Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SASARAN INOVASI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Inovasi Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Juliani, S.Ag, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

Nurul Handini (0306212106)

Nadia Syahfitri (0306213102)

Nabilla Ulkhaira (0305213158)

Putri Puspitasari (0306213154)

Kelas : PGMI 3/SEMESTER VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya kami dapatkan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang berarti Makalah ini
kami susun untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan dan menyelesaikan tugas
kelompok Inovasi Pendidikan Makalah ini berjudul"Sasaran Inovasi."

Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Ibu Dr. Juliani,
S.Ag, M.Pd.I , yang telah menyampaikan tugas ini. tidak lupa kami pula mengucapkan
terima kasih pada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran serta kritik dari
semua pihak sangat kami harapkan apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja dalam tulisan ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 12 Maret 2024

Kelompok 3
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Sasaran Inovasi Guru .............................................................................................. 2


B. Sasaran Inovasi Siswa............................................................................................. 2
C. Sasaran Inovasi Kurikulum..................................................................................... 4
D. Sasaran Inovasi Fasilitas..........................................................................................
E. Sasaran Inovasi Lingkup Masyarakat......................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara barang-barang
buatan manusia, yang diamati dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau
kelompok orang (masyarakat). Oleh karena itu inovasi pendidikan sangat perlu.
Dalam bukunya Miles yang diterjemahkan oleh Wasty Soemanto: inovasi adalah
macam-macam perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus
untuk mencapai tujuan-tujuan system. Hal yang baru itu dapat berupa hasil invention
atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai
sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat, jadi perubahan ini
direncanakan dan dikehendaki.
Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu
yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Inovasi
adalah sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya
yang kemudian disebut dengan invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru
sebab sebelumnya sudah ada dalam konteks sosial yang lain kemudian disebut dengan
istilah discovery. (Sulistio, Kusumawati, and Chasanah 2022)
Inovasi memiliki peran penting dalam transformasi pendidikan. Melalui
inovasi, pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mengatasi tantangan
yang ada, menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, dan mempersiapkan peserta
didik untuk masa depan. Dengan menerapkan inovasi secara efektif, pendidikan dapat
menjadi lebih relevan, menarik, dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
perkembangan peserta didik serta kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Inovasi
memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era yang
terus berkembang ini. Melalui pendekatan yang kreatif dan penggunaan teknologi
mutakhir, inovasi membawa perubahan yang signifikan dalam cara pembelajaran
disampaikan dan diakses.(Yusuf 2018)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sasaran inovasi guru ?
2. Apa saja sasaran inovasi siswa ?
3. Apa saja sasaran inovasi kurikulum?
4. Apa saja sasaran inovasi fasilitas ?
5. Apa saja sasaran inovasi lingkup masyarakat ?
6.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sasaran inovasi guru.
2. Untuk mengetahui sasaram inovasi siswa
3. Untuk mengetahui sasaran inovasi kurikulum
4. Untuk mengetahui sasaran inovasi fasilitas.
5. Untuk mengetahui sasaran inovasi lingkup masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Sasaran Strategi Inovasi Pendidikan


Tujuan strategi inovasi dalam pendidikan adalah untuk mendorong sekaligus
memfasilitasi perancangan, pengembangan dan implementasi dari inovasi pendidikan,
agar sistem pendidikan terus berjalan, berkembang dan berkelanjutan memenuhi
tantangan masa depan. Strategi dalam inovasi pendidikan dirancang untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif, melalui pengembangan kebijakan, kerjasama,
dan alokasi sumber daya yang sesuai Sasaran dari strategi inovasi pendidikan berada
pada beberapa tingkatan pendidikan. Pertama, pada tingkat sistem, sasarannya adalah
mengembangkan kerangka kebijakan dan infrastruktur yang mendukung inovasi.
Misalkan kebijakan penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pengembangan
infrastruktur teknologi informasi di sekolah. Kedua, pada Tingkat sekolah dan kelas,
sasarannya adalah implementasi inovasi dalam kurikulum dan 13 metode pengajaran,
serta melibatkan semua stakeholder sekolah dalam proses inovasi. Ketiga, pada
tingkat individu, sasarannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan kesiapan
siswa untuk masa depan, melalui pembelajaran dengan media digital yang lebih
relevan, inovatif dan efektif. (Ugik Romadi 2023)
A. Sasaran Inovasi Guru
Pendidik yang memiliki kompeten dan kreativitas tinggi sangat diperlukan
dalam pendidikan yang lebih inovatif. Pendidik harus memiliki karakteristik
penyampaian dalam pembelajaran supaya mudah difahami. Pendidik adalah ujung
tombak di dalam proses pendidikan sehingga sangat berpengaruh dalam kegiatan
proses belajar. Langkah-langkah perubahan yang dilakukan pendidik yaitu:
merencanakan pembelajaran, menerapkan pembelajaran, melaksanakan tugas
administratif, mampu berkomunikasi, mengembangkan kemampuan pribadi dan
kemampuan peserta didik.
Adapun bentuk kewibawaan pendidik yaitu: menguasai materi, metode
mengajar yang sesuai, hubungan antar individu dan pengalaman serta keterampilan
pendidik. Pendidik harus pintar intelektual, memiliki kompetensi pedagogik,
professional, individual dan sosial. Pendidik harus dapat menempatkan dirinya
sebagai informator, motivator, fasilitator, oragnizer dan evaluator untuk menciptakan
proses pembelajaran yang inovatif dan dinamis. Maka dalam hal pembaharuan
pendidikan, keterlibatan pendidik memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah
inovasi pendidikan.(Agusta et al. 2021)
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten
dan memiliki kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai cara menyampaikan
pembelajaran agar belajar itu menarik dan mudah dimengerti. Peran guru pada inovasi
di sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru
harus tetap memerhatikan sejumlah kepentingan siswa, di samping harus
memerhatikan suatu tindakan inovasinya. Langkah-langkah perubahan yang
dilakukan oleh seorang guru pun tidak terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang
harus dicapai, seperti:
a. Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran),
b. Implementing Instructions (Menerapkan Pembelajaran),
c. Performing Administrative Duties (Melaksanakan Tugas-Tugas Administratif),
d. Communicating (Berkomunikasi)
e. Development Personal Skills (Mengembangkan Kemampuan Pribadi)
f. Developing Pupil Self (Mengembangkan Kemampuan Peserta Didik).

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang
sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan
guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun
efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya pada tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasinya memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi pendidikan. Guru
menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar mencapai tujuan secara
optimal. Seorang guru tidak hanya harus pintar dari segi intelektualnya, tetapi juga
harus memiliki kompetensi pedagogi, profesional, individual, dan sosial. Selain itu,
guru juga harus kreatif dan inovatif. Untuk itu guru harus mampu menempatkan
dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer,
fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran yang
dinamis dan inovatif. (Saputera 2022)

Inovasi yang dilakukan terhadap guru memberikan pengaruh terhadap pada


peran dan fungsi guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran. Secara
khusus dalam pembelajaran guru mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong,
membimbing dan memfasilitas siswa untuk belajar. Ki Hajar Dewantara
menegaskan pentingnya peran dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkapan: Ing
ngarsa sung tulada berarti guru berada di depan memberi teladan, ing madya
mangun karsa, berarti guru berada ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa,
dan tut wuri handayani berarti guru dari belakang memberikan dorongan dan arahan.
Konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara ini menjadi pedoman dalam
melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.

Merujuk kepada konsep yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka guru


merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa,
guru dipersonifikasikan sebagai sosok teladan, sosok panutan dan sosok idola. Oleh
karena itu seyogyanya guru harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana
konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara tersebut.(Ananda 2017)

B. Sasaran Inovasi Siswa


Prioritas utama di sekolah adalah berpusat pada minat dan kebutuhan siswa.
Dalam hal ini seluruh unit pekerjaan di sekolah diabdikan dan didedikasikan pada
kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan di sekolah.
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan maka siswa memegang peran
yang dominan, dalam hal mana siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang
timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa juga dilibatkan
dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada
mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Peran siswa
dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pada
sesama temannya, petunjuk bahkan menjadi guru bagi yang lainnya.
Maka dari itu disini siswalah yang berperan dalam memajukan inovasi
pendidikan dengan dibantu oleh guru. Tanpa adanya kemauan siswa, maka inovasi
pendidikan juga tidak akan berjalan dengan maksimal sesuai tujuan inovasi yang
diinginkan. Siswa juga haruslah diberikan bimbingan untuk melakukan perencanaan
serta pelaksanaan terhadap inovasi pendidikan.(Ananda 2017)
C. Sasaran Inovasi Kurikulum
Kurikulum pendidikan merupakan rencana dan susunan pembelajaran serta
pengajaran yang mencakup materi, metode, dan kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum juga penting dalam ranah inovasi
pendidikan. Kurikulum menjadi aspek penting dalam sebuah penerapan inovasi
pendidikan, seperti penelitian yang dilaksanakan (Gumanti 2020) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa kurikulum penting dirancang terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan berbagai apsek yang dapat menunjangnya. Keberadaan
kurikulum juga penting disusun sesuai dengnan kondisi perkembangan zaman yang
terjadi. Kurikulum menjadi sebuah dasar sistem pendidikan yang berlaku. Kurikulum
yang baik juga akan memberikan kemudahan dalam menunjang keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Kurikulum merupakan gagasan atau produk baru di bidang kurikulum, yang
bertujuan untuk lebih memudahkan proses pembelajaran, dan lebih meningkatkan
pembelajaran daripada kurikulum yang diterapkan sebelumnya. Inovasi kurikulum
bukan sekadar baru namun juga ide kreatif dalam merancang kurikulum dan
impementasinya, yang memudahkan dan menyederhanakan perencanaan,
implementasi, dan evalusai pembelajaran. Juga, kurikulum yang inovatif memiliki
karakteristik efektif dan mempertimbangkankan efesiensi waktu.
Kurikulum sebagai bagian penting dalam pembelajaran harus diperbaharui dan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan individu maupun masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan. Selain itu, perubahan iklim sosial, budaya, dan politik ikut
mempengaruhi urgensi inovasi kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum harus berdialog
dengan situasi dan kondisi masyarakat, agar pendidikan yang diterapkan sesuai
dengan kebutuhan riil masyarakat. Dari aspek hasil, desain kurikulum yang inovatif
mengarah pada pengalaman belajar yang berbeda yang menghasilkan hasil belajar
yang jauh lebih baik secara signifikan. Penulis melihat bahwa inovasi kurikulum
menjadi sangat urgen saat pengalaman belajar tidak lagi efektif. Selain itu, inovasi
kurikulum sangat diperlukan saat hasil pembelajaran tidak signifikan.(M Sobry
Sutikno 2021)
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program
pengajaran dan perangkatnya, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan
inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur
lain dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, inovasi pendidikan tidak akan berjalan
sesuai dengan tujuan inovasi. Oleh karena itu, dalam inovasi pendidikan, semua
perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum.
Dengan kata lain, perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan
tidak mustahil perubahan keduanya akan berjalan searah. Inovasi kurikulum adalah
gagasan atau praktik kurikulum baru dengan mengadopsi bagianbagian yang potensial
dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan
tertentu.(Rabiyatul 2022)
Dalam melakukan inovasi kurikulum haruslah memperhatikan faktor-faktor
yang menjadi landasan sebagai aspek pertimbangan yang melingkupinya. Landasan-
landasan yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi kurikulum sebagai
berikut:
1. Landasan filosofis.
Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat, sehingga apa yang
dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan diselenggarakan melalui
pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Segala kehendak yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada pendidikan.
Dengan demikan pandangan dan wawasan yang ada dalam masyarakat merupakan
landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan. Filsafat boleh jadi didefinisikan
sebagai suatu studi tentang hakekat realitas, hakekat ilmu pengetahuan, hakekat
sistem nilai kebaikan, hakekat keindahan dan hakekat pikiran.
2. Landasan sosial budaya.
Realitas sosial budaya yang ada dalam masyarakat merupakan bahan kajian
inovasi kurikulum untuk digunakan sebagai landasan. Masyarakat sebagai
kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok-
kelompok berbeda. Masyarakat sebagai kelompok individu mempunyai pengaruh
terhadap individu dan sebaliknya individu pada taraf tertentu juga mempunyai
pengaruh terhadap masyarakat. Nilai sosial budaya masyarakat bersumber pada
hasil karya akal budi manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan,
melestarikan atau melepaskannya manusia menggunakan akalnya. Nilai
keagamaan berhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan
nilainilai agama yang mereka anut. Oleh karena itu nilai sosial budaya lebih
bersifat sementara bila dibandingkan dengan nilai keagamaan. Oleh karena itu
jelas dalam inovasi kurikulum haruslah berpijak pada nilai sosial budaya tersebut.
3. Landasan pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Perubahan masyarakat
mencakup nilai yang disepakati oleh masyarakat tersebut, sedangkan selurun nilai
yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut sebagai kebudayaan. Ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran atau
logika, sedangkan seni bersumber dari perasaan atau estetika. Mengingat
pendidikan merupakan upaya penyiapan siswa menghadapi perubahan yang
semakin pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, maka dalam melakukan inovasi kurikulum harus berlandasakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Landasan kebutuhan masyarakat.
Inovasi kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang
mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat, karena pada
hakekatnya perkembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani
melalui kurikulum yang dikembangkan.
5. Landasan perkembangan masyarakat.
Ciri utama masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan ini bisa lambat
bisa juga cepat bahkan sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
mendukung perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan
membantu menetapkan perkembangan yang dilaksanakan. Perkembangan
masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, maka diperlukan perancangan berupa kurikulum yang
landasannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya terkait dengan prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
inovasi kurikulum sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi.
Relevansi bearti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman belajar,
organisasi dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan kebutuhan
masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang
diidealkan termasuk di dalamnya proses penyampaian dan evaluasi.
2. Prinsip kontinuitas.
Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan menghendaki inovasi kurikulum
yang berkesinambungan secara vertical dan berkesinambungan secara horizontal.
Secara vertical antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dikembangkan kurikulumnya secara berkesinambungan tanpa
ada jarak di antara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke tujuan
pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula yang lain.
Sedangkan berkesinambungan horizontal dapat diartikan bahwa inovasi
kurikulum jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus.
3. Prinsip fleksibilitas.
Inovator kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa
merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai.
4. Prinsip berorientasi pada tujuan.
Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik
yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang
terkandung dalam tujuan pendidikan.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas. Inovasi kurikulum harus mempertimbangkan
segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang
tersedia agar dapat mencapai hasil optimal. Dana yang terbatas harus digunakan
sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu
yang tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan
secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan.
6. Prinsip keseimbangan.
Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap
pengembangan pribadi.
7. Prinsip keterpaduan.
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. Di
samping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik
dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktek. 8.
Prinsip mutu. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru,
kegiatan pembelajaran, peralatan/media yang bermutu.(Ananda 2017)
D. Sasaran Inovasi Fasilitas
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam pendidikan
khususnya dalam proses belajar dan mengajar. Sarana dan prasarana memiliki
pengaruh dalam kelangsungan inovasi yang hendak diterapkan. Apabila sarana dan
prasarana tidak terpenuhi maka proses inovasi pendidikan tidak mampu dilakukan
dengan baik yang merupakan salah satu faktor dari keberhasilan dalam inovasi
pendidikan.
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak dapat diabaikan dalam
proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam inovasi pendidikan, fasilitas
ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan
inovasi pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasiltasi pendidikan terkait dengan
semua benda bergerak maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaran proses pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fasilitas
sekolah dipersiapkan untuk tiga komponen kegiatan yaitu:
1. keperluan manajemen dan administrasi ketatausahaan,
2. keperluan guru dalam mengajar
3. keperluan siswa untuk belajar

Dalam kaitannya dengan inovasi pendidikan maka fasilitas pendidikan menurut


Indriyanto sebagaimana terdapat dua fenomena yang diamati yaitu:

a. Fenomena keterbatasan fasilitas merupakan salah satu faktor yang merupakan


salah satu faktor yang menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program
pendidikan yang berada di perkotaan, apalagi yang di pedesaan. Keterbatasan
ketersediaan fasilitas tidak saja terjadi pada tingkat sekolah, tetapi juga pada
dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota maupun kecamatan.
b. Fenomena pemanfaatan unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki fasilitas
yang memadai ternyata kurang memanfaatkannya. Ini terjadi karena ketersediaan
fasilitas tidak dilihat dari fungsinya, tetapi sebagai simbol status yang tidak
dilakukan dengan pertimbangan persyaratan yang diperlukan melainkan dengan
tingkat ketersediaan dana. Keadaan tersebut menunjukkan ketersediaan fasilitas
yang tidak dapat menjamin kualitas pelayanan belajar yang menunjang
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah. Hal ini
menunjukkan persyaratan pengadaan fasilitas perlu diperhatikan dengan
membuat daftar prioritas keperluan pada setiap sekolah (Ananda 2017)

Secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana
belajar, sarana belajar adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dalam proses belajar mengajar. Setiap sarana yang ada memiliki fungsi yang
berbeda-beda, maka dari itu kehadiran setiap sarana tidak dapat digantikan satu sama
lain.
Sedangkan prasarana adalah perlengkapan yang digunakan secara tidak langsung
dalam proses belajar mengajar, yang merupakan penunjang dari keberadaan sarana
itu sendiri. beberapa prasarana minimal yang harus dimiliki oleh sekolah dasar,
antara lain: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala
sekolah (ruang pimpinan), ruang pendidik, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat
ibadah, WC/Kamar Mandi, gudang, dan tempat bermain/berolahraga.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah
sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Fasilitas belajar juga merupakan sarana dan prasarana
pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga,
ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi
buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai
media pembelajaran lainnya.
Berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan
Prasarana bahwa ketentuan mengenai standar satuan pendidikan untuk sekolah dasar
adalah sebagaiberikut:
1. Satu SD/MI mempunyai minimal 6 rombongan belajar dan maksimal 24
rombongan belajar.
2. Satu SD/MI dengan 6 rombongan belajar melayani maksimal 2000 jiwa. Untuk
pelayan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar
disekolah yang telah ada,dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan
pembangunan SD/MI baru.
3. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimal satuSD/MI
4. Satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk
lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta didik
yang berjalan kaki maksimum 3 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Berikut rincian ketentuan standar prasarana beserta beberapa sarana yang ada
didalamnya:
1. Ruang Kelas Sekolah Dasar
a) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak
memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah
dihadirkan.
b) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

c) Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik.

d) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m² / peserta didik.Untuk rombongan belajar


dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m². Lebar
minimum ruang kelas 5m.
e) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai
untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan keluar ruangan.
f) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan pendidik dapat
segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak
digunakan.
Daftar Sarana yang Harus Ada di Ruang Kelas ialah kursi, meja siswa dan pendidik,
lemari, papan tulis, alat peraga, tempat sampah, jam dinding, dll.
2. Ruang Perpustakaan Sekolah Dasar
a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan pendidik
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca,mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola
perpustakaan.
b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar
minimum ruang perpustakaan 5m.
c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku.
d) Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai.
Daftar sarana yang harus ada di ruang perpustakaan SD ialah, Buku teks pelajaran,
Buku panduan pendidik, Buku pengayaan, Buku referensi, Sumber belajar lainnya,
Rak buku, Rak majalah, Meja baca, Kursi baca, Lemari, Papan pengumuman, Meja
multimedia, Jam dinding
3. Ruang Laboraturium IPA
Ruang Laboratorium IPA adalah ruang yang dipergunakan untuk melakukan
percobaan-percobaan yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Ruang ini tidak
harus menjadi ruang khusus, tetapi dapat pula memanfaatkan ruang kelas yang ada.
Sarana yang terdapat dalam laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu
pendukung kegiatan pembelajaran.
Sarana yang harus ada diruang laboratorium IPA adalah lemari, model kerangka
manusia, model tubuh manusia, globe, model tata surya, cermin datar, kaca
pembesar, lensa, dan poster mengenai mata pelajaran ipa.
4. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah, pertemuan dengans ejumlah kecil pendidik,orang tua para murid,unsur
komite sekolah, petugas dinas pendidikan atau tamu tamu lainnya. Luas minimum
ruang pemimpin adalah 12 m² dan lebar minumum 3m, mudah diaksesoleh
pendidik-pendidik dan tamu sekolah,dapat dikunci dengan baik, dan dilengkapi
sarana sebagai berikut.
Sarana Yang Harus Ada Di Ruangan Pimpinan SD adalah, meja, kursi pimpinan dan
tamu, lemari, papan statistik, simbol kenegaraan, tempat sampah, mesin
ketik/komputer, filling kabinet, brankas, jam dinding, kipas angin.
5. Tempat Beribadah
Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat beribadah para peserta didik, pendidik
maumpun warga sekitar sekolah. Banyak tempat beribadah sesuai dengan
kebutuhandan kegunaan nya di setiap satuan pendidikan, dengan luas minimum 12
m². Sarana yang harus ada di tempat ibadah adalah lemari / rak, perlengkapan
ibadah, sajadah, jam dindim, ac.
6. Ruang Guru
Ruang pendidik adalah ruang yang diperuntukan bagi pendidik untuk bekerja dan
beristirahat serta menerima tamu baik tamu peserta didik maupun tamu lainnya.
Rasio minimum ruangan pendidik adalah 4 m² / peserta didik atau luas minimum 32
m², Ruang pendidik haruslah mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, dan dekat dengan ruang pimpinan.
Sarana yang harus ada di ruang pendidik adalah kursi, meja, lemari, papan statistik,
papan pengumuman, tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat minum, jam
dinding, dan bell.
7. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang UKS adalah ruang yang difungsikan
sebagai tempat bagi peserta didik yang sakit dan membutuhkan penangan langsung
di lingkungan sekolah. Selain itu ruangan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
ruangk onseling. Ruangan UKS ini minimum luasnya 12 m².
Sarana yang harus dilengkapi di ruang uks adalah tempat tidur, lemari, meja, kursi,
catatan kesehatan peserta didik, perlengkapan p3k, tandu, selimut, tensimeter,
temometer badan, timbangan badan, pengukur tinggi badan, tempat sampah, tempat
cuci tangan, jam dinding.
8. Kamar Mandi
Kamar Mandi berfungsi sebagai tempat bagi peserta didik maupun masyarakat
sekolah lainnya membuang air besar atau air kecil. Minimum didalam sekolah harus
terdapat 1 unit kamar mandi untuk setiap 60 peserta didik laki-laki dan 1 unit kamar
mandi untuk setiap 50 peserta didik perempuan, dan 1 unit kamar mandi untuk para
pendidik. Banyak minimum kamar mandi di setiap sekolah adalah 3 unit. Setiap unit
luas kamar mandi tersebut minimal 2 m³.Kamar mandi harus berdinding, beratap,
dapat dikunci dan dapat dibersihkan, tersedianya air bersih pada setiap kamar mandi.
Sarana yang harus dilengkapi didalam kamar mandi adalah klosek jongkok, tempat
air, gayung, gantungan pakaian, tempat sampah, dan sabun.
9. Gudang
Gudang adalah tempat yang berfungsi sebagai penyimpanan peralatan pembelajaran
di luar kelas, tempat penyimpanan sementara peralatan sekolah yang tidak berfungsi
di sekolah, dan tempat penyimpanan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5
tahun. Luas minimum gudang adalah 18m², dapat dikunci.
Sarana Pada Gudang Sekolah Dasar adalah lemari, rak, sapu, dan pembersih ruangan
lainnya.
10. Lapangan Olahraga
Tempat olahraga / bermain adalah tempat yang berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga, melaksanakan pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ektrakulikuler. Rasio minimum luas tempat yang dijadikan area bermain/
berolahraga adalah 3m²/peserta didik. Untuk sekolah yang memiliki peserta didik
kurang dari 167, luas minum tempat bermain/olahraga adalah 500 m². Didalam
luasan itu terdapat ruang bebas tempat berolahraga berukuran 20x15m.
Tempat bermain/berolahraga harus ditempatkan dalam lokasi yang tidak dekat
dengan kelas, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang
berjalan di dalam kelas, tempat bermain/olahraga ini juga tidak diperbolehkan untuk
digunakan menjadi tempat parkir, memiliki permukaan datar, drainase atau
penyerapan yang baik, tidak terdapat pohon, tidak terdapat saluran air, dan benda-
benda lain yang dapat mengganggu kegiatan olahraga. Tempat bermain/berolahraga
yang berupa ruang terbuka sebagian harus ditanami pohon penghijauan.
Sarana yang harus dimiliki di tempat olahraga/bermain adalah tiang bendera,
bendera, peralatan bola voli, peralatan bola basket, peralatan senam, peralatan seni
budaya, peralatan atletik, peralatan keterampilan, pengeras suara, tape recorder.(Oki
Dermawan 2020)
E. Sasaran Inovasi Lingkup Masyarakat
Sekolah adalah sub sistem dari sistem sosial, karena itu sekolah tidak dapat
memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya. Bagaimanapun masukan siswa dan
dana adalah berasal dari masyarakat. Lebih dari itu, dii satu sisi sekolah memerlukan
masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan
dari masyarakat baik berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan berupa uang
sekolah dalam melaksanakan program sekolah. Di lain pihak masyarakat memerlukan
sekolah sebagai lembaga pelayanan jasa untuk mendapatkan program yang baik
sesuai dengan yang diinginkan.
Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial masyarakat
baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perubahan tersebut
yang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif dalam pelaksanaan
inovasi pendidikan. Secara langsung ataupun tidak masyarakat terlibat dalam
pendidikan, sebab apa ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah
masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat tempat peserta didik itu berasal.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan membantu inovator dan pelaksana
inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat meliputi semua segi kehidupan
masyarakat yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga
masyarakat menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan
ekonomi menjadi semakin komersial, perubahan dalam tata cara kerja sehari-hari
yang semakin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang
semakin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang
semakin demokratis, perubahan dalam cara dan alat-alat kegiatan yang semakin
modern dan efisien dan lain-lain. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang
demikian pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian
kerja, dan perubahan dari keadaan homogen
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi dalam pendidikan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan persiapan peserta didik untuk masa depan. Peran guru
sangat vital dalam proses inovasi pendidikan, namun keterlibatan siswa juga
merupakan kunci keberhasilan belajar yang optimal. Sekolah dan masyarakat saling
terkait dalam penerapan inovasi pendidikan, di mana keterlibatan masyarakat dapat
membawa perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Inovasi
pendidikan harus memperhatikan lingkungan sosial masyarakat untuk mencapai
kesuksesan. Fasilitas pendidikan juga merupakan elemen penting yang harus
dipersiapkan dengan baik untuk mendukung inovasi pendidikan.
B. Saran
1. Keterlibatan Siswa dan Guru: Mendorong keterlibatan aktif siswa dan guru dalam
proses inovasi pendidikan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Inovasi Kurikulum: Memperhatikan berbagai aspek yang mendukung inovasi
dalam merancang kurikulum, dengan mempertimbangkan landasan filosofis,
sosial budaya, teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
3. Fasilitas Pendidikan: Memastikan pemenuhan standar sarana dan prasarana
pendidikan sesuai dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 untuk mendukung
kelancaran proses inovasi pendidikan.
4. Perhatian pada Lingkungan Sosial: Memperhatikan lingkungan sosial masyarakat
dalam merancang inovasi pendidikan agar mencapai kesuksesan.
5. Dengan implementasi saran-saran di atas, diharapkan makalah ini dapat
memberikan panduan yang lebih komprehensif dalam mengembangkan inovasi
pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A R, S Hanum, J A Simaremare, A Wahab, and ... 2021. Inovasi Pendidikan.


https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=i8o5EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA72&dq=%22nur+dahniar
%22&ots=7-ZfQWeVbs&sig=6eonC-rsgtoLo_xXjMf2D_mvOuI.
Ananda, Rusyi. 2017. Inovasi Pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling.
Vol. 53. Meda: CV. Widya Puspita.
Gumanti, Redmon Windu. 2020. “Inovasi Pendidikan Dalam Efektivitas Penerapan
Kurikulum 2013.” JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan
1 (4): 189. https://doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v1i4.47.
M Sobry Sutikno. 2021. Inovasi Pendidikan. Edited by Prosmala Hadisaputra. Revista
Brasileira de Linguística Aplicada. Vol. 5. Mataram: Sanabil.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
Oki Dermawan. 2020. “Manajemen Fasilitas Penddikan.” In Revista Brasileira de Linguística
Aplicada, 158. Jakarta timur: EDU PUSTAKA.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
Rabiyatul, Adawiyah. 2022. “Konsep Dasar Inovasi Pendidikan.” The Effects of Brief
Mindfulness Intervention on Acute Pain Experience: An Examination of Individual
Difference, 1–27.
Saputera, Yuli. 2022. “Tujuan, Masalah, Dan Sasaran Inovasi Pendidikan.” Tugas Mata
Kuliah Mahasiswa, 249–56.
http://publikasipips.ulm.ac.id/index.php/tmkm/article/view/466.
Sulistio, Andi, Neni Kusumawati, and Lilik Ulfah Chasanah. 2022. “Inovasi Pembelajaran &
Tumbuhnya Kemandirian Belajar.” CV. Eureka Media Aksara, no. July: 1–23.
Ugik Romadi. 2023. Inovasi Pendidikan. Edited by Emilza tri murni. sumatera barat: CV.
Afasa Pustaka.
Yusuf, Munir. 2018. Inovasi Pendidikan Abad-21: Perspektif, Tantangan, Dan Praktik
Terkini. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Vol. 3.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.

Anda mungkin juga menyukai