DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
MUTIARA CHAELLA SALSABILA 2101025249
TRI NADIA JULYANI 2101025146
TIKA BILQIS MUNBAITS 2101025300
Segala puji dan rasa syukur atas rahmat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa. Berkat segala
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Inovasi
Pendidikan di Indonesia”.
Kemudian, tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu
Dita Prihatna Wati, Spd. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan
Sekolah Dasar. Selain itu, kepada seluruh teman – teman kelompok 6 yang telah membantu
dan melancarkan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Landasan Pendidikan
Sekolah Dasar dan memberikan wawasan baru bagi para pembaca. Terkhusukan dalam
materi Landasan Hukum dalam Pendidikan yang akan kami bahas pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah yang telah kami buat ini masih memiliki kelemahan
dan juga kesalahan. Maka dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf yang sebesar
– besarnya. Selain itu, kami juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat
membangun kualitas kami dalam menyusun makalah. Semoga keseluruhan materi atau
informasi yang terdapat pada makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Penulis
(kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I KONSEP KETERAMPILAN BERBICARA.......................................................................................1
A. Pengertian Keterampilan Berbicara......................................................................................1
B. Ciri - Ciri Keterampilan Berbicara..........................................................................................1
C. Jenis - Jenis Keterampilan Berbicara.....................................................................................2
D. Metode Pembelajaraan Berbicara di Kelas Tinggi................................................................2
E. Model Pembelajaran Berbicara di Kelas Tinggi.....................................................................2
F. Tahap Tahap Berbicara di Kelas Tinggi..................................................................................2
G. Prinsip - Prinsip Berbicara di Kelas Tinggi.............................................................................2
H. Penilaian Berbicara di Kelas Tinggi.......................................................................................2
BAB II SKENARIO PEMBELAJARANKETERAMPILAN BERBICARA DI KELAS TINGGI..............................3
A. Proses Pembelajaran............................................................................................................3
B. Proses Pembelajaran di Kelas Tinggi.....................................................................................4
C. Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Kelas Tinggi..............................................7
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...........................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud inovasi Pendidikan
2. Mahasiswa mengetahui tujuan inovasi Pendidikan
3. Mahasiswa memahami masalah yang menuntut diadakan inovasi Pendidikan di
Indonesia
4. Mahasiswa mengetahui berbagai upaya inovasi Pendidikan di Indonesia
5. Mahasiswa mengerti kurikulum yang digunakan serta kelebihan dan kekurangannya
6. Mahasiswa memahami jenis dan pendekatan dalam pembelajaran dalam Pendidikan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban dalam
tugas perkuliahan serta untuk lebih memahami pembahasan materi tentang inovasi
Pendidikan di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi
orang.
2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasian atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan.
3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua
komponen dan aspek dalam subsistem dalam pendidikan.
4. “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para
pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak
mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran
dan pengajaran dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas.
5. “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi
adalah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur
dan prosdur organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar
semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
6. “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-
hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui
perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan
tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektifitas, mengenai sasaran
jumlah anak didik sebanyak-banyaknya dengan hasil yang sebesar-besarnya
dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-
kecilnya.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di
bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk
memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.
4
didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat
dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Seiring dengan peningkatan mutu Pendidikan, inovasi Pendidikan khususnya inovasi
pembelajaran dilakukan agar terciptanya progam pembelajaran yang inovatif. Program
pembelajaran yang inovatif didesain menjadi sebuah kegiatan yang menarik agar suasana
pembelajaran di dalam kelas tidak membosankan. Kreativitas dan inovasi juga dapat
mencorakkan situasi pembelajaran yang ceria. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui
dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran
yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam inovasi pembelajaran antara lain:
1. Guru
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang
ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus
berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki
kewibawaan karena dapat memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan
kesan dan pengaruh. Dengan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa untuk
mengadakan pembaharuan dalam Pendidikan, kita harus meningkatkan
profesionalisme guru.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru
mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi
pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan
menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan
sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka
adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka
menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh
karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama
terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang
tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya. (Wright
1987).
2. Siswa
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar
5
mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan
intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul
dalam diri mereka tanpa ada paksaan.
Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari
pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga
apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak
kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai
penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk,
dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi
pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan
sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi
juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program
pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah,
sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan
yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum
dan tanpa mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi
pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai
dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan
pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan
berjalan searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut
mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya
fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik.
6
5. Lingkup sosial masyarakat
Dalam menerapkan inovasi Pendidikan, ada hal yang yang tidak secara
langsung terlihat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik
positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan Pendidikan. Masyarakat
secara langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam
Pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam Pendidikan sebenarnya
mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat dimana peserta
didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi Pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau
dilibatkan.
7
Mengenai inovasi pendidikan ada beberapa aspek yang terkait di dalamnya yaitu
aspek yang berkaitan dengan program hasil inovasi, pelaksanaannya, serta strategisnya.
Sejak kemerdekaan proklamasi hingga kini banyak dikenalkan inovasi-inovasi pendidikan
atau kurikulum yang diadopsi dari luar negeri maupun hasil pikiran atau ilmu yang
diadopsi dari luar negeri maupun hasil pemikiran ilmuan Indonesia sendiri.
Semua inovasi tersebut diharap dapat memecahkan permasalahan pendidikan yang
sedang dialami bangsa Indonesia, melalui tahapan tertentu yang dimaksudkan untuk
memecahkan masalah yang timbul.
8
Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman
praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta
penyediaan tenaga kerja terdidik untuk pembangunan di 58.000 desa yang tersebar
di seluruh Indonesia. Rencana tersebut dimulai tahun 1971 atau 1972 oleh 3
universitas yang merintis melaksanakan proyek tersebut. Menurut rencana tahun
1975 atau 1976 sebanyak 28 Lembaga Pendidikan Tinggi sudah bergiat dengan
KKN dan selanjutnya seluruh mahasiswa di tingkat terakhir kurang lebih
sebanyak 23.000 orang setahunnya akan terlibat kegiatan KKN.
3. Program Penerimaan Bakat
Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat
serta berprestasi tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada
pelajar di setiap jenis dan tingkat pendidikan. Adapun persyaratan untuk
memperoleh beasiswa ialah mahasiswa yang mempunyai bakat yang menonjol,
berprestasi tinggi tetapi ekonominya lemah. Penilaian didasarkan atas prinsip
kesempatan yang sama dan dilaksanakan secara sektoral. Selain beasiswa,
program ini juga memberikan bantuan dalam bentuk buku-buku dan sebagainya.
Kini di Indonesia telah terdapat berbagai badan yang memberikan beasiswa
kepada siswa-siswa, seperti Super Semar yang dalam repelita selanjutnya
memberikan bantuan khusus kepada anak yang berbakat istimewa.
4. Proyek Pendidikan Guru
Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru,
tidak hanya meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap
masyarakat dan pendidikan profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian.
Tujuan proyek ini ialah dimilikinya lembaga pendidikan guru untuk segala jenis
dan tingkat, baik yang bersifat in-service maupun pre-service yang terkoordinsasi
dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek tersebut direncanakan akan
mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan guru, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya. Selain itu proyek ini akan
menggunakan pendekatan dan metode pendidikan guru secara konsisten sesuai
dengan sekolah-sekolah yang bersangkutan.
5. Model Pembaharuan pada Sekolah Menengah Umum
Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah Umum
yang semula adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khusus. Namun, kemudian tim konsultan ditugaskan untuk
9
menangani kegiatan ini bersama-sama dengan staf Dikmenum dan semua
menyetujui bahwa konsep sekolah model yang lama tidak efektif dalam
melaksanakan pengembangan sekolah. Konsep baru bagi model “pengembangan
sekolah” telah didiskusikan oleh para konsultan Internasional, konsultan Nasional
dan staf Dikmenum. Konsep “model” yang tradisional bergantung kepada
gambaran sekolah yang sangat baik dan memperoleh tambahan input (uang,
pelatihan, fasilitas dan sumber pembelajaran) menciptakan adanya model yang
bagus yang akan ditiru oleh sekolah lain. Masalah yang terlihat jelas untuk
pendekatan ini adalah bahwa sekolah biasa akan sulit untuk diubah menjadi
sekolah yang bagus apalagi menjadi sekolah model. Masalah kedua adalah apabila
input yang sama tidak diterapkan pada sekolah biasa, peniruan model tidak akan
difasilitasi
Sebagai alternatif, mereka yang terlibat dalam sekolah model memilih untuk
merencanakan langkah yang berbeda dalam pembuatan konsep pengembangan
sekolah “model”. Kunjungan ke beberapa sekolah di wilayah yang berbeda oleh
para konsultan membawa hasil akan kayanya informasi mengenai prakarsa
Sekolah Menengah Umum yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
setempat. Usaha inovatif ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk
meningkatkan mutu sekolah basisnya ada pada tingkat sekolah. Dari sini jelas
sekali terlihat oleh para konsultan, bahwa sekolah yang mengalami peningkatan
dan pengembangan adalah yang dapat mewakili model pengembangan sekolah.
Salah satu keuntungan dari model ini adalah apabila sekolah sudah mencapai
tingkat-tingkat komunikasi terbuka yang optimal dan pengambilan keputusan
bersama, sekolah dapat menjadi mandiri. Hal ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa kepala sekolah berfungsi sebagai koordinator pada fungsi
sekolah yang berbeda.
Model ini merupakan tinjauan yang menyeluruh terhadap semua yang terlibat
dalam proses pengembangan kondisi untuk pembaharuan di sekolah. Ketika
Sekolah Menengah Umum berjalan menuju peningkatan mutu berbasis sekolah
hal ini menunjukkan kepada sekolah bahwa proses pengembangan akan tercapai.
6. Sistem KBK dalam Perkuliahan
Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain
instruksional, penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sebagai sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya
10
mengembangkan semua potensi mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan
kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-model pembelajaran sangat
dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sanggup bersaing di
era globalisasi.
Salah satu model yang berkembang melalui problem based learning (PBL),
bersifat dinamis berbasis pemecahan masalah, interaktif dan kemajuan belajar
yang didasarkan pada penguasaan kompetensi serta produktif sebagai dasar
acuannya.
11
1. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
Kelebihan pertama dari kurikulum 2013 adalah adanya kesempatan bagi
lembaga pendidikan untuk lebih maksimal dalam membentuk karakter peserta
didik. Menariknya, upaya pembangunan karakter dan juga budi pekerti luhur ini
ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga, memungkinkan
karakter anak bangsa semakin terbentuk.
2. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif
Selain memudahkan proses pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga
memiliki keunggulan dari sisi mendorong siswa untuk lebih aktif. Karena
kurikulum ini didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan kreatif di
dalam berbagai hal. Khususnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi
saat proses pembelajaran.
3. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada
Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap dalam berbagai
fenomena sosial. Baik di tingkat lokal, daerah ataupun nasional. Hal ini sangat
penting dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan masa depan
bangsa.
4. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
Jika pada kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi
intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator
penilaian dari aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap
dan karakter, sosial bahkan aspek religius.
5. Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat
Adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat. Sehingga,
konsepnya pun lebih mudah dan memungkinkan adanya koordinasi yang baik
dengan pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan memberikan arahan secara
langsung kepada lembaga.
6. Mendorong Guru untuk Semakin Kreatif Sebagai Fasilitator Pembelajaran
Inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi yang dimaksud dapat
tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa. Dalam hal ini, penting bagi
seorang guru untuk terbuka dan selalu berupaya mengembangkan diri menjadi
lebih baik.
7. Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien
12
Misalnya mengenai buku ajar dan berbagai fasilitas yang lain. Dalam hal ini,
sekolah sudah tidak perlu kebingungan mencari fasilitas pembelajaran yang tepat.
Karena kurikulum 2013 sudah dilengkapi dengan perangkat dan fasilitas belajar
yang sesuai dengan kurikulumnya.
13
yang dibuat, maka hasil pembelajarannya juga akan semakin maksimal. Lagi-lagi
hal ini disebabkan karena kemampuan dan kualitas guru yang masih kurang.
6. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak
Kelemahan berikutnya yang dimiliki kurikulum 2013 adalah terlalu banyaknya
materi yang diberikan kepada siswa. Bahkan, banyak yang menganggap bahwa
ada beberapa materi belajar yang terlalu berat untuk usia sekian. Sehingga, beban
belajar siswa menjadi semakin besar dan berat. Dan ini akan berdampak pada
terlalu tertinggalnya siswa yang berkemampuan rendah.
7. Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada
Jika pada kurikulum yang sebelumnya sekolah sangat independen dan dapat
menentukan kurikulum sendiri, maka pada kurikulum 2013 ini semua materi ajar
dan kurikulumnya harus mengikuti pusat. Hal ini menyebabkan sekolah kurang
dapat aktif membentuk ciri khas lembaga.
Beberapa kekurangan kurikulum 2013 di atas menunjukkan bahwa ada banyak sisi
yang perlu diperbaiki dari kurikulum ini. Sehingga, dari tahun ke tahun akan semakin
baik dan efektif. Lembaga harus aktif dalam melakukan kreasi dan inovasi agar
sekolahnya semakin maju dan tidak tertinggal.
14
suatu persoalan atau mengatakan benar dan salahnya suatu jawaban. Guru
cenderung mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan dan kritis dalam menyikapi berbagai opsi jawaban
yang ada.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang bermula dari penjelasan
tentang hal yang bersifat umum, lalu diarahkan pada hal yang bersifat khusus.
Guru akan menerangkan teori, konsep dasar, dan istilah-istilah pada bagian awal
pembelajaran, kemudian diikuti penerapan atau contoh-conthnya.
Pendekatan Induktif
Pembelajaran bermula dengan penyajian keadaan khusus yang kemudian
digeneralisasikan. Pendekatan induktif menekankan pada pengamatan terlebih
dahulu, kemudian kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang ditemukan.
Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem-Solving)
Siswa didorong menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang jarang ditemui atau
masih belum dikuasai. Pembelajaran dengan problem solving ini bertujuan agar
siswa dapat menggunakan pemikiran seluas-luasnya. Dalam berpikir rasional
siswa dituntut menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisa,
memprediksi, dan menarik kesimpulan.
Pendekatan Open-Ended
Dalam pendekatan ini tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban,
tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Terdapat berbagai alternatif jawaban, tidak hanya benar dan salah saja.
Pertanyaannya juga bersifat terbuka sehingga menuntut para siswa untuk berpikir
secara aktif.
Pendekatan Proses
Dalam pendekatan proses guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep. Dalam
pendekatan ini siswa harus bisa mengilustrasikan atau melakukan percobaan,
kemudian berhipotesis. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir dan
psikomotor peserta didik.
Pendekatan Saintifik
15
Pendekatan ilmiah mendorong siswa untuk belajar melalui tahapan saintifik.
Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 menggunakan lima langkah, yakni
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, inovasi diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan yang terjadi
dari suatu keadaan lain yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan hampir
sama dengan inovasi atau pembaharuan. Dalam perubahan proses terjadinya bisa
berlangsung secara alamiah. Tetapi suatu perubahan dikatakan inovasi apabila perubahan
tersebut dilakukan dengan sengaja untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih
menguntungkan bagi peningkatan kualitas hidup, terutama dalam dunia pendidikan yang
erat kaitannya dengan kemajuan suatu bangsa.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan seyogyanya
perlu mendapat pemecahan yang tepat, artinya harus diselesaikan secara sistematis,
bertahap, dan berencana. Hal ini disebabkan karena masalah pendidikan merupakan
masalah yang kompleks. Oleh karena itu, pendidikan hars senantiasa berubah ke arah
yang lebih baik.
Dalam kepentingan tersebut, diadakanlah inovasi dalam bidang pendidikan. Hal ini
dilakukan untuk merubah kualitas pendidikan menjadi lebih baik dari keadaan
sebelumnya guna mengikuti perkembangan zaman dan IPTEK yang ada di Indonesia.
3.2 Saran
Peranan pendidikan merupakan faktor penting dalam upaya menyelesaikan masalah
dalam kehidupannya. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat ditinjau dari tingkat
pendidikan bangsa itu sendiri. Semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, semakin
maju pula bangsanya. Sebaliknya, semakin terpuruk dan rendahnya pendidikan suatu
bangsa, maka bidang pendidikan di negara tersebut dapat semakin terhambat.
Berbeda dengan negara-negara yang sudah maju, di negara-negara yang sedang
berkembang (termasuk Indonesia) pendidikan mulai lebih diperhatikan setelah dalam
16
waktu yang cukup lama kurang terurus sehingga masalah-masalah yang dihadapi
pendidikan berlipat ganda dengan kompleksitas yang cukup rumit.
Beberapa hal yang diharapkan setelah dilakukan inovasi pendidikan antara lain :
1. Perubahan hendaknya dapat menunjukkan sesuatu hal yang relatif baru atau
berbeda dari keadaan sebelumnya.
2. Perbedaan keadaan sebelum dan setelah diharapkan dapat lebih bersifat
kualitatif daripada kauntitatif.
3. Pembaharuan dalam bidang pendidikan dapat mencakup semua aspek yang
ada dalam sistem pendidikan, baik dalam skala makro maupun skala mikro,
baik aspek manajerial maupun aspek operasional.
4. Perubahan yang dilakukan hendaknya direncanakan dengan baik berdasarkan
pada fakta tentang masalah yang dihadapi sehingga sesuai dengan kebutuhan
nyata, bukan atas dasar suka atau tidak suka.
5. Perubahan yang terjadi hendaknya tertuju pada pencapaian tujuan yang jelas
yang dirumuskan dengan perencanaan yang matang.
6. Perubahan hendaknya dalam rangka memperbaiki sistem dan meningkatkan
kemampuan sistem pendidikan seoptimal mungkin.
7. Seorang pembaharu diharapkan dapat memanfaatkan sumber dana yang ada
dan mungkin terbatas tetapi dapat membawa hasil yang setinggi-tingginya.
Dengan demikian, kemajuan dalam bidang pendidikan dapat tercapai sesuai dengan
misi dan tujuan inovasi, yakni memecahkan permasalahan yang terjadi dan yang dihadapi
dalam dunia pendidikan. Inovasi pendidikan mengemban misi yang dalam meningkatkan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, relevansi
pendidikan, secara efektif dan efesien menuju kemajuan pendidikan bangsa di Indonesia.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalah-upaya-
dalam-mencapai-inovasi.html
https://id.scribd.com/document/363082403/Masalah-Yang-Menuntut-Sebuah-Inovasi
https://serupa.id/pendekatan-pembelajaran/
Buku Inovasi Pendidikan
Buku Kurikulum dan Pembelajaran Dr. Fauzan, M.A
18