Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut:
1.Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational
planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of
educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut
Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa
depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.
2.Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional
planning involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of
educational invesment and the other development actions based on a consideration of
economic and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan
pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan
pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan
sosial.
1
Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), Hal. 4
2
H. Douglas Brown. Principles of Language Learning and Teaching, terj. Noor Cholis dan Yusi
Avianto,( Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat, 2008), hal. 8
3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang
rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta
didik dan masyarakatnya.3
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan
utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah/madrasah
dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting jangan sampai
diabaikan.4
B. Dimensi-dimensi Perencanaan
Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto memungkinkan diadakannya
komperhensif yang menalar dan efisien yakni:
1. Signifikasi. Signifikan disini bisa dilihat dari tujuan pendidikan yang diajukan.
2. Feasibilitas. Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan yang
realistis baik dengan biaya, maupun implementasinya.
3
Udin, Op.cit, Hal. 8
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 17-18
3. Relevansi. Adanya jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik.
4. Kepastian. Konsep kepastian minimum diharpkan dapat mengurangi kejadian-
kejadian buruk yang tidak terduga.
5. Ketelitian.
6. Adaptabilitas. Perencanaan pengajaran harus bersifat dinamis.
7. Waktu.
8. Monitoring.
9. Isi perencanaan. Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat:
a) Tujuan yang diinginkan
b) Program dan layanan
c) Tenaga manusia
d) Keuangan
e) Bangunan fisik
f) Struktur organisasi
g) Konteks sosial
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Tujuan :
Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan
perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola
alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
2. Fungsi :
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan
pendidikan.
c. keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
d. Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam rangka
mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar
e. Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan- bahan
yang up to date kepada siswa.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtemayang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
5
Permendiknas No. 65 Tahun 2013
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.6
6
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Pemuda Rosda
Karya, 2013), h. 181-188.