Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH REVISI

“PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER”

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Desain Ekstrakurikuler PAI

Dosen Pengampu: Dr. Neliwati, M.Pd

Disusun Oleh:
PAI 2/SEMESTER VII

Kelompok 10
Abdillah Nasution (0301202266)
Fitri Marhamah (0301203188)
Sania Aqhila (0301202061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan atas kemudahan serta curahan rahmat


nikmat yang diberikan Allah, baik nikmat kesehatan, kekuatan, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah kami ini yang bertemakan tentang “Pengembangan
Ekstrakurikuler”. Sholawat berangkaikan salam semoga tercurahkan kepada manusia
penyempurna akhlak yakni rasulullah Muhammad Saw yang kita impi-impikan
syafaatnya di hari akhir nanti.

Tentunya kami sadar bahwa makalah yang dibuat masih belum sempurna dan
pastinya juga terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, kami
berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan juga saran yang membangun
terhadap makalah ini, agar makalah ini bisa menjadi makalah yang terbaik. Kemudian
jika para pembaca menemukan banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih terhadap pihak-pihak
yang telah membantu, terkhusus dosen pengampu Dr. Neliwati, M.Pd yang sudah
menuntun kami dalam proses pembuatan makalah ini. Sekian, mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kalian para pembaca.

Medan, 16 September 2023

Tim Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Strategi Pembelajaran Ekstrakurikuler...........................................3


B. Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler.......................................7
C. Membangun Kelas Ekstakulikuler...................................................16
D. Penilaian Keterampilan, Portofolio, dan Tugas Siswa....................21
E. Dalil dan Hadis tentang Pengembangan Ekstrakurikuler..............25

BAB III PENUTUP.........................................................................................27

DAFTAR ISI...................................................................................................29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk


mengembangkan minat, bakat, dan keterampilan siswa di berbagai bidang seperti seni,
olahraga, sains, dan sosial. Keberadaan ekstrakurikuler dalam dunia pendidikan
memiliki peran yang tak bisa diabaikan.

Pendidikan ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari sistem pendidikan


yang memiliki peran penting dalam pengembangan potensi peserta didik di luar
kegiatan pembelajaran formal di kelas. Hal ini sejalan dengan perkembangan paradigma
pendidikan modern yang semakin mengakui pentingnya pengembangan aspek non-
akademik dalam proses pendidikan.

Dengan pesatnya perubahan sosial, budaya, dan teknologi di era globalisasi ini,
pendidikan ekstrakurikuler memiliki relevansi yang semakin besar. Berbagai cabang
ilmu, seni, dan olahraga yang diajarkan dalam ekstrakurikuler tidak hanya
mengembangkan keterampilan khusus, tetapi juga membentuk karakter, kepemimpinan,
serta sikap positif seperti kerjasama tim dan tanggung jawab.

Pengembangan ekstrakurikuler dalam konteks pembelajaran adalah aspek yang


sangat penting dalam dunia pendidikan modern. Pendidikan tidak lagi hanya terfokus
pada peningkatan pengetahuan akademik semata, tetapi juga pada pembentukan
karakter, keterampilan sosial, serta kemampuan praktis yang akan membantu peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring perkembangan zaman, peserta didik dihadapkan pada tuntutan yang


semakin kompleks, seperti globalisasi, revolusi teknologi, dan tantangan sosial yang
beragam. Oleh karena itu, pengembangan ekstrakurikuler menjadi salah satu strategi
pendidikan yang sangat relevan.

Strategi pembelajaran adalah cara atau metode yang digunakan untuk


meningkatkan pemahaman peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum

1
yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang
tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat
penting dalam pendidikan siswa.

Melalui strategi pembelajaran yang tepat, beragam bentuk kegiatan, upaya yang
konsisten dalam membangunnya, dan penilaian yang baik, sekolah dapat meningkatkan
pengalaman pendidikan siswa di luar kelas.

Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya mendukung


perkembangan keterampilan dan minat siswa, tetapi juga membantu dalam membentuk
karakter, kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab siswa.

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan perilaku
siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran.

Dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, kolaborasi antara siswa, guru,


dan staf sekolah sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Kesimpulan ini
menggarisbawahi pentingnya memprioritaskan pendidikan holistik (pendidikan yang
mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual,
emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual) dan perkembangan pribadi siswa di luar
lingkungan kelas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Ekstrakurikuler

Strategi pembelajaran adalah cara atau metode yang digunakan untuk


meningkatkan pemahaman peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran
terdiri dari teknik (prosedur) dan metode yang akan membawa siswa pada pencapaian
tujuan.1

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar ketentuan


kurikulum yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam
menunjang tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah yang saling berhubungan, yang melibatkan
seluruh pendidik. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu terprogram dengan baik dan
didukung oleh seluruh pendidik. Untuk itu perlu disediakan tenaga pengajar,
penanggung jawab, besaran biaya dan peralatan yang dibutuhkan.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar ketentuan


kurikulum yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam
menunjang tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah yang saling berhubungan, yang melibatkan
seluruh pendidik. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu terprogram dengan baik dan
didukung oleh seluruh pendidik. Untuk itu perlu disediakan tenaga pengajar,
penanggung jawab, besaran biaya dan peralatan yang dibutuhkan.

Menurut J. R. David dalam Oemar Hamalik, strategi pembelajaran dapat


diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal (strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi

1
Sri Anita, Strategi Pembelajaran, Banten: Universitas Terbuka, 2020), h. 13.

3
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu).
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.2

Sangat penting bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat,
guna mempermudah dan memperlancar proses penyampaian ilmu dalam kegiatan
pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, dengan menyesuaikan segala
kondisi yang ada di tempat kegiatan pembelajaran, mampu memberi pengaruh yang
besar terhadap keoptimalan kegiatan pembelajaran. Terciptanya kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien merupakan hal yang harus dicapai oleh guru, dan strategi
pembelajaran adalah jawaban untuk mewujudkannya.3

Strategi pembelajaran ekstrakurikuler dapat bervariasi tergantung pada jenis


kegiatan ekstrakurikuler dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berikut adalah
beberapa strategi pembelajaran ekstrakurikuler yang digunakan oleh guru dalam
beberapa kegiatan ekstrakurikuler:

1. Strategi pembelajaran langsung/Observasi

Pengajaran langsung tersebut berpusat pada guru4, dan guru memberikan materi
pembelajaran secara langsung kepada siswa. Contohnya, guru ekstrakurikuler tari Nias
di SMPN 3 menerapkan strategi pembelajaran langsung untuk meningkatkan minat
siswa terhadap pembelajaran tari Nias.5

Guru memfasilitasi observasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler untuk


meningkatkan pemahaman mereka tentang topik tertentu. Contohnya, guru
ekstrakurikuler karawitan di SMP Negeri 1 Bantul menggunakan strategi pembelajaran

2
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 181-182.
3
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum Teaching,
2005). h. 157.
4
Siti Nurhasanah, dkk. Strategi Pembelajaran (Jakarta: Edu Pustaka, 2019). h. 44.
5
Raden Ajeng Shafna Kulowani dan Irwansyah, Strategi Guru Ekstrakulikuler dalam
Meningkatkan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Tari Nias di SMPN 3 Sunggal, (Medan: Jurnal Seni
Tari, Vol. 10, No. 1, 2021), h. 141.

4
melalui observasi untuk mengajarkan siswa teknik-teknik bermain alat musik
karawitan.6

2. Strategi pembelajaran tidak langsung

Strategi pembelajaran tidak langsung umumnya berpusat pada peserta didik.


Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola
lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat.
Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Dalam artian guru hanya
memberikan materi pembelajaran ekstrakurikuler dengan secara tidak langsung atau
bisa ajdi melalui sosial media dan video online yang diberikan oleh guru dan peserta
didik secara mandiri mempelajari apa yang telah diberikan oleh guru tersebut. 7

3. Strategi pembelajaran melalui latihan/Demonstasi

Guru memberikan latihan atau praktek langsung kepada siswa untuk


meningkatkan keterampilan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler. Contohnya, guru
ekstrakurikuler karawitan di SMA Negeri 1 Pemalang menggunakan strategi
pembelajaran melalui latihan untuk mengajarkan siswa teknik-teknik bermain alat
musik karawitan.8

4. Strategi pembelajaran melalui diskusi

Guru memfasilitasi diskusi antara siswa untuk memperdalam pemahaman


mereka tentang topik tertentu dalam kegiatan ekstrakurikuler. Contohnya, guru
ekstrakurikuler band di SMP Negeri 1 Bangsri Jepara menggunakan strategi
pembelajaran melalui diskusi untuk membahas teknik bermain alat musik band.9

6
Alfris Sarwinto, Strategi Pembelajaran Ekstrakulikuler Karawitan di SMP Negeri 1 Bantul,
(Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 57.
7
Siti Nurhasanah, dkk. Strategi Pembelajaran, h. 44
8
Komara Dika Iswangga, Tesis tentangStrategi Pembelajaran Ekstrakulikuler Karawitan di SMA
Negeri 1 Pemalang, (Universitas Negeri Semarang, 2020), h. 79-80.
9
Rambang Kurniawan, Skripsi tentang Strategi Pembelajaran Band pada Kegiatan
Ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Bangsri Jepara, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 45.

5
5. Strategi pembelajaran melalui pengalaman

Menurut Cahyani dalam Hanindya Restu Aulia mengatakan bahwa strategi


pembelajaran berbasis pengalaman adalah suatu model pembelajaran yang
mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalamannya secara langsung atau belajar melalui tindakan.10

Guru memfasilitasi pengalaman langsung siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler


untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang topik tertentu. Contohnya, guru
ekstrakurikuler musik rebana di RA Nahdlatus Shibyan Kabupaten Jepara menggunakan
strategi pembelajaran melalui pengalaman untuk mengajarkan siswa teknik bermain alat
musik rebana.11

B. Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan yang bersifat


pengembangan. Karena sifatnya pengembangan, maka kegiatan ekstrakurikuler
biasanya dilakukan secara terbuka dan lebih memerlukan inisiatif siswa sendiri dalam
pelaksanaannya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa memiliki kebebasan penuh
dalam memilih dan memilah bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai dengan potensi dan
bakat yang ada dalam dirinya dan sejalan dengan cita-cita pendidikan yang sedang
ditekuninya. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, siswa berarti melatih diri untuk
menemukan jati diri yang sesungguhnya, dan belajar secara lebih dalam bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkannya di kelas.12

Sebagaimana diatur dalam Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang


Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bentuk
kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa:

10
Hanindya Restu Aulia, Keefektifan Metode Berbasis Pengalaman dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X SMA Islam YMI Wonopringgo, h. 2,
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/dekia/article/dowload/313/295 , di akses pada 20 Oktober 2023.
11
Ayu Fitria Arliyanti dan Mochammad Usman Wafa, Strategi Pembelajaran Ekstrakulikuler
Rebana di RA Nahdlatus Shibyan Jepara, (Jurnal: Pelataran Seni, Vol. 5, No. 1, 2020), h. 72-74.
12
Trianto Ibnu Badar at-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok: Kencana, 2017), h.334.

6
1. Krida

Misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah


Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dan lainnya.

2. Karya ilmiah

Misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan


kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya.

3. Latihan olah-bakat dan olah-minat

Misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam,


jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya.

4. Keagamaan

Misalnya: Tahfiz Qur’an, baca tulis Al-Qur’an, Marawis, seni kaligrafi, dsb.

5. Bidang pengembangan lainnya, yang disesuaikan dengan prioritas dan analisis


potensi dan minat peserta didik di sekolah.

Sekolah hendaknya menetapkan prioritas pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler


berdasarkan analisis potensi dan minat siswa serta kemampuan sekolah dalam
menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan
ekstrakurikuler. Sekolah dapat mengembangkan bentuk kegiatan lain berdasarkan
kearifan lokal dan situasi sosial setempat di lingkungan sekolah, dengan memperhatikan
tujuan ekstrakurikuler sekolah dasar.13

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk kegiatan


ekstrakurikuler PAI (keagamaan) yaitu:

1) Seni Tilawah /Qiro’ah

Seni tilawah adalah seni membaca Alquran dengan baik dan benar menurut ilmu
tajwid dengan disertai lagu yang indah. Ekskul Seni tilawah dimaksudkan untuk melatih
peserta didik yang memiliki minat dan potensi besar untuk menjadi Qori’ dan Qori’ah.

13
Eko Setyo Budi, Penguatan Peran Orang Tua dan Sekolah untuk Masa Depan Anak di Era
Milenial, (Yogyakarta: CV Bintang Semesta Media, 2022), h. 128.

7
Kegiatan ini sama seperti pembibitan bagi calon-calon Qori’ dan Qori’ah. Di
masyarakat seorang Qari’ atau Qari’ah sangat dibutuhkan di setiap acara seperti hajatan,
tasyakuran, bahkan perayaan hari besar Islam atau acara tradisi seremonial lainnya. 14

2) Muhadharah/Khitabah/Latihan ceramah

Nama kegiatan ini berbeda-beda di setiap sekolah atau madrasah. Sebagian


bernama Khitabah yang artinya ceramah, sebagian yang lain bernama muhadharah
(hadir bersama untuk mendengarkan ceramah) kalau untuk tingkat dasar dewasa ini
disebut da’i. Kegiatan ini bertujuan melatih terampil menyampaikan dakwah di depan
publik.

3) Khath/Seni Kaligrafi Kaligrafi adalah seni tulis Arab

Menurut Syahruddin arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang
memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara
penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis di atas
garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis,
mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk
mengubahnya.15Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik yang memiliki
minat dan potensi besar untuk menulis Arab secara artistik. Kegiatan seni menulis ini
biasanya diperlombakan di berbagai ajang, termasuk dalam kegiatan MTQ.

Adapun pembagian seni Kaligrafi menurut Golongannya yaitu:

a) Kaligrafi Golongan Dekorasi

Kaligrafi dekorasi adalah peringkasan dari kaligrafi golongan dekorasi, bagian


dari komponen yang dilombakan dalam MTQ baik tingkat daerah maupun ditingkat
nasional. Tetapi disini tidak berarti kaligrafi dekorasi tidak memiliki identitas dekorasi,
sedangkan kaligrafi sendiri adalah tulisan yang dirangkai dengan nilai estetika yang
bersumber pada akal pikiran manusia dan diwujudkan dengan benda materi (alat tulis)
yang diikat aturan-aturan tertentu.

14
Kementerian Agama, Pengembangan Model Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah,
(Jakarta: Departemen Agama, 2015). h. 59.
15
Syahruddin, Teknik Pengelolaan Kaligrafi Dekorasi (Jakarta: Kalimah, 2000). h. 2.

8
b) Kaligrafi Hiasan Golongan Mushaf

Hiasan Mushaf adalah sebuah kaligrafi yang dipadukan dengan berbagai motif
dan jenis hiasan pinggir dalam warna dan gaya yang menarik, kaligrafi jenis ini
merupakan bentuk dari suatu hiasan yang terdapat pada Alquran di halaman awal dan
kedua.

c) Kaligrafi Golongan Naskah

Kaligrafi golongan naskah, adalah kaligrafi hitam putih dari karton BC lux dan
tinta celup atau yang biasa disebut dengan tinta cina yang dimana
penulisannyamenggunakan pena yang terbuat dari kayu handam. Khusus pada event
lomba pada MTQ cabang musabbaqoh khat Al-Qur‟an (MKQ) para peserta diharuskan
membuat dua buah karya, satu lembar wajib menggunakan Khat Naskhi dan lembar
kedua memuat sekitar 6 jenis gaya tulisan yaitu Tsulus, Diwani, Diwani Jali, Riq'ah,
Farisi, dan Kufi yang diramu dalam berbagai kreasi agar terlihat menarik dan inovatif.

d) Kaligrafi Golongan Kontemporer

Kaligrafi kontemporer merupakan karya seni kaligrafi baru yang sifatnya


melakukan “pemberontakan” atas kaidah-kaidah murni kaligrafi klasik.

Dalam kaligrafi terdapat beberapa macam khat kaligrafi diantaranya yaitu: 16

1. Khat Diwani

16
Didin Sirojudin, Melukis Kaligrafi (Jakarta: Studio Lemka, 2002). h. 180-183.

9
2. Khat Diwani Jali

3. Khat Farisi

4. Khat Ijazah

10
5. Khat Rifqah

7. Khat Tsulus

4) Pembinaan dan Pengembangan Kesenian lslami

Diselenggarakan di madrasah atau sekolah cukup banyak. Tetapi yang paling


umum adalah musik hadrah sastra. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta
didik yang memiliki minat dan bakat di bidang kesenian Islam. Kegiatan hadrah
misalnya diselenggarakan bersamaan dengan diba’an/barzanji baik dalam kegiatan
reguler maupun saat kegiatan peringatan Maulid Nabi. Pembinaan ini biasanya tidak
melibatkan peserta didik secara umum tetapi hanya untuk peserta didik yang memiliki
minat dan bakat di bidang seni.17
17
Mahariah, Mursal Aziz, HM Hasbie Ashshiddiqi, Ekstrakurikuler PAI (Pendidikan Agama
Islam): Dari Membaca Al-Qur’an Sampai Menulis Kaligrafi, (Banten: Media Madani, 2020), h. 20.

11
5) Forum Debat Forum debat

Adalah forum yang disediakan untuk memberi kesempatan kepada santri


melakukan debat tentang suatu masalah yang dilematis. Forum debat dimaksudkan
sebagai latihan untuk terampil dan tangkas dalam mempertahankan gagasan dan
pemikiran serta kritis terhadap pemikiran orang. Kegiatan debat ini melatih peserta
didik untuk berpikir kritis. Selain itu untuk bisa ikut serta dalam debat peserta didik
tentunya harus memiliki wawasan keilmuan.18

6) Pembacaan Tahlil, Barzanji/Diba'an, Istighotsah

Kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat yang sudah dibalut dengan amalan-
amalan, ritual-ritual ibadah keagamaan. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun di
masyarakat Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih peserta didik untuk bisa
menghafal, mengelola dan memimpin pembacaan Tahlil, Istighatsah, Barzanji/Diba’an.
Pelaksanaan kegiatan ini bisa dilaksanakan di Masjid atau Mushalla bahkan di kelas.
Diba’/barzanji adalah puji-pujian dalam bahasa Arab kepada Nabi Muhammad saw
dalam bentuk syair yang dilagukan, di dalamnya juga terselip sejarah dan pesan akhlak.
Kadang kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum’at digabung dengan pembacaan
tahlil. lstighatsah secara harfiah artinya memohon keselamatan dari kesulitan. Dalam
pengertian umum yang dipahami umat Islam di Indonesia khususnya, istighatsah adalah
doa bersama melalui bacaan-bacaan tertentu. Bagi santri, istighatsah bukan sekadar
melatih keterampilan memimpin do’a bersama, tetapi juga bisa menjadi proses
pencerahan spritual. lstighasah biasa dilaksanakan setiap bulan sekali.19

7) Praktik Perawatan Jenazah (Tajhizul Mayit)

Perawatan jenazah adalah kegiatan berupa memperlakukan orang yang


menjelang meninggal dunia, memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan
serta mentalqinkan. Perawatan jenazah salah satu materi penting di masyarakat. Karena
itu peserta didik perlu dibekali keterampilan ini melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik paham dan terampil dalam
merawat jenazah, mulai dari memperlakukan orang menjelang meninggal dunia,
memandikan, mengkafani, mensalati dan menguburkan serta mentalqinkan.
18
Ibid, h.19.
19
Ibid, h.18.

12
Hukum pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah. Fardhu kifayah adalah suatu
kewajiban yang apabila sudah dilaksanakan oleh sebahagian orang maka sebagian yang
lain terbebas dari dosa dan apabila tidak ada satu orangpun yang melaksanakannya
maka semua berdosa.14 Terdapat beberapa firman Allah Swt tentang kematian dalam
Q.S An-Nisa Ayat 78 dan Q.S Al-Ankabut Ayat 57 berikut ini:

‫َاْيَنَم ا َتُك ْو ُنْو ا ُيْد ِرْكُّك ُم اْلَم ْو ُت َو َلْو ُكْنُتْم ِفْي ُبُرْو ٍج ُّم َش َّيَد ٍةۗ َو ِاْن ُتِص ْبُهْم‬
‫َح َس َنٌة َّيُقْو ُلْو ا ٰه ِذٖه ِم ْن ِع ْنِد ِهّٰللاۚ َو ِاْن ُتِص ْبُهْم َس ِّيَئٌة َّيُقْو ُلْو ا ٰه ِذٖه ِم ْن ِع ْنِد َك ۗ ُقْل ُك ٌّل‬
‫ِّم ْن ِع ْنِد ِهّٰللاۗ َفَم اِل ٰٓهُؤ ۤاَل ِء اْلَقْو ِم اَل َيَك اُد ْو َن َيْفَقُهْو َن َح ِد ْيًثا‬

Artinya: “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,


kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka
ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muham-mad).”
Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu
(orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”
Q.S An-Nisa Ayat 78.

‫ُك ُّل َنْفٍس َذ ۤا ِٕىَقُة اْلَم ْو ِۗت ُثَّم ِاَلْيَنا ُتْر َج ُعْو َن‬
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada
Kami kamu dikembalikan”(Q.S Al-Ankabut Ayat 57).

Selanjutnya Rasulullah Saw juga mengatakan bahwasanya sebaik- baik orang


beriman adalah ia yang senantiasa mengingat kematian. Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar berikut ini:

“Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma bercerita: Aku pernah bersama


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar
mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam lalu
bertanya: Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik? Beliau
menjawab: Yang paling baik akhlaknya, orang ini bertanya lagi: Lalu orang beriman
manakah yang paling berakal (cerdas)? Beliau menjawab: Yang paling banyak

13
mengingat kematian danpaling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang
berakal. (HR. Ibnu Majah)

BAHASA ARAB DAN ULUMUL HADISNYA??/

Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PAI yang bisa ditemukan di sekolah atau


madrasah selain dari yang dipaparkan di atas adalah kegiatan rohis, fahmil Quran,
syarhil Quran, hifdzil Quran dan lain-lain. Sedangkan menurut Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam nomor DJ.1/12A tahun 2009, jenis Ekstrakurikuler PAI di
Sekolah antara lain: Pesantren Kilat, Pembiasaan Akhlak Mulia, Tuntas Baca Tulis al-
Qur’an, Ibadah Ramadhan, Wisata Rohani, Kegiatan Rohani Islam, Pekan Keterampilan
dan Seni PAI, Peringatan Hari Besar Islam.20

Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih mencakup beberapa tahap


yang perlu dilakukan agar dapat terlaksana dengan baik, sebagaimana dalam pedoman
kegiatan ektrakurikuler. Pengembangan kegiatan ektrakurikuler disatuan Pendidikan
dapat dilakukan melalui tahapan:21

(1) Analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan


Ektrakurikuler;
(2) Identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
(3) Menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
(4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan Pendidikan lainnya;
(5) Menyusun program kegiatan ektrakurikuler.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa satuan Pendidikan


(Kepala madrasah, Guru, dan Tenaga Kependidikan) perlu secara aktif melaksanakan
tahapan tersebut yang selanjutnya dikembangkan kedalam program yang sesuai dengan
kondisi suatu Pendidikan.

Suryosubroto mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua


macam, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Ekstrakurikuler yang bersifat rutin

20
Muh. Hambali dan Eva Yulianti, “Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan
Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit,” Jurnal Pedagogik 5, no. 2 (2018): 193–208. h. 199.
21
Nur Hamdiyati, Manajemen Ekstrakulikuler di Madrasah Ibtidaiyah, (Jawa Barat: PT Ar Rad
Pratama, 2023), h. 56.

14
adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti:
latihan bola voly, latihan sepak bola dan sebagainya, sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada
waktu tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olahraga dan
sebagainya.22

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81A tahun


2013 Tentang Implementasi Kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan
berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu
yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.23

Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut:24

a. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti


oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu
yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tersebut. Berdasarkan Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah
menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas.
b. Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS,
dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain
kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau
berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga
seperti klub sepak bola atau klub bola voli.

C. Membangun Kelas Ekstrakurikuler

22
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 288-
290.
23
Mohamad Syarif Sumantri, Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar, (Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing, 2022), h. 252.
24
Nailul Azmi, Manajemen Pendidikan Karakter, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2023), h. 48.

15
Membangun dan mengelola kelas ekstrakurikuler tentunya ada beberapa tahapan
mulai dari perencanaan ekstrakurikuler, analisis kebutuhan, menetapkan jenis kegiatan
ekstrakurikuler, penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler, pelaksanaan
ekstrakurikuler, sampai kepada evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler.25

1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Langkah pertama yang harus dilakukan ialah identifikasi minat dan kebutuhan
siswa. Apa yang mereka inginkan dari ekstrakurikuler ini? Apakah ada minat yang
dominan diantara siswa?. Dengan begitu Kegiatan ekstrakurikuler disajikan untuk
seluruh peserta didik dengan memilih sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan
kemampuannya.Hakikatnya dilandaskan pada kebijakan yang berlaku dan kapabilitas
sekolah, kesanggupan para orang tua/wali, dan kondisi lingkungan sekolah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu sebagai berikut:26

1) Proses analisis kebutuhan sekolah dan potensi peserta didik.


2) Proses analisis kesesuaian sarana dan prasarana.
3) Rencana strategi pelaksanaan program ekstrakurikuler.
4) Pembiayaan program ekstrakurikuler.
5) Pelaksanaan program ekstrakurikuler.
6) Evaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler.
7) Komponen Penilaian program ekstrakurikuler.

2. Analisis Kebutuhan Peserta Didik


Analisis kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan ini, menjadi penting dilakukan
untuk menentukan apa saja yang menjadi kebutuhan serta keinginan dari peserta didik,
sarana apa saja yang telah dimiliki oleh pihak sekolah, serta kesiapan dari sumber daya
manusianya, dan lain-lain. Selain itu, diperlukan juga dalam rangka untuk
mengidentifikasi daya dukung yang telah dimiliki serta yang nantinya diperlukan pihak
satuan pendidikan sebelum digunakan untuk menentukan berbagai macam kegiatan
ekstrakurikuler.27

25
Muh. Hambali dan Eva Yulianti, Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan
Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit, h. 199.
26
Ibid
27
Khusna Shilviana and Tasman Hamami, “Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Dan
Ekstrakurikuler”,(Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 8, no. 1, 2020), h.171- 172.

16
Diantara berbagai hal yang menjadi penting untuk menjadi perhatian ketika
menganalisis kebutuhan yang berkenaan dalam mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler diantaranya yaitu sebagai berikut:28

a) Merancang kembali beberapa program dari pengembangan ekstrakurikuler


untuk selanjutnya menganalisisnya dengan beberapa kegiatan yang sudah ada
untuk kemudian dicari apa yang menjadi kesenjangannya dengan kegiatan
yang diinginkan.
b) Merumuskan sasaran mutu yang ingin dicapai untuk kemudian melakukan
analisis terhadap kepengelolaan dalam masing-masing unit kegiatan.
c) Menentukan apa saja yang menjadi faktor yang mendukung serta faktor yang
menghambat.
d) Menerapkan apa yang strategi dalam rangka untuk mewujudkan kegiatan
ekstrakurikuler, misalnya seperti membina kerjasama internal dan kemitraan
eksternal, pengembangan kapasitas, serta pemberdayaan terhadap sistem
informasi.
e) Mengadakan kegiatan penilaian secara terus menerus dengan berdasarkan titik
tolak yang jelas sehingga nantinya bisa melakukan perbaikan setelahnya.

3. Menetapkan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Ketika akan menetapkan jenis kegiatan ekstrakurikuler bisa dilakukan dengan cara
menelusuri atau menyaringan terhadap apa yang menjadi potensi, keinginan, bakat,
motivasi dan kecakapan peserta didik dengan tetap mempertimbangkan dari adanya
kuota untuk peserta didikdalam masing-masing program kegiatan ekstrakurikuler yang
nantinya akan dilaksanakan. Dalam kegiatan penyaringan ini bisa dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya yaitu test, angket, wawancara/penawaran tertentu. Untuk
selanjutnya, nanti sekolah juga akan melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah
tertentu berdasarkan pada kuota siswa yang dianggap berhak untuk mengikuti jenis
program kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya akan dilaksanakan. Dalam tahapan ini,
sekaligus akan ditentukan siapa-siapa saja yang nantinya akan menjadi pembina atau

28
Kemendikbud, Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar (Jakarta:
Kemendikbud, 2016). h. 32-33.

17
pelatih. Hal ini diperlukan dengan tujuan supaya dalam pendistribusian sumber daya
manusia yang ada dapat dilakukan secara merata.29

4. Penyusunan Program Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler, setidaknya memuat


beberapa hal diantaranya yaitu:30

1. Penjelasan dan tujuan umum.


2. Pendeskripsian dari masing-masing jenis program kegiatan.
3. Pengelolaan.
4. Pendanaan.
5. Evaluasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa dalam menyusun


program kegiatan ekstrakurikuler setidaknya terdapat beberapa hal diantaranya yaitu: 31

a. Jenis kegiatan, tentukan satu dari berbagai jenis program kegiatan


ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan.
b. Waktu kegiatan, sesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler.
c. Sasaran, yaitu tentukan siapa-siapa saja yang diharuskan untuk mengikuti
program kegiatan ekstrakurikuler.
d. Rangkaian kegiatan, dalam menyusun rangkaian kegiatan juga harus sesuai
dengan ketentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
e. Tempat kegiatan, bisa dilaksanakan di sekolah ataupun madrasah atau
bahkan tempat yang lainnya.
f. Peralatan yang digunakan, dalam hal ini disesuaikan dengan karakter dari
jenis kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan.
g. Pelaksana, yaitu bisa saja berupa pelaksana yang utama serta pihak-pihak
yang lainnya yang ikut terlibat di dalamnya.
h. Pengorganisasian kegiatan, hal ini juga disesuaiakan dengan karakteristik
dari jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan.

29
Ibid, h.33-34.
30
Shilviana and Hamami, Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Dan Ekstrakurikuler, h.173.
31
Kemendikbud, Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar. h. 37-38.

18
i. Anggaran, yakni dana yang diperlukan dalam semua kegiatan yang telah
direncanakan.

5. Pelaksanaan Ekstrakurikuler

Dalam menetukan pelaksanaan dari program kegiatan ekstrakurikuler, harus di atur


supaya tidak bertentangan atau menjadi hambatan dalam pelaksanaan dari program
intrakurikuler dan juga kokurikuler.

Terdapat beberapa hal dalam pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler,


yakni:32

1. Nama kegiatan, hal ini disesuaikan berdasarkan susunan dari program kerja
yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Mengadakan berbagai perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dengan
tetap disesuaikan pada masing-masing tahapan kegiatan.
3. Pengadaan pelaksana kegiatan.
4. Kegiatan awal, dalam hal ini kegiatan dilakukan lebih kepada persiapan
peserta didik untuk melaksanakan kegiatan inti.
5. Kegiatan inti, yaitu disesuaikan dengan inti yang ingin dicapai dalam tujuan
kegiatan tersebut.
6. Kegiatan akhir, yaitu akhiri kelas ekstrakurikuler dengan pameran atau
pertunjukan di mana siswa dapat memamerkan apa yang telah mereka pelajari.
7. Penilaian, yaitu menilai hasil akhir dan beberapa proses penyelenggaraan dari
masing-masing tahapan pelaksanaan kegiatan. Proses dan mutu dari apa yang
telah dicapai peserta didik berkaitan dengan kegiatan yang dimaksud.

6. Evaluasi Ekstrakurikuler

Evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai proses penilaian yang didasarkan
pada kriteria, tujuan, atau sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya diikuti

32
Shilviana and Hamami, h. 174.

19
dengan pengambilan keputusan atau kesimpulan atas objek yang telah dievaluasi.
Dalam evaluasi sering menggunakan istilah tes, pengukuran dan penilaian.33

Sesuai dengan hasil dari monitoring serta evaluasi yang telah dilaksanakan pada
tiap-tiap semester, selanjutnya satuan pendidikan berhak menambah atau bahkan
mengurangi ragam kegiatan yang dilakukan dalam ektrakurikuler sehingga dapat
dijadikan acuan dalam memperbaikan pedoman program kegiatan yang akan
diberlakukan untuk tahun ajaran berikutnya.

Dalam memonitoring serta mengevaluasi program kegiatan ekstrakurikuler, ada


beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun beberapa program evaluasi.


2. Mengadakan beberapa informasi yang didapat dari beragam sumber yang ada
kaitannya dengan apa yang telah direncanakan serta penerapannya dalam
program.
3. Melakukan analisis terhadap aspek apa saja yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang menunjang keberhasilan serta kegagalan dalam mencapai program
yang dituju.
4. Rekomendasi yang beragam disesuaikan dengan dilaksanakannya waktu
evaluasi.34

Apabila evaluasi dilakukan pada masa awal kegiatan, nanti hasilnya bisa dijadikan
masukan atau saran mengenai faktor apa saja yang menjadi kesulitan serta penghambat
dalam penerapan program kegiatan. Manakala evaluasi dilakukan pada tengah-tengah
kegiatan, nanti hasilnya bisa dijadikan masukan serta perbaikan dalam pelaksanaan
program. Ketika evalusi dilaksanakan pada masa akhir kegiatan, nanti hasilnya dapat
dijadikan pembelajaran sekaligus masukan dalam perencanaan program mendatang.35

Disimpulkan bahwa dalam membangun kelas ekstrakurikuler tentu memerlukan


perencanaan, pengelolaan, dan pengakuan prestasi siswa yang matang. Sekolah
hendaknya menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat

33
Hambali dan Yulianti, Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap Pembentukan Karakter Religius
Peserta Didik Di Kota Majapahit, h. 205.
34
Ibid, h. 175.
35
Ibid, h. 176.

20
dan bakat siswa, dan guru hendaknya memberikan bimbingan dan dukungan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan minatnya.

D. Penilaian Keterampilan, Portofolio, dan Tugas Siswa dalam Pembelajaran


Ekstrakurikuler

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan perilaku
siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran. Dengan mengetahui tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran maka dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan memperbaiki diri siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, hasil
penilaian tidak hanya berguna untuk mengetahui apakah perubahan perilaku siswa telah
tercapai, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya perbaikan proses pembelajaran. 36

1. Penilaian Keterampilan

Dalam penilaian kompetensi keterampilan dapat dinilai dengan menggunakan


tes praktek dan projek, yang akan diuraikan berikut ini:

a) Tes Praktek

Penilaian tes praktek ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan untuk
kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis karena apa yang
dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. 37Dalam
kegiatan ekstrakurikuler tes praktek dapat menjadi salah satu sistem penilaian untuk
menilai kegiatan ekstrakurikuler seperti tilawatil Qur’an (Qira’ah), muhadhoroh
(ceramah), fardhu kifayah, kaligrafi dan lain sebagainya.

b) Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselenggarakan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan

36
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Islami (Bandung: Citapustaka Media, 2016). h. 43-44.
37
Ibid. h. 94-95

21
diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,
kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelididkan
tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara
jelas.38

Dalam penilaian proyek terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan


diantaranya yaitu:39

1. Kemampuan pengelolaan untuk memilih topik yang tepat dan mencari informasi
serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2. Relevansi dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman pada
pembelajaran.
3. Keaslian yang dilakukan peserta didik dan merupakan hasil karyanya.

Penilaian proyek dapat dilakukan mulai dari perencanaan, proses selama


pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dalam kegiatan ektrakurikuler,
penilaian proyek ini bisa diterapkan dalam melakuan penilaian terhadap fardhu kifayah
yaitu kepengurusan jenazah, praktek sholat dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Contoh Penilaian Proyek???

2. Portofolio

Untuk mengetahui pengertian protofolio, terdapat beberapa tokoh yang


merumuskan pengertian portofolio diantaranya berikut ini:
Paulsan menjelaskan, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang
menunjukkan usaha, perkembangan, dan keterampilannya dalam satu atau beberapa
bidang. Koleksi ini harus mencakup partisipasi siswa dalam pemilihan konten, kriteria
pemilihan, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Menurut Grounlund, portofolio
mencakup berbagai contoh karya siswa tergantung pada luasnya tujuannya. 40 Apa yang
harus ditulis tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Kemudian
Sumarna Surapranata dalam Nurmawati menjelaskan bahwa portofolio merupakan
kumpulan atau pilihan dokumen yang dapat memberikan informasi untuk suatu
38
Ibid
39
Bestari dan Wicaksono, Dalam Asesmen Berbasis Kelas (Jakarta: Penilaian Pendidikan
Balitbang, 2008). h. 3.
40
N.E. Grounlund dan R.L. Linn, Measurement and Evaluation In Teaching, (New York: Allyn
& Bacon-A Simon & Schuster Company, 1990), h.

22
penilaian. Dalam dunia pendidikan, suatu kumpulan atau hasil karya berisikan hasil
karya siswa dalam kurun waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi
penilaian obyektif yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut.
dalam lingkungan dan suasana belajar yang alami. Hasil kerja yang dimaksud
merupakan ukuran seberapa baik tugas yang diberikan kepada siswa telah terlaksana
sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.41

Dari ketiga pengertian yang diuraikan diatas tersebut, maka dapat dipahami
bahwa portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang dapat
didokumentasikan selama waktu tertentu, dokumen tersebut dapat memberikan
informasi bagi suatu penilaian yang objektif, hasil kerja dimaksudkan menjad menjadi
ukuran tentang seberapa baik tugas yang diberikan kepada siswa telah dilaksanakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.42

3. Tugas Siswa

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah tentunya membawa


manfaat, baik bagi siswa, sekolah, dunia pendidikan dan masyarakat luas. kegiatan yang
dilakukan di luar jam sekolah yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Dan kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan ilmu yang
diperoleh dalam program kurikuler dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan. Selain
dilaksanakan di sekolah, kegiatan ini juga dapat dilaksanakan di luar sekolah guna
memperkaya dan memperluas pengetahuan atau kemampuan meningkatkan nilai-nilai
sikap guna menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah dipelajari dari berbagai mata
pelajaran dan sekolah.

Peserta didik merupakan manusia yang mempunyai potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Di sini tugas pendidik adalah
membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diinginkan, tanpa melepaskan tugas kemanusiaannya; baik
secara vertikal maupun horizontal. Ibarat sawah, mahasiswa adalah masyarakat yang
mempunyai hak untuk bercocok tanam dan memanfaatkan sawahnya (potensi).
Sedangkan pendidik (termasuk orang tua) hanya bertugas menyiram dan mengontrol

41
Nurmawati, Evaluasi Pendidikan Islami. h. 104-105
42
Ibid. h. 105

23
tanaman agar tumbuh dengan baik sebagaimana mestinya, sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku.43

Tugas utama peserta didik adalah belajar, menuntut ilmu dan mempraktekkan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana juga Rasul nayatakan
bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimat. Keberhasilan
anak didik ditentukan oleh tiga hal yang mendasar diantaranya yaitu berikut ini: 44

1. Sikap anak didik yang mencintai ilmu dan para pendidiknya.


2. Sikap peserta didik yang selalu konsentrasi dalam belajar.
3. Tumbuhnya sikap mental yang dewasa dan mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan.

Dalam proses pendidikan, peserta didik haruslah melaksanakan setiap


kewajibannya. Al Ghazali memaparkan kewajiban peserta didik antara lain yaitu: 45

1. Peserta didik/murid wajib membersihkan jiwa.


2. Peserta didik haruslah memusatkan perhatiannya secara penuh kepada studinya
dan jangan sampai terganggu oleh urusan-urusan duniawi.
3. Peserta didik haruslah menghormati guru.
4. Peserta didik haruslah menghindarkan diri dari keterlibatan dalam kontroversi
dan pertentangan dikalangan akademis.
5. Peserta didik mesti berupaya maksimal mempelajari setiap cabang pengetahuan
yang terpuji dan memahami tujuannya masing-masing.
6. Peserta didik atau murid hendaknya mencermati dan memahami sekuens logis
dari disiplin ilmu yang sedang digelutinya dan kemudian mempelajarinya
berdasarkan sekuens logis tersebut.
7. Murid haruslah memastikan kebaikan dan nilai dari disiplin ilmu yang sedang
dia tekuni atau yang ingin dia tekuni.
8. Murid harus merumuskan tujuan belajar secara benar.
9. Murid haruslah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh hubungan antara
cabang-cabang yang dia pelajari dengan tujuan akhirnya.

43
Fauzi Ahmad Syawaluddin, Esensi Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah 1, no. 2 (2017): 1–9. h. 2.
44
Ibid. h. 5.
45
Ibid.

24
Berikut akan dipaparkan contoh tugas siswa:

BAB III

PENUTUP

1. Strategi pembelajaran adalah cara atau metode yang digunakan untuk


meningkatkan pemahaman peserta didik dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar

25
ketentuan kurikulum yang berlaku, namun bersifat pedagogis dan menunjang
pendidikan dalam menunjang tercapainya tujuan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan siswa.
2. Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran ekstrakurikuler yang digunakan
oleh guru dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler: Strategi pembelajaran
langsung/Observasi, Strategi pembelajaran tidak langsung, Strategi
pembelajaran melalui latihan/Demonstasi, Strategi pembelajaran melalui diskusi,
Strategi pembelajaran melalui pengalaman.
3. Melalui strategi pembelajaran yang tepat, beragam bentuk kegiatan, upaya yang
konsisten dalam membangunnya, dan penilaian yang baik, sekolah dapat
meningkatkan pengalaman pendidikan siswa di luar kelas.
4. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya mendukung
perkembangan keterampilan dan minat siswa, tetapi juga membantu dalam
membentuk karakter, kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab siswa.
5. Sebagaimana diatur dalam Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa: Krida, Karya ilmiah, Latihan
olah-bakat dan olah-minat, Keagamaan, dan Bidang pengembangan lainnya,
yang disesuaikan dengan prioritas dan analisis potensi dan minat peserta didik di
sekolah.
6. Membangun dan mengelola kelas ekstrakurikuler tentunya ada beberapa tahapan
mulai dari perencanaan ekstrakurikuler, analisis kebutuhan, menetapkan jenis
kegiatan ekstrakurikuler, penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler,
pelaksanaan ekstrakurikuler, sampai kepada evaluasi pelaksanaan
ekstrakurikuler.
7. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Oleh karena itu, penilaian hendaknya mengkaji sejauh mana perubahan
perilaku siswa yang terjadi melalui proses pembelajaran.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sarwinto, Alfris. 2016. Skripsi tentang Strategi Pembelajaran Ekstrakurikuler Karawitan di


SMP Negeri 1 Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ajeng Shafna Kulowani, Raden dan Irwansyah. 2021. Strategi Guru Ekstrakurikuler
dalam Meningkatkan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Tari Nias di SMPN 3
Sunggal. Medan: Jurnal Seni Tari, Vol. 10, No. 1.
Siti Nurhasanah, dkk. 2019. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Edu Pustaka.

27
Syafaruddin dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum
Teaching.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ibnu Badar at-Taubany, Trianto dan Hadi Suseno. 2017. Desain Pengembangan
Kurikulum 2013 di Madrasah. Depok: Kencana.
Setyo Budi, Eko. 2022. Penguatan Peran Orang Tua dan Sekolah untuk Masa Depan
Anak di Era Milenial. Yogyakarta: CV Bintang Semesta Media.
Kementerian Agama. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Madrasah Diniyah
Takmiliyah. Jakarta: Departemen Agama.
Mahariah, Mursal Aziz, HM Hasbie Ashshiddiqi. 2020. Ekstrakurikuler PAI
(Pendidikan Agama Islam): Dari Membaca Al-Qur’an Sampai Menulis
Kaligrafi. Banten: Media Madani.
Hambali, Muh dan Eva Yulianti. 2018. Ekstrakurikuler Keagamaan Terhadap
Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik Di Kota Majapahit, Jurnal
Pedagogik 5, no. 2: 193–208.
Hamdiyati, Nur. 2023. Manajemen Ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah. Jawa
Barat: PT Ar Rad Pratama.
Syarif Sumantri, Mohamad. 2022. Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Azmi, Nailul. 2023. Manajemen Pendidikan Karakter. Riau: DOTPLUS Publisher.
Shilviana, Khusna dan Tasman Hamami. 2020. Pengembangan Kegiatan Kokurikuler
Dan Ekstrakurikuler. Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan 8, no.
1.
Kemendikbud. 2016. Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kemendikbud.
Nurmawati. 2016. Evaluasi Pendidikan Islami. Bandung: Citapustaka Media.
Bestari dan Wicaksono. 2008. Dalam Asesmen Berbasis Kelas. Jakarta: Penilaian
Pendidikan Balitbang.
Ahmad Syawaluddin, Fauzi. 2017. Esensi Peserta Didik Dalam Perspektif Pendidikan
Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah 1, no. 2: 1–9.
Dika Iswangga, Komara.2020. Tesis tentangStrategi Pembelajaran Ekstrakurikuler Karawitan

28
di SMA Negeri 1 Pemalang. Universitas Negeri Semarang.
Kurniawan, Rambang. 2015. Skripsi tentang Strategi Pembelajaran Band pada
Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bangsri Jepara. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fitria Arliyanti, Ayu dan Mochammad Usman Wafa. 2020. Strategi Pembelajaran
Ekstrakurikuler Rebana di RA Nahdlatus Shibyan Jepara. Jurnal: Pelataran Seni,
Vol. 5, No. 1.
Abdullah, Faisal. 2014. Bakat dan Kreatifitas. Palembang: Noerfikri.
Syahruddin. 2000. Teknik Pengelolaan Kaligrafi Dekorasi. Jakarta: Kalimah.
Didin Sirojudin. 2002. Melukis Kaligrafi. Jakarta: Studio Lemka.

29

Anda mungkin juga menyukai