Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING


OLEH GURU BAHASA INDONESIA DALAM
PEMBELAJARAN DEBAT DI KELAS X
SMA NEGERI 1 SAWAN

Ni L. Eka Sumiarti 1, I B. Putrayasa 2, I W. Wendra3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa


dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {Sumiarti_eka@yahoo.co.id, ibputra@gmail.com,


wayan_wendra@yahoo.com}

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penggunaan metode problem
solving oleh guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran debat di kelas X (2) respons
siswa terhadap penggunaan metode problem solving oleh guru bahasa Indonesia dalam
pembelajaran debat di kelas X (3) kendala guru yang datang dari siswa dalam
penggunaan metode problem solving pada pembelajaran debat di kelas X SMA Negeri 1
Sawan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah guru dan siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan
metode problem solving, respons siswa, dan kendala guru. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode observasi dan metode wawancara. Data dalam penelitian
ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini ialah (1) penggunaan metode
problem solving dalam pembelajaran debat telah memenuhi prosedur, yaitu pada awal
pembelajaran guru mampu mengarahkan siswa, pada inti pembelajaran siswa mampu
mengikuti debat dengan maksimal, dan pada akhir pembelajaran siswa memperoleh
gambaran mengenai metode problem solving dalam debat. (2) respons siswa sebagian
besar positif, yakni menyenangi penuh metode problem solving, namun sebagian kecil
kurang menyenangi metode problem solving. (3) kendala guru adalah dari segi siswa dan
fasilitas. Simpulan penelitian ini adalah (1) penggunaan metode problem solving telah
efektif dan sesuai prosedur. (2) respons siswa sebagian besar positif. (3) kendala yang
ditemukan oleh guru adalah dari segi siswa dan fasilitas sekolah yang sangat terbatas.
Saran penelitian ini ialah, guru Bahasa Indonesia agar mempertahankan keefektifan
pembelajaran dan lebih memotivasi siswa, serta untuk pihak sekolah lebih meningkatkan
fasilitas pembelajaran.

Kata Kunci: debat, pembelajaran, problem solving.

Abstract
This study aimed for describing:1) the use of problem solving method by
Indonesian teacher in debate in 10 th grade students 2) students response towards the
use of problem solving method by Indonesian teacher in debate in 10 th grade students, 3)
the teachers obstacle about the use of problem solving method by Indonesian teacher in
debate in 10th grade students of SMA Negeri 1 Sawan. This study used descriptive
qualitative design. The subjects of this study are the teacher and the students. The
objects of this study are the use of the method, students response and the teacher’s
obstacle. This study used several methods such as observation and interview. The data
was analyzed by using descriptive qualitative. The result showed that: 1) the use of
problem solving method has fulfilled the procedure, in the beginning the teacher can
guide the students, in the middle of the learning process the students can follow the
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

debating activity maximally, in the end the students knew about the problem solving
method in debate, 2) the students response are dominantly positive towards problem
solving method, 3) the teacher’s obstacle are students and facilities. The conclusions of
this study are: 1) the use of problem solving method was effective and fulfilled the
procedure, 2) 2) the students response are dominantly positive, 3) the teacher’s obstacle
are the students and the facilities in the school. This study suggested that Indonesian
teacher to keep the effectiveness of the learning and motivate the students then for the
school staff to improve the facility.

Keyword: debate, lesson, problem solving

PENDAHULUAN “Kesantunan Bahasa Siswa Kelas X


Pendidikan merupakan usaha SMA Negeri 1 Selemadeg dalam
sadar dan terencana untuk Debat pada Pembelajaran
mewujudkan proses pembelajaran. Berbicara”. Hasil penelitian dan
Menurut Martha (2009: 22) pembahasannya adalah kesantunan
pedidikan tidak lain adalah kegiatan bahasa siswa dalam debat,
intelektual yang membangkitkan memfokuskan pada bahasa atau
kesadaran intelek pada diri individu. tuturan yang diucapkan siswa dalam
Proses pendidikan tentu tidak dapat debat. Penelitian tersebut hanya
dipisahkan dari kegiatan belajar, meneliti aspek siswa, yaitu bahasa
kegiatan belajar tidak dapat luput yang digunakan siswa ketika
dari peran guru (pendidik). Pada era berdebat. Semestinya penelitian
globalisasi, profesi guru bermakna tersebut tidak hanya meneliti aspek
strategis, karena penyandangnya siswa, tetapi juga aspek guru. Salah
mengemban tugas sejati bagi proses satu aspek guru yang bisa diteliti
kemanusiaan, pemanusiaan, adalah metode pembelajaran yang
pencerdasan, pembudayaan, dan digunakan dalam debat.
pembangun karakter bangsa Pisau bedah yang digunakan
(Wendra, 2015: 1). Hal itu berarti dalam penelitian ini adalah teori
guru adalah subjek dalam intsitusi debat yang disampaikan oleh
pendidikan sekaligus berperan Tarigan (2008: 2), bahwa debat
penting dalam mencapai tujuan adalah suatu argumen untuk
pendidikan. Sebagai seseorang menentukan baik tidaknya suatu
yang berdiri paling depan dalam usul tertentu yang didukung oleh
dunia pendidikan, guru tentu harus satu pihak yang disebut pendukung
memahami situasi dan kondisi saat atau afirmatif, dan ditolak, disangkal
menjalankan perannya. Dalam oleh pihak lain yang disebut
kegiatan belajar-mengajar, salah penyangkal atau negatif. Teori lain
satu yang dapat melatih yang digunakan, yaitu teori tentang
keterampilan berpikir siswa adalah keterampilan membuka pelajaran
kegiatan diskusi. Ada tiga belas jenis yang disampaikan oleh Supriatna
diskusi, salah satunya adalah debat. dan Wahyupurnomo (dalam Jurnal
Debat adalah kegiatan beradu Keterampilan Guru dalam Membuka
argumentasi dalam membahas dan Mneutup Pelajaran Pendidikan
suatu masalah, guna mencapai Jasmani Olahraga dan Kesehatan di
solusi atas permasalahan tersebut. SMAN se-Kota Pontianak, 2015:2),
Penelitian tentang debat bahwa keterampilan membuka
pernah dilakukan oleh peneliti lain pelajaran kegiatan dan pernyataan
yang bernama Ni Putu Ayu Nita guru yang dilakukan pada pertama
Lestariani pada tahun 2014, ia kali kegiatan pembelajaran
melakukan penelitian dengan judul dilaksanakan dengan tujuan untuk
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

mencapai suasana siap mental dan rekevan dengan data yang diperoleh
menimbulkan perhatian siswa agar peneliti. Metode pembelajaran
terpusat pada hal-hal yang akan merupakan aspek yang penting
dipelajari. Selain itu, teori tentang dalam kegiatan belajar. Karena
manfaat metode problem solving dapat melatih keterampilan siswa
untuk siswa yang disampaikan oleh dan berpengaruh terhadap motivasi
Dhajiri (1985: 133), bahwa manfaat belajar siswa. salah satu metode
metode problem solving adalah pembelajaran yang dapat melatih
mengembangkan keterampilan keterampilan berpikir siswa adalah
berpikir seseorang. Selanjutnya, metode problem solving. Metode
Jonassen (dalam Yaumi, 2012: 82), problem solving digunakan dalam
bahwa metode problem solving pembelajaran debat oleh guru
adalah jenis pelajaran terpenting Bahasa Indonesia kelas X SMA
yang bisa dipelajari di sekolah dan di Negeri 1 Sawan yang bernama Ketut
kehidupan nyata. Selain itu, teori Darmayani Bukian, S.Pd. Bagi guru
tentang pengelolaan kelas yang metode problem solving dapat
disampaikan oleh Sunhadi (dalam melatih keterampilan berpikir kritis
Jurnal Konsep Manajemen Kelas siswa, karena tidak sekadar metode
dan Implikasinya dalam mengajar tetapi juga merupakan
Pembelajaran, 2014: 31). metode berpikir.
Selanjutnya, teori tentang motivasi Dengan menggunakan metode
belajar yang disampaikan oleh problem solving, siswa tidak hanya
Handhika (dalam Jurnal Efektivitas terampil berargumentasi, namun
Media Pembelajaran IM3 Ditinjau juga terampil mencari titik
dari Motivasi Belajar, 2012: 2), penyelesaian masalah. Dengan
bahwa motivasi dapat demikian, tidak akan terjadi dendam
menumbuhkan gairah, merasa pada kedua kelompok serta tidak
senang dan semangat untuk belajar. akan ada pertanyaan dalam diri
Teori lain yang digunakan yaitu siswa karena permasalahan telah
tentang manfaat metode problem berhasil dipecahkan dan diberikan
solving yang disampaikan oleh jalan keluar oleh siswa berkat peran
Dhajiri (1985: 133), bahwa manfaat guru di dalamnya. Jadi, penelitian ini
metode problem solving adalah bertujuan mendeskripsikan tiga hal,
mengembangkan kemampuan yiatu (1) penggunaan metode
berpikir para siswa, metode problem problem solving oleh guru Bahasa
solving dapat menambah Indonesia dalam pembelajaran
pengetahuan siswa, karena siswa debat di kelas X SMA Negeri 1
dituntut dapat mengidentifikasi Sawan, (2) respons siswa terhadap
masalah dan mencari alternatif penggunaan metode problem
masalah yang dihadapi. Selanjutnya, solving oleh guru Bahasa Indonesia
teori tentang kendala pembelajaran dalam pembelajaran debat di kelas
yang disampaikan oleh X SMA Negeri 1 Sawan, (3) kendala
Hadisoeparto (2003: 117) bahwa guru dalam menggunakan metode
kendala yang disebabkan oleh siswa problem solving pada pembelajaran
bisa terjadi apabila dalam proses debat di kelas X SMA Negeri 1
belajar-mengajar siswa tidak Sawan.
berantusias dan merasa kurang Penelitian ini dapat
termotivasi mengikuti pembelajaran memberikan manfaat yang bersifat
yang dilaksanakan oleh guru. teoretis dan praktis kepada berbagai
Metode pembelajaran yang pihak. Secara teoretis, hasil
digunakan dalam debat dibedah penelitian ini diharapkan mampu
menggunakan teori-teori yang memberikan sumbangan konseptual
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

yang edukatif pada pendidikan problem solving oleh guru bahasa


bahasa, khususnya pada Indonesia dalam pembelajaran
penggunaan metode problem debat, respons siswa terhadap
solving dalam pembelajaran debat, penggunaan metode problem
dapat memberikan informasi solving oleh guru Bahasa Indonesia
sekaligus sumbangan untuk dalam pembelajaran debat, dan
memperluas teori tentang metode kendala guru dalam menggunakan
problem solving dalam pembelajaran metode problem solving pada
debat. Secara praktis, penelitian ini pembelajaran debat.
bermanfaat bagi guru atau pengajar Tujuan utama penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia, adalah mendapatkan data sesuai
termasuk bagi peneliti sendiri dengan masalah penelitian. Metode
sebagai calon guru Bahasa dan pengumpulan data yang benar akan
Sastra Indonesia, hasil penelitian ini menghasilkan data yang memiliki
diharapkan dapat memperkaya kredibilitas tinggi (Sujarweni, 2014:
wawasan pengajar dalam 31). Oleh karena itu, tahap
pembelajaran debat. Bagi siswa, pengumpulan data tidak boleh salah
penelitian ini dapat menjadi dan harus dilakukan dengan cermat
pedoman dalam pembelajaran sesuai prosedur serta ciri-ciri
Bahasa Indonesia, khususnya penelitian. Dalam penelitian ini,
pembelajaran debat. Bagi sekolah, peneliti menggunakan metode
hasil penelitian ini dapat dijadikan observasi tanpa partisipasi,
informasi tindak lanjut terhadap instrumen yang digunakan adalah
metode pembelajaran di kelas agar lembar observasi dan alat perekam.
lebih inovatif dan kreatif, yang Peneliti juga menggunakan metode
dilaksanakan tidak hanya oleh guru wawancara, instrumen yang
Bahasa Indonesia tetapi guru mata digunakan adalah pedoman
pelajaran yang lain. Bagi peneliti wawancara terstruktur.
lain, hasil penelitian ini dapat Selanjutnya, data dalam
dimanfaatkan sebagai bahan penelitian ini dianalisis secara
perbandingan atau referensi ketika deskriptif kualitatif dengan
melakukan penelitian sejenis. menggunakan prosedur model
analisis Miles dan Faisal (dalam
METODE PENELITIAN Sujarweni, 2014: 34), terdiri atas
Rancangan penelitian yang reduksi data, penyajian data, serta
digunakan dalam penelitian ini penyimpulan dan verifikasi. Hasil
adalah rancangan deskriptif akhir nanti diperoleh informasi
kualitatif. Penelitian ini diharapkan mengenai penggunan metode
mampu mendeskripsikan mampu problem solving oleh guru bahasa
mendeskripsikan penggunaan Indonesia dalam pembelajaran
metode problem solving oleh guru debat di kelas X SMA Negeri 1
Bahasa Indonesia dalam Sawan.
pembelajaran debat di kelas X SMA
Negeri 1 Sawan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian ini adalah Hasil penelitian ini meliputi (1)
guru bahasa Indonesia kelas X, yaitu penggunaan metode problem
Ketut Darmayani Bukian, S.Pd dan solving dalam pembelajaran debat,
siswa kelas X MIA 1. Penentuan (2) respons siswa terhadap
subjek penelitian ini menggunakan penggunaan metode problem
teknik simple random sampling, solving dalam pembelajaran debat,
sedangkan objek penelitian ini ada (3) kendala guru dalam
tiga, yaitu penggunaan metode menggunakan metode problem
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

solving pada pembelajaran debat. Negeri 1 Sawan. Penggunaan


Pertama, data mengenai metode problem solving dalam
penggunaan metode problem pembelajaran debat di kelas tersebut
solving oleh guru Bahasa Indonesia telah berlangsung efektif dan
dalam pembelajaran debat di kelas kondusif, serta memenuhi prosedur.
X SMA Negeri 1 Sawan diperoleh Pada awal pembelajaran guru telah
menggunakan metode observasi. mampu menggiring siswa mengikuti
Kedua, data mengenai respons pembelajaran debat dengan baik.
siswa terhadap penggunaan metode Sebelum menukik pada inti
problem solving dalam pembelajaran pembelajaran, guru terlebih dahulu
debat di kelas X SMA Negeri 1 menggali pemahaman siswa tentang
Sawan diperoleh menggunakan materi yang telah dibahas. Hal
metode wawancara. Ketiga, data tersebut terbukti ketika guru
mengenai kendala guru dalam bertanya tentang, “apa itu debat?”
menggunakan metode problem kepada seluruh siswa. Mendengar
solving pada pembelajaran debat di pertanyaan tersebut, siswa yang
kelas X SMA Negeri 1 Sawan bernama Kadek Yuliani
diperoleh menggunakan metode mengacungkan tangan. Berikut
wawancara. kutipan jawaban yang disampaikan
Hasil penelitian yang diperoleh oleh Kadek Yuliani.
akan dibahas satu per satu sebagai Yuliani: “Debat itu persilangan
berikut. Berbicara tentang debat pendapat bu, maksudnya orang
tentu tidak asing lagi di telinga yang berbeda pendapat itu
masyarakat, terutama di kalangan bertemu.”
pelajar. Di dalam hidup manusia Mencermati kutipan jawaban
tidak akan bisa menghindari yang disampaikan oleh siswa
pertentangan dan silang pendapat, tersebut, guru telah mampu
baik dengan keluarga, teman, dan menggiring siswa agar memiliki
lain-lain. Jika telah terjadi silang bayangan terhadap pelaksanaan
pendapat, tentu terjadi perdebatan. debat, sehingga siswa mampu
Seseorang harus pandai berdebat mengikuti pembelajaran debat
dengan baik dan bijaksana agar dengan baik. Eksplorasi yang
tidak terjadi debat kusir, yang pada dilakukan guru memang harus
akhirnya akan menambah menggiring siswa agar fokus pada
permasalahan. Debat merupakan pembelajaran yang akan
salah satu kegiatan diskusi untuk dilaksanakan. Berdasarkan kegiatan
bertukar pikiran dalam memecahkan awal tersebut, guru telah mampu
permasalahan. Senada dengan hal menggiring siswa agar mengikuti
tersebut, Tarigan (2008: 92) pembelajaran debat dengan baik.
menyatakan bahwa debat Dalam hal tersebut terbukti bahwa
merupakan suatu argumen untuk guru telah memiliki keterampilan
menentukan baik tidaknya suatu dasar mengajar dan pengelolaan
usul tertentu yang didukung oleh pembelajaran. Seorang guru
satu pihak yang disebut pendukung memang diupayakan agar memiliki
atau afirmatif, dan ditolak, disangkal kemampuan dasar mengajar agar
oleh pihak lain yang disebut mampu mengarahkan siswa pada
penyangkal atau negatif. gambaran pembelajaran yang akan
Berdasarkan pendapat tersebut, dilaksanakan, salah satunya adalah
debat merupakan kegiatan yang membuka pembelajaran. Senada
dekat dengan kehidupan manusia, dengan hal itu, Supriatna dan
terutama di lingkungan pendidikan, Wahyupurnomo (dalam Jurnal
seperti halnya di kelas X MIA 1 SMA Keterampilan Guru dalam Membuka
dan Menutup Pelajaran Pendidikan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sembarangan. Hal tersebut senada


SMAN se-Kota Pontianak, 2015: 2) dengan pandangan Dhajiri (1985:
menyatakan bahwa keterampilan 133) bahwa manfaat metode
membuka pelajaran merupakan problem solving adalah
kegiatan dan pernyataan guru yang mengembangkan keterampilan
dilakukan pada pertama kali berpikir seseorang. Artinya, dengan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode problem
dengan tujuan untuk mencapai solving dalam debat, keterampilan
suasana siap mental dan berpikir siswa menjadi berkembang.
menimbulkan perhatian siswa agar Pada kegiatan akhir
terpusat pada hal-hal yang akan pembelajaran, siswa telah
dipelajari. memperoleh gambaran mengenai
Pada kegiatan inti penggunaan metode problem
pembelajaran, siswa telah mampu solving dalam pembelajaran debat,
mengikuti pembelajaran debat yaitu cara-cara memberikan
dengan maksimal, berdiskusi argumentasi mengenai
dengan baik, saling berargumentasi permasalahan yang sedang
dengan tertib, dan guru berperan dihadapi, menyelesaikan
aktif ketika menyatukan persepsi permasalahan tersebut, sehingga
siswa untuk memperoleh alternatif siswa mampu menyampaikan
masalah, sehingga tidak terjadi alternatif masalah dan kesimpulan
debat kusir. Hal tersebut terbukti dengan baik. Hal tersebut terbukti
ketika siswa mampu menyampaikan ketika siswa yang bernama Kadek
argumentasi dengan baik dalam Suci Lestari menyampaikan alternatif
berdebat, seperti argumentasi yang mengenai permasalahan penerapan
disampaikan oleh siswa yang E-Learning di sekolah. Berikut
bernama Kadek Prima Budiadnyana. kutipan alternatif yang disampaikan
Ia menyampaikan argumentasi pro oleh siswa.
mengenai “Keberadaan Rokok Suci (kontra 3): “Tim kontra 3
Berpengaruh Baik terhadap memberikan alternatif sebagai
Perekonomian Negara Indonesia.” berikut. Dari segi fasilitas sekolah,
Berikut kutipan argumentasi yang jika sudah siap menerapkan E-
Learning semua sekolah harus
disampaikan oleh Kadek Prima
menyediakan akses internet untuk
Budiadnyana. siswa. Meskipun lokasi sekolah
Prima (pro 2): “Kita tidak setuju berada di pelosok desa, akses
dengan pandangan tim kontra. internet harus tetap ada. Selain
Rokok memang membuat itu guru juga harus lebih tegas
kecanduan perokok tapi kan tidak kepada siswa. Ketika guru
salah rokok itu, itu salah menjelaskan, siswa harus
perokoknya. Perokok seharusnya dilarang keras memegang HP
mampu mengatur berapa rokok agar konsentrasi siswa tidak
yang dihisap dalam sehari. terganggu. Ya itu saja, sekian dan
Dengan begitu, kan tidak akan terima kasih.”
berbahaya. Keberadaan rokok ini
Berdasarkan kutipan alternatif
bagus, karena dapat menambah
pemasukan negara.” tersebut, siswa telah memperoleh
Mencermati respons tersebut, gambaran mengenai metode
peneliti memperoleh gambaran problem solving yang digunakan
bahwa siswa benar-benar mampu dalam pembelajaran debat. Hal
memilih argumentasi dan data-data tersebut terbukti dari pemilihan dan
yang tepat, tentu dalam memilih penyampaian alternatif yang
argumentasi dan data-data siswa dilakukan oleh siswa. Siswa mampu
harus berpikir, tidak memilih secara memilih alternatif yang tepat
berdasarkan permasalahan yang
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

dihadapi. Siswa mengumpulkan terkait pembelajaran debat yang


data-data yang digunakan dalam telah diikutinya.
alternatif, kemudian menyampaikan Prima: “Ya menyenangkan, Bu.
alternatif dengan penuh keyakinan. debat tadi beda, Bu. Gak hanya
Artinya, siswa telah memiliki menyampaikan argumentasi tapi
bayangan mengenai metode juga nyari solusi yang tepat untuk
masalah yang dibahas.”
problem solving itu sendiri. Metode
problem solving itu sendiri tidak Mencermati kutipan respons
yang diberikan oleh Prima, metode
hanya berguna sebagai pisau
problem solving yang digunakan
pemecah masalah dalam debat,
oleh guru bahasa Indonesia mampu
tetapi juga berguna sebagai pisau
menciptakan suasana belajar yang
pemecah masalah dalam kehidupan
berbeda. Dalam hal ini, terbukti guru
sehari-hari. Senada dengan hal
terampil dalam mengelola kelas,
tersebut, Jonassen (dalam Yaumi,
sehingga mampu berinovasi,
2012: 82) menyatakan bahwa
metode problem solving adalah menggunakan metode yang tidak
monoton. Senada dengan hal itu,
jenis pembelajaran terpenting yang
Sunhadi (dalam Jurnal Konsep
bisa kita pelajari di sekolah dan di
Manajemen Kelas dan Implikasinya
kehidupan nyata. Jadi, jika siswa
dalam Pembelajaran, 2014:31)
telah memperoleh gambaran
menyatakan bahwa keterampilan
mengenai metode problem solving,
mengelola kelas merupakan salah
tentu siswa akan memperoleh
keterampilan dasar mengajar yang
pengalaman positif yang nanti akan
bertujuan untuk mewujudkan dan
digunakan dalam kehidupan sehari-
mempertahankan suasana
hari.
pembelajaran yang optimal, artinya
Kemudian, respons siswa
kemampuan ini erat hubungannya
setelah mengikuti penggunaan
metode problem solving dalam dengan kemampuan profesional
guru untuk menciptakan kondisi
pembelajaran debat sebagian besar
yang menguntungkan,
positif, yakni secara umum
menyenangkan peserta didik, dan
penggunaan metode problem
solving memberikan pengaruh positif menciptakan disiplin belajar secara
sehat. Dengan demikian,
untuk siswa, yakni siswa merasa
kemampuan profesional guru dapat
senang serta tertarik, merasa
dilihat dari cara guru memilih metode
tertantang mengikuti pembelajaran
pembelajaran yang sesuai, sehingga
debat, dan mempermudah siswa
pembelajaran menjadi
dalam memecahkan masalah lain
menyenangkan bagi siswa.
dalam kehidupan sehari-hari. Hal
Selain itu, penggunaan metode
tersebut dapat diperkuat
problem solving dalam pembelajaran
berdasarkan respons yang diberikan
debat juga dapat menantang siswa
oleh siswa yang bernama Kadek
belajar. Seperti respons yang
Prima Budiadnyana. Prima merasa
diberikan oleh Komang Surini yang
senang mengikuti pembelajaran
menyatakan bahwa dirinya merasa
debat karena dalam pembelajaran
tertantang mengikuti pembelajaran
debat tidak hanya belajar tentang
debat, karena selain menyampaikan
menyampaikan argumentasi, tetapi
argumentasi, siswa dituntut untuk
juga belajar mencari alternatif atau
mencari alternatif yang tepat agar
solusi atas permasalahan yang
masalah yang dihadapi dapat
sedang dibahas. Itulah penyebab ia
terselesaikan. Berikut kutipan
menyenangi penggunaan metode
respons yang diberikan oleh
problem solving dalam pembelajaran
Komang Surini.
debat. Berikut kutipan respons Prima
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Surini: “Ya saya dan temen-temen siswa menghadapi permasalahan di


tadi tertantang. Karna kita kan luar lingkungan sekolah. Dengan
harus nyampein argumen yang berbekal pengalaman mengikuti
kuat. Di akhir juga kita kan harus penggunaan metode problem
nyelesein masalah itu. Jadi kita
solving dalam pembelajaran debat,
seperti bener-bener terlibat dalam
masalah penerapan E-Learning siswa akan lebih mudah
itu, Bu.” menghadapi dan menyelesaikan
Berdasarkan respons tersebut, masalah yang dihadapi. Hal tersebut
penggunaan metode problem sesuai dengan manfaat metode
solving dalam pembelajaran debat problem solving untuk siswa. Sejalan
menimbulkan tantangan bagi siswa. dengan hal itu, Dhajiri (1985: 133)
Jika siswa merasa tertantang, tentu menyatakan bahwa manfaat metode
motivasi belajar siswa akan tumbuh problem solving adalah
karena motivasi menumbuhkan mengembangkan kemampuan
gairah. Senada dengan hal tersebut, berpikir para siswa, metode problem
Handhika (dalam Jurnal Efektivitas solving dapat menambah
Media Pembelajaran IM3 Ditinjau pengetahuan siswa, karena siswa
Dari Motivasi Belajar, 2012: 2) dituntut dapat mengidentifikasi
mengatakan bahwa motivasi dapat masalah dan mencari alternatif
menumbuhkan gairah, merasa masalah yang dihadapi.
senang dan semangat untuk belajar. Yang terakhir adalah tentang
Dengan demikian, siswa yang kendala guru dalam menggunakan
memiliki motivasi kuat, akan metode problem solving pada
mempunyai banyak energi untuk pembelajaran debat ada dua, yaitu
melakukan kegiatan belajar. Rasa dari segi siswa dan fasilitas sekolah.
tertantang tersebut merupakan Berdasarkan hasil wawancara
sumber motivasi. peneliti dengan guru Bahasa
Penggunaan metode problem Indonesia kelas X yang bernama
solving juga mempermudah siswa Ketut Darmayani Bukian S.Pd, guru
dalam memecahkan masalah lain menyampaikan bahwa dari segi
dalam kehidupan sehari-hari. siswa sejumlah dua orang siswa
Setelah mengikuti pembelajaran tidak terbiasa berpikir secara ilmiah
debat, siswa telah memperoleh dan rasional, serta tidak terbiasa
pengalaman memecahkan masalah, berbicara di depan umum. Hal
sehingga siswa akan memiliki bekal tersebut disebabkan oleh siswa itu
yang digunakan untuk sendiri yang kurang berlatih berpikir
mempermudah dalam memecahkan secara ilmiah dalam kegiatan
masalah dalam kehidupan sehari- belajar, kurang berlatih berbicara di
hari. Hal tersebut terbukti depan umum, dan kurang berlatih
berdasarkan kutipan respons yang membaca baik di sekolah maupun di
disampaikan oleh Kadek Suci luar sekolah. Berikut kutipan
Lestari. Berikut adalah kutipan jawaban guru.
responnya. Ibu Bukian: “Ada. Dari segi siswa,
Suci: “Menurut saya ya, Bu. ada dua siswa memiliki
Karena tadi saya udah dilatih keterbatasan saat praktik debat,
berpikir, Bu. Gimana cari alternatif mereka tidak terbiasa berbicara di
masalah. Jadi nanti saya bisa depan umum dan tidak terbiasa
menerapkan di luar berpikir secara ilmiah, sehingga
sekolah, Bu.” mereka masih mengira-ngira dan
ragu-ragu mengenai argumentasi
Peneliti mendapatkan
yang disampaikan, grogi dan
gambaran bahwa metode problem terbata-bata ketika berbicara atau
solving dalam pembelajaran debat mengeluarkan pendapat. Hal itu
akan memengaruhi kemampuan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

karena siswa tersebut kurang kurangnya LCD dan buku-buku


melatih keterampilan berbicara pelajaran. Berikut kutipan jawaban
dan berpikirnya, bisa juga karena yang disampaikan oleh guru.
kurang membaca. Tapi sebagian Ibu Bukian: “Ada. Di sini
besar siswa sudah mampu kekurangan LCD. Oleh karena itu,
berpikir secara ilmiah dan mampu saya tidak bisa menampilkan
berbicara di depan umum, power point, tidak bisa
sehingga mereka bisa menampilkan video debat yang
menyampaikan argumentasi dan baik agar tidak terjadi debat kusir.
alternatif dengan jelas dan Jadi, saya hanya menyampaikan
meyakinkan. inti-inti pelajaran, kemudian siswa
Berdasarkan jawaban yang yang aktif menggali informasi.
diberikan oleh guru, sebagaian Selain itu juga jumlah buku paket
besar siswa telah mampu mengikuti yang terbatas, jadi siswa tidak
penggunaan metode problem bisa membawa buku paket
solving dalam pembelajaran debat sendiri-sendiri, seluruh siswa tidak
dengan baik. Hal tersebut terbukti bisa jadinya di rumah membaca
berdasarkan hasil pembelajaran materi debat pada buku, harus
pinjam pada teman yang lain.”
debat yang telah berlangsung,
Kurangnya LCD menyebabkan
sebagian besar siswa mampu
guru tidak bisa menyampaikan
menyampaikan argumentasi dan
contoh debat secara intens kepada
alternatif secara jelas dan
siswa, maka guru harus
meyakinkan pendengar. Namun,
menyampaikan secara lisan pokok-
sebagian kecil siswa kurang mampu
pokok pembelajaran. Apabila ada
mengikuti pembelajaran debat
LCD, pembelajaran akan lebih
dengan baik. Pada intinya, kendala
praktis dengan power point dan
yang bersumber dari siswa karena
video debat. Selain itu, keterbatasan
kurangnya antusias siswa ketika
buku-buku pelajaran yang
mengikuti kegiatan belajar dan
disediakan di sekolah juga menjadi
keterbatasan kemampuan siswa. Hal
kendala kegiatan belajar. Hal itu
itu senada dengan pandangan
sejalan dengan pandangan
Hadisoeparto (2003: 117) bahwa
Anurrahman (2009: 188) bahwa
kendala yang disebabkan oleh siswa
sarana dan prasarana pembelajaran
bisa terjadi apabila dalam proses
merupakan faktor yang turut
belajar mengajar siswa tidak
memberikan pengaruh terhadap
berantusias dan merasa kurang
hasil belajar siswa. Apabila jumlah
termotivasi mengikuti pembelajaran
LCD dan buku-buku pelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Siswa
terbatas, hal itu akan berpengaruh
yang kurang mampu mengikuti
terhadap hasil belajar siswa. LCD
kegiatan belajar dengan maksimal,
merupakan jenis media yang dapat
akan menghambat tujuan
digunakan dalam kegiatan belajar.
pembelajaran. Dengan demikian,
Dengan adanya media
pada pembelajaran selanjutnya
pembelajaran, guru dapat
terutama dalam pembelajaran debat,
menciptakan berbagai situasi kelas.
guru harus lebih intens membimbing
media pembelajaran dapat
siswa yang memiliki kemampuan
menciptakan iklim emosional yang
terbatas, agar seluruh siswa memiliki
sehat di antara peserta didik.
motivasi belajar yang tinggi.
Bahkan, media pembelajaran dapat
Kendala yang lain yaitu dari
membantu guru membawa dunia
segi fasilitas sekolah. Fasilitas
luar ke dalam kelas. Selain itu,
sekolah yang kurang memadai
keterbatasan buku pelajaran juga
menjadi kendala dalam
berpengaruh terhadap kegiatan
pembelajaran debat, seperti
belajar. Buku teks atau buku
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

pelajaran merupakan salah satu alternatif masalah dan kesimpulan


sumber belajar dan bahan ajar yang dengan baik. (2) Secara umum
banyak digunakan dalam siswa memberikan respons positif,
pembelajaran. Apabila jumlah buku yaitu siswa merasa senang,
pelajaran terbatas, maka akan tertantang, tertarik, dan
menghambat tujuan pembelajaran mempermudah siswa dalam
yang hendak dicapai. Menyikapi hal memecahkan masalah lain dalam
tersebut, sebaiknya pihak sekolah kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
lebih memperhatikan fasilitas yang disebabkan oleh penggunaan
dapat membantu guru dan siswa metode problem solving pada
dalam kegiatan belajar mengajar. pembelajaran debat dapat melatih
Kepala sekolah hendaknya keterampilan berpikir siswa dan
mengusahakan agar jumlah sarana memberikan pengalaman dalam
dan prasarana pembelajaran menyelesaikan masalah. (3)
memadai, guna mencapai tujuan Kendala guru dalam menggunakan
pembelajaran yang maksimal, metode problem solving pada
seperti jumlah LCD dan buku pembelajaran debat ada dua, yaitu
pelajaran siswa (buku paket dan dari segi siswa dan fasilitas sekolah.
buku LKS). Dari segi siswa, sebagian kecil siswa
kurang atau belum memahami
SIMPULAN DAN SARAN masalah yang diperdebatkan,
Ada beberapa simpulan yang kurangnya minat membaca dan
dapat diambil berdasarkan hasil dan pengalaman siswa. Dari segi fasilitas
pembahasan penelitian yaitu, (1) sekolah, ketersediaan LCD dan buku
penggunaan metode problem pelajaran yang terbatas
solving telah berlangsung efektif dan menyebabkan guru menemui
kondusif, serta memenuhi prosedur. kendala pada penggunaan metode
Pada awal pembelajaran guru telah problem solving dalam pembelajaran
mampu menggiring siswa mengikuti debat.
pembelajaran debat dengan baik, Berdasarkan pemaparan
sehingga siswa mengikuti mengenai hasil penelitian dan
pembelajaran debat dengan simpulan, ada tiga saran yang dapat
antusias dan suasana kelas menjadi disampaikan dalam penelitian ini.
kondusif. Pada inti pembelajaran Pertama, disarankan kepada
siswa telah mampu mengikuti guru Bahasa Indonesia tersebut
pembelajaran debat dengan agar mempertahankan keefektifan
maksimal, berdiskusi dengan baik, pembelajaran debat bahkan harus
saling berargumentasi dengan tertib, berupaya meningkatkan keefektifan
dan guru berperan aktif ketika penggunaan metode problem
menyatukan persepsi siswa untuk solving dalam pembelajaran debat.
memperoleh alternatif masalah, Disarankan juga kepada guru
sehingga tidak terjadi debat kusir. Bahasa Indonesia yang lain agar
Pada akhir pembelajaran siswa telah mencoba menggunakan metode
memperoleh gambaran mengenai problem solving dalam kegiatan
penggunaan metode problem belajar mengajar di kelas, karena
solving dalam pembelajaran debat, metode problem solving bermanfaat
yaitu cara-cara memberikan untuk melatih keterampilan berpikir
argumentasi mengenai dan berbicara siswa. Kedua,
permasalahan yang sedang disarankan kepada guru agar lebih
dihadapi, menyelesaikan memotivasi siswa yang kurang aktif
permasalahan tersebut, sehingga dan miliki keterbatasan. Ketiga,
siswa mampu menyampaikan disarankan kepada siswa agar lebih
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

giat belajar dan berlatih di sekolah https://www.google.com/url?sa


maupun di luar sekolah, serta =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
disarankan kepada pihak sekolah web&cd=4&ved=0ahUKEwiV3f
agar lebih meningkatkan fasilitas XQsILaAhXDipQKHUFEBaoQ
pembelajaran guna tercapainya Fgg8MAM&url=https%3A%2F
tujuan pembelajaran. %2Fmedia.neliti.com%2Fmedi
a%2Fpublications%2F104713-
DAFTAR PUSTAKA ID-konsep-manajemen-kelas-
Aunurrahman. 2009. Belajar dan dan
Pembelajaran. Bandung: implikasinya.pdf&usg=AOvVa
Alfabeta. w1pfqnV_2zwmLcFLeeN1B1U
Dhajiri, Ahmad Kosasih. 1985. Supriatna, Eka, dan Muhammad Arif
Strategi Pengajaran Afektif, Wahyupurnomo. Keterampilan
Nilai, Moral, VCT, dan Games Guru dalam Membuka dan
dalam VTC. Bandung: Jurusan Menutup Pelajaran Pendidikan
PMPKn IKIP. Jasmani Olahraga dan
Hadisoeparto, A. 2003. Kesulitan Kesehatan di SMAN se-Kota
Belajar Mengajar. Jakarta: Pontianak. 11 Maret 2018.
Bina Aksara. https://www.google.com/url?sa
Handhika, J. 2012. Efektivitas Media =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
Pembelajaran IM3 Ditinjau web&cd=3&ved=0ahUKEw
Dari Motivasi Belajar. 24 Maret oveH5zbLaAhULYo8KHX0SC
2018. bYQFgg7MAI&url=https%3A%
https://www.google.com/url?sa 2F%2Fjournal.uny.ac.id%
=t&rct=j&q=&esrc=s&source= Findex.php%2Fjpji%2Farticle
web&cd=6&ved=0ahUKEwi %2FviewFile%2F8173%2F684
z9mX07LaAhUDuI8KHfGBC 4&usg=AOvVaw2bNFyqzyI
cQFghEMAU&url=https%3A bQEQJ6EPfT0h
2F%2Fmedia.neliti.com% Tarigan, H.G. 2008. Berbicara
Fmedia%2Fpublications%2F1 sebagai Suatu Keterampilan
22973-ID-efektivitas-media- Berbahasa. Bandung:
pembelajaran-im3 Angkasa.
ditin.pdf&usg=AOvVaw298RX Wendra, I Wayan. 2015. Profesi
ZmJ4rYKSSTHIn9nOW Kependidikan. Singaraja:
Lestariani, Ni Putu Ayu Nita. 2014. Universitas Pendidikan
Kesantunan Bahasa Siswa Ganesha.
Kelas X SMA Negeri 1 Yaumi, Muhamad. 2012.
Selemadeg dalam Debat pada Pembelajaran Berbasis
Pembelajaran Berbicara. Multiple Intellgences. Jakarta:
Skripsi (tidak diterbitkan). Dian Rakyat.
Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Martha, I Nengah. 2009. Pengantar
Kependidikan. Singaraja:
Undiksha.
Sujarweni, Wiratna. 2014.
Metodologi Penelitian.
Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
Sunhadi. 2014. Konsep Manajemen
Kelas dan Implikasinya dalam
Pembelajaran. 24 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai