Anda di halaman 1dari 47

7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Pokok Bahasan

2.1.1 Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan sebuah kata yang berasal dari kata “rencana”. Menurut
KBBI rencana merupakan sebuah pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Ely yang dikutip pada Sanjaya bahwa perencanaan merupakan
sebuah proses cara berfikir untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang diinginkan
dari yang telah direncanakan. (Sanjaya, 2006:76). Lalu Hamzah di dalam buku nya
menyebutkan bahwa perencanaan merupakan penyeleksian dan penghubungan fakta,
imajinasi, serta hipotesis untuk masa depan dalam rangka untuk menguraikan dan
merumuskan hasil yang direncanakan. (Hamzah, 2007:1). Sedangkan pembelajaran berasal
dari kata instructionyang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “intruere” yang
berarti menyampaikan pikiran.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran merupakan sebuah


proses, cara perbuatan menjadi orang atau makhluk hidup belajar, sedangkan menurut
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003, pembelajaran diartikan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan. Sejalan dengan itu pembelajaran merupakan sebuah proses kerjasama yang
dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk meningkatkan jati diri atau potensi yang ada
di dalam diri peserta didik sebagai upaya mencapai tujuan belajar tertentu (Agung &
Wahyuni, 2013:3).

Dari makna dua teori tersebut bahwasanya menurut Sanjaya Perencanaan


Pembelajaran merupakan proses pengambilan keputusan secara rasional untuk mencapai
tujuan yang telah dilakukan sebelumnya (Sanjaya, 2007:87). Menurut Soekamto bahwa
perencanaan merupakan sebuah proses untuk menentukan metode pembelajaran yang
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan tingkah laku peserta didik. Dari pendapat
tersebut bahwa perencanaan pembelajaran merupakan sebuah proses pengelolaan dalam
8
pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan metode pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

2.1.2 Silabus

Dalam menyusun sebuah perencanaan pembelajaran tentunya diperlukan sebuah


rancangan yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. salah satu komponen
yang mendasari tercapainya sebuah tujuan pendidikan adalah silabus. Silabus sendiri
menurut kamus diidefiniskan sebuah gambaran besar, ringkasan,atau materi pelajaran
(Salim, 1987:98). Istilah ini digunakan untuk mengembangkan produk berupa
penjabaran lebih lanjut SK dan KD yang akan direalisasikan serta materi pokok dan
uraian materi untuk mewujudkan SK dan KD.

Silabus merupakan suatu bentuk desain pembelajaran dalam skala besar, dimana
di dalam silabus terdapat rancangan pembelajaran dalam lingkup 1 semester. Secara
teknik, silabus merupakan program semester yang telah dirancang oleh guru selama satu
semester. Di dalam silabus terdapat komponen-komponen yang menunjang dalam
pembuatan silabus. Dimana komponen komponen tersebut ialah, standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Kompenen tersebut nanti nya masuk ke dalam materi
pokok/pembelajaran , kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. (Sanjaya, 2010:167).

Silabus sebagai suatu rancangan sangat bermanfaat bagi guru, administrator dan
pengawas. Wina Sanjaya berpendapat bahwa silabus dapat dijadikan pedoman bagi guru
untuk menyusun RPP dan melaksanakan proses pembelajaran.(Sanjaya, 2010:187). Bagi
pengelola, silabus dapat dijadikan sebagai acuan dalam memutuskan berbagai kebijakan
sekolah, seperti menentukan prioritas penyediaan berbagai sarana dan prasarana untuk
mendukung keberhasilan pembelajaran guru.

Di dalam pengembangan sebuah silabus dalam perencanaan pembelajaran terdapat


prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam pengembangan silabus. Karena secara umum
seperti apa yang telah di jelaskan diatas bahwa silabus sendiri merupakan sebuah
pengembangan kurikulum yang berisikan garis besar materi pembelajaran. maka dari itu
perlu ada nya sebuah prinsip dalam pengembangan nya, prinsip tersebut menurut (Badan
Satuan Pendidikan Nasional, 2006:15) tersebut ialah; (1) ilmiah, maksud dari ilmiah
9
ialah seluruh materi dan kegiatan yang ada di dalam silabus harus sesuai secara ilmiah.
(2) relevan, penyajian materi harus relevan terhadap perkembangan fisik, intelektual,
spiritual dari peserta didik. (3) sistematis, semua yang ada di dalam silabus berhubungan
secara fungsional (4) konsisten, ada hubungan yang konsisten antara KD, indikator,
materi, sumber belajar, dan penilaian. (5) memadai, artinya cakupan yang ada di silabus
dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar. (6) Aktual dan Konstektual Cakupan,
cakupan yang ada harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan peristiwa
yang terjadi. (7) fleksibel, dapat mengakomodasikan keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. (8)
menyeluruh, mencakup ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Pasti nya dalam membuat atau merumuskan konsep maupun pengalaman belajar
diperlukan nya unit waktu.. Unit waktu tersebut dapat mendeskripsikan (1) silabus mata
pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan (2)
penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu persemester, pertahun (3)
implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan
SK dan KD (Sagala, 2013:14)

Silabus dalam perencanaan pembelajaran Perencanaan dan Instalasi Audio Video


pada kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video SMK N 5 Jakarta bermanfaat
sebagai pedoman sumber pokok dalam mengembangkan pembelajaran lebih lanjut,
mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolahan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian.

2.1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Di dalam melaksanakan sebuah kegiatan perlu adanya sebuah perencaan sebagai


sumber acuan untuk mendapatkan hasil yang baik,sebab sesuatu pekerjaan akan terarah
secara sistematis pada saat perencanaan dikerjakan sesuai dengan rencana. Perencanaan
merupakan sebuah proses untuk menetapkan sebuah tujuan dan juga menyusun metode
(Hamalik, 2007:213). Di dalam kegiatan pembelajaran hendaknya direncakan untuk
menjadi sebuah kegiatan yang baik dan disusun secara matang. Dengan adanya
perencanaan tersebut nanti nya akan mencapai target pendidikan. Guru sebagai subjek
10
dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program
pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan digunakan.(Rosyada, 2004:112).

Proses perencanaan merupakan proses menentukan arah dalam bentuk tindakan


dengan berorientasi kepada masa depan. Perencanaan di dalam sebuah pembelajaran
merupakan sebuah penerjemahan kurikulum yang selanjutnya dijadikan pedoman bagi
guru dalam peyelenggaraan proses pembelajaran (Wina, 2009:47). Kemudian tidak
hanya itu, di dalam sbuah RPP terdapat unti program untuk jangka waktu harian ,
mingguan yang berisi tentanf satuan bahasan dalam mata pelajaran (Sri Anita, 2008:12)
Hal tersebut di kemukakan kembali oleh Mulyasa (Endro, 2018:43) dimana hakektnya
RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan apa yang dilakukan
di dalam pembelajaran, bukan hanya untuk satu kali pertemuan, bahkan untuk setengah
semester atau satu semester sekaligus.

RPP menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam

silabus serta bertujuan agar peneliti mempunyai pedoman dalam pelaksanaan proses

pembelajaran (Wina, 2009:49) Menyusun RPP merupakan tugas bagi seorang guru. Di

dalam pengembangan nya dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok melalui

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), waktu nya setiap awal semester maupun

tahun ajaran baru (Kosasih, 2013:144).

Di dalam penyusunan RPP terdapat komponen komponen yang harus diperhatikan

dalam proses pengembangan, komponen-komponen tersebut menurut Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016 meliputi ; (1) Identitas Sekolah. (2) Identitas mata

pelajaran/subtema. (3) Kelas/semester. (4) Materi Pokok. (5) Alokasi Waktu. (6) Tujuan

Pembelajaran. (7) Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi. (8) Materi

Pembelajaran. (9) Metode Pembelajaran. (10) Media Pembelajaran. (11) Sumber Belajar.

(12) Langkah-langkah pembelajaran. (13) Penilaian. (Kementrian Pendidikan

Kebudayaan, 2016)
11
Kemudian di dalam penyusunan RPP tidakluput untuk memperhatikan prinsip-
prinsip yang ada. Prinsip-prinsip tersebut tertuang di dalam Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 ialah; (1) perbedaan individu. (2) Partisipasi aktif peserta didik. (3)
Mengmbangkan budaya membaca dan menulis. (4) Memberikan umpan balik dan tindak
lanjut (5) Keterkaitan dan keterpaduan antara KD materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar. (6) Penerapan teknologi informasi.

Berdasarkan uraian diatas, di dalam penyusunan RPP yang dilakukan guru pada

satuan pendidikan, guru berkewajiban bahwa mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap

guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam dalam


perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran Perencaaan dan Instalasi Audio Video
pada kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video SMK N 39 Jakarta merupakan
penjabaran secara rinci silabus yang menggambarkan rencana program dan organisasi
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditentukan dalam standar isi. RPP
digunakan sebagai pedoman bagi guru untuk belajar di kelas, laboratorium, dan/atau di
lapangan.

2.2 Analisis Instruksional

2.2.1 Pengertian Analisis Instruksional

Menurut Abdul Ghofur analisis instruksional artinya proses mengidentifikasi


setepat-tepatnya tentanf kemampuan apa yang dimiliki peserta didik sehabis
merampungkan suatu mata pelajaran, unit atau topik pelajaran tertentu. Langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi sub kemampuan yang harus dimiliki untuk
mencapai tujuan instruksional. (M. Abd. Gafur, 1988:43-45)
12
Sedangkan Sedangkan menurut Esseff, P.J, dalam (M. Abd. Gafur, 1988:45)
Analisis Instruksional merupakan suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain
instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam mengidentifikasi setiap tugas
pokok yang harus dikuasai atau dilaksanaan oleh peserta didik serta sub tugas atau tugas
dasar yang membantu siswa pada menuntaskan tugas pokok.

Analisis instruksional proses menjabarkan sikap umum menjadi perilaku khusus


yang tersusun secara logis dan sistematis. (Hijriyah, 2012:38). Kegiatan tersebut
bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku khusus yang menggambarkan perilaku umum
secara terperinci. Yang dimaksud perilaku khusus tersusun secara logis dan sistematis
adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu ditinjau dari berbagai
alasan seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, prilaku yang menurut
urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul
lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.

Didalam Bukunya Suparman membagi pendekatan sebgai proses penguraian


perilaku khusus ke dalam empat bagian struktur perilaku. Empat sususan tersebut sebagai
berikut : (Suparman, 2012:157)

1. Struktur Hirarkis

Struktur hirarkis adalah kedudukan dua kompetensi yang menunjukan salah satu
perilaku dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku/ kompetensi lain
atau perilaku sebelumnya menjadi prasyarat bagi yang lain. Lihat gambar
dibawah ini

GAMBAR 2.1 Bagan Struktur Hirarikis


13
2. Sturtur Prosedural

Struktur yang menempatkan perilaku-perilaku khusus menjadi urutan prosedur.


Namun perilaku sebelumnya tidak menjadi prasyarat bagi perilaku lainnya.
Lihat gambar dibawah

GAMBAR 2.2 Bagan Struktur Prosedural

3. Struktur Pengelompokan
Di dalam struktur ini menunjukan antara satu kompetensi atau perilaku khusus
dengan yang lainya tidak mempunyai ketergantungan urutan antara satu dengan
lainnya, walaupun semuanya berhubungan.. Lihat gambar dibawah ini

GAMBAR 2.3 Bagan Struktur Pengelompokan

4. Struktur Kombinasi

Gabungan dari dua atau tiga struktur komptensi. Suatu kompetensi umum bila
diuraikan menjadi sub komptensi dapat terstruktur berdasarkan kombinasi dari
struktur hierarkis, prosedural dan pengelompokan. Lihat gambar dibawah ini

GAMBAR 2.4 Bagan Struktur Kombinasi


14
2.2.2 Analisis Instruksional Perencanaan dan Instalasi Audio Video

Berdasarkan kurikulum 2013 mata perencanaan dan instalasi audio video pada

kompetensi dasar (KD 3.1) Memahami gelombang suara dan sistem akustik ruang kecil,

memiliki rancangan intruksional yang digunakan adalah struktur pengelompokan dan

pada kompetensi dasar (Kd 3.2) Memahami psikoakustik anatomi teliga manusia

memiliki rancangan intruksional yang digunakan adalah struktur pengelompokan . hal

ini dikarenakan kedua kompetensi tersebut memiliki kata kerja operasional (kko) yang

masuk dalam ranah C2 atau dimensi pengetahuan yang berada pada konseptual. Gambar

2.5 dan 2.6 mununjukan struktur instruksional dari kedua KD tersebut.

GAMBAR 2.4 Desain Instruksional (Pemetaan Kompetensi) KD 3.1

GAMBAR 2.5 Desain Instruksional KD(Pemetaan KD) 3.2


15
2.3 Metode Pembelajaran Problem Solving

2.3.1 Definisi Metode Pembelajaran Problem Solving

Secara Bahasa problem solving berasal dari dua kata yaitu problem dan solving
.mkana dari problem yaitu “ a think that is difficult to deal with or understand” ( suatu hal
yang sulit untuk melakukannya atau memahaminya). juga dapat diartikan “a question to
be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban atau jalan keluar), sedangkan
solve dapat diartikan “to find an answer to problem” (mencari jawaban suatu masalah)

Metode pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu sumbangsih terbesar


Amerika terhadap dunia pendidikan dan pengajaran yang di buat oleh John Dewey yaitu
metode masalah. (The Problem Method); kemudian ahli lainya seperti misalnya Dr. Lester
D. Crow dan Dr. Alice Crow dalam bukunya (Crow, 1956:84) menamakan metode ini
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method). Metode pemecahan masalah ini
merupakan suatu cara berfikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan sebuah masalah
(Djamaraah & Zain, 2010:102). Metode pemecahan masalah atau problem solving tidak
hanya sebuah metode untuk mencari bagaimana pemecahan sebuah masalah akan tetapi di
dalam pemecahan masalah tersebut diiringi dengan keterampilan.

Di dalam sebuah pembelajaran metode problem solving merupakan sebuah


penyampaian materi dengan pemberian sebuah permasalahan tertentu untuk dipecahkan
atau dicari jalan keluarnya oleh siswa (Fadillah, 2014:196). Dengan adanya sebuah
pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa, hal ini melatih kemampuan berfikir siswa
menghadapi berbagai masalah baik berupa masalah individu maupun masalah kelompok
untuk dipecahkan baik secara sendiri maupun secara bersama-sama, hal ini terkonfirmasi
sebagaimana perkataan Abdul majid bahwa metode problem solving merupakan sebuah
pembelajaran yang berkaitan dengan masalah, dimana berorientasi learner centered dan
berpusat kepada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui kerja kelompok. (Majid,
2017:213).

Pada proses pembelajaran problem solving menekankan kepada proses mental para
siswa secara maksimal, bukan hanya sekedar pembelajaran yang menuntut siswa untuk
mendengarkan ataupun menulis saja, akan tetapi pada proses pembelajaran nya
dikehendaki sebuah aktifitas dalam berfikir. Dengan adanya aktivitas tersebut tujuan
16
akhir yang ingin dicapai ialah kemampuan berfikir siswa untuk memperoleh sebuah
pengetahuan(Sanjaya, 2005:133). Hal ini sejalan dengan Arus Sohimin dimana tujuan
akhir dari proses pembelajaran berbasis masalah ini untuk memberikan siswa sebuah
keterampilan yang berharga untuk kehidupan sehari-hari (Sohimin, 2014:136).

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah


suatu metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep melalui
pemecahan masalah. Pemecahan masalah dapat dilakukan secara bersama-sama atau
sendiri-sendiri tetapi tetap di bawah bimbingan guru. Dengan metode pembelajaran ini
guru membimbing dan membimbing siswa dalam memecahkan masalah. Masalah yang
dipecahkan tentu saja masalah yang relevan dengan materi dan kehidupan nyata.

Pada pendekatan pembelajaran memiliki ciri khas atau identik tersendiri.


Termasuk metode pembelajaran problem solving. Berikut adalah ciri- ciri pendekatan
pemecahan masalah (Winataputra, 2001:222); (1) Memiliki anggota kelompok yang
luwes; (2) Waktu pertemuan bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan kasus/masalah; (3)
para peserta didik dihadapkan pada suasana problemik; (4) Para peserta ditutntuk untuk
berbagi evaluasi terhadap kasus dan memberi jalan melakukan tindakan.

2.3.2 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Problem Solving

Proses Problem Solving dapat dilaksanakan dengan berbagai variasi dalam proses
mengajar, antara lain dengan observasi, tanya jawab maupun diskusi, yang menuntut
guru bertindak sebagai fasilotator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Siswa didorong
untuk mencari pengetahuan sendiri.

Selama proses Pemecahan Masalah, seorang guru mengajukan pertanyaan,


memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan, membantah dan
mempertahankan pendapat mereka. Jika apa yang diharapkan guru belum tercapai, guru
menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan sebagai umpan balik
kepada siswa agar siswa termotivasi. (Hamelik, 2007:226)

Sedangkan langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah menurut John

Dewey dalam (Adang & Heriawan, 2012:93) ialah:

a. Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah.


17
Peserta didik dengan bimbingan dari guru menentukan masalah yang akan

dipecahkan. Masalah yang diangkat adalah kesenjangan berupa isu-isu hangat

yang memiliki hubungan dengan ekonomi serta harus menarik untuk dipecahakan.

b. Peserta didik merumuskan masaalah tersebut.

Meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. Menentukan

sebab-sebab masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa

menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.

Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada

akhirnya peserta didik dapat mengurutkan tindakan- tindakan prioritas yang

dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diprediksi.

c. Peserta didik merumuskan hipotesis

Setelah berhasil mengetahui penyusunan alternatif perumusan masalah,

selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis, atau alternatif pemecahan

masalah yang akan diambil

d. Peserta didik menguji hipotesis tersebut

Setelah berhasil mengetahui penyusunan alternatif perumusan masalah, selanjutnya perlu

dilakukan pengujian terhadap hipotesis, atau alternatif pemecahan masalah yang akan

diambil

e. Mempraktikan kemungkinan pemecahan masalah yang dipandang terbaik.

Mentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses KBM dengan

menggunakan metode pendektan problem solving kemampuan yang diharapakan dari

tahap ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian

Menurut Abdullah Ridwan Sani langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

untuk peserta didik yang belum mampu berpikir tingkat tinggi sebagai berikut (Sani,

2013):
18
a. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.

c. Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.

d. Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan

permasalahan yang diberikan guru.

e. Peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk

menyelesaikan permasalahan.

f. Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Menurut Wankat & Oreovocz dalam (Wena, 2009:57) mengemukakan enam

tahap atau sintaks dalam pelaksanaan pendekatan metode problem solving dilakukan

oleh guru dan peserta didik. Secara operasional kegiatan pembelajaran tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

TABEL 2.1 Kegiatan Pelaksanaan Metode Problem Solving

Kegiatan Kegiatan
No. Tahap Pembelajaran
Guru peserta- didik

Identifikasi Memberi

permaslahan permasalahan Memahami


1
(identification the kepada permasalahan

problem) peserta didik.

Membimbing
Melakukan
peserta didik
identifikasi
dalam
terhadap
melakukan
19
identifikasi masalah yang

permasalahan dihadapi

Membantu

peserta didik
Representasi /
untuk Merumuskan
penyajian
merumuskan dan
2 permasalahan
dan pengenalan
(Representation of
memahami permasalahan
the problem)
masalah

secara nalar

Membimbing

Perencanaan peserta didik Melakukan

pemecahan melakukan perencanaan


3
(Planning the perencanaan pemecahan

solution) pemecahan masalah

masalah

Membimbing

Menerapkan/ peserta didik Menerapkan

mengimplementasik menerapkan perencanaan


4
an perencanaan perencanaan pemacahan

(execute the plan) yang telah masalah

dibuat
20
Membimbing

peserta didik Melakukan

melakukan penilaian
Menilai
penilaian terhadap
5 perencanaan
terhadap perencanaan
(Evaluated the plan)
perencanaan pemecahan

pemecahan masalah

masalah

Membimbing

peserta didik
Melakukan
Menilai hasi melakukan
penilaian
pemecahan penilaian
6 terhadap hasil
(evaluated the terhadap
pemecahan
solution) hasil
masalah
pemecahan

masalah

Sumber : Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: suatu tinjauan konseptual operasional.Jakarta:
Bumi Aksara. h.56

Pada kegiatan pembelajaran problem solving seperti yang dijelaskan pada tabel
2.1, guru bertindak sebagai penopang. Guru membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran metode problem solving. Guru menyediakan peserta didik permasalahan –
permasalahan yang secara teratur, tertata, membimbing penyelesaian pemecahan
masalah hingga menilai hasil pemecahan masalah. Proses akhirnya guru mengadakan
diskusi setelah peserta didik mencapai tujuan belajar
21
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-


masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari metode pemecahan masalah
yang dikutip dari buku Wina Sanjaya (Sanjaya, 2007:221) pembelajaran problem solving
mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

A. Kelebihan Metode Problem Solving


1. Pemecahan masalah teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
pelajaran.
2. Dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran peserta didik.
4. Dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan merekea
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Bisa memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran
dsaarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti, bukan
sekedar belajar dari guru.
7. Problem Solving dianggap dapat menyenangkan dan disukai peserta didik.
8. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis

B. Kekurangan Metode Problem Solving


1. Keberhasilan melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
2. Tanpa pemahaman mengapa mereka beruasaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka merekea tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
22
2.4 Materi Pokok Bahasan

2.4.1 Gelombang Suara

Audio diartikan sebagai suara atau reproduksi suara. Suara adalah urutan

gelombang tekanan yang merambat melalui media kompresibel (udara ataupun air).

Area-Area Bidang Audio

- Studio Sound Engineer

- Live Sound Engineer

- Musician

- Music producer

- DJ (Disc Jockey)

- Teknisi Radio

- Perekam suara film/Television Field Sound Engineer

Suara , biasanya diproduksi oleh mahluk hidup sebagai alat berkomunikasi dalam

sesamanya atau mengirim sinyal-sinyal komunikasi kepada komunitas lainnya jika

terjadi suatu kondisi tertentu baik itu menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Bunyi merupakan bentuk gelombang yang merambat secara perapatan dan

peregangannya terbentuk oleh gelombang mekanik dan perambatan arahnya sejajar

dengan arah getarnya (gelombang longitudinal. Bunyi adalah suara yang timbul akibat

getaran/frekwensi udara yang terpengaruh oleh adanya dua benda atau lebih yang saling

mempengaruhi (bisa gesekan, tumbukan ataupun radiasi/panas). Contoh : Kucing yang

dipukul. tumbukan pemukul dengan binatang (buk) itu adalah bunyi, sementara Kucing

yang kesakitan bersuara...Ngeong


23
Gelombang suara : gelombang yang dihasilkan dari sebuah benda yang bergetar.

Gelombang suara memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah dan bukit akan

menghasilkan satu siklus ( periode).

GAMBAR 2.6 GETARAN GELOMBANG SUARA

Gambar 2.7 menunjukkan bagaimana sumber suara membangkitkan suara dan ini

oleh misalnya udara dirambatkan. Untuk keperluan ini sebuah plat yang dapat

melenting dipasangkan pada satu titik dan selanjutnya didorong dengan sebuah

pukulan agar bergetar. Melalui itu plat menjadi pembangkit suara dan menekan udara

didepannya bersama, sehingga terjadi tekanan lebih . Pada getar balik dari plat, plat

akan merenggangkan partikel uadara, sehingga terbangkitlah tekanan kurang. Sumber

bunyi segera akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya dengan tekanan lebih dan

tekanan kurang untuk bergetar. Partikel udara akan saling pukul dengan partikel

didekatnya, sehingga getaran sebagai sumber bunyi merambat pada media udara.

2.4.1.1 Element Gelombang Suara

a. Panjang gelombang
Panjang Gelombang: Jarak antar titik gelombang dan titik ekuivalen pada

fasa berikutnya.

GAMBAR 2.7 PANJANG GELOMBANG


24
b. Amplitudo

Amplitudo: Jarak atau Simpangan Terjauh. Kekuatan atau daya gelombang sinyal.

Tinggi gelombang yang bisa dilihat sebagai grafik.

GAMBAR 2.8 AMPLITUDO

c. Frekuensi
Frekuensi : Jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik. Semakin tinggi

frekuensi, semakin cepat Getarangelombang suara. Frekuensi lebih tinggi

diinterpretasikan sebagai jalur lebih tinggi.

GAMBAR 2.9 FREKUENSI

2.4.1.2 Jenis-jenis Gelombang Suara

Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan

medium atau penghantar untuk dapat merambat. Medium gelombang mekanik dapat

berupa zat padat, zat cair, atau gas. Suara atau bunyi merupakan salah satu contoh

gelombang mekanik yang dapat merambat melalui zat padat, cair atau gas. Contoh lain

dari gelombang mekanik yaitu gelombang pada tali, gelombang pada pegas, gelombang

pada permukaan air.

Berdasarkan arah perambatan dan arah getarnya, gelombang mekanik dapat dibagi

lagi menjadi dua macam, yaitu :


25
A. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dari tiap titik partikel

dalam medium, tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Contohnya

gelombang cahaya, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali. Untuk

melihat arah getar dari gelombang transversal dapat kita gunakan tali dengan cara

salah satu ujung tali diikat sedangkan ujung yang lain dibiarkan bebas.

Pada kasus gelombang tali, gerakan tangan naik turun mengakibatkan energi pada

tali. Energi tersebut menggetarkan daerah di sekitarnya sehingga daerah disekitarnya

ikut pula bergetar naik turun, demikian seterusnya sampai ujung tali. Pada

gelombang transversal, satu panjang gelombang adalah jarak yang sama dengan satu

bukit gelombang ditambah satu lembah gelombang. Ciri yang dimiliki gelombang

transversal, terdapat satu bukit gelombang dan lembah gelombang dan satu panjang

gelombang (lamda) adalah jarak yang sama dengan satu bukit gelombang dengan

satu lembah gelombang.

B. Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah (paralel)

dengan arah rambatannya. Contohnya gelombang pada pegas (slinki) dan

gelombang cahaya. Ketika slinki di gerakkan kedepan dan kebelakang, maka pada

slinki akan terbentuk rapatan-rapatan dan renggangan-renggangan seperti yang

ditunjukkan pada gambar. Pada gelombang longitudinal, satu panjang gelombang

adalah jarak yang sama dengan satu rapatan dan ditambah satu renggangan. Ciri

yang dimiliki gelombang longitudinal, terdapat rapatan dan renggangan dan satu

panjang gelombang adalah jarak yang sama dengan satu rapatan ditambah satu

renggangan.
26

Gambar 2.10 Bentuk Gelombang Suara (A) Gelombang Tranversal (B) Gelombang Longitudinal

2.4.1.3 Terbangitnya Suara

Akustik adalah ilmu suara, yang dimaksud suara adalah getaran mekanik suatu

material. Materi dapat seperti udara (bunyi udara), air (bunyi air) atau benda pejal (bunyi

benda pejal). Suara melalui media udara disampaikan ke telinga.

Frekuensi bunyi menyatakan berapa banyak penebalan dan penipisan partikel

udara dalam satu detik berurutan satu sama lain. Banyak ayunan tekanan tiap satuan

waktu disebut frekuensi dan akan diamati sebagai nada yang didengar telinga.

GAMBAR 2.11 Frekuensi Tinggi dan Frekuensi Rendah

a. Berdasarkan frekuensi bunyi dibedakan menjadi 3 yaitu:


1. Infrasonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi
infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan tertentu, misalnya jangkrik.
2. Audiosonik, , yaitu bunyi yang punya frekuensi antara 20 Hz-20.000 Hz. Bunyi
ini bisa didengar oleh telinga manusia.
3. Ultrassonik, yaitu bunyi yang punya frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi
ultrasonik hanya dapat didengar oleh hewan-hewan tertentu, misalnya lumba-
lumba dan kelelawar.
27
Tinggi rendahnya nada bergantung pada frekuensi dan panjang gelombang bunyi

tersebut. Hubungan panjang gelombang dan frekuensi bunyi dapat dinyatakan sebagai

berikut.

f=V:l

Persamaan di atas menunjukkan frekuensi (f) berbanding terbalik dengan panjang

gelombang (λ). Jadi, jika panjang gelombangnya kecil maka frekuensinya besar sehingga

diperoleh nada tinggi.

b. Tekanan Bunyi

Gelombang bunyi merambat dalam suatu medium melalui penebalan dan penipisan

yang periodis. Penebalan suatu materi berarti sama dengan penaikan tekanan, penipisan

berarti sama dengan pengurangan tekanan dibanding dengan tekanan normal dalam

keadaan diam. Pada penyebaran suara , seperti dalam udara, tekanan normal udara

diubahg secara periodis dalam irama gelombang suara. Yaitu tekanan saat diam dari

udara ditumpangi tekanan yang berubah. Tekanan berganti suara ini disebut sebagai

tekanan suara p

Tekanan suara kecil = kuat suara rendah

Tekanan suara besar = kuat suara tinggi

Dalam fisika didefinisikan : tekanan menunjukkan, berapa besar tenaga yang

berpengaruh secara tegak lurus diatas sebuah luasan.

2.4.1.4 Karakteristik Gelombang

Indra pendengaran memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam kehidupan

manusia. Tentu kita mampu kan membedakan suara masing-masing teman arena masing-
28
masing teman kalian memiliki karakteristik suara yang berbeda-beda, simak ulasan

berikut ini.

a. Nada dan Desah

Jika ditinjau dari keteraturan frekuensinya, maka bunyi dapat dibagi menjadi 2,

yaitu nada dan desah. Nada adalah bunyi yang memiliki keteraturan frekuensi (misal:

lantunan lagu, suara alat musik yang dimainkan), sedangkan desah adalah bunyi yang

frekuensinya tidak beraturan (misal: bunyi derit pintu, kertas dirobek, bunyi ledakan).

b. Kuat Nada

Keras atau lemahnya suara seseorang disebut kuat nada. Kuat nada dipengaruhi

oleh amplitudo bunyi yang dihasilkan. Semakin besar amplitudo bunyi, maka semakin

keras bunyi yang terdengar.

c. Tinggi Nada

Tinggi rendahnya vokal seseorang atau sumber bunyi dipengaruhi oleh

frekuensinya. Semakin besar frekuensinya, maka semakin tinggi nada yang terdengar.

Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa frekuensi adalah banyaknya rapatan dan

renggangan tiap satuan waktu.

Dalam teori musik, nada dituliskan dengan simbol c, d, e, f, g, a, b, c’ masing-

masing nada memilki frekuensi yang berbeda. Setelah diukur, frekuensi nada-nada

tersebut memiliki keteraturan dan nilai perbandingannya sebagai berikut.

TABEL 2.2 Vokal Nada


29
d. Timbre

Setiap orang memiliki suara yang khas dan unik. Suara yang unik ini disebut

sebagai timbre atau warna bunyi. Timbre muncul akibat nada-nada lain yang ikut

berbunyi bersama dengan nada utamanya. Kita juga dapat membedakan dengan baik

suara saksofone dan gitar, meskipun bunyi yang dihasilkan sama-sama nada c tetapi

bunyi yang diperdengarkan kedua alat musik tersebut akan berbeda. Hal ini karena proses

keluarnya suara pada masing-masing alat musik berbeda, ini juga disebut dengan timbre.

e. Resonansi

Ketika seorang pemain gitar memetik gitarnya maka kita akan mendengar bunyi

udara di dalam rongga gitar. Hal tersebut dapat terjadi karena udara di dalam gitar ikut

bergetar dengan frekuensi yang sama, peristiwa ini disebut resonansi. Jadi, resonansi

adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat bergetarnya sumber bunyi dengan

frekuensi yang sama. Syarat resonansi adalah frekuensi sumber bunyi sama dengan

frekuensi benda yang beresonansi.

GAMBAR 2.12 RESONANSI

Jika garputala paling kiri digetarkan lalu didekatkan pada 3 garputala lain di

sebelah kanannya maka 2 garputala yang ada pada tepi tidak bergetar sementara

garputala yang di tengah ikut bergetar, karena yang frekuensinya sama dengan sumber

bunyi adalah graputala tengah. Pada kasus garputala berbeda dengan kasus gitar, karena
30
garputala memiliki frekuensi tertentu sementara udara dapat berfrekuensi berapapun

tergantung frekuensi sumbernya

f. Pemantulan Bunyi

Jika kita berteriak di suatu lembah yang dikelilingi oleh bukit, maka kita akan
mendengar kata serupa dari berbagai arah. Hal tersebut merupakan bukti bahwa bunyi
mengalami pemantulan. Pemantulan bunyi dapat dianalogikan dengan pemantulan
cahaya pada cermin dan mengikuti hukum sebagai berikut.

GAMBAR 2.13 PEMANTULAN BUNYI

- Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

- Sudut bunyi datang sama dengan sudut bunyi pantul.

Akibat pemantulan bunyi maka dapat terjadi peristiwa yang disebut gema dan

gaung. Gema adalah peristiwa pemantulan yang terjadi setelah bunyi asli, sedangkan

gaung adalah pemantulan bunyi yang terjadi bersamaan dengan bunyi asli. Perhatikan

bagan di bawah ini.

Gema= merdeka >>>>> mer-de-ka

Gaung= merdeka >>>>> mer-…-ka


31
2.4.2 Level Suara dalam Satuan Decibel

Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk mengukur

intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB

ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell.

Ukuran logaritmis sebuah perbandingan dalam satuan Bell. Bell ini diambil dari nama

ilmuwan Amerika bernama Alexander Graham Bell (1847-1922). Karena ukurannya

yang kecil dan menghindarkan banya kommaka digunakan satuan desi Bell (dB), atau

seper sepuluh satuan dasar. Dalam akustik berawal dari ambang dengar, dimana telinga

mulai mendengar dengan po=2 x 10-4µbar,ini yang dimaksud denga level suara absolut.

Skala desibel umumnya digunakan untuk menguji kemampuan mendengar yang

didasarkan pada level tekanan suara (sound-pressure level, SPL), atau lebih umum

dikenal dengan istilah tingkat kenyaringan suara. Asosiasi Keselamatan dan Kesehatan

(OSHA) telah menetapkan batas maksimal tingkat kenyaringan suara yang dapat

didengar oleh seseorang. Tingkat SPL yang direkomendasikan oleh OSHA adalah 85

desibel, jika tingkat kenyaringannya melebihi angka tersebut, maka kita harus

menggunakan pelindung telinga agar telinga kita tidak tidak rusak.

Alat pengukur tekanan suara, pengukur level suara, atau sound meter adalah alat

yang digunakan untuk mengukur SPL, intensitas suara pada waktu tertentu. Alat tersebut

tersebut menggunakan skala pembobotan frekuensi yang menjelaskan perbedaan dalam

sensitivitas manusia pada frekuensi yang berbeda. Misalkan, yang paling digunakan

yaitu berdasarkan skala. Skala A, skala desibel disingkat dBA atau dB (A), dan skala C,

skala desibel disingkat dBC atau dB (C). Respon alat-alat tersebut juga dapat diatur

apakah mau diperlambat atau dipercepat. Pengujian dilakukan oleh OSHA yaitu ketika

suara sudah melebihi batas maksimal, maka rekomendasi untuk cara mengukurnya
32
adalah dengan pengukuran model skala A yang diset slow respon.

TABEL 2.3 Batas Dengar telinga Manusia

2.4.3 Sistem Akustik Ruang Kecil

2.4.3.1 Akustik Ruang Kecil

Dalam akustik ruangan merangkum semua problem penyebaran bunyi dalam

ruangan. Didalam ruangan bebas yang absolut, bunyi menyebar dari sumber bunyi

berbentuk bola. Kebisingan di dalam/luar ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor

a. Sumber kebisingan

• Jarak

• Tingkat kebisingan

• Frekuensi
33
• Durasi munculnya dan waktu munculnya

b. Medium penghantar

• Kondisi udara

• Jarak tempuh

• Ada tidaknya objek dalam medium

c. Bangunan sebagai penerima

2.4.3.2 Perambatan Kebisingan

a. Airbond Sound

Adalah perambatan gelombang bunyi memalui medium udara. Oleh karena ruang

disekeliling kita umumya dilingkupi udara. Demikian pula kebisingan yang muncul

di jalan umumnya merambat mendekati bangunan melalui medium udara. Model

perambatan ini akan sangat mudah masuk ke dalam bangunan jika terdapat lubang,

celah atau retak pada elemen bangunan

b. Structureborne Sound

Structureborne Sound Adalah istilah yang secara umum dipakai untuk proses

perambatan bunyi melalui benda padat. Dalam konteks ini benda padat dapat

diasosiasikan dengan elemen bangunan umumnya terjadi ketika sumber kebisingan

menempel atau sangat berdekatan dengan elemen tersebut.

c. Impact Sound

Bentuk suara yang ditanggung struktur yang terjadi bila benda berdampak pada

benda lain, mengakibatkan pembangkitan dan transmisi suara. Getaran struktural


34
yang disebabkan oleh dampak menghasilkan suara yang dipancarkan dari

permukaan bergetar yang berdekatan. Suara yang terbawa struktur dihasilkan oleh

sumber yang bergetar dan bukan sumber dampak.

GAMBAR 2.14 Perambatan Kebisingan (A) Airbone (B) Structure-Borne Sound (C) Impact Sound

2.4.3.3 Penyebaran Bunyi

a. Difraksi

Difraksi adalah ketika gelombang yang berjalan melalui lubang kecil dan

menyebar keluar. Gelombang ini merambat ke luar dengan karakteristik kecepatan

gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang

saling beradu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip huygens

juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik. Misalnya, jika kita berteriak disebelah

dinding, suara akan paralel ke dinding. Dinding mungkin diam tapi suara itu tidak, suara

akan tetap mengarah ke setiap sudut dinding. Ini adalah difraksi.

GAMBAR 2.15 Difraksi


35
b. Refleksi

Refleksi adalah ketika gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik,

memantul dari permukaan dan kembali ke sumbernya. Sebuah cermin memantulkan

gambar objeknya. Gelombang refleksi terjadi pada saat sebuah gelombang yang

merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media

lainnya. Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang

batas antara dua medium yang berbeda. Contoh lainnya adalah pemantulan gelombang

pada tali. Pada saat gelombang tali sampai di ujung tali (batas antara tali dan medium

lain), maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu.

GAMBAR 2.16 Refleksi Bunyi

c. Refraksi

Refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang,

baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut

melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks

bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air

sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan

GAMBAR 2.17 Refraksi Bunyi


36

d. Gema

Dalam pemrosesan sinyal audio dan akustik, gema adalah pemantulan

bunyi yang diterima oleh pendengar beberapa saat setelah bunyi langsung. Contohnya

adalah gema yang dihasilkan oleh dasar suatu sumur, suatu bangunan, atau pada suatu

ruangan, oleh dinding. Jeda waktu diterimanya gema sebanding dengan jarak dibagi

dengan kecepatan suara. Fenomena gema dimanfaatkan pada radar. Telinga manusia

tidak dapat membedakan gema dengan suara asli jika jeda waktu lebih kecil dari 1/10

detik. Karenanya, untuk dapat menghasilkan gema yang dapat didengar dengan jelas

oleh sumber suara, dinding pantulan minimum harus berjarak sekitar 16,2 meter dari

sumber suara tersebut, gema yang terjadi dengan jarak dibawah pantulan minimum

tersebut, biasa disebut dengan gaung

GAMBAR 2.18 Gema


e. Difusi

Difusi atau difus adalah gejala terjadinya pemantulan yang menyebar, karena

gelombang bunyi menerpa permukaan yang tidak rata. Gejala ini dipakai untuk

menghilangkan terjadinya flutter echoes atau pemantulanberulang-ulang ketika bunyi

memantul mengikuti hokum sudut pantul = sudut datang.

GAMBAR 2.19 Difusi


37
f. Absorbi

Ada empat tipe bahan atau material yang paling sering digunakan untuk

mengontrol gangguan yang timbul karena adanya cacat akustik. Empat tipe bahan itu

adalah Absorber, isolator, isolator vibrasi, dan damping. Namun di makalah ini hanya

akan dibahas mengenai bahan untuk absorbsi. Bahan absorbsi secara umum berfungsi

untuk menyerap energi suara dengan tujuan menyeimbangkan reverberation time,

menyerap gangguan yang tidak diinginkan, menghilangkan rentang fekuensi tertentu

dan fungsi lainnya. Selain menambah kualitas akustik di suatu ruangan, aspek

kenyamanan dan kesesuaian dengan komponen lain, misalnya pencahayaan, arsitek,

dan lainnya, harus diperhatikan juga.

Setiap bahan absorbsi mempunyai koefisien absorbsi yang berbeda beda.

Koefisien absorbsi suara suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi

akustik yang diserap dengan energi akustik yang datang menimpa bahan tersebut.

Koefisien absorbsi suara suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan formula.

2.4.3.4 Teknik Dasar Penyekatan

Bila anda membangun sebuah ruangan yang digunakan untuk aktifitas yang

berkaitan dengan suara, misalnya Home Theater dan studio ataupun ruang

rapat/konferensi dan ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama

adalah bagaimana membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya

dan yang kedua bagaimana mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan

fungsinya. Hal pertama sering disebut sebagai insulasi (membuat ruangan kedap suara

atau soundproof), sedangkan yang kedua adalah pengendalian medan akustik ruangan.

Kedua hal ini seringkali tertukar balik bahkan tercampur-campur dalam penyebutannya,

sehingga tidak jarang orang menyebut mineral wool atau glasswool misalnya sebagai
38
bahan kedap suara, dimana seharusnya adalah bahan penyerap suara. Bila pernyataan

mineral wool/glaswool adalah bahan kedap suara benar, bisa dibayangkan apa yang

terjadi bila dinding ruang hanya terbuat dari bahan mineral wool/glasswool saja. Alih-

alih ingin menghalangi suara tidak keluar ruangan, yang terjadi adalah suara keluar

ruangan dengan bebasnya.

Apa yang harus kita lakukan apabila kita ingin membuat ruangan yang terisolasi

secara akustik dari lingkungannya atau dalam bahasa sehari-hari ruangan yang kedap

suara. Ada lima prinsip yang harus diperhatikan.agar suara system tata suara kita dapat

dibunyikan sesuai dengan keinginan kita tanpa harus mendapatkan respon.

Lima prinsip dasar itu adalah :

a. Prinsip massa:

Prinsip massa ini berkaitan dengan perilaku suara sebagai gelombang.

Apabila gelombang suara menumbuk suatu permukaan, maka dia akan

menggetarkan permukaan ini. Semakin ringan permukaan, tentu saja semakin

mudah digetarkan oleh gelombang suara dan sebaliknya, seperti halnya kalo anda

mendorong troley kosong akan lebih ringan dibandingkan mendorong troley yang

terisi penuh dengan batu bata. Tentu saja untuk membuat perubahan besar pada

kinerja insulasi, perlu perubahan massa yang besar pula. Secara teoritis, dengan

menggandakan massa dinding kita (tanpa rongga udara), akan meningkatkan

kinerja insulasi sebesar 6 dB. Misalnya anda punya dinding drywall gypsum dengan

single stud, maka setiap penambahan layer gypsum akan memberikan tambahan

insulasi 4-5 dB.


39
b. Prinsip dekopling

Prinsip dekopling ini adalah prinsip yang paling umum dikenal dalam

konsep insulasi. Sound clips, resilient channel, staggered stud, dan double stud

adalah beberap contoh aplikasinya. Pada prinsipnya dekopling mekanik dilakukan

untuk menghalangi suara merambat dalam dinding, atau menghalangi getaran

merambat dari permukaan dinding ke permukaan yang lain. Energi suara/getaran

akan “hilang” oleh material lain atau udara yang ada diantara 2 permukaan. Yang

seringkali dilupakan, dekopling mekanik ini merupakan fungsi dari frekuensi

suara, karena pada saat kita membuat dekopling, kita menciptakan system

resonansi., sehingga system dinding hanyakan bekerja jauh diatas frekuensi

resonansi itu. Insulasi akan buruk kinerjanya pada frekuensi dibawah ½ oktaf

frekuensi resonansi. Jika anda bisa mengendalikan resonansi ini dengan benar,

maka insulasi frekuensi rendah (yang merupakan problem utama dalam proses

insulasi) akan dapat dicapai dengan baik

c. Prinsip penyerapan energi suara

Penggunaan bahan penyerap suara dengan cara disisipkan dalam system

dinding insulasi akan meningkatkan kinerja insulasi, karena energi suara yang

merambat melewati bahan penyerap akan diubah menjadi energi panas (utk

menggetarkan partikel udara yang terperangkap dalam pori2 bahan penyerap.

Bahan penyerap ini juga akan menurunkan frekuensi resonansi system

partisi/dinding yang di dekopling. (Pernahkah anda mencoba meletakkan mineral

wool/glasswool didepan center loudspeaker system Home Theater anda? Coba

bandingkan bila anda letakkan di depan subwoofer anda?)


40
Setelah anda mencoba, maka anda akan memahami, bahwa insulasi atau

soundproofing tidak ditentukan semata oleh bahan penyerap apa yang diisikan

dalam dinding anda. Jika anda menggunakan dinding sandwich konvensional

(kedua permukaan dihubungkan oleh stud dan anda isi celah diantaranya dengan

bahan penyerap suara, suara akan tetap dapat lewat melalui stud tanpa harus

melalui bahan penyerap suara. Jadi bahan penyerap hanya akan efektif bila ada

dekopling

d. Prinsip Resonansi

Prinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena resonansi

bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada frekuensi yang

sama dengan frekuensi resonansi system dinding anda, maka energi suara akan

dengan mudah menembus dinding anda (seberapa tebal dan beratpun dinding

anda). Ada 2 cara untuk mengendalikan resonansi ini:Redam resonansinya,

sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain dinding akan sangat

berkurang. Anda dapat menggunakan visco-elastic damping compund, tapi jangan

gunakan Mass Loaded Vinyl. Tekan frekuensi resonansi serendah mungkin dengan

prinsip 1, 2 dan 3

e. Prinsip Konduksi

Ingat bahwa suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding

anda terhubung secara mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah

merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja ada

harus memotong hubungan mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain, misalnya

dengan dilatasi antar sisi, menyisipkan bahan lain yang memiliki karakter isolasi
41
lebih tinggi (beda Impedansi Akustik atau tahanan akustik), menggunakan studs

dengan cara zigzag, dsb. Konduksi ini juga yang seringkali menyumbangkan

problem flangking suara antar ruang. (Itu sebabnya pemberian

2.4.4 Kebutuhan Mikrofon pada Akustik Ruang Kecil

Mikropon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik dan dengan demikian

mikropon sebagai penerima bunyi sebaliknya yang merubah energi listrik kedalam

energi bunyi disebut Loudspeaker. Dan dengan demikian sebagai pemancar bunyi.

keduanya disebut pengubah elektro akustik (pengubah bunyi). Berdasarkan hukum

fisika sebagian dapat digunakan berkebalikan, bahwa sebuah pengubah bunyi dapat

bertindak sebagai mikropon ataupun loudspeaker seperti pada pesawat intercom.

a. Mikrofon Arang

Mikrofon tertua dan paling sederhana menggunakan debu karbon. Ini adalah

teknologi yang digunakan dalam telepon pertama dan masih digunakan di beberapa

telepon sampai sekarang. Debu karbon memiliki logam tipis atau diafragma

plastik. Begitu gelombang suara memukul diafragma, mereka menekan debu

karbon, mengubah resistance. Dengan menjalankan arus melalui karbon,

perlawanan mengubah perubahan jumlah arus yang mengalir.

GAMBAR 2.20 Mikrofon Arang


42

b. Mikrofon dinamis

Mikrofon dinamis mengambil keuntungan dari efek elektromagnet. Ketika

magnet bergerak melewati kawat (atau kumparan kawat), magnet menginduksi

arus mengalir dalam kawat. Dalam mikrofon dinamis, diafragma menggerakkan

baik magnet atau kumparan ketika gelombang suara memukul diafragma, dan

gerakan menciptakan arus kecil.

GAMBAR 2.21 Mikrofon Dinamis

c. Mikrofon Kristal

Kristal tertentu mengubah sifat listrik mereka karenamereka berubah bentuk.

Dengan menempelkandiafragma pada kristal, kristal akan membuat sinyal ketika

gelombang suara memukul diafragma. Seperti yang Anda lihat, hampir setiap

teknologi yang dapat dibayangkan telah dimanfaatkan untuk mengubah gelombang

suara menjadi sinyal listrik. Satu hal yang paling memiliki kesamaan adalah

diafragma, yang mengumpulkan gelombang suara dan menciptakan gerakan dalam

teknologi apa pun yang sedang digunakan untuk membuat sinyal.


43

GAMBAR 2.22 Mikrofon Kristal

d. Mikrofon kondensor

Mikrofon kondensor pada dasarnya adalah sebuah kapasitor, dengan satu

kapasitor bergerak dalam menanggapi gelombang suara. Gerakan ini mengubah

kapasitansi dari kapasitor, dan perubahan ini diperkuat untuk menciptakan sinyal

terukur. Mikrofon kondensor biasanya membutuhkan baterai kecil untuk

memberikan tegangan kapasitor.

GAMBAR 2.23 MIkrofon Kondensor

e. Mikrofon electret

Mikrofon electret adalah mikrofon yang paling banyak digunakan di muka

Bumi ini. Karena mereka murah dan relatif sederhana, mikrofon electret digunakan

dalam ponsel, komputer dan handsfree headset. Sebuah mikrofon electret adalah

jenis kondensor mikrofon di mana muatan eksternal diganti dengan bahan electret,

yang menurut definisi dalam keadaan permanen polarisasi listrik


44

GAMBAR 2.24 Mikrofon Electret

f. Mikrofon Liquid

Mikrofon Liquid, ditemukan oleh Alexander Graham Bell dan Thomas

Watson, berada di antara mikrofon pertama yang bekerja untuk dikembangkan, dan

mereka adalah pelopor untuk apa yang kemudian akan menjadi mikrofon

kondensor. Mikrofon cair awal menggunakan cangkir logam diisi dengan air dan

asam sulfat. Diafragma ditempatkan di atas cangkir dengan jarum di sisi penerima

diafragma. Gelombang suara akan menyebabkan jarum untuk bergerak di dalam

air. Sebuah arus listrik kecil berlari ke jarum, yang dimodulasi oleh getaran suara.

Mikrofon cair bukanperangkat yang fungsional, tapi merupakan percobaan ilmiah

yang besar

GAMBAR 2.25 Mikrofon Liquid


45

g. Mikrofon Fiber Optik

Sistem serat optik, yang menggunakan untaian super tipis dari kaca untuk

mengirimkan informasi bukan kabel logam , telah merevolusi bidang

telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk teknologi mikrofon. Jadi

apa masalahnya? Tidak seperti mic konvensional, yang seringkali besar dan

mengirim sinyal listrik, mikrofon serat optik bisa sangat kecil, dan mereka dapat

digunakan dalam lingkungan elektrik sensitif. Mereka juga dapat diproduksi tanpa

logam, yang membuat mereka sangat berguna dalam magnetic resonance imaging

(MRI) aplikasi dan situasi lain di mana gangguan frekuensi radio adalah masalah.

GAMBAR 2.26 Mikrofon Fiber Optic

h. Mikrofon Pita

Dalam mikrofon pita, pita tipis – biasanya aluminium, duraluminum atau

nanofilm – ditangguhkan dalam medan magnet. Gelombang suara menggerakkan

pita, yang mengubah arus yang melalui pita tersebut. Mikrofon Ribbon adalah

mikrofon dua arah, yang artinya mereka mengambil suara dari kedua sisi mic.RCA

PB-31 adalah salah satu mikrofon pita pertama.Diproduksi pada tahun 1931, dan

mengubah industri audio dan penyiaran karena menetapkan standar baru pada

clarity suara yang dihasilkan. Beberapa pembuat mikrofon lain membuat model
46
yang sebanding,termasuk BBC-Marconi Tipe A dan ST & C Coles 4038

GAMBAR 2.27 Mikrofon Pita

i. Mikrofon Laser

Sebuah mikrofon laser bekerja dengan menangkap getaran off dari pesawat,

seperti kaca jendela,misalnya, dan mengirimkan sinyal kembali ke detektor foto,

yang mengubah sinar laser dipantulkan menjadi sinyal audio. Bila suara memukul

kaca jendela, suara akan menekuk dan menyebabkan sinar laser untuk membelok,

yang dapat diterjemahkan ke suara menggunakan fotosel. Dalam beberapa tahun

terakhir, para ilmuwan telah mengembangkan jenis baru mikrofon laser yang

bekerja dengan streaming asap di sinar laser yang ditujukan untuk photocell, yang

kemudian dikonversi ke signal audio

GAMBAR 2.28 Mikrofon Laser


47
j. Mikrofon Cardioid

Jika Anda mencari untuk merekam suara yang terletak di depan dan di sisi

mic – tapi tidak di belakang itu – mikrofon cardioid adalah untuk anda. Sebuah

polar plot untuk gain dari cardioid berbentuk hati, dengan sensitivitas tertinggi

terletak langsung di depan mic, dan sedikit di sisi.Karena itu, mic cardioid ideal

untuk merekam pertunjukan live tanpa menangkap terlalu banyak suara bising

kerumunan, dan banyak mikrofon genggam yang digunakan untuk memperkuat

vokal adalah mic cardioid

GAMBAR 2.29 Mikrofon Kardioid

2.4.5 Psikoakustik Telinga manusia

Psikoakustik mempelajari cara otak menerjemahkan suara. Pengetahuan

yang baik tentang mekanisme ini sangat diperlukan dalam sound engineering,

dimana dengan manipulasi yang tepat, dapat dihasilkan efek suara yang sangat

rumit. Salah satu faktor yang penting ketika memproses suara adalah otak

menerjemahkan dua saluran informasi suara sekaligus; yang masuk telinga kiri dan

yang masuk telinga kanan. Terkadang, perbedaan (tipis) antara kedua sinyal inilah

yang menghadirkan informasi baru yang terasosiasi dengan komposisi dua

gelombang suara.
48

2.4.5.1 Anatomi dan Fungsi Telingan Manusia

Secara anatomi, telinga manusia terdiri dari 3 bagian, telinga luar, telinga

tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi untuk menangkap suara, yang

kemudian dilalukan ke telinga tengah dan terakhir ke telinga dalam, yang

sesungguhnya sebagai organ pendengaran.

GAMBAR 2.30 Anatomi Telinga Manusia

a. Telinga Luar

Organ pertama yang menerima suara ketika mencapai telinga disebut dengan

pinna. Organ ini memiliki luas permukaan yang besar sehingga memungkinkan

porsi yang lebar dari gelombang untuk diterima. Untuk mendapatkan permukaan

yang lebih luas bisa dengan menangkupkan tangan pada telinga seperti ketika kita

ingin mendengar sesuatu dengan lebih jelas. Suara direfleksikan oleh pinna dan

disalurkan menuju canal telinga yang panjangnya sekitar 3 cm. Telinga luar yang

terdiri dari daun telinga, karena bentuknya sangat baik untuk mengetahui arah dari

mana suara datang. Pada telinga tengah yang berupa tabung, karena dimensinya,

menyebabkan penerimaan yang baik pada frekuensi 3000Hz


49
b. Telinga tengah

Pada telinga tengah ini mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis.

“Mekanik “ terdiri dari “Palu, landasan, sanggurdi.dengan hubungan yang elastis

bagian ini mengakibatkan ketidak linieran dari perasaan bunyi yang didengar,

maksudnya : Frekuensi tertentu dilakukan lebih baik dari yang lain. Pada tekanan

bunyi yang besar timbul cacat. Telinga tengah yang dimulai gendang telinga,

Getaran mekanis diubah menjadi pulsa listrik, yang mana oleh urat syaraf dialirkan

ke otak. Pulsa listrik ini mengakibatkan penekanan subyektif kuat suara dari bunyi.

Dengan melalui sekitar 24.000 saraf yang satu sama lain terisolasi,

menghubungkan pulsa listrik yang didapat ke otak. Maka telinga manusia dapat

membedakan sekitar 3.000 tingkatan nada, jika dibandingkan dengan piano hanya

memiliki 84 nada dan orgen memiliki 108 nada.

c. Telinga dalam

Bagian telinga dalam mengkonversi energi mekanik menjadi impuls listrik

yang dikirim ke otak untuk diproses sebagai suara. Tulang kecil terakhir dari tiga

tulang kecil yang disebut diatas, stapes, berkontak dengan cochlea melalui

membran yang disebut oval window. Cochlea adalah tulang yang berbentuk seperti

cangkang bekicot mengandung cairan (memiliki tiga kanal sirkular mengarah ke

tiga arah ruang. Indera keseimbangan datang dari cochlea). Cairan ini menerima

getaran dari stapes melalui oval window dan melanjutkannya ke organ utama yang

mengkonversi energi mekanik menjadi impuls listrik: organ Corti.

Dalam organ Corti kita menemukam basilar membrane yang memiliki ribuan

rambut pada permukaannya, sekitar 4000 lebih tepatnya, semuanya bergetar


50
bersamaan dengan getaran fluida. Setiap kumpulan rambut berhubungan dengan

sistem syaraf yang mengubah getaran yang diterima dari fluida menjadi impuls

listrik. Alasan mengapa telinga manusia mengindera frekuensi secara logaritmik

adalah karena sifat alamiah dari membran. Grup rambut, atau disebut critical band,

sensitif terhadap 1/3 dari frekuensi satu oktaf. Dengan kata lain basilar membrane

terbagi menjadi beberapa sektor, setiap sektornya sensitif terhadap band frekuensi

tertentu (masing-masing 1/3 oktaf dalam frekuensi) sehingga bertingkah laku

seperti semacam spectrum analyzer. Setiap kali suara meningkat satu oktaf, sektor

yang sama jauh dengan yang sebelumnya terstimulasi sehingga memiliki karakter

logaritmik.

Bagian telinga dalam mengkonversi energi mekanik menjadi impuls listrik

yang dikirim ke otak untuk diproses sebagai suara. Tulang kecil terakhir dari tiga

tulang kecil yang disebut diatas, stapes, berkontak dengan cochlea melalui

membran yang disebut oval window. Cochlea adalah tulang yang berbentuk seperti

cangkang bekicot mengandung cairan (memiliki tiga kanal sirkular mengarah ke

tiga arah ruang. Indera keseimbangan datang dari cochlea). Cairan ini menerima

getaran dari stapes melalui oval window dan melanjutkannya ke organ utama yang

mengkonversi energi mekanik menjadi impuls listrik: organ Corti.

Dalam organ Corti kita menemukam basilar membrane yang memiliki ribuan

rambut pada permukaannya, sekitar 4000 lebih tepatnya, semuanya bergetar

bersamaan dengan getaran fluida. Setiap kumpulan rambut berhubungan dengan

sistem syaraf yang mengubah getaran yang diterima dari fluida menjadi impuls

listrik. Alasan mengapa telinga manusia mengindera frekuensi secara logaritmik

adalah karena sifat alamiah dari membran. Grup rambut, atau disebut critical band,
51
sensitif terhadap 1/3 dari frekuensi satu oktaf. Dengan kata lain basilar membrane

terbagi menjadi beberapa sektor, setiap sektornya sensitif terhadap band frekuensi

tertentu (masing-masing 1/3 oktaf dalam frekuensi) sehingga bertingkah laku

seperti semacam spectrum analyzer. Setiap kali suara meningkat satu oktaf, sektor

yang sama jauh dengan yang sebelumnya terstimulasi sehingga memiliki karakter

logaritmik.

2.4.5.2 Ambang Batas Dengar Telinga Manusia

Telinga manusia mempunya kepekaan yang luar biasa, selain mampu membedakan

nada juga kuat suara. Serta dengan kemampuan Dengan kemampuan menangkap

frekuensi dari 16Hz hingga 20.000Hz,telinga mempunyai kepekaan terbesar,

ditentukan oleh susunannya, dalam jangkauan frekuensi dari 1.000Hz sampai 4.000Hz.

Ambang dengar pada 1.000Hz berharga 210-4µbar dan maksimum telinga

dapatmendengar (batas sakit) berharga 200 µbar.Dengan demikian telinga mengamati

tekanan bunyi dari 2.10-4µbar sampai 200µbar atau dalam perbandingan telinga

memiliki daerah kepekaan 1:1.000.000

2.4.5.3 Kuat Suara

Daerah tekanan suara yang bisa didengar antara ambang dengar dan batas sakit

memiliki 1:106 dan ini sangat lebar. Dalam prakteknya,perbandingan ini tidaklah
linear,melainkan dalam ukuran logatimis. Ukuran logaritmis dari sebuah
perbandingandiberi satuan Bell, supaya tidak timbul koma dalam pengukuran dan
perhitungan maka satuan yang digunakan desi Bell (dB) atau seper sepuluh dari satuan
dasar.

Desi Bell (dB) merupakan satuan untuk perbandingan, perbandingan ini

digunakan referensi standar yang berbeda. Sebagai contoh, dBV digunakan untuk

referensi 1Volt, dBm digunakan untuk reverensi 1miliWatt.


52
Dalam audio atau akustik digunakan dB SPL (Sound Pressure Level) sebagai

adalah ambang dengar dengan tekanan suara po=210-4µbar, besaran ini juga disebut

sebagai level suara absolut. 0dB SPL merupakan ambang pendengaran bagi kebanyakan

telinga manusia. Batas sakit pada 1.000Hz dengan tekanan suara p=200 µbar terletak

sekitar 120dB diatas ambang dengar.

2.4.5.4 Pendengaran Secara Ruangan

2.3.1.1 Pendengaran Secara Ruangan

Dengan telinga kita tidak hanya mendengar kuat suara atau warna bunyi dari

sebuah bunyi. Karena berpasangannya alat pendengar, sehingga dapat untuk menentukan

arah dan jarak. Orang menamakan kemampuan ini dengan kemampuan melokalisir dan

berbicara tentang pendengaran secara ruangan. Melokalisir sebuah sumber bunyi tanpa

melalui penglihatan dapat dibagi atas tiga daerah utama :

GAMBAR 2.31 Melokalisir Sumber Bunyi

a. Jarak (dekat - jauh ) lokalisir kerendahan

b. Arah dalam bidang tegak lurus (atas-bawah) lokalisisr ketinggian

c. Arah dalam bidang kesetimbangan (kanan-kiri) lokalisisir sisi.


53
Paling baik mengembangkan adalah daya melokalisir sisi. Kemampuan memilah

kanan-kiri ini karena letak kedua telinga dengan jarak kira-kira 21 cm. Jika ada bunyi

berada agak disebelah kiri, maka telinga kiri akan mendengar lebih kuat dibandingkan

telinga sebelah kanan. Dengan demikian pada peninjauan terdapat kejadian bunyi antara

telinga kanan-dan kiri tidak hanya sebuah perbedaan waktu berjalan t melainkan juga

perbedaan intensitas bunyi.

2.4.5.5 Kerusakan Telinga Manusia

Gendang telinga pecah adalah istilah umum untuk menjelaskan adanya lubang atau

sobekan pada membran timpani, yaitu jaringan tipis yang menyerupai kulit, sebagai

pemisah saluran telinga bagian luar dengan telinga bagian tengah. Kondisi ini dapat

mengakibatkan gangguan berupa hilangnya pendengaran dan infeksi pada telinga bagian

tengah.

Gendang telinga pecah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang

turut berdampak kepada tingkat gangguan pendengaran seseorang. Lubang atau sobekan

yang kecil berisiko menyebabkan gangguan pendengaran yang kecil juga, begitu pun

sebaliknya. Beberapa penyebab gendang telinga pecah, antara lain.

Benda kecil atau benda asing yang masuk ke telinga. Kapas dari cotton bud yang

digunakan untuk membersihkan telinga juga dapat menyebabkan robeknya gendang

telinga.Infeksi pada telinga bagian tengah atau otitis media. Infeksi ini menyebabkan

penumpukan cairan yang dapat menekan gendang telinga hingga akhirnya pecah.

Anda mungkin juga menyukai