Anda di halaman 1dari 15

AL-WIJDÁN: Journal of Islamic Education Studies.

Volume III, Nomor 2, November 2018; p-ISSN: 2541-2051; online -ISSN: 2541-3961
Available online at http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/alwijdan

Received: September 2018 Accepted: October 2018 Published : November 2018

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN

Fathor Rachman
INSTIKA Guluk-Guluk Sumenep
Email: efrachman81@gmail.com

Abstract

Learning planning is the process of making decisions on the results of rational thinking about
specific learning goals and objectives, namely changes in behavior and a series of activities that
should be carried out as an effort to achieve these objectives by utilizing all potential and
existing learning resources. Scientific learning is student-centered learning, where students are
required to find material related to certain subjects themselves. There are 5 scientific learning
steps, namely: observing, asking, experimenting, associating / processing information /
reasoning, and communicating. The implementation of learning planning manifested in the
form of a learning plan can be made for one year called the annual program, in one semester
called the semester and daily program called the learning unit program.

Keywords: Planning methods, Scientific learning, Quality.


Fathor Rachman

Pendahuluan berguna untuk memperoleh kemajuan dalam


perkembangan dan belajar peserta didik. Selain
Pembelajaran merupakan bentuk dari
itu, Guru dapat memahami peranannya dan
aktualisasi kurikulum. Lebih lanjut dijelaskan
tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik
bahwa implementasi kurikulum merupakan
sehinga proses pembelajaran akan berjalan
suatu penerapan konsep, ide, program, atau
sesuai dengan apa yang diharapakan.
tatanan kurikulum ke dalam praktik
pembelajaran.1 Dengan demikian implementasi Perencanaan pembelajaran merupakan
kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan
program kurikulum yang telah dikembangkan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara
dalam tahap sebelumnya, kemudian apa yang dipakai untuk menilai pencapaian
diujicobakan dalam pelaksanaan dan tujuan tersebut, materi apa yang akan
pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan,
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan serta alat atau media apa yang diperlukan.
karakteristik peserta didik, baik perkembangan Pendapat lain mengenai perencanaan
intelektual, emosional serta fisiknya. pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam
Perencanaan adalah sesuatu yang penting
suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan
sebelum melakukan sesuatu yang lain.
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon)
Perencanaan dianggap penting karena akan
komponen-komponen pembelajaran sehingga
menjadi penentu dan sekaligus memberi arah
arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara
terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan
penyampaian kegiatan (metode dan teknik),
demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak
serta bagaimana mengukurnya (evaluasi)
terarah jika tidak ada perencaan yang matang,
menjadi jelas dan sistematis.
perencaan yang matang dan disusun dengan
baik akan memberi pengaruh terhadap
ketercapaian tujuan. Perencanaan dalam Pembahasan
pembelajaran merupakan sesuatu yang urgen, Pengertian, Fungsi dan Prinsip
karena tanpa perencanaan yang baik mustahil Perencanaan Pembelajaran
pembelajaran yang efektif akan mampu
Perencanaan atau planning dapat
terwujud.
didefinisikan sebagai “keseluruhan proses
Perencanaan pembelajaran adalah pemikiran dan penentuan secara matang
memproyeksikan tindakan apa yang akan daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa
dilaksanakan dalam suatu pembelajaran. Hal ini

161 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

yang akan datang dalam rangka pencapaian fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang
2
tujuan yang telah ditentukan”. akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan
Anderson dan Bowman dalam bukunya
kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam
Teoritical Consideration in Educational Planning
batas-batas yang dapat diterima yang akan
seperti yang dikutip oleh Ahmad Rohani dan
digunakan dalam penyelesaian.4 Berkaitan
Abu Ahmadi, berpendapat:
dengan pengertian perencanaan pembelajaran,
“Perencanaan/rancangan adalah proses
para ahli memiliki pendapat berlainan meskipun
mempersiapkan seperangkat putusan bagi
memiliki tujuan yang sama, diantaranya adalah:
perbuatan dimasa datang”.3 Perencanaan
Branch yang mengartikan perencanaan
menjadi fungsi organik pertama karena
pembelajaran sebagai suatu sistem yang berisi
merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan
prosedur untuk mengembangkan pendidikan
pelaksanaan selanjutnya. Alasannya bahwa
dengan cara yang konsisten dan reliable. Ritchy
tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar
memberi arti perencanaan pembelajaran sebagai
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
ilmu yang merancang detail secara spesifik
dalam rangka usaha pencapaian tujuan.
untuk pengembangan, evaluasi dan

Berbagai pendapat diatas menyiratkan pemeliharaan situasi dengan fasilitas

bahwa perencanaan merupakan proses yang pengetahuan diantara satuan besar dan kecil

berisi kegiatan-kegiatan berupa pemikiran, persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan

perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang menyebut rencana pembelajaran sebagai proses

semuanya itu dilakukan dalam rangka sistematis dalam mengartikan prinsip belajar

tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya dan pembelajaran kedalam rancangan untuk

perencanaan merupakan proses pengambilan bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber

keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) informasi dan evaluasi.5 Menurut Sagala, dalam

mengenai sasaran dan cara-cara yang akan konteks pembelajaran, perencanaan diartikan
dilaksanakan di masa yang akan datang guna sebagai proses penyesuaian materi pelajaran,

mencapai tujuan yang dikehendaki serta penggunaan media pengajaran, penggunaan

pemantauan dan penilaiannya atas hasil pendekatan atau metode pembelajaran, dalam

pelaksanaannya, yang dilakukan secara suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan

sistematis dan dan berkesinambungan. pada masa satu semester yang akan datang
untuk mencapai tujuan yang ditentukan.6
Cunningham dalam Hamzah
mengemukakan bahwa perencanaan adalah Dari beberapa definisi di atas dapat

menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 162


Fathor Rachman

sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
menitikberatkan pada kegiatan guru atau dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses
kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa pengambilan keputusan tersebut adalah
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan
pembelajaran yang telah ditentukan. acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran adalah
perubahan perilaku siswa baik perubahan Dari pengertian tersebut, maka dapat
perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun diketahui bahwa perencanaan pembelajaran
psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
bidang kognitif adalah pengembangan
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil
kemampuan intelektual siswa, misalnya
dari proses berpikir, artinya suatu
kemampuan penambahan pemahaman, dan
perencanaan pembelajaran tidak disusun
informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik.
sembarangan tetapi dengan
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif
mempertimbangkan segala aspek yang
adalah pengembangan sikap siswa terhadap
mungkin dapat berpengaruh, dan segala
bahan dan proses pembelajaran, maupun
sumber daya yang tersedia yang dapat
pengembangan sikap sesuai dengan norma-
mendukung keberhasilan proses
norma yang berlaku di
pembelajaran.
masyarakat. Pengembangan perilaku dalam
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk
bidang psikomotor adalah pengembangan
mengubah perilaku siswa sesuai dengan
kemampuan menggunakan otot atau alat
tujuan yang hendak dicapai. Sehingga
tertentu, maupun menggunakan potensi otak
ketercapaian tujuan merupakan fokus utama
untuk memecahkan permasalahan tertentu.
dalam perencanaan pembelajaran.
Dari pengertian perencanaan dan 3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang
pembelajaran yang telah diuraikan di atas, rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
maka juga dapat disimpulkan pengertian dari untuk mencapai tujuan. Perencanaan
perencanaan pembelajaran adalah proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai
pengambilan keputusan hasil berpikir secara pedoman dalam mendesain pembelajaran
rasional tentang sasaran dan tujuan sesuai dengan kebutuhan.
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah
laku serta rangkaian kegiatan yang hatus
dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan

163 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

Fungsi Perencanaan Pembelajaran organisasi kurikuler yang baik, metode yang


tepat dan hemat waktu.
Perencanaan pembelajaran memainkan
4. Murid-murid akan menghormati guru yang
peranan penting dalam
dengan sungguh-sungguh mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi
diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-
rumusan tentang apa yang akan
harapan mereka.
diajarkan pada siswa, bagaimana cara
5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru
mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat
untuk memajukan pribadinya dan
menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah
perkembangan profesionalnya.
menyelesaikan proses pembelajarannya.
6. Membantu guru memiliki perasaan percaya

Perencanaan tersebut sangat penting diri pada diri sendiri dan

bagi guru karena kalau tidak jaminan atas diri sendiri.

ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa 7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses

yang akan tidak terarah dalam proses belajarnya belajar mengajar di kelas agar dapat

tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa berjalan lebih efektif dan efisien.7

salah arah dalam proses belajar yang


Sementara itu juga ada yang menjabarkan
dikembangkannya pada siswa.
kegunaan atau fungsi perencanaan pembelajaran

Berkaitan dengan fungsi perencanaan sebagai berikut:

pembelajaran, mungkin pendapat Oemar


1. Fungsi kreatif
Hamalik bisa dijadikan sebagai acuan, yakni;
Pembelajaran dengan menggunakan
1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas
perencanaan yang matang akan dapat
tentang tujuan pendidikan sekolah, dan
memberikan umpan balik yang dapat
hubungannya dengan pembelajaran yang
menggambarkan berbagai kelemahan yang ada
dilaksanakan untuk mencapai tujuan
sehingga akan dapat meningkatkan dan
tersebut.
memperbaiki program.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran
tentang sumbangan 2. Fungsi Inovatif
pengajarannya terhadap pencapaian tujuan
Suatu inovasi pasti akan muncul jika
pendidikan.
direncanakan karena adanya kelemahan dan
3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and
kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
error dalam mengajar dengan adanya
Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 164


Fathor Rachman

kita memahami proses yang dilaksanakan secara 6. Fungsi akurasi


sistematis dan direncanakan dan diprogram
Melalui proses perencanaan yang matang,
secara utuh.
guru dapat mengukur setiap waktu yang
3. Fungsi selektif diperlukan untuk menyampaikan bahan
pelajaran tertentu, dapat menghitung jam
Melalui proses perencanaan akan dapat
pelajaran efektif.
diseleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi 7. Fungsi pencapaian tujuan
selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan
Mengajar bukanlah sekedar
materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan
menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
tujuan pembelajaran.
manusia yang utuh yang tidak hanya
4. Fungsi Komunikatif berkembang dalam aspek intelektualnya saja,
tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui
Suatu perencanaan yang memadai harus
perencanaan yang baik, maka proses dan hasil
dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
belajar dapat dilakukan secara seimbang.
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan
pihak eksternal seperti orang tua dan 8. Fungsi kontrol dan evaluatif
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
Mengontrol keberhasilan siswa dalam
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik
mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak
mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai
dapat dipisahkan dalam suatu proses
dan strategi yang dilakukan.
pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
5. Fungsi prediktif ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah
dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga
Perencanaan yang disusun secara benar
akan dapat memberikan balikan kepada guru
dan akurat, dapat menggambarkan apa yang
dalam mengembangkan program pembelajaran
akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan
selanjutnya.8
sesuai dengan program yang telah disusun.
Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan Prinsip Perencanaan Pembelajaran
terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan
Agar perencanaan dapat menghasilkan
diperoleh.
rencana yang efektif dan efisien, prinsip-prinsip
berikut patut diperhatikan:

165 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Perencanaan hendaknya mempunyai dasar mendukung maupun menghambat


nilai yang jelas dan mantab. pelaksanaan rencana nanti.

Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai Kondisi sosio budaya tersebut misalnya
budaya, nilai moral, nilai refigius, maupun sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita-
gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas cita. Terhadap kondisi sosio budaya ymg
dan mantab akan memberikan motivasi yang mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya
kuat untuk menghasilkan rencana yang sebaik- telah direncanakan cara memanfaatkan secara
baiknya. maksimal faktor pendukung itu. Sedangkan
terhadap kondisi sosio budaya yang
2. Perencanaan hendaknya berangkat dari
menghambat, hendaknyta telah direncanakan
tujuan umum.
cara untuk mengantisipasinya dan menekannya

Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, menjadi sekecil-kecilnya

kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan


5. Perencanaan hendaknya fleksibel.
khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi.
Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan Meskipun berbagai hal yang terkait
khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai dengan pelaksanaan rencana telah
unsur dalam perencanaan memiliki relevansi dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih
yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai. mungkin terjadi hal-hal di luar perhitungan
perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh
3. Perencanaan hendaknya realistis.
karena itu, dalam membuat perencanaan,
Perencanaan hendaknya disesuaikan hendaknya disediakan ruang gerak bagi

dengan sumber daya dan dana yang tersedia. kemungkinan penyimpangan dari rencana

Dalam hal sumber daya, hendaknya sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi di

dipertimbangkan kuantitas maupun kualitas luar perhitungan perencana.

manusia dan perangkat penunjangnya.


Mahdi bin Ibrahim mengemukakan
Perencanaan sebaiknya tidak mengacu pada
bahwa ada lima perkara penting untuk
sumber daya dan dana yang diperkirakan tidak
diperhatikan demi keberhasilan sebuah
akan dapat disediakan, melainkan pada sumber
perencanaan yaitu:
daya dan dana yang nyata-nyata ada.
1. Tujuan perencanaan harus teliti dan jelas.
4. Perencanaan hendaknya mempertimbangkan
2. Tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah
kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang
perencanaan harus cepat.

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 166


Fathor Rachman

3. Adanya keterkaitan antara fase-fase komponen yang terlibat dalam proses


operasional rencana dengan pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
penanggungjawab operasional 2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan
4. Peninjauan aspek-aspek amaliah dari sisi dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan
penerimaan masyarakat. dan hasil pendidikan
5. Kemampuan organisator penanggungjawab 3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap
operasional.9 rencana tindakan.
4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu
Sementara itu Udin Syaefuddin dan Abin
dan kelompok-kelompok kerja.11
Syamsuddin menyatakan beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam membuat Dari uraian di atas dapat kita pahami
perencanaan pembelajaran, di antaranya: bersama bahwa dalam upaya mencapai
keberhasilan dalam perencanaan memerlukan
1. Perencanaan dilakukan untuk kemajuan di
kerjasama, komitmen disertai dengan
masa depan.
pengawasan yang berkelanjutan.
2. Strategi-strategi untuk menunjang kemajuan
pendidikan. Menurut Sagala dalam perencanaan
3. Perencanaan bukan berdasarkan manipulasi, pembelajaran pada prinsipnya meliputi:12
kira-kira, atau teoritis saja, tapi juga harus
1. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh
menggunakan fakta dan data-data yang
guru, kapan dan bagaimana cara
konkrit.
melakukannya dalam implementasi
4. Memperhatikan kebenaran-kebenaran yang
pembelajaran.
berkaitan dengan kondisi serta
2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan
pelaksanaannya.
instruksional khusus dan menetapkan
5. Adanya tindakan nyata dalam proses
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil
pelaksanaan.10
yang maksimal melalui proses penentuan
Ramayulis menambahkan bahwa dalam target pembelajaran.
meningkatkan mutu pembelajaran memerlukan 3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang
perencanaan yang meliputi : sesuai dengan strategi pembelajaran.
4. Mengumpulkan dan menganalisis
1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan
informasi yang penting untuk mendukung
pendidikan berjalan efektif, prioritas
kegiatan pembelajaran.
kebutuhan agar melibatkan seluruh
5. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
rencana-rencana dan keputusan-keputusan

167 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

yang berkaitan dengan pembelajaran 2. Kebetulan. Penemuan kebenaran secara


kepada pihak-pihak yang berkepentingan. kebetulan tidak lain adalah takdir Allah swt.
Walaupun tidak ditemukan secara ilmiah,
banyak penemuan ini yang telah
Pendekatan Pengembangan Perencanaan
menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan.
Pembelajaran
3. Kebenaran melalui spekulasi. Penemuan
Pendekatan Scientifik
kebenaran melalui spekulasi sedikit lebih

Pembelajaran merupakan proses ilmiah, tinggi tarafnya dari pada penemuan secara

karena sifatnya mencari kebenaran yang coba dan ralat. Dalam spekulasi seseorang

universal. Maka dari itu, Kurikulum 2013 dibimbing oleh suatu pertimbangan,

mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah walaupun kurang dipikirkan masak-masak

dalam pembelajaran dan pendekatan ilmiah tetapi dikerjakan dalam suasana yang

(scientifik)13 dipakai dalam pembelajaran. penuh resiko. Penemuan dengan cara ini

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran memerlukan pandangan yang tajam.

yang terpusat pada siswa, dimana siswa dituntut 4. Kebenaran melalui kewibawaan.

untuk menemukan sendiri materi yang berkaitan Kebenaran ini berasal dari pendapat orang-

dengan mata pelajaran tertentu. Dalam orang yang dianggap berwibawa, yaitu

pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kebenaran berdasarkan penghormatan

kriteria scientifik, para ilmuwan lebih pada pendapat orang yang dianggap

mengedepankan pelararan induktif (inductive berwibawa. Sering orang tidak lagi

reasoning)14 daripada penalaran deduktif (deductive berusaha menggunakan kebenaran ini dan

reasoning). menerima pendapat tersebut sebagai


kebenaran.
Pada dasarnya proses pembelajaran harus 5. Akal sehat. Akal sehat adalah serangkaian
terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non- konsep dan bagan konseptual yang
ilmiah. Pendekatan non-ilmiah dimaksud memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
meliputi semata-mata berdasarkan intuisi, akal kemanusiaan.15
sehat, prasangka, penemuan melalui trial and eror, 6. Prasangka. Pencapaian pengetahuan secara
dan asal berpikir kritis. akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang
yang melakukannya. Hal inilah yang
1. Intuisi. Intuisi adalah istilah untuk
menyebabkan akal sehat mudah beralih
kemampuan memahami sesuatu tanpa
menjadi prasangka.
melalui penalaran rasional dan
intelektualitas.

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 168


Fathor Rachman

7. Penemuan coba-coba (trial and error). 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana


Tindakan atau aksi coba-coba seringkali siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
melahirkan wujud atau temuan yang suatu kebutuhan.
bermakna. Bekerja secara coba dan ralat 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
adalah melakukan suatu pekerjaan secara 5. Untuk melatih siswa dalam
aktif dengan mengulang-ulang pekerjaan mengomunikasikan ide-ide, khususnya
tersebut berkali-kali dengan menukar- dalam menulis artikel ilmiah.
nukar cara dan materi.16 6. Untuk mengembangkan karakter siswa.18
8. Berpikir kritis. Dengan kemampuannya
Beberapa prinsip pendekatan scientifik
berpikir, manusia dapat merangkum
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
pengalaman dan fenomena dalam suatu
berikut:
rumusan untuk mencapai kebenaran.
Kemampuan berpikir dan pengalaman 1. pembelajaran berpusat pada siswa
tidak lain adalah berpikir logis. Berpikir 2. pembelajaran membentuk students’ self
logis bukanlah sepenuhnya merupakan concept
cara-cara yang ilmiah karena logika dan 3. pembelajaran terhindar dari verbalisme
pengalaman manusia yang digunakan 4. pembelajaran memberikan kesempatan
untuk menemukan kebenaran tidak dalam pada siswa untuk mengasimilasi dan
17
konsep yang sama sehingga tanpa guna. mengakomodasi konsep, hukum, dan
prinsip
Pendekatan scientifik mempunyai tujuan
5. pembelajaran mendorong terjadinya
pembelajaran dan prinsip tertentu. Tujuan
peningkatan kemampuan berpikir siswa
pembelajaran dengan pendekatan scientifik
6. pembelajaran meningkatkan motivasi
didasarkan pada keunggulan pendekatan
belajar siswa dan motivasi mengajar guru
tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
7. memberikan kesempatan kepada siswa
pendekatan scientifik adalah:
untuk melatih kemampuan dalam
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, komunikasi
khususnya kemampuan berpikir tingkat 8. adanya proses validasi terhadap konsep,
tinggi siswa. hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
2. Untuk membentuk kemampuan siswa siswa dalam struktur kognitifnya.19
dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.

169 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

Langkah-Langkah Pendekatan Scientifik yang efektif mampu menginspirasi peserta didik


untuk meningkatkan dan mengembangkan
Langkah-langkah pendekatan ilmiah
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
(scientific appoach) dalam proses pembelajaran
Di samping itu, guru efektif akan mampu
meliputi menggali informasi melalui
memotivasi anak didiknya untuk meningkatkan
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
rasa ingin tahunya, sehingga pada akhirnya
mengolah data atau informasi, menyajikan data
peserta didik akan bertanya dan
atau informasi, dilanjutkan dengan
mengungkapkan rasa ingin tahunya.
menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. 3. Eksperimen

Adapun penjelasan pendekatan scientifik Kegiatan eksperimen dimulai dari


dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 20 mengumpulkan informasi merupakan tindak
lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan
1. Mengamati (observasi)
dengan menggali dan mengumpulkan informasi

Observasi atau mengamati yaitu dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

pengamatan dan pencatatan secara sistematik Untuk itu peserta didik dapat membaca buku

terhadap gejala yang tampak pada objek. yang lebih banyak, memperhatikan fenomena

Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian atau objek yang lebih teliti, atau bahkan

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut

seluruh alat indera.21 Observasi merupakan terkumpul sejumlah informasi lalu kemudian

metode pengumpulan data yang menggunakan melakukan eksperimen. Dalam Permendikbud

pengamatan terhadap obyek penelitian yang Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas

dapat dilaksanakan secara langsung maupun mengumpulkan informasi dilakukan melalui

tidak langsung.22 Observasi dilakukan untuk eksperimen, membaca sumber lain selain buku

menggali data dari sumber data yang berupa teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas

peristiwa, tempat, benda, serta rekaman dan wawancara dengan nara sumber dan

gambar.23 sebagainya.24

2. Menanya 4. Mengasosiasikan/ Mengolah


Informasi/Menalar
Dalam kegiatan mengamati, guru
membuka kesempatan secara luas kepada Istilah “menalar” dalam kerangka proses

peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang

sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 170


Fathor Rachman

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik dengan program tahunan, dalam satu semester
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu yang disebut dengan program semester dan
dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus harian yang disebut dengan program satuan
lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah pembelajaran.
proses berfikir yang logis dan sistematis atas
1 . Penyusunan Program Tahunan.
fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Program tahunan merupakan program
Penalaran dimaksud merupakan penalaran umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas,
ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran
tidak bermanfaat, namun dalam proses yang bersangkutan.25 Program ini perlu
pembelajaran hendaknya diminimalisir dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru
seminimal mungkin. sebelum tahun ajaran, karena merupakan
pedoman bagi pengembangan program-
5. Membangun jejaring (networking) /
program berikutnya, yakni program semester,
Mengkomunikasikan (comunicating)
program mingguan, dan program harian atau
Pada pendekatan scientific guru diharapkan program pembelajaran setiap kompetensi dasar.
memberi kesempatan kepada peserta didik
2. Penyusunan Program Semester
untuk membangun jejaring atau
mengkomunikasikan apa yang telah mereka Program semester berisikan garis-garis
pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui besar mengenai hal-hal yang hendak
menuliskan atau menceritakan apa yang dilaksanakan dan dicapai dalam semester
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, tersebut.26 Program semester ini merupakan
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil penjabaran dari program tahunan. Pada
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh umumnya program semester ini berisikan
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
kelompok peserta didik tersebut. disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan.

Implementasi Perencanaan Pembelajaran Langkah-langkah penyusunan program


Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran semester menurut Sagala adalah:27 Membaca
dan memahami program semester dalam satu
Implementasi perencanaan pembelajaran
tahun, menganalisis kemampuan dasar dari
diwujudkan dalam bentuk rencana pembelajaran
materi pokok dengan merumuskan indikator
dapat dibuat untuk satu tahun yang disebut

171 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI

pencapaian hasil belajar siswa pada setiap disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
semester yang diprogram dan menentukan karakteristik sekolah atau madrasah, kebutuhan
alokasi waktu setiap kemampuan dasar peserta didik dan masyarakat serta ketentuan
berdasarkan kalender pendidikan yang dari pemerintah atau pemerintah daerah.
ditetapkan.

3. Penyusunan Program Satuan Pelajaran. Penutup

Untuk membantu kemajuan belajar Berdasarkan pembahasan di atas, dapat


peserta didik, disamping program tahunan, ditarik kesimpulan sebagai berikut:
perlu dikembangkan program satuan pelajaran.
Perencanaan pembelajaran adalah proses
Program ini merupakan penjabaran dari
pengambilan keputusan hasil berpikir secara
program tahunan dan program semester.
rasional tentang sasaran dan tujuan
Melalui program ini dapat diketahui tujuan-
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah
tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang
laku serta rangkaian kegiatan yang hatus
bagi setiap peserta didik.28
dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
Program satuan pelajaran yang baik harus tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
memenuhi kriteria sebagai berikut: materi harus dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses
mengacu pada kompetensi dasar, proses belajar pengambilan keputusan tersebut adalah
mengajar harus menunjang pembelajaran aktif tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan
dan mengacu kepada analisis materi pelajaran acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses
dan terdapat keselarasan antara kemampuan, pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
materi dan penilaian. mempunyai prinsip dan fungsi tertentu.

4. Kalender Pendidikan Pembelajaran saintifik merupakan


pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana
Kalender pendidikan adalah pengaturan
siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
didik selama satu tahun ajaran dalam dunia
Langkah-langkah pembelajaran saintifik ada 5
pendidikan. Kalender pendidikan mencakup
yaitu: mengamati, menanya, eksperimen,
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar,
mengasosiasikan / mengolah informasi
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.29
/menalar, dan mengkomunikasikan.
Pengaturan waktu belajar di sekolah atau
madrasah mengacu pada standar isi dan

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 172


Fathor Rachman

Implementasi perencanaan pembelajaran Teaching, New York and London: Teacher


Collage Press, 2002.
diwujudkan dalam bentuk rencana pembelajaran
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
dapat dibuat untuk satu tahun yang disebut Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,
dengan program tahunan, dalam satu semester
Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja
yang disebut dengan program semester dan Rosdakarya, 2005.
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.
harian yang disebut dengan program satuan
Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
pembelajaran. Kalam Mulia, 2007.
Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan,
Surabaya : SIC, 2001.
Rohani, Ahmad, Abu Ahmadi, Pedoman
Daftar Rujukan Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan
Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu S., Semmel, D. Thiagarajan, & M. I. Semmel,
Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Instructional Development for Training Teachers
1993. of Expectional Children. Minneapolis,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Minnesota: Leadership Training
Pendidikan dan Kebudayaan dan Institute/Special Education, University of
Penjaminan Mutu Pendidikan, Bahan Ajar Minnesota, 1974.
Training of Trainer Implementasi Kurikulum Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsudin
2013, Jakarta: Kemendikbud, 2013. Makmun, Perencanaan Pendidikan,
Endraswara, Suwardi, Filsafat Ilmu: Konsep Sejarah Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
dan Pengembangan Metode Ilmiah, Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran
Yogyakarta: CAPS, 2012. Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Flick, L.B., N.B. Lederman, Scientific Inquiry and Belajar dan Mengajar, Bandung:
Nature of Science: Implications for Teaching, ALFABETA, 2009.
Learning and Teacher Education, (New York: Siagian, S.P., Filsafat Administrasi, Jakarta:
Springer, 2006. Gunung Agung, 1981.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran,
Andi Offser, 1989. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007. (Endnotes)
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,
Jakarta: Bumi Aksara, 2012. 1 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum,
Ibrahim, Mahdi bin, Amanah dalam Manajemen, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 237-238
Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1997. 2 S.P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Gunung
Agung, 1981), 108
Jumhana, Nana, Sukirman, Perencanaan 3 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman
Pembelajaran, Bandung: UPI PRESS, 2008. Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, (Jakarta:
Kerlinger, Fred Nichols, Foundations of Bumi Aksara, 1990), 12
Behavioral Research, Holt: Rinehart and 4 Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Winston, 1986. Aksara, 2008), 1.


5 Ibid., 3
Khaeruddin, Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat 6 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk
Satuan Pendidikan (KTSP): Konsep dan Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar,
Implementasinya di Madrasah, Yogyakarta: (Bandung: ALFABETA, 2009), 142.
Pilar Media, 2007. 7 Nana Jumhana, & Sukirman, Perencanaan Pembelajaran,

Labosky, Vicky Kubler, Nona Lyons, Narrative (Bandung: UPI PRESS, 2008), 15
8 Uno, Perencanaan Pembelajaran…, 23
Inquiry in Practice: Advancingthe Knowledge of

173 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Perencanaan Pembelajaran PAI
9 Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, (Jakarta :
Pustaka Al-Kautsar, 1997), 63
10 Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun,

Perencanaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2005), 11
11 Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2007), 271


12 Sagala, Konsep dan Dasar...., 142
13 L.B. Flick & N.B. Lederman, Scientific Inquiry and Nature

of Science: Implications for Teaching, Learning and Teacher


Education, (New York: Springer, 2006), 4
14 Vicky Kubler Labosky, Nona Lyons, Narrative Inquiry in

Practice: Advancingthe Knowledge of Teaching, (New York and


London: Teacher Collage Press, 2002), 12
15 Fred Nichols Kerlinger, Foundations of Behavioral

Research, (Holt: Rinehart and Winston, 1986)


16 Suwardi Endraswara, Filsafat Ilmu: Konsep Sejarah dan

Pengembangan Metode Ilmiah, (Yogyakarta: CAPS, 2012),


221
17 Ibid.
18 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu


Pendidikan, Bahan Ajar Training of Trainer Implementasi
Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), 3-4
19 Ibid., 4
20 Ibid.
21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 133


22 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Surabaya : SIC,2001), 96
23 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi

Offser, 1989), 91.


24 Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.
25 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 249.
26 Ibid., 253.
27 Sagala, Konsep dan Dasar..., 154.
28 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan

Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 99.


29 Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP): Konsep dan Implementasinya di


Madrasah,(Yogyakarta: Pilar Media, 2007) , 103.

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 174

Anda mungkin juga menyukai