Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JENIS DAN PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Perencanaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs.Wahyudi M.Pd

Disusun Oleh:

1.Hilda Adiningsih (2203036002)


2.Lil Abid Ubaidillah (2203036008)
3.Siti Hikmatun Nur Choiriena (2203036030)
4.Sabani Khoirul Ihsani (2203036036)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “jenis dan pendekatan dalam
perencanaan pendidikan” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perencanaan pendidikan”. Dalam
kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan kepada berbagai pihak yang telah membimbing
kami.

1. Kedua orang tua kami selaku motivator dalam menyelesaikan tugas.


2. Bapak Drs.Wahyudi M, Pd selaku dosen mata kuliah yang memberi penugasan
ini, sehingga dapat mengasah pola pikir kami.
3. Teman-teman mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam selaku penyemangat
dalam menyelesaikan tugas.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang dapat di jadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna
menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya. Semoga penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
serta pembaca, Aamiin.

Semarang, 3 Maret 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
3. Tujuan ..........................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN.................................................................................................................2

1. Pengertian Pendekatan Dalam Perencanaan Pendidikan..........................................2

2. Jenis Pendekatan Perencanaan Dalam Pendidikan ...................................................4

1.1 Pendekatan Kebutuhan Sosial........................................................................................4

1.2 Pendekatan Ketenaga Kerjaan.......................................................................................6

1.3 Pendekatan Keefektifan Biaya.......................................................................................7

1.4 Pendekatan Integratif ....................................................................................................8

3. Manfaat Dan Tujuan Pendekatan Perencanaan Dalam Pendidikan......................11

A. Manfaat Pendekatan Perencanaan Pendidikan..............................................................12

B. Tujuan Pendekatan Perencanaan Pendidikan................................................................13

BAB III

PENUTUP.........................................................................................................................13

KESIMPULAN.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................1

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan unsur penting dan strategi serta memberikan arah dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Fokus
penelitian ini adalah perencanaan pendidikan berbasis masyarakat yang dirinci dalam
masalah penelitian yaitu perencanaan implementasi kurikulum dan perencanaan
akademik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan
data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi studi. Teknik keabsahan data
dengan trianggulasi sumber. Adapun analisis data menggunakan prosedur: pengurangan
data, menu data, dan penarikan simpulan. Namun demikian, model perencanaan dalam
sebuah lembaga pendidikan tentunya akan sangat berbeda dengan perencanaan dalam
sebuah perusahaan.
Perusahaan yang notabene berorientasi profit, tentu saja ‘memproses’ benda mati,
baik berupa barang maupun jasa. Di lain pihak, serta lembaga pendidikan, atau dapat
disebut sebagai sekolah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis
untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan adalah
seni mengajar karena dengan mengajarkan ilmu, keterampilan dan pengalaman tertentu,
orang akan melakukan perbuatan kreatif. Mendidik tidak semata-mata teknis, metodis,
dan mekanis mengoperkan skill kepada anak tetapi merupakan kegiatan yang berdimensi
tinggi dan berunsur seni yang bernuansa dedikasi, emosional, kasih sayang dalam upaya
membangun dan membentuk kepribadian. Dinamakan seni karena kegiatan pendidikan
dilandasi oleh rasa kemanusiaan, simpati dan kecintaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan perencaan dalam pendidikan?
2. Apa jenis pendekatan perencanaan dalam pendidikan?
3. Apa Manfaat dan tujuan pendekatan perencanaan dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan perencanaan dalam Pendidikan
2. Untuk memahami jenis pendekatan perencanaan dalam Pendidikan
3. Untuk memahami manfaat dan tujuan pendekatan perencanaan dalam pedidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendekatan Dalam Perencanaan Pendidikan

Pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara
mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan,
metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar
penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain metodemetode
memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga
menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode tersebut
dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam pendidikan
Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam kelangsungan belajar mengajar.

Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan lebih bisa menunjukkan
keberhasilan pendidikan anak didik yang berdasarkan skill yang dimilikinya. Menurut
Wahjoedi pengertian berpendapat bahwa arti pendekatan pendidikan adalah cara mengelola
kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.1

Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan seperangkat


alternatif keputusan bagi kegiatan Masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan
dengan usaha yang optimal dan memepertimbangkan kenyataan-kenyataan, yang ada di
bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu negara.

Perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat masa depan ke masa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang konomi, sosial, dan politik
untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan
anak didik yang di layani oleh system tersebut.Perencanaan pendidikan merupakan suatu
proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan dengan cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan
sosial secara menyeluruh dari suatu negara.

1
Wahjoedi. (1999). Jurnal Iptek Olahraga. Jurnal. (Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK
(PPPITOR).

5
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat
tersebut,adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis,
merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus
memiliki konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-
keputusan lain, baik dalam bidang itu sendiri maupun dalam bidang lain dalam
pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak didahului oleh
kegiatan lain.

Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertanggung
jawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitaas
tersebutukan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Di sisi
lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penanggung jawab terhadap
berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-
masing.2

Pengertian perencanaan, dan pengertian perencanaan pendidikan. Ada beragam


pengertian perencanaan yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain menurut:

(1). Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan


secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu;

(2) Prajudi Atmosudirdjo, perencanaan adalah ‘perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana dan bagaimana cara melakukannya;

(3) Handoko, perencanaan adalah meliputi:

(a) Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi

(b) Penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

(4) Husaini Usman, perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang untuk mencapai tujuan

(5) Coombs, perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis
sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif
dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya

2
Harjanto.(2005).perencanaan Pengajaran Jakarta:PT Rineka Cipta

6
(6) Sa’ud dan Makmun, perencanaan pendidikan adalah ‘suatu kegiatan melihat masa depan
dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan memprioritaskan
kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem
pendidikan negara dan pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Sa’ud, S. Dan
Makmun A,S. 2007; Usman, H. 2008).

2. Jenis Pendekatan Perencanaan Dalam Pendidikan


Berikut ini akan dijelaskan secara singkat keempat pendekatan perencanan pendidikan
tersebut:

1.1 Pendekatan Kebutuhan Sosial

Pendekatan kebutuhan sosial adalah pendekatan yang didasarkan


atas keperluan masyarakat pada saat ini. Pendidikan ini menitik beratkan
kepada tujuan pendidikan yang mengandung misi pemerataan kesempatan
dalam mendapatkan pendidikan.

Oleh para ahli disebut pendekatan yang bersifat tradisional, karena fokus atau tujuan yang
hendak dicapai dalam pendekatan kebutuhan sosial ini lebih menekankan pada:

(1) Tercapainya pemenuhan kebutuhan atau tuntutan seluruh individu terhadap layanan
pendidikan dasar

(2) Pemberian layanan pembelajaran untuk membebaskan populasi usia sekolah dari tuna
aksara (buta huruf)

(3) Pemberian layanan pendidikan untuk membebaskan rakyat dari rasa ketakutan dari
penjajahan, dari kebodohan dan dari kemiskinan. Oleh karena itu pendekatan kebutuhan
sosial ini biasanya dilaksanakan pada negara-negara yang baru meraih kemerdekaan dari
penjajahan, dengan kondisi masyarakat pribumi yang terbelakang pendidikannya dan kondisi
sosial ekonominya.

Apabila pendekatan kebutuhan sosial ini dipakai, maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan atau diperhatikan oleh penyusun perencanaan dalam merancang
perencanaan pendidikan, antara lain:

(1) Melakukan analisis tentang pertumbuhan penduduknya

(2) Melakukan analisis tentang tingkat partisipasi warga masyarakatnya dalam pelaksanaan
pendidikan, misalnya melakukan analisis persentase penduduk yang berpendidikan dan yang

7
tidak berpendidikan, yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan layanan
pendidikan di setiap satuan pendidikan

(3) Melakukan analisis tentang dinamika atau gerak (mobilitas) peserta didik dari sekolah
tingkat dasar sampai perguruan tinggi, misalnya kenaikan kelas, kelulusan, dan dropout

(4) Melakukan analisis tentang minat atau keinginan warga masyarakat tentang jenis layanan
pendidikan di sekolah

(5) Melakukan analisis tentang tenaga pendidik dan kependidikan yang dibutuhkan, dan dapat
difungsikan secara maksimal dalam proses layanan pendidikan; dan (6) melakukan analisis
tentang keterkaitan antara output satuan pendidikan dengan tuntutan masyarakat atau
kebutuhan sosial di masyarakat (Sa’ud, S. Dan Makmun A,S. 2007; Usman, H. 2008).

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan pendekatan kebutuhan sosial dalam
perencanaan pendidikan. Diantara sisi positif pendekatan ini antara lain:

(1) Pendekatan ini lebih cocok untuk diterapkan pada masyarakat atau negara yang baru
merdeka dengan kondisi kebutuhan sosial, khususnya layanan pendidikan masih sangat
rendah atau masih banyak yang buta huruf

(2) Pendekatan ini akan lebih cepat dalam memberikan pemerataan layanan pendidikan dasar
yang dibutuhkan pada warga masyarakat, karena keterbelakangan di bidang pendidikan
akibat penjajahan, sehingga layanan pendidikan yang diberikan langsung bersentuhan dengan
kebutuhan sosial yang mendasar yang dirasakan oleh masyarakat. Sedangkan sisi kelemahan
pendekatan kebutuhan sosial ini antara lain:

(1) Pendekatan ini cederung hanya untuk menjawab persoalan yang dibutuhkan masyarakat
pada saat itu, yaitu pemenuhan kebutuhan atau tuntutan layanan pendidikan dasar sebesar-
besanya, sehingga mengabaikan pertimbangan efisiensi pembiayaan pendidikan

(2) Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek kuantitas (jumlah yang terlayani sebanyak-
banyaknya), sehingga kurang memperhatikan kualitas dan efektivitas pendidikan, oleh karena
itu pendekatan ini terkesan lebih boros

(3) Pendekatan ini mengabaikan ciri-ciri dan pola kebutuhan man power yang diperlukan di
sektor kehidupan ekonomi, dengan demikian hasil atau output pendidikan cenderung kurang
bisa memenuhi tuntutan kebutuhan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini

8
(4) Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek pemerataan pendidikan (dimensi
kuantitatif) dan kurang mementingkan aspek kualitatif. Disamping itu pendekatan ini kurang
memberikan jawaban yang komprehensif dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan, karena
lebih menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan sosial, sementara aspek atau bidang
kehidupan yang lain kurang diperhatikan.

1.2 Pendekatan Ketenaga Kerjaan

Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan ini lebih mengutamakan


keterkaitan antara output (lulusan) layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan dengan
tuntutan atau keterserapan akan kebutuhan tenaga kerja di masyarakat. Apabila pendekatan
ini dipakai oleh para penyusun perencanaan pendidikan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain

(1) Melakukan kajian atau analisis tentang beragam kebutuhan yang diperlukan oleh dunia
kerja yang ada di masyarakat secermat mungkin

(2) Melakukan kajian atau analisis tentang beragam bekal pengetahuan dan ketrampilan apa
yang perlu dimiliki oleh peserta didik agar mereka mampu menyesuaikan diri secara cepat
(adaptif) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia kerja;
dan

(3) Mengkaji atau menganalisis tentang sistem layanan pendidikan yang terbaik dan mampu
memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk terjun di dunia kerja, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis peluang kerja dan menjalin kerjasama antara lembaga pendidikan dengan
dunia usaha dan industri (link and match).

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari perencanaan pendidikan yang menggunakan
pendekatan ketenagakerjaan, yaitu: Pertama, beberapa kebaikan dari pendekatan perencanaan
pendidikan ketenagakerjaan, antara lain:

(1) Proses pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek
korelasional yang tinggi dengan tuntutan dunia kerja yang dibutuhkan masyarakat

(2) Pendekatan ini mengharuskan adanya keterjalinan yang erat antara lembaga pendidikan
dengan dunia usaha dan industri, hal ini tentu sangat positif untuk meminimalisir terjadinya
kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri-usaha.

9
Kedua, beberapa kelemahan dari pendekatan perencanaan pendidikan ketenagakerjaan, antara
lain:

(1) Mempunyai peranan yang terbatas terhadap perencanaan pendidikan, karena pendekatan
ini telah mengabaikan peran sekolah menengah umum, dan lebih mengutamakan sekolah
menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Dalam realitasnya masih banyak
lulusan sekolah menengah kejuruan yang menganggur (output-nya tidak terserap di dunia
kerja)

(2) Perencanaan ini lebih menggunakan orientasi, klasifikasi, dan rasio antara permintaan dan
persediaan

(3) Tujuan utamanya untuk memenuhi tuntutan dunia kerja, sedangkan disisi lain tuntutan
dunia kerja selalu berubah-ubah (bersifat dinamik) begitu cepat, sehingga lembaga
pendidikan kejuruan sering kurang mampu mengantisipasinya dengan baik (Vebriarto. 1982;
Abin, S. Makmun, dkk. 2001; Usman, H. 2008).

1.3 Pendekatan Keefektifan Biaya

Pendekatan ini berorientasi pada konsep Investment in human capital (investasi pada
sumber daya manusia). Pendekatan ini sering disebut pendekatan untung rugi. Diantara ciri-
ciri pendekatan ini antara lain:

(1) Pendidikan memerlukan biaya investasi yang besar, oleh karena itu perencanaan
pendidikan yang disusun harus mempertimbangkan aspek keuntungamasyarakat

(2) Pendekatan ini didasarkan pada asumsi, bahwa

(a) Kualitas layanan pendidikan akan menghasilkan output yang baik dan secara langsung
akan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat

(b) Sumbangan seseorang terhadap pendapatan nasional adalah sebanding dengan tingkat
penmasyarakat

(c) Perbedaan pendapatan seseorang di masyarakat, ditentukan oleh kualitas pendidikan


bukan ditentukan oleh latar belakang sosialnya

10
(3) Perencanaan pendidikan harus betul-betul diorientasikan pada upaya meningkatkan
kualitas SDM (penguasaan Iptek), dan dengan tersedianya kualitas SDM, maka diharapkan
income masyarakat akan meningkat

(4) Program pendidikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi akan menempati prioritas
pembiayaan yang besar.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari perencanaan pendidikan dengan pendekatan
keefektifan biaya, yaitu. Pertama, kelebihan pendekatan keefektifan biaya, antara lain:

(a) Perencanaan pendidikan yang disusun akan mempunyai aspek fungsional dan keuntungan
ekonomis, sehingga bentuk-bentuk layanan pendidikan yang dianggap kurang produktif bisa
ditiadakan melalui pendekatan efisiensi investasi

(b) Pendekatan ini selalu memilih alternaif yang menghasilkan keuntungan lebih banyak
daripada biaya yang dikeluarkan.

Kedua, kelemahan pendekatan keefektifan biaya, antara lain:

(a) Akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara pasti biaya dan keuntungan (cost
and benefit) dari layanan pendidikan, terlebih apabila digunakan mengukur keuntungan untuk
periode atau masa yang akan datang

(b) Sangat sulit untuk mengukur secara pasti atau menghitung keuntungan (benefit) yang
dihasilkan oleh seseorang dalam lapangan pekerjaan yang dikaitkan dengan layanan
pendidikan sebelumnya

(c) Pendekatan ini mengabaikan hubungan antara penghasilan seseorang dengan faktor
internal individu (misalnya, motivasi, disiplin nurani, kelas sosial, orientasi hidup individu,
dan sejenisnya), dan hanya melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan

(d) Perbedaan pendapatan seseorang sebenarnya tidak semata-mata menunjukkan


kemampuan produktivitas individual, tetapi ada faktor lain yang ikut menentukan yaitu faktor
konvensi sosial atau banyak dipengaruhi dari kerja kelompok

(e) Keuntungan dari pendidikan pada dasarnya tidak hanya diukur berupa keuntungan
finansial (material), tetapi juga dapat dilihat dari keuntungan sosial-budaya (Abin, S.
Makmun, dkk. 2001; Sa’ud, S. Dan Makmun A,S. 2007).

1.4 Pendekatan Integratif

11
Perencanaan pendidikan yang menggunakan pendekatan integrasi (terpadu) dianggap
sebagai pendekatan yang lebih lengkap dan relatif lebih baik daripada ketiga pendekatan di
atas. Pendekatan ini sering disebut dengan ‘pendekatan sistemik atau pendekatan sinergik’.
Diantara ciri atau karakteristik pendekatan integratif adalah, bahwa perencanaan pendidikan
yang disusun berdasarkan pada:

(1) Keterpaduan orientasi dan kepentingan terhadap pengembangan individu dan


pengembangan sosial (kelompok)

(2) Keterpaduan antara pemenuhan kebutuhan ketenagakerjaan (bersifat pragmatis) dan juga
mempersiapkan pengembangan kualitas akademik (bersifat idealis) untuk mempersiapkan
studi lanjut

(3) Keterpaduan antara pertimbangan ekonomis (untung rugi), dan pertimbangan layanan
sosial-budaya dalam rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya integrasi sosial-
budaya

(4) Keterpaduan pemberdayaan terhadap sumber daya lembaga, baik sumber daya internal
maupun sumber daya eksternal

(5) Konsep bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam proses layanan pendidikan (pelaksanaan
program) di setiap satuan pendidikan merupakan ‘suatu sistem dan

(6) Konsep bahwa kontrol dan evaluasi pelaksanaan program (perencanaan pendidikan)
melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan proses layanan kualitas pendidikan, dengan
tetap berada dalam komando pimpinan atau kepala satuan pendidikan. Sedangkan pihak-
pihak yang dapat terlibat dalam proses evaluasi pelaksanaan perencanaan pendidikan di
setiap satuan pendidikan adalah: (a) Kepala sekolah; (b) Guru; (c) Siswa; (d) Komite
Sekolah, (e) Pengawas sekolah; dan (f) Dinas pendidikan (Vebriarto. 1982; Soenarya, E.
2000; Depdiknas, 2001, 2006).

Sedangkan kelebihan dan kelemahan pendekatan perencanaan pendidikan integrasi atau


terpadu adalah: Pertama, kelebihan pendekatan terpadu antara lain:

(1) Semua sumber daya (internal-eksternal) yang dimiliki dalam proses pengembangan
pendidikan akan terberdayakan secara baik dan seimbang

(2) Dalam proses pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan memberikan peluang
secara maksimal kepada setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan

12
komite sekolah (tokoh dan orang tua wali siswa) untuk berkontribusi secara positif sesuai
dengan status dan peran masingseimbangkan

(3) Peluang untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan akan lebih efektif,
karena dalam perencanaan terpadu memberikan porsi yang cukup besar bagi pemberdayakan
semua potensi yang dimiliki secara kelembagaan, dan menuntut partisipasi aktif dari semua
warga sekolah

(4) Perencanaan pendidikan yang terpadu akan mampu menghadapi perubahan atau dinamika
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya atau tingkat kompetisi yang begitu tinggi di semua
bidang kehidupan di era globalisasi

(5) Pelaksanaan pendekatan perencanaan pendidikan terpadu secara baik akan mampu
mensosialisasi dan menginternalisasi setiap warga sekolah, untuk membangun sikap mental
dan pola perilaku yang integral atau multidimensional atau komprehensif dalam memahami
dan melaksanakan setiap agenda kehidupan di masyarakat

(6) Output dari proses layanan pendidikan pada peserta didik akan lebih menampilkan potret
hasil pendidikan yang lengkap, baik kualitas akademiknya, kualitas kepribadiannya dan
kualitas ketrampilannya.

Kedua, kelemahan pendekatan terpadu antara lain;

(1) Pendekatan ini memerlukan ketersediaan kualitas sumber daya manusia (pendidik dan
tenaga kependidikan), khususnya kualitas pengetahuan, mentalitas atau kepribadiannya, dan
spiritualnya. Dalam realitasnya menurut data Depdiknas 2006-2007, khususnya tentang
kualitas tenaga pendidik (guru) secara makro (Nasional) dari jenjang pendidikan paling dasar
sampai menengah atas yang betul-betul telah memenuhi standar kualitas guru yang
professional masih kurang dari 20 %, atau kurang lebih 80 % guru-guru di Indonesia belum
memiliki kualifikasi sebagai guru yang profesional (Arifin, 2007). Hal ini tentu sangat
menyulitkan proses pelaksanaan perencanaan pendidikan yang integratif

(2) Perencanaan pendidikan terpadu menuntut kualitas pengelolaan manajemen kelembagaan


secara transparan, akuntabel, demokratik dan visioner. Dalam realitasnya masih banyak
dijumpai pola pengelolaan manajemen di setiap satuan pendidikan yang tidak selaras dengan
prinsip-prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS);

13
(3) Perencanaan pendidikan terpadu menuntut kualitas peran serta masyarakat (PSM), dalam
meningkatkan layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan, khususnya dalam
melaksanakan empat peran penting, yaitu sebagai:

(a) Pemberi pertimbangan (advisory)

(b) Pendukung (supporting)

(c) Pengontrol (controlling)

(d) Mediator (Depdiknas, 2006). Dalam realitasnya keempat peran tersebut belum
terlaksana dengan baik di setiap lembaga atau satuan pendidikan

Jadi, uraian tentang kelemahan pendekatan integratif atau terpadu atau sistemik sejatinya
tidak menyangkut ranah konseptual, tetapi lebih bersentuhan pada tataran unsur pendudukung
dalam pelaksanaan program (aplikasinya). Oleh karena itu secara konseptual pendekatan
perencanaan integrasi merupakan pendekatan yang paling baik apabila dibandingkan dengan
pendekatan yang lain yang lebih bersifat parsial (sektoral). Hal yang paling kunci untuk
mendukung pelaksanaan program pendidikan pada perencanaan pendidikan integratif adalah:
(a) Mendorong pengembangan kualitas SDM warga sekolah

(b) Meningkatkan kualitas manajemen satuan pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip


MPMBS

(c) terus meningkatkan kualitas peran serta masyarakat (PSM) untuk mencapai tujuan
pendidikan.

3. Manfaat Dan Tujuan Pendekatan Perencanaan Dalam Pendidikan

A. Manfaat Pendekatan Perencanaan Pendidikan

Menurut para ahli, ada beberapa manfaat dari suatu perencanaan pendidikan yang
disusun dengan baik bagi kehidupan kelembagaan, antara lain:

(1) Dapat digunakan sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan proses aktivitas atau
pekerjaan pemimpin dan anggota dalam suatu lembaga pendidikan

(2) Dapat dijadikan sebagai media pemilihan berbagai alternatif langkah pekerjaan atau
strategi penyelesaian yang terbaik bagi upaya pencapaian tujuan pendidikan

(3) Dapat bermanfaat dalam penyusunan skala prioritas kelembagaan baik yang menyangkut
sasaran yang akan dicapai maupun proses kegiatan layanan pendidikan
14
(4) Dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan beragam sumber daya
organisasi atau lembaga pendidikan

(5) Dapat membantu pimpinan dan para anggota (warga sekolah) dalam menyesuaikan diri
terhadap perkembangan atau dinamika perubahan sosial-budaya

(6) Dapat dijadikan sebagai media atau alat untuk memudahkan dalam berkoordinasi dengan
berbagai pihak atau lembaga pendidikan yang terkait, dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan pendidikan

(7) Dapat dijadikan sebagai media untuk meminimalkan pekerjaan yang tidak efisien atau
tidak pasti

(8) Dapat dijadikan sebagai alat dalam mengevaluasi pencapaian tujuan proses layHanan
pendidikan (Depdiknas. 1997; Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001).

B. Tujuan Pendekatan Perencanaan Pendidikan

Tujuan perencanaan pendidikan. Ada beberapa tujuan perlunya penyusunan suatu


perencanaan pendidikan, antara lain:

(1) Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk mencocokkan
antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan
program atau perencanaan yang telah disusun

(2) Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan
bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan

(3) Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan
program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik
menyangkut aspek akademik-nonakademik

(4) Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif
dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan

(5) Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien,
baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan

(6) Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang
jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan

15
(7) Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi
pendidikan sebagai ‘suatu sistem

(8) Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi
organisasi pendidikan

(9) Untuk mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan (Dahana, OP and Bhatnagar,
OP. 1980; Banghart, F.W and Trull, A. 1990; Sagala, S. 2009).3

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perencanaan pendidikan adalah sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara mendekati serta
mempermudah pelaksanaan Pendidikan. Metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka
pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami
kemudahan dan keberhasilan.

Metode memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan


juga menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode
tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam
pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam keberlangsungan belajar
mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Terdapat jenis-jenis pendekatan perencanaan dalam pendidikan yaitu:

 Pendekatan Kebutuhan Sosial


 Pendekatan Ketenaga Kerjaan
 Pendekatan Keefektifan Biaya
 Pendekatan Integratif

3
https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-
pendidikan/

16
DAFTAR PUSTAKA
Wahjoedi. (1999). Jurnal Iptek Olahraga. Jurnal. (Jakarta: Pusat Pengkajian dan
Pengembangan IPTEK (PPPITOR).

Harjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran Jakarta:PT Rineka Cipta


https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-
perencanaan-pendidikan/

Aisyah. “PERENCANAAN DALAM PENDIDIKAN”. Jurnal manajemen Pendidikan


islam Volume. 7, No. 1 November 2018, Hal. 715-731

17

Anda mungkin juga menyukai