dengan mengajar.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha menciptakan kondisi atau

sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berl

angsungnya proses belajar. Menurut Alvin W. Howard bahwa mengajar

adalah suatu aktifitas untuk mencoba menolong, membimbing seorang untuk

mendapatkan, mengubah atau mengembangkan Skill (kemampuan), attitude

(sikap), ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge

(pengetahuan).3

3
Angelis Alex Budianto, “ Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran PAI Di SDN 19 Seluma Kelurahan Puguk”( Skripsi S1
Fakultas Tarbiyyah dan Tadris,IAINBengkulu, 2018), h.1-7.
4

Proses pembelajaran guru selalu dituntut untuk mampu menciptakan

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan tentu diperlukan berbagai

keterampilan. Diantarannya adalah keterampilan mengajar dari guru tersebut.

Keterampilan ini sangat dibutuhkan bagi seorang guru agar materi yang

diajarkan dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa.

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang

kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh. Menurut Turney mengungkapkan delapan keterampilan mengajar

yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu:

keterampilan bertanya, member penguatan, mengadakan variasi menjelaskan,

membuka dan menutup pembelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,

mengelola kelas serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.4

Proses belajar mengajar adalah proses interaksi antara guru dengan siswa,

antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sekitar. Guru mesti

mampu membangun suasana kelas dari berbagai arah yang mampu

membangkitkan minat siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Mengajar dengan hanya berorientasi satu arah hanya akan mengantarkan

siswa menjadi jenuh, bosan, dan tidak bergairah untuk belajar.

(Hartono,Ragam model.28)

Prestasi belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah

laku.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup

4
E Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h.69.
5

bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian

hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan

dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting

sebagai dasar dan acuan penilaian.(Nana Sudjana 2011:3).

Dalam sebuah prestasi belajar yang diperoleh siswa melalui proses belajar

mengajar tidak semata-mata prestasi tersebut dihasilkan atas usaha siswa

tersebut, tetapi peran seorang guru juga termasuk dalam proses pencapaian

prestasi belajar tersebut. Maka darii tu, dalam mengajar, guru dituntut

mempunyai gaya mengajar yang membuat siswa tertarik dengan pelajaran

tersebut agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Siswa akan

mampu menyerap pelajaran dengan baik jika gurunya pun menyampaikan

pelajaran sesuai dengan kondisi siswa.

Prestasi yang dicapai siswa satu dengan yang lain berbeda-beda, ada yang

prestasimya tinggi dan ada yang rendah. Adanya perbedaan prestasi dicapai

siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya factor dari dalam

diri siswa dan factor dari luar diri siswa atau factor lingkungan.

(Slameto,Rineka Cipta:2003:54). Keberhasilan belajar yang dicapai oleh

seorang individu merupakan hasil interaksi antara kedua factor tersebut.5

Berdasarkan hasil observasi di SMP BABUSSALAM Montong Sari,

peneliti menemukan bahwa guru selaku pembimbing dalam mengajar hanya

menggunakan beberapa variasi gaya mengajar saja dan masih cenderung


5
Dwi Setianingrum, “ Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar IPA Di
MI Ma’arif NU Sanguwatang Kecamatan Karang Jambu Kabupaten Purbalingga”, (Skripsi S1
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, 2017), hlm. 3.
6

menggunakan metode ceramah yang mana hal ini masih sangat monoton.

tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar ada kalanya

siswa merasa bosan dan jenuh dengan proses pembelajaran yang berlangsung

sehingga perlu guru melakukan variasi gayadalam mengajar. Variasi yang

dilakukan dalam mengajar adalah salah suatu cara membuat siswa tetap

berkonsentrasi, termotivasi, dan bersemangat dalam belajar sehingga kegiatan

pembelajaran secara dinamis.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti memandang perlu untuk

melakukan penelitian tentang variasi gaya dalam mengajar sebagai upaya

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti

mengajukan penelitian dengan judul “Pengaruh Variasi Gaya Mengajar

GuruTerhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMP BABUSSALAM

Montong Sari” Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Tahun

Pelajaran 2021/2022.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah: Bagaimana Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMP BABUSSALAM MontongSari ?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan
7

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

PengaruhVariasi Gaya Mengajar Guru TerhadapPrestasi BelajarS iswa

Kelas VII Di SMP BABUSSALAM Montong Sari.

2. Manfat penelitian.

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dugunakan sebagai upaya untuk meningkatkan

variasi gaya mengajar guru sehingga proses pembelajaran dapatt

erlaksan asecara efektif dan efesien

b. Manfaat praktis

1) Bagi penliti, penelitian ini dapa tmenjadi salah satu penambah

wawasan tentang varias gayamengajar

2) Bagi mahasiswa penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan

materi, bacaan, atau referensia pabila mengambil judul yang sama

3) Bagi guru, penelitian inidapat menjadi pedoman dalam mengajar.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam mentafsirkan istilah yang digunakan

dalam penelitian yang berjudul : Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII di SMP BABUSSALAM Montong

Sari, maka perlu dijelaskan istilah yang dianggap penting yaitu sebagai

berikut: (1) Pengaruh, (2)Variasi gaya mengajar guru,(3) Prestasi belajar,

namun penulis hanya akan membahas tentang Pengaruh dalam definisi

operasional ini, karena akan dilengkapi pada Bab selanjutnya.


8

Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan

seseorang”(Depdikbud, 2001:845).Poerwardaminta berpendapat bahwa

pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun

benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh

terhadap orang lain. (Poerwardaminta:731).6

Berdasarkan pandangan kedua ahli di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu

baik itu orang maupun benda yang berpengaruh terhadap orang lain.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang dimaksud dengan Pengaruh

adalah daya yang timbul dari orang yakni pengaruh dari variasi gaya mengajar

guru berpengaruh terhadap prestasi dari siswa.

6
Hernawati, “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di MTs Al-
Ittihadiyah NW Sepakat Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah ”
(Skripsi S1 STITI NTB, 2019), hlm. 11.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Variasi Gaya Mengajar Guru

1. Pengertian Variasi Mengajar

Pengertian variasi menurut kamus ilmiah popular adalah selingan,

selang seling, atau pergantian. Selingan yang digunakan di dalam proses

pembelajaran diharapkan dapat membangun suasana pembelajaran yang

kondusif. Hal ini juga selaras dengan pendapat UdinS.Winataputra yang

mengartikan variasi sebagai keanekaragaman yang membuat sesuatu tidak

monoton. Sehingga variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau

perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberikan kesan

unik.

Keunikan ini dapat memberikan kesan yang baik antara guru dan

siswa serta dapat meningkatkan semangat dan antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran.Variasi juga merupakan keterampilan yang harus

dikuasai oleh guru dalam pembelajaran guna untuk mengatasi kebosanan

pada siswa supaya siswa selalu antusiasme, tekun dan penuh partisipasi

dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan variasi mengajar yang diartikan sebagai

suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang

ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar

mengajar siswa senantiasi menunjukkan ketekunan, antusiasme serta

penuh partisipasi.

9
10

Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru. Hubungan antara guru dan siswa di

dalam proses pembelajaran haruslah berkesinambungan sehinggadapat

terwujudnya pembelajaran yang kondusif. Upaya yang dilakukan dalam

menciptakan pembelajaran yang kondusif tentulah bukan suatu hal yang

mudah, maka di sini diperlukannya adanya variasi mengajar selama proses

pembelajaran berlangsung gunauntuk mengoptimalkan proses

pembelajaran tersebut.

Variasi mengajar adalah berbagaimacam bentuk kegiatan dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan untuk menyampaika nmateri

pelajaran kepada siswa. Variasi mengajar sendiri sering juga disebut

dengan variasi stimulus. Variasi stimulus adalah kegiatan proses interaksi

belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa

sehinggadalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan

ketekunan serta penuh partisipasi.

Keterampilan variasi mengajar dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan guru dalam proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan

untuk mengatasi kebosanan siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

minat siswa dengan menunjukkan sikap ketekunan, antusiasme, serta

penuh partisipasi dalam belajar. Variasi dalam pembelajaran merupakan

perubahan yang sengaja diciptakan pada saat proses kegiatan belajar

mengajar guna untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan sehingga

pembelajaran tetap kondusif dan menyenangkan. Hal ini digunakan guru


11

supaya proses pembelajaran tetap berjalan normal dan dapat menjaga iklim

pembelajaran agar tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga

siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan

berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran.7

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi

pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa dengan

menciptakan lingkungan yang dapat mendorong proses pembelajaran

yangt aktif melalui keterampilan menggunakan variasi dalam gaya

mengajar guru, variasi penggunaan dalam media dan bahan-bahan

pengajaran, maupun variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

2. Tujuan Variasi Gaya Mengajar

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan

yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pada siswa serta mengurangi

kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini juga

dapat dipakai untuk penggunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti

dalam penggunaan keterampilan bertanya, memberi penguatan,

menjelaskan dan sebagainya.

Berkaitan dengan tujuan variasi gaya guru mengajar di atas

mengemukakan beberapa tujuan variasi gaya mengajar, yaitu:

7
Diska Santika, “ Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA
Pondok Pesantren Abdur Rohman Bungamas Kabupaten Lahat Sumatera Selatan” (Skripsi S1
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2021), hlm. 17.,
12

a) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi

dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi

pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat

penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut

akan tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi

yang diberikan dalam suatu pertemuan di kelas.

Jumlah siswa yang banyak terkadang juga dapat menjadi masalah

atau problem tersendiri bagi seorang guru untuk mempertahankan agar

perhatian siswatetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak

faktor yang mempengaruhinya, misalnya: faktor penjelasan guru yang

kurang mengenai sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa

ada variasinya, dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa

terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks

pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karenaitu, guru hendaknya

memperhatikan variasi gaya mengajarnya.

b) Memberi Kesempatan

Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam

belajar. Motivasi memegang peranan yang sangat penting, karena

tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.

Motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik (dari

dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luardirinya sendiri).


13

Selama proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam

dirinya ada motivasi intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk

memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak terhadap

materi yang diberikan guru.

Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada motivasi

dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi

guru.Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik)

memerlukan motivasi ekstrinsik untuk melakukan kegiatan belajar. Di

sinilah peranan guru lebih dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu

motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat

untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan

c) Membentuk Sikap Positif terhadap Guru Dan Sekolah

Tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni

adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap gurunya. Sikap

negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang

bervariasi, gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar

siswa.

Konsekuensinya bidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi

tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh

siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di

kelas.Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa

memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya.Ini adalah jalan

pengajaran yang sangat membosankan.Guru yang bijaksana adalah


14

guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati

siswanya.Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru.Siswa

juga ingin selalu dekat dengan guru. Guru yang dirindukan siswa

biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya sesuai

dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai

relevansi dengan gaya belajar siswa.

d) Memberi Kemungkinan Pilihan Dan Fasilitas Belajar

Individual sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai

berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam

mengajar.Terutama keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan

keterampilan variasi mengajar ini, guru hendaklah menguasai

penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar, berbagai

metode mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akanmemudahkan

guru melakukan pengembangan variasi mengajar dan memberi

kemungkinan guru untuk memilih mana yang kebih tepat yang dapat

menunjang tugasnya mengajar dikelas. Fasilitas merupakan

kelengkapan belajar yang harusada di sekolah, fungsinyasebagai alat

bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi

pemilihan yang harus dilakukan.

e) Mendorong Anak Didik Untuk Belajar

Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru, kewajiban

menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan

lingkungan yang kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong


15

anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar

mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi sebagai pendorong

anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik

mempunyai motivasi yang sama terutama motivasi intrinsik. Dari

perbedaan motivasi inilaht erlihat dari sikap dan perbuatan siswa

dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang.

Dengan gejala tersebut bisa menghambat proses belajarmengajar.

Di sinilah diperlukan peranan guru sebagai upaya menciptakan

lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang

dan bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti

guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam

belajar mengajar maupun dalam hal ini yang bersangkutan dengan

pengajaran, karena dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik

untuk meningkatkan gairah belajar mereka dan menarik pengalaman

dar iberbagai tingkat kognitif.8

3. Prinsip Penggunaan Variasi Gaya Mengajar

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang peserta didik untuk

aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang

kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan

beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip

penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus

8
Diska Santika, “ Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA
Pondok Pesantren Abdur Rohman Bungamas Kabupaten Lahat Sumatera Selatan” (Skripsi S1
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2021), hlm. 26.
16

dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip

penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:

a. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis

variasi digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan

komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untukmencapai tujuan

belajar.

b. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga

momen proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak

didik dan proses belajar tidak terganggu.

c. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan

direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang

luwes, spontan sesuai umpan balik yang diterima dari peserta didik,

biasanya bentuk umpan balik ada dua yaitu:

1) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan

keterlibatan peserta didik.

2) Umpan balik informasi tentang pengtahuan dan pelajaran.

4. Manfaat Variasi Gaya Mengajar

Guru tidak dapat memaksa siswa untuk terus menerus memusatkan

perhatiannya dalam mengikuti materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Apalagi jika guru mengajar tanpa menggunakan variasi atau monoton

yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk dan bosan. Hal ini

mengapa variasi gaya mengajar perlu dilakukan untuk meningkatkan

aktifitas pembelajaran serta menumbuhkan motivasi belajar siswa yang


17

juga berdampak pada prestasi siswa. Melihat betapa pentingnya akan harus

diadakannya variasi dalam mengajar tentu variasi mengajar ini sangat

bermanfaat selama proses pembelajaran berlangsung. Manfaat variasi gaya

mengajar adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan, menimbulkandan memelihara perhatian siswa

terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.

b) Memberi kesempatan untu k meningkatkan dan berkembangnya

bakat ingin tahu dan berfungsiny amotivasi belajar.

c) Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.

d) Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual

dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.

e) Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan

berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik

diberbagai tingkat kognitif.

Betapa besar manfaat variasi gaya mengajar yang berpengaruh

dalam proses pembelajaran. Guru yang kurang menerapkan variasi gaya

mengajar akan membuat Guru yang kurang disenangi oleh siswa. Gaya

mengajar guru mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Jikagaya

mengajar siswa tidak sesuai dengan gaya mengajar guru akan membuat

siswa merasa bosan sehingga pembelajaran tidak akan berjalan dengan

kondusif.9
9
Diska Santika, “ Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MA
Pondok Pesantren Abdur Rohman Bungamas Kabupaten Lahat Sumatera Selatan” (Skripsi S1
18

5. Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan

kondusif, salah satunya dengan cara menerapkan keterampilan dasar guru

dalam penggunaan variasi gaya mengajar harus disusun berdasarkan

rencana yang jelas berdasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran.

Penggunaan komponen-komponen variasi gaya mengajar harus benar-

benar terstruktur dan sudah direncanakan oleh guru sebelumnya. Variasi

gayamengajar juga dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Variasi Gaya Mengajar

Variasi gaya mengajar mencakup suara guru, gerak, perubahan

posisi, pemusatan perhatian, pemberian waktu, pindah posisi, dan

kontak pandang.

1) Variasi suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi

lemah, tinggi menjadi lemah.Dalam menjelaskan suatu materi

hendaknya guru memperhatikan variasi suara baik dalam

intonasi, volume dan kecepatan. Jika seorang guru senantiasa

menggunakan nada tinggi atau keras secara terus menerus

dalam menjelaskan materi justru siswa akan sulit menerima

materi karena menganggap gurunya jahat dengan begitu dalam

proses belajar siswa selalu diliputi rasa ketakutan. Sebaliknya

jika dalam menjelaskan materi suara guru terlalu lemah dan

terlalu rendah maka siswa tidak bisa mendengar dengan baik


Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2021), hlm. 30.
19

apa yang dijelaskan oleh guru bila sudah begitu perhatian siswa

terhadap materi berkurangnya.

Maka dari itu hendaknya guru dalam menyampaikan materi

harus menggunakan variasi suara yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi, selain itu juga yang perlu diperhatikan

adalah penggunaan intonasi suara, jika guru terlalu cepat dalam

berbicara maka siswa tidak akan mengerti materi yang

diberikan guru. Maka penggunaan Variasi suara dalam

mengajar sangat penting karenadapat mempengaruhi daya

tangkap siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh

guru.

2) Pemusatan Perhatian (Focussing)

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan, maka siswa harus mempunyai perhatian Dalam

Meningkatkan materi yang diajarkan.Untuk dapat menarik

perhatian siswa Dalam Meningkatkan materi yang penting

dapat memberikan peringatan dalam bentuk kata-kata atau

isyarat.bentuk kata-kata di sini dapat berupa perkataan seorang

guru seperti “coba, anak-anak perhatikan”. Sedangkan bentuk

isyarat di sini dapat berupa tindakan guru yang mengangkat

jempol kepada siswa yang berarti “bagus”.

3) Pemberian waktu (pausing)


20

Kesenyapan tiba-tiba yang disengaja guru (diam sejenak)

saat menerangkan pembelajaran sangat baik untuk menarik

perhatian siswa, perubahan stimulus dari adanya suara kepada

keadaan yang tenang dan senyap atau dari adanya kesibukan

dan kegaduhan lalu dihentikan akan menarik perhatian siswa

karena siswa ingin tahu apa yang terjadi begitu pula setelah

guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya

siswa diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan

sejenak agar siswa dapat mengingat informasi yang mungkin

dia hafal, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru

dengan baik.

4) Kontak Pandang

Ketika proses belajar mengajar berlangsung hendaknya

guru mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru kelas atau

siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap siswa bisa

membentuk hubungan yang positif, menghindari hilangnya

kepribadian dan menunjukkan guru sangat memberi perhatian

kepada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan. Hal-hal

yang perludiperhatikan guru dalammemberikanmateri di

depankelas, yaitu:

1) Melihat ke luar ruangan

2) Melihat ke arah langit-langit kelas

3) Melihat ke arah lantai


21

4) Melihathanya pada siswa tertentu

5) Menghadap ke papan tulis ketika menerangkan kecuali

dengan menunjukkan sesuatu

Kontak pandang yang sering dilakuan guru dapat

mengetahui keadaan psikoligis siswa dan mengetahui seberapa

banyak materi yang sudah diketahui siswa serta dapat menarik

perhatian siswa.

5) Gerakan anggota badan atau mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru seperti tersenyum,

menaikkan alis yang berarti kagum atau mengerutkan dahi

yang berarti tidak paham dengan apa yang dibicarakan oleh

pembicara dan gerakan anggota badan seperti gerakan kepala

seperti menganggukkan atau menggelengkan kepala tanda

setuju dan tidak setuju dan anggota badan lainnya adalah aspek

yang sangat penting dalam berkomunikasi dan untuk menarik

perhatian siswa dalam proses belajar. Penggunaan gerakan

anggota badan atau ekspresi wajah yang diberikan oleh guru

kepada siswanya dapat memberikan kesan tersendiri kepada

siswa, daripada hanya dengan kata-kata saja.

6) Pindah posisi

Perpindahan posisi guru dalam kelas dapat membantu

dalam menarik perhatian siswa. Perpindahan posisi tersebut

dapat dilakukan dari depan kelas kebelakang kelas, dari sisi kiri
22

ke sisi kanan kelas atau dapat dilakukan dari posisi berdiri

kemudian posisi duduk asal semua pergantian posisi tersebut

ada maksudnya seperti memberi perhatian pada siswa yang

duduk di belakang agar siswa merasa lebih diperhatikan dan

bersemangat lagi dalam belajar.10

b. Variasi media dan bahan ajar

1) Variasi media visual (buku, majalah, globe, peta, gaibmbar,

dan lain sebagainya).

2) Variasi media audio ( suara, rekaman musik, rekaman

drama, wawancara, dan lain sebagainya).

3) Variasi media audio visual ( vidio pembelajaran, film, slide

suara dan lain sebagainya).

c. Variasi interaksi

Variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak sedikitnya

pergantian aksi antara guru dengan peserta didik dan peserta

didik dengan peserta didik secara tepat. Mengajar bukanlah

sekedar menuangkan seperangkat pengetahuan kepada sesuatu

yangmati. Pelajar bukanlah sekedar kaleng kosong melainkan

sesuatu yang hidup dan dinamis serta penuh emosi. Peserta

didik bereaksi terhadap lingkungan tidak hanya secara

intelektual, tetapi juga secara fisik, emoisonal dan sosial

2. Prestasi Belajar

10
Syaiful Bahri Djamarah, Aswaan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), hlm.167-169.
23

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu, “prestasi” dan

“belajar”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud

dengan prestasi adalah: “ hasil yang telah dicapai (dilakukan,

dikerjakan, dan sebagainya). Adapun belajar menurut pengertian

secara psikologis, adalah merupakansuatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Slametto pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai

berikut: “ belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.

M. Ngalim Purwanto dalam bukunya psikologi pendidikan,

mengemukakan bahwa belajar adalah: “ tinggkah laku yang

mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam

pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan, atau sikap”.

Dalam rumusan H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi

mengemukakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam


24

perbuatan mulai dari mengamati, membaca, menurun, mencoba,

sampai mendengarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para tokoh di atas,

maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa prestasi

belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan

suatu proses interaksi baik di dalam kelas maupun luar kelas dapat

berupa perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan dan sebagainy.

b. Karakteristik Prestasi Belajar

Sebagai interaksi yang bernilai edukatif, maka dalam prestasi

belajar harus melalui interaksi belajar yang juga berpengaruh dalam

pengoptimalan prestasi belajar siswa, sehingga prestasi belajar tidak

luput dari karakteristik pembelajaran yang bersifat edukatif.

Dengan demikian, nantinyakarakteristik dari prestasi belajar juga

menjadi bagian dari karakteristik interaksi belajar yang bernilai

edukatif dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Prestasi belajar memiliki tujuan

Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu

anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang

dimaksud interaksi edukatif, sadar akan tujuan dengan

menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian dengan

mengarahkannya pada tujuan-tujuan yang dapat menggerakkan

pada tujuan belajar berikutnya.


25

b. Mempunyai prosedur

Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam

melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah

sistematis yang relevan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran

antara yang satu dan yang lainnya, perlu adanya prosedurdan

rancangan pembelajaran yang berbeda-beda.

c. Adanya materi yang ditentukan

Untuk mencapai tujuan pembelajaran,penyusunan materi

yang baik sangat diperlukan. Materi tersebut disusun untuk

mencapai tujuan dari pembelajaran yang dibuktikan dengan

prestasi belajar. Materi belajar harus ditentukan sbelum

pembelajaran dimulai, sehingga setelah proses evaluasi berjalan

dengan baik untuk menentukan pencapaian prestasi belajar peserta

didik.

d. Ditandai dengan aktivitas anak didik

Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan sentral,

maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi

berlangsungnya interaksi edukatif. Aktivitas peserta didik dalam

hal ini baik secara fisik maupun mental aktif. Hal inilah yang

nantinya mendukung proses pembelajaran agar proses tersebut

dapat memberikan pengaruh kepada peserta didik.


26

e. Pengoptimalan peran guru

Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus

berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi

proses interaksi edukatifyangkondusif. Guru harus siap sebagai

mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga

guru merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya

oleh peserta didik.

f. Kedisiplinan

Langkah dalam pembelajaran untuk mencapai prestasi

belajar secara optimal, efektif dan efisien harus sesuai dengan

langkah-langkah yang telah dibuat sebelumnya atau sesuai dengan

prosedur yang telah disetujui dan disepakati bersama. Dengan

menjalankan proses belajar sesuai kaidah tersebut, secara otomatis

siswa akan mempunyai kedisiplinan yang melekat pada diri

mereka.

g. Memiliki batas waktu

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem

berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu menjadi salah satu

ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu

tertentu, kapan tujuan harus sudah tercapai.

h. Evaluasi

Dari seluruh kegiatan tersebut, evaluasi merupakan bagian

penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi harus dilakukan untuk


27

mengetahui tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

Evaluasi di sini lebih terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan

oleh guru terhadap muridsetelah proses pembelajaran berlangsung,

evaluasi yang juga merupakan ujian untuk mengetahui pemahaman

materi oleh siswa dan sejauh mana materi tersebut mempengaruhi

siswa, sehingga akhirnya guru akan mengetahui pengetahuan,

keahlian atau kecerdasan dari masing-masing siswa untuk

diperkenankan atau tidak dalam mengikuti pendidikan tingkat

tertentu.11

3. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir yang dapat menggambarkan hubungan

antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Yang menjadi variabel

bebas yaitu Variasi gaya mengajar guru, dan yang menjadi variabel terikat

yaitu Prestasi belajar siswa kelas VII. Penyajian kegiatan pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan untuk siswa dapat dijadikan salah satu

cara untuk memunculkan minat belajar padadiri siswa.siswayang memiliki

minat belajar yang tinggi akan lebih tekun dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, menyimak, dan memperhatikan penjelasan dari guru

serta antusiasme dalam mengikuti pembelajaran.

11
Rosyid, Moh. Zaiful, dkk. Prestasi Belajar.( Malang: Literasi Nusantara, 2019 ), h.5-15.
28

4. Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis sementara atau hipotesis kerja( Ha).

Diduga adanya pengaruh yang signifikan antara Variasi Gaya

Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP

BABUSSALAM Montong Sari Tahun Pelajaran 2021/2022.

b. Hipotesis nihil (Ho).

Diduga tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Variasi Gaya

Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP

BABUSSALAM Montong Sari Tahun pelajaran 2021/2022.


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

menekankan analisinya pada data (angka) yang diolah dengan metode analisis

product moment. Pendekatan tersebut dugunakan karena ingin mengetahui

Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas

VII di SMP BABUSSALAM Montong Sari Tahun Pelajaran 2021/2022.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. ( Arikunto, 2002: 115).Adapun Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa di SMP Babussalam Montong Sari..

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. ( Arikunto, 2002: 116). Adapun sampel dari

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP BABUSSALAM

Montong Sari Desa Sukaraja Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok

Timur.

29
30

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September di SMP

BABUSSALAM Montong Sari Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok

Timur tahun pelajaran 2021/2022.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah variabel bebas (X) yaitu Variasi Gaya

Mengajar Guru dan variabel terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar Siswa kelas VII

E. Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara untuk memperoleh

atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, ketetapan dan kecermatan

dalam penggunaan metode penelitian merupakan salah satu faktor pendukung

keberhasilan penelitian karena metode penelitian merupakan jalan untuk

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan

manusia secara ilmiah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dengan teknik korelasi produk moment. Penelitian ini menggunakan metode

korelasional karena ingin mengetahui seberapa pengaruh/hubungan antara

variabel dimana terdapat variabel bebas/ independen (X) dan variabel terikat/

dependen (Y). Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (Pengaruh

variasi gaya mengajar guru) dan variabel Y (Terhadap prestasi belajar siswa

kelas VII).
31

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:160), instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih

mudah dan hasilnya lebih baik. Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat

pengumpulan data adalah tes dan lembar observasi.

Dalam penlitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau

kusioner yang diberikan kepada siswadengan pemberian skor sebagai berikut:

1. SS: Sangat Setuju Diberi skor 5

2. S: Setuju Diberi skor 4

3. RG: Ragu-ragu Diberi skor 3

4. TS: Tidak Setuju Diberi skor 2

5. ST: Sangat Tidak Setuju Diberi skor 1

G. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Sugiyono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting adalah prose-proses

pengamatan dan ingatan. Peneliti menggunakan metode observasi untuk

memperoleh data mengenai letak geografis SMP BABUSSALAM

Montong Sari Desa Sukaraja Kecamatan Jerowaru LOTIM

b. Metode angket (Kusioner)

Metode angket atau kusioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti


32

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kusioner dalam

penelitian ini mencakup kusioner variabel bebas yaitu Variasi Gaya

Mengajar Guru dan variabel terikat yaitu Prestasi Belajar Siswa kelas VII.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara dalam mencari data atau informasi

mengenai suatu hal yang berupa catatan-catatan, transkrif, buku-buku, dan

sebagainya.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui variabel X

( Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru) dan variabel Y ( Prestasi Belajar

Siswa kelas VII). Teknik korelasi yang digunakan adalah analisis produk

moment. Sebelum masuk ke statistik, terlebih dahulu data yang diperoleh

untuk masing-masing alternatif jawaban yang dicari presentase jawabannya

ada item pertanyaan masing-masing variabel dengan Rumus Product moment

sebagai berikut:

r xy=N ∑ XY − ( ∑ X )( ∑Y )

√(N∑ X 2 −(∑ X ) ²(N ∑Y 2 − ( ∑Y )2)

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Deviasi dari mean untuk nilai dari variabel X

Y = Deviasi dari mean untuk nilai dari variabel Y


33

ΣXY = Jumlah perkalian antara nilai X dan Y

X² = Kuadrat dari nilai X

Y² = Kuadrat Dari nilai Y.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data yang dimaksud dalam penelitian ini, maka

peneliti telah melaksankan pengambilan data secara langsung, melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Variasi Gaya

Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP

Babussalam Montong Sari Tahun Pelajaran 2021/2022, terlebih dahulu

peneliti melakukan persiapan-persiapan yang terkait dengan prosedur

yang ditempuh untuk mendapatkan surat izin penelitian yaitu sebagai

berikut:

a. Mengurus surat permohonan izin mengadakan penelitian dari Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah Islamiyah Nusa Tenggara Barat.

b. Mengantarkan surat permohonan izin penelitian dari Sekolah Tinggi

Ilmu Tarbiyah Islamiyah Nusa Tenggara Barat kepada BAPPEDA

Kabupaten Lombok Timur.

c. Surat izin tersebut disampaikan kepada Kepala Sekolah SMP

Babussalam Montong Sari. Setelah mendapatkan petunjuk dari Kepala

Sekolah, baru kemudian melakukan penelitian.

d. Mengambil surat keterangan penelitian.

34
35

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September tahun 2022

di SMP Babussalam Montong Sari Kecamatan Jerowaru.

3. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Babussalam Montong Sari

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Babussalam Montong Sari

Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara

Barat berdiri dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Babussalam

yang dirintis oleh Dr. Ir. H. Lemen Arjiman, M.Pd. SMP Babussalam

berlokasi di Dusun Montong Sari, Desa Sukaraja Kecamatan Jerowaru

Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berdiri

sejak tahun 2013 dan menepati tanah seluas ±10.000 m2 .

a. Letak geografis SMP Babussalam Montong Sari

Letak Geografis SMP Babussalam Montong Sari berada di wilayah

yang terapit oleh jenjang sekolah yang setingkat,

o Sebelah barat berbatasan dengan Mts Al-Ittihadiyah NW

Sepakat

o Sebelah selatan berbatasan dengan Mts NW Wakan & SMP

Negeri 3 Jerowaru

o Sebelah timur berbatasan dengan MTs Islahul Ummah NW

Sukaraja.
36

b. Visi dan misi

1) Visi

Visi SMP Babussalam Montong Sari adalah Terwujudnya

insan yang CAKEP (Cermat,Agamais, Kreatif, Empati dan

berPrestasi).

Adapun indikator visi SMP Babussalam Montong Sari

adalah:

a) Mengembangkan sikap, kehati-hatian, dan ketelitian dalam

berprilaku.

b) Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman,

bersih, dan asri.

c) Seluruh aktifitas dan interaksi warga sekolah dilandaskan

pada nilai-nilai keagamaan.

d) Meningkatkan keterampilan peserta didik di bidang iptek.

e) Mengembangkan semangat kebersamaan dan

kegotongroyongan baik dalam kegiatan sekolah maupun di

luar kegiatan sekolah.

f) Cerdas dalam menyikapi perubahan.

g) Meningkatkan hasil penilaian (PAS, PAT dan/atau

asasemen lainnya).

h) Terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler yang

mengakomodir bakat dan minat siswa.


37

2) Misi

a) Melaksanakan piket kelas dan kerja bakti sebelum masuk kelas.

b) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

c) Menjadikan nilai-nilai agama kehidupan sehari-hari ciri khas

warga sekolah

d) Menbudayakan kegiatan membaca Yasin dan ayat-ayat pendek

setiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

e) Membudayakan pembacaan do’a sebelum dan sesudah

pembelajaran, dan melaksanakan shalat zuhur berjama’ah

setelah selesainya pembelajaran.

f) Melaksanakan peringatan hari-hari besar keagamaan di

sekolah.

g) Membekali siswa dengan berbagai keterampilan yang berbasis

iptek.

c. Keadaan sarana dan prasarana

Keadaan sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan

merupakan salah satu faktor pendukung yang penting di dalam proses

pembelajaran. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap

siswa dapat mengapresiasikan dirinya sesuai dengan kempuan dan

kemauan yang dimiliki siswa melalui sarana dan prasarana di Sekolah,

sehingga bisa memberikan prestasi yang cukup baik bagi siswa.


38

Keadaan sarana dan prasarana di SMP Babussalam Montong Sari

masih kurang lengkap.

Tabel .4.1
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Babussalam Montong Sari
Tahun Pelajaran 2021/2022
Sumber . Lapor Bulan SMP Babussalam

No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi

1 Ruang Belajar Teori 3 Baik

2 Ruang Kepala Sekolah 0 -

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang Tata Usaha 0 -

5 Ruang Perpustakaan 0 -

6 Ruang Laboratorium 0 -

7 Ruang Praktik 0 -

8 Ruang BP/BK 0 -

9 Ruang Olahraga 0 -

10 Ruang Aula 0 -

11 Ruang Bengkel 0 -

12 Ruang Musholla 1 Baik

13 Ruang Gudang 0 -

14 Kamar Mandi/WC 2 Baik

15 Rumah Jaga 0 -

16 Ruang Koperasi Siswa 0 -


39

17 Ruang Osis 0 -

18 Laptop 3 Baik

19 LCD 1 Baik

20 Mesin Cetak RISO 2 Baik

21 Meja Guru 3 Baik

22 Kursi Guru 5 Baik

23 Meja Murid 96 Baik

24 Kursi Murid 96 Baik

25 Lemari Arsip 1 Baik

26 Rak Arsip 1 Baik

27 Etalase 2 Baik

d. Keadaan siswa

Siswa merupakan salah satu faktor utama dalam proses belajar

mengajar, karena tanpa adanya siswa dalam suatu lembaga pendidikan

maka tidak akan terlaksana kegiatan pembelajaran. Keadaan siswa di

SMP Babussalam Montong Sari dikatakan cukup baik.


40

Tabel. 4.2
Keadaan Siswa SMP Babussalam Montong Sari
Sumber. Lapor Bulan SMP Babussalam

No Kelas Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII 18 10 28

2 VIII 27 12 39

3 IX 11 17 28

JMLH 56 39 95

e. Keadaan guru

Guru merupakan salah satu yang menentukan dalam pencapaian

tujuan pendidikan.

Tabel. 4.3
Keadaan Guru SMP Babussalam Montong Sari
Sumber. Lapor Bulan SMP Babussalam

No Nama Guru L Mata Pelajaran Jabatan Alamat Ket.

/P

1 Dahlan, S.Pd.I. L - Kepsek Mt. Sari GTY

2 Darmawan, S.Pd.I. L PAI Guru Malah GTY

3 Jamiludin, S.Pd. L PKn Guru Sepakat GTY

4 Rusmiati, S.Pd. P Bhs.Indonesia Guru Mt. Sari GTY


41

5 Idayatul Ilmi, S.Pd. P Bhs.Indonesia Guru Mt. Belo GTY

6 Baiq Megaria P Bhs.Inggris Guru Sukaraja GTY

Utami, S.Pd.

7 Jumardi, S.Pd. L Matematika Guru Mt. Sari GTY

8 Asmayati, S.Pd. P IPA Guru Monjet GTY

9 Mukaddim, S.Pd. L IPA Guru Pejarakan GTY

1 Bq. Mustiayu, SE. P IPS Guru Rensing GTY

1 Sinarun, S.Pd. L IPS Guru Dsn. Baru GTY

1 Muh. Rifa’i,S.Pd. L Seni Budaya Guru Pinggir GTY

1 Abdullah, S.Pd. L Penjaskes Guru Pematung GTY

1 M. Fahrurrozi, L Prakarya/TIK Wakasek Mt. Sari GTY

4 S.Kom.

1 Ela Nurhayani, P Mulok Guru Mt. Sari GTY

5 S.Pd.

1 M. Ibnu Arrozi L Mulok(bhs.Ara Guru Serangin GTY

6 b)

1 M. Zaedun Basri, L BP/BK Guru Embung GTY

7 S.Pd. Dalam
42

f. Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi yang ada di SMP Babussalam Montong

sari.

Grafik. 4.1
Struktur Organisasi SMP Babussalam Montong Sari

Ketua Yayasan

Dr. Ir. H. Lemen Arjiman M.Pd

Kepala Sekolah

Dahlan S.Pd.I

Wakil Kepala Sekolah

M.Fahrurrozi S.Kom

Kepala TU

Darmawan S.Pd. I

Bendahara BOS Tenaga Administrasi

M. Suhardiman S.Pd Siti Rohani

Guru BP/BK

Zaidun Basri S. Pd
43

Wali Kelas

Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX

Darmawan S.Pd Tabel 4.4


Sinarun S.Pd Idayatul Ilmi S.Pd

Tabel 4.4
Tata Tertib Dan Sanksi Pelanggaran SMP Babussalam Montong Sari
Sumber. Papan Data SMP Babussalam

N Tata Tertib Di Dalam Kelas Poin Sanksi

1. Menggangu proses belajar men 5 Diperingatkan


gajar
2. Tidur saat jam pelajaran 3 Diperingatkan

3. Keluar masuk kelas saat jam 5 Diperingatkan

pelajaran

4. Makan di dalam kelas saat jam p 5 Diperingatkan


elajaran berlangsung

5. Terlambat mengikuti jam pelajar 5 Diperingatkan


an maksimal 10 menit

N Tata Tertib Kebersihan

1. Membuang sampah tidak pada 5 Diperingatkan

tempatnya

2. Siswa piket harian tidak 5 Diperingatkan


44

membersihkan kelas dan halam


an

sekolah

3. Mencoret-coret meja,kursi,temb 10 Diperingatkan

ok,

N Tata Tertib Belajar

1. Tidak mengerjakan PR/Tugas 5 Diperingatkan

2. Tidak membawa peralatan sekol 10 Diperingatkan

ah

N Tata Tertib Kehadiran

1. Tidak hadir tanpa surat (alasan ti 3 Diperingatkan


dak jelas

2. Terlambat datang mengikuti 5 Diperingatkan

kegiatan imtaq dan upacara

3. Pulang tanpa izin/bolos 5 Diperingatkan

4. Tidak hadir tanpa surat 3 kali (al 5 Orang tua dipan


pa ) berturut-turut.
ggil
45

B. Penyajian dan Analisis Data

1. Penyajian Data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di lapangan,

data yang diperlukan didapatkan dari hasil angket.

a. Data Hasil Angket

Tabel.4.5

Hasil angket Variasi Gaya Mengajar Guru kelas VII

No NAMA SISWA SKOR

1 ADRIANTO 64

2 AHMAD SYUKRON 65

3 AMELIA PUTRI RINJANI 67

4 ANDRE SAMUDRA 63

5 AZKIATUL MAULA 74

6 FANERA MAELANI 73
46

7 ILAL PADLI NASRULLAH 65

8 JOKI MARDIANSYAH 67

9 M. AMIRUL NIZAM 66

10 M. FAOZAN AZIM 65

11 M.RADIT 64

12 M.REZA 66

13 NURINI 63

14 NURUL BAITI HIKMAH 62

15 RAMDAN HADI SAPUTRA 68

16 RITA YANI 69

17 SULTAN HAKIKI 70

18 WANDA ASTIKA JULIANA 68

19 WANDA SUSANTI 60

20 WAWAN SAPUTRA DEWA 67

21 YOGI ANDRIAN 64
47

Tabel. 4.6

Hasil angket Prestasi Belajar Siswa kelas VII

No NAMA SISWA SKOR

1 ADRIANTO 69

2 AHMAD SYUKRON 68

3 AMELIA PUTRI RINJANI 76

4 ANDRE SAMUDRA 69

5 AZKIATUL MAULA 77

6 FANERA MAELANI 76

7 ILAL PADLI NASRULLAH 68

8 JOKI MARDIANSYAH 74

9 M. AMIRUL NIZAM 73
48

10 M. FAOZAN AZIM 72

11 M.RADIT 70

12 M.REZA 69

13 NURINI 72

14 NURUL BAITI HIKMAH 73

15 RAMDAN HADI SAPUTRA 70

16 RITA YANI 71

17 SULTAN HAKIKI 75

18 WANDA ASTIKA JULIANA 74

19 WANDA SUSANTI 70

20 WAWAN SAPUTRA DEWA 72

21 YOGI ANDRIAN 68

Dari analisis data ini, dua variabel yang akan di uji yaitu variabel bebas

terdiri dari angket variasi gaya mengajar guru dan variabel terikat yaitu prestasi

belajar siswa.

Untuk menguji adanya korelasi atau pengaruh antara variasi gaya

mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Babussalam
49

Montong Sari kecamatan Jerowaru Kabuparen Lombok Timur Tahun Pelajaran

2021/2022, maka digunakan rumus “r” Product moment sebagai berikut:

r xy=N ∑ XY − ( ∑ X )( ∑Y )

√(N∑ X 2 −(∑ X ) ²(N ∑Y 2 − ( ∑Y )2)

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Deviasi dari mean untuk nilai dari variabel X

Y = Deviasi dari mean untuk nilai dari variabel Y

ΣXY = Jumlah perkalian antara nilai X dan Y

X² = Kuadrat dari nilai X

Y² = Kuadrat Dari nilai Y.

N = Jumlah subyek penelitian

Tabel. 4.7

Tabel kerja untuk mencapai korelasi antara Pengaruh variasi gaya mengajar

guru dengan Prestasi belajar Siswa kelas VII

NO X Y X2 Y2 XY

1 64 69 4096 4761 4416

2 65 68 4225 4624 4420


50

3 67 76 4489 5776 5092

4 63 69 3969 4761 4347

5 74 77 5476 5929 5698

6 73 76 5329 5776 5548

7 65 68 4225 4624 4420

8 67 74 4489 5476 4958

9 66 73 4356 5329 4818

10 65 72 4225 5184 4680

11 64 70 4096 4900 4480

12 66 69 4356 4761 4554

13 63 72 3969 5184 4536

14 62 73 3844 5329 4526

15 68 70 4624 4900 4760

16 69 71 4761 5041 4899

17 70 75 4900 5625 5250

18 68 74 4624 5476 5032

19 60 70 3600 4900 4200


51

20 67 72 4489 5184 4824

21 64 68 4096 4624 4352

JML 1390 1506 92238 108164 99810

Diketahui:

ΣX = 1390

ΣY = 1506

ΣXͬ2 = 92238

ΣY2 = 108164

ΣXY = 99810

r xy=N ∑ XY − ( ∑ X )( ∑Y )

√(N∑ X 2 −(∑ X ) ²(N ∑Y 2 − ( ∑Y )2)

Jika dimasukkan ke dalam rumus

r xy = 21x99810-˗(1390x1506)

√(21x92238-˗(1390)²x(21x108164-(1506)²

= 2096010-˗2093340

√(1936998-1932100)x(2271444-2268036)

= 2670

√ 4898x3408

= 2670
52

√ 16692384

= 0,653

Dengan hasil analisis di atas, maka rxy sebesar 0,653

Kemudian untuk mengetahui apakah angket tersebut valid, maka

dilanjutkan dengan melihat tabel nilai koefisien”r” product moment

dengan terlebih dahulu melihat df dengan rumus sebagai berikut:

Df = N-2

= 21-2

= 19

Dengan melihat “r” tabel product moment ternyata df adalah 19 pada taraf

signifikan 5% adalah 0,433, sedangkan hasil rxy adalah 0,653 ternyata

lebih besar dibandingkan dengan “r” tabel

Seperti telah disebutkan, penelitian di atas antara lain mempunyai

tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel ”X” Pengaruh variasi

gaya mengajar guru, variabel “Y” Prestasi belajar siswa kelas VII terdapat

korelasi positif yang signifikan. Setelah mengetahui hasil dari”rxy” maka

selanjutnya maka peneliti akan memberikan interpretasi terhadap hasil

tersebut dengan menggunakan tabel interpretasi “r” sebagai berikut.

Tabel 4.8

Tabel interpretasi nilai r

Besarnya Nilai “r” Interpretasi


53

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah ( tak berkorelasi)

Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bawha setelah

melihat tabel nilai “r” hasil yang diperoleh rxy = 0,653 dan berada pada

kategori cukup.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas rumusan masalah. Untuk itu

hipotesis harus diuji kebenarannya secara empiris. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment. Analisis

tersebut digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi baik secara sendiri-

sendiri maupun secara bersama-sama. Adapun hipotesi yang diuji adalah

sebagai berikut:

Ha : “ Terdapat pengaruh yang signifikan antara Variasi Gaya Mengajar Guru

Terhadap Prestasi belajar Siswa Kelas VII”

Ho:”Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Variasi Gaya Mengajar

Guru Terhadap Prestasi belajar Siswa Kelas VII”


54

Koefisien korelasi dicari untuk menguji hipotesis dengan melihat seberapa

besar pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru (X) terhadap Prestasi Belajar

Siswa Kelas VII (Y). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan

rumus Product Moment, didapatkan koefisien korelasi antara X terhadap Y

sebsar 0,653. Nilai koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan

tabel koefisien korelasi.

Pada tabel terlihat bahwa r hitung lebih besar dari r tabel(0,653>0,433 ),

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang berbunyi “ Tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap

Prestasi Belajar Siswa kelas VII di SMP Babussalan Montong Sari Tahun

Pelajaran 2021/2022”, ditolak. Sebaliknya Ha”Terdapat pengaruh yang

signifikan antara Variasi gaya mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas VII di SMP Babussalam Montong Sari Tahun Pelajaran 2021/2022 “,

diterima.

D. Pembahasan

Setelah analisis diadakan terhadap data-data tentang Pengaruh variasi gaya

mengajar guru dan tentang Prestasi belajar siswa kelas VII di SMP

Babussalam Montong Sari Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur

Tahun pelajaran 2021/2022. Dan skor angket tentang Variasi gaya mengajar

guru di SMP Babussalam Montong Sari adalah tertinggi adalah 74 dan skor

terendah 60, skor-skor tersebut bila dilihat dari presentasenya 10-20termasuk

sangat kurang, 20-40 termasuk kurang, 40-60 termasuk cukup sedangkan 60-
55

80 termasuk baik dan 80-100 sangat baik. Dengan demikian, skor-skor

tersebut berada pada kategori baik.

Sedangkan Prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Babussalam Montong

Sari dengan skor tertinggi adalah 77 dan terendah adalah 68. Setelah

dilakukan analisis terhadap responden yang dijadikan sampel yang berjumlah

21 siswa, maka yang memperoleh 77 sebanyak 1 orang, skor 76 sebanyak 2

orang, skor 75 sebanyak 1 orang, skor 74 sebanyak 2 orang, skor 73 sebanyak

2 orang, skor 72 sebanyak 3 orang, skor 71 sebanyak 1 orang, skor 70

sebanyak 3 orang, skor 69 sebanyak 2 orang dan skor 68 sebanyak 3 orang.

Dengan demikian prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Babussalam

Montong Sari di kategorikan baik.

Dari hasil penelitian secara obyektif menunjukkan bahwa antara variabel

independent (X) dan variabel dependent (Y) terdapat korelasi positif yang

signifikan, dimana” rxy” atau “ro” yang besar 0,653 lebih besar dari “r” tabel

yaitu pada taraf signifikan 5% = 0,433.

Maka dapat dikatakan bahwa antara variabel independent ( Pengaruh

Variasi Gaya Mengajar Guru) dan variabel dependent ( Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas VII) terdapat korelasi positif yang signiufikan, dengan

korelasi positif yang berada pada kategori baik. Hal ini dapat diperkuat

juga oleh hasil angket yang disebarkan ke responden bahwa antara

Pengaruh variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa di

SMP Babussalam Montong Sari kecamatan Jerowaru tahun pelajaran

2021/2022 terdapat korelasi atau hubungan yang sangat erat.


56

Jadi berkorelasi positif maksudnya terdapat hubungan antara

Pengaruh variasi gaya mengajar guru terhadpa prestasi belajar siswa kelas

VII di SMP Babussalam Montong Sari tahun pelajaran 2021/2022, karena

dalam variasi gaya mengajar yang dilakukan guru ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar dari siswa. Dengan adanya variasi gaya

mengajar yang dilakukan guru dapat menambah minat dan semangat

belajar siswa guna meningkatkan prestasi belajar mereka, sehingga tercipta

suasana belajar yang kondusif.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Variasi gaya mengajar merupakan selingan yang digunakan di dalam

proses pembelajaran diharapkan dapat membangun suasana pembelajaran

yang kondusif, variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-

perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberikan kesan unikdan dapat

memberikan kesan yang baik antara guru dan siswa serta dapat meningkatkan

semangat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan

prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan

suatu proses interaksi baik di dalam kelas maupun luar kelas dapat berupa

perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang

pengaruh variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa, dapat

diambil kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di

SMP Babussalam Montong Sari sebesar 0,653 dimana “rxy” atau “r” hitung

sebesar 0,653 lebih besar dari “r” tabel yaitu pada taraf signifikan 5% = 0,433.

Artinya adalah pengujian hipotesis dihasilkan” terdapat pengaruh yang

signifikan antara variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa

kelas VII”, semakin baik variasi gaya mengajar guru maka akan semakin baik

prestasi belajar siswa.

57
58

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Kepada guru yang mengajar untuk lebih menguasai keterampilan-

keterampilan dalam mengajar guna mengatasi kebosanan pada siswa

sehingga dalam situasi mengajar siswa senantiasa menunjukkan

ketekunan, antusiasme serta penuh partisispasi.

2. Bagi siswa

Siswa diharapkan lebih sungguh-sungguh lagi dalam belajar dan pandai

memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan

memperluas pembahasan maupun jangkauan lainnya, supaya penelitian

menjadi lebih sempurna serta berusaha mengungkapkan faktor-faktor yang

belum terjawab dalam suatu penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Edisi VII

Jakarta: Rineka Cipta, 2019.

Djamarah, Syaiful Bahri.Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.Srategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, 2014.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutkino. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika

Aditama, 2011.

Santika, Diska. “Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru Pendidikan Agama

Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di MA Pondok Pesantren Abdurrohman Bungamas

Kabupaten Lahat Sumatera Selatan”.

2021.(http//repocitory.iainbenkulu.ac.id. diakses pada 4 Maret 2022 04:50).

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajarn Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018.

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2018.

Rosyid, Moh. Zaiful, dkk. Prestasi Belajar. Malang: Literasi Nusantara, 2019

57

Anda mungkin juga menyukai