“PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER”
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Desain Ekstrakurikuler PAI
Disusun Oleh:
PAI 2/SEMESTER VII
Kelompok 10
Abdillah Nasution (0301202266)
Fitri Marhamah (0301203188)
Sania Aqhila (0301202061)
Tentunya kami sadar bahwa makalah yang dibuat masih belum sempurna dan
pastinya juga terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, kami
berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan juga saran yang membangun
terhadap makalah ini, agar makalah ini bisa menjadi makalah yang terbaik. Kemudian
jika para pembaca menemukan banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih terhadap pihak-pihak
yang telah membantu, terkhusus dosen pengampu Dr. Neliwati, M.Pd yang sudah
menuntun kami dalam proses pembuatan makalah ini. Sekian, mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kalian para pembaca.
Tim Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan pesatnya perubahan sosial, budaya, dan teknologi di era globalisasi ini,
pendidikan ekstrakurikuler memiliki relevansi yang semakin besar. Berbagai cabang
ilmu, seni, dan olahraga yang diajarkan dalam ekstrakurikuler tidak hanya
mengembangkan keterampilan khusus, tetapi juga membentuk karakter, kepemimpinan,
serta sikap positif seperti kerjasama tim dan tanggung jawab.
1
yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang
tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat
penting dalam pendidikan siswa.
Melalui strategi pembelajaran yang tepat, beragam bentuk kegiatan, upaya yang
konsisten dalam membangunnya, dan penilaian yang baik, sekolah dapat meningkatkan
pengalaman pendidikan siswa di luar kelas.
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan perilaku
siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sri Anita, Strategi Pembelajaran, Banten: Universitas Terbuka, 2020), h. 13.
3
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu).
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.2
Sangat penting bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat,
guna mempermudah dan memperlancar proses penyampaian ilmu dalam kegiatan
pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, dengan menyesuaikan segala
kondisi yang ada di tempat kegiatan pembelajaran, mampu memberi pengaruh yang
besar terhadap keoptimalan kegiatan pembelajaran. Terciptanya kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien merupakan hal yang harus dicapai oleh guru, dan strategi
pembelajaran adalah jawaban untuk mewujudkannya.3
Pengajaran langsung tersebut berpusat pada guru4, dan guru memberikan materi
pembelajaran secara langsung kepada siswa. Contohnya, guru ekstrakurikuler tari Nias
di SMPN 3 menerapkan strategi pembelajaran langsung untuk meningkatkan minat
siswa terhadap pembelajaran tari Nias.5
2
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 181-182.
3
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum Teaching,
2005). h. 157.
4
Siti Nurhasanah, dkk. Strategi Pembelajaran (Jakarta: Edu Pustaka, 2019). h. 44.
5
Raden Ajeng Shafna Kulowani dan Irwansyah, Strategi Guru Ekstrakulikuler dalam
Meningkatkan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Tari Nias di SMPN 3 Sunggal, (Medan: Jurnal Seni
Tari, Vol. 10, No. 1, 2021), h. 141.
4
melalui observasi untuk mengajarkan siswa teknik-teknik bermain alat musik
karawitan.6
6
Alfris Sarwinto, Strategi Pembelajaran Ekstrakulikuler Karawitan di SMP Negeri 1 Bantul,
(Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 57.
7
Siti Nurhasanah, dkk. Strategi Pembelajaran, h. 44
8
Komara Dika Iswangga, Tesis tentangStrategi Pembelajaran Ekstrakulikuler Karawitan di SMA
Negeri 1 Pemalang, (Universitas Negeri Semarang, 2020), h. 79-80.
9
Rambang Kurniawan, Skripsi tentang Strategi Pembelajaran Band pada Kegiatan
Ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Bangsri Jepara, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 45.
5
5. Strategi pembelajaran melalui pengalaman
10
Hanindya Restu Aulia, Keefektifan Metode Berbasis Pengalaman dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X SMA Islam YMI Wonopringgo, h. 2,
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/dekia/article/dowload/313/295 , di akses pada 20 Oktober 2023.
11
Ayu Fitria Arliyanti dan Mochammad Usman Wafa, Strategi Pembelajaran Ekstrakulikuler
Rebana di RA Nahdlatus Shibyan Jepara, (Jurnal: Pelataran Seni, Vol. 5, No. 1, 2020), h. 72-74.
12
Trianto Ibnu Badar at-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok: Kencana, 2017), h.334.
6
1. Krida
2. Karya ilmiah
4. Keagamaan
Misalnya: Tahfiz Qur’an, baca tulis Al-Qur’an, Marawis, seni kaligrafi, dsb.
Seni tilawah adalah seni membaca Alquran dengan baik dan benar menurut ilmu
tajwid dengan disertai lagu yang indah. Ekskul Seni tilawah dimaksudkan untuk melatih
peserta didik yang memiliki minat dan potensi besar untuk menjadi Qori’ dan Qori’ah.
13
Eko Setyo Budi, Penguatan Peran Orang Tua dan Sekolah untuk Masa Depan Anak di Era
Milenial, (Yogyakarta: CV Bintang Semesta Media, 2022), h. 128.
7
Kegiatan ini sama seperti pembibitan bagi calon-calon Qori’ dan Qori’ah. Di
masyarakat seorang Qari’ atau Qari’ah sangat dibutuhkan di setiap acara seperti hajatan,
tasyakuran, bahkan perayaan hari besar Islam atau acara tradisi seremonial lainnya. 14
2) Muhadharah/Khitabah/Latihan ceramah
Menurut Syahruddin arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang
memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara
penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis di atas
garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis,
mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk
mengubahnya.15Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik yang memiliki
minat dan potensi besar untuk menulis Arab secara artistik. Kegiatan seni menulis ini
biasanya diperlombakan di berbagai ajang, termasuk dalam kegiatan MTQ.
14
Kementerian Agama, Pengembangan Model Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah,
(Jakarta: Departemen Agama, 2015). h. 59.
15
Syahruddin, Teknik Pengelolaan Kaligrafi Dekorasi (Jakarta: Kalimah, 2000). h. 2.
8
b) Kaligrafi Hiasan Golongan Mushaf
Hiasan Mushaf adalah sebuah kaligrafi yang dipadukan dengan berbagai motif
dan jenis hiasan pinggir dalam warna dan gaya yang menarik, kaligrafi jenis ini
merupakan bentuk dari suatu hiasan yang terdapat pada Alquran di halaman awal dan
kedua.
Kaligrafi golongan naskah, adalah kaligrafi hitam putih dari karton BC lux dan
tinta celup atau yang biasa disebut dengan tinta cina yang dimana
penulisannyamenggunakan pena yang terbuat dari kayu handam. Khusus pada event
lomba pada MTQ cabang musabbaqoh khat Al-Qur‟an (MKQ) para peserta diharuskan
membuat dua buah karya, satu lembar wajib menggunakan Khat Naskhi dan lembar
kedua memuat sekitar 6 jenis gaya tulisan yaitu Tsulus, Diwani, Diwani Jali, Riq'ah,
Farisi, dan Kufi yang diramu dalam berbagai kreasi agar terlihat menarik dan inovatif.
1. Khat Diwani
16
Didin Sirojudin, Melukis Kaligrafi (Jakarta: Studio Lemka, 2002). h. 180-183.
9
2. Khat Diwani Jali
3. Khat Farisi
4. Khat Ijazah
10
5. Khat Rifqah
7. Khat Tsulus
11
5) Forum Debat Forum debat
Kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat yang sudah dibalut dengan amalan-
amalan, ritual-ritual ibadah keagamaan. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun di
masyarakat Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih peserta didik untuk bisa
menghafal, mengelola dan memimpin pembacaan Tahlil, Istighatsah, Barzanji/Diba’an.
Pelaksanaan kegiatan ini bisa dilaksanakan di Masjid atau Mushalla bahkan di kelas.
Diba’/barzanji adalah puji-pujian dalam bahasa Arab kepada Nabi Muhammad saw
dalam bentuk syair yang dilagukan, di dalamnya juga terselip sejarah dan pesan akhlak.
Kadang kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum’at digabung dengan pembacaan
tahlil. lstighatsah secara harfiah artinya memohon keselamatan dari kesulitan. Dalam
pengertian umum yang dipahami umat Islam di Indonesia khususnya, istighatsah adalah
doa bersama melalui bacaan-bacaan tertentu. Bagi santri, istighatsah bukan sekadar
melatih keterampilan memimpin do’a bersama, tetapi juga bisa menjadi proses
pencerahan spritual. lstighasah biasa dilaksanakan setiap bulan sekali.19
12
Hukum pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah. Fardhu kifayah adalah suatu
kewajiban yang apabila sudah dilaksanakan oleh sebahagian orang maka sebagian yang
lain terbebas dari dosa dan apabila tidak ada satu orangpun yang melaksanakannya
maka semua berdosa.14 Terdapat beberapa firman Allah Swt tentang kematian dalam
Q.S An-Nisa Ayat 78 dan Q.S Al-Ankabut Ayat 57 berikut ini:
َاْيَنَم ا َتُك ْو ُنْو ا ُيْد ِرْكُّك ُم اْلَم ْو ُت َو َلْو ُكْنُتْم ِفْي ُبُرْو ٍج ُّم َش َّيَد ٍةۗ َو ِاْن ُتِص ْبُهْم
َح َس َنٌة َّيُقْو ُلْو ا ٰه ِذٖه ِم ْن ِع ْنِد ِهّٰللاۚ َو ِاْن ُتِص ْبُهْم َس ِّيَئٌة َّيُقْو ُلْو ا ٰه ِذٖه ِم ْن ِع ْنِد َك ۗ ُقْل ُك ٌّل
ِّم ْن ِع ْنِد ِهّٰللاۗ َفَم اِل ٰٓهُؤ ۤاَل ِء اْلَقْو ِم اَل َيَك اُد ْو َن َيْفَقُهْو َن َح ِد ْيًثا
ُك ُّل َنْفٍس َذ ۤا ِٕىَقُة اْلَم ْو ِۗت ُثَّم ِاَلْيَنا ُتْر َج ُعْو َن
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada
Kami kamu dikembalikan”(Q.S Al-Ankabut Ayat 57).
13
mengingat kematian danpaling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang
berakal. (HR. Ibnu Majah)
20
Muh. Hambali dan Eva Yulianti, “Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan
Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit,” Jurnal Pedagogik 5, no. 2 (2018): 193–208. h. 199.
21
Nur Hamdiyati, Manajemen Ekstrakulikuler di Madrasah Ibtidaiyah, (Jawa Barat: PT Ar Rad
Pratama, 2023), h. 56.
14
adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti:
latihan bola voly, latihan sepak bola dan sebagainya, sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada
waktu tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olahraga dan
sebagainya.22
22
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 288-
290.
23
Mohamad Syarif Sumantri, Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar, (Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing, 2022), h. 252.
24
Nailul Azmi, Manajemen Pendidikan Karakter, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2023), h. 48.
15
Membangun dan mengelola kelas ekstrakurikuler tentunya ada beberapa tahapan
mulai dari perencanaan ekstrakurikuler, analisis kebutuhan, menetapkan jenis kegiatan
ekstrakurikuler, penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler, pelaksanaan
ekstrakurikuler, sampai kepada evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler.25
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah identifikasi minat dan kebutuhan
siswa. Apa yang mereka inginkan dari ekstrakurikuler ini? Apakah ada minat yang
dominan diantara siswa?. Dengan begitu Kegiatan ekstrakurikuler disajikan untuk
seluruh peserta didik dengan memilih sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan
kemampuannya.Hakikatnya dilandaskan pada kebijakan yang berlaku dan kapabilitas
sekolah, kesanggupan para orang tua/wali, dan kondisi lingkungan sekolah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu sebagai berikut:26
25
Muh. Hambali dan Eva Yulianti, Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan
Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit, h. 199.
26
Ibid
27
Khusna Shilviana and Tasman Hamami, “Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Dan
Ekstrakurikuler”,(Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 8, no. 1, 2020), h.171- 172.
16
Diantara berbagai hal yang menjadi penting untuk menjadi perhatian ketika
menganalisis kebutuhan yang berkenaan dalam mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler diantaranya yaitu sebagai berikut:28
Ketika akan menetapkan jenis kegiatan ekstrakurikuler bisa dilakukan dengan cara
menelusuri atau menyaringan terhadap apa yang menjadi potensi, keinginan, bakat,
motivasi dan kecakapan peserta didik dengan tetap mempertimbangkan dari adanya
kuota untuk peserta didikdalam masing-masing program kegiatan ekstrakurikuler yang
nantinya akan dilaksanakan. Dalam kegiatan penyaringan ini bisa dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya yaitu test, angket, wawancara/penawaran tertentu. Untuk
selanjutnya, nanti sekolah juga akan melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah
tertentu berdasarkan pada kuota siswa yang dianggap berhak untuk mengikuti jenis
program kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya akan dilaksanakan. Dalam tahapan ini,
sekaligus akan ditentukan siapa-siapa saja yang nantinya akan menjadi pembina atau
28
Kemendikbud, Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar (Jakarta:
Kemendikbud, 2016). h. 32-33.
17
pelatih. Hal ini diperlukan dengan tujuan supaya dalam pendistribusian sumber daya
manusia yang ada dapat dilakukan secara merata.29
29
Ibid, h.33-34.
30
Shilviana and Hamami, Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Dan Ekstrakurikuler, h.173.
31
Kemendikbud, Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar. h. 37-38.
18
i. Anggaran, yakni dana yang diperlukan dalam semua kegiatan yang telah
direncanakan.
5. Pelaksanaan Ekstrakurikuler
1. Nama kegiatan, hal ini disesuaikan berdasarkan susunan dari program kerja
yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Mengadakan berbagai perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dengan
tetap disesuaikan pada masing-masing tahapan kegiatan.
3. Pengadaan pelaksana kegiatan.
4. Kegiatan awal, dalam hal ini kegiatan dilakukan lebih kepada persiapan
peserta didik untuk melaksanakan kegiatan inti.
5. Kegiatan inti, yaitu disesuaikan dengan inti yang ingin dicapai dalam tujuan
kegiatan tersebut.
6. Kegiatan akhir, yaitu akhiri kelas ekstrakurikuler dengan pameran atau
pertunjukan di mana siswa dapat memamerkan apa yang telah mereka pelajari.
7. Penilaian, yaitu menilai hasil akhir dan beberapa proses penyelenggaraan dari
masing-masing tahapan pelaksanaan kegiatan. Proses dan mutu dari apa yang
telah dicapai peserta didik berkaitan dengan kegiatan yang dimaksud.
6. Evaluasi Ekstrakurikuler
Evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai proses penilaian yang didasarkan
pada kriteria, tujuan, atau sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya diikuti
32
Shilviana and Hamami, h. 174.
19
dengan pengambilan keputusan atau kesimpulan atas objek yang telah dievaluasi.
Dalam evaluasi sering menggunakan istilah tes, pengukuran dan penilaian.33
Sesuai dengan hasil dari monitoring serta evaluasi yang telah dilaksanakan pada
tiap-tiap semester, selanjutnya satuan pendidikan berhak menambah atau bahkan
mengurangi ragam kegiatan yang dilakukan dalam ektrakurikuler sehingga dapat
dijadikan acuan dalam memperbaikan pedoman program kegiatan yang akan
diberlakukan untuk tahun ajaran berikutnya.
Apabila evaluasi dilakukan pada masa awal kegiatan, nanti hasilnya bisa dijadikan
masukan atau saran mengenai faktor apa saja yang menjadi kesulitan serta penghambat
dalam penerapan program kegiatan. Manakala evaluasi dilakukan pada tengah-tengah
kegiatan, nanti hasilnya bisa dijadikan masukan serta perbaikan dalam pelaksanaan
program. Ketika evalusi dilaksanakan pada masa akhir kegiatan, nanti hasilnya dapat
dijadikan pembelajaran sekaligus masukan dalam perencanaan program mendatang.35
33
Hambali dan Yulianti, Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan Karakter Religius
Peserta Didik Di Kota Majapahit, h. 205.
34
Ibid, h. 175.
35
Ibid, h. 176.
20
dan bakat siswa, dan guru hendaknya memberikan bimbingan dan dukungan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan minatnya.
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan perilaku
siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran. Dengan mengetahui tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran maka dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan memperbaiki diri siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, hasil
penilaian tidak hanya berguna untuk mengetahui apakah perubahan perilaku siswa telah
tercapai, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya perbaikan proses pembelajaran. 36
1. Penilaian Keterampilan
a) Tes Praktek
Penilaian tes praktek ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan untuk
kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. 37Dalam
kegiatan ekstrakurikuler tes praktek dapat menjadi salah satu sistem penilaian untuk
menilai kegiatan ekstrakurikuler seperti tilawatil Qur’an (Qira’ah), muhadhoroh
(ceramah), fardhu kifayah, kaligrafi dan lain sebagainya.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselenggarakan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan
36
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Islami (Bandung: Citapustaka Media, 2016). h. 43-44.
37
Ibid. h. 94-95
21
diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,
kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelididkan
tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara
jelas.38
1. Kemampuan pengelolaan untuk memilih topik yang tepat dan mencari informasi
serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2. Relevansi dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman pada
pembelajaran.
3. Keaslian yang dilakukan peserta didik dan merupakan hasil karyanya.
2. Portofolio
22
penilaian. Dalam dunia pendidikan, suatu kumpulan atau hasil karya berisikan hasil
karya siswa dalam kurun waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi
penilaian obyektif yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut.
dalam lingkungan dan suasana belajar yang alami. Hasil kerja yang dimaksud
merupakan ukuran seberapa baik tugas yang diberikan kepada siswa telah terlaksana
sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.41
Dari ketiga pengertian yang diuraikan diatas tersebut, maka dapat dipahami
bahwa portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang dapat
didokumentasikan selama waktu tertentu, dokumen tersebut dapat memberikan
informasi bagi suatu penilaian yang objektif, hasil kerja dimaksudkan menjad menjadi
ukuran tentang seberapa baik tugas yang diberikan kepada siswa telah dilaksanakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.42
3. Tugas Siswa
Peserta didik merupakan manusia yang mempunyai potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Di sini tugas pendidik adalah
membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diinginkan, tanpa melepaskan tugas kemanusiaannya; baik
secara vertikal maupun horizontal. Ibarat sawah, mahasiswa adalah masyarakat yang
mempunyai hak untuk bercocok tanam dan memanfaatkan sawahnya (potensi).
Sedangkan pendidik (termasuk orang tua) hanya bertugas menyiram dan mengontrol
41
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Islami. h. 104-105
42
Ibid. h. 105
23
tanaman agar tumbuh dengan baik sebagaimana mestinya, sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku.43
Tugas utama peserta didik adalah belajar, menuntut ilmu dan mempraktekkan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana juga Rasul nayatakan
bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimat. Keberhasilan
anak didik ditentukan oleh tiga hal yang mendasar diantaranya yaitu berikut ini: 44
43
Fauzi Ahmad Syawaluddin, Esensi Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah 1, no. 2 (2017): 1–9. h. 2.
44
Ibid. h. 5.
45
Ibid.
24
Berikut akan dipaparkan contoh tugas siswa:
BAB III
PENUTUP
25
ketentuan kurikulum yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang
pendidikan dalam menunjang tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan siswa.
2. Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran ekstrakurikuler yang digunakan
oleh guru dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler: Strategi pembelajaran
langsung/Observasi, Strategi pembelajaran tidak langsung, Strategi
pembelajaran melalui latihan/Demonstasi, Strategi pembelajaran melalui diskusi,
Strategi pembelajaran melalui pengalaman.
3. Melalui strategi pembelajaran yang tepat, beragam bentuk kegiatan, upaya yang
konsisten dalam membangunnya, dan penilaian yang baik, sekolah dapat
meningkatkan pengalaman pendidikan siswa di luar kelas.
4. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya mendukung
perkembangan keterampilan dan minat siswa, tetapi juga membantu dalam
membentuk karakter, kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab siswa.
5. Sebagaimana diatur dalam Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa: Krida, Karya ilmiah, Latihan
olah-bakat dan olah-minat, Keagamaan, dan Bidang pengembangan lainnya,
yang disesuaikan dengan prioritas dan analisis potensi dan minat peserta didik di
sekolah.
6. Membangun dan mengelola kelas ekstrakurikuler tentunya ada beberapa tahapan
mulai dari perencanaan ekstrakurikuler, analisis kebutuhan, menetapkan jenis
kegiatan ekstrakurikuler, penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler,
pelaksanaan ekstrakurikuler, sampai kepada evaluasi pelaksanaan
ekstrakurikuler.
7. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan
perilaku siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Syafaruddin dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum
Teaching.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ibnu Badar at-Taubany, Trianto dan Hadi Suseno. 2017. Desain Pengembangan
Kurikulum 2013 di Madrasah. Depok: Kencana.
Setyo Budi, Eko. 2022. Penguatan Peran Orang Tua dan Sekolah untuk Masa Depan
Anak di Era Milenial. Yogyakarta: CV Bintang Semesta Media.
Kementerian Agama. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah. Jakarta: Departemen Agama.
Mahariah, Mursal Aziz, HM Hasbie Ashshiddiqi. 2020. Ekstrakurikuler PAI
(Pendidikan Agama Islam): Dari Membaca Al-Qur’an Sampai Menulis
Kaligrafi. Banten: Media Madani.
Hambali, Muh dan Eva Yulianti. 2018. Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap
Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit, Jurnal
Pedagogik 5, no. 2: 193–208.
Hamdiyati, Nur. 2023. Manajemen Ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah. Jawa
Barat: PT Ar Rad Pratama.
Syarif Sumantri, Mohamad. 2022. Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Azmi, Nailul. 2023. Manajemen Pendidikan Karakter. Riau: DOTPLUS Publisher.
Shilviana, Khusna dan Tasman Hamami. 2020. Pengembangan Kegiatan Kokurikuler
Dan Ekstrakurikuler. Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 8, no.
1.
Kemendikbud. 2016. Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kemendikbud.
Nurmawati. 2016. Evaluasi Pendidikan Islami. Bandung: Citapustaka Media.
Bestari dan Wicaksono. 2008. Dalam Asesmen Berbasis Kelas. Jakarta: Penilaian
Pendidikan Balitbang.
Ahmad Syawaluddin, Fauzi. 2017. Esensi Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan
Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah 1, no. 2: 1–9.
Dika Iswangga, Komara.2020. Tesis tentangStrategi Pembelajaran Ekstrakurikuler Karawitan
28
di SMA Negeri 1 Pemalang. Universitas Negeri Semarang.
Kurniawan, Rambang. 2015. Skripsi tentang Strategi Pembelajaran Band pada
Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bangsri Jepara. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fitria Arliyanti, Ayu dan Mochammad Usman Wafa. 2020. Strategi Pembelajaran
Ekstrakurikuler Rebana di RA Nahdlatus Shibyan Jepara. Jurnal: Pelataran Seni,
Vol. 5, No. 1.
Abdullah, Faisal. 2014. Bakat dan Kreatifitas. Palembang: Noerfikri.
Syahruddin. 2000. Teknik Pengelolaan Kaligrafi Dekorasi. Jakarta: Kalimah.
Didin Sirojudin. 2002. Melukis Kaligrafi. Jakarta: Studio Lemka.
29