Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai
macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakanag apa yang
mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi
tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang
sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
2.Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 1
Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain
instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber
belajar yang disediakan. Pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai “ penguasan atau
pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampelan dengan belajar,
pengalam, dan intruksi2

Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut:
1.Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational
planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of
educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut
Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa
depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.
2.Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional
planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of
educational invesment and the other development actions based on a consideration of
economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan
pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan
pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan
sosial.

1
Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), Hal. 4
2
H. Douglas Brown. Principles of Language Learning and Teaching, terj. Noor Cholis dan Yusi
Avianto,( Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat, 2008), hal. 8
3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang
rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta
didik dan masyarakatnya.3
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan
utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah
dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai
diabaikan.4
B. Dimensi-dimensi Perencanaan
Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto memungkinkan diadakannya
komperhensif yang menalar dan efisien yakni:
1. Signifikasi. Signifikan disini bisa dilihat dari tujuan pendidikan yang diajukan.
2. Feasibilitas. Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan yang
realistis baik dengan biaya, maupun implementasinya.

3
Udin, Op.cit, Hal. 8
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 17-18
3. Relevansi. Adanya jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik.
4. Kepastian. Konsep kepastian minimum diharpkan dapat mengurangi kejadian-
kejadian buruk yang tidak terduga.
5. Ketelitian.
6. Adaptabilitas. Perencanaan pengajaran harus bersifat dinamis.
7. Waktu.
8. Monitoring.
9. Isi perencanaan. Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat:
a) Tujuan yang diinginkan
b) Program dan layanan
c) Tenaga manusia
d) Keuangan
e) Bangunan fisik
f) Struktur organisasi
g) Konteks sosial
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Tujuan :
Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan
perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola
alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
2. Fungsi :
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan
pendidikan.
c. keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
d. Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam rangka
mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar
e. Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan- bahan
yang up to date kepada siswa.

D. Perencanaan Pembelajaraan Berbasis Kurikulum 2013


Berdasarkan Permendiknas No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, bahwa
perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan


penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.

1. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

1. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B dan


SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
6. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtemayang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan


2. Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema;
3. Kelas/semester;
4. Materipokok;
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.5

3. Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat


intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

5
Permendiknas No. 65 Tahun 2013
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.6

6
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Pemuda Rosda
Karya, 2013), h. 181-188.

Anda mungkin juga menyukai