Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

INOVASI DALAM KURIKULUM


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kelompok Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Semester V/PGMI
B
Reva Fadilah (2007000786)
Shinta Amalia (2007000806)

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN


GURU MADRASAH IBTIDAIYYAHINSTITUT
AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS - 2022
KATA PENGANTAR

Bissmillaahirrahmaanirrahiim,

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Inovasi Dalam Kurikulum ”. Shalawat beserta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya,
dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.
Terwujudnya makalah ini pada hakikatnya adalah berkat pertolongan Allah SWT serta
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan semangat dan bimbingan yang
tidak ternilai berharganya. Dengan rasa tulus dan ikhlas serta kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Tanto Aljauharie Tantowie,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Inovasi
Pendidikan yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan ini.
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang segala
dikembalikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca
umumnya.

Ciamis, 21 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Pengertian Inovasi Dalam Kurikulum...........................................................5

B. Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.......................................................5

C. Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat........................................................9

D. Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan....................................................11

E. Inovasi Kurikulum 2013...............................................................................12

F. Inovasi Kurikulum Merdeka Belajar............................................................15

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Perkembangan pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri
masyarakat selalu berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada
pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi.
Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek
perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan,
sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat segala aspek kehidupan dan pemerataan pembangunan antara
pusat dan daerah. Komunikasi yang sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang memperoleh
informasi yang sangat berharga bagi kepentingan bisnis, pemerintahan, pendidikan dan hobi. Produk yang
sangat nampak terjadi proses pembaruan, pertentangan atau konflik antara sektor budaya, sosial dan
agama. Melalui proses akulturasi , pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat dikurangi secara
perlahan.Inovasi sebagai salah satu bentuk perubahan yang berkembang di masyarakat, inovasi terkait
dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi. Inovasi
diartikan sebagai penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu.
Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif apabila inovasi positif didefinisikan sebagai proses
membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai
produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.
Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang
mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi
(Innovation decision Process).
Pada dasarnya dalam inovasi kurikulum dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa
pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap
sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan
menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima
suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu
bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu
digembor- gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Tujuan kurikulum adalah:
1) Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan,
keterampilan yang dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2) Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat,
seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3) Membekali siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.

3
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana inovasi kurikulum berbasis kompetensi ?
2) Bagaimana inovasi kurikulum berbasis masyarakat ?
3) Bagaimana inovasi kurikulum berbasis keterpaduan ?
4) Bagaimana inovasi kurikulum 2013 ?
5) Bagaimana inovasi kurikulum merdeka belajar ?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui inovasi kurikulum berbasis kompetensi.
2) Untuk mengetahui inovasi kurikulum berbasis masyarakat.
3) Untuk mengetahui inovasi kurikulum berbasis keterpaduan.
4) Untuk mengetahui inovasi kurikulum 2013.
5) Untuk mengetahui inovasi kurikulum merdeka belajar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian inovasi kurikulum

Makna umum kata inovasi ditinjau dari segi bahasa adalah mengadakan perubahan-perubahan
(make changes) dan memperkenalkan sesuatu yang baru (introduce new thing).Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan pengenalan hal-hal yang baru, penemuan yang baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Sementara dalam Kamus Ilmiah
Populer yang dimaksud inovasi adalah perubahan yang menuju pada pembaharuan.
Menurut Wina Sanjaya, inovasi adalah sesuatu yang baru dalam situasi tertentu yang digunakan
untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Sesuatu yang baru itu bisa berupa ide, gagasan,
benda, atau tindakan.Inovasi memiliki arti pembaharuan yang berdekatan dengan perubahan atau
perbaikan.perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan yang memungkinkan membawa
kearah kebaikan, tetapi kadang juga malah membawa keburukan.
Inovasi diadopsi dari bahasa Inggris invention dan discovery. Invention berarti penemuan sesuatu
yang benar-benar baru sebagai hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang
sebenarnya telah ada sebelumnya). Dengan demikian, inovasi berarti sebagai suatu upaya yang secara
sengaja dilakukan untuk membuat hal yang baru, yang secara kualitatif berbeda dari sebelumnya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Maka inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau
tindakan- tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk
memecahkan masalah pendidikan.
Misalnya ada seorang anak yang baik yang mula-mula termasuk anak yang baik yang berada pada
keluarga yang harmonis, tiba-tiba kedua orangtuanya mengalami hubungn yang tidak harmonis, maka
akibatnya dia mencari pelampiasan kekesalannya dengan bergaul dwngan anak-anak yang tidak baik,
seperti minum-minuman keras, minum pil koplo atau ganja. Hal ini juga merupakan perubahan tapi yang
membawa keburukan dan bencana.
Kadang perubahan yang menurut kacamata normal itu tidak baik, tetapi bagi pelakunya belum
tentu menyadari hal tersebut. Mungkin saja kejahatan itu dilakukan karena menurutnya hal itu adalah
solusi yang paling mudah. Kalau anak itu tetap dirumah, ia selalu saja mendengar pertengkaran dan
perdebatan bahkan perkelahian kedua orangtuanya, maka anak itu keluar rumahnya dan kebetulan
menemui teman yang hidup dengan kebebasan. Kesadaran itu biasanya akan muncul bila keadaan sudah
hampir terlambat.ini hanyalah sebuah contoh perubahan yang membawa keburukan, walaupun pada
mulanya keburukan itu dianggap sebagai suatu kebaikan, karena pelakunya tidak menyadari hal itu.
Kasus semacam itu dapat terjadi dalam perubahan kurikulum. Maka ada hal-hal yang perlu
diperhatikan dengan baik, diantaranya kepala sekolah, pendidik atau guru, anak didik, metode, media,
sarana prasarana, dana, tempat, budaya dan lain-lain. Semuanya itu perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum karena merekalah yang akan menjalankan kurikulum tersebut.
Inovasi dalam bidang pendidikan, biasanya muncul dari adanya keresahan pihak-pihak tertentu
tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalkan, keresahan guru tentang pelaksanaan proses belajar
mengajar yang dianggapnya kurang berhasil, keresahan pihak administrator pendidikan tentang kinerja
guru, atau mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil bahkan sistem pendidikan.
Keresahan- keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-permasalahan yang menuntut
penanganan dengan segera. Upaya untuk memecahkan masalah itulah muncul gagasan dan ide-ide baru
5
sebagai suatu inovasi.

6
Dengan demikian, maka dapat kita katakan bahwa inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan
hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanaya masalah yang dirasakan.
Jadi dalam pembuatan kurikulum harus ada pertimbangan yang melibatkan komponen-komponen
pendidikan agar masalah yang akan ditimbulkan dapat diminimalisir. Karena dengan kerjasama yang baik
akan terbentuk keselarasan dan pastinya keberhasil.

B. Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya
semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan Pemerintah. Kurikulum berbasis
kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar
kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan
yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan budaya.
 Pengertian Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber
daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajarn untuk mengembangkan
kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku
yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus
terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan
proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai
(value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala
tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang datang dari luar,
perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
 Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam KBK siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana
konsep yang dipelajari berdampak pada perilaku dan pola pikir dan bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK
pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga
diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-
masing. Oleh karena itu dalam KBK, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap
keberagaman tersebut.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci, yaitu:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi
KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar
minimal atau kemampuan dasar.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi
adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang
diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang
berbeda setiap siswa.

7
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai
dengan keberagaman siswa.
d. Sumber belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif,
artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan
sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama
pentingnya.

Yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di
masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan
kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara
wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.
 Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait.
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap
konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK memungkinkan guru menilai hasil belajar peserta didik dalam
proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui
penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah
kompetensi berikutnya.
Asas Pengembangan KBK :
1. Asas Filisofis
Berkenaan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan arah dan tujuan
yang musti tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber utama dalam
merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Di Indonesia sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila.
Dengan demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan nilai-nilai
pancasila.
2. Asas Psikologis
Berhubungan deng aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak didik
memiliki perbedaan baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya. Dengan demikian baik tujuan, isi
maupun strategi pengembangan KBK harus memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi
belajar peserta didik.
3. Asas Sosiologis
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka
dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum sebagai alat da pedoman dalam proses
pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai
berikut:
1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.

8
2. Penguatan integritas nasional.

9
Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
3. Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
4. Pilar pendidikan.
5. Komprehensif dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Diversifikasi kurikulum.

 Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran


Hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya:
1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari,
mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar
siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.Rancangan
pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajarn yang
tersedia.Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan
belajar.Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa
seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
2. Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi, memiliki
implikasi terhadap proses pembelajaran yang musti dilakukan guru dan siswa. Konteks
pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat
agar siswa belajar. Proses pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa mampu
menguasai sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada
penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.

3. Pengembangan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi
meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut dilakukan
untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan
informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar
siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki
ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk penilaian harus dilakukan seimbang baik tes
maupun non tes sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua
fungsi evaluasi ini sangat penting artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.

C. Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat


1
Perkembangan pendidikan anak sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu
berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal
ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti
ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di
masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap,
kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
 Pengertian Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang
dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut.
Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan
dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan
budaya dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum
ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
1. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan,
keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2. Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di
masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan antara lain:
pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum
sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun
manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk
mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
 Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara
sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat
ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
a. Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada
buku teks.
b. Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
c. Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan
perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
d. Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber
masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
e. Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia(nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja
lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.

1
 Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mustinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari,
mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Dan materi pembelajarnnya
pun harus dapat memberikan pembekalan kemampuan atau kecakapan kepada peserta didik dan
mempunyai serta dapat hidup mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina,
konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan
lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk dignakan dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar
 Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut
penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil
karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan
tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di
masyarakat sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara
keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti: keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan
kehidupan lainnya.
 Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat:
1. Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
2. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
3. Tujuan kurikulum.
4. Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
5. Tujuan pembelajaran.
6. Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
7. Teknik evaluasi (proses dan produk).
8. Implementasi strategi pembelajaran.
9. Penilaian dalam pembelajaran dan
10. Evaluasi program kurikulum

D. Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan

1
Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun
klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik bermakna dan otentik.
Semuanya menekankan pada cara menyampaikan pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan
secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
 Pengertian Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang saling
berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen dengan
keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan
sistem menitik beratkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian-
bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan,
kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi anatar komponen-
komponennya. Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan
batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan.Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa.
 Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen kurikulum berbasis keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa,
sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan
komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh
mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah
lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan
intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen metode terdiri dari program pembelajarn, metode penyajian, bahan dan media pendidikan.
Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan dan biaya.
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum.
Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan summatif. Komponen umpan balik berguna
untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Komponen
masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor
penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
 Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan demikian,
kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran
tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu:
1. berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila,
2. berdasarkan psikologi belajar Gestalt,
3. berdasarkan landasan sosiologis dan sosio kultural,
4. berdasarkan kebutuhan,
5. minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta didik,
6. ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada,

1
7. sistem penyampainnya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman dan
unit mata pelajaran dan peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik,
8. bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau
fasilitator.

 Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan


Kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran unit. Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada
bidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu
pengajaran unit.
Dengan perkataan lain, resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara
umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.

E. Inovasi kurikulum 2013

Menurut Fathur (2013) yang paling esensial dalam kurikulum 2013 yaitu mengenai persiapan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan pasca pembelajaran. Persiapan pembelajaran pembelajaran
berkaitan dengan adminstrasi, pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan metode dan pendekatan,
sedangkan pasca pembelajaran berkaitan dengan penilaian.
a. Administrasi Pembelajaran
Dari sekian banyak administrasi pembelajaran yang paling penting adalah silabus dan RPP. Untuk
silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, sehingga guru tinggal membuat RPP. Di dalam pembuatan RPP
hal penting yang harus ditulis adalah proses pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan.
b. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat paling tidak 3 kata kunci yang harus guru perhatikan yaitu
saintific Aprroch (Pendekatan Ilmiah), Pembelajaran Berbasis Proyek, dan Pembelajaran Berbasis
Masalah.
c. Esensi Pendekatan Ilmiah (Pendekatan Scientific)
Pada hakikatnya adalah sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa kita
dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang
apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan
bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah
afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa.
d. Penalaran Induktif dan Deduktif
Pada suatu pendekatan yang dilakukan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
saintis lebih mementingkan penggunaan pelararan induktif (inductive reasoning) daripada penggunaan
penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif adalah bentuk penalaran yang mencoba
melihat fenomena-fenomena umum untuk kemudian membuat sebuah simpulan yang khusus. Penalaran
induktif (inductive reasoning) adalah kebalikannya. Penalaran induktif justru memandang fenomena-
fenomena atau situasi-situasi yang khusus lalu berikutnya membuat sebuah simpulan secara keseluruhan
(umum). Esensinya, pada penggunaan penalaran induktif, bukti-bukti khusus (spesifik) ditempatkan ke
dalam suatu relasi (hubungan) gagasan/ide yang lebih luas (umum). Sedangkan metode ilmiah pada
umumnya meletakkan fenomena-fenomena unik dengan kajian khusus/spesifik dan detail lalu setelah
itu kemudian merumuskan sebuah simpulan yang bersifat umum.Metode ilmiah adalah sebuah metode

1
yang merujuk pada teknik-teknik penyelidikan terhadap suatu atau beberapa fenomena atau gejala,

1
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Agar dapat
dikatakan sebagai metode yang bersifat ilmiah, maka sebuah metode penyelidikan/inkuiri/pencarian
(method of inquiry) haruslah didasarkan pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,
dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Oleh sebab itulah metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
e. Penilaian Pembelajaran
Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Dalam penilaian
autentik tidak hanya mengandalkan tes tulis, tapi banyak jenis model tes misal unjuk kerja, observasi,
porto folio, dan yang lainya.
Hal-hal baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 menyangkut empat
standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar
Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan kedalam tujuh elemen, berikut uraian elemen perubahan
kurikulum 2013:
1. Kompetensi lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skils yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2. Kedudukan mata pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang
dikembangkan dari kompetensi.
3. Pendekatan (isi)
Kompetensi dikembangkan melalui
a. SD : Tematik integrative dalam semua mata pelajaran
b. SMP : Mata pelajaran
c. SMA : Mata pelajaran wajib dan pilihan
d. SMK : Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi

4. Struktur kurikulum
a. Sekolah Dasar
1) Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya).
2) Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.
3) Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan
b. Sekolah Menengah Pertama
1) TIK menjadu media semua mata pelajaran.
2) Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler.
3) Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10.
4) Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

c. Sekolah Menengah Atas (SMA)


1) Perubahan sistem: ada mamta pelajaran wajib dan ada mata pelajran pilihan
2) Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa.
3) Jumlah jam bertambah 2 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

d. Sekolah Menengah Kejuruan


1) Penyusuaian jenis keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan saat ini.
2) Penyeragaman mata pelajaran dasar umum.
3) Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industri.
1
4) Pengelompokkan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci pembagiannya.

5. Proses pembelajaran
a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan
mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
c. Guru bukan satu-satunnya sumber belajar.
d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan. SD : Tematik dan terpadu
SMP : IPA dan IPS masing-masing dibelajarkan secara terpadu
SMA : Adanya mata pelajaran wajib dan pilhan sesuai dengan bakat dan minatnya
SMK : kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industry

6. Penilaian
a. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja),
menuju penilalian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil).
b. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi
skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
c. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.
d. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7. Kegiatan ekstrakurikuler
a. SD : Pramuka (wajib), UKS, PMR, Bahasa Inggris
b. SMP/SMA/SMK : 1) Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.

F. Inovasi Kurikulum Merdeka Belajar

Sebagaimana konsep dalam merdeka belajar yang dicanangkan oeh MenteriPendidikan dan

1
Kebudayaan “Nadiem Makarim” bahwa hal tersebut bukanlah topik baruyang harus diperdebatkan. Hal
ini sudah sekian lama dicanangkan oleh para penggiatpendidikan. Berkaitan dengan itu, bahwa terkait
konsep merdeka belajar telah mengadakankegiatan diskusi dengan tema merdeka belajar, kegiatan
tersebut mendapatkan apresiasidari ranah publik khususnya para penggiat pendidikan, karena akan
menjadi sebuahinovasi baru dalam dunia pendidikan.Merdeka belajar adalah inovasi dari program
unggulan yang dicetuskan oleh MenteriPendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019. Maksud dari
merdeka belajar ini adalahterkait bagaimana kebijakan yang dibuat strategis dan termuat untuk kegiatan
UjianSekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), serta Rencana
PelaksanaanPembelajaran (RPP) dan Sistem Zonasi terkait dengan penerimaan peserta didik
baru(PPDB). Namun demikian, bahwa konsep dari merdeka belajar ini bukan hanya prosespembelajaran
yang dilakukan diruang kelas yang selalu menjadi bagian pertanyaan daripara pendidik. Akan tetapi,
merdeka belajar memilki cita- cita yang luhur dalammewujudkan harapan bangsa tanpa melampaui
batas dunia.Dengan demikian, artinya ketika sebagaimana yang diuraikan tersebut terjadi, makapendidik
juga memiliki kemerdekaan dalam mengajar. Walaupun demikian, bahwa konsepawal dari merdeka
belajar ini adalah sebuah tindakan dengan karakteristik kebebasannamun tetap mengekspresikan
belajar pada batas dan kritikan yang ada, tanpa harusmelunturkan sebagaimana cita-cita luhur dan juga
moral bagi pelaku pendidikan.

Kompetensi yang dituju pada Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar (KD), dinyatakan dalam
poin-poin yang diurutkan untuk mencapai Kompetensi Inti (KI) per tahun. Kompetensi Inti pada
Kurikulum 2014 terdiri dari Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. KD pada KI 1
dan 2 hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Kurikulum Merdeka menyasar Capaian Pembelajaran, disusun per fase, dinyatakan
dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan,
dan meningkatkan kompetensi.
Jam Pelajaran (JP) Kurikulum 2013 diatur per minggu dengan alokasi waktu rutin mingguan tiap
semester sehingga siswa akan dapat nilai hasil belajar tiap mata pelajaran di akhir tiap semester.
Sementara itu, Jam Pelajaran Kurikulum Merdeka diatur per tahun sehingga alokasi waktu untuk
mencapai JP bisa fleksibel.
Sekolah dengan Kurikulum 2013 diarahkan menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis tematik integratif. Sementara itu, sekolah dengan Kurikulum Merdeka dapat
menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau
terintegrasi.Ada dua kegiatan utama di struktur Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran reguler dan
protek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk semua pembelajaran.
Sementara itu, Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian
siswa.Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya terfokus pada intrakurikuler (tatap muka),
sementara pembelajaran Kurikulum Merdeka menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80%
dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kokurikuler di
Kurikulum 2013 mendapat alokasi beban belajar maksimum 50% di luar jam tatap muka, tetapi tidak
diwajibkan dalam kegiatan khusus terencana sehingga umumnya diserahkan pada kreativitas guru
pengampu.
Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian formatif dan sumatif oleh pendidik untuk
memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan deteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan.Penilaian pada Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan asesmen formatif dan
penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian siswa.Penilaian pada
Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran, sementara
1
Kurikulum Merdeka terutama pada proyek penguatan profil pelajar Pancasila.Penilaian pada Kurikulum

1
2013 dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sementara Kurikulum Merdeka tidak
melakukan pemisahan ini.
Kurikulum 2013 disertai perangkat pedoman implementasi kurikulum, Panduan Penilaian, dan
Panduan Pembelajaran setiap jenjang.Kurikulum Merdeka disertai perangkat Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan pengembangan projek
penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan pendidikan inklusif, panduan penyusunan
Program Pembelajaran Individual, dan modul layanan bimbingan konseling.
Pemerintah menyediakan perangkat ajar buku teks dan buku nonteks di Kurikulum 2013. Di
Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat ajar berupa contoh-contoh modul ajar, alur
tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional
sekolah.
Ada mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), paduan IPA dan IPS, di SD
dengan Kurikulum Merdeka.Bahasa Inggris jadi mata pelajaran pilihan di SD dengan Kurikulum
Merdeka, tergantung kesiapan sekolah.SD atau siswa dengan Kurikulum Merdeka bisa memilih minimal 1
dari 4 mata pelajaran Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari.
Capaian Belajar di SMA dengan Kurikulum Merdeka disusun per fase (bukan per Kompetensi
Dasar/KD) yaitu:
1. Fase A, umumnya setara dengan kelas I dan II SD
2. Fase B, umumnya setara dengan kelas III dan IV SMP
3. Fase C, umumnya setara dengan kelas V dan VI SMA

Fase A
Pada fase awal ini, Kurikulum Merdeka lebih menekankan penguatan dan pengembangan
kemampuan literasi dan numerasi dasar siswa sedangkan mata pelajaran yang diajarkan untuk dua kelas
yang ada di dalam fase ini juga tidak sebanyak dua fase lanjutan setelah fase ini.

Fase B
Di fase ini, peserta didik mulai dikenalkan dengan sejumlah mata pelajaran baru yang sebelumnya
belum diterapkan di fase A. salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang
menjadi mata pelajaran wajib sejak peserta didik mulai memasuki kelas III atau dimulainya fase B.

Fase C
Pada fase ini, peserta didik mulai disiapkan pada pendidikan untuk jenjang selanjutnya meskipun
penguatan literasi dan numerasi tetap menjadi bagian dari evaluasi guru sekaligus tetap mengedepankan
proses pembelajaran berdasarkan minat dan bakat dari masing-masing siswa.
Capaian Pembelajaran ini juga menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013,
pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang
berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh.Dalam
penulisan format CP tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam KI
dan KD, tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu paragraf utuh.Capaian Pembelajaran Setiap
Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum.Selanjutnya
diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan
siswa.
Alur tujuan pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada kurikulum 2013,
yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Selain itu, ATP sebagai panduan guru dan siswa untuk

2
mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut.Terdapat beberapa aspek-aspek dalam operasional

2
komponen Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).Secara operasional komponen Tujuan Pembelajaran dapat
memuat tiga aspek antara lain: Kompetensi, konten, dan variasi.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran.Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik. Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase
menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antarfase dan jenjang.
modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.Tetapi, terdapat 2
macam modul ajar dalam Kurikulum 2022 ini, yaitu Modul Ajar Umum dan modul ajar khusus.

1. Modul Ajar umum untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul
Ajar Khusus Projek Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk mengembangkan projek Profil
Pelajar Pancasila.

2. Modul Ajar tersebut hanya dibuat oleh guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai koordinator
projek tersebut.
Jika di Kurikurilum 2013, kita mengenal Penguatan Pendidikan Karakter atau biasa disingkat
PPK.Namun, dalam Kurikulum Merdeka, kita akan mengenal istilah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar
Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan
diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan.Profil
Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, diantaranya: (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3) Mandiri, (4) Bergotong royong, (5)
Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada
tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik.Teaching at the right level (TaRL) merupakan
pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan
siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. TaRL dapat menjadi jawaban dari
persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas. Teaching at the Right Level
(TaRL) yang memungkinkan anak-anak memperoleh keterampilan dasar, seperti membaca dan berhitung
dengan cepat.Tanpa memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah yang
dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat yang Benar”.Metode TaRL yang dikembangkan oleh Pratham
pada awalnya dirancang dengan mengingat anak-anak yang telah mencapai sekolah Dasar Kelas III, IV
atau V tetapi masih belum menguasai keterampilan dasar.Fokusnya adalah membantu anak-anak dengan
dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan berhitung.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

2
Inovasi Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-
bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai
tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang
harus dilakukan dan diperlukan.
Sampai saat ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari tingkat
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi kurikulum dimaksudkan untuk
mengikuti perkembangan jaman dan meningkatkan mutu suatu satuan pendidikan. Namun, sering inovasi-
inovasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak pernah diimplementasikan. Inovasi kurikulum ini bukan
hanya perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting adalah perubahan perilaku dalam pembelajaran.
cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik
inovasi.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kitik dan saran yang membangun dari para pembaca supaya
dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Republik Indonesia. 2014. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaanrepublik indonesianomor 57 tahun
2014tentangkurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta
2
Depdiknas (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Wina, SanjayA. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Edisi Pertama,
Cetakan ke I. Jakarta: Prenada Media.
Hamalik. Oemar, 2013.Kurikulun dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara,
Kemendiknas, Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. 2012. Bandung : Citra
Umbara.
Samin. Mara, 2011. Telaah Kurikulum. Bandung:Citapustaka Media Perintis.
Sanjaya. Wina, 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai