Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH DALAM KONTEKS SARANA


DAN PRASARANA SDN BERANGAS BARAT 2

Dosen Pengampu:

Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D

Drs. Asrani, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelas 7A PGSD Kelompok 4


(5) Eva Sekar Wangi 2010125120047
(7) Wiwi Anggrini 2010125120049
(15) M. Fernanda Apriza 2010125210118
(22) Annisa Nur Pratiwi 2010125220121
(34) Nidaul Hasanah 2010125220136
(35) Syafira Nurhanifa 2010125220137

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Inovasi Pendidikan di
Sekolah dalam Konteks Sarana dan Prasarana SDN Berangas Barat 2” ini
dengan baik.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Drs. Ahmad
Suriansyah, M.Pd., Ph.D dan Drs. Asrani, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Inovasi dan Pengembangan Program Sekolah yang sudah memberikan
materi ini untuk dipelajari.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin.

Banjarmasin, 15 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................................2
D. Waktu dan Tempat Observasi.......................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................4
A. Inovasi Pendidikan........................................................................................4
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan.................................................................9
C. Pengembangan dan Inovasi Sarana Prasarana Pendidikan.........................18
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................23
A. Gambaran Umum........................................................................................23
B. Inovasi Sarana dan Prasarana di Sekolah....................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................25
A. Kesimpulan.................................................................................................25
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebuah sistem sosial yang memiliki tujuan yang
akan dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu kerjasama
dan kemampuan manajerial kepala sekolah dalam mengelola seluruh sumber
daya yang ada sehingga kegunaannya dapat bermanfaat bagi sekolah.
Kemampuan personil sekolah dalam mengelola dan memanfaatkan sumber
daya baik fasilitas sekolah, kurikulum sekolah, hubungan masyarakat, dan
pengelolaan keuangan akan membantu dlam meningkatkan proses dan
kualitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari
fasilitas sekolah, karena fasilitas atau sarana prasarana sekolah sangat
menunjang dalam meningkatkan kemampuan dan potensi peserta didik.
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa sarana dan prasarana
merupakan aspek yang menunjang proses pembelajaran peserta didik
sehingga apabila penunjang pembelajaran tersebut dioptimalkan, maka tujuan
pendidikan akan mudah untuk dicapai. Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan
dalm proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Salah satu cara untuk
mengoptimalkan sarana dan prasarana pembelajaran yaitu dengan inovasi
sarana dan prasarana.
Inovasi sarana dan prasarana pembelajaran adalah pembaruan dalam
bidang sarana prasarana yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta
didik. Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada mengacu pada
tupoksi lembaga dan peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPN NO.
20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk

1
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
Dalam hal ini, guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam
pemanfaatan sarana prasarana sebagai fasilitas dalam pembelajaran yang akan
dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan
membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu orang kreatif itu akan
mudah dalam menemukan inovasi-inovasi yang memungkinkan kegiatan
pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi murid.
Oleh karena itulah, kami membahas lebih lanjut berkaitan tentang
“Inovasi Pendidikan di Sekolah dalam Konteks Sarana dan Prasarana SDN
Berangas Barat 2”. Pembahasan makalah kali ini kami barengi dengan
kegiatan observasi di salah satu sekolah yaitu SDN Berangas Barat 2 dengan
tujuan melihat lebih dekat dan nyata tentang sarana dan prasarana pendidikan
yang ada di sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi?
2. Apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana pendidikan?
3. Bagaimanakah pengembangan inovasi sarana dan prasarana di sekolah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang inovasi.
2. Untuk mengetahui tentang sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengembangan inovasi sarana dan prasarana di
sekolah.

Adapun makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada


pembaca berkaitan dengan inovasi sarana dan prasarana serta mengajak para

2
pembaca agar senantiasa berinovasi khususnya dalam bidang sarana dan
prasarana pendidikan.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para


pembaca untuk memulai berinovasi dalam pembelajaran sehingga tujuan
pendidikan semakin mudah tercapai.

D. Waktu dan Tempat Observasi


Observasi ini kami lakukan di SDN Berangas Barat 2 Kabupaten
Barito Kuala yang beralamat di Jalan Akasia Rt. 6 No. 62, BERANGAS
BARAT, Kec. Alalak, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada hari
Kamis tanggal 14 September 2023.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Inovasi Pendidikan
1. Pengertian Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dalam bukunya Inovasi Pendidikan
mengatakan bahwa kata Innovation (bahasa Inggris) sering diterjemahkan
segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata
Innovation menjadi kata Indonesia yaitu Inovasi. Inovasi kadang-kadang
juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan
kata dari bahasa Inggris Discovery dan Invention.
Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian Inovasi dan
Modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan, untuk
memperluas wawasan serta memperjelas pengertian Inovasi Pendidikan,
maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian Discovery, Invention, dan
Innovation sebelum membicarakan tentang pengertian Inovasi
Pendidikan. Discovery, Invention, dan Innovation dapat diartikan dalam
bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut
mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya
barang itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang
benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula
mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai
tujuan tertentu.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan
kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan
beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan,
sebagai berikut.
a. Baru, dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami,
diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin

4
bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari
sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
b. Kualitatif, berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau
pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan
semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-unsur setiap
komponen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya lebih banyak
mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan
penting, bukan merupakan tindakan inovasi. Akan tetapi, tindakan
mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang
kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga dengan tenaga,
alat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa yang
lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan
inovasi.
c. Hal, yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua
komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang
diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau rangkaian ide. Termasuk
hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja,
mengatur, menddik, perbuatan, peraturan, norma, barang, dan alat.
d. Kesengajaan, merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran
para pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih
banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita kembali
pada pembelajaran (learning) dan pengajaran (teaching), dan
menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas (gadgeteering).
e. Meningkatkan kemampuan, mengandung arti bahwa tujuan utama
inovasi adalah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana,
termasuk struktur dan prosedur organisasi.
f. Tujuan, yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran
dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur
untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum
inovasi dilaksanakan.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan

5
perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam
bidang Pendidikan.

2. Tujuan Inovasi Pendidikan


Tujuan utama inovasi, adalah meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi,
kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-
banyaknya dengan hasil pendidikan sebesarbesarnya (menurut kriteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya. Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan
Indonesia, adalah:
a. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di
Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan
tersebut.
b. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur,
dan jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara merata
dan adil.
c. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan
efektif, menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya
sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan kesadaran
nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat
peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar
diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan
masyarakat.

6
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Inovasi Pendidikan
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu sub
sistem dari sistem sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial, maka
lembaga pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan,
maka hasilnya akan berpengaruh terhadap sistem sosial. Oleh karena itu
suatu lembaga pendidikan memunyai beban yang ganda yaitu
melestarikan nilai-nilai budaya tradisional dan juga mempersiapkan
generasi muda agar dapat menyiapkan diri menghadapi tantangan
kemajuan jaman.
Motivasi yang mendorong perlunya diadakan inovasi Pendidikan
jika dilacak biasanya bersumber pada dua hal yaitu:
a. Kemauan sekolah (lembaga pendidikan) untuk mengadakan respon
terhadap tantangan kebutuhan masyarakat.
b. Adanya usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga pendidikan)
untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Antara
lembaga pendidikan dan sistem sosial terjadi hubugan yang erat dan
saling mempengaruhi.
Misalnya suatu sekolah telah dapat sukses menyiapkan tenaga yang
terdidik sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka dengan tenaga
terdidik berarti tingkat kehidupannya meningkat, dan cara bekerjanya
juga lebih baik. Tenaga terdidik akan merasa tidak puas jika bekerja yang
tidak menggunakan kemampuan inteleknya, sehingga perlu adanya
penyesuaian dengan lapangan pekerjaan.
Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat
dinamis, yang disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga
pendidikan dan mesyarakat. Agar kita dapat lebih memahami tentang
perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi
pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kegiatan di sekolah, yaitu: Kegiatan belajar mengajar, Faktor
internal dan eksternal, dan Sistem pendidikan (pengelolaan dan
pengawasan).
a. Faktor kegiatan belajar mengajar

7
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan
belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional.
Guru sebagai tenaga yang telah dipandang memiliki keahlian tertentu
dalam bidang pendidikan, diserahi tugas dan wewenang untuk
mengelola kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan
tertentu, yang terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan Institusional yang telah
dirumuskan. Tetapi dalam pelaksanaan tugas pengelolaan kegiatan
belajar mengajar terdapat berbagai faktor yang menyebabkan orang
memandang bahwa pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah
kegiatan yang kurang profesional, kurang efektif, dan kurang
perhatian. Sebagai alasan mengapa seseorang harus memandang
tugas guru dalam mengajar mengandung banyak kelemahan tersebut,
antara lain dikemukakan bahwa:
1) Keberhasilan tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh hubungan interpersonal antara
guru dengan siswa
2) Belum ada kriteria yang baku tentang bagaimana pengelolaan
kegiatan beljar mengajar yang efektif.
3) Dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar
mengajar, guru menghadapi sejumlah siswa yang berbeda satu
dengan yang lain baik mengenai kondisi fisik, mental
intelektual, sifat, minat, dan latar belakang sosial ekonominya.
4) Guru juga menghadapi tantangan dalam usahanya untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya, yaitu tanpa adanya
keseimbangan antara kemampuan dan wewenangnya mengatur
beban tugas yang harus dilakukan, serta tanpa bantuan dari
lembaga dan tanpa adanya insentif yang menunjang kegiatanya.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan
pengelolaan kegiatan belajar mengajar tersebut maka perlunya ada
inovasi pendidikan untuk mengatasi kelemahan tersebut, atau bahkan
dari sudut pandang yang lain dapat juga dikatakan baha dengan

8
adanya kelemahan-kelemahan itu maka sukar penerapan inovasi
pendidikan secara efektif.
b. Faktor internal dan eksternal
Satu keunikan dari sistem pendidikan ialah baik pelaksana maupun
klien (yang dilayani) adalah kelompok manusia. Perencana inovasi
pendidikan harus memeperhatikan mana kelompok yang
mempengaruhi dan kelompok yang dipengaruhi oleh sekolah (sistem
pendidikan).
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan
dan dengan sendirinya juga inovasi pendidikan ialah siswa. Siswa
sangat besar pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan
pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah laku ssiwa. Jadi siswa
sebagai pusat perhatian dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan
berbagai macam kebijakan pendidikan.
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi
pendidian ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan
dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia
sebagai penujang secara moral membantu dan mendorong kegatan
siswa untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang
diharapkan sekolah, maupun sebagai penunjang pengadaan dana.
c. Sistem Pendidikan (pengelolaan dan pengawasan)
Dalam penyelenggaraan Pendidikan di sekolah diatur dengan
aturan yang dibuat oleh pemerintah.

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media (Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988: 700).
Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung,

9
ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran (Mulyana,
2004: 49). Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar-mengajar. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media
Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud
dengan:
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, teratur, efektif dan efisien (Arikunto, 1993: 81).
Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana
berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan
misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang
dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium
dan sebagainya (Mulyana, 2004: 40). Menurut Ibrahim Bafadal bahwa
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah (Bafadal, 2003: 3).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efesien. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah,
jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
2. Pendayagunaan Sarana Prasarana Pendidikan

10
Tujuan pendayagunaan sarana prasarana dibagi menjadi 2
bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari
pendayagunaan sarana prasarana adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan proses pembelajaran.
Sedangkan tujuan khusus dari pendayagunaan sarana prasarana
diantaranya adalah :
a. Untuk menunjang kegiatan kelas
b. Untuk mendorong dalam penggunaan dan penerapan cara-cara baru
yang sesuai untuk mencapai tujuan program akademis
c. Untuk membantu memberikan perencanaan, produksi, operasional
dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem instruksional
(Mudhoffir, 1986: 12).
Tujuan pendayagunaan sarana prasarana adalah untuk
memperluas bahan pelajaran, melengkapi pelbagai kekurangan bahan
dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis (Sudjana, Rivai, 2003:
77). Perlu disadari pula bahwa pendayagunaan sarana prasarana
pendidikan tersebut secara spesifik dimaksudkan :
a. Untuk meletakkan konsep dasar berfikir yang konkrit dari sesuatu
yang bersifat abstrak sehingga pelajaran dapat dicerna dengan
mudah karena anak dihadapkan pada pengalamannya secara
langsung.
b. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak didik baik
itu berupa bakat, minat, kecerdasan dan lain-lain.

3. Prinsip-prinsip Pendayagunaan Sarana Prasarana Pendidikan


Sarana prasarana digunakan dalam rangka upaya peningkatan
atau mempertinggi mutu proses pembelajaran. Oleh karena itu
diperhatikan prinsipprinsip pendayagunaannya antara lain :
a. Pendayagunaan sarana prasarana hendaknya dipandang sebagai
bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya
sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang

11
digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-
waktu dibutuhkan.
b. Sarana prasarana hendaknya dipandang sebagai sumber belajar
yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran.
c. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu
sarana prasarana yang digunakan.
d. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pendayagunaan
suatu sarana prasarana
e. Pendayagunaan sarana prasarana harus diorganisasi secara
sistematis.
f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu
sarana prasarana maka guru dapat menggunakan sarana prasarana
semaksimal mungkin sesuai dengan kebutuhan, hal tersebut
digunakan agar dapat menguntungkan dan memperlancar proses
pembelajaran serta dapat merangsang siswa dalam belajar (Usman
dan Asnawi, 2002: 19).
Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai
dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal (2003)
adalah :
a) Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didaya
gunakan oleh personil sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran di sekolah.
b) Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah
harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat
diakdakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga
yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati
sehingga mengurangi pemborosan.
c) Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan UU, peraturan,

12
instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang
berwenang.
d) Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasika kepada
personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila
melibatkan banyak personil sekolah dalam manajemennya, maka
perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk
tiap personil sekolah.
e) Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus direalisasikan dalam bentuk proses
kerja sekolah yang sangat kompak.

4. Macam-macam Sarana Prasarana Pendidikan


Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses
komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikir untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul
penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak
efektif dan efisien antara lain disebabkan oleh kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan siswa serta kurangnya minat dan kegairahan
salah satu usaha untuk mengatasi keadaan tersebut dengan penggunaan
sarana prasarana pendidikan secara terintegrasi dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
No.053/U/2001, sarana prasarana pendidikan salah satunya adalah :
a. Ruang
Secara umum jenis ruang ditinjau dari fungsinya dapat
dikelompokkan dalam : ruang pendidikan, ruang administrasi, dan
ruang penunjang.
1) Ruang Pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung kegiatan
belajar mengajar teori dan praktek antara lain :

13
a) Ruang teori
b) Ruang laboratorium
c) Ruang olahraga
d) Ruang perpustakaan/media
e) Ruang kesenian
f) Ruang ketrampilan
2) Ruang Administrasi
Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai
kegiatan kantor/administrasi. Ruang administrasi terdiri dari :
a) Ruang kepala sekolah
b) Ruang wakil kepala sekolah
c) Ruang guru
d) Ruang reproduksi/penggandaan
e) Ruang tata usaha
3) Ruang Penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menampung kegiatan
yang mendukung KBM, antara lain :
a) Ruang ibadah
b) Ruang koperasi sekolah
c) Ruang OSIS, Pramuka, PMR
d) Ruang bimbingan
e) Ruang serbaguna / umum
f) Ruang kamar mandi / WC
g) Ruang UKS

b. Alat dan Media Pendidikan


1) Buku
a) Buku pelajaran pokok (guru dan siswa)
b) Buku pelajaran pelengkap
c) Buku bacaan
d) Buku sumber (referensi).
2) Perpustakaan Sekolah

14
Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar memiliki peran
sangat penting dalam proses belajar mengajar. Salah satu fungsi
perpustakaan adalah bertujuan untuk memotivasi pada siswa
agara lebih giat membaca. Membaca merupakan modal utama
untuk mencapai kewajiban akademik dan perpustakaan menjadi
sarana yang paling vital dalam hal ini (Syukur, 2005: 97).
Perkembangan perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa
perpustakaan bukan hanya merupakan tempat untuk
menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda mati.
Perpustakaan saat ini harus sebagai tempat yang disebut ”the
prevention of knowledge”. Artinya perpustakaan merupakan
tempat untuk mengumpulkan memelihara dan mengembangkan
ilmu pengetahuan. Secara khusus perpustakaan berfungsi
sebagai tempat pengumpulan, pelestarian, pengelolaan,
pemanfaatan dan penyebarluasan informasi.
Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka, pustaka
berarti buku. Juga menimbulkan istilah turunan lain seperti
bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu
pengetahuan. Pustaka telah dikenal manusia sejak tahun 500 M.
Bahan-bahan itu disimpan, diolah dan disebarluaskan melalui
sebuah pranata yang dibentuk khusus untuk keperluan itu yang
disebut kepustakaan. Dalam perkembangannya tumbuh pula
pranata lain yang kegiatannya mirip bahkan tumpang tindih
dengan perpustakaan, antara lain dokumentasi dan arsip-arsip.
Peranan perpustakaan selaku mata rantai kunci dalam
proses belajar mengajar menjadikan salah satu bagian yang
amat penting dari sekolah. Perpustakaan yang baik
menyediakan sumber-sumber belajar yang terpusat yang akan
memenuhi dengan efisiensi kebutuhan-kebutuhan disetiap
bagian pengajaran dan pelayanan di sekolah (Sutisna, 1986:
27).

15
Pada umumnya sekolah-sekolah kita baru menyediakan
pelayanan perpustakaan yang sangat minimal bagi murid-
murid. Bahkan banyak diantara mereka yang tidak memiliki
pelayanan perpustakaan apapun. Dalam keadaan serupa itu
murid harus menambah informasi dalam buku-buku pelajaran
wajib melalui perpustakaan umum, sejauh itu tersedia di tempat
mereka bersekolah. Untunglah bahwa akhir-akhir ini ada usaha
untuk menggiatkan sekolah-sekolah dalam mengembangkan
perpustakaan mereka (Syukur, 2005: 102).
Dari kajian tentang kelengkapan perpustakaan yang pokok
seperti tersebut di atas, maka pengertian perpustakaan adalah
suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan,
menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang
dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk
digunakan untuk digunakan secara kontinyu oleh pemakaiannya
sebagai sumber informasi (Rahardjo, 1998: 268).
3) Media Pengajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk
jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Istilah media bisa diartikan sebagai bentuk-bentuk
komunikasi cetak dan audiovisual serta teknologi komunikasi
lainnya (Syukur, 2005: 125). Kemp dan Dayton
mengemukakan peran media dalam proses komunikasi sebagai
alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari
pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi
(receiver). Ada juga yang mendefinisikan media sebagai teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah (Daradjat, 1995: 226). Media pendidikan
mengandung aspek-aspek, sebagai alat dan sebagai, teknik yang
berkaitan erat dengan metode mengajar (Syukur, 2005: 97).

16
Dari uraian di atas nampak jelas peran media pengajaran
merupakan sebagai perantara atau alat untuk memudahkan
proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien. Jika diambil formasi pendapat di atas media
pengajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan
sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di
sekolah (Daradjat, 1995: 234). Media pendidikan harus
digunakan dengan amat berhati-hati dan guru harus waspada
terhadap keterbatasanketerbatasan penggunaannya (Rahardjo,
1998: 270).
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu
yang memperlancar dan mempertinggi proses belajar mengajar.
Alat bantu tersebut dapat memberikan pengalaman yang
mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah
konsep yang abstrak, menyederhanakan teori yang komplek dan
mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Saat ini dengan
perkembangan teknologi serta pengetahuan, maka media
pengajar berfungsi sebagai berikut:
a) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga
memudahkan pengajaran bagi guru.
b) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi
konkrit).
c) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak
membosankan).
d) Semua indera murid dapat diaktifkan.
e) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
4) Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidik banyak terdapat di setiap sekolah seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi
jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar

17
mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Stone, 1970:
331-332).

5. Fungsi Pendayagunaan Sarana Prasarana Pendidikan


Menurut Oemar Hamalik mengutip dari buku Encyclopedia of
Educational Research mengungkapkan bahwa fungsi dari
pendayagunaan sarana prasarana pendidikan adalah:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena
itu mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian para siswa
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan continue
f. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa. Memberikan pengalaman-
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain
(Mulyana, 1998: 49).

C. Pengembangan dan Inovasi Sarana Prasarana Pendidikan


Model dan kemasan dalam perubahan pendidikan tidak terlepas
konteksnya dengan pembaharuan (inovasi), yang turunannya tidak lepas
pula dengan konteks invention dan discovery. Innention adalah penemuan
hasil karya manusia yang benar – benar baru. Discovery adalah penemuan
sesuatu yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian
pembaharuan dapat diartikan sebagai usaha menemukan sesuatu yang baru
melalui invention dan discovery untuk memecahkanpersoalan tertentu.
Proses pembaharuan tersebut berkaitan dengan pengembangan
(development), penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination),

18
perencanaan adopsi (adoption), dan penerapan (implementation). Secara
umum, model pembaharuan pendidikan ke dalam dua model, yaitu top –
down model dan bottom-up model.
Inovasi dapat menjadi positif atau negative. Inovasi positif dapat
didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang
telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan
nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negative menyebabkan pelanggan
enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai
tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.
Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada tupoksi lembaga
dan peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPN no.20/2003 dan
Standar Nasional Pendidikan PP19/2005yang berkaitan dengan criteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
1. Restrulturisasi Pembelajran Berbasis Teknologi
Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari
hanya berbicara dan transfer pengetahuan, seiring dengan
perkembangan pengetahuan dan teknologi pendidikan mencari bentuk
baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang
dimaksudkan adalah perkembangan teknologi di masa kini dan
mendatang murid butuh untuk persiapan dirinya terutama kaitannya
dengan pengembangan aktivitas – aktivitas yang harus dikerjakan baik
secara individual maupun kelompok. Hal ini tentunya mendorong
guru untuk lebih bertindak sebagai coaching daripada hanya sekedar
telling dan spending ilmu pengetahuan.

19
Pemanfaatan teknologi informasi adalah basis dalam
pengembangan pembelajaran, baik dalam kelas maupun di luar kelas
dengan seting alat teknologi, memungkinkan anak dapat mempelajari
apa yang diinginkannya. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
teknologi memberikan dan menuntut :
a. Guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit;
b. Mengarahkan kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai
penyalur pengetahuan;
c. Menyediakan kesempatan kepada guru untuk mempelajari isi
pembelajaran kembali dan menggunakan metode yang tepat
berdasarkan kurikulum yang ada;
d. Dapat memberikan dorongan kepada murid untuk bekerja lebih
keras dan lebih berhati – hati dalam belajar;
e. Membangun budaya nilai dan mutu pekerjaan dalam diklat secara
signifikan.
Implikasinya terhadap pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
adalah memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam proses
pembelajaran karena :
a. Menuntut banyak kegiatan siswa dan menuntut murid untuk banyak
berhati – hati untuk menyiapkan pekerjaannya;
b. Dapat menyajikan bahan ajaran yang kompleks;
c. Mempercayai murid dapat memahami konsep – konsep yang berat ;
d. Dapat mempertemukan kebutuhan individual murid yang paling
baik;
e. Dapat lebih memfokuskan pada kegiatan murid sebagai center
dalam proses pembelajarannya;
f. Membuka lebih luas perbedaan- perbedaan individual dan
permasalahan – permasalahan yang muncul dalam pembelajaran;
g. Membuka kesempatan ynag lebih luas dalam perbedaan
pengalaman belajar bagi murid;

20
h. Merasa lebih professional, karena diantara alat yang ada dapat
mengurangi waktu dalam memberikan intruksi dan lebih kepada
membantu anak dalam belajar.
Teknologi di dalam kelas membantu mempelancar kegiatan belajar
yang harus di lalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru
dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya. Oleh
karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada
kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar
dengan nyaman pula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a. Perlengkapan teknologi harus tepat sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
b. Akan membutuhkan banyak waktu dan mempelajarinya ketika
teknologi masuk dalam program instruksional.
c. Unsur – unsur pendukung sangat di butuhkan seperti,
keselamatan, kenyamanan, dan keindahan.
d. Tenaga pendukung juga di perlukan ketika penggunaan
tekonologi lebih kompleks.

2. Pendekatan dalam Manajemen Inovasi Sarana dan Prasarana


Berikut ini dijelaskan pendekatan-pendekatan dalam manajemen
inovasi sarana prasarana, yaitu :
a. Orang dan keterampilan, artinya bahwa inovasi sarana dan
prasarana diarahkan kepada peningkatan kemampuan orang sebagai
penyelenggara dan ilmu pengetahuan serta ketrampilan output yang
di harapkan;
b. Alat dan bahan, artinya bahwa inovasi melekat pada alat dan bahan
pendidikan yang akan di pergunakan umtuk melaksanakan program
– program pendidikan dan latihan peserta didik;
c. Teknologi manual artinya bahwa inovasi sarana dan prasarana
pendidikan terdiri atas alat dan bahan yang bersifat manual yang
akan di pergunakan oleh pelaksana dan peserta didik;

21
d. Teknologi komputerisasi, artinya bahwa teknologi komputerisasi
merupakan bagian dari inovasi pengembangan srana dan prasarana
pendidikan dan pengajaran;
e. Teknologi informasi artinya bahwa teknologi informasi merupakan
bagian dari inovasi pengembangan sarana dan persarana
pendidikan dan pengajaran guna menunjang kelancarn dalam
transfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan dari guru kepada
peserta didik.

3. Prinsip-prinsip Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai
berikut :
a. Relevance, artiny abahwa inovasi sarana dan prasarana pendidikan
harus berkesuaian dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan
pendidikan, terutama dalam penyesuaian dengan kebutuhan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan ketenagaan:
b. Manageble, artinya bahwa sarana dan prasarana pendidikan
merupakan bagian dalam pengembangan fungsi – fungsi
managemen kelembagaan;
c. Sustainable, artinya bahwa inovasi saran dan prasarana pendidikan
harus dapat dilihat dari keberlanjutan program;
d. Efficiency, artinya bahwa inovasi sarana dan prasarana pendidikan
harus memperhatikan unsure efesiensi dalam program
kelembagaan, tidak menyebabkan penghamburan – penghamburan
dalam pembiayaan dan waktu;
e. Productivity, artinya bahwa sarana dan prasarana pendidikan
mengacu kepada peningkatan output dan produktivitas
kelembagaan pendidikan yang bersangkutan;
f. Up to date, artinya bahwa saran dan prasarana program pendidikan
yang dikembangkan merupakan hal yang baru dalam
penyelenggaraan pendidikan.

22
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh kami di SDN
Berangas Barat 2 pada hari Kamis 14 September 2023. Maka hasil penelitian
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Profil SDN Berangas Barat 2
Nama Sekolah : SDN Berangas Barat 2
Tahun Berdiri : 1974
Kepala Sekolah : Purnama Fitri, S.E, S.Pd
NPSN : 30301327
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi :A
Jenjang Pendidikan : SD
Alamat : Jalan Akasia RT. 6 No. 62
Desa/Kelurahan : Berangas Barat
Kecamatan : Alalak
Kabupaten/Kota : Barito Kuala
Provinsi : Kalimantan Selatan
Kode Pos : 70582
Email : sdnberangasbarat@gmail.com

2. Sarana dan Prasarana di SDN Berangas Barat 2


Adapun sarana dan Prasarana yang berada di SDN Berangas Barat 2,
sebagai berikut:
Ruang kepala sekolah : 1 ruang
Ruang guru : 1 ruang
Ruang kesehatan : 1 ruang
Perpustakaan : 1 ruang
Ruang kelas : 12 ruang
Lapangan : 1 lapangan

23
Mesjid/musholla : 1 buah
Kantin : 5 buah
WC : 5 buah
Gudang : 1 buah

B. Inovasi Sarana dan Prasarana di Sekolah


Adapun fasilitas kelas yang berada di SDN Berangas Barat 2, sebagai
berikut:
LCD : 3 buah
Komputer/laptop : 10 buah
Kursi busa : 17 buah
Speaker : 2 buah
Hotspots area : 1 area

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada tupoksi lembaga
dan peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPN no.20/2003 dan
Standar Nasional Pendidikan PP19/2005yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Proses belajar mengajar akan berjalan lancer kalau ditunjang oleh
sarana yang lengkap. Oleh karena masalah fasilitas merupakan masalah yang
esensial dalam pendidikan, maka dalam pembaharuan pendidikan kita harus
serempak pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada
masalah yang paling dominan, yaitu alat peraga sebagai penjelasan dalam
penyampaikan pendidikan.
Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan media teknologi. Pemanfaatan
teknologi informasi adalah basis dalam pengembangan pembelajaran, baik
dalam kelas maupun di luar kelas dengan seting alat teknologi, memungkinkan
anak dapat mempelajari apa yang diinginkannya.
Teknologi di dalam kelas membantu mempelancar kegiatan belajar
yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam
proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya. Oleh karena itu
lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang
menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyaman pula.

25
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah perlu menyiapkan guru yang kompeten, inovatif, kreatif dan
profesional sehingga sarana prasarana yang ada dapat dioptimalkan
dengan baik dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Selain itu juga
pemeliharaan sarana prasarana secara berkala perlu dilakukan agar terus
terjaga dan terpelihara dengan baik.
2. Bagi siswa
Dengan adanya inovasi terhadap sarana dan prasarana, siswa dituntut
untuk lebih aktif memanfaatkan inovasi sarana prasarana yang ada.
Dengan kata lain, pengetahuannya harus selalu dikembangkan dan terus
digali. Lalu hal yang paling penting yaitu siswa dan sekolah perlu
bersama-sama berkewajiban menjaga dan memlihara sarana prasarana
yang ada di sekolah.
f.

26
DAFTAR PUSTAKA

Basyiruddin Usman dan Asnawi. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat


Pers.

E. Stone. 1970. Readings in Educational Psychology Learning and Teaching.


London : Methuen and Co. Ltd.

E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2004, Cet. VII.

Fatah Syukur NC. 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL bekerjasama


dengan Walisongo Press.

Hafidaton. 2021. Pengelolaan Sarana dan Prasarana dalam Peningkatan Mutu


Peserta Didik di SD Negeri Alurmas Kluet Utara Aceh Selatan.
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Manajemen
Pendidikan Islam.

Ibrahim Bafadal. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis


Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 053/U/2001 tentang


Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Menteri
Pendidikan Nasional

Mudhoffir. 1986. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung :


CV. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana, Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Otong Sutisna. 1986. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Rahardjo. 1998. Media Pendidikan. Dalam Chabib Thoha (eds.), PBM-PAI di


Sekolah; Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama

27
Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Sopian, Ahmad. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana. Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Raudhatul Ulum Salatiga. Volume 4 Nomor 2 Edisi
Desember. P-ISSN: 2541-3686.

Suharsimi, Arikunto. 1999. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan. Jakarta: PT GrafindoPersada, Cet. I.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Balai Pustaka.

Udin Syaefudin Sa’ud. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zakiah Daradjat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama.

28
LAMPIRAN

Lapangan Upacara

Lahan Parkir

29
Kantin

Tempat Cuci Tangan

30
Musholla

Perpustakaan

31
Toilet Guru

Toilet Siswa

32
Ruang Guru

Lorong Kelas

33
Ruang Kelas

Pojok Baca Kelas

34
UKS

Kotak P3K

35
Peralatan Olahraga

Dapur Guru

36

Anda mungkin juga menyukai