Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN”


Dosen Pengampu:
Nurwahidah,S. Pd., M. Pd dan Ida Ermiana, S. Pd., M. Pd

Anggota Kelompok 8:
1. Nurlita Dewi (E1E021276)
2. Nurmekasari (E1E021278)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Perencanaan
Pembelajaran” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kajian Analisis Kurikulum
SD”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, namun
akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurwahidah M.Pd dan ibu Ida
Ermiana, S. Pd., M.Pd sekaligus dosen pengampu kami. Tak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang juga telah memberi kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khusunya bagi
penulis.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.

Mataram, 4 April 2023

Kelompok 8
BAB I
PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
` Perencanaan pembelajaran adalah kebutuhan untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan, perencanaan
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena melibatkan
berbagai aspek yang harus dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran
berlangsung dengan baik.Perencanaan pembelajaran mencakup berbagai aspek seperti
pengembangan tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar, evaluasi hasil
belajar, serta penilaian dan umpan balik untuk siswa. Selain itu, perencanaan
pembelajaran juga harus mempertimbangkan karakteristik siswa, kurikulum, dan
lingkungan belajar.
Dengan perencanaan pembelajaran yang baik, diharapkan proses pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, sehingga dapat membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Selain itu, perencanaan
pembelajaran juga membantu guru atau pengajar untuk lebih terorganisir dan terarah
dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.Pembelajaran adalah aktivitas proses
belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses komunikasi dua arah antara guru
dan siswa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah proses diman peserta didik berinteraksi
dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran adalah penggunaan prinsip-prinsip pendidikan dan teori-teori
belajar untuk mengajar siswa, yang merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Jika belajar dapat mengubah siswa dalam arti luas, menumbuhkan
kesadaran belajar siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh manfaat langsung
dari pengalaman yang diperoleh dalam proses belajar, maka belajar dapat disebut
belajar berhasil. Hal ini tercapai bila guru dipersiapkan untuk mampu mengerti,
memahami dan menghayati berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran,
termasuk prinsip-prinsip pembelajaran.
Makalah ini akan membahas prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran yang
dibutuhkan guru dan siswa dalam rangka pembelajaran efektif dan efisien
berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian prinsip pembelajaran?
2. Apa saja fungsi prinsip pembelajaran?
3. Apa saja langkah-langkah prinsip pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip pembelajaran.
2. Untuk mengetahui fungsi prinsip pembelajaran.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah prinsip pembelajaran.
2.1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Prinsip Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terlebih dahulu harus
dimulai dari bagaimana merancang, merencanakan, dan merumuskan rencana
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kurikulum. Ada tiga komponen pokok dalam pembelajaran, yaitu: (1) guru, (2) siswa, dan
(3) perencanaan. Guru adalah pelaku utama pembelajaran dan sekaligus faktor terpenting.
Berhasil tidaknya pembelajaran sebenarnya ada di tangan guru. Komponen guru tidak
dapat dimanipulasi oleh komponen lain, sebaliknya guru dapat memanipulasi komponen
lain untuk melakukan perubahan. Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran atau
seperangkat tujuan pembelajaran. Komponen siswa ini dapat dimodifikasi oleh guru.
Perencanaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, baik berupa
pesan apa yang akan disampaikan, maupun bagaimana penyampaiannya. Oleh karena itu
komponen perencanaan ini memuat tujuan, bahan pembelajaran, metode yang digunakan,
model pembelajaran, media pembelajaran dan alat penilaian atau evaluasi.
Fungsi perencanaan pembelajaran berkaitan dengan komponen-komponen berikut
yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
a. Apakah bentuk, model, pola, konstruksi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan?
b. Apakah komponen materi yang di rencanakan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan?
c. Apakah fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan?
d. Apakah guru sebagai perancang pembelajaran dapat/mampu melaksanakan dan
berfungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan?
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
berfungsi sebagai alat untuk membentuk, mempola, membuat model dan menyusun
proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang telah dirumuskan atau yang telah ditetapkan. Sasaran akhir
perencanaan pembelajaran adalah memudahkan belajar siswa.
2.2 Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. Menganalisis tujuan dan karakter mata pelajaran
Dalam tahap awal perencanaan pembelajaran, tujuan-tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dan dituliskan dengan jelas dan tepat agar dapat memberikan panduan
dalam seluruh proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini menjadi sangat penting
dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran karena dapat memandu dalam
pemilihan materi pembelajaran yang relevan, menata urutan topik agar terstruktur,
mengalokasikan waktu secara efektif, memilih alat bantu dan prosedur pengajaran
yang sesuai, serta menetapkan standar untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan pembelajaran adalah deskripsi mengenai perilaku atau kompetensi yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tujuan pembelajaran ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai cara yang
akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. Terdapat perbedaan antara tujuan
pembelajaran dan tujuan belajar, namun keduanya memiliki hubungan yang erat
dalam proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran seharusnya mengandung tiga komponen utama, yaitu
perilaku atau kompetensi yang diharapkan, standar atau kriteria yang digunakan untuk
menilai pencapaian tujuan, dan kondisi luar atau konteks pembelajaran yang
mempengaruhi pencapaian tujuan. Sementara itu, tujuan pengajaran terdiri dari empat
elemen yang berbeda, yaitu kondisi eksternal yang mempengaruhi proses
pembelajaran, unjuk kerja yang diharapkan dari siswa, standar atau kriteria yang
digunakan untuk menilai pencapaian tujuan, dan instrumen evaluasi yang digunakan
untuk mengukur hasil pembelajaran.
Tujuan pengajaran menjadi dasar dalam mengevaluasi hasil pembelajaran dan
dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal jika dirumuskan
dengan jelas, tepat, dan tidak samar-samar. Oleh karena itu, merumuskan tujuan
pembelajaran dengan baik sangat penting dalam merencanakan dan mengevaluasi
proses pembelajaran.
Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar umumnya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia: Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki karakteristik
sebagai mata pelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan berbahasa
Indonesia, baik dalam keterampilan berbicara, membaca, menulis, dan
mendengarkan. Di samping itu, mata pelajaran ini juga memberikan
pemahaman tentang budaya dan sastra Indonesia.
b. Matematika: Mata pelajaran Matematika memiliki karakteristik sebagai mata
pelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan logika dan pemecahan
masalah. Di samping itu, mata pelajaran ini juga memberikan pemahaman
tentang konsep dan aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari.
c. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam): Mata pelajaran IPA memiliki karakteristik
sebagai mata pelajaran yang fokus pada pemahaman tentang fenomena alam,
lingkungan, dan teknologi. Di samping itu, mata pelajaran ini juga
memberikan pemahaman tentang metode ilmiah dan kegiatan praktis dalam
sains.
d. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial): Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik
sebagai mata pelajaran yang fokus pada pemahaman tentang masyarakat,
budaya, sejarah, geografi, dan ekonomi. Di samping itu, mata pelajaran ini
juga memberikan pemahaman tentang konsep dasar ekonomi dan politik.
e. Seni dan Budaya: Mata pelajaran Seni dan Budaya memiliki karakteristik
sebagai mata pelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan artistik
dan kreativitas siswa, serta memberikan pemahaman tentang seni dan budaya
dalam masyarakat.
f. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan: Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan memiliki karakteristik sebagai mata pelajaran yang fokus pada
pengembangan kemampuan fisik, kesehatan, dan olahraga siswa, serta
memberikan pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran-mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, namun semuanya penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran
siswa di sekolah dasar.
2. Menganalisis sumber belajar dan kendala-kendalanya
Sumber belajar memegang peranan penting dalam mendukung proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara keseluruhan
maupun sebagian. Dalam hal ini, sumber belajar merupakan sistem atau perangkat
materi yang dibuat atau disiapkan untuk memudahkan siswa dalam belajar.
Dalam memilih media pembelajaran, terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan. Peratama, guru dapat memilih media yang sudah tersedia di pasaran dan
dapat dibeli. Namun, pendekatan ini memerlukan biaya dan belum tentu media
tersebut cocok untuk kegiatan dan bahan pembelajaran siswa. Kedua, guru dapat
memilih media berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, terutama yang
berhubungan dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Pendekatan
kedua ini lebih banyak digunakan oleh guru-guru saat ini dengan mempertimbangkan
kecocokan bahan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa sebagai dasar dalam
memilih media pembelajaran. Prinsip "selection by rejection" berlaku dalam
pemilihan media, di mana guru hanya memilih media yang bermanfaat dan tidak
memilih media yang tidak terpakai. Selain itu, faktor ekonomis dan hambatan praktis
juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, serta efektivitas
komunikasi dalam kaitannya dengan siswa, bahan pelajaran, dan tujuan yang ingin
dicapai.
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang
biasa digunakan, seperti media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi, dan
penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan. Namun, dalam memilih
penggunaan media tersebut, penting untuk melihat bukan hanya dari faktor
kecanggihan, tetapi juga fungsi dan perannya dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Penggunaan media harus didasarkan pada kriteria objektif yang
mempertimbangkan tujuan pembelajaran, strategi kegiatan belajar-mengajar, dan
bahan yang akan disampaikan. Oleh karena itu, faktor-faktor seperti relevansi,
kelayakan, dan kemudahan penggunaan perlu dipertimbangkan dalam memilih media
pendidikan. Media pendidikan tidak hanya digunakan untuk menampilkan program
pengajaran di kelas, tetapi juga untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
3. Menganalisis karakter siswa
Sebagai seorang guru, penting untuk memahami kondisi individu siswa agar dapat
merencanakan pembelajaran secara efektif. Setiap siswa merupakan kesatuan yang
unik dan utuh, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam memahami perbedaan
horizontal dan vertikal yang ada pada diri siswa. Perbedaan horizontal meliputi aspek
psikologis seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, dan faktor-faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi kegiatan dan keberhasilan belajar siswa. Sementara
itu, perbedaan vertikal terkait dengan aspek fisiologis seperti bentuk badan, tinggi,
berat, kekuatan, kesehatan, dan faktor-faktor lainnya yang juga memengaruhi kegiatan
belajar siswa.
Perbedaan individual pada siswa dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau
bawaan kelahiran, serta faktor pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Meskipun faktor-faktor ini dapat berbeda
dominannya pada setiap individu, keduanya berperan dalam membentuk perbedaan
horizontal dan vertikal pada siswa, sehingga tidak ada dua siswa yang sama.
Dalam memahami perbedaan individu pada siswa, ada berbagai jenis dan aspek
perbedan yang harus dipahami oleh guru agar dapat merencanakan pembelajaran yang
efektif yaitu:
a. Kecerdasan
Setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga
siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah umumnya menunjukkan
ciri-ciri belajar yang lambat dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengembangkan kemampuannya. Selain itu, siswa dengan tingkat kecerdasan
yang rendah juga cenderung mengalami kesulitan dalam melakukan abstraksi
dan memerlukan banyak latihan untuk meningkatkan kemampuannya.
Sedangkan, siswa yang memiliki kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki
kemampuan perhatian yang lebih baik, sehingga mereka dapat belajar dengan
lebih cepat dan menyelesaikan tugas dengan cepat. Selain itu, siswa dengan
kecerdasan yang tinggi juga cakap dalam menarik kesimpulan dan melakukan
abstraksi, sehingga mereka dapat dengan mudah mengembangkan kemampuan
mereka.
b. Bakat (aptitude)
Kemampuan bawaan yang dimiliki oleh setiap siswa dapat berdampak
pada perkembangannya. Untuk mengungkap bakat yang dimilikinya yang
berpengaruh pada prestasi belajar, minat, sikap, dan faktor lainnya, maka
dilakukanlah tes bakat. Dengan memahami bakat siswa, guru dapat
mengetahui cara terbaik untuk membantu siswa mencapai kemampuan terbaik
yang mereka miliki. Sehingga, dapat memberikan wawasan yang lebih dalam
untuk membantu meningkatkan potensi siswa.
c. Keadaan jasmani
Berbagai faktor dapat memengaruhi perbedaan jasmani antara siswa,
termasuk karakteristik tubuh seperti tinggi badan, berat badan, dan koordinasi
gerakan, serta adanya masalah fisik seperti gangguan pendengaran,
penglihatan, penyakit kronis, atau kecenderungan untuk mudah merasa pusing
dan sebagainya. Kondisi jasmani yang berbeda ini dapat berdampak pada
efisiensi dan semangat belajar siswa, sehingga siswa yang mudah merasa lelah
atau kurang tertarik dalam berbagai kegiatan belajar dapat memengaruhi hasil
belajar mereka.
d. Kondisi sosial dan emosional
Setiap orang memiliki perbedaan dalam keadaan sosial dan emosional
yang tercermin dalam berbagai sikap sosial dan emosional seperti sifat
pendiam, pemalu, pemberani, responsif, suka bekerjasama, suka menyendiri,
mudah terpengaruh, sensitif, bergantung pada orang lain, dan lain sebagainya.
Perilaku sosial dan emosional tersebut dapat berubah-ubah sesuai dengan
situasi dan kondisi sekitarnya, sehingga sangat memengaruhi keberhasilan
belajar siswa.
e. Keadaan keluarga
Keluarga berperan penting dalam membentuk karakteristik individu,
seperti pengalaman hidup, sikap, penghargaan, minat, situasi ekonomi, gaya
komunikasi, kebiasaan berbicara, kerja sama, pola pikir, dan faktor lainnya.
Perbedaan dalam faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku siswa
saat belajar di sekolah. Oleh karena itu, memahami dan memperhatikan situasi
keluarga siswa menjadi penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
f. Prestasi belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi hasil belajar
antara siswa-siswa, seperti faktor kematangan individu, latar belakang pribadi,
minat dan bakat terhadap pelajaran, jenis mata pelajaran yang diambil,
lingkungan belajar di rumah dan di sekolah, dan faktor lainnya. Semua faktor
tersebut kompleks dan saling berinteraksi untuk mempengaruhi hasil belajar
siswa secara keseluruhan, sehingga tidak bisa hanya diukur dengan satu faktor
saja. Sebagai pendidik, penting untuk memperhatikan semua faktor tersebut
untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan membantu siswa mencapai
prestasi belajar yang optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, dan melibatkan perancangan, perencanaan, dan perumusan rencana
pembelajaran. Ini adalah bagian integral dari kurikulum, dan terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu guru, siswa, dan perencanaan. Fungsi perencanaan pembelajaran adalah
membuat, mengembangkan, memodelkan, dan menyusun proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien sebagaimana dirumuskan atau
ditentukan. Tujuan akhir dari perencanaan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran siswa.
Langkah-langkah dalam perencanaan pembelajaran meliputi menganalisis tujuan dan
karakteristik materi pelajaran, menganalisis sumber dan kendala pembelajaran,
mengembangkan rencana pembelajaran, melaksanakan rencana, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Tujuan perencanaan pembelajaran adalah untuk memberikan panduan yang
jelas dan tepat untuk seluruh proses pembelajaran, memilih bahan pembelajaran yang
relevan, mengalokasikan waktu secara efektif, memilih alat peraga dan prosedur
pengajaran yang tepat, dan menetapkan standar untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Rencana pembelajaran harus dirumuskan dengan tujuan, standar, dan konteks yang jelas
dan tepat untuk memandu proses pembelajaran secara efektif.
Pentingnya menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan tepat yang
mendefinisikan perilaku atau kompetensi yang diharapkan siswa capai setelah proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus mencakup tiga komponen utama: perilaku atau
kompetensi yang diharapkan, standar atau kriteria yang digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan, dan kondisi eksternal atau konteks pembelajaran yang mempengaruhi
pencapaian tujuan. Perencanaan pembelajaran yang efektif dapat membantu mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal dan memudahkan pembelajaran siswa.

3.2 Saran
4 Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika
5 proses pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya menyampaikan saja.
6 Namun, perlu juga menerima umpan balik (feedback) dari siswa. Oleh sebab
7 itu, sebagai seorang fasilitator, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip-
8 prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan
9 prinsip-prinsip yang berlaku, maka, hasil belajar pun akan optimal dan sesuai
10 dengan yang diharapkan.
11 Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika
12 proses pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya menyampaikan saja.
13 Namun, perlu juga menerima umpan balik (feedback) dari siswa. Oleh sebab
14 itu, sebagai seorang fasilitator, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip-
15 prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan
16 prinsip-prinsip yang berlaku, maka, hasil belajar pun akan optimal dan sesuai
17 dengan yang diharapkan.
18 Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika
19 proses pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya menyampaikan saja.
20 Namun, perlu juga menerima umpan balik (feedback) dari siswa. Oleh sebab
21 itu, sebagai seorang fasilitator, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip-
22 prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan
23 prinsip-prinsip yang berlaku, maka, hasil belajar pun akan optimal dan sesuai
24 dengan yang diharapkan.
25 Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika
26 proses pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya menyampaikan saja.
27 Namun, perlu juga menerima umpan balik (feedback) dari siswa. Oleh sebab
28 itu, sebagai seorang fasilitator, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip-
29 prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan
30 prinsip-prinsip yang berlaku, maka, hasil belajar pun akan optimal dan sesuai
31 dengan yang diharapkan.
32 Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika
33 proses pembelajaran berlangsung, guru tidak hanya menyampaikan saja.
34 Namun, perlu juga menerima umpan balik (feedback) dari siswa. Oleh sebab
35 itu, sebagai seorang fasilitator, guru diharapkan mampu menerapkan prinsip-
36 prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan
37 prinsip-prinsip yang berlaku, maka, hasil belajar pun akan optimal dan sesuai
38 dengan yang diharapkan.
Pada hakikatnya, pembelajaran adalah komunikasi dua arah. Maka, ketika proses
pembelajaran berlangsung guru tidak hanya menyampaikan begitu saja. Namun, perlu
juga menerima feedback dari siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran. Karena, jika proses pembelajaran sudah sesuai
dengan prinsip-prinsip yang berlaku maka, hasil belajar pun akan optimal sesuai dengan
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).

Sugiyono, J. (2008). Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran.


Suryadi, R. A., & Mushlih, A. (2019). Desain dan perencanaan pembelajaran. Deepublish.
Uno, H. B. (2023). Perencanaan pembelajaran. Bumi Aksara. (Ida Ermiana S. Pd., 2015)

Anda mungkin juga menyukai