Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

INOVASI DALAM
PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar


Pendidikan

Dosen :Dr.A.jamalong S.Pd.M.Pd.

Disusun Oleh :

Muh.Arifin Baso : (230301502069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI UNIVERSITAS NEGRI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Inovasi Pendidikan” tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Pendidikan.

Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Inovasi Pendidikan”. Ucapan terimakasih kami haturkan
kepada Dosen pengampu matakuliah Pengantar Pendidikan, teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama
pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan


saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya
dan masyarakat umum.

Makassar, 26 November 2023

Muh.Arifin Baso
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................

1.A LATAR BELAKANG........................................................................................

1.B RUMUSAN MASALAH....................................................................................

1.C TUJUAN.............................................................................................................

BAB 2 LADASAN TEORI ......................................................................................

2.ATUJUAN DAN ALASAN DIBUTUHKANNYA INOVASI.............................

2.B STRATEGI PENGUASAAN IPTEK.................................................................

2.C PROFESIONALISME DAN KEUNGGULAN.................................................

BAB 3 METODOLOGI............................................................................................
3.A DEFINISI INOVASI DALAM PENDIDIKAN................................................
3.B PENTINGNYA INOVASI DALAM PENDIDIKAN........................................
3.C METODOLOGI INOVASI DALAM PENDIDIKAN.......................................
Tabel 3.A...........................................................................................................
3.D TANTANGAN DALAM MENERAPKAN INOVASI PENDIDIKAN............
3.E KEUNTUNGAN DARI INOVASI DALAM PENDIDIKAN...........................
BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................................
4.A PENGERTIAN INOVASI DAN INOVASI PENDIDIKAN.............................
4.B TUJUAN DAN ALASAN DIBUTUHKANNYA INOVASI.............................
4.C SIFAT-SIFAT PERUBAHAN INOVASI..........................................................
4.D SIKAP TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK............................................
BAB 5........................................................................................................................
5.A KESIMPULAN...................................................................................................
5.B SARAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
DAFTAR TABEL

Gambar 3.3.1 Pembelajaran berbasis proyek......................................................................

Gambar 3.3.2 Realitas virtual dalam pembelajaran............................................................

Gambar 3.3.3 Pendidikan dengan gaya permainan.............................................................


BAB 1 PENDAHULUAN

1.A LATAR BELAKANG

Pada masa reformasi ini, pendidikan di Indonesia tetap membutuhkan


perbaikan dan peningkatan mutu. Salah satunya dengan melalukan inovasi-inovasi
pendidikan, untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi pada
masa globalisasi yang menuntut kita untuk mampu bersaing di tengah-tengah
bangsa lain yang mungkin lebih maju, baik dalam hal pendidikan, maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebab, jika kita tidak mampu bersaing dan mengikuti perkembangan
jaman, maka generasi muda tidak mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam bangsa dan negara, baik sumber daya manusia, maupun sumber daya alam
untuk kesejahteraan bangsa. Maka dalam hal ini inovasi pendidikan sangat
dibutuhkan.

1.B RUMUSAN MASALAH

1) Apa yang dimaksud inovasi dan inovasi pendidikan?

2) Mengapa dibutuhkan inovasi pendidikan?

3) Strategi apa yang diperlukan dalam penguasaan iptek?

4) Bagaimana membangun profesionalisme dan keunggulan?

5) Bagaimana menyikapi perkembangan iptek?

1.C TUJUAN

1) Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud inovasi dan inovasi pendidikan.

2) Mahasiswa mengerti alasan dibutuhkannya inovasi pendidikan.


3) Mahasiswa mampu menguasai iptek.

4) Mahasiswa memahami cara membangun profesionalisme dan keunggulan.

5) Mahasiswa dapat menyikapi penguasaan iptek dengan arif.


BAB 2 LANDASAN TEORI
1.A. Inovasi Pendidikan
1. Pengertian Inovasi Pendidikan

Menurut S. Wojowasito dan Santoso S. Hamijoyo yang dikutip oleh Udin


Syaefudin Sa’ud dalam bukunya Inovasi Pendidikan mengatakan bahwa kata Innovation
(bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada
yang menjadikan kata Innovation menjadi kata Indonesia yaitu Inovasi. Inovasi kadang-
kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari
bahasa Inggris Discovery dan Invention.

Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian Inovasi dan Modernisasi,


karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan, untuk memperluas wawasan serta
memperjelas pengertian Inovasi Pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang
pengertian Discovery, Invention, dan Innovation sebelum membicarakan tentang
pengertian Inovasi Pendidikan.Discovery, Invention, dan Innovation dapat diartikan
dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksutnya ketiga kata tersebut mengandung arti
ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barang itu sendiri sudah ada lama
kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak
ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai
tujuan tertentu.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari
hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan
beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut

a. Baru, dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain.
Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari
sebelumnya.

b. Kualitatif, berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan


kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau
penambahan unsur-unsur setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanja
supaya lebih banyak mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan
penting, bukan merupakan tindakan inovasi. Akan tetapi, tindakan mengatur kembali
jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan
pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau
sasaran siswa yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan
inovasi.

c. Hal, yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan
aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide
atau rangkaian ide. Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan
teknik bekerja, mengatur, menddik, perbuatan, peraturan, norma, barang, dan alat.

d. Kesengajaan, merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik


dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak mengutarakan harapan
kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran
(teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering).

e. Meningkatkan kemampuan, mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah


kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi.

f. Tujuan, yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil
yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan
antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Dari uraian tersebut, dapat
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha
mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam
bidang pendidikan.

2.B. Tujuan Inovasi Pendidikan

Tujuan utama inovasi, adalah meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan


sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta
didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesarbesarnya (menurut kriteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber,
tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Secara sistematis arah
tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah:
a. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar
dengan berbagai kemajuan tersebut.

b. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan jenjang yang


dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil.

c. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai
kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan
identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik
minat peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan untuk
berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.

3.C Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan.

Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu sub sistem dari
sistem sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial, maka lembaga
pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan, maka hasilnya
akan berpengaruh terhadap sistem sosial. Oleh karena itu suatu lembaga
pendidikan memunyai beban yang ganda yaitu melestarikan nilai-nilai budaya
tradisionaldan juga mempersiapkan generasi muda agar dapat menyiapkan diri
menghadapi tantangan kemajuan jaman. Motivasi yang mendorong perlunya
diadakan inovasi pendidikan jika dilacak biasanya bersumber pada dua hal
yaitu:

a. Kemauan sekolah (lembaga pendidikan) untuk mengadakan respon terhadap


tantangan kebutuhan masyarakat.

b. Adanya usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga pendidikan) untuk


memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Antara lembaga pendidikan
dan sistem sosial terjadi hubugan yang erat dan saling mempengaruhi. Misalnya
suatu sekolah telah dapat sukses menyiapkan tenaga yang terdidik sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, maka dengan tenaga terdidik berarti tingkat
kehidupannya meningkat, dan cara bekerjanya juga lebih baik. Tenaga terdidik
akan merasa tidak puas jika bekerja yang tidak menggunakan kemampuan
inteleknya, sehingga perlu adanya penyesuaian dengan lapangan pekerjaan.

Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis,


yang disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan
mesyarakat. Agar kita dapat lebih memahami tentang perlunya perubahan
pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat kita gali dari tiga
hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di sekolah, yaitu:
Kegiatan belajar mengajar, Faktor internal dan eksternal, dan Sistem pendidikan
(pengelolaan dan pengawasan).

a. Faktor kegiatan belajar mengajar

Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar


mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru sebagai
tenaga yang telah dipandang memiliki keahlian tertentu dalam bidang
pendidikan, diserahi tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar
mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yang terjadinya perubahan
tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan
Institusional yang telah dirumuskan. Tetapi dalam pelaksanaan tugas
pengelolaan kegiatan belajar mengajar terdapat berbagai faktor yang
menyebabkan orang memandang bahwa pengelolaan kegiatan belajar mengajar
adalah kegiatan yang kurang profesional, kurang efektif, dan kurang perhatian.
Sebagai alasan mengapa seseorang harus memandang tugas guru dalam
mengajar mengandung banyak kelemahan tersebut, antara lain dikemukakan
bahwa:

1) Keberhasilan tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat


ditentukan oleh hubungan interpersonal antara guru dengan siswa

2) Belum ada kriteria yang baku tentang bagaimana pengelolaan kegiatan beljar
mengajar yang efektif.

3) Dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar, guru


menghadapi sejumlah siswa yang berbeda satu dengan yang lain baik mengenai
kondisi fisik, mental intelektual, sifat, minat, dan latar belakang sosial
ekonominya.

4) Guru juga menghadapi tantangan dalam usahanya untuk meningkatkan


kemampuan profesionalnya, yaitu tanpa adanya keseimbangan antara
kemampuan dan wewenangnya mengatur beban tugas yang harus dilakukan,
serta tanpa bantuan dari lembaga dan tanpa adanya insentif yang menunjang
kegiatanya. Dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan
pengelolaan kegiatan belajar mengajar tersebut maka perlunya ada inovasi
pendidikan untuk mengatasi kelemahan tersebut, atau bahkan dari sudut
pandang yang lain dapat juga dikatakan baha dengan adanya kelemahan-
kelemahan itu maka sukar penerapan inovasi pendidikan secara efektif.

b. Faktor internal dan eksternal

Satu keunikan dari sistem pendidikan ialah baik pelaksana maupun


klien (yang dilayani) adalah kelompok manusia. Perencana inovasi pendidikan
harus memeperhatikan mana kelompok yang mempengaruhi dan kelompok
yang dipengaruhi oleh sekolah (sistem pendidikan).

Faktor internal yang mepengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan dan dengan


sendirinya juga inovasi pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya
terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan
tingkah laku ssiwa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan bahan pertimbangan
dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.

Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi pendidian


ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang
kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai penujang secara moral
membantu dan mendorong kegatan siswa untuk melakukan kegiatan belajar
sesuai dengan yang diharapkan sekolah, maupun sebagai penunjang pengadaan
dana.

c. Sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan) Dalam penyelenggaraan


pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah.
BAB 3 METODOLOGI

3.A Definisi Inovasi dalam Pendidikan

Inovasi dalam pendidikan mengacu pada pengembangan dan penerapan ide-ide


baru, metode, dan teknologi untuk meningkatkan proses belajar-mengajar dan mencapai
hasil yang lebih baik.

3.B Pentingnya Inovasi dalam Pendidikan

Inovasi penting karena dapat merangsang minat siswa, meningkatkan kreativitas,


memperluas aksesibilitas pendidikan, menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan, dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang dinamis.

3.C Metodologi Inovasi dalam Pendidikan

Tabel 3.A

PENELITIAN DAN ANALISIS BRAINSTORMING DAN PENGEMBANGAN DAN


IDEATION PERCOBAAN

Melakukan studi pasar pendidikan, Mendiskusikan ide-ide Mengembangkan rencana aksi,


menganalisis tren terkini, dan menentukan inovatif dengan rekan sejawat membuat prototipe, dan menguji
kebutuhan siswa dan masyarakat. dan siswa untuk menghasilkan ide-ide inovatif dalam lingkungan
gagasan yang unik dan kreatif. pembelajaran yang nyata.
3.D Tantangan dalam Menerapkan Inovasi Pendidikan

1.Keterbatasan Sumber Daya

Kurangnya anggaran dan infrastruktur yang memadai dapat menjadi kendala


dalam menerapkan inovasi pendidikan.

2.Penerimaan dan Keberlanjutan

Tantangan mengubah budaya dan keyakinan yang ada, serta memastikan adopsi
dan keberlanjutan inovasi di kalangan pengajar dan siswa.

3.Pengukuran Dampak

Mengukur efektivitas dan dampak nyata inovasi pendidikan menjadi tantangan


penting dalam memperbaiki dan mengembangkan praktik terbaik.

Contoh Praktis Inovasi dalam Pendidikan

● Pembelajaran Berbasis Proyek

Siswa terlibat dalam proyek nyata yang relevan dengan dunia


nyata untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
praktis.

Gambar 3.3.1 Pembelajaran berbasis proyek

● Realitas Virtual dalam Pembelajaran

Menggunakan teknologi VR untuk menciptakan pengalaman


belajar yang imersif dan mendalam di berbagai mata
pelajaran

Gambar 3.3.2 Realitas virtual dalam pembelajaran

● Pendidikan dengan Gaya Permainan


Menerapkan elemen-elemen permainan seperti tantangan, poin, dan penghargaan dalam
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa

Gambar 3.3.3 Pendidikan dengan Gaya Permainan

3.E Keuntungan dari Inovasi dalam Pendidikan

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Inovasi dapat memperbaiki pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang lebih


siap menghadapi perubahan masa depan.

Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan

Siswa lebih termotivasi untuk belajar ketika proses pembelajaran menarik dan
relevan dengan kehidupan mereka.

Persiapan Menghadapi Tantangan

Inovasi membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhk

BAB 4 PEMBAHASAN

4.A PENGERTIAN INOVASI DAN INOVASI PENDIDIKAN


Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu
berupa hasil invensi atau diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, 1988). Invensi
adalah suatu penemuan yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia yang
berupa benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada,
kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Sedangkan diskoveri adalah suatu
penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada,
tetapi belum diketahui orang.

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi


dalam bidang pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan.

4.B TUJUAN DAN ALASAN DIBUTUHKANNYA INOVASI


Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap,yaitu :
a. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu
dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin
berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah
bagi setiap warga negara. Misalnya daya tampung usia sekolah SD, SLTP,
SLTA, dan Perguruan Tinggi.

Adapun masalah-masalah yang menjadi alasan dituntutnya adanya inovasi


pendidikan di Indonesia, yaitu :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang


mempengaruhi kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan
kebudayaan bangsa Indonesia.Sistem pendidikan yang dimiliki dan
dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan
kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat
menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif
sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.
b. Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya
tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
c. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih
baik, sedangkan di pihak lain kesempatan sangat terbatas.
d. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana
yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang
dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

4.C SIFAT-SIFAT PERUBAHAN INOVASI

1. Penggantian (substitution)

Penggantian (substitution), misalnya inovasi dalam penggantian jenis sekolah,


penggantian bentuk perabot, alat-alat, atau system ujian yang lama diganti
yang baru.
2. Perubahan (alternation) Perubahan (alternation), sebagai contoh upaya
mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah
dengan tugas menjadi guru bimbingan dan penyuluhan atau mengubah
kurikulum sekolah menengah umum yang semula bercorak teoritis akademis,
menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa
keterampilan hidup praktis. Perubahan semacam ini mengandung sifat
mengganti hanya sebagian komponen dari sekian banyak komponen yang
masih dapat dipertahankan dalam system yang lama.

3.Penambahan (addition)

Penambahan (addition), dalam inovasi yang bersifat penambahan ini


tidak ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang ebrubah maka
perubahan tersebut hanya berupa perubahan dalam hubungan antar komponen
yang terdapat dalam system yang masih perlu dipertahankan. Sebagai contoh,
adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan
guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara
penilaian yang sudah ada.

4,Penyusunan kembali (restructuring)

Penyusunan kembali, yaitu upaya penyusunan kembali berbagai


komponen yang ada dalam system dengan maksud untuk menyesuaikan
dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai contoh, upaya penyusunan kembali
susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran da daya
tampung kelas, menyusun kembali urutan mata pelajaran atau kesuluruhan
system pembelajaran, system kepangkatan, system pembinaan karir baik
untuk tenaga edukatif maupun tenaga administrative, teknisi, dalam upaya
pengembangan keseluruha sumber daya manusia dalam system pendidikan.
5.Penghapusan (elimination) Penghapusan (elimination), adalah upaya
pembaharuan dengan cara menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam
pendidikan, atau pengurangan komponen-komponen tertentu dalam
pendidikan, atau penghapusan pola ataupun cara-cara lama. Sebagai contoh,
upaya menghapuskan mata pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran menulis
halus, menghapus fasilitas tertentu, seperti permainan olahraga atau
menghapus kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam.

6.Penguatan (reinforcement)

Penguatan (reinforcement), yaitu upaya peningkatan untuk memperkokoh


atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang sebelumnya
terasa lemah. Misalnya, upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan
tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam mempermudah
tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

4.D STRATEGI PENGUASAAN IPTEK MELALUI PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
Kemajuan teknologi dapat dicapai melalui kemajuan ilmu pengetahuan yang
tidak mungkin terwujud tanpa adanya sumberdaya manusia berkualitas. Taraf
pendidikan merupakan modal utama terbentuknya sumber daya manusia berkualitas.
Kebijaksanaan untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk minimal lulus SLTP
melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun merupakan suatu
langkah strategis. Tentunya kebijaksanaan tersebut harus diikuti pula dengan
kebijaksanaan lain yang mengarah kepada pembentukan sumberdaya manusia yang
mampu mengembangkan dan menguasai iptek agar bangsa Indonesia tidak tertinggal
oleh bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang
ketat dalam berbagai aspek kehidupan
Sama halnya dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kinerja
pembangunan juga sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia, yang
antara lain dicirikan dengan penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi
sangat berperanan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan seluruh faktor
produksi baik modal dan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia itu
sendiri. Tingkat penguasaan teknologi menentukan pula tingkat kemajuan
suatu bangsa, dan kemudian juga menentukan tingkat peradaban.

Penguasaan teknologi berkaitan erat dengan penguasaan ilmu


pengetahuan, sehingga keduanya seringkali disebut ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek). Sebenarnya tidaklah semua jenis dan cabang ilmu pengetahuan
selalu menghasilkan teknologi. Saat mempelajari mengenai iptek, janganlah
beranggapan bahwa suatu cabang ilmu pengetahuan yang tidak berkaitan dengan
teknologi itu tidak penting. Dalam dunia industrialisasi yang semakin kental,
manusia akan semakin membutuhkan dimensi kemanusiaan yang bernuansa
etika, estetika, moral, dan kejiwaan. Jadi, berbicara tentang iptek dalam arti yang
spesifik dalam kaitannya dengan proses industrialiasi, tidaklah berarti
mengesampingkan pentingnya ilmu pengetahuan dalam arti yang luas.

Ciri yang menonjol dari seseorang yang berbudaya iptek antara lain:

1) Selalu terdorong untuk bertanya dan mencari tahu serta menggali


rahasia alam, karena alam adalah sumber ilmu pengetahuan
2) Berfikir logis dan rasional

3) Menjunjung tinggi mutu dan keunggulan

4) Selalu cenderung kepada kebenaran, karena ilmu pengetahuan hanya


mungkin dibangkitkan dan dikembangkan atas dasar kebenaran serta
sadar bahwa kebenaran ilmu itu sendiri tidaklah bersifat multak (absolut)
dan abadi
5) Menghargai kerja keras dan tidak memandang rendah kerja kasar,
karena dari setiap kerja itu akan selalu dihasilkan suatu karya
6) mengutamakan profesionalisme.
Keberhasilan dari proses pendidikan yang bertujuan mewujudkan manusia
berbudaya iptek akan sangat ditentukan oleh semangat dan gairah belajar yang
harus ditumbuh-kembangkan oleh setiap pendidik. Anak didik harus didorong
untuk selalu bertanya agar tumbuh sikap kreatif, karena kreativitas merupakan
modal utama untuk melakukan suatu inovasi, dan inovasi adalah sumber
penguasaan teknologi.

Dalam upaya menumbuh-kembangkan budaya iptek sejak dini, bekal dasar


yang harus dikuasai anak didik dengan baik adalah penguasaannya terhadap
bidang ilmu sains, matematika, dan bahasa. Sudah dilakukan pengamatan bahwa
penguasaan ketiga materi itu masih lemah di kalangan anak didi. Kelemahan
tersebut harus segera diatasi, dengan cara utamanya menciptakan gairah dan
semangat untuk mempelajari bidang ilmu yang sering dianggap sulit itu. Anak
didik akan tertarik jika,

a) ilmu hayat, misalya, diajarkan dengan menunjukkan bagaimana hewan dan


tanaman tumbuh dan berkembang di alam.
b) Matematika diajarkan dengan menghitung berapa jumlah butir padi yang
ada pada satu rumpun.
c) Kemampuan bahasa diajarkan dengan berceritera tentang hikayat-hikayat
yang menarik dan bernuansa moral.

Budaya iptek juga sekaligus dapat ditumbuh-kembangkan sejak dini pada anak-
anak sekolah dasar bersamaan dengan pelestarian nilai-nilai luhur budaya
Indonesia. Betapa tingginya peradaban dan muatan iptek pada candi-candi
peninggalan sejarah seperti Borobudur dan Prambanan. Dan metode-metode lain
yang menarik dan membangkitkan semangat berlajar guna menumbuh-
kembangkan budaya iptek itu.
4.C PROFESIONALISME DAN KEUNGGULAN
Profesionalisme dan keunggulan merupakan kata kunci yang perlu terus
diungkapkan dalam upaya membangun sumberdaya manusia yang berkualitas di

era globalisasi. Dalam dunia yang terus berkembang ini dan di masa
mendatang, untuk membangun profesionalisme yang andal diperlukan muatan
iptek yang senantiasa baru. Dunia pendidikan pada gilirannya dituntut pula untuk
selalu mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi itu.
Masalah yang seringkali dihadapi adalah kecepatan perkembangan yang terjadi di
dunia pendidikan selalu Iebih lambat dari kecepatan perkembangan yang terjadi di
dunia industri dan dunia luar pendidikan lainnya. Memang demikianlah sifat dasar
dari dunia pendidikan. Menyadari karakteristik seperti tersebut, maka dibutuhkan
upaya meningkatkan profesionalisme dan keunggulan. Selain hal itu juga dengan
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik untuk siap
berkembang dan dalam waktu relatif singkat mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan nyata di lapangan.

Ada beberapa program pendidikan yang cukup menjanjikan untuk


mewujudkan keterkaitan dan kesepadan dan sekaligus untuk membangun
keunggulan dan profesionalisme. Program "CO-OP", misalnya, dapat dirintis dan
dikembangkan terutama untuk jenjang pendidikan tinggi terutama politeknik.
Melalui program "CO-OP" ini anak didik dilatih untuk menghayati kehidupan di
dunia industri, dididik untuk memelihara dan meningkatkan etos kerja dan
produktivitas, serta mengembangkan profesionalisme. Bagi jenjang pendidikan
menengah kejuruan di SMK, pada prinsipnya program "CO-OP" pun dapat
diterapkan dengan menyesuaikan tingkat keterampilan yang ditentukan.

Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V.


Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-
peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor,
manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.
a. Pelatih (coaches); Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang
yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara
pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya
memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang

mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olahraga, di mana pelatih hanya
memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu
sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan
kemampuan dan kondisi yang ada.

b. Konselor; Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi
belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana
psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping
itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke
arah perkembangan optimal.

mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih
hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan
itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan
kemampuan dan kondisi yang ada.

c. Konselor; Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi


interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran
dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan
guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya ke arah perkembangan optimal.

d. Manajer Pembelajar; Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki


kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber
penunjang pembelajaran.
e. Konselor; Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi
interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran
dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan
guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya ke arah perkembangan optimal.

f. Manajer Pembelajar; Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki


kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber
penunjang pembelajaran. tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai
tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku,
melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya
inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan
komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.

4.D SIKAP TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK

1. Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

2. Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.

3. Memanfaatkan iptek dengan bijaksana

4. Menghargai jenis pekerjaan sesuai dengan prestasi.

5. Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan


berkelanjutan.
6. Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

7. Tetap menjunjung nilai keluhuran bangsa dengan menjadi manusia yang


bermoral
BAB 5 PENUTUP

5.A KESIMPULAN

Inovasi berasal dari kata latin, innovationyang berarti pembaruan dan perubahan.
Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.dalam inovasi pendidikan mempuyai tujuan
yang jelas. inovasi pendidikan memiliki sifat-sifat, yaitu: Penggantian
(substitution), Perubahan (alternation), Penambahan (addition), Penyusunan
kembali (restructuring), Penghapusan (elimination), Penguatan (reinforcement).
Profesionalisme dan keunggulan guru merupakan kata kunci yang perlu terus
diungkapkan dalam upaya membangun sumberdaya manusia yang berkualitas di
masa perkembangan iptek. Namun, dalam menerima adanya iptek perlu adanya
sikap yang bijaksana.

5.B SARAN

Saran bagi semua dalam menyikapi perkembang iptek yaitu,: Terbuka terhadap
inovasi dan perubahan., berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.,
memanfaatkan iptek dengan bijaksana, menghargai jenis pekerjaan sesuai dengan
prestasi, menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan
berkelanjutan, menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia, etap
menjunjung nilai keluhuran bangsa dengan menjadi manusia yang bermoral.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin, Dinn, dkk. Pengantar Pendidikan. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka.


Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan. 2000. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.scribd.com/doc/125442898/Perkembangan-Iptek-Dalam-Dunia-
Pendidikan

https://alhusni70.wordpress.com/guru-dan-inovasi-pendidikan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai