Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, itulah kiranya kata yang indah yang tiada henti
mengalun dilisan penulis sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Allah
SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga tugas
ujian akhir semester ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan
bagi umatnya yang telah membimbing menempuh jalan yang benar guna
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulisan bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dalam
memperoleh nilai mata kuliah pengembangan perencanaan pembelajaran
PAI Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas mini riset ini
masih terdapat kekurangan. Namun banyak pihak yang membimbing dan
membantu dalam proses penulisan tugas akhir semester ini, oleh karena
itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam masyarakat berbudaya, pendidikan memegang peranan yang
sangat menentukan perkembangan sebuah masyarakat, oleh karena
pendidikan merupakan media untuk melestarikan, mengalihkan serta
mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek kepada
generasi penerus. Pendidikan merupakan sarana yang paling efektif untuk
membentuk manusia-manusia yang bermutu, pendidikan dipandang
bermutu diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajukan kebudayaan nasional.
“Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang”1.Sebagaimana diketahui bahwa sekolah sebagai
suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan
bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang
menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan
berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu,
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke
pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan
ditata dalam suatu kurikulum yang pada gilirannya dilaksanakan dalam
bentuk proses pembelajaran.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses
pembelajaran yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan
berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses pembelajaran merupakan
inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dan guru merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses
pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
meningkatkan kompetensinya.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah
kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan menguasai landasan
mengajar, menguasai ilmu mengajar, mengenal siswa, menguasai teori
motivasi, mengenal lingkungan masyarakat, menguasai penyusunan
kurikulum, menguasai teknik penyusunan RPP dan menguasai

1
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet.-12. (Jakarta : Bumi Aksara. 2012). H.2
pengetahuan evaluasi pembelajaran.2 Dengan kompetensi yang ia miliki,
guru seharusnya mampu bertindak sebagai perancang pengajaran,
pelaksana pembelajaran, pembimbing peserta didik dan penilai hasil
belajar, maka merekalah yang sesungguhnya paling mengetahui
perkembangan peserta didik sejak dari awal sampai akhir proses
pembelajaran.
Kemampuan dalam mengelola pembelajaran merupakan hal
terpenting dari kemampuan seorang guru. Dalam pembelajaran guru
hendaknya menciptakan hubungan sosio-emosional yang baik. Guru
menyayangi dan mengayomi siswanya, siswa pun menghormati dan
menaati gurunya. Keduanya harus saling menghormati dan menghargai
sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan.
Pengelolaan pembelajaran setidaknya mengandung kegiatan yang berupa
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.3
Menurut Jamal Ma’mur Asmani ada empat subkomponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran yang harus dikuasai guru,
subkomponen tersebut berupa upaya: menyusun rencana pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar peserta didik dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.4
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan perencanaan
dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan keinginan pembuat perencanaan, namun yang lebih utama adalah
perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran.5 Perencanaan memainkan peran penting dalam memandu guru
untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan juga dimaksudkan sebagai langkah awal
sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses
berlangsungnya belajar mengajar disekolah yang merupakan inti dari
kegiatan pendidikan. Artinya merupakan proses terjadinya interaksi antara
guru dan siswa dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pencitraan yang baik terhadap mata
pelajaran melahirkan perasaan senang siswa terhadap guru dan mata
pelajaran yang dipegang guru tersebut. Sebaliknya, seorang guru yang
2
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung
Persada. 2011) cet. ke 3. h. 73
3
Barnawi dan Mohammad Arifin,Etika dan Profesi Kependidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012). h. 132
4
Ibid.,h.133
5
Abdul Majid, Perencanaan Pembeljaran: Mengembagkan Standar Kompetensi Guru.
Cet-9 (Bandung: Remaja Rosda Karya: 2012). h. 15
bertindak galak dan kerap menyinggung perasaan siswa, lama-kelamaan
timbul rasa benci dan perasaan tersebut akan dipindahkan ke mata
pelajaran yang dipegang oleh guru yang bersangkutan.
Seorang guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan, dengan
mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar
untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Tidak bisa dipungkiri
bahwa tujuan utama dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas adalah agar
murid dapat menguasi bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan, guru melakukan berbagai upaya mulai dari
penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penggunaan
strategi sampai dengan pelaksanaan penilaian dan tindak lanjut, namun
demikian kenyataan menunjukkan bahwa setelah kegiatan pembelajaran
berakhir masih saja ada murid yang tidak menguasai materi pelajaran
dengan baik dibuktikan dengan nilai yang masih rendah sehinggabelum
tercapainya KKM yang telah ditentukan oleh guru.
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan factor
pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Guru harus mampu
menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, memberi kesempatan
kepada peserta didik yang seluas- luasnya untuk berpendapat, seringkali
peserta didik enggan berpendapat dikarenakan ada rasa takut akan
dipermalukan. Seorang guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan sehingga peserta didik merasa senang dan termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran, kelas yang dikelola dengan baik akan
menunjang jalannya interaksi pembelajaran. Sebaliknya, kelas yang tidak
dikelola dengan baik akan menghambat pelaksanaan pembelajaran, siswa
tidak mustahil akan bosan untuk tinggal lama dikelas akhirnya
menimbulkan keributan.
Realitas yang terjadi sekarang ini masih banyak guru PAI yang belum
mampu mengelola pembelajaran dengan baik hal ini dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah, beliau meneliti tentang
kompetensi pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan
pembelajaran di SD Dua Mei Ciputat, dalam penelitian tersebut beliau
menemukan banyak fakta tentang kurangnya kompetensi Guru PAI
terutama kurang jelasnya seorang guru PAI dalam menjelaskan materi
pelajaran sehingga mengakibatkan banyak siswa yang merasa jenuh saat
proses pembelajaran berlangsung pada akhirnya berdampak pada
rendahnya nilai siswa. Fenomena ini di dukung lagi oleh penelitian yang
dilakukan oleh mega silvia sari, beliau meneliti tentang pelaksanaan
pengelolaan kelas di Madrasah Al-Falah, dalam penelitian tersebut beliau
menyatakan bahwa masih terdapat siswa yang kabur dari sekolah karena
tidak mau mengikuti pelajaran PAI dan hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajaran PAI membosankan karena terlalu banyak hafalan.
Observasi awal yang peneliti lakukan Kondisi yang sedang dialami
pada saat sekarang ini di SD Swasta PAB 2 Sampali adalah masih adanya
siswa yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan pada
mata pelajaran PAI, hal ini terbukti dengan rendahnya nilai rata-rata siswa
yang dicapai pada semester I tahun pelajaran 2013/2014, yang hanya
mencapai nilai 65,00. Sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah 70,00. Siswa masih merasa malu untuk berpendapat dan
masih adanya siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya saat
proses pembelajaran berlangsung.
Timbulnya keadaan yang kurang menguntungkan ini penyebabnya
adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kemampuan mengajar guru PAI masih terdapat beberapa kekurangan yang
perlu dibenahi. Kekurangan tersebut antara lain terlihat dari penyampaian
bahan ajar/ materi, kurang bervariasinya pengggunaan metode, kurangnya
kemampuan guru PAI dalam pengunaan media pembelajaran, keadaan
kelas yang kurang kondusif dan pelaksanaan evaluasi.
Dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh guru PAI masih
bersifat klasikal dan verbalis sehingga kurang menggali minat dan
kreativitas siswa, siswa hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh guru
sehingga siswa cenderung pasif. Media yang digunakan dalam proses
pembelajaran PAI belum mampu meningkatkan perhatian siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru, seharusnya guru dapat memanfaatkan
media pembelajaran yang tepat guna sehingga mampu menarik dan
memfokuskan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
begitu juga dengan keadaan kelas yang kurang kondusif, kurang
pencahayaan apalagi saat musim hujan keadaan kelas bocor
mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dengan judul: “ANALISIS KEMAMPUAN GURU PAI DALAM
MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SDS PAB 2 SAMPALI KEC.
PERCUT SEI TUAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
masalah- masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Penyampaian materi yang dilakukan guru masih bersifat klasikal dan
verbalisme sehingga kurang menggali minat dan kreativitas siswa
dalam pembelajaran.
2. Kurangnya kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran
sehingga belum mampu meningkatkan perhatian siswa terhadap materi
ajaryang disampaikan oleh guru PAI.
3. Keadaan kelas yang kurang kondusif sehingga mengakibatkan siswa
kurang berkonsentrasi.
4. Evaluasi pembelajaran belum mampu memberikan motivasi bagi siswa untuk
meningkatkan hasil belajar PAI.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini
membatasi pada kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran meliputi
kemampuan membuka pelajaran, kemampuan menjelaskan, kemampuan mengelola
kelas, kemampuan bertanya dan kemampuan menutup pelajaan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana Kemampuan guru PAI dalam mengelola pembelajaran di
SDN Pisangan I Ciputat Timur?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru
PAI dalam mengelola pembelajaran di SDN Pisangan 1 Ciputat Timur.

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian, maka peneliti mengharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pengembangan dan pembaharuan kajian PAI,
sehingga menjadi acuan bagi pendidik untuk menemukan dan
mengetahui hambatan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Secara praktis, penelitian diharapkan dapat berguna :
Bagi guru PAI, hasil penelitian dapat dijadikan motivasi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sehingga mampu meningkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran PAI di SD
1. Pengertian Pembelajaran PAI di SD
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara manusia dengan
manusia dan lingkungannya.6 Pengertian tersebut mengandung arti bahwa
pembelajaran merupakan keadaan dimana adanya hubungan antara guru
dan siswa serta siswa dengan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.7
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran merupakan
usaha yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi suatu perubahan pada diri
siswa. dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya baik
dengan teman belajarnya, guru, maupun dengan lingkungannya agar tejadi
proses perubahan pada diri siswa baik pengetahuan, sikap maupun
keterampilannya.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan
sebagai pandangan hidup.8 Pengertian ini mengandung pengertian bahwa
pendidikan agama Islam membekali anak didik agar dapat hidup sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Senada dengan pendapat sebelumnya menurut A.Tafsir pendidikan
Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Definisi ini menegaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
pembentukan pribadi yang Islami melalui proses pembelajaran. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu upaya yang dilakukan agar anak didik mampu memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian teori maka dapat dinyatakan bahwa
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk
menyiapkan anak didik agar memahami dan mengamalkan ajaran agama
islam melalui kegiatan belajar sehingga mampu menjadi pribadi yang
berakhak mulia.

6
Dadang Sukirman, Pembelajaran Mikro (Bandung: UPI Press,2006) cet 1 h.42
7
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya Mengaktifkan Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal 183
8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) cet 7 h.86
2. Tujuan Pembelajaran PAI di SD
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala
kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Tujuan
pembelajaran bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang maksimal.
Menurut M. Djunaidi Dhany yang dikutip oleh Armai Arief tujuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna.
1) Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan
serta pikiran anak didik.
2) Sebagai individu, maka anak harus dapat mengembangkan
kemampuannya semaksimal mungkin.
3) Sebagai anggota masyarakat, anak harus dapat memiliki tanggung
jawab sebagai warga negara.
4) Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif serta cinta
akan kerja.
b. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa
kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan.
Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka siap
untuk mewujudkan kebahagiaannya di masa mendatang.9 Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa tujuan pendidikan menjadikan
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, cerdas, sehat jasmani
serta mempunyai prilaku yang baik sehingga menjadi pribadi yang
bertanggungjawab baik sebagai individu maupun dalam bermasyarakat
dan negara.
Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam untuk membentuk perilaku
dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam
dalam mewujudkan nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan
pencapaian tujuan pendidikan nasional.10 Pernyataan tersebut menegaskan
bahwa Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim yang beriman dan berakhlak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam lampiran keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011
tentang Standar Nasional Pendidikan Agama di Sekolah disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD adalah untuk:
1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam
diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan
9
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Pers, 2002), cet.1, h. 24
10
Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam berbasis kompetensi, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2004) h. 162
terhadap ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis(ayat
kauniyyah dan ayat qauliyyah);
2) Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui
pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan
aturan- aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis
dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya; dan
Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan
Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.11
Dengan melihat tujuan pembelajaran PAI di SD, maka jelaslah bahwa
dengan proses pembelajaran PAI diharapkan mampu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan peserta didik sehingga menjadi manusia yang
berkepribadian muslim, berilmu dan dapat menjadi warga Negara dan
warga dunia yang bertanggung jawab. Mengingat betapa pentingnya
pendidikan agama Islam dalam mencetak pribadi muslim yang cerdas,
berakhlak mulia serta dalam membantu terwujudnya tujuan pendidikam
nasional, maka pendidikan agama Islam harus diberikan pada peserta didik
sedini mungkin melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar dengan sebaik-baiknya.
3. Materi Pembelajaran PAI di SD
Materi adalah sesuatu yang diberikan kepada siswa saat
berlangsungnya proses belajar mengajar.12 Pengertian tersebut
mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus
mempelajari beberapa hal yang telah diberikan oleh guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Senada dengan pendapat
tersebut menurut Suharmini Arikunto dalam fathurrohman mengemukakan
materi/ bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan
belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan
untuk dikuasai oleh peserta didik.13 Definisi ini memperkuat pendapat
sebelumnya bahwa dalam proses pembelajaran harus ada bahan yang
dipelajari siswa karna salah satu tujuan pembelajaran adalah menguasai
materi.
Berdasarkan pengertian dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
materi adalah suatu yang disajikan guru untuk diolah dan untuk dipahami
oleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Pendidikan Agama Islam memuat ajaran tentang tata hidup

11
Lampiran KMA nomor 211 Tahun 2011 Tentang Standar Nasional Pendidikan Agama di Sekolah.
12
Arief Armai, op.cit., h. 91
13
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung:PT Refika
Aditama,2009), h. 14
yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka Pendidikan Agama
Islam merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang
digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti.
Aspek Pendidikan Agama Islam meliputi: Al-qur’an dan Hadis,
Akidah Akhlak, Fiqih/ ibadah dan Tarikh, yang difokuskan pada aspek :
a. Al-Qu’ran, yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan
mengartikan surat-surat pendek.
b. Akhlak dan keimanan, yang menekankan pada pembiasaan akhlak
terpuji dan menghindari akhlak tercela.
c. Ibadah, yang menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah
yang baik dan benar.14
Secara umum materi PAI di Sekolah Dasar meliputi: Aspek Al-
quran yang meliputi mengenal, melafalkan dan menulis huruf Hijaiyyah,
melafalkan, membaca, menulis, menghafal, mengetahui makna surat-surat
pendek pilihan. Aspek Aqidah meliputi Meyakini adanya Allah, malaikat,
kitab-kitab suci, Rasul, hari akhir, qadha dan qadar, Nama-nama Rasul
Allah dan Rasul ulul azmi, Asmaul Husna. Aspek Akhlak meliputi
Perilaku /sikap terpuji, menghindari sikap tercela, doa (belajar, wudhu,
makan). Aspek Fiqih meliputi tata cara bersuci, tata cara shalat dan
bacaannya, puasa ramadhan makna dan hikmahnya, tata cara zikir dan doa
setelah shalat, zakat, infak sedekah makna dan hikmahnya. Aspek SKI
meliputi kisah keteladanan para nabi, dan para orang-orang pilihan ( wali
songo, Luqman, Sahabat-sahabat Nabi dan Askahful kahfi)
Khusus untuk kelas V materi PAI meliputi: Aspek Al-Qur’an meliputi
membaca, menulis, makna dan hafalan Q.S. Al-Ma’un dan Q.S. At-Tin.
Aspek Aqidah meliputi nama-nama Rasul Allah dan Rasul Ulul Azmi,
kitab-kitab suci dan rasul-rasul yang menerimanya. Asmaul Husna (Al-
Mumin, Al-Hayy, Al- Qayum, Al-Ahad). Aspek Akhlak meliputi: Sikap/
perilaku terpuji ( jujur, suka menolong, saling mengingatkan dalam
kebajikan, menghargai pendapat,sabar dan pengendalian diri, sederhana,
ikhlas, tabligh, hormat dan patuh kepada orangtua, guru dan sesama
anggota keluarga). Aspek Fiqih meliputi: Puasa Ramadhan, Shalat tarawih
dan tadarus Al-Qur’an. Aspek SKI meliputi: kisah keteladanan Nabi
Dawud a.s. Nabi Sulaiman a.s., Nabi Ilyas a.s., Nabi Ilyasa’ a.s., dan
kisah keteladanan Luqman.

Untuk kelas VI materi PAI meliputi: Aspek Al-Qur’an yang meliputi:

14
Lampiran KMA nomor 211 Tahun 2011 Tentang Standar Nasional Pendidikan Agama di Sekolah
membaca, menulis, menyebutkan arti dan mengetahui makna Q.S. Al-
Kafirun dan Al-Maidah. Aspek Aqidah meliputi Asmaul Husna (Ash-
Shamad, Al-Muqtadir, Al-Muqadim, Al-Baqi), hari akhir, Qadha dan
Qadar hikmah dan perilaku yang mencerminkan iman kepadanya. Aspek
Akhlak meliputi : sikap terpuji (toleransi dan simpati, berbaik sangka,
hidup rukun). Aspek Fiqih meliputi: Zakat, Infak dan Sedekah. Aspek SKI
meliputi : kisah keteladanan Nabi Yunus a.s, Nabi Zakaria a.s, Nabi Yahya
a.s, Nabi Isa a.s, Nabi Muhammad SAW, Sahabat- sahabat Nabi
Muhammad SAW, dan Ashabul Kahfi.
3. Strategi Pembelajaran PAI
Strategi pembelajaran adalah taktik yang digunakan dalam
melaksanakan/praktek mengajar di kelas.15 Pendapat tersebut menjelaskan
bahwa strategi merupakan cara yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Gerlach
sebagaimana dikutip Yusri mengemukakan, Strategi dapat diartikan
sebagai cara bagaimana isi pelajaran disajikan atau dipresentasikan dalam
lingkungan pembelajara.16 Penjelasan tersebut mengandung pengertian
bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru harus menentukan
cara/siasat yang dianggap tepat agar materi pelajaran dapat dipelajari
siswa.
Selanjutnya menurut Abuddin Nata Strategi pembelajaran adalah
langkah- langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta
berdampak jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar dengan
kemampuan dan kemauannya sendiri dapat melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan belajar.17 Penyataan ini menegaskan bahwa strategi
merupakan kegiatan yang telah direncanakan yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi siswa.
Sedangkan menurut Dick and Carrey sebagaimana dikutip Wina
Sanjaya menjelaskan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.18 penjelasan tersebut
mengandung pengertian bahwa Strategi pembelajaran merupakan suatu
rencana yang terdiri dari seperangkat materi dan prosedur yang telah
tersusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi dan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa strategi

15
Armai Arief, op.cit., h. 91
16
Yusri Panggabean, dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, (Bandung; Bina
Media Informasi, 2007), cet, 1, h. 46
17
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 1, h.205
18
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta; Prenada Media Group, 2008), cet. I h.294
pembelajaran adalah suatu cara yang ditetapkan sebagai pedoman dalam
pembelajaran agar materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
diterima baik oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Tidak ada suatu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik
dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya suatu
strategi pembelajaran dapat dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan
demikian, pertimbangan pertama dalam penggunaan strategi pembelajaran
adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Macam-macam strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI
antara lain:
a. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah
strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa dituntut
untuk dapat berfikir kritis dan kreatif sehingga mampu menemukan sendiri
jawaban yang dipertanyakan oleh guru.
Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri antara lain:
1) Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri, yaitu:
a) Pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik secara
seimbang.
b) Memberikan ruang kepada siswa agar belajar sesuai
dengan gaya belajarnya.
c) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern,
belajar adalah perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d) Dapat melayani siswa yang berkemampuan di atas rata-rata.
2) Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri, yaitu:
a) Sulit mengontrol kegiatan dan hasil belajar siswa.
b) Sulit merencanakan pembelajaran karena terbentur
kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Waktunya harus panjang guru kesulitan mengatur waktu
yang tersedia.
d) Selama keberhasilan ditentukan oleh kemampuan
penguasaan materi pelajaran maka Strategi Pembelajaran
Inkuiri sulit diterapkan oleh siswa.19
Langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri
1) Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktifitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan
kemampuan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar.
2) Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir
memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian,
teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki
yang mengandung konsep yang jelas harus dicari dan ditemukan.
3) Merumuskan hipotesis, Hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak
individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan
setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis)
dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan
tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang dapat
mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4) Mengumpulkan Data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan unntuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang
kuat dalam belajar akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

19
Aziz Fahrurrizi, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta : Ciputat Press, 2012) h. 169
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu,
tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan- pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5) Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang terpenting
dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6) Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap
masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
Jadi langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran
inkuiri yang pertama menciptakan suasana pembelajaran yang
responsif, kedua menciptakan rumusan masalah, ketiga
menetapkan jawaban sementara dari rumusan masalah, keempat
menjaring informasi, kelima menentukan jawaban, keenam
mendeskripsikan temuan.

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pembelajaran secara optimal.20 Berdasarkan pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa strategi Pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang berorientasi kepada guru, guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi
pembelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori antara lain:
a. Keunggulan Strategi Pembelajaran Ekspositori, sebagai berikut:
20
Wina Sanjaya. op.cit., h. 299
1) Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
2) Strategi Pembelajaran Ekspositori tepat dilakukan ketika materi
sangat luas sementara waktu sangat sempit.
3) Selain menyimak penjelasan guru, dengan Strategi Pembelajaran
Ekspositori memungkinkan siswa melakukan observasi atau
melihat demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
4) Bisa digunakan untuk jumlah siswa yang banyak serta ukuran kelas
yang luas.
b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori, sebagai berikut:
1) Hanya mungkin dilakukan bagi siswa yang kemampuan menyimak
dan mendengarnya baik.
2) Tidak melayani perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat bakat
serta gaya belajar individu siswa.
3) Sulit mengembangkan kemampuan sosialisasi, interpersonal serta
kemampuan berfikir kritis.
4) Keberhasilannya tergantung kepada guru; persiapan, pengetahuan,
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan komunikasi dan kemampuan
mengelola kelas.
Oleh karena komunikasi lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication) mengontrol siswa dalam pemahamannya akan terbatas dan
pengetahuan siswa pada apa yang diberikan oleh guru saja.21
Ada beberapa langkah dalam menerapkan strategi ekspositori, yaitu:
Persiapan merupakan langkah yang sangat penting, keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
a) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
b) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
c) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
d) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
2) Penyajian, langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap
guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah

21
Aziz Fahrurrizi, dkk, op.cit., h. 155
ini di antaranya adalah penggunaan bahasa intonasi suara, menjaga
kontak mata dengan siswa, menggunakan joke agar kelas tetap
hidup dan segar melalui kalimat atau bahasa yang lucu.
3) Korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan atau hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam
struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah ini dilakukan
tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik
makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4) Menyimpulkan tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam strategi ekspositori, melalui langkah ini siswa akan
dapat mengambil intisari dari proses penyajian. Menyimpulkan
berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang
kebenaran suatu paparan.
Mengaplikasikan adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang
sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Ada dua tekhnik yang dilakukan
pada langkah ini, yaitu:
a) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan.
b) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang telah disajikan.
Jadi langkah-langkah strategi pembelajaran ekspository yang pertama
Persiapan agar iklim pembelajaran efektif, kedua penyampaian materi
pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, ketiga
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, keempat
Menyimpulkan tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang
telah dipelajari, kelima unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru.

c. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)


Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). 22 Definisi tersebut
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok yang menuntut
siswa berdialog dengan teman-temannya mengenai materi pembelajaran,
satu dengan yang lainnya saling membelajarkan sehingga saling
membutuhkan.
Keunggulan dan kelemahan strategi Pembelajaran Kooperatif antara
lain:
1) Keunggulan
a) Siswa tidak akan terlalu tergantung kepada guru, ia akan lebih
percaya diri sendiri menemukan informasi dari berbagai
sumber dan dapat belajar dari teman-teman terutama
sekelompoknya.
b) Mampu mengembangkan kemampuan mengungkap ide dan
gagasan serta verbal dan membandingkan dengan ide orang
lain.
c) Melatih siswa respek terhadap orang lain, menerima
kekurangan dan menyadari kelebihan serta menerima
perbedaan.
d) Memberdayakan siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar.
Ampuh untuk meningkatkan akademik plus sosial termasuk
mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang
positif, mengembangkan ketrampilan me-manage waktu dan
sikap positif terhadap sekolah.
e) Mengembangkan kemampuan menguji ide dan pemahaman
sendiri dan menerima umpan balik. Siswa tidak takut salah
dalam memecahkan masalah karena keputusan adalah
keputusan bersama yang dihasilkan dari diskusi kelompok.
f) Meningkatkan kemampuan menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill).
g) Dengan adanya interaksi kelompok dapat meningkatkan
motivasi dan rangsangan untuk berfikir yang tentunya berguna
untuk proses pendidikan jangka panjang.
2) Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif, sebagai berikut:
a) Memahami strategi pembelajaran kooperatif memang butuh
waktu, adakalanya siswa yang pintar akan merasa terhambat,
dan berakibat negatif terhadap iklim kerja tim.
b) Jika siswa dituntut untuk saling mengajar, adakalanya tidak
22
Wina Sanjaya. op.cit., h.308
dibarengi dengan peer teaching yang efektif justru tujuan
pembelajaran tidak tercapai.
c) Penilaian adalah penilaian kelompok padahal prestasi yang
diharapkan adalah prestasi individu siswa.
d) Butuh waktu yang lama dan harus dilakukan lebih dari satu kali.
e) Tugas strategi pembelajaran kooperatif ada dua yaitu belajar
kerja sama dan membangun kepercayaan diri, kenyataannya
upaya ini sangat sulit dilakukan.23
Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif
1) Penjelasan Materi, Tahap penjelasan diartikan sebagai proses
penyampaian pokok-pokok materi penjelasan sebelum siswa
belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini
guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang
harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi
dalam pembelajaran kelompok.
2) Belajar dalam kelompok, setelah guru menjelaskan gambaran
umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa
diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah
dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam strategi pembelajaran
kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk
berdasarkan perbedaan- perbedaan setiap anggotanya, baik
perbedaan gender, latar belakang agama sosial-ekonomi dan etnik
serta perbedaan kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan
akademis, setiap anggota kelompok mempunyai kemampuan akademis
yang berbeda-beda dari yang berkemampuan rendah, sedang sampai
tinggi, perbedaan kemampuan akademis ini bertujuan agar siswa saling
bertukar pendapat saling mengajari satu sama lain.
3) Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif biasa dilakukan
dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual
maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok
akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil
akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua.
Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya.
Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam
kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompok.
4) Pengakuan Tim adalah penetapan tim yang dianggap paling
23
Aziz Fahrurrizi, dkk, op. cit. h. 205-206
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat
memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan
motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi
mereka. Jadi Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif
yang pertama Penjelasan materi, kedua belajar dalam kelompok,
ketiga penilaiannya berupa tes atau kuis, keempat pengakuan tim
dengan memberikan penghargaan untuk tim yang terbaik.
Berdasarkan teori dan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa beberapa
strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI di SD
diantaranya Strategi Pembelajaran Inkuiri, Strategi Pembelajaran Eksporitori dan
Strategi Pembelajaran Kooperatif. Dengan menggunakan beberapa strategi
tersebut diharapkan proses pembelajaran PAI dapat berjalan interaktif dan
optimal.
4. Penilaian Pembelajaran PAI
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.24 Pernyataan ini
menegaskan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan data atau
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa secara sistematis dan
digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan.
Penilaian pembelajaran PAI adalah pengambilan sejumlah keputusan
yang berkaitan dengan pembelajaran PAI guna melihat sejauh mana
keberhasilan pembelajaran yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai
tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.25 Pernyataan tersebut menegaskan
bahwa penilaian dalam pembelajaran PAI merupakan upaya pemberian
nilai terhadap proses dan hasil pembelajaran peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran PAI. Sedangkan tujuan penilaian antara lain untuk
mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya, mengetahui keberhasilan proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah, menentukan tindak lanjut hasil penilaian,
memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.26 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa tujuan penilaian yang pertama, mengetahui posisi kemampuan

24
Arifin Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 2013), cet.,5, h.4
25
Armai Arief, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat pers, 2002, h. 54
26
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 1995) ,cet.
5, h.4
siswa dibandingkan dengan siswa lainnya, yang kedua untuk mengetahui
keberhasilan dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan
pendidikan yang diharapkan, yang ketiga untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam proses pembelajaran, keempat sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada orang tua.
B. Pengelolaan Pembelajaran PAI
1. Pengertian Pengelolaan Pembelajaran PAI
Pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang
di kelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.27 Definisi ini
menjelaskan bahwa pengelolaan adalah pengaturan terhadap sesuatu
kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kata pembelajaran dipakai sebagai padanan kata dari intruction. Kata
intruction tidak sama artinya dengan pengajaran, kata pengajaran terdapat
dalam konteks guru dan murid di dalam kelas, sedangkan pembelajaran
atau intruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak
dihadiri oleh guru secara fisik. Dalam pembelajaran yang ditekankan
adalah proses belajar. Oleh karena itu usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa
disebut pembelajaran.28 Pendapat tersebut senada dengan M. Sobry Sutikno
yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. 26Definisi
ini menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang oleh guru,
dengan kata lain pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah diprogramkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian perbuatan siswa yang berlangsung pada situasi edukatif. Jadi
pembelajaran itu sendiri lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa
yang telah dirancang oleh guru agar terjadi perubahan perilaku pada siswa.
Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem kependidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah,
sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.29 Definisi tersebut menegaskan
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang mencakup semua
aspek dalam kehidupan manusia, tentang bagaimana manusia berhubungan
dengan Allah SWT, manusia dalam masyarakat dan lingkungannya.

27
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada) cet. 4, h. 8
28
Haidar Putra dkk, Pendidikan Islam dalam lintasan sejarah, (Jakarta : Kencana,2013), cet I.,h. 3
29
Arifin, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet., 4., h. 8
Senada dengan definisi diatas menurut Haidar putra pendidikan Islam
adalah usaha yang dilakukan untuk pentransferan ilmu, nilai, dan
keterampilan berdasarkan ajaran Islam dari si pendidik kepada si terdidik
guna terbentuk pribadi muslim seutuhnya. Definisi ini menegaskan bahwa
pendidikan agama Islam adalah pembentukan pribadi yang islami melalui
proses pembelajaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama Islam adalah kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk
menyiapkan siswa agar memahami dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan kependidikan sehingga mampu menjadikan pribadi yang
berakhlak mulia.
Berdasarkan teori dan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa
pengelolaan pembelajaran PAI adalah pengaturan yang dilakukan oleh
guru PAI dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi peserta
didik, sehingga tujuan pembelajaran PAI dapat tercapai dengan optimal.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran PAI.
Adapun tujuan pengelolaan pembelajaran PAI adalah agar
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan terencana sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kemampuan dalam
mengelola pembelajaran merupakan puncak dari kemampuaan seorang
guru. Dalam pembelajaran, guru hendaknya menciptakan hubungan sosio-
emosional yang baik. Guru menyayangi dan mengayomi siswanya, siswa
pun menghormati dan menaati gurunya.
2. Strategi Pengelolaan Pembelajaran PAI
Strategi pengelolaan pembelajaran PAI berupaya untuk menata interaksi
peserta didik dengan memperhatikan empat hal, yaitu penjadwalan
kegiatan pembelajaran yang menunjukkan tahap-tahap kegiatan yang harus
ditempuh peserta didik dalam pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan
belajar peserta didik melalui penilaian yang komprehensif dan berkala
selama proses pembelajaran berlangsung maupun sesudahnya, pengelolaan
motivasi peserta didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan kontrol belajar yang
mengacu kepada pemberian kebebasan untuk memilih tindakan belajar
sesuai dengan karakteristik peserta didik.30
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran mengacu kepada kapan
dan berapa kali suatu strategi pembelajaran atau komponennya dipakai
dalam suatu situasi pembelajaran. Berapa kali siswa menggunakan
program kaset audio dan mendengarkan program radio dalam seminggu,
30
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) cet. 5, h.155
berapa kali kegiatan belajar secara tatap muka dilakukan dalam sebulan
untuk tiap mata pelajaran, berapa lama siswa dijadwalkan untuk
melaksanakan praktek ibadah dalam satu semester dan berapa kali siswa
belajar serta mengunjungi alam terbuka seperti metode proyek. Bila semua
hal tersebut dijadwalkan dengan jelas, maka pelaksanaan pembelajaran
akan berjalan secara efektif, menarik sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat dan bermanfaat.
Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, mengacu kepada kapan dan
berapa kali penilaian hasil belajar dilakukan, serta bagaimana prosedur
penilaian. Catatan kemajuan belajar siswa berfungsi sebagai umpan balik
baik bagi siswa, guru maupun bagi sekolah . umpan balik yang dilakukan
dengan baik dan benar, mampu mendongkrak motivasi belajar dan prestasi
belajar siswa. Ini berarti umpan balik secara tidak langsung meningkatkan
hasil belajar siswa.
Pengelolaan motivasional berguna untuk meningkatkan motivasi
interaksi belajar peserta didik. Salah satu ketidakberhasilan pembelajaran
adalah ketidakmampuan guru mengelola motivasi peserta didik. Padahal,
sesungguhnya setiap bidang studi memiliki daya tarik. Misalnya,
pembelajaran PAI akan memiliki daya tarik jika kajiannya dikaitkan
dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan, dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik
sangat mempengaruhi strategi pengelolaan pembelajaran PAI.
Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual maka penggunaan
media pandang sangat cocok baginya. Sedangkan untuk peserta didik yang
memiliki gaya belajar auditif sangat cocok menggunakan media
dengar.Kontrol belajar berguna untuk menetapkan agar pembelajaran
sesuai dengan karakteristik perseorangan peserta didik. Komponen ini
mengacu kepada kebebasan siswa melakukan pilihan pada bagian isi yang
dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang
dipakai, dan strategi kognitif yang digunakan. Setiap siswa mempunyai
kondisi dan karakteristik yang berbeda dengan lainnya. Kemajuan belajar
setiap siswa selalu berbeda dengan siswa yang lain. Untuk itu diperlukan
pengontrolan belajar siswa, termasuk pengontrolan belajar mandiri dan
kelompok di rumahnya. Siswa yang kelihatan kemajuan belajarnya
cenderung menurun, maka kepadanya perlu diberikan pengarahan,
bimbingan, dan petunjuk-petunjuk bagaimana meningkatkan hasil
belajarnya. Sebaliknya siswa yang prestasinya baik maka kepadanya pula
diberi pengarahan supaya mempertahankan prestasinya. kontrol belajar
bukan saja menjadi tanggung jawab guru, melainkan peserta didik juga
dapat mengontrol kegiatan belajarnya sendiri.
3. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran PAI
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga
seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan
pskimotorik dengan sebaik-baiknya.31 Definisi ini menjelaskan bahwa
kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang baik berupa
pengetahuan ataupun keterampilan yang diaplikasikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak.
Senada dengan pendapat diatas kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
31
Pengertian tersebut menegaskan bahwa kompetensi adalah penguasaan
atau kecakapan yang dimiliki seseorang sehingga mampu melaksanakan
apa yang menjadi tugasnya.
Kompetensi berarti sesuatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.32
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat
digunakan dalam dua konteks, yaitu sebagai indikator kemampuan yang
menunjukkan kepada perbuatan yang dapat diamati dan sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-
tahap pelaksanaannya secara utuh. Berdasarkan deskripsi teori dan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
kemampuan atau kemahiran yang dimiliki seseorang dalam menjalankan
tugasnya sehingga menghasilkan suatu keadaan sesuai dengan yang
diharapkan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru PAI adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.33 Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kompetensi
pedagogik merupakan kecakapan yang harus dimilki guru agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.

31
Fachruddin Saudagar, op. cit. h. 30
32
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
cet.,6,h.25
33
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997) cet., 8, h.4
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam
kegiatan yang harus dilakukan guru yaitu mengelola sumber belajar dan
melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Pada intinya
kegiatan tersebut menuntut guru berperan sebagai manager, yang memiliki
4 fungsi umum yaitu:
a. Merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar.
c. Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong dan
menstimulasi siswa.
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana
mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.34
Berdasarkan pernyataan diatas peran guru yang pertama adalah mampu
merencanakan tujuan belajar artinya seorang guru harus merencanakan
tujuan pembelajaran karna dengan perencanaan yang matang maka
diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Fungsi yang kedua
pengorganisasian artinya seorang guru harus mampu menciptakan suatu
lingkungan belajar yang kondusif agar siswa dapat belajar secara bersama-
sama, pengorganisasian dapat dikatakan efektif apabila dalam proses
pembelajaran siswa dapat belajar secara individual, karena pada hakikatnya
tujuan yang ingin dicapai adalah siswa secara individu walaupun proses
pembelajaran dilakukan secara klasikal. Fungsi yang ketiga, seorang guru
harus mampu memimpin tugas memimpin ini berhubungan dengan
memotivasi, mendorong dan mengawasi siswa sehingga mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, dan yang keeempat fungsi mengawasi, fungsi ini
bertujuan agar terjadinya keserasian antara kinerja yang dicapai dengan
rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai manajer
pembelajaran harus mengambil langkah- langkah atau tindakan perbaikan
apabila terdapat perbedaan antara proses pembelajaran dengan yang telah
direncanakan.
Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam mengelola
pembelajaran karena gurulah yang berinteraksi secara langsung dengan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian,
berbagai keterampilan dasar dalam mengajar sudah selayaknya dimiliki
oleh guru agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Beberapa
keterampilan dasar mengajar tersebut antara lain:
a. Kemampuan Membuka Pelajaran

34
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2011), cet. 5., h. 150
Kemampuan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam
memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari
siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Berkaitan
dengan hal tersebut, Marno mengatakan bahwa kemampuan/keterampilan
guru dalam membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran
untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa
agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. 35 Definisi ini menjelaskan
bahwa kemampuan membuka pelajaran merupakan kegiatan/usaha yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatiannya terpusat pada materi yang akan dipelajarinya
sehingga memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Komponen-komponen kemampuan membuka pelajaran meliputi: a)
Menarik perhatian siswa, b) Menimbulkan motivasi, c) Memberikan acuan,
d) Membuat kaitan.36 Beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik
perhatian siswa, antara lain: gaya mengajar bisa dilakukan guru dengan
menggunakan alat- alat bantu mengajar, mengubah gaya mengajar seorang
guru yang biasanya berdiri didepan diubah menjadi berdiri dibelakang
artinya guru tidak selalu duduk manis di tempat duduk dengan demikian
diharapkan siswa merasa bahwa ada guru yang selalu semangat tidak
membosankan, suara yang biasanya keras diubah menjadi suara yang pelan
ataupun sebaliknya, untuk menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan
cara menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan cara menceritakan suatu
peristiwa terkini yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
menyakinkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari berguna untuk
kehidupannya dengan cara-cara demikian diharapkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang akan dipelajari begitu besar sehingga siswa
termotivasi untuk mengikuti prosses pembelajaran dengan baik. Acuan
merupakan usaha memberikan gambaran yang jelas kepada siswa
mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara
spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang relevan. Usaha-usaha yang
biasa dikerjakan guru antara lain:
Mengemukakan tujuan pembelajaran sehingga siswa memahami apa
tujuannya mempelajari materi tersebut, guru dapat pula menjelaskan
tentang langkah- langkah pembelajaran yang akan dilakukan agar siswa
memahami kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Membuat
kaitan. Bahan pengait sangat penting digunakan apabila guru ingin
memulai pelajaran baru. Beberapa usaha guru untuk membuat bahan
pangait antara lain : membuat kaitan antara aspek-aspek yang, relevan dari
35
Marno, dkk, Strategi dan Metode Pengajaran (Jogjakarta Arruz Media 2008) cet 1 h.86
mata pelajaran yang dikenal siswa, guru membandingkan atau
mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah
dikenal siswa, atau guru menjelaskan konsepnya terlebih dahulu baru
kemudian uraian secara terinci.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diartikan bahwa komponen-
komponen keterampilan membuka pelajaran erat kaitannya dengan upaya
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Dengan keterlibatan siswa ini
diharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif karna
menuntut siswa untuk aktif tanpa ragu untuk berpendapat.
b. Kemampuan Menjelaskan
Kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan mengajar yang harus
dilakukan oleh guru. Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam
buku, sehingga guru harus menuturkan secara lisan. Sehubungan dengan
hal tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah
pemberian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang sudah dialami
dan yang belum dialami, antara generalisasi dan konsep, antara konsep
dengan data, atau sebaliknya.36 Pengertian tersebut menegaskan bahwa
menjelaskan merupakan penyajian secara lisan yang diberikan guru kepada
peserta didik di dalam interaksi edukatif dengan mengorganisasi bahan
pelajaran dengan tujuan menunjukkan hubungan, penyampaian materi
pelajaran yang direncanakan dan disajikan dengan urutan yang tepat
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam
interaksinya dengan siswa di dalam kelas.
Selanjutnya Hamzah menjelaskan, “Penyajian suatu penjelasan dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a)
kejelasan,
b) penggunaan contoh dan ilustrasi, dan c) memberikan penekanan.37
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa penyajian suatu
materi hendaknya memenuhi unsur-unsur kejelasan, penggunaan contoh
dan ilustrasi, memberikan penekanan.
Unsur pertama adalah kejelasan yang berarti penyajian hendaknya di
berikan dengan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa.
Guru hendaknya sedapat mungkin menghindari penggunaan ucapan-
ucapan dan istilah- istilah yang tidak dapat di mengerti oleh siswa. kedua,
dalam memberikan penjelasan sebaiknya guru menggunakan contoh-
contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh
36
Syaiful Bahri Djamarah, Guru & anak didik dalam interaksi edukatif ( Jakarta, Rineka cipta 2010) cet 3
h.131
37
Hamzah B. Uno, op.cit., h. 174
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga dalam memberikan penjelasan
guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan
mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dengan demikian
diharapkan siswa akan lebih fokus mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru.
c. Kemampuan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.38 Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa pengelolaan kelas dilakukan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi
edukatif.
Komponen-komponen dalam pengelolaan kelas meliputi: a) sikap
tanggap, b) memberi perhatian, c) memusatkan perhatian kelompok, d)
memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, e) menegur dan f) memberi
penguatan.39 Komponen pertama yaitu sikap tanggap artinya guru harus
tanggap terhadap situasi kelas apabila ada hal-hal yang menganggu
kegiatan pembelajaran secepatnya mampu diatasi sehingga proses
pembelajaran dapat berlangung kondusif serta mengamati keterlibatan
siswa terhadap tugas yang diberikan, kedua memberi perhatian ,
pengelolaan kelas yang efektif dapat tercipta apabila guru mampu memberi
perhatian kepada siswa perhatian tersebut bisa diaplikasikan dengan
memberikan komentar terhadap aktivitas belajar siswa dengan demikian
siswa merasa diperhatikan, perhatian seorang guru mampu meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga diharapkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. memusatkan perhatian kelompok dapat diwujudkan dengan
menuntut tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan dengan cara
siswa maju ke depan untuk melaporkan hasil diskusinya, menegur artinya
apabila ada tingkah laku siswa yang menganggu maka guru menegurnya
tanpa manyakitkan siswa ataupun menghinanya, memberi penguatan dapat
dilakukan dengan memuji siswa yang aktif dalam belajar.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam
kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta
mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan belajar.40 Pernyataan tersebut menegaskan bahwa untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dibutuhkan pengelolaan
kelas yang baik.

38
Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Rosdakarya, 2001)cet 13 h.97
39
Usman Uzer, Ibid.,hal 98
40
Darmadi Hamid, Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: CV Alfabeta, 2012 ) cet-3 h. 6
d. Kemampuan Bertanya
Kemampuan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain.41 Definisi ini mengandung
arti bahwa dengan bertanya diharapkan akan mendapatkan informasi
tentang apa yang ingin diketahui dari orang lain.
Selanjutnya Usman menjelaskan, komponen-komponen kemampuan
bertanya meliputi:1) penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat,
2)pemberian acuan, 3)pemindahan giliran, 4) penyebaran, 5) pemberian
waktu berfikir dan 6) pemberian tuntunan.42 Penjelasan tersebut
menunjukkan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam
mengajukan pertanyaan adalah sebuah pertanyaan yang diajukan jelas
maksudnya dan hindari kata-kata yang tidak perlu dan gunakan bahasa
yang sederhana yang sesuai dengan perkembangan siswa. kedua, sebelum
memberikan pertanyaan guru perlu memberikan acuan yang berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang
diharapkan dari siswa. ketiga agar semua siswa mendapat kesempatan yang
sama dalam menjawab pertanyaan maka guru perlu melakukan pemindah
giliran artinya guru meminta beberapa siswa secara bergilir menjawab
pertanyaan yang sama.
Keempat penyebaran pertanyaan perlu dilakukan agar siswa aktif
dalam menjawab pertanyaan serta informasi yang didapat lebih bervariasi
karna guru mengajukan pertanyaan yang berbeda disebarkan kepada siswa
yang berbeda pula. Kelima guru perlu memberikan waktu berfikir bagi
siswa untuk menjawab pertanyaan dengan demikian diharapkan siswa
dapat memberikan jawaban lebih lengkap, jawaban lebih bervariasi, siswa
juga akan merasa yakin dengan jawabannya dan juga agar partisipasi siswa
meningkat. Keenam guru perlu memberikan tuntunan dalam proses berfikir
siswa sehingga menemukan jawaban yang tepat.
Kemampuan bertanya bertujuan untuk: a) merangsang kemampuan
berfikir siswa; b) membantu siswa dalam dalam belajar; c) mengarahkan
siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri; d) meningkatkan
kemampuan berfikir siswa dan kemampuan berfikir tingkat rendah ke
tingkat yang lebih tinggi; e) membantu siswa dalam mencapai tujuan
pelajaran yang dirumuskan.43 Berdasarkan penjelasan tersebut pada
dasarnya tujuan dari kemampuan bertanya adalah untuk membangkitkan
kemampuan berfikir siswa sehingga menimbulkan rasa keingintahuan dan
pada akhirnya siswa akan selalu berusaha mencari tahu sesuatu yang
41
Marno dkk, op.cit., h.131
42
Usman Uzer, op.cit., h. 77
43
Usman Uzer, op.cit., h. 77
belum diketahui dengan aktif bertanya. Kemampuan bertanya ini harus
dimiliki oleh guru karena dengan mengajukan pertanyaan akan
mendapatkan umpan balik dari apa yang telah dipelajari serta dapat
menggugah perhatian siswa.
e. Kemampuan Menutup Pelajaran
Kemampuan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan
hasil belajar yang telah dipelajari. 44 Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa menutup pelajaran merupakan refleksi atau penguatan dalam
memahami inti pelajaran.
Dalam hal ini Usman menyatakan,” cara yang dapat dilakukan oleh
guru dalam menutup pelajaran adalah: a) meninjau kembali penguasaan
inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan
dan mengevaluasi.45 Pernyataan ini menegaskan bahwa dalam menutup
pelajaran guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan
ataupun tertulis bertujuan untuk mengetahui apakah siswa memperoleh
wawasan yang utuh tentang sesuatu yang telah dipelajari, serta dalam tahap
menutup pelajaran guru dapat melakukan evaluasi, dengan melakukan
evaluasi guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari.
Berdasarkan uraian teori maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kecakapan
yang dimiliki oleh seorang guru untuk mengatur lingkungan belajar yang
interaktif dengan mengedepankan keaktifan peserta didik, iklim belajar
yang nyaman, dan menyenangkan dalam melaksanakan pembelajaran.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan membuka pelajaran,
kemampuan menjelaskan, kemampuan mengelola kelas, kemampuan
bertanya dan kemampuan menutup pelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei
Tuan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai
dengan bulan Januari 2021-2020.
Tabel 3.1

44
Hamzah B. Uno, op.cit., h. 70
45
Marno dkk, op.cit., h.102
Kegiatan Penelitian
Waktu pelaksanaan
No Kegiatan penelitian Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan BAB I
2 Penyusunan BAB II
3 Perumusan dan penetapan
metode penelitian
4 Penelitian lapangan
5 Penyebaran angket
6 Pengolahan data
7 Penyusunan hasil penelitian

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif karena untuk
mendeskripsikan dan mengukur tentang kemampuan guru PAI dalam mengelola
pembelajaran di SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan.

C. Populasi dan Teknik Sampling


Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SDS PAB 2
Sampali kec. Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 507 orang.
Sedangkan yang menjadi populasi terjangkau adalah pesertadidik kelas Va dan b, VI a dan
b SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2021/2022 yang
berjumlah 167 orang.Alasan memilih kelas V dan VI dalam pengisian angket karena
sudah dianggap mampu untuk mengisi angket, sedangkan kelas I,II,III,IV dianggap belum
bisa mengisi angket. Sampel diambil sebesar 30% dari populasi terjangkau.Adapun
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana.
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.46 Dalam penelitian ini, angket diajukan kepada responden
yaitu peserta didik kelas V a dan b, kelas VI a dan b SDS PAB 2 Sampali kec.
Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2021/2022 untuk memperoleh data-data
tentang pandangan siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru PAI.
46
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2012) cet.15, h.142
Agar dalam pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan yang hendak
dicapai, maka penulis membuat kisi-kisi instrument penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi angket kemampuan guru PAI dalam mengelola pembelajaran
Dimensi Indikator Nomor butir Jumlah
1. Kegiatan 1. Menarik perhatian siswa 1, 2, 3, 4 4
pendahuluan 2. Menimbulkan motivasi belajar 5,6 2
siswa
3. Memberi acuan tentang hal-hal 7,8 2
yang dipelajari siswa
4. Membuat kaitan materi dengan 9,10 2
hal-hal lain
2. Kegiatan inti 1. Menggunakan bahasa dengan 11,12 2
jelas
2. Penjelasan disertai 13,14,15 3
dengan penggunaan contoh
3. Penekanan pada hal-hal yang
dianggap pokok dan mendasar
16,17,18,19 4
1. Sikap tanggap terhadap keadaan 20,21,22,23, 5
kelas 24

2. Penguatan positif
terhadap perilaku siswa
25,26,27 3
1. Pemberian waktu kepada siswa 28,29,30 3
untuk berfikir
2. Pengungkapan pertanyaan secara
jelas
3. Pemindahan giliran
31,32 2
33,34,35 3
3. Kegiatan 1. Meninjau kembali hal-hal yang 36,37,38 3
penutup dianggap penting
2. Mengevaluasi pembelajaran
39,40 2

Tabel 3.3 Lembar Observasi


Aspek yang diamati
Kegiatan Pendahuluan Ya tidak Catatan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran
sebelumnya
3 Mengajukan pertanyaan menantang
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5 Mendemostrasikan sesuatu yang terkait dengan
Tema
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Pembelajaran
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik.
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
Pembelajaran
2 Kemampuan mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain, perkembangan iptek dan
kehidupan nyata
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke
sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3 Menguasai kelas
4 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
Penerapan pendekatan Saintifik
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana
2 Memancing peserta didik untuk bertanya
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba
4 Memfasilitai peserta didik untuk mengamati
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk
menalar (proses berfikir logis dan sistematis)
7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk
Berkomunikasi
Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu
1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema
2 Menyajikan pembelajaran dengan memadukan
berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran
3 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan
Menyenangkan
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam
Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber pembelajaran
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran
3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
sumber belajar pembelajaran
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
Pembelajaran
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta
Didik
4 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta
didik dalam belajar
Penggunaan bahasa yang Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan penutup
Penutup Pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan peserta didik
2 Memberikan tes lisan atau tulisan
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan

Nilai = Jumlah YA x 100 %


Jumlah butir pengamatan
PERINGKAT NILAI
Amat Baik 90 – 100
Baik 80 –90
Cukup 70 – 80
Kurang < 70
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah sumber yang
cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga relatif murah mengeluarkan biaya untuk
memperolehnya, merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi atau kondisi
yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami
perubahan.2 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang terkait
dengan permasalahan, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), program semester,
program tahunandan profil SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan.
Tabel3.4 Dokumentasi
N Data – data yang Ada Tidak Keterangan
O diperlukan Ada
1 Rencana Menggambarkan persiapan mengajar
Pelaksanaan guru PAI sebagai kelengkapan
Pembelajaran PAI administrative
2 Silabus Menggambarkan persiapan mengajar
guru PAI sebagai kelengkapan
Administrative
3 Program Semester Menggambarkan persiapan mengajar
guru PAI selama satu semester sebagai
kelengkapan administrative
4 Profil Sekolah Menggambarkan keadaan umum tempat
Penelitian
E. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-
langkah analisa data sebagai berikut:
a. Editing
Dalam mengolah data, langkah awal yang dilakukan adalah editing,
yaitu melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu
tentang kelengkapan dan kebenaran cara pengisian angket.
b. Skoring
Data yang sudah di edit diberi skor, terhadap butir-butir pertanyaan
yang terdapat dalam angket. Pada angket, peneliti menggunakan skala
likert dimana responden sudah disediakan jawaban alternatifnya, yaitu:
SL : Selalu =4
SR : Sering =3 KD : Kadang-kadang =2 TP :
Tidak pernah =1
c. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan
memindahkan jawaban yang terdapat di dalam angket ke dalam
tabulasi atau tabel.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-
data tersebut dapat dipahami dan dapat memberi arti, bukan saja oleh penulis
akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.
Dalam menghitung data yang penulis dapatkan, maka penulis
mendistribusikan nilai prosentase yang diperoleh dengan cara frekuensi dibagi
responden dikalikan dengan 100% dengan rumus sebagai berikut:
P = x100 %
Keterangan :
P = Angka Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban
responden) N = Jumlah responden
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan


1. Sekilas Tentang SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan
SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan Desa Kenari Kecamatan
Percut Sei Tuan, terdiri dari beberapa unit jenjang sekolah, dalam satu
lokasi dengan luas tanah 1000 M2, dan luas halaman 250 M2. Letak
bangunan sekolah di dalam komplek dan sangat strategis. Namun sulit
untuk mengembangkan daya tampung yang sudah terbatas, sehingga tidak
dapat melayani minat masyarakat dengan optimal.
SDS PAB 2 Sampali menjadi sekolah yang diminati masyarakat
sekitar. Terbukti dengan terus meningkatnya calon siswa yang
mendaftarkan diri untuk bersekolah di SDS PAB 2 Sampali seperti pada
tahun ajaran baru 2020/2021 SDS PAB 2 Sampali hanya membuka satu
hari untuk penerimaan siswa baru dan mampu menampung calon siswa
untuk dua kelas sesuai kapasitas yang ada.
Status akreditasi ”A” menunjukkan bahwa pengelolaan sekolah ini
dilakukan secara profesional dengan selalu meningkatkan
kedisiplinandalam menerapkan peraturan sekolah seperti selalu datang
tepat waktu dan meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar melalui
pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh gugus seperti kelompok kerja
guru (KKG) ataupun yang diadakan oleh dinas pendidikan tangerang
selatan.
Untuk melaksanakan program kegiatan belajar mengajar di SDS PAB 2
Sampali kec. Percut Sei Tuan perlu didukung adanya sarana prasarana
yang memadai, SDS PAB 2 Sampali I memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 kamar mandi/WC
guru, 2 kamar mandi/ WC siswa, 1 kantin dan 1 penjaga sekolah, 1 ruang
ibadah sebagai penunjang aktifitas belajar siswa terutama dalam
menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari yang
digunakan untuk shalat berjamaah, melaksanakan praktek pelajaran agama
Islam.
Jumlah siswa di SDS PAB 2 Sampali pada tahun pelajaran
2020/2021 sebanyak 507 siswa. Adapun jumlah guru dan staf adalah 17
orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 12 guru kelas, dan 4 guru bidang
studi.

2. Visi dan Misi SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan
Visi SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan adalah “SD
SWASTA PAB 2 SAMPALI MENJADI SEKOLAH TERPERCAYA
DI MASYARAKAT DAN MENGHASILKAN MUTU LULUSAN
YANG CERDAS, TRAMPIL, BERBUDAYA, DAN RELEGIUS.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mempunyai peran yang
sangat penting terutama dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya
cerdas dan trampil tapi juga terbiasa santun dalam ucapan dan sopan
dalam berperilakuserta unggul dalam pengalaman ajaran agama sehingga
terbangun insan yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.
Adapun misi SDS PAB 2 Sampali adalah ”Menyiapkan Sumber
Dayamanusia yang berbudaya, cerdas, terampil, berbudi pekerti
luhur yang berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ”
Guru agama Islam menjadi garda terdepan dalam mewujudkan misi
sekolah agar mampu menyiapkan sumber daya manusia yang beriman dan
bertaqwa dengan menanamkan keyakinan terhadap ajaran agama
Islammelalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah seperti sholat
jamaah, hafalan surat pendek, serta memperingati maulid Nabi Muhammad
SAW sehingga terwujudnya sikap perilaku rajin, taat dan tertib
menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama Islam.
B. Profil Guru PAI SDS PAB 2 Sampali
Dalam menciptakan proses pembelajaran yang yang bermutu perlu
ditunjang oleh guru yang profesional. Guru PAI di SDS PAB 2 Sampali
kec. Percut Sei Tuan bernama Ubay Baijuri, pendidikan formal yang
pernah ditempuhnya yaitu SDN Nyompok I
Kopo, MTs PAB 2 Sampali dan merupakan lulusan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Bahasa Arab tahun 2012.
Beliau mengajar di SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan sebagai guru
PAI mulai tahun ajaran baru 2018/2019 beliau termasuk guru baru tetapi
sudah mempunyai pengalaman mengajar di SMP,SMA IT dan pesantren
Al-Qur’anniyah dan sebagai tenaga Bimbingan belajar Al-Qur’an.
koordinator bahasa Badan Eksekutif Mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Arab UINSU Medan.47 Usaha yang dilakukan agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu aktif dalam kegiatan KKG
(kelompok kerja guru) dengan mengikuti KKG maka diharapkan dapat
saling sharing antar guru PAI tentang proses pembelajaran yang baik
sehingga kemampuan mengajarnya dapat ditingkatkan dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
C. Deskripsi, Analisa, dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh yaitu dengan menyebarkan angket kepada siswa
kelas V dan VI yang berjumlah 50 siswa, setelah disebarkan kepada
responden (siswa) dan dikumpulkan kembali untuk diolah oleh penulis
dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi persentase.Maksud dari
pengolahan data tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan
penjelasan lebih akurat berdasarkan jawaban dari responden. Untuk
memudahkan analisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item
pernyataan ditabulasi yang merupakan proses merubah data ke dalam
bentuk tabel dan dipersentasekan. Dengan demikian, dapat diambil
kesimpulan dari masalah yang diteliti. Temuan penelitian ini dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
Keberhasilan proses pembelajaran dan ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan
pendahuluan yang dilakukan guru. Seorang guru harus mampu membuka
pelajaran dengan menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif
yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. ketika membuka pelajaran, guru menanyakan kabar siswa dengan
nada semangat dan gembira, menyiapkan media yang sesuai dengan materi,
meyakinkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari berguna untuk
kehidupannya, menghubungkan materi dengan pengalaman siswa, melalui
47
Wawancara dengan guru PAI SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan
kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
Tabel 4.1 Menanyakan kabar siswa
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Selalu 23 46 %
1 Sering 9 18 %
Kadang-kadang 15 30 %
Tidak pernah 3 6%
Jumlah 50 100 %

Bentuk kepedulian seorang guru adalah menanyakan kabar siswa,


siswa akan merasa diperhatikan sehingga menimbulkan motivasi dalam
belajar.Berdasarkantabel diatas menunjukkan bahwa sebelum memulai
pembelajaran guru PAI selalu menanyakan kabar siswa, walaupun masih
ada siswa yang merasa tidak pernah ditanyakan kabarnya oleh guru PAI.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan hal ini terjadi karena saat
guru PAI menanyakan kabar siswa keadaan kelas belum kondusif sehingga
siswa tidak mendengar perkataan gurunya.hal ini harus menjadi perhatian
guru PAI agar mampu mengkondisikan kelas lebih baik lagi.
Tabel4.2
Berpakaian rapi dalam mengajar
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
Selalu 41 82 %
Sering 4 8%
2 Kadang-kadang 3 6%
Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100 %
Seorang guru adalah cerminan bagi siswanya terutama dalam
berpakaian. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 82% siswa
menyatakan guru PAI selalu berpakaian rapi, 8% menyatakan sering, 6%
menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI sudah
berpakaian rapi dalam mengajar dan ini diharapkan mampu memberikan
contoh yang baik bagi siswa.
Namun demikian ada siswa yang menjawab guru PAI tidak pernah
berpakaian rapi dalam mengajar. Berdasarkan observasi selama ini
memang ada kelas yang mendapatkan jadwal pelajaran agama Islam hari
sabtu dimana pada hari tersebut di SDS PAB 2 Sampali selalu mengadakan
senam bersama sehingga seragam pada hari tersebut menggunakan kaos
olahraga.
Tabel 4.3
Tidak diam di tempat

No Jawaban Frekuensi Persentase(%)


3 Selalu 13 26 %
Sering 16 32 %
Kadang-kadang 18 36 %
Tidak pernah 3 6%
Jumlah 50 100 %
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan gaya mengajar seorang guru
artinya seorang guru yang mengajar dengan duduk saja atau berdiri di pojok
tanpa banyak gerak akan membuat siswa bosan dan jenuh. Namun pada
kenyataannya berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa guru PAI kurang
gerak lebih banyak diam di tempat bahkan ada siswa yang menyatakan tidak
penah. Sebaiknya guru PAI memvariasi gaya mengajarnya misalnya dengan
berdiri di tengah-tengah kemudian berjalan ke belakang atau ke samping agar
dapat memantau kegiatan siswa secara bergilir sehingga siswa merasa
mendapat perhatian dari guru PAI.
Tabel 4.5
Meyakinkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari berguna
untuk kehidupan siswa
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
5 Selalu 35 70 %
Sering 12 24 %
Kadang-kadang 3 6%
Tidak pernah 0 -
Jumlah 50 100 %
Dalam menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran PAI
hendaknya guru PAI menjelaskan kepada siswa bahwa materi yang akan
dipelajari berguna untuk kehidupan siswa, maka manakala siswa memiliki
minat untuk belajar PAI mereka akan lebih semangat dalam belajar dan pada
akhirnya akan mengantarkan siswa mencapai hasilbelajar yang optimal.
Berdasarkan data tabel diatas, 70% siswa menyatakan guru PAI selalu
meyakinkan siswa bahwa materi yang dipelajari berguna untuk kehidupan
siswa, 24% menyatakan sering, 6% menyatakan kadang-kadang. Hal ini
menunjukkan bahwa guru PAI sudah optimal menyakinkan siswa akan
manfaat yang dapat diambil dalam mempelajari PAI.
Tabel 4.6
Bersemangat ketika mengajar
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
6 Selalu 33 66 %
Sering 13 26 %
Kadang-kadang 4 8%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 50 100 %
Seorang guru yang kelihatan lemas, tidak segar, kurang bersemangat
dapat mempengaruhi siswa dalam belajar artinya apabila siswa melihat
gurunya kurang bersemangat maka siswa juga malas dalam belajar begitu juga
sebaliknya guru yang penuh semangat akan menimbulkan reaksi dalam diri
siswa yang mendorong mereka untuk ikut aktif. Berdasarkan data tabel di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar (66%) siswa menyatakan guru PAI selalu
bersemangat ketika mengajar, sebagian (26%) siswa menyatakan guru PAI
sering, dan sebagian kecil (8%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada
satupun (0%) siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
guru PAI selalu semangat dan antusias dalam mengajar dan dengan
keantusiasan guru dalam mengajar diharapkan mampu meningkatkan
semangat siswa dalam belajar.
Tabel 4.7
Mengemukakan tujuan pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
7 Selalu 27 54 %
Sering 15 30 %
Kadang-kadang 6 12 %
Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100 %
Sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru PAI menjelaskan
terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.karna dengan siswa
mengetahui tujuan pembelajaran maka dapat menumbuhkan minat siswa
terhadap materi yang akan dipelajari. Berdasarkan data tabel diatas, diketahui
54% siswa menyatakan guru PAI selalu mengemukakan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, 30% siswa menyatakan sering, 12% menyatakan kadang-
kadang, dan 4% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru
PAI sudah optimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga
diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.

Tabel 4.8
Memberi petunjuk tentang langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
8 Selalu 22 44 %
Sering 19 38 %
Kadang-kadang 8 16 %
Tidak pernah 1 2%
Jumlah 50 100 %

Dalam membuka pelajaran, seorang guru hendaknya menyampaikan


langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa 44% siswa menyatakan guru PAI selalu menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran, 38% siswa menyatakan sering, 16%
menyatakan kadang-kadang, dan 2% siswa menyatakan tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru PAI tidak selalu menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran setiap membuka pelajaran, padahal manakala siswa mengetahui
langkah-langkah yang harus dilakukan saat proses pembelajaran kelas akan
lebih kondusif karna siswa memahami kegiatan apa saja yang harus mereka
lakukan.
Tabel 4.9
Menghubungkan materi yang akan dipelajari
dengan pengalaman siswa
No Jawaban Frekuensi Persentase(%)
9 Selalu 15 30 %
Sering 24 48 %
Kadang-kadang 8 16 %
Tidak pernah 3 6%
Jumlah 50 100 %
Dalam proses pembelajaran penting sekali untuk menghubungkan materi
yang akan dipelajari dengan pengalaman siswa karna dengan begitu maka
siswa akan cepat memahami materi yang akan dipelajari. Namun berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa 30% siswa menyatakan guru PAI selalu
menghubungkan materi dengan pengalaman siswa, 48% siswa menyatakan
sering, 16% siswa menyatakan kadang-kadang, dan 6% siswa menyatakan
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI belum optimal dalam
menghubungkan materi dengan pengalaman siswa.padahal dengan
menghubungkan materi dengan pengalaman akan membawa siswa berfikir
lebih cepat karna mereka langsung membayangkan apa yang pernah tejadi
pada kehidupannya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan statistik deskriptif itu, maka yang perlu dibahas
adalah nilai rata-ratanya.Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan
gambaran dari variable yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.Untuk
memberikan interpretasi dari prosentase hasil angket yang diperoleh,
digunakan pedoman interpretasi menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana
dikutip oleh Ade Gunawan sebagai berikut:
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81-100%
2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61-80%
3. Kurang,jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41-60%
4. Tidak Baik,jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%48
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah:
1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan item pernyataan dengan skor tertinggi.
2. Mengetahui Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian.
3. Menentukan kategori. Yaitu dengan menggunakan rumus :
NS x
100%
NH
Dari skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis deskriptif
secara terperinci berdasarkan dimensi penilaian.Tabel dapat dilihat berikut ini:
Tabel 4.9
Nilai Rata-Rata skor penilaian
Dimensi Skor Nilai Nilai Skor (NS) Kategori
Harapan
(NH)
Kegiatan
1639 1639:50 = 32,78 Baik
Pendahuluan
Kegiatan 3869 3869: 50 =
Cukup
Inti 77,38
Kegiaatan
747 747:50 = 14,94 Cukup
Penutup
Rata-rata 6255 : 50 =
6255 Cukup
125,1
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana diatas dapat diketahui bahwa kegiatan
pendahuluan berada pada kategori baik.Hal ini menunjukkan bahwa penilaian siswa
terhadap kemampuan guru PAI dalam membuka pelajaran sudah optimal, sedangkan pada
kegiatan inti dan penutup berada pada kategori cukup.Hal ini menunjukkan bahwa
penilaian siswa terhadap guru PAI dalam kegiatan inti dan penutup masih belum
optimal.

48
Ade Gunawan, Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran di SMK Al-hidayah LestariLebak
bulus, hal. 97
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan guru PAI dalam
mengelola pembelajaran di SDS PAB 2 Sampali berada pada kategori
Cukup. Masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan yaitu aspek
menjelaskan materi disertai contoh yang sesuai dengan pengalaman
siswa, kebersihan kelas serta membuat kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian inididapatkan temuan sebagai berikut :
1. Kemampuan guru SDS PAB 2 Sampali dalam mengelola kegiatan
pendahuluan termasuk dalam kategori baik, berdasarkan dari
perhitungan nilai rata-rata skor penilaian sebesar 81,95%. Hal tersebut
terlihat berdasarkan aspek menarik perhatian siswa, menimbulkan
motivasi belajar siswa, memberi acuan tentang hal-hal yang dipelajari
siswa dan membuat kaitan materi dengan hal-hal lain.
2. Kemampuan guru PAI SDS PAB 2 Sampali dalam mengelola kegiatan
inti termasuk dalam kategori cukup, berdasarkan dari perhitungan nilai
rata-rata skor penilaian sebesar 77,38%. Hal tersebut terlihat
berdasarkan aspek menggunakan bahasa dengan jelas, penjelasan
disertai dengan penggunaan contoh, penekanan pada hal-hal yang
dianggap pokok dan mendasar, sikap tanggap terhadap keadaan kelas,
penguatan positif terhadap perilaku siswa, pemberian waktu kepada
siswa untuk berfikir, pengungkapan pertanyaan secarajelas dan
pemindahan giliran.
3. Kemampuan guru PAI SDS PAB 2 Sampali kec. Percut Sei Tuan dalam
mengelola kegiatan penutup termasuk dalam kategori cukup,
berdasarkan dari perhitungan nilai rata-rata skor penilaian sebesar
74,7%. Hal ini terlihat dari aspek meninjau kembali hal-hal yang
dianggap penting dan mengevaluasi pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang
peneliti sampaikan, berikut diantaranya:
1. Guru PAI hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam mengelola
kegiatan inti terutama dalam menjelaskan materi hendaknya disertai
dengan contoh yang sesuai dengan pengalaman siswa, dengan
demikian siswa lebih antusias dan memahami materi yang
sedangdipelajari.
2. Guru PAI hendaknya memperhatikan kebersihan kelas, Karena kelas
yang kotor dapat menganggu konsentrasi siswa dalam belajar, guru
PAI dapat meminta siswa yang piket untuk membersihkan kelas
sehingga dengan kebersihan yang terjaga diharapkan siswa nyaman
dalam belajar.
3. Guru PAI hendaknya menutup pembelajaran dengan melibatkan siswa
dalam membuat kesimpulan, dengan demikian diharapkan siswa aktif
dan lebih memahami pokok-pokok materi yang telah dipelajari.
4. Pihak sekolah hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan
kemampuan guru PAI dalam mengelola pembelajaran dengan
melakukan penilaian, sehingga hasil penilaian tersebut dapat dijadikan
pedoman bagi guru PAI untuk meningkatkan kemampuannya.
Bagi pihak sekolah hendaknya membatasi jumlah siswa dalam satu
kelas sehingga siswa tidak terlalu banyak karna jumlah satu kelas
idealnya adalah 30, dengan demikian diharapkan siswa lebih maksimal
dalam belajar karna lingkungan kelas yang kondusif.
Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013).
Arifin. Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada).
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002).
Barnawi dkk, Etika dan Profesi Kependidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012).
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru & anak didik dalam interaksi edukatif
(Jakarta:
Rineka cipta, 2010).
Fahrurrozi, Aziz. dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta:
Ciputat Press, 2012).
Fathurrohman, Pupuh. dkk, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2009).
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012). Hamid, Darmadi. Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: CV
Alfabeta, 2012 ). Lampiran KMA nomor 211 Tahun 2011 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Agama di Sekolah.
Majid, Abdul. dkk, Pendidikan Agama Islam berbasis kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004).
------- Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006)
------- Perencanaan Pembelajaran: Mengembagkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012).
Marno, dkk, Strategi dan Metode Pengajaran (Jogjakarta: Arruz Media
2008).
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya Mengaktifkan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002).
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2012).
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press, 2012).
Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 1995).
Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2009).
Pangabean, Yusri. dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum
2006, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007).
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah.
Putra, Haidar. dkk, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta:
Kencana, 2013).
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008).
------- Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011).
Saudagar, Fachruddin. dkk, Pengembangan Profesionalitas Guru,
(Jakarta: Gaung Persada, 2011).
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012).
Sukirman, Dadang. Pembelajaran Mikro (Bandung: UPI Press,
2006). Sutikno, Sobry M, Pembelajaran Efektif, (Mataram :
NTP Press, 2005).
Uno, Hamzah B. Orientasi baru dalam spikologi pembelajaran, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2010).
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997).

Anda mungkin juga menyukai