Anda di halaman 1dari 9

KISAH NABI MUHAMMAD S.A.

PELAJARAN AGAMA ISLAM

ACHMAD FURAY ZIQO MIRZABANI

KELAS 7-4

SMP NEGERI 47 JAKARTA


Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul
Awal (kalender Islam).

Sebagai umat Islam, tentu saja kita wajib mengetahui tentang kisah Nabi Muhammad Saw.

Kisah kehidupan beliau bukan hanya untuk dibaca atau didengarkan saja, tetapi dapat dijadikan
contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kisah hidup Rasulullah Saw. memang penuh dengan hikmah. Meskipun beliau seorang nabi dan rasul
pilihan Allah, hidupnya tidak lantas selalu bahagia dan mudah.

Beliau juga tetap menerima cobaan dan tantangan dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.

Rasulullah Saw mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim
bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin
Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.

Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminahbinti Wahab bin Abdi
Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu
pada kakek beliau, Kilab.

Tahun Gajah

Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk
merobohkan Ka’bah.

Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah SWT yang mengirimkan
burung-burung Ababil, yang menjatuhkan batu-batu yang mengandung wabah penyakit dan
menimpakannya atas pasukan Abrahah.

Perisitiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 Masehi.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Menurut pendapat yang paling kuat, Rasulullah Saw dilahirkan pada hari Senin, malam 12 Rabiul
Awwal di Makkah bertepatan dengan awal Tahun Gajah.

Jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan kelahiran Nabi Isa As adalah 571 tahun, antara
Nabi Isa as hingga wafatnya Nabi Musa As adalah 1716 tahun, antara Nabi Musa As dan Nabi Ibrahim
As adalah 545 tahun, antara Nabi Ibrahim As dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh As adalah
1080 tahun, antara air bah Nabi Nuh As dan Nabi Adam As adalah 2242 tahun.

Sehingga jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Nabi Adam As adalah 6155 tahun,
berdasarkan riwayat yang masyhur dari para ahli sejarah.

Nabi Muhammad Saw dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah wafat di
Madinah dua bulan sebelum Beliau lahir.
Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan singgah di Madinah dalam keadaan sakit,
hingga wafat di rumah pamannya dari bani Najjar.

Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali 5 ekor unta dan sahaya perempuan.

Masa Persusuan Nabi Muhammad SAW

Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan untuk menitipkan penyusuan anak-anak mereka
kepada perempuan lain di dusun dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai
tubuh yang kuat dan omongan yang fasih.

Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Muthalib menyerahkan cucunya Muhammad Saw
kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah salah seorang perempuan dari Bani Sa’ad untuk menyusui
Beliau.

Pada saat itu, Bani Sa’ad sedang dilanda paceklik, kemarau panjang melanda daerah tempat tinggal
mereka.

Tapi ketika Muhammad kecil tiba di kediaman halimah dan menetap di sana untuk disusui, lambat
laun tanah di sekitar kediaman Halimah kembali subur.

Ketika Rasulullah Saw tinggal di kediaman Halimah sering terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi
Muhammad Saw termasuk peristiwa “pembelahan dada”.

Setelah disapih, Nabi Muhammad pun dikembalikan kepada ibundanya Aminah. Saat itu, Rasulullah
Saw baru berusia lima tahun.

Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw

Pada tahun keenam dari umur beliau SAW, ibunya membawanya pergi ke Madinah untuk menemui
paman-pamannya di sana.

Namun ketika baru sampai ke desa Abwa, yakni suatu desa yang terletak antara kota Mekkah dan
Madinah, Ibunya, Aminah meninggal dunia.

Maka beliau Saw diasuh oleh Ummu Aiman dibawah tanggungan kakek beliau Abdul Muthalib, dan
ini berlangsung selama dua tahun.

Wafatnya Kakek Nabi Muhammad Saw

Pada tahun kedelapan dari umur beliau, Abdul Muthalib kakek beliau meninggal dunia, maka beliau
selanjutnya diasuh oleh paman beliau Abu Thalib.

Abu Thalib ini adalah seorang yang dermawan namun kehidupannya fakir yang tak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.

Perjalanan Pertama Nabi Muhammad Saw ke Syam


Tatkala Nabi Muhammad Saw mencapai usia 12 tahun, Beliau dibawa berniaga oleh pamannya, Abu
Thalib ke negeri Syam, dan ini merupakan perjalanan beliau yang pertama.

Para kafilah dagang ini berkumpul di dekat kota Basrah dan di sana bertemu dengan seorang
pendeta Yahudi bernama Buhaira dan ada pula yang mengatakan pendeta Nasrani.

Pendeta ini memahami adanya keistimewaan pada diri Nabi Muhammad Saw dan berkata kepada
Abu Thalib: “Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan kedudukan yang tinggi, maka
jagalah dia baik-baik.”

Kemudian pulanglah Abu Thalib bersama Nabi Muhammad Saw ke Mekkah.

Berperan Dalam Perang Fijar

Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan Fijar yang terjadi di suatu tempat
antara Nahlah dan Thaif.

Peperangan ini sebenarnya akan dimenangkan oleh kelompok dimana beliau SAW berada di
dalamnya, namun akhirnya terjadi suatu perdamaian diantara dua kelompok yang berperang itu.

Perjalanan Kedua Nabi Muhammad Saw ke Syam

Ketika Nabi Muhammad Saw mencapai usia 25 tahun, Beliau pun pergi ke Syam untuk kedua kalinya
dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita ternama dan
kaya yang dipercayakan kepada Beliau.

Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad Saw disertai seorang sahaya Khadijah yang bernama
Maisaroh.

Dalam perjalanan itu beliau bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya
keistimewaan-keistemewaan pada diri Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang pernah dilihat oleh
Buhaira.

Nabi Muhammad Saw Menikah Dengan Siti Khadijah

Setibanya di Mekkah dari perjalanan dagang ini, Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid,
yaitu dua bulan sesudah kedatangannya.

Setelah itu Nabi Muhammad Saw pindah ke rumah Khadijah untuk memulai lembaran baru dari
kehidupannya, umur Khadijah pada waktu itu 40 tahun.

Dari pernikahan itu lahir 3 orang putera yaitu Al Qasim, Abdullah dan Thayyib, yang semuanya
meninggal di waktu kecil, serta 4 orang puteri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Keempat puteri itu hidup sampai mereka besar. Yang tertua dari mereka menikah dengan Abil Aash
ibnu Rabi’ bin Abdus Syam.

Ruqayyah menikah dengan Utbah bin abi Lahab, sedang Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah
bin Abi Lahab.
Ruqayyah dan Ummu Kultsum kemudian menikah lagi dengan Usman bin Affan. Adapun yang
termuda yaitu Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra.

Partisipasi Nabi Muhammad Saw Dalam Perbaikan Ka’bah

Ka’bah adalah bangunan pertama yang didirikan atas nama Allah Swt untuk beribadah dan
menauhidkan-Nya.

Bangunan ini didirikan oleh Abul Anbiya, Nabi Ibrahim As setelah berhasil menghancurkan berhala-
berhala yang disembah kaumnya sekaligus kuil tempat pemujaannya.

Setelah masa Nabi Ibrahim As, ka’bah beberapa kali dilanda bencana yang melemahkan dinding dan
fondasinya.

Banjir besar menggoyahkan bangunan Ka’bah beberapa tahun sebelum nubuwwah.

Nabi Muhammad Saw ikut aktif dalam perbaikan Ka’bah. Beliau ikut memanggul batu di atas
pundaknya dengan beralaskan sehelai kain. Menurut pendapat yang sahih, peristiwa itu terjadi
ketika Nabi Muhammad Saw menginjak usia 35 tahun.

Nabi Muhammad Saw juga memainkan peranan penting dalam memecahkan masalah pelik yang
menyebabkan semua kabilah bertengkar sengit.

Tak kunjung ada keputusan siapa yang paling berhak untuk mendapatkan kehormatan
mengembalikan Hajar Aswad di tempat semula.

Nabi Muhammad Saw berhasil memecahkan masalah itu dengan sangat brilian.

Beliau memutuskan untuk meletakkan Hajar Aswad di atas surbannya dan masing-masing
kabilah memilih memilih seorang wakil yang memegang ujung sorban dan mengangkatnya bersama-
sama, hingga tiba di tempatnya lalu Nabi Muhammad Saw mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya
di tempatnya, maka bereslah persoalannya.

Pengangkatan Muhammad Saw Sebagai Nabi dan Rasul

Pada tahun keempat puluh, Allah Swt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi
dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri
beruzlah dan beribadah dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur.

Dan pertama kali yang beliau rasakan dan diperlihatkan kepada beliau adalah adanya mimpi yang
benar.

Turunnya Wahyu Pertama

Ketika Nabi Muhammad Saw menyendiri di Gua Hira, turunlah wahyu pertama dibawa oleh Jibril
yang merupakan wahyu dari Allah SWT, ialah firman Allah yang berbunyi :

ْ‫سانَْ َخلَقَْ – َخلَقَْ الَّذِي َربِِّكَْ بِاس ِْْم ا ْق َرْأ‬ ِْ ‫ن‬


َ ‫اْلن‬ َ – ْ‫علَّ َْم الَّذِي – ْاْل َ ْك َرمْ َو َربُّكَْ ا ْق َرْأ‬
ْْ ِ‫علَقْ م‬ َ ‫بِ ْالقَلَ ِْم‬
Yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-
‘Alaq, 1-4)

Adalah Waraqah bin Nauval anak paman Khadijah binti Khuwailid, seorang yang masyhur di Makkah
karena keluasan ilmunya dalam hal ihwal agama-agama samawi.

Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan
memberitahukan kepadanya tentang peristiwa tersebut. Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang
nyawa Waraqah berada ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat
agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw) adalah nabi
dari umat ini.”

Dakwah Secara Rahasia

Dan diantara orang yang pertama kali beriman dari kalangan laki-laki adalah Abu Bakar bin Kuhafah,
dan dari kalangan wanita adalah istri beliau, Khadijah dan dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi
Thalib, dimana Ali belum pernah melakukan sujud sama sekali terhadap suatu patung, sehingga
dengan demikian kepada beliau diberi tambahan (sesudah menyebut namanya) dengan sebutan
Karramallahu Wajhah (Allah telah memuliakan pribadinya).

Perintah Dakwah Secara Terang-terangan

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terang-
terangan, dengan firmanNya,

ْ ‫ن َوأَع ِْرضْْ تؤْ َمرْ ِب َما فَا‬


ْ ‫ص َد‬
ْ‫ع‬ َ َْ‫ْالم ْش ِركِين‬
ِْ ‫ع‬

Yang artinya :
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)

Maka beliau respon dan sambut perintah Allah SWT ini dengan baik, maka beliau melakukan dakwah
kepada manusia untuk mengesakan Allah dan meninggalkan perbuatan syirik dan kekufuran.
Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang kafir.

Rasulullah Saw mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim
bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin
Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.

Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminahbinti Wahab bin Abdi
Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu
pada kakek beliau, Kilab.
Nabi Muhammad Saw Disakiti Oleh Kaumnya

Nabi Muhammad Saw pernah disakiti oleh kaumnya secara keji, antara lain beliau dilempari dengan
batu atau dengan kotoran di pintu rumahnya. Namun beliau senantiasa bersikap sabar dan sabar,
sehingga akhirnya yang hak mengalahkan yang batil, karena sebenarnya yang batil itu akan kalah
dan hancur.

Hijrah Pertama ke Negeri Habasyah

Pada tahun ini, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke
negeri Habasyah (Ethiopia), setelah mengetahui bahwa Kaum Quraisy selalu melakukan tindakan-
tindakan yang menyakitkan kepada mereka, padahal tidak ada kaum kerabat yang akan menolong
dan menghalang-halangi tindakan kaum Quraisy tersebut.

Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan ini adalah hijrah
pertama dari Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah adalah 80 orang sahabat. Mereka
kembali lagi ke Mekkah dari Habasyah setelah berdiam di sana selama tiga bulan.

Hijrah Kedua ke Negeri Habasyah

Pada tahun ketujuh ini, Nabi bersama-sama pamannya, Abu Thalib dan Bani Hasyim serta Bani
Muthalib, baik yang muslim maupun yang masih kafir, memasuki Syi’ib. Maka pada kesempatan ini
kalangan Quraisy memboikot dengan memutus jalur suplai makanan dan kegiatan berniaga di pasar
kepada mereka, kecuali apabila mereka menyerahkan Nabi Muhammad Saw kepada kalangan
Quraisy untuk dibunuh.

Kaum Quraisy menulis isi boikot di lembaran kulit yang digantungkan di Kabah. Maka Nabi
Muhammad Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melakukan hijrah ke Habasyah,
yakni hijrah untuk kedua kalinya.

Penghentian Boikot

Nabi Muhammad Saw dan kaumnya terkurung di dalam Syi’ib selama 3 tahun tidak menerima
makanan kecuali secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka makan dedaunan. Kemudian orang-
orang Quraisy menghentikan pemboikotan, sedang lembaran kulit yang berisi pengumuman biokot
itu telah dimakan rayap.

Maka keluarlah Nabi Muhammad Saw dari tempat yang terkurung itu, perisitiwa itu terjadi pada 10
tahun kenabian.

Tahun Kesedihan (‘Amul Huzni)

Pada tahun kesepuluh, Khadijah istri Nabi Muhammad Saw wafat dan dua bulan kemudian wafat
pula paman Nabi Muhammad Saw, Abu Thalib, pada usia delapan puluh tujuh tahun.

Setelah wafat Abu Thalib ini, tindakan menyakiti Nabi Muhammad Saw dari kalangan Quraisy
semakin bertambah keras, karena mereka beranggapan bahwa apa yang telah mereka usahakan dan
capai dari Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah mereka peroleh ketika Abu Thalib masih
hidup.

Hijrah ke Thaif

Pada tahun kesepuluh ini, Rasulullah melakukan hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam di sana selama
satu bulan, melakukan dakwah kepada penduduk Thaif. Namun dakwah beliau di sana tidak
mendapat respon dari mereka, bahkan justru menolaknya dengan suatu penolakan dan tindakan
yang buruk.

Mereka melakukan pelemparan batu kepada beliau, sehingga mengenai kepala beliau dan
menyebabkan luka-luka di kepalanya. Setelah dakwah di sana gagal, beliau kembali lagi ke Mekkah.

Isra dan Mi’raj

Pada tahun kesebelas ini, terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj. Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw
di waktu malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdiil Aqsha di Baitul Maqdis di Palestina,
dan beliau pulang kembali pada malam itu juga ke Mekkah. Al-Qur’an telah menjelaskan peristiwa
ini dengan firman Allah Swt :

ْ ً ‫ام ْال َمس ِْج ِْد ِ ِّمنَْ لَي‬


َْ‫ْل بِعَ ْب ِدِْه أَس َْرىْ الَّذِي س ْب َحان‬ ِْ ‫صى ْال َمس ِْج ِْد إِلَى ْال َح َر‬
َ ‫ار ْكنَا الَّذِي ْاْل َ ْق‬
َ َ‫ن لِن ِريَهْ َح ْولَهْ ب‬ ِ َ‫ْْالب‬
ْْ ِ‫صيرْ السَّمِ يعْ ه َْو إِنَّهْ ۚ آيَاتِنَا م‬

Yang artinya :
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-
Isra, 1)

Sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau pada malam itu juga ke alam tinggi dan di sana
diwajibkannya ibadah shalat yang lima waktu.

Tersebarnya Islam di Madinah

Dan Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah
memperkenalkan ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada
yang tetap kafir.

Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain karena
telah tersebarnya Islam di sana.

Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW.
Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka
semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok
mereka yang enam orang yang telah beriman sebelumnya.

Mereka keseluruhan melakukan baiat dihadapan Nabi untuk tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apapun, tidak melakukan pencurian dan tidak akan melakukan perbuatan zina, kemudian
mereka kembali ke Madinah. Mereka di sana dengan pertolongan Allah mendakwahkan Islam
kepada penduduk Madinah.

Pada tahun 13 kenabian, datang kepada Rasulullah SAW tujuh puluh orang laki-laki dan dua
perempuan dari penduduk Arab Madinah, dan mereka masuk Islam semuanya serta melakukan baiat
dihadapan Nabi sebagai baiat yang kedua.

Kemudian mereka pulang kembali ke Madinah, dan dengan perantaraan mereka maka tersebarlah
Islam diantara penduduk Madinah secara luas.

Hijrah ke Madinah

Dan ketika tindakan menyakiti Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin bertambah keras dari
kalangan Quraisy, maka Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan hijrah ke Madinah
dan selanjutnya beliau pun bersama-sama dengan Abu Bakar juga melakukan hijrah dengan berjalan
kaki cepat-cepat hingga beliau berdua sampai ke Gua Tsur.

Nabi Muhammad Saw di Gua Tsur


Di dalam Gua Tsur ini, turun wahyu dari Allah SWT berupa ayat,

ْ‫صاحِ ِب ِْه َيقولْ ِإ ْذ‬ َْ ‫ن‬


َ ‫ل ِل‬ َّْ ‫َمعَنَا اللَّـ ْهَ ِإ‬
ْْ َ‫ن تَحْ ز‬

Yang artinya,
”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita’.” (At-Taubah, 40)

Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar meletakan kepala
beliau di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar melihat suatu lubang di
dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya untuk menutupi lubang tersebut, khawatir di
dalam lubang itu ada sesuatu yang menyakiti Nabi.

Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di dalam lubang itu,
tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu, tidak menggerakkan kakinya, dan
ketika rasa sakitnya memuncak, air mata Abu Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.

Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia menjawab
bahwa ia disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan tangan beliau di tempat
yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang dengan pertolongan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai