Anda di halaman 1dari 17

DESAIN MATERI PEMBELAJARAN / PENGEMBANGAN

PERSIAPAN MENGAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perencanaan Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Zein, M.pdi

Disusun Oleh:

RONAULI YANTI RITONGA (20.02.0069)

Penanggap Utama:

SOFIYYAH (20.02.0079)

Semester IV-3

Prodi Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam “UISU” Pematangsiantar

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Materi pembelajaran menempati posisi yang penting dari keseluruhan kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.Sasaran
tersebut harus sesuai dengan Standart Komptensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik.Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
serta tercapainya indikator.Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, juga
mengsyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran. Berkenaan
dengan pemilihan materi pembelajaran ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara
penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya.

Masalah lain yang berkenaan dengan materi pembelajaran adalah memilih sumber di
mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada
buku.Padahal, banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.Buku pun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.Berbagai buku
dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.

Selain itu, masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan materi
pembelajaran adalah pengajar memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas
atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat,
dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
mahasiswa.

Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan materi
pembelajaran untuk membantu pengajar agar mampu memilih materi pembelajaran dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu - rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan
prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-
langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam makalah ini sayaakan membahasa sedikit tentang desain materi
pembelajaran, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dalam mengembangkan desain
materi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi pembelajaran?


2. Apa pengertian desain pembelajaran?
3. Apa pengertian pengembangan persiapan mengajar?
4. Apa manfaat desain tujuan pembelajaran?
5. Bagaimana cara mendesain materi pembelajaran?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui defenisi pembelajaran.


2. Dapat mengetahui pengertian desain pembelajaran.
3. Dapat mengetahui pengertian pengembangan persiapan mengajar.
4. Dapat mengetahui manfaat desain tujuan pembelajaran.
5. Dapat mengetahui cara mendesain materi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Pembelajaran

Pembelajaran yang identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar”
yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (askpek kognitif),
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor), bagi peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal.1

B. Pengertian Desain Pembelajaran

Terdapat pengertian desain pembelajaran (intructional disaign).Herbert Simon (Dick


dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses pemecah masalah. Tujuan sebuah

1
Dr. Ahdar Djamaluddin, Dr. Wardana, Belajar dan Pembelajaran, (CV Kaffah Learning Center, Sulawesi Selatan,
2019) hal. 13
desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.Melalui suatu desain orang bisa melakukan
langkah – langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.Dengan
demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali
dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons
kebutuhan tersebut.

Dalam konteks pembelajaran, desain intruksional dapat diartikan sebagai proses yang
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan -
bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber - sumber
pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan. Pendekatan
yang dapat digunakan dalam desain pembelajaran adalah pendekatan sistem, yang mencakup
analisis tentang perencanaan, analisis pengembangan, analisis implementasi, dan analisis
evaluasi.

Dengan pengertian diatas Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran


disusun untuk membantu proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan
segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh
dua faktor yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti
kemampuan dasar , gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu
yang belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan
dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar.Desain
pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi
yang kemungkinan siswa dapat belajar.Menurut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan
oleh pengaturan kondisi eksternal.

Maka desain pembelajaran berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat


dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang didalamnya mencakup
rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang
dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat
dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan. Mendesain pembelajaran harus diawali dengan studi kebutuhan (need
assessment), sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan
dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi
pembelajaran.2

C. Pengertian Pengembangan Persiapan Mengajar

 Persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam


kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan
komponen pembelajaran berbasis kompetensi yakni,

a. Kompetensi dasar, berfungsi mengembangkan potensi peserta didik.


b. Materi standar, berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar.
c. Indikator hasil belajar, berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan
kompetensi pada peserta didik.
d. Skenario pembelajaran, merupakan tahapan-tahapan yang akan dilakukan
dalam proses pengajaran.
e. Penilaian berbasis kelas, berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila standar kompetensi belum
tercapai.

            Membuat rencana mengajar merupakan tugas guru yang utama. Rencana mengajar
merupakan realisasi dan pengalaman belajar siswa yang telah ditetap pada tahapan penentuan
pengalaman belajar. Oleh karena itu guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk
menganalisis silabus tersebut sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah serta
kemampuan dalam menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan
pedoman pembentukan kompetensi peserta didik.

            Kenneth D. Moore membagi perencanaan menjadi, rencana mingguan dan rencana
harian. Menurutnya, rencana mingguan ini sangat perlu sebagai garis besar program
pengajaran yang bisa disiapkan guru dan diserahkan kepada administrasi sekolah sehingga
kalau tiba-tiba guru tersebut ada halangan yang lain bisa mempunyai informasi apa yang
harus disampaikan kepada muridnya. Sedangkan rencana harian adalah rencana pembelajaran
yang disusun untuk setiap hari mengajar, dan bersentuhan langsung dengan suasana dalam
kelas.

2
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, perencanan dan mendesain sistem pembelajaran, (PT Kharisma Putra Utama,
Jakarta, 2017), hal. 65
            Adersoon, membedakan perencanaan dalam dua kategori, yaitu perncanaan jangka
panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut unit plan yang merupakan
perencanaan bersifat komprehensif, dimana dapat dilihat aktivitas guru selama satu semester.
Perencanaan umum ini memerlukan uraian lebih rinci melalu perencanaan jangka pendek
yang disebut dengan persiapan mengajar.

            Guru, murid, dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam proses
pembelajaran. Ketiga unsur ini saling berkaitan, mempengaruhi serta tunjang menunjang
antar satu dengan yang lainya.

Adapun DalamQS.al-Hasyr (59) :18

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah  dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Quraish Shihab dalam tafsir al misbah, menafsirkan bahwa ayat tersebut berbicara


mengenai persiapan. Beliau mengatakan bahwa kata waltandzur nafsumma koddamat
lighod, mempunyai arti bahwa manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan
merencanakan dari segala apa yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan
memperoleh kenikmatan dalam kehidupan ini.

Ayat al-Qur’an diatas menekankan tentang proses pencapaian tujuan dari perencanaan
yang tidak boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada
orang-orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepada-Nya, kita haruslah memperhatikan
segala perbutan yang dilakukan.Hal ini sejalan dengan prinsip dasar perencanaan dimana
tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta
orientasi pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif, termasuk dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran sebelum pembelajaran dilakukan.

Maka bagi setiap muslim wajib bagi kita untuk selalu menuntut Ilmu maupun dunia
dan akhirat adapun dalam al – Qur’an Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari
ilmu adalah manusia. Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia
maupun diakhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”
Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

ٍ ‫يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ُر‬
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka berkewajiban


untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu yang sudah mereka peroleh. 

D. Manfaat Desain Tujuan Pembelajaran

Secara khusus tujuan pengajaran bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk menilai pengajaran atau keadaan siswa artinya pengajaran dinilai berhasil
apabila siswa telah ditentukan ketercapaian tujuan-tujuan pengajaran oleh siswa
menjadi indikator keberhasilan sistem pengajaran yang dirancang sebelumnya.
2. Untuk memimbing siswa belajar. Tujuan-tujuan yang telah dirumuskan memberikan
arah, acuan, dan pedoman bagi siswa dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dengan
demikian guru dapat merancang tndakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mengarahkan siswa mencapai tujuan pengajaran.
3. Sebagai krieria untuk merancang pelajaran. Merupakan dasar dalam memilih dan
menetapkan materi pelajaran, baik ruang lingkupnya, menetukan kegiatan-kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, memilih alat sumber, serta untuk
merancang prosedur penilaian.

Menjadi media untuk berkomunikasikan dengan rekan-rekan guru lainnya.


Berdasarkan tjuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan, maka seorang guru dapat
melakukan komunikasi dengan rekan sekerjanya tentang apa yang hendak dicapai dalam
tujuan pembelajaran.
Adapun peranan bahan ajar adalah:

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran
serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,
sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
4. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta
didik.
5. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.
6. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.3

E. Cara Mendesain Materi Pembelajaran

Dalam mendesain materi pembelajaran ada beberapa hal penting yang harus
dilakukan oleh seorang guru atau seorang dosen, hal ini pula yang akan menentukan 
sempurna atau tidaknya desain materi pembelajaran, yaitu:

1. Pengumpulan Informasi

Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu pertama hari sekolah atau di
dalam kelas, tentu ia melakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata
kuliah atau mata pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan sebagai satu usaha pembuktian
akuntabilitas profesionalisme pembelajaran seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah
memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi. Paling tidak ada empat elemen yang harus
dipersiapkan seorang dosen dalam mendesain satu matakuliah, yaitu:

a. Elemen materi-materi perkuliahan,


b. Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil belajar,
c. Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran, dan
d. Elemen evaluasi pembelajaran

Keempat elemen itu memiliki karakter yang bersifat holistik, serasi, sekata, senada.
Meskipun wujudnya masing-masing elemen berbeda, tetapi hakekatnya adalah sama.

Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum seorang dosen memulai


mendesain materi-materi perkuliahan dalam bentuk apapun, ia seharusnya mulai
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak
langsung dengan matakuliah yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin
didapatkandalam bentuk hard copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau
konsultasi dari beberapa sumber:

3
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Rineke Cipta, Jakarta, 1996), hlm. 101
1. Referensi baik yang utama atau sekunder
2. Jurnal-jurnal ilmiah
3. Hasil penelitian terbaru
4. Out-line matakuliah yang ada sebelumnya
5. Satuan acara perkuliahan yang ada sebelumnya
6. Silabus, kurikulum
7. Konsultasi dengan dosen senior bagi mereka asisten dosen
8. Konsorsium keilmuan

Di samping itu, sangat perlu sebelum memulai mengorganisasikan atau mendesain


bahan ajar mempertimbangkan butir-butir berikut: semua informasi itu belum lengkap kalau
materi matakuliah itu belum dikomunikasikan dengan visi, misi dan program studi atau
jurusan yang mengembangkan matakuliah itu. Langkah kedua, setelah informasi materi
dianggap memadai, maka ada beberapa alternatif yang mungkin dilakukan oleh seorang
dosen atau guru untuk mendesain materi perkuliahan atau pembelajaran yang relatif siap
disajikan atau di-share kepada mahasiswa.

I.      Alternatif Pertama Mendesain Materi

Desain materi dalam bentuk satu daftar topik-topik materi yang tersusun secara naratif
dan linier sesuai dengan urutan atau skuensi topik bahasan yang diinginkan.Contoh dibawah
ini, daftar topik-topik bahasan relatif global.

Contoh:

Mata Kuliah : Penelitian


Bobot : 2 (dua) sks

Sejarah Perkembangan Penelitian Sastra


Paradigma Penelitian Sastra
Pendekatan, Teori, Metodolodi, Metode dan Tekhnik
Teori Penelitian Sastra I : Teori Strukturalisme I
Teori Penelitian Sastra II : Teori Strukturalisme II Robert Stanton
Teori Penelitian Sastra III : Teori Strukturalisme Genetik I
Teori Penelitian Sastra IV : Teori Strukturalisme Genetik II Lucian Goldman
Teori Penelitian Sastra V : Teori

II.       Alternatif kedua mendesain materi

Di samping mendesain materi dalam bentuk linier, alternatif kedua adalah dalam
sebuah gambar yaitu peta konsep (concept map).

2. Peta Konsep

Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara konsep-
konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar
atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu
pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik bahasan yang
diinginkan.

  Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep

Untuk mendesain materi perkuliahan untuk satu semester dalam bentuk sebuah peta
konsep, ada beberapa langkah yang mutlak dilakukan khususnya bagi dosen pemula, dosen
asisten atau dosen.

1. Brainstormingatau curah gagasan,


2. Menentukan 8-12 konsep (topik) besar (major) atau utama,
3. Menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk gambar,
4. Menghubungkan konsep-konsep dengan garis,
5. Memberi label di atas garis panah.

Langkah pertama, melakukan Brainstormingatau curah gagasan, anda berusaha


menuangkan segala topik atau konsep yang berkaitan dengan materi mata kuliah dengan
leluasa, bebas tanpa beban takut salah. Seperti ketika melakukan Brainstorming atau curah
gagasan untuk mata kuliah Kritik Sastra/ Naqd al-Adab, si dosen mencurahkan semaksimal
mungkin segala konsep, ide, topic terkait, seperti:

a. Sastra/al-Adab
b. Novel
c. Cerpen
d. Drama
e. Puisi/al-Shi`r
f. al-Nasr/Prosa
g. Kritik/al-Naqd
h. Semantik
i. Semiotik
j. Strukturalisme

Langkah kedua, setelah melakukan Brainstorming atau curah gagasan, Anda


menyeleksi konsep-konsep atau topik-topik dari dua puluh delapan menjadi sekitar 8 sampai
12 konsep yang lebih besar. Dalam penyeleksian konsep-konsep, mungkin ada beberapa
konsep yang bisa dicarikan jenisnya atau konsep yang lebih besar.Konsep novel, cerpen,
drama, puisi dan prosa dapat dijadikan dalam satu konsep yang lebih besar yaitu konsep
sastra. Sebagai hasil seleksi konsep yang lebih besar, umpamanya dapat disebut sebagai
berikut:

a. Ma`na al-Naqd wa al-Adab


b. Ma al-Shi`r wa al-Nashr
c. Metode Strukturalisme
d. Metode Genesis Strukturalisme

Langkah ketiga, setelah menyeleksi atau mensortir konsep-konsep menjadi lebih


besar yang terdiri dari sekitar 8 sampai 12 konsep, Anda menggambar satu peta konsep dalam
satu halaman. Jika anda melihat peta bumi yang memuat nama-nama kota besar.

Langkah keempat, setelah menggambar satu peta konsep, anda memberi tanda


hubungan arah antara konsep-konsep sebagaimana anda menemukan pada peta bumi yang
memuat garis penghubung antara nama-nama kota besar. Dalam peta konsep anda melihat
hubungan panah antara nama-nama konsep besar.

Langkah kelima atau terakhir, setelah memberi tanda hubungan arah antara konsep-
konsep, anda mutlak memberi makna pada garis penghubung atau satu label di atas tanda
panah. Label ini menjadi penjelas sifat hubungan antara satu konsep dengan konsep yang
lain. Setelah semua garis panah memiliki label, maka sebuah peta konsep dinyatakan telah
jadi sebagai draft permulaan.4

 Dewi Salma Prawiladilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group, 2008), hal: 44 
4
BAB III
SIMPULAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.

Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu


proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka
panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni, faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi
yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar , gaya belajar
seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Faktor eksternal
adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi atau
lingkungan yang didesain agar siswa belajar.Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor
eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang kemungkinan siswa dapat
belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan oleh pengaturan kondisi
eksternal.

 Persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam


kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan
komponen-pembelajaran berbasis kompetensi yakni,

a. Kompetensi dasar, berfungsi mengembangkan potensi peserta didik.


b. Materi standar, berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar.
c. Indikator hasil belajar, berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan
kompetensi pada peserta didik.
d. Skenario pembelajaran, merupakan tahapan-tahapan yang akan dilakukan
dalam proses pengajaran.
e. Penilaian berbasis kelas, berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila standar kompetensi belum
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad, 2013, Desain Pembelajaran, Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri.

Sudjana, Nana dan Amad Rifai, 2005, Media Pengajaran, Bandung, PT Sinar Baru.

Harjanto, 1997, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran.

Majid, Abdul, 2007, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Hamzah, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, Sinar Grafika Offset.

Anda mungkin juga menyukai