PERSIAPAN MENGAJAR
Disusun Oleh:
Penanggap Utama:
SOFIYYAH (20.02.0079)
Semester IV-3
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi pembelajaran menempati posisi yang penting dari keseluruhan kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.Sasaran
tersebut harus sesuai dengan Standart Komptensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik.Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
serta tercapainya indikator.Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, juga
mengsyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran. Berkenaan
dengan pemilihan materi pembelajaran ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara
penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya.
Masalah lain yang berkenaan dengan materi pembelajaran adalah memilih sumber di
mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada
buku.Padahal, banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.Buku pun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.Berbagai buku
dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Selain itu, masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan materi
pembelajaran adalah pengajar memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas
atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat,
dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
mahasiswa.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan materi
pembelajaran untuk membantu pengajar agar mampu memilih materi pembelajaran dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu - rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan
prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-
langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam makalah ini sayaakan membahasa sedikit tentang desain materi
pembelajaran, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dalam mengembangkan desain
materi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Defenisi Pembelajaran
Pembelajaran yang identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar”
yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (askpek kognitif),
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor), bagi peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal.1
1
Dr. Ahdar Djamaluddin, Dr. Wardana, Belajar dan Pembelajaran, (CV Kaffah Learning Center, Sulawesi Selatan,
2019) hal. 13
desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.Melalui suatu desain orang bisa melakukan
langkah – langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.Dengan
demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali
dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons
kebutuhan tersebut.
Dalam konteks pembelajaran, desain intruksional dapat diartikan sebagai proses yang
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan -
bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber - sumber
pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan. Pendekatan
yang dapat digunakan dalam desain pembelajaran adalah pendekatan sistem, yang mencakup
analisis tentang perencanaan, analisis pengembangan, analisis implementasi, dan analisis
evaluasi.
Membuat rencana mengajar merupakan tugas guru yang utama. Rencana mengajar
merupakan realisasi dan pengalaman belajar siswa yang telah ditetap pada tahapan penentuan
pengalaman belajar. Oleh karena itu guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk
menganalisis silabus tersebut sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah serta
kemampuan dalam menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan
pedoman pembentukan kompetensi peserta didik.
Kenneth D. Moore membagi perencanaan menjadi, rencana mingguan dan rencana
harian. Menurutnya, rencana mingguan ini sangat perlu sebagai garis besar program
pengajaran yang bisa disiapkan guru dan diserahkan kepada administrasi sekolah sehingga
kalau tiba-tiba guru tersebut ada halangan yang lain bisa mempunyai informasi apa yang
harus disampaikan kepada muridnya. Sedangkan rencana harian adalah rencana pembelajaran
yang disusun untuk setiap hari mengajar, dan bersentuhan langsung dengan suasana dalam
kelas.
2
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, perencanan dan mendesain sistem pembelajaran, (PT Kharisma Putra Utama,
Jakarta, 2017), hal. 65
Adersoon, membedakan perencanaan dalam dua kategori, yaitu perncanaan jangka
panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut unit plan yang merupakan
perencanaan bersifat komprehensif, dimana dapat dilihat aktivitas guru selama satu semester.
Perencanaan umum ini memerlukan uraian lebih rinci melalu perencanaan jangka pendek
yang disebut dengan persiapan mengajar.
Guru, murid, dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam proses
pembelajaran. Ketiga unsur ini saling berkaitan, mempengaruhi serta tunjang menunjang
antar satu dengan yang lainya.
Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat al-Qur’an diatas menekankan tentang proses pencapaian tujuan dari perencanaan
yang tidak boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada
orang-orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepada-Nya, kita haruslah memperhatikan
segala perbutan yang dilakukan.Hal ini sejalan dengan prinsip dasar perencanaan dimana
tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta
orientasi pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif, termasuk dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran sebelum pembelajaran dilakukan.
Maka bagi setiap muslim wajib bagi kita untuk selalu menuntut Ilmu maupun dunia
dan akhirat adapun dalam al – Qur’an Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari
ilmu adalah manusia. Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia
maupun diakhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
ٍ يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا
ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ُر
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11)
1. Untuk menilai pengajaran atau keadaan siswa artinya pengajaran dinilai berhasil
apabila siswa telah ditentukan ketercapaian tujuan-tujuan pengajaran oleh siswa
menjadi indikator keberhasilan sistem pengajaran yang dirancang sebelumnya.
2. Untuk memimbing siswa belajar. Tujuan-tujuan yang telah dirumuskan memberikan
arah, acuan, dan pedoman bagi siswa dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dengan
demikian guru dapat merancang tndakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mengarahkan siswa mencapai tujuan pengajaran.
3. Sebagai krieria untuk merancang pelajaran. Merupakan dasar dalam memilih dan
menetapkan materi pelajaran, baik ruang lingkupnya, menetukan kegiatan-kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, memilih alat sumber, serta untuk
merancang prosedur penilaian.
1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran
serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,
sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
4. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta
didik.
5. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.
6. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.3
Dalam mendesain materi pembelajaran ada beberapa hal penting yang harus
dilakukan oleh seorang guru atau seorang dosen, hal ini pula yang akan menentukan
sempurna atau tidaknya desain materi pembelajaran, yaitu:
1. Pengumpulan Informasi
Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu pertama hari sekolah atau di
dalam kelas, tentu ia melakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata
kuliah atau mata pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan sebagai satu usaha pembuktian
akuntabilitas profesionalisme pembelajaran seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah
memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi. Paling tidak ada empat elemen yang harus
dipersiapkan seorang dosen dalam mendesain satu matakuliah, yaitu:
Keempat elemen itu memiliki karakter yang bersifat holistik, serasi, sekata, senada.
Meskipun wujudnya masing-masing elemen berbeda, tetapi hakekatnya adalah sama.
3
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Rineke Cipta, Jakarta, 1996), hlm. 101
1. Referensi baik yang utama atau sekunder
2. Jurnal-jurnal ilmiah
3. Hasil penelitian terbaru
4. Out-line matakuliah yang ada sebelumnya
5. Satuan acara perkuliahan yang ada sebelumnya
6. Silabus, kurikulum
7. Konsultasi dengan dosen senior bagi mereka asisten dosen
8. Konsorsium keilmuan
Desain materi dalam bentuk satu daftar topik-topik materi yang tersusun secara naratif
dan linier sesuai dengan urutan atau skuensi topik bahasan yang diinginkan.Contoh dibawah
ini, daftar topik-topik bahasan relatif global.
Contoh:
Di samping mendesain materi dalam bentuk linier, alternatif kedua adalah dalam
sebuah gambar yaitu peta konsep (concept map).
2. Peta Konsep
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara konsep-
konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar
atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu
pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik bahasan yang
diinginkan.
Untuk mendesain materi perkuliahan untuk satu semester dalam bentuk sebuah peta
konsep, ada beberapa langkah yang mutlak dilakukan khususnya bagi dosen pemula, dosen
asisten atau dosen.
a. Sastra/al-Adab
b. Novel
c. Cerpen
d. Drama
e. Puisi/al-Shi`r
f. al-Nasr/Prosa
g. Kritik/al-Naqd
h. Semantik
i. Semiotik
j. Strukturalisme
Langkah kelima atau terakhir, setelah memberi tanda hubungan arah antara konsep-
konsep, anda mutlak memberi makna pada garis penghubung atau satu label di atas tanda
panah. Label ini menjadi penjelas sifat hubungan antara satu konsep dengan konsep yang
lain. Setelah semua garis panah memiliki label, maka sebuah peta konsep dinyatakan telah
jadi sebagai draft permulaan.4
Dewi Salma Prawiladilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group, 2008), hal: 44
4
BAB III
SIMPULAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Sudjana, Nana dan Amad Rifai, 2005, Media Pengajaran, Bandung, PT Sinar Baru.