Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan peranan guru sebagai tenaga pendidik!

Guru adalah titik sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru maka timbul kegairahan belajar
siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang
bersumber dari tujuan kurikulum. Untuk itu, guru perlu memiliki keterampilan belajar
mengajar.
Berikut beberapa peran guru dalam pengembangan kurikulum:
Sebagai implementer, guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada.
Dalam melaksanakan perannya guru menerima berbagai kebijakaan perumus kurikulum.
Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target
kurikulum. Pada fase sebagai implementator  kurikulum, peran guru dalam pengembangan
kurikulum sebatas menjalankan kurikulum yang telah disusun.
Peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai penyelaras kurikulum dengan
karaketristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru diberi
kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah
dan keebutuhan lokal.
Peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain
sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan
disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus kembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru
dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, misi dan visi sekolah, serta sesuai
dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
Sebagai fase terakhir adalah peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum
Researcher) peran ini dilaksanakan sebagaibagian dari tugas profesional guru yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran
sebagai peneliti, guru memilki tanggung jawab untuk menguji sebagai komponen kurikulum,
misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektivitas program, menguji strategi
dan model pembelajaran, dan lain sebagainya, termasuk mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai target kurikulum.
Guru Sebagai Pendidik Profesional, Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru)
dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik,
dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk
suatu triangle, jika hilang salah satu komponen, hilang pulalah hakikat pendidikan. Dalam
situasi tertentu tugas guru dapat diwakilkan atau dibantu oleh unsur lain seperti oleh media
teknologi, tetapi tidak dapat digantikan. Mendidik adalah pekerjaan profesional. Oleh karena
itu, guru sebagaipelaku utama pendidikan merupakan pendidik profesional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi,
di antaranya yaitu:
1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang dimiliki peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pengevaluasian hasil belajar.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin,
jujur, rapi, serta menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik. Seperti yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara bahwa seorang guru harus ing ngarso sungtulodo, ing madyo
mangun karso, tut wuri hadayani.
3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
mendalam dan memiliki berbagai keahlian di bidang pendidikan. Meliputi: penguasaan
materi, memahami kurikulum dan perkembangannya, pengelolaan kelas, penggunaan
strategi, media, dan sumber belajar, memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan,
memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, dan lain-lain.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik
dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama pendidik/teman
sejawat dan dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/ komite sekolah, mampu
berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat, serta ikut
berperan dalam kegiatan sosial.

2. Kementrian Pendidikan telah mengembangkan rambu-rambu mengenai tujuan pembelajaran


ekonomi, analisalah rambu-rambu tersebut dan bagaimana upaya yang dapat anda lakukan
sebagai seorang guru setelah menganalisa rambu-rambu tersebut?
Dengan adanya rambu-rambu mengenai tujuan pembelajaran ekonomi pada kurikulum
2013 ini tidak perlu dan tidak layak menjadi sebuah polemik berkepanjangan karena poin
penting yang perlu digaris bawahi adalah rambu - rambu disusun dengan melibatkan begitu
banyak ahli dan praktisi pendidikan, juga melalui serangkaian uji publik. Pesannya juga
sangat jelas, yaitu ingin mengubah orientasi proses belajar-mengajar dari yang sebelumnya
menitikberatkan pada pengembangan aspek akademik (kognisi) siswa semata menjadi lebih
pada pengembangan sikap (afektif) dan kepedulian terhadap lingkungan (psikomotorik).
Apalagi jika yang mempersoalkan Rambu-rambu ini adalah pihak-pihak yang bukan sebagai
pengelola lembaga pendidikan. Jadi, sebaiknya perbedaan pandangan tentang kurikulum
disudahi ketika diskusi tentang aspek desain sudah tertulis, tinggal bagaimana aspek delivery
dari kurikulum dipikirkan strategi implementasinya secara akurat dan baik. Dalam siklus
manajemen kurikulum, baik pada aspek desain maupun delivery, peran sentral guru,
pengawas, praktisi dan kepala sekolah sangat signifikan.

sebagai seorang guru dengan adanya rambu rambuini lebih mengedepankan aspek sikap dan
keterampilan peserta didik yang notabene merupakan dua hal yang bersifat urgen di era
kekinian. Hanya saja, guru dituntut melakukan evaluasi secara komprehensif terkait penilaian
terhadap peserta didik, guru diupayakan selalu mengupgrate pengetahuan mengajar dan
pengetahuan pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan adanya perubahan perubahan
dengan cara selalu mengikuti pelatihan pelatihan atau MGMP.
3. Buku teks merupakan salah satu  media dalam menyampaikan materi pembelajaran. Jelaskan
kriteria sebuah buku teks yang baik (berkualitas)!

Tiga kriteria buku teks yang minimal harus ada di dalam sebuah buku teks. Sebenarnya
masih ada beberapa poin yang dapat dijadikan kriteria. 
Seperti yang diketahui buku teks merupakan salah satu jenis buku pelajaran yang menjadi
acuan wajib yang dipakai di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam peningkatan
keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan
yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Menurut Surahman dalam Fella tahun 2014, Secara umum buku dibagi menjadi empat jenis,
yaitu:
 Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk
kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

 Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya
cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

 Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pengajaran.

 Buku buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran, dan berisi
bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.

Fungsi buku teks pelajaran adalah :

1. 1.Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan yang digunakan oleh para peserta didik.

2. 2.Sebagai bahan evaluasi dalam pelajaran yang diajarkan guru.

3. 3.Sebagai alat bantu para pendidik dalam melaksanakan kurikulum pendidikan yang
ada.

4. 4.Sebagai salat satu penentu metode atau teknik pengajaran, yang akan digunakan oleh
pendidik.

5. 5.Sebagai sarana yang tepat untuk meningkatkan karir dan jabatan.


Tujuan dibuatnya buku teks pelajaran diantaranya yaitu :

1. Untuk memudahkan para pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran yang ada.

2. Untuk memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk mengulang pelajaran atau
untuk mempelajari materi pelajaran yang baru.

3. Untuk menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi setiap peserta didik.
Manfaat atau kegunaan pada buku teks pelajaran yaitu :
1. Dapat membantu setiap peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun
dengan kurikulum yang masih berlaku.

2. Dapat menjadi pegangan setiap guru dalam menentukan metode pengajaran yang akan
digunakan.

3. Dapat memberi kesempatan yang baik bagi setiap peserta didik dalam mengulangi
pelajaran atau mempelajari materi yang baru.

4. Dapat memberi pengetahuan bagi setiap peserta didik atau pendidik.

5. Dapat menjadi penambah nilai angka kredit, dalam memudahkan kenaikan pangkat dan
golongan.

6. Dapat menjadi sumber penghasilan bila diterbitkan.

Dari penjabaran diatas tentunya dalam pembuatan buku teks harus sesuai dengan kriteria.
Apa saja kriteria buku teks yang harus ada?

1. Sesuai Dengan Materi dan Kurikulum 


Melanjutkan poin sebelumnya bahwa kriteria buku teks ini harus sesuai dengan materi
yang berdasarkan kurikulum. Kesesuaian materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran
berstandar akan dipilih melalui rapat pendidik (rapat guru). Pada rapat tersebut, pendidik
atau guru harus menyesuaikan materi yang terdapat dalam buku teks dengan keadaan
sekolah. Penyesuaian buku teks ini agar materi yang terdapat dalam buku tersebut dapat
mendukung visi dan misi sekolah.
Selain itu, kesesuaian materi yang dimaksud adalah materi yang dikembangkan memiliki
kekuatan bagi proses pembelajaran. Materi-materi yang ada dalam buku teks haruslah
sejalan dengan konsep ilmu pendidikan. Ketidaksejalanan materi yang ada dalam buku
teks dengan konsep ilmu pendidikan juga akan berpengaruh pada tujuan pembelajaran
serta visi dan misi sekolah.
Dalam penyesuaian materi, materi yang ada dalam buku teks juga haruslah materi yang
akurat, mutakhir, serta sesuai dengan konteks dan kemampuan berpikir peserta didik.
Pentingnya penyesuaian materi ini juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pendidik harus bisa memilih buku teks yang bertemakan sesuai dengan kondisi fisik
siswa dan lingkungan tempat belajar siswa.

2. Memotivasi 
Selain dari visual yang menarik perhatian, kriteria buku teks yang dapat menjadi daya
tarik adalah jika isinya yang memang dapat memotivasi. Memotivasi maksudnya tidak
melulu soal kata-kata motivasi, tapi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang guru atau
dosen ungkapkan. 
Maka disarankan penulis buku teks merupakan orang yang memiliki keterampilan dalam
bidang tersebut. Mengingat buku teks merupakan bagian dari buku ajar yang mana dari
segi konteks isi dan aturan penulisan berpacu pada kurikulum dan rencana pembelajaran
harus relevan. 
Ini menjadi PR tersendiri bagi guru atau penulis yang sedang merancang buku teks
supaya anggapan buku teks selalu kaku bisa dihilangkan. Tidak melulu kaku, yang
terpenting peserta didik mampu belajar dan mempelajarinya. 
Dalam penyajian materi yang menarik perhatian, aspek-aspek yang perlu mendapat
pertimbangan adalah:
(a) Penyajian peta konsep dan tujuan belajar mudah dipahami oleh peserta didik.
(b) Urutan materi dan hubungan antar-materi disajikan sistematis dan logis.
(c) Penyajian materi dan ilustrasi/gambar memotivasi peserta didik untuk belajar.
(d) Materi disajikan mendorong umpan balik dan refleksi diri peserta didik.

3. Menarik Perhatian
Karena tujuannya adalah sebagai buku pegangan siswa dalam pembelajaran, maka sudah
semestinya buku teks harus dikemas secara menarik. Sebab pengemasan yang menarik
akan meningkatkan daya tarik siswa untuk belajar dan membaca buku teks tersebut.
Kriteria buku teks yang menarik bisa dengan isi buku yang disertai dengan gambar dan
penjelasan yang ringkas. 
Pada dasarnya buku teks harus melihat siapakah yang akan membaca buku tersebut. Jika
untuk TK dan SD, maka sebaiknya tunjang dengan gambar dan tulisan yang tidak terlalu
padat. 

Beberapa aspek yang harus diperhatikan: 

a) Ketepatan dalam menggunakan pilihan kata dan gaya bahasa.


Ketepatan dalam pemilihan kata pada buku teks haruslah sesuai dengan tingkat
pembacanya (peserta didik). Ini akan berpengaruh pada pemahaman siswa
terhadap materi yang sedang diajarkan.

b) Kalimat yang digunakan pada umumnya mudah dipahami.


Kalimat yang digunakan dalam buku haruslah kalimat yang mudah dipahami serta
hubungan antar kalimatnya juga harus koheren. Jangan sampai ada kalimat yang
akan membuat siswa semakin bingung jika menggunakan buku teks tersebut.

c) Paragraf yang disajikan tidak membingungkan.


Paragraf yang ada dalam buku juga harus kohesi. Artinya hubungan antarparagraf
yang satu dengan yang lain harus memiliki kejelasan dan mudah dipahami.

d) Memiliki keterbacaan yang sesuai dengan usia baca dari peserta didik.
keterbacaan mempersoalkan tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu
bahan bacaan tertentu bagi peringkat pembaca tertentu. Ini akan berhubungan
dengan bahasa sebuah buku teks (kata, kalimat, paragraf, wacana) yang cocok
untuk tingkat pembacanya. Penggunaan tata letak dan tipografi buku dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik.

e) Penggunaan tipografi yang tepat pada sebuah buku teks akan memudahkan
peserta didik memahami materi yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai