Anda di halaman 1dari 30

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

(IAIN KUDUS)

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

FAKULTAS TARBIYAH PRODI PAI

Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Akidah Akhlak

Mts MA Dosen : Izah Ulya Qodam, M.Pd.I

Bobot : 3 SKS

Nama Anggota Kelompok :

1. Muhammad Nuril Irfan (1910110049)


2. Ahmad Muazim (1910110050)
3. Muhammad Syaroful Anam (1910110058)
4. Zakiyyah Nur (1910110064)

A. Latar Belakang
Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide (Irwin &
Bushnell,1984). Melalui observasi terhadap anak yang sedang bermain bebas di area
bermain (play ground), kita dapat mengetahui aktivitas-aktivitas apa yang menarik bagi
anak dan bagaimana anak menikmati aktivitas yang dilakukannya. Pemahaman yang
diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas
yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan demikian kita dapat
merancang proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dengan melakukan
generalisasi pengetahuan yang diperoleh dari observasi. Harapannya dengan cara
tersebut anak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan optimal.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
tujuan dari Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan dari Pendidikan Nasional
sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan UU No
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah dengan meningkatkan kualitas dari
pendidikan nasional.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional dengan meningkatkan motivasi
belajar siswa di setiap jenjang pendidikan tidaklah lepas dari peran seorang guru. Setiap media,
pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangatlah
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Meskipun kemajuan teknologi saat ini sangatlah
pesat dan kemajuan teknologi ini sangatlah mungkin menjadi pendukung kemajuan pendidikan
di negara ini.
Kegiatan observasi yang dilakukan adalah untuk menganalisis aplikasi teori belajar yang
dilaksanakan di sekolah. Analisis dalam kegiatan observasi ini berangkat dari kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh kelompok observer terhadap proses pembelajaran Akidah
Akhlak di kelas. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi aplikasi teori belajar tertentu yang
diterapkan dalam pembelajaran yang telah dilakukan.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana proses perencanaan pembelajaran di Mts NU Nurul Ulum Jekulo
Kudus

b) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran berdasarkan fakta-fakta yang ada di


Mts NU Nurul Ulum Jekulo Kudus

c) Bagaimana evaluasi pembelajaran Mts NU Nurul Ulum Jekulo Kudus

C. Tujuan
a) Untuk mengetahui proses perencanaan pembelajaran di Mts NU Nurul Ulum
Jekulo Kudus

b) Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran berdasarkan fakta-fakta yang


ada di Mts NU Nurul Ulum Jekulo Kudus

c) Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran Mts NU Nurul Ulum Jekulo Kudus


D. Pembahasan (Landasan Teori)
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-
kata yang membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa
perencanaan adalah proses, cara, perbuatan merencanakan (merencanakan),
sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.1
Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah
proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.
Bintoro Cokroamijoyo menyebut perencanaan adalah proses mempersiapkan
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2
Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan
masalah dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli
memiliki pendapat berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya
adalah: Branch yang mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai suatu
sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara
yang konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti perencanaan pembelajaran
sebagai ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan,
evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan
besar dan kecil persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan menyebut rencana
pembelajaran sebagai proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran,
sumber informasi dan evaluasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara
bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

1 Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2005.
2   http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035422-defenisi-perencanaan-pembelajaran-
menurut-para/#ixzz4OhTWGQiw
Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik
perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif adalah pengembangan
kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan pemahaman,
dan informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik. Pengembangan perilaku
dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa terhadap bahan dan
proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang psikomotor
adalah pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, maupun
menggunakan potensi otak untuk memecahkan permasalahan tertentu.
Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di
atas, maka juga dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran
adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen
yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya
suatu perencanaan pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan
mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, dan
segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung keberhasilan
proses pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan
merupakan fokus utama dalam perencanaan pembelajaran.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat
berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan.
b. Konsep Perencanaan Pembelajaran

Disebutkan bahwa konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari


berbagai sudut pandang, diantaranya:
a) Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan
pembelajaran akan mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori yang konstruktif
terhadap pembelajaran;
b) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat susunan
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran;
c) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana
perencanaan pembelajaran merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang
senantiasa menghasilkan proses yang secara sistemik diimplementasikan;
d) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses; dan
e) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.

c. Manfaat Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah
awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian metode pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan
peserta didik dalam suatu pembelajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapakan.
Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama islam harus
dijabarkan kedalam metode PAI yang besifat prosedural.

Metode adalah cara atau seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran. 3

Metode dalam pengertian istilah telah banyak dikemukakan oleh pakar dalam
dunia pendidikan sebagaimana berikut:

a. Mohd. Athiyah al-Abrasy mengartikan, metode ialah jalan yang kita ikuti dengan
memberi faham kepada murid-murid segala macam pembelajaran, dalam segala
mata pelajaran, ia adalah rencana yang kita buat untuk diri kita sebelum kita
memasuki kelas dan kita terapkan dalam kelas itu sesudah kita memasukinya.

b. Mohd. Abd. Rokhim Ghunaimah mengartikan metode sebagai cara-cara yang


praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dan maksud-maksud pengajaran.

c. Ali al- Jumbalaty dan abu al- Fath attawanisy mengartikan metode sebagai cara-
cara yang diikuti oleh guru yang menyampaikan maklumat ke otak murid-murid. 4

Dari beberapa pengertian menurut ahli di atas, dapat diambil kesimpulan, metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.5
3 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ), hal.57
4 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hal.2009
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2006),
hal.145
b. Macam-macam metode belajar Akidah Akhlak
Adapun beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak MTs dan MA diantaranya:

a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode dalam pendidikan dimana cara


penyampaian materi kepada anak didik dengan jalan penerapan penuturan
secara lisan untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-
alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar-gambar, peta, denah atau
alat peraga lainnya.6 Kelebihannya: Dalam waktu relatif singkat dapat
disampaikan bahan sebanyak-banyaknya, guru dapat menguasai seluruh
kelas dengan mudah walaupun jumlah murid cukup banyak, dapat
menghemat waktu, semua siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam
mendengar dan keterangan atau konsep yang disampaikan guru dapat
berurutan

Adapun kekurangannya: Siswa menjadi pasif karena mereka tidak


mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri, guru sukar untuk
mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan, materi
yang diceramahkan mudah dilupakan siswa, menimbulkan rasa bosan pada
siswa dan pada umumnya siswa memahami masalah secara verbal.7

b) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian pelajaran bentuk


pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa, penggunaan metode tanya jawab
bermaksud memotivasi siswa untuk bertanya. Metode ini pun ada kelebihan
dan kekurangannya. Adapun kelebihan metode tanya jawab adalah:  situasi
kelas akan lebih hidup karena anak didik aktif menyampaikan pemikirannya,
melatih agar siswa berani mengemukakan murid pendapat secara teratur dan
guru dapat mengontrol pemahaman murid pada masalah yang dibicarakan.
Adapun kekurangannya: apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak
6 Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 83.
7 Tayar Yusuf dan Syaiful Bahri Djamarah, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1995), hal. 45.
memakan waktu untuk menyelesaikannya, kemungkinan terjadi
penyimpangan perhatian anak didik terutama apabila terdapat jawaban yang
kebetulan menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju dan kurang
dapat secara cepat merangkum bahan-bahan yang dipelajari.

Metode tanya jawab cocok digunakan untuk mengajar bidang studi


Akidah Akhlak dimana ada siswa yang tidak fokus terhadap pelajaran,
karena pelajaran Akidah Akhlak ini biasanya diberikan pada akhir jam
pelajaran dengan sendirinya siswa jenuh dengan pelajaran lain dan siswa
sering mengantuk, dengan metode ini dapat merangsang kepada apa yang
sedang dibicarakan proses belajar mengajar berjalan guru yang bertanya
(mengajukan pertanyaan dan siswa yang menjawab) sehingga dapat
terangsang perhatiannya pada masalah yang sedang dibicarakan.8

c) Metode Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus siswa selesaikan tanpa
terikat dengan tempat pemberian tugas belajar, biasanya dikaitkan dengan
resitasi adalah suatu persoalan yang berhubungan dengan masalah pelaporan
siswa sesudah setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas. 9 Ada
kelebihan dan kekurangannya metode ini. Kelebihannya adalah: baik sekali
untuk mengisi waktu luang, memupuk rasa tanggung jawab pada apa yang
telah dikerjakan dan melatih anak didik kepada norma-norma disiplin

Adapun kekurangannya adalah: guru tidak dapat mengawasi pelaksanaan


tugas ini sehingga kemungkinan siswa mengantuk, siswa yang tidak mampu
mengerjakan tugasnya akan berusaha menghindari pelajaran tersebut dengan
berbagai alasan dan jika semua pelajaran diberikan tugas, menyebabkan
kesukaran bagi anak didik dalam membagi waktu untuk semua tugasnya.

d) Metode Diskusi

Metode diskusi secara umum sebagai salah satu metode interaksi


edukatif diartikan sebagai metode didalam mempelajari bahan atau
8 Imamsyah Ali Pandie, Didakdik Metodik Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t.), hal. 79.
9 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 62.
penyampaian bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya sehingga
menimbulkan pengertian, pemahaman, serta perubahan tingkah laku murid
seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksionalnya.10

Dalam dunia pendidikan metode diskusi ini mendapat perhatian karena


dengan diskusi akan merangsang anak-anak untuk berfikir atau
mengeluarkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu metode diskusi akan
merangsang anak-anak untuk berfikir atau mengeluarkan pendapatnya
sendiri. Oleh karena itu metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau
debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan
jawaban atau pendapat yang bermacam-macam.

e) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi disebut juga dengan motode peragaan atau praktek.


Maksudnya, guru menunjukkan cara mengerjakan sesuatu kemudian siswa
menirukannya. Metode demonstrasi ini barang kali lebih sesuai untuk mengajarkan
bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan- gerakan dalam wudhu dan
sholat yang diterapkan pada siswa. Dengan metode demostrasi peserta didik
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
diharapkan.

f) Metode Kisah dan ‘Ibrah

Metode kisah maksudnya mengisahkan tentang kehidupan seseorang atau suatu


kejadian tertentu kemudian diambil pelajaran atau ibrah dari cerita tersebut. Kisah
atau cerita yang disajikan hendaklah yang benar- benar terjadi dan kalau bisa bekas-
bekasnya diperlihatkan kepada siswa. Pengambilan ibrah atau intisari pesan yang
disimpulkan oleh guru hendaknya dapat mempengaruhi hati siswa sehingga menjadi
tunduk dan patuh kepada Allah. Hal ini akan mendorong mereka berperilaku dan
bersikap sesuai syariat agama Islam.11 Metode ini sangat cocok untuk memberikan

10 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi pembelajaran, Malang: UM PREES, 2004, hlm 64

11 Abdurrahman An-Nawawi, Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam, ahli Bahasa Herry


Nur Ali, Bandung: Diponegoro, 1992
gambaran konkrit atau contoh suatu kejadian yang dapat meyakinkan peserta didik
tentang pentingnya melakukan ibadah atau mu’amalah sesuai syariat agama Islam.
Materi kisah ini bisa diambil dari berbagi kisah nyata yang ada dalam buku.

g) Metode Resource Person (manusia sebagai sumber).

Metode resource person adalah orang luar (bukan guru) memberikan pelajaran
kepada siswa. Orang luar itu tentu memiliki keahlian khusus misalnya dokter
spesialis, psikiater, kiai, tabib, dan sebagainya. Orang luar itu, bisa dikunjungi ke
tempat mereka bekerja (karya wisata) atau diundang ke sekolah (resource visitor).
Tujuan metode ini dalam pembelajaran fikih adalah: memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang manfaat dan hikmah dari ibadah, menambah pengalaman
dan keyakinan siswa tentang kebenaran dari ibadah atau materi yang diajarkan dan
menumbuhkan jiwa senang melakukan ibadah karena sudah memahami maksud
Allah mensyariatkan ibadah.12

h) Metode Pembelajaran Fiqih dengan Pendekatan Kontekstual

Metode dengan Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.

i) Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang


penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan
membuka dialog. Metode ini tepat digunakan pada kelas yang kreatif.
Metode ini sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta
didik melalui pemecahan masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa.
3. Sumber Belajar
a. Pengertian Sumber Belajar
12 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: sinar Baru Algensindo, 2005, hlm 88
Sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang
dapat di pergunakan sebagai tepat dimana bahan pengajaran
terhadap atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian,
sumber itu merupakan bahan atau materi untuk menabah ilmu
pengetahuan yang m mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
Association of Educational communication Technology (AECT)
mendefinisikan bahwa sumber belajar sebagai semua sumber
baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk
memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa13Sumber
belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh
sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
dalam proses belajar mengajar14Dengan demikian sumber belajar
merupakan segala sesuatu yang baik yang didesain maupun
menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam
kegiatan belajar untuk memudahkan belajar siswa. Baik yang
didesain maupun menurut sifatnya dapat dipakai atau,
dimanfaatkan dalam kegiatan belajar untuk memudahkan belajar
siswa.
b. Macam-macam Metode Belajar
Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif yaitu:15
a) Metode Pembelajaran Audio Visual
Metode pembelajaran yang digunakan audio visual dapat
memberikan dimensi lain pada pembelajaran dan selain itu materi
audio visual dapat memberikan dimensi lain pada pembelajaran dan
selain itu materi audio visual efektif menjangkau pembelajar dengan
gaya belajar yang berbeda-beda. Materi audio visual dapat
berteknologi rendah (misalnya tape recorder) ataupun berteknologi
tinggi (seperti TV dan pemutar DVD).
13 Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya , (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
14 Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung;
Remaja Rosdakarya,2004).
15 Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM…, Hal.97
b) Metode Curah Pendapat
Metode curah pendapat dapat juga digunakan dalam strategi
pembelajaran yang aktif. Metode ini sangat efektif untuk mengetahui
apa yang telah diketahui oleh siswa, misalnya dosen meminta siswa
menjelaskan sebab akibat sebuah peristiwa alam.
c) Metode Studi Kasus
Metode studi kasus juga dapat digunakan dalam pembelajaran aktif.
Strategi pembelajaran dengan memanfaatkan situasi atau kasus yang
dapat memberikan siswa pembelajaran bermakna dan bermanfaat.
Biasanya, guru memberikan sebuah cerita yang berkaitan dengan
konsep ataupun keterampilan yang akan dipelajari. Kemudian, siswa
berdiskusi untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi atas fakta-
fakta ataupun situasi yang ada dalam kasus tersebut.

d) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran aktif, sebab
bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu.
Strategi pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana Ia melakukan
sesuatu yang kemudian diamati dan dibahas.
e) Metode Penemuan
Metode penemuan merupakan metode yang mendorong siswa aktif.
Metode ini merupakan strategi pembelajaran dimana siswa didorong
untuk menemukan sendiri pengetahuan atau konsep baru. Misalnya,
siswa diminta untuk mengukur jari-jari dan keliling beberapa benda
berbentuk bundar, kemudian kelilingnya dibagi dengan jari-jarinya,
hal ini dilakukan untuk setiap benda. Siswa akan menemukan bahwa
hasilnya akan hampir sama (ketidaktepatan dapat disebabkan
perhitungan kurang akurat).
f) Metode Jigsaw
Metode jigsaw adalah metode yang menghendaki siswa belajar
melalui kelompok. Metode ini mendorong kerjasama dalam
kelompok. Setiap anggota kelompok memahami dan mendalami
sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan anggota-anggota
kelompok lain untuk memperoleh suatu pemahaman yang utuh.
g) Metode Kegiatan Lapangan
Metode pembelajaran kegiatan lapangan adalah metode yang
berusaha menelusuri dan menginvestigasi masalah tertentu di
lapangan. Kegiatan di luar kelas untuk mempelajari situasi baru dan
berbeda. Siswa juga dapat melakukan survey untuk proyek peran
sosial, membuat peta lingkungan sekitar untuk matematika atau
menggunakan keterampilan berbahasa yang baru untuk memperoleh
pengetahuan baru tentang serapan bahasa bagi siswa yang belajar
bahasa tertentu.
h) Metode Ceramah
Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang
menghendaki siswa harus mendapat informasi yang sama dalam
jumlah siswa yang banyak. Kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada penyampaian informasi secara verbal dan cenderung searah
(guru kepada siswa) ini dapat terstruktur, menggunakan teknologi
rendah, dan memungkinkan, kegiatan ini untuk mengajarkan siswa-
siswa dalam waktu relative singkat.
i) Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok merupakan metode yang menghendaki
agar siswa dan guru serta siswa dengan siswa lainnya terjadi interaksi
dan saling tukar pengalaman dan informasi dalam memecahkan suatu
masalah. Kegiatan pembelajaran dengan metode ini mendorong siswa
untuk berinteraksi dan membantu memahami pendapat berbeda yang
mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ini juga
mendorong siswa untuk menghargai perbedaan pendapat.
j) Metode Pembicara Tamu
Metode pembelajaran dengan pembicara tamu adalah metode
pembelajaran yang menghendaki untuk mendapatkan informasi lain
di luar konteks yang telah disiapkan guru. Pembicara tamu biasanya
sudah siap dengan berbagai pengalaman yang pernah dia peroleh.
Kegiatan pembelajaran dengan mendatangkan orang yang bisa
melakukan sesuatu tetapi guru atau dosen tidak bisa lakukan. Hal ini
dapat memberi suasana segar.
k) Metode Tulis Berantai
Metode tulis berantai ini digunakan untuk mendapatkan informasi
yang terstruktur dari sumber yang berbeda. Gunanya agar yang
belajar mengetahui sebagian dari informasi yang dibutuhkan dalam
pembelajaran dan memiliki gambaran yang sama melalui penyatuan
informasi yang ditulis secara bergilir oleh siswa. Metode ini pada
dasarnya merupakan kegiatan curah pendapat, terapi dalam bentuk
tulisan. Kegiatan tulis berantai ini bisa antar jndividu dalam
kelompok, bisa juga antar kelompok dalam kelas.

l) Metode Debat
Metode pembelajaran dengan metode debat adalah metode yang
dirancang untuk memecahkan masalah dari sudut pandang yang
berbeda. Biasanya menghadirkan beberapa ahli, sehingga
memecahkan masalah dari sudut pandang keahlian mereka. Metode
ini biasanya terdiri dari diskusi antara dua belah pihak yang
mempunyai pendapat yang berbeda bahkan bertentangan, terutama
berkaitan dengan masalah-masalah yang kontroversial.
m) Metode Bermain Peran
Metode ini sengaja dirancang untuk memecahkan masalah yang
diawali dengan kasus, lalu akan ada yang berperan sesuai kasus untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya, siswa atau mahasiswa
memainkan peran yang berbeda-beda sesuai dengan situasi tertentu
dan secara spontan memainkan peran sesuai dengan situasi atau kasus
yang diberikan. Melalui kegiatan ini memungkinkan siswa untuk
melakukan analisa dan memecahkan masalah.
n) Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang
untuk bertindak atau mencoba suatu kondisi yang sebenarnya akan
terjadi atau dilakukan. Biasanya dalam kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu pada
situasi yang dikondisikan. Contohnya simulasi mengajar pada saat
microteaching.
o) Metode Tugas Proyek
Metode tugas proyek biasanya metode pembelajaran yang digunakan
untuk mengetahui kondisi tertentu dan langsung terjun ke lapangan.
Penerapan metode ini dalam kegiatan pembelajaran memberikan
kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara
individu atau kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Kegiatan
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum
pengetahuan dari berbagai bidang serta secara kritis dan kreatif
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

p) Metode Presentasi
Metode pembelajaran presentasi adalah metode yang menjadikan
siswa berusaha memberikan gambaran umum tentang sesuatu yang
mereka telah bahas atau mereka telah kaji. Metode pembelajaran
presentasi dalam kegiatan pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah dipelajari atau
diteliti.
q) Metode Penilaian Sejawat
Metode penilaian sejawat merupakan kegiatan untuk saling
memberikan penghargaan dan masukan atas hasil karya teman
sendiri. Dalam kegiatan ini hasil karyanya yang dipertukarkan kepada
siswa lain untuk dinilai.
r) Metode Bola Salju
Metode kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
individu untuk berpendapat, kemudian dipadukan secara
berpasangan, kelompok dan yang terakhir secara klasikal untuk
mendapatkan pandangan dari seluruh siswa atau siswa dikelas.
s) Metode Kunjung Karya
Metode pembelajaran kunjung kerja atau kunjung karya adalah
metode yang mendorong siswa untuk mengetahui apa yang telah
dikerjakan temannya. Dalam metode ini, kegiatannya saling melihat
hasil karya orang lain untuk belajar bertanya, memberikan komentar
dan saran. Sementara pihak yang dikunjungi menjawab, menanggapi
komentar dan saran secara produktif. Dalam kegiatan ini, siswa
bergerak mengamati hasil karya-karya mereka. Dalam buku
Pengembangan dan model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
dituliskan bahwa metode dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM)
ada banyak sekali, tergantung dengan penguasaan teknik dan materi
yang akan disampaikan. Metode yang biasa atau umum digunakan
dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, Tanya
jawab, pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek). 16
c. Macam-macam Sumber Belajar
Bentuk Sumber Belajar Sumber belajar memiliki berbagai
macam bentuk. Sumber belajar dapat berupa tulisan, informasi,
ide atau gagasan, peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Menurut Abdul Majid, ada beberapa
kategori dalam bentuk sumber belajar. Adapun bentuk dari
sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:17
1) Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang
dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku,
maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang
berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan.
2) Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya

16 Sofan Safari, Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,
2013), hal.113
17 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 59- 60.
perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. Misalnya: ka’bah.
3) Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana
peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan
dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, guru, kyai,
dan sebagainya.
4) Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara
mandiri oleh peserta didik. Misalnya, buku pelajaran, buku teks,
kamus, dan sebagainya. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi,
misalnya: peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa
lainnya yang dapat menjadikan peristiwa itu fakta sebagai
sumber belajar.
4. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Menurut National Centre for Competency Based Training, bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak
tertulis. Pandangan ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.18 Dengan
bahan ajar pekerjaan guru terbantu karena materi- materi yang akan
diajarkan kepada siswa telah tersedia. Bahan ajar juga memudahkan
siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan siswa
didalam sekolah maupun diluar sekolah. Siswa dapat belajar secara
individu maupun secara kelompok sesuai dengan kebutuhan siswa
dengan bahan ajar. Bahan ajar merupakan sebuah materi
pembelajaran yang terdiri dari suatu pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan yang harus dipelajari oleh siswa dalam mencapai standar

18 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hlm. 16
kompetensi yang telah ditentukan. Bahan ajar adalah suatu bentuk
bahan yang digunakan untuk mempersiapkan dan membantu guru
atau instruktur dalam melakukan proses pembelajaran. Hal itu bahan
sendiri yang dimaksud berupa bahan tertulis dan tak tertulis. Dengan
bahan ajar pekerjaan guru terbantu karena materi- materi yang akan
diajarkan kepada siswa telah tersedia. Bahan ajar juga memudahkan
siswa pada saat pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan untuk
siswa dalam melakukan pembelajaran disekolah, namun siswa juga
dapat melakukan belajar secara individu atau kelompok sesuai
dengan kebutuhan siswa tersebut.19Menurut Pannen (1995), Bahan
ajar adalah suatu bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, yang digunakan oleh guru dan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran. Dan menurut Widodo dan Jasmadi (2013),
bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat dalam pembelajaran
yang berisikan sebuah materi pembelajaran, metode, dan cara untuk
mengevaluasi pada desain yang secara sistematis, agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut pandangan
ahli lainnya, bahwa bahan ajar adalah sekumpulan materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis ataupun tak tertulis, sehingga
terciptanya lingkungan dan suasana yang lebih memungkinkan untuk
melakukan pembelajaran bagi peserta didik disekolah. Sebelum
seorang pengajar menyusun suatu pengembangan pada bahan
pengajaran langkah awal harus memiliki pengetahuan dan menguasai
bahan pengajaran yang akan diajarkan. Lalu seorang pengajar juga
harus menentukan pokok bahasan, menjabarkan
b. Jenis Bahan ajar
Pengelompokan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan
berbagai cara oleh beberapa ahli dan masing-masing ahli mempunyai
justifikasi sendiri-sendiri pada saat mengelompokkannya.
Llington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan ajar

19 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hlm. 16
berdasarkan bentuknya. Mereka mengelompokkan jenis bahan ajar
tersebut ke dalam 7 jenis. 20
1. Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar
kerja siswa, bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.
2. Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya poster,
model, dan foto.
3. Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide,
filmstrips, dan lain-lain.
4. Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran
radio.
5. Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam,
misalnya program slide suara, program filmstrips bersuara, tape
model.
6. Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman
videotape.
7. Bahan Ajar Komputer.
Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi empat macam,
yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar,
dan bahan ajar interaktif.
1. Bahan ajar cetak merupakan sejumlah bahan ajar yang berbentuk
kertas untuk keperluan pembelajaran atau untuk menyampaikan
sebuah informasi. Misalnya buku, modul, handout, lembar kerja
siswa, brosur, foto atau gambar, dan lain-lain.

2. Bahan ajar dengar atau program audio merupakan sistem


pembelajaran yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang
mana dapat dimainkan atau didengarkan oleh seseorang atau
sekelompok orang. Misalnya kaset, radio, compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) merupakan kombinasi
sinyal audio dengan gambar bergerak secara sekuensial. Misalnya

20 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, hlm 24-25.
film.
4. Bahan ajar interaktif yakni kombinasi dari dua atau lebih media
(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang kemudian
dimanipulasi oleh penggunanya atau diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Misalnya compact disk interaktif.21
Bahan ajar berdasarkan sifatnya dapat dibagi tiga macam, yaitu
1. Bahan ajar yang berbasis cetak misalnya buku, pamflet, panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto
bahan dari majalah, koran, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar yang berbasis teknologi misalnya audio cassette, siaran
radio, slide, filmstrips, film video cassettes, siaran televisi, video
interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek misalnya kit
sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.22

Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima macam,


yaitu :
1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi
didalamnya, sehingga siswa bisa langsung menggunakan bahan ajar
tersebut. Misalnya foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan
proyektor agar bisa dimanfaatkan atau dipelajari siswa. Misalnya
slide, filmstrips, dan proyeksi komputer.
3. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang
direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita
mesti memerlukan alat pemain (player) media rekam tersebut, seperti
tape compo, CD player, VCD player, multimedia player, dan lain

21 H. Ellington & P. Race, Producing teaching materials. London: Kogan Page, 1993, hlm.1.7.
22 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hlm. 41.
sebagainya. Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash
disk, dan lain-lain.
4. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar
yang biasanya berbentuk video tape player, VCD player, DVD
player, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan
bahan ajar audio, maka bahan ajar ini juga memerlukan media rekam.
Contoh bahan ajar seperti ini yaitu video, film, dan lai sebagainya.
5. Baban ajar (media) komputer, yakni bahan ajar non cetak yang
membutuhkan komputer dal. m pelaksanaan belajar.23
E. Temuan Lapangan
a) Bagaimana proses perencanaan pembelajaran di Mts Nahdlatus Shibyan Kalipucang
Kulon.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran guru di Mts Nahdlatus Shibyan
Kalipucang Kulon menyiapkan :
1. .RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Salam
3. Berdo’a
4. Absensi
5. Pengenalan materi yang akan di ajarkan
6. Pemberitahuan materi
7. Masuk materi pembelajaran
8. Evaluasi materi pembelajaran
b) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran berdasarkan fakta-fakta yang ada di
Mts Nahdlatus Shibyan Kalipucang Kulon.
Dalam proses pembelajaran materi yang digunakan oleh guru Mts Nahdlatus
Shibyan Kalipucang Kulon berupa data empiris yang bersumber dari materi
Madrasah Diniyah. Dengan menggunakan metode ceramah atau metode tutor
sebaya. Metode ceramah yaitu dengan cara guru menyampaikan materi dan peserta
didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Metode tutor sebaya yaitu
dengan cara peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok

23 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hlm. 41-42.
menyampaikan materi hasil diskusi kepada teman sekelasnya. Selama Pandemi
COVID-19 pembelajaran tetap dilakukan secara tatap muka tetapi tetap mematuhi
protokol kesehatan. Dan juga terdapat pengurangan jam pelakaran misalnya yang
awalnya 1 jam menjadi 30 menit.
Dalam proses pembelajaran biasanya terdapat game atau ice breaking supaya
peserta didik tidak bosan dan jenuh selama proses pembelajaran.
c) Bagaimana evaluasi pembelajaran Mts Nahdlatus Shibyan Kalipucang Kulon
 Evaluasi pembelajaran di Mts Nahdlatus Shibyan Kalipucang Kulon yaitu
dengan cara:
1. Tanya jawab pada setiap pertemuan di akhir jam pelajaran.
2. Ulangan harian : ulangan harian dilakukan seperti simulasi ujian tengah semester
atau simulasi ujian akhir semester.
3. Ulangan dadakan : ulangan dadakan dilakukan pada pertemuan tertentu tanpa
memberitahukan peserta didik, ketika ulangan dadakan peserta didik diberi
waktu 10-15 menit untuk belajar dan kemudian diberikan 5-10 soal uraian.
Ketika peserta didik nilainya tidak mencapai kkm maka diadakan remidi dengan
soal yang berbeda, jika mendapatkan nilai tertinggi diberi hadiah.
4. Pekerjaan rumah.
5. Ulangan Tengah Semester dan Akhir Semester, pengawasan ruangan diperketat.
Ketika terdapat peserta didik yang ketahuan menyontek maka lembar jawab
diambil oleh guru pengawas dan langsung dikumpulkan.
 ketika evaluasi pembelajaran yaitu peserta didik tidak aktif atau pasif.

5. Analisis kritis berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.


Seperti biasanya sebelum seorang guru menyampaikan materi pembelajaran
perlu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pernyataan dari
seorang guru kelas bapak Ahmad Khoirun Najih di MTs Nahdlatus Shinyan RPP
yang di buat meliputi beberapa tahap kegiatan, diantaranya :
1. Orientasi
Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan mengondisikan kelas.
2. Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang hal-hal yang
berkaitan dengan materi sifat-sifat Allah dan pembagiannya yang diketahui
peserta didik.
3. Motivasi.
a. Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat mempelajari
sifat-sifat Allah an pembagiannya bagi kehidupan, yang akan
dipelajari
b. Pemberian Acuan
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok
e. Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
4. Mengamati
a. Peserta didik memperhatikan dan merenungkan kisah “Adakah
tempat bersembunyi dari-Nya” dan contoh gambar, video atau
fenomena kehidupan sebagai bukti kebenaran sifat-sifat wajib dan
sifat-sifat mustahil bagi Allah yang ada pada rubrik “Amati dan
Perhatikan”
b. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang kisah dan
gambar yang diamat
5. Mempertanyakan
a. serta didik menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenaknya
hasil dari pengamatan pada kolom “Penasaran”.
b. Peserta didik bertanya jawab tentang pengertian sifat wajib, mustahil
Allah SWT
c. . Peserta didik bertanya jawab tentang macam-macam sifat wajib dan
sifat mustahil bagi Allah
d. Peserta didik bertanya jawab tentang dalil-dalil dari sifat-sifat wajib
dan sifat-sifat mustahil bagi Allah
6. Mengeksplorasi
a. Peserta didik membaca materi/pemahaman konsep pada rubrik
“Buka Cakrawalamu!
b. Peserta didik mengidentifikasi pengertian sifat wajib dan
mustahil Allah
c. Peserta didik mengidentifikasi macam-macam sifat wajib dan
mustahil Allah
d. Peserta didik mengidentifikasi dalil-dalil dari sifat-sifat wajib
dan mustahil Allah
7. Mengasosiasikan
a. Peserta didik melakukan kegiatan dalam rubrik “Kembangkan
Wawasanmu!”
b. Peserta didik menyimpulkan pengertian sifat wajib dan mustahil
Allah SWT
c. Peserta didik menuliskan simpulan tentang macam-macam sifat
wajib dan mustahil Allah
d. Peserta didik menuliskan dalil-dalil sifat wajib dan mustahil
Allah
e. Peserta didik ditugaskan untuk mencipta karya dengan membuat
karya sederhana berbentuk tulisan indah sifat-sifat Allah dikertas
karton sesuai dengan nomor yang didapatnya dan menghiasinya
dengan berbagai warna.
8. Mengkomunikasikan
a. Peserta didik mengerjakan soal-soal pilihan ganda dan essay
untuk menguatkan pemahaman konsep didik menjelaskan
pengertian sifat wajib dan mustahil Allah
b. Peserta didik menjelaskan macam-macam sifat wajib dan
mustahil Allah
c. Peserta didik menyebutkan dalil-dalil sifat wajib dan mustahil
Allah
9. Penutup
a. Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
b. Guru mengadakan evaluasi.
c. Guru menugaskan peserta didik mencari materi tentang sifat
Allah dan pembagiannya dari berbagai sumber (buku, majalah,
internet, narasumber) sebagai refleksi.
d. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari selanjutnya
e. Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
Sumber belajar yang digunakan bapak Ahmad Khoirun Najih,
Berdasarkan pada materi Diniyah, dalam pendidikan Diniyah
bertujuan mempersiapkan peserta didik menguasai pengetahuan
agama Islam dan dibina oleh Kementerian agama RI. Materi yang
diajarkan di madrasah diniyah dalam kaitannya untuk
mempersiapkan peserta didik menguasai ilmu agama seperti
pelajaran dalam bidang al-Qur`an, hadits,Akidah. Akhlak, fiqih,
sejarah kebudayaan islam, bahasa Arab dan praktek ibadah. Metode
yang di gunakan bapak Ahmad Khoirun Najih diantaranya
1. Active Learning
Active Learning (belajar aktif) merupakan suatu pendekatan
dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara
belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.
Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir
dari pembelajaran aktif. Kegiatan pembelajaran mesti
dirancang dengan baik agar bermakna bagi peserta didik.
Belajar yang bermakna terjadi bila peserta didik mampu
memutuskan apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara
mempelajarinya
2. Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah metode yang dimana
guru memberikan suatu persoalan atau masalah kepada
peserta didik, dan peserta didik di beri kesempatan untuk
berkelompok dan menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru. Dalam kegiatan diskusi, peserta didik diberikan
kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Baik itu
mengusulkan, menyanggah dan memberikan saran.
3. Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa
menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru
4. Role Play
Bermain peran atau role playing adalah metode
pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku pura-pura
(berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah
ditentukan, dimana siswa menirukan situasi dari tokoh-
tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan
dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik
seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Metode
bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar,
seperti kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran,
siswa mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar
manusia dengan cara memperagakan dan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para
siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap,
nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah.
5. Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain yang ahli dalam topik bahasan. Evaluasi
pembelajaran di Mts Nahdlatus Shibyan oleh bapak Ahmad
Khoirun Najih, dengan cara, diantaranya :
1. Tanya jawab pada setiap pertemuan di akhir jam pelajaran.
2. Ulangan harian : ulangan harian dilakukan seperti simulasi
ujian tengah semester atau simulasi ujian akhir semester.
3. Ulangan dadakan : ulangan dadakan dilakukan pada
pertemuan tertentu tanpa memberitahukan peserta didik,
ketika ulangan dadakan peserta didik diberi waktu 10-15
menit untuk belajar dan kemudian diberikan 5-10 soal uraian.
Ketika peserta didik nilainya tidak mencapi kkm maka
diadakan remidi dengan soal yang berbeda, jika mendapatkan
nilai tertinggi diberi hadiah.
4. Pekerjaan rumah.
5. Ulangan Tengah Semester dan Akhir Semester, pengawasan
ruangan diperketat. Ketika terdapat peserta didik yang
ketahuan menyontek maka lembar jawab diambil oleh guru
pengawas dan langsung dikumpulkan. Kendala dalam
melaksanakan pembelajaran di Mts Nahdlatus Shibyan oleh
Bapak Ahmad Khoirun Najih adalah siswa yang cenderung
pasif dan sulit diatur, Siswa sering menunjukkan perilaku
menyimpang dalam belajar. Akibatnya proses pembelajaran
terganggu. Suasana belajar di ruang kelas menjadi tidak
kondusif. Tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hal ini bisa
disebabkan karena, Siswa belum siap belajar, rendahnya
kemauan belajar siswa, Kapasitas ruang kelas, Lemahnya
disiplin belajar, kebiasaan guru ketika mengajar, Posisi guru
saat menulis di papan tulis, Perhatian guru tidak merata serta
Gaya mengajar monoton. Hal tersebut bisa diatasi dengan
menggunakan teknik belajar aktif cenderung meminimalkan
persoalan pengelolaan kelas yang menyulitkan guru yang
terlalu mengandalkan metode ceramah dan diskusi kelompok
besar atau diskusi kelas, seperti yang dilakukan bapak Ahmad
Khoirun Najih yaitu penggunaan metode Active Learning,
Diskusi, Tanya Jawab, role Play dan demonstrasi.

F. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari kelompok kami dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran khususnya pada materi Akidah Akhlak di MTs Nahdlatus Shinyan
Kalipucang Kulon, sebelum memulai proses pembelajaran para tenaga pendidik
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan harapan proses
pembelajaran dapat berjalan lancar. Mengingat siswa di MTs Nahdlatus Shibyan
cenderung pasif dan susah diatur maka pemilihan metode perlu diperhatikan, yaitu
dengan metode Active Learning (pembelajaran aktif), agar siswa tidak cepat bosan dan
mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran
dapat terealisasikan dengan baik.
G. Kritik dan saran
Kritik
Selama kami melakukan Observasi wawancara di MTs Nahdlatul Sibyan Kali
Pucong Kulon, kami melihat beberapa kekurangan dalam Madrasah. Terlebih peserta
didik yang masih kurang disiplin dan mematuhi perintah Guru. Semoga hal tersebut
dapat menjadi koreksi Guru MTs Nahdlatus Sibyan Kali Pucang Kulon.
Saran
Mungkin inilah hasil wawancara/observasi dari kelompok kami yang tentunya belum
dapat dikatakan sempurna dikarenakan mungkin masih terdapat kesalahan dalam
penulisannya. Dan kami juga menerima kritik/saran yang membangun dan memotivasi
untuk hal yang lebih bagi kami. Tak lupa kami mengucapkan Terimakasih kepada
segenap Guru MTs Nahdlatus Sibyan Kali Pucang Kulon, Welahan, Jepara yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk observasi. Serta yang kami hormati Bu
Izzah Ulya Qadam, M. Pd. I. selaku dosen Mata Kuliah Materi dan Pembelajaran
Aqidah Akhlaq MTs/Ma yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri
kami kedepannya.
H. Daftar Pustaka
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka. 2005
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035422-defenisi-perencanaan-
pembelajaran-menurut-para/#ixzz4OhTWGQiw
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ),
hal.57 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004),
hal.2009 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta :Kencana, 2006), hal.145
Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
hal. 83.
Tayar Yusuf dan Syaiful Bahri Djamarah, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 45.
Abdurrahman An-Nawawi, Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam, ahli Bahasa
Herry Nur Ali, Bandung: Diponegoro, 1992
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: sinar Baru
Algensindo, 2005, hlm 88
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya , (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008).
Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2004).
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM…,
Hal.97
Sofan Safari, Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013), hal.113
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm.
59- 60.
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva
Press, 2012, hlm. 16,24-25
Ellington & P. Race, Producing teaching materials. London: Kogan Page, 1993,
hlm.1.7.
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva
Press, 2012, hlm. 41.

Anda mungkin juga menyukai